Oleh :
Lusia Tiara Arumsari
(857019664)
Dosen Pengampu :
Debi Adis Setiawan, S.Pd., M.Pd.
Soal No.2
2. Jelaskan hubungan antara aspek – aspek hukum dengan pendidikan IPS!
Jawab :
Menurut buku Pendidikan IPS di SD hubungan antara aspek – aspek hukum dengan
pendidikan IPS yaitu dimana IPS merupakan ilmu pengetahuan yang menelaah hubungan
manusia (human relationship) yang mencakup hubungan individu dengan kelompok,
kelompok dengan kelompok, serta kelompok dengan alam, maka IPS akan potensial dalam
mengkaji permasalahan yang muncul dari sebab yang ditimbulkan dalam berbagai hubungan
antarmanusia tersebut.
Pentingnya menghubungkan aspek – aspek hukum dengan IPS menurut Cerlach and
Lamprecht”s dalam buku Pendidikan IPS di Pendidikan Modul 4 yaitu :
Untuk menanamkan pemahaman peserta didik terhadap aspek – aspek sosial dan sistem
hukum yang dikandungnya, serta bagaimana peserta didik dapat berpartisipasi secara
aktif dalam melaksanakan ketentuan – ketentuan hukum
Menanamkan sikap – sikap, nilai – nilai, dan pemahaman mereka terhadap hukum dan
sistem yang berlaku
Mengembangkan kemampuan berpikir kritis peserta didik dan keterampilan dalam
memecahkan masalah
Berdasarkan hal tersebut diketahui bahwa pengkajian aspek – aspek hukum melalui
pendidikan IPS akan berkontribusi besar terhadap upaya penanaman pemahaman peserta
didik di dalam permasalahan hukum, ketertiban, dan kesadaran hukum.
Soal No.3
3. Jelaskan sasaran pendekatan kognitif yang berorentasi proses penelitian!
Jawab :
Menurut buku Pendidikan IPS di SD, pendekatan penelitian sosial bertujuan membangun
teori atau secara umum membangun pengetahuan. Proses penelitian disebut juga degan
proses inquiri (inquiry orientation). Pendekatan kognitif yang berorientasi pada proses
penelitian atau proses inquiri memiliki karakteristik pada :
Menitik beratkan pada proses berpikir yang berkaitan dengan pemecahan masalah
Melibatkan murid dalam proses belajar
Alternatif lain yang bersifat inovatif yang lebih maju dari pada penyampaian secara
ekspositori (penyampaian materi secara verbal)
Sehingga sasaran dari pendekatan kognitif yang berorientasi proses penelitian yaitu
pemecahan masalah yang melibatkan siswa dalam prosesnya yang bersifat inovatif.
Pendekatan inquiri (inquiry approach) memiliki prosedur baku sebagai berikut :
Masalah Hipotesis Data Kesimpulan
Masalah yang ada dalam pikiran yang berkaitan dengan gejala yang tampak atau dapat
ditangkap oleh pancaindra. Masalah pada dasarnya muncul dari rasa ingin tahu terhadap
gejala yang tertangkap pancaindera
Hipotesis yaitu suatu kesimpilan sementara atau setengah benar dan masih memerlukan
pengujian atau pembuktian. Hipotesis dirumuskan berdasarkan asumsi (pernyataan
mengenai hal – hal yang berhubungan dengan unsur – unsur yang dipermasalahkan
yang diterima sebagai kebenaran tanpa bukti)
Data merupakan kumpulan dari suatu informasi. Data dapat berbentuk kenyataan yang
ditangkap pancaindera, dan juga dapat berbentuk informasi hasil pengukuran atau
perhitungan, atau praktikum. Data diperlukan untuk menguji hipotesis. Data dari
sumber pertama disebut data primer, sedangkan data yang dikumpulkan dari sumber
data pengamatan orang lain disebut data sekunder.
Kesimpulan adalah hipotesis yang telah diuji dan dibuktikan kebenarannya.
Soal No. 4
4. Bagaimana kaitan antara emosi, nilai, dan sikap serta prilaku sosial dengan tuntunan
untuk menjadi siswa aktor sosial!
Jawab :
Menurut Oxford English Dictionary dalam buku Pendidikan IPS di SD Modul 5 emosi
merupakan kegiatan atau pengolahan pikiran, perasaan, nafsu, setiap keadaan mental yang
hebat dan meluap – luap. Nilai menurut Milton Roekach dalam Banks (1997) adalah suatu
jenis kepercayaan yang ada dalam keseluruhan sistem kepercayaan seseorang, mengenai
bagaimana seseorang seharusnya atau tidak seharusnya berprilaku atau perlu tidak sesuatu
dicapai. Menurut Alport (1935) sikap merupakan suatu kondisi kesiapan mental dan syarat
yang terbentuk melalui pengalaman yang memancarkan arah atau pengarah yang dinamis
terhadap respon atau tanggapan individu terhadap objek atau situasi yang dihadapinya.
Kemudian prilaku sosial yaitu semua kemampuan operasional yang memungkinkan individu
dapat berhubungan dan hidup bersama secara tertib dan teratur dengan orang lain.
Adapun kaitan antara emosi, nilai, dan sikap serta prilaku sosial dengan tuntunan untuk
menjadi siswa aktor sosial yaitu dimana emosi mempunyai hubungan yang sangat kuat
dengan nilai, sikap, dan perilaku sosial. Emosi merupakan masalah yang penting karena
emosi akan mengarahkan pada pembentukan nilai-nilai tertentu yang selanjutnya akan
menentukan sikap individu sehubungan dengan objek nilai tersebut. Dengan sistem nilai
yang dimiliki individu, akan menentukan perilaku mana yang harus dilakukan dan yang
harus dihindarkan, ini akan tampak dalam sikap dan perilaku nyata sebagai perwujudan dari
sistem nilai yang mendasarinya. Kemampuan seseorang dalam mengarahkan dan
menyesuaikan emosi terhadap suatu situasi akan menghasilkan nilai yang berpengaruh pada
sikap dan perilaku sosial. Seseorang yang dapat mengendalikan emosinya dengan baik,
maka akan membentuk suatu nilai yang baik, sehingga akan terbentuk sikap yang baik pula.
Sikap mempunyai peran besar sebab sikap yang sudah terbentuk pada diri manusia turut
menentukan tingkah lakunya atau perilaku dalam menghadapi suatu objek. sehingga
perilaku yang baik akan terbentuk jika sikap dan emosi juga baik. Dan sebaliknya, jika
emosi seseorang buruk, makan akan mengasilkan sikap yang buruk dan membentuk prilaku
yang buruk pula.
Soal No.5
5. Jelaskan tahap – tahap yang harus dilalui dalam model inkuiri sosial!
Jawab :
Menurut buku Pendidikan IPS di SD Modul 7, tahap – tahap penerapan model inquiri sosial
adalah sebagai berikut :
a. Tahap Orientasi
Peserta didik dengan bantuan guru mengambil dan menetapkan masalah sosial yang
dijadikan pokok pembahasan. Masalah sosial hendaknya masalah yang betul – betul
menarik dan memerlukan pemecahan secepatnya. Kemudian peserta didik dengan
bantuan guru merumuskan masalah sosial dan membatasi ruang lingkup
permasalahannya.
b. Tahap Hipotesis
Peserta didik bersama guru menyusun hipotesis. Hipotesis ini sebagai acuan dalam usaha
pemecahan masalah. Hipotesis yang baik harus memenuhi syarat sebagai berikut :
Valid (sahih) yaitu menguji apa yang seharusnya diuji
Kompatibilitas yaitu adanya kesesuaian antara hipotesis dengan generalisasi
pengalaman siswa/guru yang telah diperoleh sebelumnya
Mempunya hubungan dengan peristiwa yang telah terjadi agar dapat diadakan
pembuktian
c. Tahap Definisi
Peserta didik mengadakan pembahasan mengenai pengertian istilah yang terdapat pada
hipotesis.
d. Tahap Eksplorasi
Peserta didik mengadakan pengujian hipotesis dengan logika dedukasi dan
pengembangan hipotesis dengan implikasi dan asumsi – asumsinya.
e. Tahap pembuktian hipotesis
Peserta didik melakukan pembuktian dengan jalan melakukan pengumpulan data melalui
metode – metode pengumpulan data yang sesuai dengan masalah yang dibahas. Setelah
data memenuhi syarat, kemudian dianalisis dan dihubungkan dengan hipotesis yang
telah dirumuskan. Demikianlah hipotesis diuji secara empiric untuk dipastikan hipotesis
diterima atau ditolak.
f. Tahap Generalisasi
Peserta didik dengan bantuan guru menyusun pernyataan yang benar – benar terbaik
untuk pemecahan masalah.