Anda di halaman 1dari 17

Tugas 1

Mata Kuliah PDGK 4106/ Pendidikan IPS di SD

Panduan Mengerjakan :
a. Kerjakan dalam waktu yang telah ditentukan
b. Kumpulkan dalam batas waktu yang telah ditentukan, jika melewati tidak akan
terinput oleh system LMS.
c. Boleh menggunakan referensi lain selain Buku Materi Pokok UT. (Jika
menggunakan silahkan cantumkan sumber)

Selamat Mengerjakan!

Soal-soal :
1. Silahkan anda jelaskan bagaimanakah perkembangan dan tujuan dari pendidikan
IPS di SD dan profil guru yang bagaimana yang dapat mendukung hal tersebut.
2. Jelaskan keterkaitan antara peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi dalam ilmu
sosial.
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan tren globalisasi dan keragaman budaya serta
hubungan keduanya dengan pendidikan IPS.
4. Sebutkan tindakan-tindakan manusia yang dapat merusak lingkungan hidup dan
apa akibatnya bagi kehidupan manusia kaitkan dengan pendidikan IPS.
5. Jelaskan hubungan antara masalah hukum, ketertiban, kesadaran hukum dengan
pendidikan IPS.

JAWABAN:
1. Silahkan anda jelaskan bagaimanakah perkembangan dan tujuan dari pendidikan IPS di
SD dan profil guru yang bagaimana yang dapat mendukung hal tersebut.

Perkembangan Kurikulu IPS bukanlah hal yang benarbenar baru. Namun, sebagai guru
professional hakikatnya adalah menjadi agen pembaharuan yang berperan sebagai
pemimpin dan pendukung nilai-nilai dalam masyarakat dan sebagai fasilitator dalam
pembelajaran. Menjadi guru IPS yang baik seorang guru diharapkan memiliki dasar-
dasar pembelajaran IPS karena membelajarkan IPS di SD bukan berarti mengajarkan
ilmu-ilmu sosial, melainkan membelajarkan konsep-konsep esensi ilmu sosial untuk
membentuk peserta didik menjadi warga Negara yang baik.
Pendidikan IPS bertujuan “membina peserta didik menjadi warga negara yang baik,
yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan kepedulian sosial, yang berguna bagi
dirinya sendiri serta bagi masyarakat dan negara”. Untuk merealisasikan tujuan ini
maka proses pembelajaran IPS tidak hanya menekankan pada aspek pengetahuan
(kognitif), dan keterampilan (psikomotor) saja, melainkan meliputi juga aspek akhlak
(afektif) dalam menghayati serta menyadari kehidupan yang penuh dengan masalah,
tantangan, hambatan, dan persaingan. Melalui pendidikan IPS peserta didik dibina dan
dikembangkan kemampuan mental intelektualnya menjadi warga negara yang
berketerampilan dan berkepedulian social serta bertanggung jawab sesuai dengan nilai-
nilai yang terkandung dalam Pancasila. Guru IPS di SD perlu memiliki wawasan tujuan
dan arah yang hendaknya dipertimbangkan ketika mengembangkan materi
pembelajaran. Lima kriteria dalam mengembangkan materi pembelajaran yaitu
Pembelajaran IPS di SD hendaknya:  Mengembangkan kemampuan memahami
berbagai fenomena sosial yang akanberguna dalam proses pengambilan keputusan. 
Mengembangkan kemampuan komunikasi social yakni keterampilan menangkap
berbagai fenomena social.  Mengembangkan kemampuan dasar dalam memecahkan
masalah social  Mengembangkan kemampuan sikap peka, tanggap, dan adaftif tetapi
tetap kritis yaitu mampu menggunakan logika dan fakta dalam mengambil
kesimpulan/keputusan. (mencari sebab, memprediksi, menganalisis, melihat
keterpaduan berbagai fenomena serta menganalisis secara logis dan sistematis) 
Mengembangkan kemampuan menganalisis masalah social secara terpadu.Adapun
fungsi IPS sebagai pendidikan yaitu:  Membekali peserta didik dengan pengetahuan
social yang berguna yang dapat diterapkan sehari-hari,  Mengembankan keterampilan
terutama keterampilan social, keterampilan intelektual,  Mengembangkan kepedulian
social.

2. Jelaskan keterkaitan antara peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi dalam ilmu sosial.
Jawaban:
A. PERISTIWA

Peristiwa adalah hal-hal yang pernah terjadi, peristiwa merupakan suatu kejadian
yang benar-benar dan pernah terjadi, tetapi masih perlu dibuktikan kebenarannya,
peristiwa ada yang bersifat alamiah dan insaniah; peristiwa yang bersifat alamiah,
seperti banjir, tsunami, gempa bumi dan sebagainya. Peristiwa yang bersifat insaniah,
seperti pemilu, pembangunan jembatan, krisis moneter.

B. FAKTA
Secara harfiah kata fakta berarti sesuatu yang telah diketahui atau telah benar-
benar terjadi. Bisa juga diartikan bahwa ini adalah sesuatu yang dipercaya atau apa
yang benar merupakan kenyataan, realitas yang real, benar, dan juga merupakan
kenyataan yang nyata.
Didalam sains, fakta memiliki makna tersendiri. Fakta merupakan hasil observasi yang
dibuktikan secara empiris karena itu sifat fakta bukan hasil perolehan secara acak,
memiliki relevansi dan berkaitan dengan teori. Fakta dapat menyebabkan lahirnya teori
baru. Fakta juga dapat merupakan alasan untuk menolak teori yang ada dan bahkan
fakta dapat mendorong untuk memperpanjang rumusan teori yang telah ada.
Menurut Banks fakta merupakan pernyataan positif dan rumusannya sederhana. Fakta
juga adalah data factual, contohnya berikut ini.
1.Jakarta adalah ibu kota Negara Republik Indonesia.
2.Jarak antara kota A ke kota B adalah 150 Km.
3.Bumi berputar mengelilingi matahari.
Ada fakta berupa data-data, misalnya keadaan penduduk disebuah desa, ada fakta
yang tampak sebagaimana keadaannya, misalnya kondisi jalan, kondisi bangunan, dan
sebagainya. Ada juga fakta sebagai hasil pengamatan secara lebih khusus, misalnya
tentang pendapatan rata-rata penduduk sebuah kampong, mata pencaharian pertama
penduduk desa A, dan seterusnya.
Namun demikian, perlu disadari bahwa fakta bukan tujuan akhir dari pengajaran
IPS. Pengetahuan yang hanya bertumpu kepada fakta akan sangat terbatas sebab:
1.Kemampuan kita untuk mengingat sangat terbatas.
2.Fakta itu bisa berubah pada suatu waktu, misalnya tentang perubahan iklim suatu
kota, perubahan bentuk pemerintahan, dan sebagainya.
3.Fakta hanya berkenaan dengan situasi khusus.
4.Fakta itulah yang akan memberikan raw material kepada konsep sebagai pilar-pilar
kegiatan intelektual.
Didalam kegiatan belajar-mengajar fakta harus dipetakkan dalam hubungan
fungsional dengan konsep dan generalisasi dengan cara yang sistematis. Dengan
pandangan yang seperti itu maka siswa akan mampu melihat hubungan diantara
fenomena intelektual dan menggunakannya kedalam upaya meraih pengetahuan yang
bermakna. Sehingga dapat dikatakan bahwa fakta merupakan pondasi bagi
perkembangan ilmu pengetahuan.
Tugas guru, antara lain adalah membantu siswa membangun dan mengembangkan
konsep dan generalisasi, oleh sebab itu kegiatan belajar-mengajar, guru dan siswa
harus menggunakan serangkaian fakta ini sebagai dasar pembentukan konsep dan
generalisasi. Oleh karena aktivitas pengajaran itu berlangsung  dalam rambu-rambu
kurikulum maka pijakan utama dalam proses kegiatan belajar-mengajar yaitu
kurikulum, dalam hal ini kurikulum SD 2006.
Fakta dalam IPS merupakan semua peristiwa atau kejadian nyata yang terjadi
dalam lingkungan sosial, contohnya : woman trafficking ( perdagangan wanita ),
narkoba, perampokan, pemerkosaan, dan sejenisnya.
Kejadian – kejadian tersebut disebut fakta IPS karena semua kejadian tersebut
berhubungan dengan manusia, yang mana manusia merupakan unsur pokok dari Ilmu
Pengetahuan Sosial. Fakta itu sendiri bertujuan untuk menghilangkan isu – isu sosial,
sehingga isu-isu sosial tersebut bias disebut fakta sosial.

C.      KONSEP
Konsep adalah suatu istilah, pengungkapan abstrak yang digunakan untuk tujuan
mengklasifikasikan atau mengkategorikan suatu kelompok dari suatu benda, gagasan
atau peristiwa. Misalnya, kita mengatakan binatang klasifikasi dari jenis-jenis makhluk
yang disebutkan diatas. Jika kita menyebutkan kata “keluarga” maka kedalam konsep
keluarga itu termasuk bapak, ibu, anak-anak, saudara, dan sebagainya.
Untuk lebih menjelaskan pengertian tentang konsep, berikut ini dikemukakan
beberapa sifatnya.
1.Konsep itu bersifat abstrak. Ia merupakan gambaran mental tentang benda, peristiwa,
atau kegiatan. Misalnya, kita mendengar kata “kelompok”, kita bisa membayangkan apa
kelompok itu.
2.Konsep itu merupakan “kumpulan” dari benda-benda yang memiliki karakteristik atau
kualitas secara umum.
3.Konsep itu bersifat personal, pemahaman orang tentang konsep “kelompok” misalnya
mungkin berbeda dengan pemahaman orang lain.
4.Konsep dipelajari melalui pengalaman dengan belajar.
5.Konsep bukan persoalan arti kata, seperti didalam kamus. Kamus memiliki makna lain
yang lebih luas.
Dalam konsep terdapat makna denotatif dan makna konotatif. Makna denotative
berkenaan dengan arti kata, seperti pada kamus, misalnya arti kata Revolusi adalah
perubahan cepat dalam hal prosedur, kebiasaan, lembaga, dan seterusnya. Revolusi
juga mempunyai makna konotatif antara lain sebagai berikut:
1.Makna revolusi merangkum makna denotative.
2.Revolusi tidak sama dengan pemberontakan, melainkan kejadian yang penting yang
telah direncanakan dan diatur secara sungguh-sungguh.
3.Konsep revolusi ini mencakup kepemimpinan, baik oleh kelompok maupun
perseorangan.
4.Revolusi juga berarti menentang segala sesuatu, apakah itu orang atau lembaga,
lebih jauh bukan hanya menentang tetapi juga melawan dengan kekuatan.
Inilah arti revolusi dalam pengertian konsep. Siswa harus memahami makna konsep
ini. Dalam perkembangan lebih lanjut para siswa akan memiliki pemahaman yang benar
tentang arti konsep dalam Revolusi Kemerdekaan Indonesia, Negara berkembang,
pertumbuhan ekonomi republik, kabinet, dan seterusnya.
Jika mereka tidak memperoleh arti yang benar tentang makna yang terkandung
didalam konsep-konsep tersebut, mereka akan memberi arti secara menggelikan.
Contoh lain, misalnya konsep Perang Dingin, apakah itu perang didaerah kutub utara?
(Womarck : 32).
Pengajaran konsep disekolah sesungguhnya dalam rangka memahami makna
konotatif, karena itu pengajaran konsep harus:
1.Diberikan dalam sesuatu konteks bukan diterangkan tanpa ada kaitan dengan
sesuatu, seperti kita menjelaskan arti dari suatu istilah atau kata.
2.Siswa harus diberi kesempatan untuk sampai kepada pengertiannya sendiri tentang
sesuatu konsep, tentunya dengan bimbingan guru misalnya, guru menyuru mereka
mendeskripsikan sendiri.
3.Siswa harus membacanya sendiri, mendengarkan penjelasan, dan segera
menuliskan makna konsep segera setelah diperkenalkan.
Membentuk konsep merupakan intelektual, dan itu tidak mudah. Namun demikian,
perlu disadari bahwa sesungguhnya anak telah belajar konsep sejak belum masuk
sekolah dengan tingkat perkembangan dan kemampuan berfikirnya.  Di sekolah mereka
belajar konsep yang semakin abstrak sifatnya atau simbolis.
Telah dijelaskan diatas bahwa membentuk konsep pada diri anak tidaklah mudah
hal itu disebabkan bahwa untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan kemampuan
memilih kelompok yang diobservasi berdasarkan satu atau lebih karakteristik umum,
agar dapat mengabstraksikan, dan membuat generalisasi. Dengan singkat dapat
disimpulkan bahwa konseptualisasi adalah proses mengkategorikan,mengklasifikasikan
dan memberi nama pada sekelompok objek.
1. Pengertian Konsep Dalam IPS
Konsep yaitu suatu ide yang menggambarkan hubungan antara dua atau lebih fakta
seperti konsep “ kebutuhan manusia “ yang berkaitan dengan berbagai hal, misalnya
pakaian, makanan, keselamatan, pendidikan, cinta dan harga diri.
Konsep dasar pengatahuan ( social studies ) adalah ilmu – ilmu sosial yang
disederhanakan untuk tujuan pendidikan. Pengertian ini, kemudian dibakukan dalam
United States of Education’s Standars Terminology for Curiculum and Instruction ( Darr
dkk.1977:2 ) bahwa, studi ilmu – ilmu sosial berisi aspek – aspek ilmu sejarah, ilmu
ekonomi, ilmu politik, sosiologi, antropologi, psikologi dan geografi yang dipilih sebagai
bahan kajian dalam pembelajaran di sekolah dan perguruan tinggi.
Konsep merupakan abstraksi atau pengertian abstrak, karena merupakan ide tentang
deduatu ( benda, peristiwa, hal-hal ) yang ada dalam pikiran. Ia mengandung
pengertian dan penafsiran ( bukan berwujud fakta konkrit ), Konsep membantu kita
dalam mengadakan penbedaan, penggolongan atau penggabungan fakta disekeliling
kita, misalnya, kita mengenal banyak data perang, seperti perang diponegoro, perang
paregreg, perang aceh, dan sebagainya
2. Konsep – Konsep Dalam IPS
Komponen – komponen ilmu sosial terdapat banyak sekali konsep – konsep, antara lain
:a. Konsep–konsep ilmu sejarah mengenal beberapa konsep, seperti migrasi,
nasionalisme, sosialisme, dll
b. Konsep–konsep ilmu ekonomi mengenal beberapa konsep, seperti tukar – menukar,
uang, pasar dll
c. Konsep – konsep ilmu geografi mengenal beberapa konsep, seperti tanah, udara, air,
sungai dll
d. Konsep–konsep ilmu antropologi mengenal beberapa konsep, seperti kebudayaan,
kepercayaan, adat dll
e. Konsep–konsep sosiologi mengenal beberapa konsep, seperti norma sosial,
kelompok sosial, organisasi sosial dll
f. Konsep – konsep psikologi sosial mengenal beberapa konsep, seperti norma perilaku
sosial, interaksi sosial dll
Konsep–konsep yang secara bersama – sama dimiliki oleh beberapa disiplin ilmu itu
disebut dengan istilah konsep inti

D. GENERALISASI
Schuneke (1988:16) mengemukakan bahwa generalisasi merupakan abstraksi dan
sangat terikat konsep. Cara paling mudah untuk memahami generalisasi dalam
hubungannya dengan konsep adalah dengan cara menelusuri proses terbentuknya
generalisasi.  Untuk itu dibutuhkan sedikitnya 2 konsep, bisa dari satu disiplin ilmu
social atau dari disiplin ilmu yang berbeda.  Misalnya dari bidang keilmuan sosiologi
saja atau paduan dari sosiologi dan sejarah, atau disiplin ilmu social lainnya. Misalnya,
anggot ABRI mempunyai cara tersendiri dalam membangun hubungan
interpersonalnya, khususnya dalam hubungan hierarkis menurut jenjang kepangkatan.
Kelompok lain misalnya, pegawai negeri, karyawan, kehidupan disekolah, dan lain-lain,
juga memiliki cata tersendiri yang mengatur hubungan interpersonalnya tersebut.
Generalisasinya, yaitu setiap grup memiliki sistem norma yang membimbing perilaku
anggotanya. Contoh diatas menunjukkan terbentuknya generalisasi dari dua konsep
dalam sosiologi, yaitu konsep grup (kelompok) dan konsep norma. Secara sederhana
dapat disimpulkan bahwa generalisasi menunjukkan adanya hubungan diantara konsep
dan berisi pernyataan yang bersifat umum, tidak terikat pada situasi khusus.
Generalisasi dibentuk untuk membantu kita agar dapat memahami/mengerti tentang
“dunia dimana kita hidup”. Secara singkat telah kita kemukakan pengertian fakta,
konsep, dan generalisasi.

Pengertian generalisasi dalam sejarah berbeda dengan generalisasi dalam disiplin


ilmu sosial lainnya. Generalisasi dalam sejarah merupakan contradiction in terminis 
karena sifatnya yang unik yang menunjukkan bahwa peristiwa sejarah itu tidak terulang
lagi. Namun di dalam sejarah ada juga kemungkinan perulangan, dalam arti bahwa
yang berulang itu adalah hal-hal yang berkaitan dengan pola perilaku manusia yang
berorientasi nilai, sistem sosial, kebutuhan ekonomi, kecenderungan psikologis, dan
selanjutnya, menurut Rochiati dalam Jarotimec (1986:29)
Rochiati dalam  Jarotimec (1986:29)mengungkapkan adanya empat jenis generalisasi
yang diperlukan dalam kajian sejarah dalam IPS, yaitu:
1.  Generalisasi deskriptif.
Contoh: Pada umumnya pusat-pusat kerajaan terletak di tepi sungai.
2.  Generalisasi sebab akibat.
Contoh: Di dalam revolusi, apabila golongan ekstrem berhasil merebut kekuasaan
maka akan berlangsung pementahan teror.
3.  Generalisasi acuan nilai.
Contoh: Raja adil raja disembah, raja lalim raja disanggah.
4.  Generalisasi prinsip universal.
Contoh: Kapasitas sebuah bangsa untuk memodelisasikan diri tergantung pada potensi
sumber daya alamnya, kualitas manusianya dan orientasi nilai para pelaku sejarahnya.
Generalisasi sejarah dalam konteks IPS bukan untuk dihafalkan melainkan untuk
dipahami dan diaplikasikan kepada situasi baru yang dihadapi. Untuk meningkatkan
kemampuan uitu diperkenalkan gagasan-gagasan dan pemikiran-pemikiran yang
sesuai dengan kemampuan berpikir siswa sehingga mereka dapat menghadapi
permasalahan yang berkaitan dengan sejarah.
 Guru mengembangkan pengertian konsep dan generalisasi ini dan bersamaan
dengan itu juga mengembangkan kemampuannya untuk mengenal konsep-konsep
esensial dan konsep-konsep lainnya dan juga untuk mengembangkan kemampuan
merumuskan generalisasi sesuai dengan kemampuan berpikir siswa. Tugas guru di
kelas untuk mengembangkannya dalam kegiatan belajar mengajar disesuaikan dengan
situasi dan kondisi lingkungan serta kemampuannya. Guru-guru dituntut kreativitasnya
dalam mencari dan mengolah sumber belajar agar kegiatan belajar mengajar yang
dikelolanya berjalan lancar.
Dengan kata lain, generalisasi merupakan hubungan antara dua atau lebih konsep,
nisalnya hubungan antara konsep “ uang, kebutuhan, dan keinginan “. Generalisasi
menunjukkan hubungan sebab akibat antara konsep satu dengan konsep yang lain.
Dalam ilmu sosial terdapat sejumlah ketrampilan yang dapat diklasifikasikan menjadi
ketrampilan berfikir, ketrampilan teknis dan ketrampilan sosial. Sejumlah ketrampilan
berfikir yang penting dalam ilmu sosial diantaranya adalah menarik kesimpulan,
membuat generalisasi, memecahkan masalah dan membuat keputusan.
Ketrampilan teknis yang berhubungan dengan generalisasi, dapat diwujudkan melalui
penggunaan berbagai media dan alat Bantu dalam mencari dan menyajikan informasi.
Ketrampilan sosial bekaitan dengan kemampuan untuk melakukan hubungan antar
manusia, misalnya berinteraksi dan berkomunikasi baik dalam kehidupan sehari-hari
maupun dalam lingkup tertentu.
Aspek afektif dikembangkan melalui pembentukan sikap dan nilai tersebut perlu
dibiasakan.
Jenis – jenis generalisasi adalah :
Generalisasi sempurna, yakni generalisasi yang menempatkan seluruh fenomena yang
menjadi dasar penyimpulan diselidiki
Generalisasi tidak sempurna. Generalisasi berdasarkan sebagian fenimena yang
dilakukan untuk mendapatkan simpulan yang berlaku bagi fenomena sejenis yang
belum diselidiki.
HUBUNGAN ANTARA FAKTA, KONSEP, DAN GENERALISASI
Dari gambaran diatas jelas bahwa suatu peristiwa merupakan dasar darimana
kegiatan belajar mengajar IPS dimulai. Guru dan siswa harus aktif menjemput peristiwa
ini dan mengolahnya  menjadi content, isi bahan pengajaran.  Dalam proses
pengolahan  menjadi bahan pengajaran  itulah berfungsinya fakta, konsep, dan
generalisasi itulah guru dapat mengorganisasikan bahan pengajaran IPS. Jadi skenario
dari alur pengembangan peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi, sesungguhnya
sudah ditangan guru, dan dijadikan sebagai bahan dalam perencanaan kegiatan belajar
mengajar dikelas.
Setelah kita mengetahui pengertian fakta, konsep, dan generalisasi di atas, maka
kita bisa mengetahui bahwa fakta, konsep, dan generalisasi itu saling berhubungan dan
tidak bisa dipisahkan.
Fakta – fakta sosial yang terjadi dalam kehidupan kita, dihubungkan oleh konsep IPS
melalui suatu ide, sedangkan konsep – konsep IPS dihubungkan oleh generalisasi
melalui sebuah penalaran.

3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan tren globalisasi dan keragaman budaya serta
hubungan keduanya dengan pendidikan IPS.
JAWABAN:
Globalisasi
Globalisasi inti katanya adalah global, yang artinya bumi atau dunia. Globalisasi
artinya suatu keadaan atau kondisi dimana isu dan masalah-masalah yang ada
menyangkut berbagai bangsa dan negara atau bahkan seluruh dunia. Pengertian lain
berasal dari kata global yang bermakna keseluruhan.
Pemahaman terhadap globalisasi merupakan suatu proses cara memandang dunia
dengan hubungan-hubungan yang terjadi di dalamnya. Pemahaman tersebut menurut
King harus mengandung hal-hal berikut.
1. Pengertian terhadap bumi beserta manusia sebagai bagian jari jaringan yang
memiliki keterkaitan.
2. Kepedulian bahwa terdapat pilihan-pilihan yang bersifat individu, nasional maupun
universal. Namun demikian, keputusan yang diambil haruslah demi tatanan dunia yang
lebih baik di masa datang.
3. Menerima bahwa bangsa-bangsa lain memiliki pandangan-pandangan yang
berbbeda dan mungkin lebih senang pada pilihan-pilihan yang lain.
Pendidikan global adalah salah satu sarana agar siswa mengerti bahwa mereka
adalah bagian dari masyarakat dunia, sekalipun demikian tidak berarti harus
mengingkari dirinya sebagai warga dari sebuah bangsa. Demikian pula sebaliknya,
sebagai warga negara yang baik seharusnya bisa menjadi warga dunia yang baik.
Pendidikan global mencoba lebih banyak mengangkat persamaan daripada
perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh berbagai bangsa. Di samping itu, berusaha
memberikan penekanan untuk berpikir tentang kesetiaan terhadap bumi tempat kita
semua hidup dan tidak hanya berpikir tentang negerinya sendiri, terutama berkenaan
dengan masalah-masalah dan isu-isu yang mampu melintasi batas-batas  negara.
Contoh-contoh masalah dan isu yang sifatnya global sebagai berikut:
1. Krisis energy, baik persediaan kandungan minyak bumi yang tersisa, masalah harga
maupun penelitian tentang sumber sumber energy pengganti.
2. Jurang antara Negara kaya dan miskin.
3. Kepadatan penduduk yang mendorong urbanisasi serta terjangkitnya penyakit-
penyakit yang diakibatkan oleh kelaparan dan kemiskinan.
4. Populasi yang meliputi seluruh lingkungan bumi, seperti kerusakan hutan,
pencemaran akibat industrialisasi, pencemaran udara sampai lapisan ozon yang
semakin menipis.
5. Perang nuklir
6. Perdagangan internasional
7. Komunikasi
8. Perdaganagn obat terlarang
Pendidikan harus dikaitkan denga penelitian tentang sebab-sebab, akibat-akibat,
dan kemungkinan penyelesaia tentang isu-isu global saat ini. Para siswa harus
mengetahui bagaimana mereka memengaruhi dan dipengaruhi oleh masalah-masalah
dan isu-isu ini. Sehingga, mereka berhak mengetahui bagaimana mereka dapat
memberikan kontribusi dalam proses penyelesaiannya itu.
Ciri isu-isu dan masalah global
1. Ruang lingkupnya bersifat transnasional. Asal-usul dan akibat dari masalahnya
melintasi lebih dari satu negara.
2. Isu-isu dan masalah-masalah hanya dapat diselesaikan melalui tindakan multilateral:
penyelesaian dan perbaikaan tidak dapat dicapai hanya oleh tindakan satu negara.
3. Konflik berasal dari ketidaksepakatan tentang hakikat dan sebab masalah dalam
membedakan nilai dan tujuan tentang jasil dan cara , dan dalam kesulitan menemukan
tindakan yang tepat yang diperlukan untuk menjamin hasil yang diharapkan.
4. Masalah dan isu-isu mempunyai sifat terus menerus (persistence). Masalah dan isu
telah berkembang sebagai masalah dan isu yang berkelanjutan.
5. Isu dan masalah terkait dengan hal lain.
Keragaman Budaya
Keragaman budaya mengandung arti, yaitu keragaman artinya ketidaksamaan,
perbedaan dan budaya berarti dalam rangka kehidupan  bermasyarakat yang dijadikan
milik manusia dengan belajar. Dengan demikian, keanekaragaman budaya dapat
diartikan sebagai suatu keadaan dimana suatu masyarakat memiliki lebih dari satu
perangkat gagasan, tindakan, dan hasil karya. Keanekaragaman budaya di antaranya
mengambil wujud perbedaan ras dan etnik yang dimiliki oleh sebuah masyarakat.
Keanekaragaman budaya bisa diperkenalkan sejak usia sekolah dasar, di
Indonesia sejak kelas 3, dimulai dengan memperkenalkan perbedaan-perbedaan yang
ada pada siswa di kelasnya. Misalnya, perbedaan jenis kelamin, latar belakang
pekerjaan orang tua. Pelajran IPS akan menarik jika para siswa didorong mengenali
berbagai perbedaan diantara mereka, tetapi tanpa melupakan kesamaan dan
kebersamaan sebagai anggota kelas tersebut. Dalam masyarakat yang memiliki
keanekaragaman budaya timbul berbagai masalah dan isu0isu diantaranya adalah
pembauran, prasangka dan ethnocentrism (melahirkan superioritas dan inferioritas).
Pembauran adalah proses sosial yang timbul  apabila ada hal-hal berikut:
1. Golongan-golongan manusia dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda.
2. Saling bergaul secara intensif untuk waktu yang lama.
3. Kebudayaan-kebudayaan golongan tadi masing-masing berubah sifatnya yang khas
dan juga unsur-unsurnya berubah wujud menjadi unsur-unsur kebudayaan campuran.
Faktor-faktor yang menghambat proses pembauran, antara lain:
1. Kurang pengetahuan terhadap kebudayaan yang dihadapi.
2. Sifat takut terhadap kekuatan dari kebudayaan lain atau inferioritas.
3. Memandang terlalu tinggi terhadap kebudayaan sendiri dan memandang rendah
terhadap kebudayaan lain atau perasaan superioritas.
Pendidikan tentang keanekaragan budaya akan mampu membebaskan siswa-
siswi kita dari cara berpikir dan memandang  yang sempit terhadap perbedaan
kebudayaan sehingga melalui pendidikan pula diharapkan mampu dikembangkan sikap
toleran yang didasari simpati dan kasih sayang.
Globalisasi dan Keragaman Budaya di Indonesia
Indonesia sebagai dari masyarakat dunia merasakan gelombang globalisasi yang
semakin lama semakin terasa menerpa segala segi kehidupan masyarakat, baik dalam
bidang ekonomi, teknologi, politik, sosial, dan budaya.
Berkembangnya karakter global daari teknologi masalah lingkungan, keuangan,
telekomunikasi, dan media menyebabkan lahirnya umpan balik budaya baru, yakni
kebijakan suatu pemerintah, termasuk pemerintah Indonesia menjadi perhatian bagi
negara lain. Implikasinya adalah tidak ada negara manapun di dunia yang dengan
sendirinya bisa menyimpan atau menutupi fakta dari negara lain.
Indonesia tidak hanya strategis dari segi geografis dan ekonomis, tetapi juga
dalam sumber daya manusia dan telekomunikasi. Indonesia lebih dulu menyadari
pentingnya telekomunikasi dalam membina persatuan dan kesatuan bangsa. Luas
Indonesia yang demikian, mampu dieratkan dan jaraknya diperpendek dengan
teknologi komunikasi satelit. Dalam dekade 70-an Indonesia adalah satu-satunya
negara Asia Tenggara yang mempercayakan sistem komunikasi dengan menggunakan
satelit Palapa, bahkan berlangsung sampai dekade tahun 80-an dan Indonesia tidak
menggunakan jasa satelit negaralain, tetapi milik sendiri.
Langkah lain yang diambil Indonesia dalam menyikapi globalisasi adalah
diizinkannya beroperasi stasiun televisi, sebagai pengakuan bahwa bangsa Indonesia
sudah waktunya menerima informasi yang lebih banyak sehingga tidak tertinggal dari
bangsa-bangsa lain, dalam hal pengetahuan tentang peristiwa-peristiwa penting di
belahan bumi lain dalam waktu yang bersamaaan.
Derasnya arus informasi yang masuk ke Indonesia memberikan keuntungan-
keuntungan, misalnya penyerapan ilmu pengetahuan lebih cepat dilakukan. Peristiwa
penting di seluruh dunia bisa diketahui dengan cepat karena jarak menjadi tidak begitu
berarti, terutama bagi yang menggunakan parabola. Mereka dapat mengetahui berita
buruk atau baik dari seluruh dunia. Misalnya,masalah mode pakaian yang sedang trend
di Paris. Di Paris sedang musim baju mini dan ketat maka kita akan melihat
kecemderungan yang sama di seluruh pelosok dunia, para gadis mengenakan model
yang serupa baik tatanan pakaian maupun corak warna. Masalah tersebut dapat
berjangkit di Jakarta, Bandung, Medan, bahkan Papua.
Masalah globalisasi yang melanda Indonesia adalah penggunaan jaringan internet
dalam telekomunikasi. Individu yang menjadi anggota atau mempunyai akses dalam
jaringan tersebut tidak lagi mengenal batas kepentingan. Orang Indonesia bisa
mengetahui informasi tentang negara dan bangsa lain. Sebaliknya, bangsa lain pun
bisa memperoleh informasi yang berkaitan dengan Indonesia.
Media global telah banyak memberikan manfaat bagi Indonesia sekaligus dampak
negatifnya, terutama di kalanga generasi muda. Beberapa media surat kabar
menyebutkan berbagai hasil penelitian yang menunjukkan adanya keterkaitan antara
pola tingkah laku generasi muda, umumnya di perkotaan sebagai masyarakat urban
dengan sajian televisi, baik televisi nasional maupun internasional.
Masalah global lainnnya yang sangat populer meningkat akhir-akhir ini yaitu
narkoba dan jenis obat ectasy. Kebanyakan para penggunanya adalah kalangan muda
di kota-kota, bahkan orang yang lebih tua pun menjadi pengguna obat terlarang
tersebut.
Salah satu masalah yang menjadi perhatian khusus yaitu tentang pembauran
dalam masyrakat. Masalah pembauran menjadi salah satu program pemerintah maka
usaha ke arah itu patut mendapat dukungan dari kita semua.
Berabad-abad yang lalu orang cina telah datang ke Indonesia. Kedatangan
mereka lebih teratur lagi ketika VOC (persekutuan dagang orang-orang Belanda) dalam
awal abad ke-18 membutuhkan banyak tenaga kerja untuk mengelola perkebunan tebu
di Batavia. Pasang surut peranan mereka di tengah-tengah masyarakat telah banyak
ditulis oleh para ahli sehingga saat ini para ahli masih melihat proses pembauran belum
berjalan dengan baik.
Kelambanan proses pembauran tersebut meurut Koentjaraningrat dilatarbelakangi
oleh belum cukupnya sikap saling bertoleransi dan bersimpati. Hasil penelitian dari
hariyono tentang pemahaman menuju asimilasi kultural orang Cina. Dari hasil penelitian
diperoleh gambaran sebagai berikut.
Di beberapa lingkungan hubungan sosial antara masyarakat Cina dan jawa
kurang begitu harmonis sehingga terbentuk stereotype-stereotype kuat tentang orang
Cina di Indonesia. Stereotype adalah karakteristik yang dimiliki oleh individu-individu
berupa ciri khas perilaku dan emosi yang sama dalam suatu kelompok primordial
(kesamaan kedaerahan, misalya sama-sama orang jawa). Stereotype dapat
menumbuhkan fanatisme dan kecurigaan yang akhirnya menutup diri masing-masing
kelompok dan memperkuat stereotypenya sendiri-sendiri. Ketertutupan ini
menyebabkan pembauran menjadi lamban. Di harapkan dengan adanya pertukaran
pengetahuan dan pengertian stereotype dapat menumbuhkan rasa salinh menghormati
dan mengahargai antara kedua belah pihak.
Globalisasi artinya suatu keadaan atau kondisi dimana isu dan masalah-masalah
yang ada menyangkut berbagai bangsa dan negara atau bahkan seluruh dunia.
keanekaragaman budaya dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana suatu
masyarakat memiliki lebih dari satu perangkat gagasan, tindakan, dan hasil karya.
Fungsi pengajaran IPS, antara lain membantu para siswa untuk mengembangkan
kemampuan pemahaman terhadap diri pribadinya, menolong mereka untuk mampu
mengetahui dan menghargai masyrakat global dengan keanekaragaman budayanya,
memperkenalkan proses sosialisasi, memberikan pengertian tentang pentingnya
mempertimbangkan masa lampau dan masa kini dalam mengambil keputusan untuk
masa datangdan berpartiipasi dalam aktivitas di masyrakat.
Pembelajaran IPS bagaimana pun merupakan disiplin ilmu yang mengkaji
tentang manusia dan pola-pola interaksi dengan lingkungan di luar dirinya. Pemahaman
dan penghargaan terhadap manusia yang lain, mengapresiasi, dan mewarisi khasanah
peninggalan peradaban manusia, dan yang lebih penting dalam hubungannya dengan
masalah ekologi melestarikan dan memanfaatkan sumber daya alam secara rasional
dan wajar, merupakan pilar-pilar dari tujuan pembelajaran Pendidikan IPS.
4. Sebutkan tindakan-tindakan manusia yang dapat merusak lingkungan hidup dan apa
akibatnya bagi kehidupan manusia kaitkan dengan pendidikan IPS.

JAWABAN:

5. Jelaskan hubungan antara masalah hukum, ketertiban, kesadaran hukum dengan


pendidikan IPS

JAWABAN:

Hubungan masalah hukum, ketertiban dan kesadaran hukum dalam pendidikan IPS
yaitu terjadi keterkaitan atau hubungan dalam segelintir masyarakat sosial individu
dengan individu maupun individu dengan kelompok ataupun kelompok dengan
kelompok yang membentuk suatu peraturan untuk dipatuhi berdasarkan hukum dan
norma yang berlaku agar tercipta ketertiban dan kesadaran hukum di dalam suatu
kelompok masyarakat tersebut.

-Masalah Hukum

Masalah hukum yaitu suatu pertikaian atau permasalahan yang terjadi di antara
interaksi masyarakat sosial. Masalah mengakibatkan adanya kerugian diantara salah
satu pihak ataupun kedua belah pihak yang kemudian mereka akan sama - sama
mencari solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut berdasarkan hokum

- Ketertiban

Ketertiban adalah suatu kondisi di mana terjadi keselarasan di dalam suatu kelompok
masyarakat yang menciptakan suasana tertib berdasarkan peraturan - peraturan yang
telah mereka buat di lingkungan tersebut.

- Kesadaran Hukum

Kesadaran hukum adalah suatu tindakan terhadap dirinya yang sadar akan  hukum di
mana dirinya rela dan mau berdedikasi terhadap konsekuensi jika dirinya melanggar
hukum.

Anda mungkin juga menyukai