Anda di halaman 1dari 7

FORMAT JAWABAN TUGAS TUTON

TUGAS 3

Manajemen Berbasis Sekolah ( MBS ) / IDIK4012.

NAMA : DYAN PARAMITA SARI


NIM : 857207488
PRODI : PGSD S1
UPBJJ : SERANG

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Universitas Terbuka
2021.2
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya

sehingga Tugas 3 ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa saya

mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi

dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga Tugas 3 ini dapat menambah

pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh

lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan

dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan

pengalaman saya. Untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang

membangun dari pembaca demi kesempurnaan Tugas 3 ini.

Tangerang, 15 November 2022

Penulis
PEMBAHASAN
JAWABAN

1. Langkah yang akan dilakukan Pak Rahardjo dengan menerapkan tujuh


karakteristik sekolah efektif : Yang pertama fokus pada pengajaran dan
pembelajaran terlebih dahulu. Kemudian berfokus pada fasilitas serta ekskul
sekolah. Supaya mahasiswa bisa mengembangkan prestasi baik itu akademik
maupun non akademik. Dengan demikian akreditasi sekolah bisa naik sehingga
banyak masyarakat yang ingin menyekolahkan anaknya disekolah SD
ATTAQWA.

7 karakteristik sekolah efektif menurut buku The Connecticut School


Effectiveness Project :

1. Kepemimpinan yang Kuat


2. Harapan Tinggi untuk Prestasi Siswa
3. Harapan Tinggi Semua Siswa Memperoleh Keterampilan
4. Penting Perilaku Guru Suasana yang terorganisasi dengan baik dan aman
yang berguna untuk pendidikan dan pembelajaran
5. Menggunakan indikator untuk prestasi siswa
6. Guru dan siswa Komunikasi dengan baik
7. Selama  pendidikan terdapat keterlibatan orang tua.

Keberhasilan  sekolah biasanya ditentukan oleh sejauh mana tujuan


pendidikan dapat dicapai dalam jangka waktu tertentu yang sesuai
dengan lamanya pendidikan yang diselenggarakan di sekolah tersebut. Oleh
karena itu, ada sekolah yang efektif dan ada juga yang tidak efektif. Sekolah
yang efektif menunjukkan tingkat kesesuaian yang tinggi  antara apa yang
dirumuskan dan hasil yang dicapai sekolah.

Sekolah yang efektif meningkatkan program mereka setiap tahun


untuk mengembangkan kemampuan siswa yang sesuai untuk semua
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta lingkungan global. Sekolah
yang efektif adalah sekolah dengan transparansi yang baik dan
manajemen yang bertanggung jawab yang dapat memberdayakan semua
komponen sekolah untuk mencapai tujuannya secara efektif.
2. Dalam rangka meningkatkan mutu sekolah atau pendidikan salah satu cara yang
dapat ditempuh di antaranya adalah penerapan Manajemen Berbasis Sekolah
(MBS).  Contoh strategi revitalitas antara lain

 Orientasi pada tugas

 Orientasi pada proses

 Orientasi pada pengembangan

Peningkatan kualitas pendidikan merupakan pilihan sekaligus orientasł


pengembangan peradaban bangsa sebagai investasi masa depan pembangunan
bangsa yang long term atau berjangka panjang. Orientasi ini mutlak dilakukan
karena pendidikan sebagai sarana utama pengembangan kualitas sumber daya
manusia.

Karena itulah revitalisasi kebijakan pendidikan terus menjadi perhatian


pemerintah. Salah satu bentuk revitalisasi itu ialah kebijakan pengelolaan sistem
pendidikan dari kebijakan yang semula sentralistik berubah menjadi
desentralistik. Sebagai konsekuensi logis dari bentuk desentralisasi pendidikan
ialah munculnya kebiiakan pengelolaan pendidikan berbasis sekolah (school
based management). Dengan sistem pengelolaan pendidikan berbasis sekolah
tersebut diasumsikan kualitas pendidikan dapat ditingkatkan dan juga peran
serta masyarakat dan prakarsa lembaga pendidikan di tingkat mikro (sekolah)
akan lebih meningkat.

Dalam rangka meningkatkan mutu sekolah atau pendidikan salah satu cara yang
dapat ditempuh di antaranya adalah penerapan Manajemen Berbasis Sekolah
(MBS). MBS sebagai suatu model implementasi kebijakan desentralisasi
pendidikan yang merupakan suatu inovasi model pengelolaan yang memberikan
otonomi atau kewenangan dan tanggung jawab lebih besar kepada sekolah yang
memberikan fleksibelitas, mendorong partisipasi secara langsung dari warga
sekolah, masyarakat untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan
pendidikan nasional dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Proses perkembangan program sekolah akan lebih cepat dan mendapatkan hasil
yang maksimal ketika melibatkan orang tua. Program yang diterapkan di
pendidikan sangat menunjukkan urgensi peran serta orang tua dalam pendidikan
anak, baik di rumah, di sekolah, maupun di lingkungan masyarakat. Hal tersebut
dapat dilihat dari nilai-nilai pendidikan yang diajarkan pada murid yang langsung
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, hal tersebut senantiasa diulang hingga
murid benar-benar paham dan melakukannya sebagai kewajiban, ini terjadi
karena program kerjasama yang dijalankan bersama orang tua. Penerapan
Strategi menciptakan pendidikan yang selayaknya kepada masyarakat, baik dari
segi biaya, ketertiban dan kualitas tentunya.

Contoh strategi revitalitas:

 Orientasi pada tugas

Orientasi ini berhubungan dengan tugas seperti membantu

program sekolah yang berkaitan dengan staf pengajar, sebagai tutor, staf
administrasi, sebagai melakukan pengawasan, membantu mengumpulkan dana
dan membantu mengawasi anak apabila anak-anak melakukan kunjungan luar.

 Orientasi pada proses

Orientasi ini berhubungan dengan proses pendidikan diantaranya perencanaan


kurikulum, memilih buku yang diperlukan sekolah, seleksi guru dan menentukan
standar tingkah laku yang diharapkan.

 Orientasi pada pengembangan

Orientasi ini membantu para orang tua untuk mengembangkan keterampilan


yang berguna bagi mereka sendiri, anak-anak, sekolah, guru, keluarga dan pada
waktu yang bersamaan meningkatkan peran serta orang tua.

Dan juga sebaliknya banyak hal yang diberikan sekolah ini pada masyarakat
khususnya pada para orang tua dan murid, mulai dari pembelajaran secara
gratis, pakaian murid gartis, makan siang murid gratis, semua gratis sampai
pada perobatan orang tua yang sakitpun diberikan secara gratis oleh sekolah,
semua ini dilakukan oleh sekolah supaya masyarakat memiliki rasa peduli
terhadap sekolah dan pendidikan pada umumnya, sehingga akan menciptakan
lingkungan yang berpendidikan.
3. Kurangnya tenaga pendidik di pedalaman karena sulitnya mencari pengajar yang
mau mengajar di daerah terpencil dan sangat jarang sekali seorang sarjana mau
menyumbangkan jasanya untuk mengajar didaerah pedalaman. Padahal masing-
masing orang mempunyai hak untuk berpendidikan, akan tetapi pemerintah tidak
membagi rata tenaga pendidikan yang baru lulusan sarjana sehingga banyak
lulusan SMA terpaksa diangkat menjadi pengajar didaerah tersebut walaupun
belum menempuh pendidikan didalam perkuliahan dikarnakan lulusan sarjana
tidak ada yang ingin mendidik di daerah terpencil karna dari itu dapat
disimpulkan bahwa diindonesia banyak yang pengangguran dikarnakan
pendidikannya sangat minim.

Bisa dikatakan faktanya saat ini penugasan guru, ke wilayah pelosok masih
sangat minim. Apalagi mereka yang memang berstatus sebagai ASN yang
terkadang hanya ada satu dalam satu sekolah. Memang dari informasi yang ada
di lapangan, masih banyak sekolah yang kekurangan tenaga pendidik. Hal ini
harus menjadi perhatian dari pemprov khususnya Dinas Pendidikan.

Solusi kurangnya tenaga pendidik di daerah terpencil langkah untuk mengurangi


kekurangan guru yang pertama kali adalah mengurangi jumlah kepala sekolah
khususnya di tingkat sekolah dasar. Jadi, setiap sekolah belum tentu ada kepala
sekolahnya.

Aturannya dibuat satu kepala sekolah bisa memimpin 3, 4, 5 sekolah atau satu
kepala sekolah memimpin satu gugus sekolah. Setiap sekolah diurus oleh bagian
tata usaha dan seorang koordinator guru dan siswa yang tugas utamanya adalah
full mengajar. Sedangkan, sisa waktunya untuk mengurus manajemen guru dan
siswa.

Yang kedua guna menutupi kekurangan guru, pemerintah daerah bisa membuka
lowongan kerja baru untuk guru profesional yang bisa diambil dari guru yang
sudah pensiun, anggota TNI dan Polri yang sudah pensiun, terutama yang
pernah bertugas sebagai Babinsa dan Bhabinkamtibmas untuk mengajar olah
raga dan pendidikan karakter, guru-guru bimbel, anggota masyarakat yang
berpendidikan dan peduli dengan pendidikan.

4. Penilaian efektivitas penerapan MBS pada kasus diatas dapat dilakukan dengan
cara:
a. Manajemen kurikulum pembelajaran: penilaian efektivitas proses ini
dapat dilakukan dengan cara membagikan angket kepada 400 siswa yang
berisikan tentang  dukungan siswa atau guru terhadap program yang
dilaksanakan dan membandingkannya dengan nilai yang didapatkan oleh
siswa.
b. Manajemen siswa: penilaian efektivitas proses ini dapat dilakukan
dengan cara membandingkan proses yang berlangsung dengan RPP dan
tugas yang telah diberikan kepada guru.
c. Manajemen disiplin siswa: penilaian efektivitas proses inni dapat
dilakukan dengan cara menghitung jumlah siswa yang melanggar
berdasarkan buku hitam guru dan jumlah guru yang digunakan untuk
mengawasi. Selain itu, penilaian juga dilakukan dengan membandingkan
jenis hukuman yang diberikan dengan tingkat pelanggaran siswa.

MBS atau Manajemen Berbasis Sekolah merupakan model pengelolaan


dengan memberikan hak dan fleksibilitas kepada sekolah yang bertujuan untuk
mendorong keikutsertaan warga sekolah seperti guru, peserta didik, kepala
sekolah dan karyawan secara langsung agar dapat meningkatkan mutu sekolah
yang didasari kebijakan pendidikan nasional dan kebijakan sekolah.

Anda mungkin juga menyukai