TUGAS 3
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga Tugas 3 ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa saya
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh
lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
pengalaman saya. Untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang
Penulis
PEMBAHASAN
JAWABAN
Dalam rangka meningkatkan mutu sekolah atau pendidikan salah satu cara yang
dapat ditempuh di antaranya adalah penerapan Manajemen Berbasis Sekolah
(MBS). MBS sebagai suatu model implementasi kebijakan desentralisasi
pendidikan yang merupakan suatu inovasi model pengelolaan yang memberikan
otonomi atau kewenangan dan tanggung jawab lebih besar kepada sekolah yang
memberikan fleksibelitas, mendorong partisipasi secara langsung dari warga
sekolah, masyarakat untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan
pendidikan nasional dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Proses perkembangan program sekolah akan lebih cepat dan mendapatkan hasil
yang maksimal ketika melibatkan orang tua. Program yang diterapkan di
pendidikan sangat menunjukkan urgensi peran serta orang tua dalam pendidikan
anak, baik di rumah, di sekolah, maupun di lingkungan masyarakat. Hal tersebut
dapat dilihat dari nilai-nilai pendidikan yang diajarkan pada murid yang langsung
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, hal tersebut senantiasa diulang hingga
murid benar-benar paham dan melakukannya sebagai kewajiban, ini terjadi
karena program kerjasama yang dijalankan bersama orang tua. Penerapan
Strategi menciptakan pendidikan yang selayaknya kepada masyarakat, baik dari
segi biaya, ketertiban dan kualitas tentunya.
program sekolah yang berkaitan dengan staf pengajar, sebagai tutor, staf
administrasi, sebagai melakukan pengawasan, membantu mengumpulkan dana
dan membantu mengawasi anak apabila anak-anak melakukan kunjungan luar.
Dan juga sebaliknya banyak hal yang diberikan sekolah ini pada masyarakat
khususnya pada para orang tua dan murid, mulai dari pembelajaran secara
gratis, pakaian murid gartis, makan siang murid gratis, semua gratis sampai
pada perobatan orang tua yang sakitpun diberikan secara gratis oleh sekolah,
semua ini dilakukan oleh sekolah supaya masyarakat memiliki rasa peduli
terhadap sekolah dan pendidikan pada umumnya, sehingga akan menciptakan
lingkungan yang berpendidikan.
3. Kurangnya tenaga pendidik di pedalaman karena sulitnya mencari pengajar yang
mau mengajar di daerah terpencil dan sangat jarang sekali seorang sarjana mau
menyumbangkan jasanya untuk mengajar didaerah pedalaman. Padahal masing-
masing orang mempunyai hak untuk berpendidikan, akan tetapi pemerintah tidak
membagi rata tenaga pendidikan yang baru lulusan sarjana sehingga banyak
lulusan SMA terpaksa diangkat menjadi pengajar didaerah tersebut walaupun
belum menempuh pendidikan didalam perkuliahan dikarnakan lulusan sarjana
tidak ada yang ingin mendidik di daerah terpencil karna dari itu dapat
disimpulkan bahwa diindonesia banyak yang pengangguran dikarnakan
pendidikannya sangat minim.
Bisa dikatakan faktanya saat ini penugasan guru, ke wilayah pelosok masih
sangat minim. Apalagi mereka yang memang berstatus sebagai ASN yang
terkadang hanya ada satu dalam satu sekolah. Memang dari informasi yang ada
di lapangan, masih banyak sekolah yang kekurangan tenaga pendidik. Hal ini
harus menjadi perhatian dari pemprov khususnya Dinas Pendidikan.
Aturannya dibuat satu kepala sekolah bisa memimpin 3, 4, 5 sekolah atau satu
kepala sekolah memimpin satu gugus sekolah. Setiap sekolah diurus oleh bagian
tata usaha dan seorang koordinator guru dan siswa yang tugas utamanya adalah
full mengajar. Sedangkan, sisa waktunya untuk mengurus manajemen guru dan
siswa.
Yang kedua guna menutupi kekurangan guru, pemerintah daerah bisa membuka
lowongan kerja baru untuk guru profesional yang bisa diambil dari guru yang
sudah pensiun, anggota TNI dan Polri yang sudah pensiun, terutama yang
pernah bertugas sebagai Babinsa dan Bhabinkamtibmas untuk mengajar olah
raga dan pendidikan karakter, guru-guru bimbel, anggota masyarakat yang
berpendidikan dan peduli dengan pendidikan.
4. Penilaian efektivitas penerapan MBS pada kasus diatas dapat dilakukan dengan
cara:
a. Manajemen kurikulum pembelajaran: penilaian efektivitas proses ini
dapat dilakukan dengan cara membagikan angket kepada 400 siswa yang
berisikan tentang dukungan siswa atau guru terhadap program yang
dilaksanakan dan membandingkannya dengan nilai yang didapatkan oleh
siswa.
b. Manajemen siswa: penilaian efektivitas proses ini dapat dilakukan
dengan cara membandingkan proses yang berlangsung dengan RPP dan
tugas yang telah diberikan kepada guru.
c. Manajemen disiplin siswa: penilaian efektivitas proses inni dapat
dilakukan dengan cara menghitung jumlah siswa yang melanggar
berdasarkan buku hitam guru dan jumlah guru yang digunakan untuk
mengawasi. Selain itu, penilaian juga dilakukan dengan membandingkan
jenis hukuman yang diberikan dengan tingkat pelanggaran siswa.