Anda di halaman 1dari 6

LEMBAR TUGAS TUTORIAL

UNIVERSITAS TERBUKA JEMBER

TUGAS TUTORIAL KE 2
Kode MK : IDIK4010.760002 NIM : 858914491
Nama MK : Komputer dan Media Pembelajaran Nama : YUNITA SETYA FATMA
Prodi/Sem./Tahun : PGSD/4/2022.2 Pokjar : Mangli
Tutor : Yudha Alif Auliya S.Kom, M.Kom Waktu : 06 November 2022

Tugas 2A
Cari 3 informasi mengenai merdeka belajar di sekolah dasar, media pemelajaran yang efektif
dan assessment pembelajaran. Berikan sumber rujukan untuk masing masing informasi
tersebut. Setiap informasi terdiri dari screenshot laman web, ringkasan informasi dan sumber
informasi.

Tugas 2B
Kirimkan Email tersebut
Dengan subject: TT2_IDIK4010_2022_Pokar_NIM
Kirim ke email: yudha.alif7@gmail.com

Jawaban:

TUGAS 2A
1. Merdeka belajar di sekolah dasar

Sudah tidak asing lagi jika mendengar kata "Merdeka Belajar" pada saat ini, "Merdeka Belajar" sendiri
merupakan kurikulum baru yang dirancang oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi (Kemendikbudristek). Kurikulum Merdeka Belajar tidak hanya berlaku untuk jenjang SMA
LEMBAR TUGAS TUTORIAL
UNIVERSITAS TERBUKA JEMBER

(Sekolah Menengah Atas), melainkan Kurikulum Merdeka Belajar ini juga diterapkan mulai jenjang
TK (Taman Kanak -- Kanak), SD (Sekolah Dasar), SMP (Sekolah Menengah Pertama), hingga PT
(Perguruan Tinggi). Jika mendengar tentang "Merdeka Belajar" berarti kita sebagai
Pelajar/Mahasiswa harus merdeka dalam belajar. Kita dapat memilih pelajaran apa saja yang dapat
kita kuasai dan kembangkan untuk ke depannya.

Kementerian Pendidikan, kebudayaan, Riset, dan teknologi melakukan pemulihan dalam bidang
kurikulum yang akan diberikan kepada satuan Pendidikan di Indonesia sebagai tambahan dalam
menjalankan pemulihan kurikulum pembelajaran di tahun 2022 hingga tahun 2004, Kurikulum
Merdeka Belajar sendiri sudah diterapkan sejak tahun 2022 saat ini. Kementerian melakukan
implementasi pada Kurikulum Merdeka Belajar guna untuk dikaji ulang pada tahun 2024
berdasarkan hasil evaluasi yang didapat selama pemulihan pembelajaran terkait dengan kurikulum
nasional. Kurikulum Merdeka Belajar ini fokus pada pembelajaran yang mendasar agar para peserta
didik dapat mendalami konsep dan dapat melakukan penguatan kompetensi.

Jika dilihat dari peristiwa sebelumnya, dimana semua negara terdampak oleh virus Covid -- 19 yang
menyebabkan banyaknya kendala pada proses belajar mengajar pada satuan Pendidikan di Negara
Indonesia sendiri yang memberikan dampak yang bisa dibilang cukup signifikan. Dimana pada masa
pandemic seluruh aktivitas dilakukan secara "tatap maya" dan banyak sekali kendala yang muncul,
sepepri : kendala sinyal/jaringan, kendala biaya untuk membeli kartu paketan, dan belum lagi jika
ada orang yang tergolong tidak mampu untuk membeli alat komunikasi untuk media pembelajaran
saat itu, dan masih banyak lagi. 2 tahun selama pandemic covid -- 19 Negara Indonesia mesih
menggunakan dan menerapkan kurikulum 2013. Pada tahun 2020 -- 2021 Kementrian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi mengeluarkan kebijakan dengan menyederhanakan Kurikulum
2013 menjadi Kurikulum Darurat. Sementara itu, pada tahun 2021 -- 2022 Kementrian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi sempat mengeluarkan kebijakan untuk menggunaan Kurikulum
2013, Kurikulum Darurat, dan Kurikulum Merdeka di Sekolah Penggerak (SP) dan SMK Pusat
Keunggulan (PK).

Pemulihan pembelajaran pada tahun 2022 hingga tahun 2024, Kementrian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi mengeluarkan kebijakan bahwa sekolah yang belum siap untuk menggunakan
kurikulum merdeka masih dapat menggunakan Kurikulum 2013 sebagai dasar pengelolaan
pembelajaran, begitu juga dengan penggunaan Kurikulum Darurat yang merupakan hasil modifikasi
dari kurikulum 2013 masih dapat digunakan oleh satuan Pendidikan di Negara Indonesia. Kurikulum
Merdeka sebagai opsi bagi semua satuan Pendidikan yang di dalam proses pendataan merupakan
satuan Pendidikan yang siap melaksanakan kurikulum merdeka. Pada tahun 2024 merupakan tahun
penentu kurikulum nasional, pada tahun tersebut adalah waktu untuk melakukan evaluasi dari
penerapan kurikulum sebelumnya, apakah berhasil diterapkan oleh seluruh sekolah atau tidak.
LEMBAR TUGAS TUTORIAL
UNIVERSITAS TERBUKA JEMBER

Sumber Informasi:
https://www.kompasiana.com/dinda42521/629cce05bb448637c979b122/penerapan-kurikulum-
merdeka-belajar-pada-jenjang-sekolah-dasar-sd

2. Media pembelajaran yang efektif

Secara umum media dalam kegiatan pembelajaran itu terbagi menjadi 4 jenis..

1. Media Pembelajaran Audio


Media pembelajaran audio ini bisa memberikan pengalaman belajar kepada siswa
dengan efektif dan baik. Banyak sekali bentuk media pembelajaran jenis audio ini. Salah
satunya adalah berupa media rekaman suara.

Sumber dari media pembelajaran ini bisa anda dapatkan melalui radio, poadcast,
internet, dan lain sebagianya.
2. Media Pembelajaran Visual
Media Visual atau media pembelajaran menggunakan gambar adalah media yang
membidik fungsi indra penglihatan. Di dalam kegiatan pembelajaran bersama siswa,
media visual akan mampu mempermudah pemahaman para siswa mengenai pelajaran
atau materi yang sedang diajarkan.

Fungsi lain dari media visual ini adalah juga bisa meningkatkan minat dan keinginan
belajar siswa karena daya faham yang bisa meningkat. Juga siswa akan lebih tertarik
belajar jika media visual disajikan dengan cara yang kreatif dan menarik.
LEMBAR TUGAS TUTORIAL
UNIVERSITAS TERBUKA JEMBER

Media pembelajaran visual juga dapat menjelaskan hubungan antara dunia nyata
dengan isi materi pelajaran secara gamblang.
3. Media Audio Visual
Media pembelajaran jenis Audio Visual, sesuai namanya adalah media yang
menggabungkan antara media audio atau suara dan visual atau gambar.
Oleh karenanya, dalam media pembelajaran ini terdapat gambar sekaligus suara
mengiringi tampilannya. Proses pembuatan media jenis ini bisa jadi harus melewati
kesulitan berlipat karena harus memperhatikan visual dan audio.
Salah satu bentuk media audio visual adalah storyboard, dimana dalam
pembuatannya melewati prosespenulisan naskah terlebih dahulu yang tentunya
membutuhkan perencanaan yang matang.
Model media audio visual dengan memaparkan proses perkembangbiakan hewan
menggunakan animasi juga membutuhkan pembuatan animator yang menguasai
software animasi.
4. Media Serbaneka
Media serbaneka adalah media yang dibuat berdasarkan potensi yang ada pada suatu
daerah, wilayah atau tempat tertentu.

Tempat ini bisa jadi di sekolah, diperkampungan desa atau di suatu lokasi yang dapat
dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Contoh sederhananya adalah, media
serbaneka bisa berupa: Media tiga dimensi, papan, realita dan sumber belajar apapun
yang didapat dari sisi sosial masyarakat.

Sumber informasi: https://www.kangdidik.com/2019/02/macam-macam-media-


pembelajaran-efektif.html

3. Assessment pembelajaran
LEMBAR TUGAS TUTORIAL
UNIVERSITAS TERBUKA JEMBER

Secara umum, asesmen dapat diartikan sebagai proses untuk mendapatkan informasi dalam
bentuk apapun yang dapat digunakan untuk dasar pengambilan keputusan tentang siswa baik
yang menyangkut kurikulumnya, program pembelajarannya, iklim sekolah maupun kebijakan-
kebijakan sekolah. Keputusan tentang siswa ini termasuk bagaimana guru mengelola
pembelajaran di kelas, bagaimana guru menempatkan siswa pada program- program
pembelajaran yang berbeda, tingkatan tugas-tugas untuk siswa yang sesuai dengan
kemampuan dan kebutuhan masing-masing, bimbingan dan penyuluhan, dan saran untuk studi
lanjut. Keputusan tentang kurikulum dan program sekolah termasuk pengambilan keputusan
tentang efektifitas program dan langkah-langkah untuk meningkatkan kemampuan siswa
dengan pengajaran remidi (remidial teaching). Keputusan untuk kebijakan pendidikan
meliputi; kebijakan di tingkat sekolah, kabupaten maupun nasional.

Asesmen secara sederhana dapat diartikan sebagai proses pengukuran dan non pengukuran
untuk memperoleh data karakteristik peserta didik dengan aturan tertentu. Dalam
pelaksanaan asesmen pembelajaran, guru akan dihadapkan pada 3 (tiga) istilah yang sering
dikacaukan pengertiannya, atau bahkan sering pula digunakan secara bersama yaitu istilah
pengukuran, penilaian dan test. Untuk lebih jauh bisa memahami pelaksanaan asesmen
pembelajaran secara keseluruhan, perlu dipahami dahulu perbedaan pengertian dan hubungan
di antara ketiga istilah tersebut, dan bagaimana penggunaannya dalam asesmen pembelajaran.

1. Pengukuran

Dalam proses pembelajaran guru juga melakukan pengukuran terhadap proses dan hasil
belajar yang hasilnya berupa angka-angka yang mencerminkan capaian dan proses dan hasil
belajar tersebut. Angka 50, 75, atau 175 yang diperoleh dari hasil pengukuran proses dan hasil
pembelajaran tersebut bersifat kuantitatif dan belum dapat memberikan makna apa-apa,
karena belum menyatakan tingkat kualitas dari apa yang diukur. Angka hasil pengukuran ini
biasa disebut dengan skor mentah. Angka hasil pengukuran baru mempunyai makna bila
dibandingkan dengan kriteria atau patokan tertentu.

2. Evaluasi

Evaluasi adalah proses pemberian makna atau penetapan kualitas hasil pengukuran dengan
cara membandingkan angka hasil pengukuran tersebut dengan kriteria tertentu. Kriteria
sebagai pembanding dari proses dan hasil pembelajaran tersebut dapat ditentukan sebelum
proses pengukuran atau dapat pula ditetapkan sesudah pelaksanaan pengukuran. Kriteria ini
dapat berupa proses/kemampuan minimal yang dipersyaratkan, atau batas keberhasilan,
dapat pula berupa kemampuan rata-rata unjuk kerja kelompok dan berbagai patokan yang lain.
Kriteria yang berupa batas kriteria minimal yang telah ditetapkan sebelum pengukuran dan
bersifat mutlak disebut dengan Penilaian Acuan Patokan atau Penilaian Acua Kriteria
(PAP/PAK), sedang kriteria yang ditentukan setelah kegiatan pengukuran dilakukan dan
didasarkan pada keadaan kelompok dan bersifat relatif disebut dengan Penialain Acuan
Norma/ Penilaian Acuan Relatif (PAN/PAR)
LEMBAR TUGAS TUTORIAL
UNIVERSITAS TERBUKA JEMBER

3. Tes

Adalah seperangkat tugas yang harus dikerjakan atau sejumlah pertanyaan yang harus dijawab
oleh peserta didik untuk mengukur tingkat pemahaman dan penguasaannya terhadap cakupan
materi yang dipersyaratkan dan sesuai dengan tujuan pengajaran tertentu. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa pada dasarnya tes merupakan alat ukur yang sering digunakan dalam
asesmen pembelajaran disamping alat ukur yang lain. Dalam melaksanakan proses asesmen
pembelajaran, guru selalu berhadapan dengan konsep-konsep evaluasi, pengukuran, dan tes
yang dalam penerapannya sering dilakukan secara simultan. Sebab itu, dalam praktik ketiganya
sering tidak dirasakan pemisahannya, karena melakukan asesmen berarti telah pula
melakukan ketiganya. Waktu melaksanakan asesmen guru pasti telah menciptakan alat ukur
berupa tes maupun nontes seperti soal-soal ujian, observasi proses pembelajaran dan
sebagainya. Melakukan pengukuran, yaitu mengukur atau memberi angka terhadap proses
pembelajaran ataupun pekerjaan siswa sebagai hasil belajar yang merupakan cerminan tingkat
penguasaan terhadap materi yang dipersyaratkan, kemudian membandingkan angka tersebut
dengan kriteria tertentu yang berupa batas penguasaan minimum ataupun berupa kemampuan
umum kelompok, sehingga munculah nilai yang mencerminkan kualitas proses dan hasil
pembelajaran. Akhirnya diambillah keputusan oleh guru tentang kualitas proses dan hasil
belajar.

Sumber informasi: https://www.silabus.web.id/konsep-dasar-asesmen-pembelajaran/

TUGAS 2B
Lampiran screenshot TT2 yang sudah dikirim email

Anda mungkin juga menyukai