PDGK4101/MODUL 1-3
KETERAMPILAN BAHASA INDONESIA
SD
DI SUSUN :
RANGKUMAN
Keterampilan berbahasa ada empat aspek, yaitu keterampilan
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menyimak dan membaca
merupakan aspek reseptif, sementara berbicara dan menulis merupakan
aspek produktif. Dalam aktivitas berbicara, si pengirim pesan
mengirimkan pesan dengan menggunakan bahasa lisan. Sementara,
dalam menyimak si penerima pesan berupaya memberi makna terhadap
bahasa lisan yang disampaikan si penyampainya. Dalam kegiatan
menulis, si pengirim pesan mengirimkan pesan dengan menggunakan
bahasa tulis. Di pihak lain, dalam membaca si penerima pesan berupaya
memberi makna terhadap bahasa tulis yang disampaikan penulisnya.
.
Kegiatan Belajar 2
A. MENDENGARKAN/MENYIMAK
B. BERBICARA
K egiatan Belajar 3
Keterkaitan Antaraspek
Keterampilan Berbahasa
B, C, D, E
A F, G, H, I
Gambar 1.5
Diagram Komunikasi Noninteraktif
Keterampilan Menyimak
KEGIATAN BELAJAR 1
A. PENGERTIAN MENYIMAK
Peristiwa 1
Pernahkah Anda mendengar seseorang berteriak, tetapi Anda tidak
menghiraukannya. Misalnya “Sayuuuuuur...... sayuuuuuur siapa
mau membeli sayur?” Ketika itu Anda sedang asyik membaca buku sambil
mengerjakan tugas. Dalam hati berbicara bahwa sebenarnya Anda ingin
sekali membeli sayuran tersebut, namun pekerjaan belum selesai.
Peristiwa 2
Pernah terjadi Neng Ina sedang memasak sambil mendengarkan lagu
dari radio. Kepalanya bergoyang-goyang. Bukan hanya itu ia pun turut
menyanyikan lagu tersebut. Ia tidak menyahut ketika ibunya memanggil
namanya. “Neng Ina. mau ikut ke toko buku nanti pukul 5
sore sambil jalan-jalan?” Saat itu tidak ada sahutan. Ibunya penasaran.
“Pantas saja tidak menjawab pertanyaan ibu! Asyik sekali menyanyi.” Sambil
geleng-geleng kepala ibu bergumam dan tersenyum. Kemudian menepuk
bahu Neng Ina.
kuning menyorot dari langit menghantam setan penghuni hutan sekaligus
melenyapkannya.
Aji Saka tiba di Medang Kamulan yang sepi. Di istana, Prabu Dewata
Cengkar sedang murka karena Patih Jugul Muda tidak membawa korban
untuk sang Prabu.
Dengan berani, Aji Saka menghadap Prabu Dewata Cengkar dan
menyerahkan diri untuk disantap oleh sang Prabu dengan imbalan tanah
seluas serban yang digunakannya.
Saat mereka sedang mengukur tanah sesuai permintaan Aji Saka,
serban terus memanjang sehingga luasnya melebihi luas kerajaan Prabu
Dewata Cengkar. Prabu marah setelah mengetahui niat Aji Saka
sesungguhnya adalah untuk mengakhiri kelalimannya.
Ketika Prabu Dewata Cengkar sedang marah, serban Aji Saka melilit
kuat di tubuh sang Prabu. Tubuh Prabu Dewata Cengkar dilempar Aji Saka
dan jatuh ke laut selatan kemudian hilang ditelan ombak.
Aji Saka kemudian dinobatkan menjadi raja Medang Kamulan. Ia
memboyong ayahnya ke istana. Berkat pemerintahan yang adil dan
bijaksana, Aji Saka menghantarkan Kerajaan Medang Kamulan ke jaman
keemasan, jaman saat rakyat hidup tenang, damai, makmur, dan sejahtera.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa menyimak
adalah suatu proses mendengarkan lambang-lambang bunyi bahasa lisan
dengan penuh perhatian sehingga pendengar mampu menangkap,
mengolah, dan memahami makna pesan bunyi bahasa lisan. Seperti yang
diungkapkan Tarigan, “mendengar adalah suatu proses menerima bunyi
bahasa tanpa adanya unsur kesengajaan, perhatian, dan pemahaman.
Sementara itu, menyimak adalah suatu proses mendengarkan bunyi
bahasa tersebut menjadi bermakna” (Tarigan, 2008:5).
B. FUNGSI MENYIMAK
C. JENIS-JENIS MENYIMAK
A. PENGERTIAN
1. Faktor Fisik
Kondisi fisik seorang penyimak merupakan faktor penting yang menentukan
keefektifan serta kualitas dalam menyimak, contohnya ada orang yang sukar
sekali mendengar.
2. Faktor Psikologis
Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan menyimak:
a) prasangka dan kurangnya simpati terhadap pembicaraan dengan
aneka sebab dan alasan;
b) keegosentrisan dan keasyikan terhadap minat pribadi serta masalah
pribadi;
3. Faktor Pengalaman
Sikap-sikap kita merupakan hasil pertumbuhan, perkembangan pengalaman
kita sendiri. Kurangnya atau adanya minat pun agaknya merupakan akibat
dari pengalaman yang kurang atau tidak ada sama sekali pengalaman
dalam bidang akan disimak itu. Latar belakang pengalaman merupakan
suatu faktor penting dalam kegiatan menyimak. Kosakata simak juga turut
mempengaruhi kualitas menyimak.
4. Faktor Sikap
Setiap orang akan cenderung menyimak secara seksama pada topik-topik
atau pokok-pokok pembicaraan yang dapat dia setujui dibandingkan
dengan yang kurang atau tidak disetujui. Sikap ini adalah wajar dalam
kehidupan ini.
Pada dasarnya manusia hidup mempunyai dua sikap utama mengenai
segala hal, yaitu sikap menerima dan sikap menolak. Orang awam bersikap
menerima pada hal-hal yang menarik dan menguntungkan baginya; tetapi
bersikap menolak pada hal-hal yang tidak menarik dan tidak menguntungkan
baginya. Kedua hal tersebut memberi dampak pada menyimak, masing-
masing dampak positif dan dampak negatif.
5. Faktor Motivasi
Motivasi merupakan salah satu butir penentu keberhasilan seseorang. Kalau
motivasi kuat untuk mengerjakan sesuatu, maka dapat diharapkan orang itu
akan berhasil mencapai tujuan. Begitu pula halnya dengan menyimak. Kalau
kita dapat memperoleh sesuatu yang berharga dari pembicaraan itu, maka
kita pun akan bersemangat menyimaknya dengan tekun dan seksama.
Kalau kita sebagai penyimak tidak yakin bahwa kita akan memperoleh
sesuatu yang berharga dan berguna dari suatu penyimakan, maka akan
sedikit sekali kemungkinan bahwa kita akan mau, apalagi bergairah,
menyimak pada sesuatu apabila kita sedang melamun, mengantuk, atau
tidur-tiduran.
C. FUNGSI
1. Menyimak Komprehensif
Menyimak komprehensif adalah mendengarkan untuk memahami suatu
pesan, dan ini merupakan tipe menyimak yang paling umum di sekolah.
Apakah siswa dapat mengikuti dan mengingat pesan itu ditentukan oleh
banyak faktor antara lain latar belakang pengetahuan sebelumnya,
mempergunakan strategi untuk membantu mengingat-ingat pesan itu, dan
menerapkan apa yang telah didengarkan tadi supaya ada alasan mengingat
informasi itu.
Menyimak komprehensif dapat dilakukan peserta didik dengan
mendengarkan rekaman berita atau video. Berikut ini disajikan tuturan dalam
rekaman.
MODUL 3
Keterampilan Berbicara
Keg iatan B elajar 1
B. TUJUAN
Sebelum sampai pada jenis membaca permulaan, berikut ini dipaparkan dulu jenis berbicara
secara umum.
Berdasarkan bentuk, maksud, dan metodenya maka debat dapat diklasifikasikan atas tipe-
tipe berikut ini.
1. Debat parlementer atau majelis.
2. Debat pemeriksaan ulangan.
3. Debat formal, konvensional, atau debat pendidikan.
Pembagian di atas sudah jelas bahwa berbicara mempunyai ruang lingkup pendengar
yang berbeda-beda. Berbicara pada masyarakat luas, berarti ruang lingkupnya juga lebih
luas. Sementara itu, pada konferensi ruang lingkupnya terbatas.
Adapun kemampuan berbicara permulaan yang sesuai dengan KTSP adalah berdialog,
menyampaikan pengumuman, dan bercerita. Ikuti paparannya berikut ini.
1. Berdialog
Berdialog dapat diartikan sebagai pertukaran pikiran atau pendapat mengenai suatu
topik tertentu antara dua orang atau lebih disebut dialog. Fungsi utama berdialog adalah
bertukar pikiran, mencapai mufakat, atau merundingkan sesuatu masalah. Dialog dapat
diwujudkan dalam berbagai bentuk seperti bertelepon, bercakap-cakap, tanya jawab,
wawancara, diskusi, musyawarah, debat, dan simposium. Dialog dapat terjadi kapan, di
mana, dan tentang apa saja. Hal ini menunjukkan bahwa dialog dapat dilakukan dengan
tema apa saja, misalnya tema “Pemilu”.
2. Menyampaikan Pengumuman
Menyampaikan pengumuman berarti menyampaikan sesuatu hal yang perlu diketahui
oleh khalayak ramai. Kegiatan ini dapat diwujudkan dalam bentuk pidato.
Ciri-ciri yang harus diperhatikan dalam membaca pengumuman di antaranya, yaitu
volume suara harus lebih keras, intonasi yang tepat, dan gaya penampilan yang menarik.
RANGKUMA N
Kemampuan dasar dalam berbicara sudah dipunyai oleh setiap orang. Hal ini dapat
ditelusuri dalam kebiasaan berinteraksi antarindividu dan anggota masyarakat. Ketika
suasana santai, kemampuan dasar dalam berbicara yang biasa dilakukan orang adalah
dialog. Ketika berbicara di hadapan umum tentang kegiatan perlombaan atau
pemberitahuan adalah menyampaikan pengumuman. Terakhir, kemampuan dasar dalam
kegiatan berbicara adalah bercerita.
Kemampuan dasar dalam berbicara sudah dipunyai oleh setiap orang. Hal ini dapat
ditelusuri dalam kebiasaan berinteraksi antarindividu dan anggota masyarakat. Ketika
suasana santai, kemampuan dasar dalam berbicara yang biasa dilakukan orang adalah
dialog. Ketika berbicara di hadapan umum tentang kegiatan perlombaan atau
pemberitahuan adalah menyampaikan pengumuman. Berlainan lagi ketika terjadi
pertentangan pendapat maka kegiatan yang dilakukan adalah menyampaikan argumentasi.
Terakhir, kemampuan dasar dalam kegiatan berbicara adalah bercerita.
KEGIATAN BELAJAR 2
A. PENGERTIAN
A. TUJUAN
Menurut Tarigan (1998:49) tujuan pembicara biasanya dapat dibedakan atas lima golongan,
berikut ini.
C. FUNGSI
1. Bermusyawarah
Musyawarah mengandung arti perundingan, yaitu membicarakan sesuatu supaya
mencapai kata sepakat. Mencapai kata sepakat tentu tidak mudah karena setiap orang
mempunyai kepentingan pribadi. Dalam suatu musyawarah yang penting adalah
kepentingan orang banyak, setiap orang mengesampingkan kepentingan pribadi demi
kepentingan umum.
Dalam suatu musyawarah dipimpin oleh seorang pimpinan musyawarah yang lazim
disebut pimpinan sidang. Pimpinan sidang berhak membuat tata tertib musyawarah dan
tata tertib pelaksanaan. Dalam musyawarah biasanya terdapat perbedaan pendapat, tetapi
perbedaan itu harus dipadukan. Bila tidak maka biasa diambil voting (suara terbanyak).
Itulah hal yang istimewa dari musyawarah yang berbeda dengan diskusi. Dalam
musyawarah selalu ada kesimpulan.
Diskusi
2.
Nio (dalam Haryadi, 1981:68) mengatakan diskusi ialah proses penglibatan dua orang atau
lebih individu yang berinteraksi secara verbal dan tatap muka, mengenai tujuan yang sudah
tentu melalui tukar-menukar informasi untuk memecahkan masalah. Sementara itu, Brilhart
(dalam Haryadi, 1997:68) menjelaskan diskusi adalah bentuk tukar pikiran secara teratur dan
terarah dalam kelompok besar atau kelompok kecil dengan tujuan untuk pengertian,
kesepakatan, dan keputusan bersama mengenai suatu masalah. Dengan demikian, dalam
sebuah diskusi harus ada sebuah masalah yang dibicarakan, moderator yang memimpin
diskusi, dan ada diskusi yang dapat mengemukakan pendapat secara teratur.
kemaslahatan bersama. Pengambilan keputusan dilakukan pada saat yang tepat, yaitu apabila
sudah banyak persamaan pendapat, moderator segera mengambil keputusan. Diskusi akan
berlarut-larut apabila moderator terlambat menyimpulkan hasil diskusi.
Perhatikan contoh di bawah ini. Cobalah Anda analisis apakah teks tersebut termasuk
diskusi atau bukan. Bagaimana cara mereka mengemukakan pendapat, menanggapi orang lain,
menyatakan persetujuan dan sanggahan. Anda akan mengetahui apa yang seharusnya
dilakukan dan dikatakan agar diskusi dapat berlangsung dengan baik.
Menyampaikan Argumentasi
3.
Proses komunikasi untuk menyampaikan argumentasi karena harus mempertahankan
pendapat disebut debat. Setiap pihak yang berdebat akan mengajukan argumentasi dengan
memberikan alasan tertentu agar pihak lawan atau peserta menjadi yakin dan berpihak serta
setuju terhadap pendapat-pendapatnya (Laksono, 2003:20).
4. Pidato
Komunikasi lisan, khususnya pidato dapat dilakukan dengan cara impromtu, menghafal,
metode naskah, dan ekstemporan. Selain itu, ketika menyusun pidato perlu diperhatikan:
a. pengumpulan bahan,
b. garis besar pidato,
c. uraian secara detail.
Pidato yang baik memerlukan latihan, dengan kata lain latihan pidato mutlak harus
dilaksanakan terutama untuk mimik, nada bicara, intonasi, dan waktu. Hal ini untuk
memperoleh hasil yang baik. Biasanya pidato bertujuan untuk mendorong, meyakinkan,
memberitahukan, dan menyenangkan.
Sebelum mengadakan pidato, hal yang perlu diperhatikan adalah menganalisis
pendengar:
a. jumlah pendengar;
b. tujuan mereka berkumpul;
c. adat kebiasaan mereka;
d. acara lain;
e. tempat berpidato;
f. usia pendengar;
g. tingkat pendidikan pendengar;
h. keterikatan hubungan batin dengan pendengar; dan
i. bahasa yang biasa digunakan.
Pidato yang tersusun dengan baik dan tertib akan menarik dan membangkitkan minat
pendengar, karena dapat menyajikan pesan dengan jelas sehingga memudahkan pemahaman,
mempertegas gagasan pokok, dan menunjukkan perkembangan pokok-pokok pikiran yang
logis. Untuk memperoleh susunan pidato yang baik dan tertib, perlu adanya