Anda di halaman 1dari 19

RANGKUMAN

PDGK4101/MODUL 7-8
KETERAMPILAN BAHASA INDONESIA
SD

DI SUSUN :

NAMA : PUTRI DIANA


KELAS/SEMESTER : A/4
NIM : 856720349
TUTOR : Dr. SITI MARDIAH, M.Pd
MATA KULIAH : PDGK4101 KETERAMPILAN BAHASA
INDONESIA

PROGRAM PENDIDIKAN S1 PGSD


UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2021
MODUL 7

Pembelajaran Keterampilan
Berbahasa dengan Fokus Berbicara
KEGIATAN BELAJAR 1

Pembelajaran Keterampilan Berbahasa dengan


Fokus Berbicara di Kelas Rendah

A. KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN KELAS RENDAH

Pembelajaran bahasa Indonesia di kelas rendah biasanya menggunakan


pembelajaran tematik. Supratiningsih (2010: 8-16) memaparkan bahwa
pembelajaran tematik merupakan suatu strategi pembelajaran yang melibatkan
beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada
peserta didik. Keterpaduan dalam pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek proses
atau waktu, aspek kurikulum, dan aspek belajar mengajar.
Pembelajaran tematik hanya diajarkan pada peserta didik sekolah dasar kelas
rendah (1-3) karena pada umumnya mereka melihat segala sesuatu sebagai satu
keutuhan (holistik), perkembangan fisiknya tidak pernah dipisahkan dengan
perkembangan mental, sosial, dan emosional.
Beberapa ciri khas dari pembelajaran tematik, antara lain:
a. pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat
perkembangan dan kebutuhan peserta didik usia sekolah dasar;
b. kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik
bertolak dari minat dan kebutuhan peserta didik;
c. kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi peserta didik
sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama;
d. membantu mengembangkan keterampilan berpikir peserta didik;
e. menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan
permasalahan yang sering ditemui peserta didik dalam lingkungannya;
f. mengembangkan keterampilan sosial peserta didik, seperti kerja sama,
toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain;
menanamkan konsep-konsep pembelajaran yang tepat. Melihat perkembangan
dan pengalaman peserta didik pada usia sekolah dasar kelas awal, maka
kecenderungan tersebut akan mempengaruhi proses pembelajaran yang
dilakukan.

1. Strategi Pembelajaran Tematik


Strategi pembelajaran tematik lebih mengutamakan pengalaman belajar
peserta didik, misalnya:
a. bersahabat, menyenangkan, tetapi tetap bermakna bagi peserta didik;
b. dalam menanamkan konsep atau pengetahuan dan keterampilan, peserta
didik tidak harus di-drill, tetapi ia belajar melalui pengalaman langsung dan
menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah dipahami. Bentuk
pembelajaran ini dikenal dengan pembelajaran terpadu dan pembelajarannya
sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan peserta didik.

2. Ciri-ciri Pembelajaran Tematik


Sesuai dengan perkembangan fisik dan mental peserta didik sekolah dasar,
pembelajaran pada tahap ini harus mempunyai ciri-ciri:
a. berpusat pada peserta didik;
b. memberikan pengalaman langsung pada peserta didik;
c. pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas;
d. menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses
pembelajaran;
e. bersifat fleksibel;
f. hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan
peserta didik.
3. Keunggulan Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik memiliki kekuatan/keunggulan, di antaranya:
a. pengalaman dan kegiatan belajar relevan dengan tingkat
perkembangan dan kebutuhan peserta didik;
b. menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan peserta didik;
4. Peran Tema
a. Peserta didik mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topik
tertentu.
b. Peserta didik dapat mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai
kompetensi mata pelajaran dalam tema yang sama.
c. Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan.
d. Kompetensi berbahasa dapat dikembangkan lebih baik dengan mengaitkan
mata pelajaran lain dan pengalaman pribadi peserta didik.
e. Peserta didik lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi
disajikan dalam konteks tema yang jelas.
f. Peserta didik lebih bergairah belajar karena mereka dapat berkomunikasi
dalam situasi yang nyata, misalnya, bertanya, bercerita, menulis deskripsi,
menulis surat, dan sebagainya untuk mengembangkan keterampilan
berbahasa, sekaligus untuk mempelajari mata pelajaran lain.
g. Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara
terpadu dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam 2 atau 3 kali
pertemuan. Waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial,
pemantapan, atau pengayaan.

5. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pembelajaran Tematik


a. Pembelajaran tematik dimaksudkan agar pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar menjadi lebih bermakna dan utuh.
b. Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik perlu dipertimbangkan antara lain
alokasi waktu setiap tema, memperhitungkan banyak dan sedikitnya bahan
yang ada di lingkungan.
c. Pilih tema yang terdekat dengan peserta didik.
d. Lebih mengutamakan kompetensi dasar yang akan dicapai daripada tema.
6. Langkah-langkah menyusun Pembelajaran Tematik
a. Pelajari kompetensi dasar pada kelas dan semester yang sama dari setiap
mata pelajaran.
b. Pilihlah tema yang dapat mempersatukan kompetensi-kompetensi tersebut
untuk setiap kelas dan semester.
c. Pilihan tema: diri sendiri, keluarga, lingkungan, tempat umum, pengalaman,
budi pekerti, kegemaran, tumbuhan, hiburan, binatang, transportasi,
kesehatan, K3, makanan, pendidikan, pekerjaan, peristiwa, pariwisata,
kejadian sehari-hari, pertanian, negara, komunikasi, dsb.
d. Buatlah “Matriks Hubungan Kompetensi Dasar dengan Tema”. Dalam
langkah ini penyusun memperkirakan dan menentukan kompetensi-
kompetensi dasar pada sebuah mata pelajaran yang cocok dikembangkan
dengan sebuah tema. Langkah ini dilakukan untuk semua mata pelajaran.

B. SKKD BERBICARA KELAS RENDAH

1. Kelas 1, Semester 1
a. Memperkenalkan diri sendiri dengan kalimat sederhana dan bahasa yang
santun.
b. Menyapa orang lain dengan menggunakan kalimat sapaan yang tepat dan
bahasa yang santun.
c. Mendeskripsikan benda-benda di sekitar dan fungsi anggota tubuh dengan
kalimat sederhana.
d. Mendeklamasikan puisi peserta didik dengan lafal dan intonasi yang
sesuai.
2. Kelas 1, Semester 2
a. Menjelaskan gambar tunggal atau gambar seri sederhana dengan bahasa
yang mudah dimengerti.
b. Melakukan percakapan sederhana dengan menggunakan kalimat dan
kosakata yang sudah dikuasai.
c. Menyampaikan rasa suka atau tidak suka tentang suatu hal atau kegiatan
dengan alasan sederhana.
d. Memerankan tokoh dengan atau cerita rakyat yang dikuasai dengan ekspresi
yang sesuai.
3. Kelas 2, Semester 1
a. Bertanya kepada orang lain dengan menggunakan pilihan kata yang tepat
dan santun berbahasa.
b. Menceritakan kegiatan sehari-hari dengan bahasa yang mudah dipahami
orang lain.
c. Mendeklamasikan puisi dengan ekspresi yang tepat.

4. Kelas 2, Semester 2
a. Mendeskripsikan tumbuhan atau binatang di sekitar sesuai ciri- cirinya dengan
menggunakan kalimat yang mudah dipahami orang lain.
b. Menceritakan kembali cerita peserta didik yang didengarkan dengan
menggunakan kata-kata sendiri.
5. Kelas 3, Semester 1
a. Menceritakan pengalaman yang mengesankan dengan menggunakan kalimat
yang runtut dan mudah dipahami.
b. Menjelaskan urutan membuat atau melakukan sesuatu dengan kalimat
yang runtut dan mudah dipahami.
c. Memberikan tanggapan dan saran sederhana terhadap suatu masalah
dengan menggunakan kalimat yang runtut dan pilihan kata yang tepat.

6. Kelas 3, Semester 2
a. Melakukan percakapan melalui telepon/alat komunikasi sederhana dengan
menggunakan kalimat ringkas.
b. Menceritakan peristiwa yang pernah dialami, dilihat atau didengar.
Materi pembelajaran berdasarkan SKKD di antaranya:
a. memperkenalkan diri,
b. menyapa orang lain,
c. mendeskripsikan,
d. membaca puisi,
e. menjelaskan gambar,
f. percakapan,
g. menyampaikan rasa suka,
h. memerankan,
C. PERENCANAAN, PELAKSANAAN, DAN PENILAIAN
BERBICARA KELAS RENDAH

1. Perencanaan
Langkah-langkah minimal dari penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), dimulai dari mencantumkan Identitas RPP, Tujuan Pembelajaran, Materi
Pembelajaran, Metode Pembelajaran, Langkah-langkah Kegiatan pembelajaran,
Sumber Belajar, dan Penilaian. Setiap komponen mempunyai arah pengembangan
masing-masing, namun semua merupakan suatu kesatuan.

2. Pelaksanaan
Untuk mencapai suatu kompetensi dasar harus dicantumkan langkah- langkah
kegiatan setiap pertemuan. Pada dasarnya, langkah-langkah kegiatan memuat
unsur kegiatan pendahuluan/pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Langkah-langkah minimal yang harus dipenuhi pada setiap unsur kegiatan
pembelajaran adalah sebagai berikut.
a. Kegiatan pendahuluan
1) Orientasi: memusatkan perhatian peserta didik pada materi yang akan
dibelajarkan, dengan cara menunjukkan benda yang menarik, memberikan
ilustrasi, membaca berita di surat kabar, menampilkan slide animasi, dan
sebagainya.
3. Penilaian
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh,
menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik
yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi
informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Penilaian pencapaian
kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan persentase pemenuhan
indikator.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia


Kelas/Semester : II/1
Waktu : 2 x 35 menit

A. Standar Kompetensi
Mampu mengungkapkan pikiran, pendapat, gagasan, dan perasaan secara
lisan melalui kemampuan bertanya/menyapa, menceritakan kegiatan sehari-
hari, melakukan percakapan, menceritakan pengalaman, melaporkan dan
mendeskripsikan sesuatu serta mendeklamasikan pantun, menceritakan
kembali cerita, dan bermain peran.

B. Kompetensi Dasar
Menceritakan Pengalaman Pribadi

C. Indikator
Menceritakan pengalaman pribadi merayakan pesta ulang tahun

D. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat menceritakan isi teks bacaan yang berjudul “Pesta
Ulang Tahun”
2. Peserta didik dapat menceritakan kembali pengalaman
pribadinya berdasarkan isi teks bacaan yang disediakan.

E. Materi Pembelajaran
Menceritakan Pengalaman Pribadi
Contoh teks pengalaman pribadi
A. Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Awal/Pembukaan
a. Apersepsi, diupayakan peserta didik belajar dalam situasi menyenangkan.
Salah satu caranya dengan menyanyikan lagu “Ulang Tahun” secara
bersama-sama. Peserta didik ditanya apakah ada di antara mereka yang
pernah merayakan ulang tahun. Selanjutnya, tanya jawab tentang isi lagu.
b. Motivasi, (sudah termasuk pada apersepsi) ditambah dengan menjelaskan
manfaat, kalau peserta didik-peserta didik pandai bercerita/berbicara.

2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
a. Dua atau tiga peserta didik memerankan cara mengucapkan selamat
kepada teman yang berprestasi dengan mimik yang ceria.
b. Guru mengajukan pertanyaan tentang pengalaman yang dialami peserta
didik, misalnya:

Kapan Ami menerima hadiah? Di


mana Ami menerima hadiah?
Bagaimana perasaan Ami?
RANGKUMAN
Rencana Program Pembelajaran (RPP) merupakan catatan hasil pemikiran
awal seorang guru sebelum mengelola proses pembelajaran. RPP merupakan
persiapan mengajar yang berisi hal-hal yang perlu atau harus dilakukan oleh guru
dan peserta didik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, yang antara lain
meliputi: penentuan tujuan, pemilihan materi, metode, media, dan alat evaluasi.
Unsur-unsur tersebut tentunya harus mengacu pada silabus yang ada dan
kurikulum yang berlaku.
Perangkat pembelajaran yang harus disiapkan oleh guru untuk melaksanakan
pembelajaran Bahasa Indonesia, di antaranya adalah: Analisis Materi
Pembelajaran (AMP), Program Tahunan (Prota), Program Semester (Prosem),
satuan Pembelajaran (Satpel) atau Silabus, dan Rencana Program Pembelajaran
(RPP).
Lingkup RPP paling luas mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang terdiri atas
1 (satu) indikator atau beberapa indikator untuk 1 (satu) kali pertemuan atau lebih.
RPP digunakan sebagai acuan bagi guru untuk melaksanakan kegiatan
pembelajaran agar lebih terarah dan berjalan efisien dan efektif. RPP yang baik
harus memenuhi beberapa kriteria: kemampuan dasar dan materi yang mengacu
pada silabus; proses pembelajaran yang memberikan pengalaman belajar
bermakna bagi peserta didik; terdapat keselarasan antara kemampuan dasar,
materi, dan alat penilaian; dapat dilaksanakan; dan mudah dimengerti/dipahami.
KEGIATAN BELAJAR 2

Pembelajaran Keterampilan Berbahasa dengan Fokus


Berbicara di Kelas Tinggi
A. KONKRET
Konkret mengandung makna proses belajar beranjak dari hal-hal yang konkret,
yakni yang dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan diotak-atik dengan titik
penekanan pada pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar. Pemanfaatan
lingkungan akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih bermakna dan
bernilai. Sebab, peserta didik dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan yang
sebenarnya, keadaan yang alami, sehingga lebih nyata, lebih faktual, lebih
bermakna, dan kebenarannya lebih dapat dipertanggungjawabkan.

B. INTEGRATIF

Pada tahap usia sekolah dasar, peserta didik memandang sesuatu yang
dipelajari sebagai suatu keutuhan, mereka belum mampu memilah-milah konsep
dari berbagai disiplin ilmu, hal ini melukiskan cara berpikir peserta didik yang
deduktif yakni dari hal umum ke bagian demi bagian.

C. HIERARKIS

Pada tahapan usia sekolah dasar, cara peserta didik belajar berkembang
secara bertahap mulai dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang lebih
kompleks. Sehubungan dengan hal tersebut maka perlu diperhatikan mengenai
urutan logis, keterkaitan antarmateri, dan cakupan keluasan serta kedalaman
materi. Dari uraian di atas maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
proses pembelajaran agar berlangsung secara optimal sesuai dengan
perkembangan peserta didik usia kelas awal.
1. Menyimak dan Berbicara
Contoh:
Guru menceritakan sebuah peristiwa, peserta didik menyimak cerita
tersebut. Setelah selesai, peserta didik diberi waktu sejenak, kemudian guru
meminta salah seorang peserta didik menceritakan kembali isi cerita itu
dengan bahasa (kalimat-kalimat) peserta didik sendiri secara ringkas.
2. Menyimak dan Menulis
Guru membacakan atau memperdengarkan rekaman sebuah drama atau
sebuah cerpen. Peserta didik menyimak berapa kali drama/cerpen itu
dibaca/diperdengarkan, bergantung pada tingkat kesukaran drama/cerpen
tersebut. Setelah selesai, peserta didik diberi waktu untuk menanyakan hal- hal
yang tidak mereka mengerti. Sesudah itu, mereka diminta menjawab
pertanyaan-pertanyaan guru tentang drama/cerpen itu, atau peserta didik
3. Membaca dan Menyimak
Memadukan pembelajaran membaca dan menyimak tidak sukar.

Contoh:
Peserta didik diberi tugas membacakan suatu wacana. Dalam hal ini ketentuan-
ketentuan membaca untuk orang lain harus dipahami oleh peserta didik. Peserta
didik yang lain menyimak. Setelah itu, peserta didik diberikan waktu untuk
berpikir, kemudian tugas selanjutnya, mungkin peserta didik diminta untuk
menceritakan isi yang disimak secara lisan atau mungkin tertulis.

4. Membaca dan Menulis

Contoh:
Guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk membaca cerita atau
tulisan-tulisan yang lain di luar kelas, dan meminta kepada mereka untuk
menuliskan ringkasan hasil bacaan masing-masing. Setelah mereka menuliskan
ringkasan tersebut, guru dapat meminta kepada peserta didik untuk
mengumpulkan hasil pekerjaan mereka, atau dapat juga sebelum mereka
mengumpulkan, beberapa peserta didik diberi giliran untuk membacakan atau
mengemukakan hasil pekerjaan masing- masing. Dengan cara-cara itu,
terjadi pemaduan antara membaca, menulis, dan bercerita.
5. Menulis dan Bercerita
Contoh:
Guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk membuat karangan di
luar kelas. Pada jam yang telah ditentukan, peserta didik menceritakan isi
karangannya, sebelum karangan itu dikumpulkan.
RENCANA PEMBELAJARAN
Sekolah : SD Negeri 230 Palembang
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : V/1
Aspek : Berbicara
Waktu : 2 x35’
Standar Kompetensi : Siswa mampu memerankan tokoh drama dengan
lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat.
Kompetensi Dasar: Siswa mampu memerankan tokoh drama dengan
lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat.
Hasil Belajar : Dapat memainkan peran. Indikator
1. Menceritakan watak tokoh.
2. Mendiskusikan dan melatih peran dengan
ekspresi yang tepat.
3. Memerankan tokoh drama dengan lafal, intonasi, dan ekspresi
yang tepat.
Materi Pokok : Bermain Peran.
Metode : Pemodelan, learning community (belajar kelompok),
dan inkuiri.
Media : Teks cerita drama.
Sumber : Buku Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas 5.
Mo D u L 8
Pembelajaran Keterampilan
Berbahasa dengan Fokus Membaca
K E gi A t A n B E LA J AR 1
Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus
Membaca di Kelas Rendah

A. PERENCANAAN PEMBELAJARAN: FOKUS MEMBACA DI KELAS


RENDAH

Seorang guru yang profesional dalam menangani bidang garapannya sangat


menentukan keberhasilan pembelajaran di kelas. Salah satu ciri guru yang
profesional adalah selalu merencanakan pembelajaran yang akan dilakukannya
dengan baik.
1. Memilih Bahan Ajar
Memilih bahan ajar merupakan kegiatan penting dalam perencanaan pembelajaran
membaca. Materi yang akan dipilih hendaknya menunjang dalam pencapaian hasil
belajar yang telah ditetapkan sebelumnya.
2. Memilih Metode
Setelah memilih bahan ajar, langkah selanjutnya adalah menentukan metode
yang akan digunakan. Pemilihan metode pembelajaran ini hendaknya dipilih
sesuai dengan karakteristik siswa dan kondisi kelas. Metode apapun yang
digunakan, keberhasilannya bergantung pada kemampuan guru dalam
menggunakan metode yang sesuai dengan tingkat kecocokan guru dan siswanya.
Artinya, guru yang membawakan metode itu menunjukkan penguasaan dan
strategi yang tepat dan siswa yang belajar dengan metode tersebut juga merasa
cocok dan lebih memudahkan dalam menangkap materi pembelajaran yang
diberikan guru.
B. PELAKSANAAN PEMBELAJARAN: FOKUS MEMBACA
Setelah semua persiapan pembelajaran bahasa Indonesia dengan fokus
membaca di kelas rendah selesai, Anda siap untuk melaksanakan pembelajaran
di kelas. Pada hakikatnya, pelaksanaan pembelajaran di kelas merupakan wujud
nyata dari penjabaran persiapan yang telah Anda lakukan. Dalam
pelaksanaannya, guru hendaknya bertindak sebagai pembimbing, fasilitator, dan
narasumber bagi siswa.
C. PENILAIAN MEMBACA DI KELAS RENDAH

Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, penilaian dapat diartikan sebagai


proses untuk menghimpun informasi secara menyeluruh berkaitan dengan proses
pembelajaran dan hasil belajar yang telah dilaksanakan. Penilaian merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan belajar mengajar. Melalui kegiatan
penilaian, guru dapat mengetahui apakah pembelajaran yang telah dilaksanakan
sesuai tujuan yang diharapkan atau tidak.
Pada bagian sebelumnya telah disinggung hal-hal apa saja yang harus
diperhatikan dalam pembelajaran membaca di kelas rendah. Pada bagian ini,
Anda akan diajak untuk memahami bentuk-bentuk penilaian membaca di kelas
rendah. Anda dapat mempertimbangkan bentuk-bentuk tes yang disarankan
Madsen (1983). Bentuk-bentuk tes membaca untuk kelas rendah itu, antara lain:
(1) tes respon terbatas, (2) tes pemahaman kalimat, dan (3) tes pemahaman
wacana sederhana.
K E gi A t A n B E LA J AR 2

Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus


Membaca di Kelas Tinggi
A. PERENCANAAN PEMBELAJARAN MEMBACA DI KELAS
TINGGI

Perencanaan pembelajaran merupakan pemikiran awal yang ditulis guru sebelum


melaksanakan proses belajar mengajar (Rahim, 2008:70). Untuk mencapai tujuan
umum dalam suatu pembelajaran, dibutuhkan suatu perencanaan yang matang.
Perencanaan yang dipikirkan dengan matang akan memudahkan guru dalam
melaksanakan pembelajaran di kelas sehingga tujuan yang hendak dicapai akan
mudah diwujudkan.
1. Memilih Bahan Ajar
Hal yang perlu Anda perhatikan dalam persiapan pembelajaran adalah memilih
bahan ajar yang sesuai. Dalam menentukan bahan ajar membaca, guru harus
pandai memilih dan memilahnya. Materi yang memiliki daya tarik dan mudah
dipahami akan memotivasi siswa membaca teks tersebut dengan sungguh-
sungguh yang selanjutnya akan menunjang pemahaman membaca siswa (Harris
& Smith dalam Rahmi, 2008:85).
Selain itu, pemilihan bahan ajar juga harus mempertimbangkan jenis kegiatan
membaca yang akan dilakukan. Kegiatan membaca di kelas tinggi lebih diarahkan
kepada membaca pemahaman yang dilakukan dengan cara membaca dalam hati.
Dengan demikian, bahan ajar yang dipilih pun biasanya berupa wacana yang
otentik. Sama halnya dengan pemilihan bahan ajar di kelas rendah, bahan ajar
membaca di kelas tinggi juga dapat berasal dari berbagai sumber. Misalnya,
berasal dari buku teks, buku sastra anak, majalah anak, surat kabar, buku
referensi, surat dinas, kemasan produk, petunjuk penggunaan produk, jadwal
perjalanan, pamflet, dan lain-lain. Materi yang dipilih pun hendaknya disesuaikan
dengan tingkat kognisi siswa.
2. Memilih Metode
Langkah selanjutnya dalam persiapan pembelajaran adalah memilih metode
pembelajaran. Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, pemilihan metode ini
harus disesuaikan dengan kondisi kelas dan kemampuan guru dalam
menggunakan metode tersebut. Berikut ini akan dibahas beberapa metode yang
bisa digunakan dalam pembelajaran membaca di kelas tinggi.
3. Merancang Kegiatan Pembelajaran
Langkah selanjutnya dalam perencanaan pembelajaran yang tak kalah penting
harus Anda persiapkan adalah merancang kegiatan pembelajaran. Seperti yang
telah disebutkan pada Kegiatan Belajar 1, rancangan ini dikenal juga sebagai
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Ada beberapa komponen yang perlu
Anda cermati dalam penyusunan RPP tersebut yang meliputi: (1) standar
kompetensi, (2) kompetensi dasar, (3) indikator, (4) materi pokok, (5) Alokasi
waktu, (6) kegiatan belajar mengajar, (7) sumber/bahan/media, dan (8) penilaian.
Berikut ini uraian singkat mengenai komponen-komponen tersebut.
4. Menyusun Penilaian
Hal lainnya yang harus dipersiapkan guru sebelum pelaksanaan pembelajaran
adalah penilaian. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan
penilaian (Rahmi, 2008:75). Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut.
a. Tujuan penilaian adalah memberikan umpan balik kepada siswa, memberikan
informasi kepada siswa tentang tingkat kemajuan belajarnya, dan memberikan
laporan kepada orang tua.
b. Alat penilaian harus mendorong siswa untuk menggunakan penalaran dan
membangkitkan kreativitas siswa.
c. Penilaian dapat menggunakan berbagai cara seperti tes, portofolio,
wawancara, observasi, mengajukan pertanyaan, dan sebagainya.
d. Penilaian harus bersifat adil, artinya setiap siswa mendapat peluang untuk
meningkatkan kemampuannya.
B. PENILAIAN
Seperti yang telah disampaikan sebelumnya bahwa pembelajaran membaca di
kelas tinggi lebih diarahkan pada kegiatan membaca pemahaman. Perbedaan
orientasi jenis keterampilan membaca di kelas tinggi ini tentu saja akan
berpengaruh terhadap proses pembelajaran membaca dan penilaiannya.
Penilaian membaca di kelas tinggi lebih dititikberatkan pada aspek pemahaman
bacaan. Dengan demikian, salah satu alat penilaian yang bisa digunakan adalah
tes pemahaman.

Anda mungkin juga menyukai