Anda di halaman 1dari 4

Modul 7

Pembelajaran Keterampilan Berbahasa dengan Fokus Berbicara

KEGIATAN BELAJAR 1
Pembelajaran Keterampilan Berbahasa dengan Fokus Berbicara di Kelas Rendah

A. KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN KELAS RENDAH


Pembelajaran bahasa Indonesia di kelas rendah biasanya menggunakan pembelajaran
tematik. Supratiningsih (2010: 8-16) memaparkan bahwa pembelajaran tematik merupakan suatu
strategi pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman
yang bermakna kepada peserta didik. Keterpaduan dalam pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek
proses atau waktu, aspek kurikulum, dan aspek belajar mengajar.
Beberapa ciri khas dari pembelajaran tematik, antara lain:
a. pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan
peserta didik usia sekolah dasar;
b. kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat dan
kebutuhan peserta didik;
c. kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi peserta didik sehingga hasil belajar dapat
bertahan lebih lama;
d. membantu mengembangkan keterampilan berpikir peserta didik;
e. menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering
ditemui peserta didik dalam lingkungannya;
f. mengembangkan keterampilan sosial peserta didik, seperti kerja sama, toleransi, komunikasi, dan
tanggap terhadap gagasan orang lain;
g. menanamkan konsep-konsep pembelajaran yang tepat. Melihat perkembangan dan pengalaman
peserta didik pada usia sekolah dasar kelas awal, maka kecenderungan tersebut akan
mempengaruhi proses pembelajaran yang dilakukan.

1. Strategi Pembelajaran Tematik


Strategi pembelajaran tematik lebih mengutamakan pengalaman belajar peserta didik, misalnya:
a. bersahabat, menyenangkan, tetapi tetap bermakna bagi peserta didik.

2. Ciri-ciri Pembelajaran Tematik


Sesuai dengan perkembangan fisik dan mental peserta didik sekolah dasar, pembelajaran pada
tahap ini harus mempunyai ciri-ciri:
a. berpusat pada peserta didik;
b. memberikan pengalaman langsung pada peserta didik;
c. pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas;
d. menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran;
e. bersifat fleksibel;
f. hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik.
3. Keunggulan Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik memiliki kekuatan/keunggulan, di antaranya:
a. pengalaman dan kegiatan belajar relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta
didik;
b. menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan peserta didik;
c. hasil belajar akan bertahan lebih lama karena lebih berkesan dan bermakna;
d. mengembangkan keterampilan berpikir peserta didik dengan permasalahan yang dihadapi;
e. menumbuhkan keterampilan sosial dalam bekerja sama, toleransi, komunikasi, dan tanggap
terhadap gagasan orang lain.

4. Peran Tema
a. Peserta didik mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topik tertentu.
b. Peserta didik dapat mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi mata
pelajaran dalam tema yang sama.
c. Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan.
d. Kompetensi berbahasa dapat dikembangkan lebih baik dengan mengaitkan mata pelajaran lain
dan pengalaman pribadi peserta didik.
e. Peserta didik lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks
tema yang jelas.
f. Peserta didik lebih bergairah belajar karena mereka dapat berkomunikasi dalam situasi yang nyata,
misalnya, bertanya, bercerita, menulis deskripsi, menulis surat, dan sebagainya untuk
mengembangkan keterampilan berbahasa, sekaligus untuk mempelajari mata pelajaran lain.
g. Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara terpadu dapat
dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam 2 atau 3 kali pertemuan.

5. Hal-hal yang Perlu di perhatikan dalam Pembelajaran Tematik


a. Pembelajaran tematik dimaksudkan agar pelaksanaan kegiatan belajar mengajar menjadi lebih
bermakna dan utuh.
b. Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik perlu dipertimbangkan antara lain alokasi waktu setiap
tema, memperhitungkan banyak dan sedikitnya bahan yang ada di lingkungan.
c. Pilih tema yang terdekat dengan peserta didik.
d. Lebih mengutamakan kompetensi dasar yang akan dicapai daripada tema.

6. Langkah-langkah menyusun Pembelajaran Tematik


a. Pelajari kompetensi dasar pada kelas dan semester yang sama dari setiap mata pelajaran.
b. Pilihlah tema yang dapat mempersatukan kompetensi-kompetensi tersebut untuk setiap kelas dan
semester.
c. Pilihan tema: diri sendiri, keluarga, lingkungan, tempat umum, dsb.
d. Buatlah “Matriks Hubungan Kompetensi Dasar dengan Tema”.

B. SKKD BERBICARA KELAS RENDAH


1. Kelas 1, Semester 1
2. Kelas 1, Semester 2
3. Kelas 2, Semester 1
4. Kelas 2, Semester 2
5. Kelas 3, Semester 1
6. Kelas 3, Semester 2
C. PERENCANAAN, PELAKSANAAN, DAN PENILAIAN BERBICARA KELAS RENDAH

1. Perencanaan.
a. Mencantumkan identitas.
b. Merumuskan tujuan pembelajaran.
c. Menentukan materi pembelajaran.
d. Menentukan metode pembelajaran.
e. Menentukan kegiatan pembelajaran.
f. Menentukan penilaian.

2. Pelaksanaan
Langkah-langkah minimal yang harus dipenuhi pada setiap unsur kegiatan pembelajaran adalah
sebagai berikut.
a. Kegiatan pendahuluan
b. Kegiatan inti
c. Kegiatan penutup

3. Penilaian
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian adalah sebagai berikut:
a. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi.
b. Penilaian menggunakan acuan kriteria, yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan peserta didik
setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap
kelompoknya.
c. Sistem yang direncanakan peserta didik adalah sistem penilaian yang berkelanjutan.
d. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut.
e. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang diperoleh dalam kegiatan
pembelajaran.
f. Penilaian dapat dilakukan secara: tes tertulis, lisan, perbuatan, penugasan, produk, serta
pengamatan dan unjuk kerja.
Salah satu model yang digunakan dalam penilaian berbicara (khususnya dalam berpidato dan
bercerita) adalah skala penilaian yang digunakan 0-10, menurut Nurgiantoro (1980:265), ada enam
aspek yang dapat digunakan dalam penilaian berbicara, keenam aspek tersebut, adalah
a. keakuratan informasi;
b. hubungan antarinformasi;
c. ketepatan struktur dan kosakata;
d. kelancaran;
e. kewajaran;
f. gaya pengucapan.
KEGIATAN BELAJAR 2
Pembelajaran Keterampilan Berbahasa dengan Fokus Berbicara di Kelas Tinggi

A. KONKRET
Konkret mengandung makna proses belajar beranjak dari hal-hal yang konkret, yakni yang dapat
dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan diotak-atik dengan titik penekanan pada pemanfaatan
lingkungan sebagai sumber belajar.

B. INTEGRATIF
Pada tahap usia sekolah dasar, peserta didik memandang sesuatu yang dipelajari sebagai suatu
keutuhan, mereka belum mampu memilah-milah konsep dari berbagai disiplin ilmu, hal ini
melukiskan cara berpikir peserta didik yang deduktif yakni dari hal umum ke bagian demi bagian.

C. HIERARKIS
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses pembelajaran agar berlangsung secara
optimal sesuai dengan perkembangan peserta didik usia kelas awal.
1. Berkaitan dengan perkembangan fisik, peserta didik sangat aktif melakukan berbagai kegiatan. Hal
ini bermanfaat untuk mengembangkan otot-otot kecil maupun besar.
2. Perkembangan bahasa juga semakin baik. Peserta didik sudah mampu memahami pembicaraan
orang lain dan mampu mengungkapkan pikirannya dalam batas-batas tertentu.
3. Perkembangan kognitif (daya pikir) sangat pesat, ditunjukkan dengan rasa ingin tahu peserta didik
yang luar biasa terhadap lingkungan sekitar. Dari segi kemampuan peserta didik sudah mampu
berpikir bagian per bagian. Artinya peserta didik sudah mampu berpikir analisis dan sintesis, deduktif
dan induktif.
4. Perkembangan sosial peserta didik mulai ingin melepaskan diri dari otoritas orang tuanya. Hal ini
ditunjukkan dengan kecenderungan peserta didik untuk selalu bermain di luar rumah bergaul
dengan teman sebaya.
5. Bentuk permainan peserta didik bersifat permainan sosial, bentuk permainan yang melibatkan
banyak orang dengan saling berinteraksi.
6. Perkembangan emosi peserta didik sudah mulai berbentuk dan tampak sebagai bagian dari
kepribadian peserta didik.
7. Penguasaan ilmu agama yang harus diterapkan dalam kehidupan merupakan fondasi yang paling
utama Di kelas-kelas yang lebih tinggi (4-6 sekolah dasar), pembelajaran aspek-aspek keterampilan
berbahasa diberikan secara terpadu. Berikut ini contohnya ;
1. Menyimak dan Berbicara
2. Menyimak dan Menulis
3. Membaca dan Menyimak
4. Membaca dan Menulis
5. Menulis dan Bercerita

Anda mungkin juga menyukai