Anda di halaman 1dari 5

Modul 9

Model Pembelajaran PKn Tematis Di Kelas I, II, dan III SD/MI


Kegiatan Belajar 1

A. Hakikat Pembelajaran Tematik


1. Menurut Piaget, perkembangan psikologis anak rentang usia 9-12 tahun berada pada
tingkat operasi konkret dan awal dari operasi formal yang dimulai berkembangnya
pemikiran yang abstrak. Dalam kehidupan sosialnya semakin meluas menurut Paul R.
Hanna, peserta didik SD memiliki ruang lingkup Komunitas, sosial budaya, rumah,
sekolah, dan lingkungan sekitar.
2. Menurut psikologis, SD dibagi kedalam 2 bagian. Yaitu, Kelas rendah (I,II, dan III), dan
kelas atas (IV, V, VI). Untuk kelas rendah menggunakan pembelajaran tematik.
Sedangkan kelas atas menggunakan “pembelajaran berbasis mata pelajaran”.
3. Pembelajaran tematik adalah bentuk dari pengelompokkan pembelajaran terpadu.
Peserta didik belajar melalui pemahaman dan pembiasaan perilaku yang terkait dalam
kehidupannya. Tujuan pembelajaran dari pembelajaran tematik adalah peserta didik
dapat mengembangkan potensi secara alami sesuai dengan usia dan lingkungannya.
4. Menurut Bredekamp (1992), usia pendidikan dasar (6-15 tahun), kemampuan
intelektual, sosio-emosional, fisik dan moral anak berkembang secara terpadu sehingga
pembelajaran harus terpadu.
5. Pembelajaran tematik adalah model pembelajaran yang menggunakan tema dan
berhubungan dengan atau memiliki keterkaitan antara satu mata pelajaran dengan
pelajaran yang lain menggunakan tema yang sama yang memiliki kompetensi dasar dan
dasar kompetensi yang berkaitan antar mata pelajaran.
6. Pembelajaran terpadu adalah proses pembelajaran yang memiliki keterkaitan dengan
satu mata pelajaran dan terhubung dengan topic dan tema atau antar mata pelajaran
dalam suatu kurikulum sekolah.
7. Keterkaitan pembelajaran terpadu dengan tema dan topic diakibatkan karena, 1.
Keterkaitan materi dan kompetensi dasar dalam satu mata pelajaran dengan
kebutuhan/pengalaman anak di lingkungan sosialnya, 2. Keterkaitan tema dan topic
dalam mata pelajaran dengan kebutuhan pengalaman anak secara sosial.
8. Menurut Wolfinger (1994), pemaduan tersebut antara keterampilan, sikap, disiplin,
memiliki pertimbangan rasional, antara lain: a. kebannyakan masalah dan pengalaman
termasuk di dalamnya pengalaman belajar bersifat interdisipliner, b. untuk memahami,
mempelajari, dan memecahkannya diperlukan multiskill, c. adanya tuntutan interaksi
kolaboratif yang tinggi dalam pemecahan masalah, d. memudahkan siswa membuat
hubungan antarskematika dan transfer pemahaman antarkonteks, e. demi efisiensi, f.
adanya tuntutan keterlibatan siswa yang lebih tinggi dalam proses pembelajaran.
9. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembelajaran tematik: a. pelaksanaan kegiatan
pembelajaran menjadi lebih bermakna/utuh, b. perlu mempertimbangkan alokasi waktu
setiap tema, mempertimbangkan banyak sedikitnya bahan, c. pilihan tema terdekat
dengan kehidupan sehari-hari anak, d. lebih mencapat Kompetensi Dasar daripada
tema.\
10. Keunggulan tematik: a. pengalaman dan kegiatan belajar relevan dengan tingkat
perkembangan siswa, b. menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan
siswa, c. hasil belajar lebih berkesan karena bermakna, d. mengembangkan
keterampilan berpikir siswa dengan permasalahan yang dihadapi, e. menumbuhkan
keterampilan sosial dalam bekerja sama, toleransi, kominikasi, dan tanggap terhadap
gagasan orang lain.
11. Peran tema dalam pembelajaran: a. siswa mudah memusatkan perhatian pada satu
tema tertentu, b. dapat mempelajari pengetahuan dan mengembangkan dalam berbagai
kompetensi mata pelajaran dalam tema yang sama, c. pemahaman dalam materi
pembelajaran lebih mendalam, d. kompetensi berbahasa dapat dikembangkan dengan
baik dengan mengaitkan mata pelajaran dengan pengalaman siswa, e. dapat merasakan
makna dan manfaat belajar karena memiliki konsep tema yang jelas, f. guru dapat
menghemat waktu karena maple dapat disajikan secara terpadu, sehingga dapat
dipersiapkan dalan 2-3 minggu pertemuan.
12. Langkah-langkah pembelajaran tematik: a. mempelajari kompetensi dasar pada kelas
dan semester yang sama dari setiap mapel, b. memilih tema yang dapat disangkut
pautkan dengan kompetensi, c. membuat matrik atau bagan hubungan KD dengan tema,
d. menyusun silabus berdasarkan matrik/jaringan tema pembelajaran tematik, e.
menyusun pembelajaran tematik.
13. Guru harus menyusun silabus berdasarkan rencana pemebelajaran secara tematik.
14. Enam langkah tematik dalam 6 mata pelajaran: a. membuat/ memilih tema, b.
melakukan analisis indicator, KD, dan hasil belajar yang sesuai dengan tema dan alokasi
waktu, c. melakukan pemetaan KD, indicator dengan tema, d. melakukan penyusunan
silabus, e. menyusun rencana pembelajaran.
15. Tema yang dikeluarkan tidak terlalu luas namun dengan mudah dapat digunakan. Tema
harus bermakna. Tema harus sesuai dengan tingkat kembang psikologis. Tema harus
sesuai dengan minat anak. Tema harus memiliki peristiwa yang ontentik di dalam
rentang waktu belajar. Mempertimbangkan kuikulum yang berlaku dan harapan
masyarakat dari hasil belajar siswa. Mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar.
16. Melakukan analisis standar kompetensi, kompetensi dasar, indicator, yang disesuaikan
dengan tema dan alokasi waktu. Kegiatan ini dapat dilakukan bersama tergantung
dengan kurikulum sekolahnya.
17. Standar kompetensi adalah standar kemampuan yang harus dicapai untuk mempelajari
mata pelajaran tersebut. Sedangkan kompetensi dasar adalah kemampuan untuk
kompetensi minimal pada kegiatan yang dilakukan siswa.
18. Melakukan pemetaan hubungan kompetensi dasar, indicator dengan tema (yang telah
dibuat). Hal yang harus dilakukan guru: a. mengidentifikasi semua indicator dan
kompetensi dasar dari semua mata pembelajaran, b. memasukkan hasil identifikasi ke
dalam tabel dalam indicator yang relevan dengan tema dan kompetensi dasar.
19. Jika ada tema atau indicator yang tidak bisa dimasukkan maka dicarikan tema khusus
dan dicari sendiri.
20. Membuat pengelompokan jaringan indicator, guru memasukkan indicator yang telah
diidentifikasi.
21. Melakukan penyusunan silabus, silabus yang dibuat fleksibel. Guru dapat membuat
format ke samping matrik atau dalam bentuk deskripsi.
22. Komponen silabus berupa: identitas (nama sekolah, kelas, semester, tema), komponen
format (Kompetensi dasar, indicator, pengalaman belajar, alokasi waktu, sumber (buku
acuan, buku pedoman, buku ajar semua mapel), penilaian (meliputi aspek kognitif,
afektive, dan psikomotor), hasil tes dan non-tes serta portofolio.
23. Menyusun rencana pembelajaran, kegiatan guru secara perseorangan, menyusun
rencana pembelajaran harian, dan dapat memuat beberapa kali pertemuan.
Kegiatan Pembelajaran 2

Model Pembelajaran PKn Tematis

1. Dalam memadukan konsep materi dapat dilakukan menggunakan 10 model: fragmented,


connected, nested, seguented, shared, webbing, threated, intergrated, immersed, dan
networked.
2. Yang paling cocok diterapkan pada sekolah dasar adalah model “webbed”, karena
perkembangan fisiknya tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan mental, sosial,
emosional.
3. Model Webbed, adalah model pembelajaran yang dapat dipergunakan untuk mengajar tema
tertentu yang dapat disampaikan melalui beberapa mata pelajaran. Model ini adalah bentuk
perpaduan yang bertolak dari pendekatan tematis inter atau antar mata pelajaran dalam
mengintegrasikan kegiatan pembelajaran. Model ini dapat mengikat antar mata pelajaran
dalam satu tema.
4. Pembelajaran tematik memiliki beberapa tahap yang harus dilakukan guru: a. tahap
perencanaan, meliputi tahap-tahap perencanaan pembelajaran terpadu, yaitu dengan
menetapkan pembelajaran yang akan dipadukan dengan kompetensi dasar setiap mata
pelajaran: membuat dana memilih tema, membuat matrik atau bagan kompetensi dasar
dengan topic, membaut peta pembelajaran tematik dalam bentuk matrik dan jaringan tema,
menyusun silabus, dan rencana pembelajaran tematik, b. Tahap pelaksanaan, pembelajaran
siswa dalam pendekatan metode, pola pembelajaran yang dapat dijadikan kegiatan
persiapan, pembukaan, kegiatan inti, dan penutup, c. tahap penilaian, guru menilai proses
hasl belajar yang meliputi prosedur, jenis, bentuk, dan alat penilaian.
5. Model Connected, butir-butir pembelajaran dapat disatukan dalam satu mata pelajaran
tertentu. Misalnya butir-butir pembelajaran dengan proses pembelajaran ideology Pancasila,
hukum, dan ketatanegaraan, atau demokrasi dalam mata pelajaran Pkn.
6. Model intergrated, model pemaduan sejumlah tema pembelajaran dari mata pelajaran yang
berbeda tetapi esensinya lama dalam sebuah keterampilan.

Modul 10

Kegiatan Belajar 1

Langkah-langkah Model Pembelajaran PKn SD Berbasis Portofolio

A. Konsep dan Hakekat Portofolio


1. Pembelajaran portofolio adalah sebuah inovasi dalam pembelajaran PKn sebagai wujud
nyata dari pembelajaran kontekstual. Pembelajaran portofolio mengandalkan keaktifan
siswa untuk terjun ke lapangan secara kontekstual dan tekstual dibawah bimbingan guru,
sehingga siswa memiliki pengalaman langsung dan dipresentasikan di depan kelas oleh
masing-masing kelompok.
2. Portofolio berasal dari bahasa Inggris, yang berarti kumpulan hasil karya siswa yang
menyajikan kemajuan, pencapaian dan prestasi masing-masing siswa yang melibatkan siswa.
3. Portofolio merupakan kumpulan hasil kerja siswa. Hasil kerja tersebut disebut artefak.
Artefak berasal dari hasil pengalaman siswa dari proses belajar yang dapat dikaji dalam
kelompok kecil atau besar.
4. Portofolio, berisi hal-hal seperti pernyataan tertulis, grafik, peta, photography, karya seni
asli. Bahan-bahan tersebut menggambarkan: a. hal-hal yang dipelajari adalah hal yang sudah
dipilih, b. berhubungan dengan pemecahan masalah alternative, c. kebijakan public yang
dibuat untuk mengatasi hal tersebut, d. rencana tindakan yang dibuat dapat mengusahakan
pemerintah menerima kebijakan.
5. Langkah-langkah model pembelajaran portofolio, menekankan siswa agar aktif dan kreatif.
Menurut Center Civic Education (2002: 55-7b): a. agar siswa menyadari apa yang mereka
ketahui tentang masalah masyarakat, b. agar mendiskusikan permasalahan dengan keluarga,
tetangga, tentang apa yang mereka pikirkan dalam masalah ini, c. mengumpulkan informasi
untuk memilih masalah yang disepakati oleh mayoritas siswa.
6. Tujuan dari portofolio, memiliki 3 kegiatan utama, yaitu: a. diskusi kelas, b. diskusi
kelompok, c. tugas pekerjaan rumah (tugas wawancara, tugas mencari informasi media
cetak, tugas informasi melalui radio dan televisi).
7. Memilih masalah untuk kajian kelas, dengan langkah-langkah berikut: a. mengkaji informasi
yang telah dikumpulkan dan dianggap penting dengan mendiskusikan apa yang mereka telah
pelajari terhadap orang yang diwawancarai, masalah manakah yang paling mendesak di
pecahkan masalahnya, apakah masalah ini dapat diselesaikan, masalah apa yang akan
muncul, masalah masyarakat manakah yang paling besar.
8. Mengumpulkan informasi tentang masalah yang akan dikaji oleh kelas, langkah langkahnya:
a. mengidentifikasi sumber-sumber informasi, b. tinjau ulang pedoman untuk memperoleh
dan medokumentasikan informasi, langkah yang dilakukan siswa; mengunjungi
perpustakaan atau tempat lain untuk mendapatkan informasi, menghubungi sumber
informasi melalui telepon, membuat janji dan mewawancarai orang, meminta informasi
melalui surat.
9. Pengumpulan informasi, sumber-sumber informasi yang jelas, kemudian kelas dibagi
menjadi tim-tim peneliti yang telah ditetapkan untuk memperoleh informasi dan sumber.
10. Mengembangkan portofolio kelas, bahan yang dimasukkan kedalan portofolio adalah bahan
yang penting dan merupakan hasil karya terbaik siswa. Langkah-langkah yang harus
ditempuh: kelas dibagi kedalam 4 kelompok, guru mengulas tugas-tugas rincian untuk tugas
portofolio, gunakan informasi yang dikumpulkan oleh tim portofolio, gunakan informasi
yang dikumpulkan oleh peneliti, membuat portofolio.
11. Tugas-tugas yang harus dilakukan: a. kelompok portofolio satu, bertugas menjelaskan
masalah, b. kelompok portofolio dua, menilai kebijakan alternative yang disarankan
memecahkan masalah, c. kelompok 3, bertugas mengembangkan kebijakan public yang
didukung oleh kelas, d. kelompok 4, mengembangkan rencana tindakan agar pemerintah
bersedia menerima kebijakan kelas.

Kegiatan Belajar 2

Model Pembelajaran PKn SD Berbasis Portofolio di Kelas IV, V, dan VI

1. Guru menjelaskan spesifikasi portofolio yang terdiri dari: a. seksi penayangan, ditayangkan
dapat berupa pernyataan tertulis, daftar sumber, peta graft, foto, karya seni asli, gambar.
2. Hal-hal yang harus diperhatikan: a. rangkuman masalah secara tertulis, b. penyajian masalah
dengan grafik, c. identifikasi sumber-sumber informasi.
3. Seksi dokumentasi, bertugas mengoordinir bahan-bahan yang didokumentasikan atau
memberi bukti penilaiannya.
4. Penyajian portofolio, dilaksanakan setelah kelas menyelesaikan portofolio dokumentasinya
pelaksanaan dapat dilakukan diakhir semester 1 atau 2 .
5. Tujuan dari penyajian portofolio; untuk menginformasikan kepada para hadirin tentang
pentingnya masalah, untuk menjelaskan dan mengevaluasi kebijakan alternative pada
masalah, untuk mendiskusikan kebijakan untuk mengatasi masalah, untuk membuktikan
bahwa dapat menumbuhkan dukungan dalam masyarakat, lembaga legislative, eksekutif,
dan yudikatif.
6. Guru baiknya melakukan hal berikut: persiapan, pelaksanaan.
7. Hal-hal yang harus diperhatikan siswa: juru bicara tiap kelompok, penyajian berdasarkan
pada seksi penayangan, gunakan grafik-grafik/gambar, bahan-bahan yang ada pada
portofolio, pertanyaan lanjutan 10 menit, pertanyaan, pernyataan, dan tanggapan.
8. Refleksi pengalaman belajar, merefleksikan berarti bercermin, maknanya adalah bercermin
pada pengalaman belajar yang baru saja dilakukan siswa baik perorangan atau kelompok.
Tujuannya untuk menghindari kesalahan dimasa yang akan datang untuk meningkatkan
kinerja siswa.
9. Hasil refleksi dapat dimasukkan kedalam bab V pada portofolio.
10. Refleksi hasil pembelajaran dapat dipraktikan sebagai berikut: a. mengembangkan sifat
pembawaan/karakter siswa berupa tanggung jawab individu, disiplin diri, sopan santun, b.
siswa yakin jika mereka dapat melakukan sesuatu di masyarakat yang berbeda ketika di
dalam kelas.

Anda mungkin juga menyukai