100%(1)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
213 tayangan6 halaman
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menghubungkan beberapa mata pelajaran di bawah satu tema.
2. Pembelajaran tematik memberikan pengalaman langsung kepada siswa dan menekankan pada proses belajar secara aktif.
3. Pembelajaran tematik memiliki berbagai manfaat seperti mengurangi tumpang tindih materi dan membantu siswa memahami hub
Deskripsi Asli:
Judul Asli
Resume Pembelajaran Tematik MI Nindia Putri Nurelina Sari.doc
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menghubungkan beberapa mata pelajaran di bawah satu tema.
2. Pembelajaran tematik memberikan pengalaman langsung kepada siswa dan menekankan pada proses belajar secara aktif.
3. Pembelajaran tematik memiliki berbagai manfaat seperti mengurangi tumpang tindih materi dan membantu siswa memahami hub
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menghubungkan beberapa mata pelajaran di bawah satu tema.
2. Pembelajaran tematik memberikan pengalaman langsung kepada siswa dan menekankan pada proses belajar secara aktif.
3. Pembelajaran tematik memiliki berbagai manfaat seperti mengurangi tumpang tindih materi dan membantu siswa memahami hub
Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan kearah yang lebih baik. Pembelajaran merupakan perpaduan dari dua aktivitas, yaitu aktivitas mengajar dan belajar. Aktivitas mengajar menyangkut peranan seorang guru dalam konteks mengupayakan terciptanya jalinan komunikasi harmonis antara mengajar itu sendiri dengan belajar. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang melibatkan beberapa pelajaran (bahkan lintas rumpun mata pelajaran) yang diikat dalam tema-tema tertentu. Pembelajaran ini melibatkan beberapa kompetensi dasar, hasil belajar, dan indikator dari suatu mata pelajaran, atau bahkan beberapa mata pelajaran. Lebih lanjut, perlu dipahami bahwa pembelajaran tematik merupakan pembelajaran terpadu yang menekankan keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Siswa aktif terlibat dalam proses pembelajaran dan pemberdayaan dalam memecahkan masalah, sehingga hal ini menumbuhkan kreativitas sesuai dengan potensi dan kecenderungan mereka yang berbeda satu dengan lainnya. Sekaligus, dengan diterapkannya pembelajaran tematik, siswa diharapkan dapat belajar dan bermain dengan kreativitas yang tinggi.
B. Landasan Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik dikembangkan landasan filosofis, ppsikologi, normatif dan landasan praktis. 1. Landasan Filosofis Model pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat yaitu: progresivisme, konstruktivisme, dan aliran humanisme yang lebih melihat siswa dari keunikan, potensinya dan motivasi yang dilmilikinya. Aliran progresivisme memandang proses pembelajaran perlu ditekankan pada pembentukan kreatifitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah dan memperhatikan pengalaman siswa. Aliran konstruksi yang menyatakan bahwa pengetahuan dibentuk sendiri oleh individu dan pengalaman merupakan kunci utama dari belajar bermakna. Menurut aliran ini, pengetahuan adalah hasil konstruksi atau bentukan manusia melalui hasil interaksi dengan objek, fenomena, pengalaman dan lingkungan. 2. Landasan Psikologis Dalam model pembelajaran tematik, landasan psikologi yang banyak digunakan berkaitan dengan psikologi perkembangan siswa dan psikologi belajar. Psikologi perkembangan diperlukan terutama dalam mentukan isi/materi pembelajaran tematik yang akan diberikan kepada siswa agar tingkat keluasan dan kedalamnya sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik. 3. Landasan Normatif dan Praktis Pembelajaran tematik juga dilandasi oleh landasan normatif dan praktis. Landasan normatif menghendaki bahwa pembelajaran tematik hendaknya dilaksanakan berdasarkan gambaran ideal yang ingin dicapai oleh tinjauan pembelajaran sedangkang landasan praktis mengharapkan pembelajaran terpadu dilaksanakan dengan memperhatikan situasi dan kondisi praktis yang berpengaruh pada kemungkinan pelaksanaanya mencapai hasil yang optimal.
C. Konsep Pembelajaran Tematik
Konsep pembelajaran tematik sifatnya berjangka (seminggu, dua minggu, tiga minggu, dan seterusnya). Konsep ini hampir mirip dengan istilah RPP (Rencana Pelaksanaan pembelajaran) dalam kurikulum nontematik. Dalam hal ini, guru tidak hanya dituntut merancang konsep pembelajaran, tapi juga dituntut peka dalam menentukan alokasi waktu terhadap pembelajaran tema-tema tertentu. Konsep pengetahuan yang diajarkan saling berhubungan dan merupakan satu kesatuan. Tema-tema yang dirancang dan akan dicapai harus dibuat berkaitan.
D. Karakteristik Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik memiliki karakteristik yang dapat dijadikan sebagai acuan untuk dikembangkan pada proses pembelajaran. Berikut ini 18 macam karakteristik yang perlu diketahui dan diimplementasikan guru, yaitu : 1. Adanya efisiensi 2. Kontekstual 3. Student Centered (berpusat pada siswa) 4. Memberikan pengalaman langsung 5. Pemisahan mata pelajaran yang kabur 6. Holistis 7. Fleksibel 8. Hasil pembelajaran berkembang sesuai minat dan kebutuhan siswa 9. Kegiatan belajarnya sangat relevan dengan kebutuhan siswa SD/MI 10. Kegiatan yang dipilih bertolak dari minat dan kebutuhan siswa 11. Kegiatan belajar akan lebih bermakna 12. Mengembangkan keterampilan berfikir 13. Menyajikan kegiatan belajar pragmatis yang sesuai dengan permasalahan 14. Mengembangkan keterampilan sosial siswa 15. Aktif 16. Menggunakan prinsip bermain sambil belajar 17. Mengembangkan komunikasi siswa 18. Lebih menekankan proses ketimbang hasil Menurut Tim Puskur (2006), pendekatan pembelajaran tematik memiliki karakteristik sebagai berikut. 1. Pembelajaran berpusat pada peserta didik. Pembelajaran tematik dikatakan sebagai pembelajaran yang berpusat pada anak, karena pada dasarnya pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memberikan keleluasaan pada peserta didik, baik secara individu maupun kelompok. Peserta didik diharapkan dapat aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip dari suatu pengetahuan yang harus dikuasainya sesuai dengan perkembangannya. 2. Memberikan pengalaman langsung kepada anak. Pembelajaran tematik diprogramkan untuk melibatkan peserta didik secara langsung dalam pembelajaran yang mengaitkan antar konsep dan prinsip yang dipelajari dari beberapa mapel. Sehingga peserta didik akan memahami hasil belajarnya sesuai dengan fakta dan peristiwa yang dialami, bukan sekedar informasi dari gurunya. Guru lebih banyak bertindak sebagai fasilitator dan katalisator yang membimbing ke arah tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Sedangkan peserta didik sebagai aktor pencari fakta dan informasi untuk mengembangkan pengetahuannya. 3. Pemisahan mapel tidak kelihatan atau antar mapel menyatu. Pembelajaran tematik memusatkan perhatian pada pengamatan dan pengkajian suatu gejala atau peristiwa dari beberapa mapel sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak. Sehingga memungkinkan peserta didik untuk memahami suatu fenomena pembelajaran dari segala sisi yang utuh. 4. Menyajikan konsep dari berbagai mapel dalam suatu proses pembelajaran sehingga bermakna. Pembelajaran tematik mengkaji suatu fenomena dari berbagai macam aspek yang membentuk semacam jalinan antar pengetahuan yang dimiliki peserta didik, sehingga berdampak kebermaknaan dari materi yang dipelajari peserta didik. Hasil nyata akan didapat dari segala konsep yang diperoleh dan keterkaitannya dengan konsep-konsep lain yang dipelajari. Hal ini diharapkan akan berdampak pada kemampuan peserta didik untuk memecahkan masalah-masalah yang nyata dalam kehidupannya. 5. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak. Pada pembelajaran tematik dikembangkan pendekatan PAKEM (pembelajaran yang aktif kreatif efektif dan menyenangkan) yang melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses pembelajaran dengan melihat bakat, minat, dan kemampuan peserta didik sehingga memungkinkan peserta didik termotivasi untuk belajar terus menerus.
E. Prinsip Pembelajaran Tematik
Ada 9 Prinsip-Prinsip Pembelajaran Tematik Terpadu Pada Kurikulum 2013 adalah Pembelajaran memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut: 1. Peserta didik mencari tahu, bukan diberi tahu. 2. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan kompetensi melalui tema yang paling dekat dengan kehidupan peserta didik. 3. Terdapat tema yang menjadi pemersatu sejumlah kompetensi dasar yang berkaitan dengan berbagai konsep, keterampilan dan sikap. 4. Sumber belajar tidak terbatas pada buku. 5. Peserta didik dapat bekerja secara mandiri maupun berkelompok sesuai dengan karakteristik kegiatan yang dilakukan 6. Guru harus merencanakan dan melaksanakan pembelajaran agar dapat mengakomodasi peserta didik yang memiliki perbedaan tingkat kecerdasan, pengalaman, dan ketertarikan terhadap suatu topik. 7. Kompetensi Dasar mata pelajaran yang tidak dapat dipadukan dapat diajarkan tersendiri. 8. Memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik (direct experiences) dari hal-hal yang konkret menuju ke abstrak. 9. Kegiatan pembelajaran tematik yang dirancang dalam silabus bukan merupakan urutan kegiatan pembelajaran, melainkan bentuk kegiatan pembelajaran untuk mencapai Kompetensi Dasar guru dapat melakukan penyesuaikan.
F. Manfaat Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui pengalaman langsung siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya. Dengan pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan tema, akan diperoleh beberapa manfaat yaitu : 1. Dengan menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan indikator serta isi mata pelajaran akan terjadi penghematan, karena tumpang tindih materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan, 2. Siswa mampu melihat hubungan-hubungan yang bermakna sebab isi/materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat, bukan tujuan akhir, 3. Pembelajaran menjadi utuh sehingga siswa akan mendapat pengertian mengenai proses dan materi yang tidak terpecah-pecah. 4. Dengan adanya pemaduan antar mata pelajaran maka penguasaan konsep akan semakin baik dan meningkat. Manfaat pembelajaran tematik bagi guru antara lain adalah sebagai berikut: 1. Tersedia waktu lebih banyak untuk pembelajaran. 2. Materi pelajaran tidak dibatasi oleh jam pelajaran, melainkan dapat dilanjutkan sepanjang hari, mencakup berbagai mata pelajaran. 3. Hubungan antar mata pelajaran dan topik dapat diajarkan secara logis dan alami. Dapat ditunjukkan bahwa belajar merupakan kegiatan yang kontinyu, tidak terbatas pada buku paket, jam pelajaran, atau bahkan empat dinding kelas. 4. Guru dapat membantu siswa memperluas kesempatan belajar ke berbagai aspek kehidupan. Guru bebas membantu siswa melihat masalah, situasi, atau topik dari berbagai sudut pandang. 5. Pengembangan masyarakat belajar terfasilitasi. Penekanan pada kompetisi bisa dikurangi dan diganti dengan kerja sama dan kolaborasi. Manfaat pembelajaran tematik bagi siswa antara lain adalah sebagai berikut: 1. Bisa lebih memfokuskan diri pada proses belajar, daripada hasil belajar. 2. Menghilangkan batas semu antar bagian-bagian kurikulum dan menyediakan pendekatan proses belajar yang integratif. 3. Menyediakan kurikulum yang berpusat pada siswa – yang dikaitkan dengan minat, kebutuhan, dan kecerdasan; mereka didorong untuk membuat keputusan sendiri dan bertanggung jawab pada keberhasilan belajar. 4. Merangsang penemuan dan penyelidikan mandiri di dalam dan di luar kelas. 5. Membantu siswa membangun hubungan antara konsep dan ide, sehingga meningkatkan apresiasi dan pemahaman.
G. Pelaksanaan Pembelajaran Tematik
Keberhasilan penerapan pembelajaran tematik dipengaruhi oleh perencanaan pembelajaran yang sesuai dengan kondisi, minat, bakat, kebutuhan, dan kemampuan siswa. Menurut Rusman (2015) alur atau langkah dalam mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran tematik meliputi enam tahap, yaitu: 1. Menetapkan mata pelajaran yang akan dipadukan 2. Mempelajari kompetensi dasar dan indicator dari muatan mata pelajaran yang akan dipadukan 3. Memilih dan menetapkan tema/topic pemersatu 4. Membuat matriks atau bagan hubungan kompetensi dasar dan tema pemersatu 5. Menyusun silabus pembelajaran tematik 6. Penyusunan rncana pelaksanaan pembelajaran tematik Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik, ada beberapa hal yang perlu dilakukan meliputi: 1. Tahap perencanaan yang mencakup kegiatan pemetaan kompetensi dasar, penentuan tema, membuat jarring-jaring tema, pengembangan silabus dan penyusunan pelaksanaan pembelajaran 2. Tahap pelaksanaan pembelajaran tematik yang mencakup penggunaan berbagai model dan tehnik pembelajaran, penentuan dan penggunaan media 3. Tahap penilaian, dalam pembelajaran tematik penilaian dilakukan dengan mengkaji ketercapaian kompetensi dasar dan indicator pada tiap-tiap mata pelajaran yang terdapat pada tema tersebut, jadi tidak lagi terpadu melalui tema, melainkan sudah terpisah-pisah sesuai dengan kompetensi dasar dan indicator pada mata pelajaran.
H. Implikasi Pembelajaran Tematik
Pelaksanaan pembelajaran tematik di Sekolah Dasar ternyata memberikan implikasi baik dari segi guru, siswa, sarana, dan prasarana sampai kepada proses pembelajaran. 1. Implikasi bagi guru Dalam pembelajaran tematik memerlukan guru yang lebih kreatif baik dalam hal menyiapkan kegiatan pembelajaran, juga dalam hal pemilihan kompetensi dari berbagai mata pelajaran dan mengaturnya agar pembelajaran menjadi lebih bermakna, menarik, menyenangkan dan utuh. 2. Implikasi bagi siswa Dilihat dari aspek siswa, pembelajaran tematik memberikan peluang untuk mengembangkan kreativitas. Hal ini disebabkan, pembelajaran tematik menekankan pada pengembangan kemampuan analitik terhadap konsep-konsep yang dipadukan. Aktivitas pembelajaran lebih banyak berpusat kepada siswa untuk lebih aktif. Siswa harus siap untuk mengikuti kegiatan pembelajaran yang dalam pelaksanaanya yang bervariasi secara aktif, misalnya melakukan diskusi kelompok, mengadakan penelitian sederhana dan pemecahan masalah. 3. Implikasi bagi sarana dan prasarana Pembelajaran tematik pada hakekatnya menekankan pada siswa baik secara individual maupun kelompok untuk aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan otentik. Oleh karena itu dalam pelaksanaannya memerlukan berbagai sarana dan prasarana belajar. Pembelajaran tematik perlu memanfaatkn berbagai sumber belajar baik yang sifatnya didesain secara khusus untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran (by design) maupun sumber belajar yang tersedia di lingkungan yang dapat di manfaatkan (by utilization). Pembelajaran tematik juga perlu mengoptimalkan pengguna media pembelajaran yang bervariasi sehingga akan membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang abstrak. Dalam pelaksaannya, pembelajaran tematik di SD masih dapat menggunakan buku ajar yang sudah ada saat ini untuk masing- masing mata pelajaran dan dimungkinkan pula untuk menggunakan buku suplemen khusus yang memuat bahan ajar yang terintegrasi. 4. Implikasi terhadap pengaturan ruang Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik perlu untuk melakukan pengaaturan ruang agar suasana belajar menyenangkan.pengaturan ruang tersebut meliputi penataan yang disesuaikan dengan tema yang sedang diajarkan, susunan bangku yang dapat diubah-ubah.
Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Untuk Mengembangkan Karakter Toleransi Dan Demokratis Siswa Pada Pelajaran PKN Kelas V Di SD Negeri Paya Peunaga - STKIP Bina Bangsa Meulaboh