Kelompok 10
Abstrak
Tolak ukur keberhasilan guru dalam proses pembelajaran sangat bergantung
pada bagaimana guru merancang materi pembelajaran. Dari keseluruhan komponen
kurikulum, materi pembelajaran menempati posisi terpenting karna komponen yang
harus dipersiapkan sebelum proses pembelajaran berlangsung sehingga dapat
mencapai sasaran yang dinginkan. Sasaran dalam materi pembelajaran harus sesuai
dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Dengan demikian, perlunya
menganalisis atau mengurai lebih lanjut materi pembelajaran yang ingin ditentukan
dalam kegiatan pembelajaran dengan materi yang benar-benar menunjang tercapainya
standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta tercapainya indikator.
Pendahuluan
Materi pembelajaran pada dasarnya adalah isi dari kurikulum, yakni berupa
mata pelajaran atau bidang studi dengan topik/sub topik dan rinciannya. Menurut
Suprihadi pembelajaran merupakan perbuatan yang komplek.1 Artinya, kegiatan
pembelajaran melibatkan banyak komponen dan faktor yang perlu dipertimbangkan.
1
Asung Bintoro, Skripsi: Analisis Bahan Ajar Pada Mata Pelajaran Praktik Sistem Pemindah Tenaga
Di Smk Negeri 1 Seyegan, (Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2015), hlm 9
1
Oleh karena itu, perencanaan maupun pelaksanaan kegiatannya, membutuhkan
pertimbangan-pertimbangan yang arif dan bijak.
Dalam merencanakan juga perlu mengikuti berdasarkan prosedur yg sudah
ada agar hasil sesuai dengan keinginan atau agar hasilnya bagus, rapi, tidak
berantakan. Permendikbuk No 22 Tahun 2016 menjelaskan bahwa materi
pembelajaran berasal dari buku teks pelajaran dan buku panduan guru. Sumber
belajar lain berupa muatan local, materi kekinian, konteks pembelajaran dari
lingkungan regular, pengayaan dan remedial.
Pembahasan
Di dalam kamus Webster’s New World Dictionary, arti dari analisis (analisys)
adalah “analisys, it means a separating or breaking up of any whole into its parts so
as to find out their nature,propotion, fuction, relationship, etc.” Jadi, pada dasarnya
membuat analisis berarti menguraikan lebih lanjut, misalnya dari suatu total menjadi
subtotal agar bisa dibandingkan antara subtotal yang satu dengan sub total yang
lainnya atau terhadap totalnya, atau memperkirakan besarnya pengaruh perubahan
satu atau beberapa variabel terhadap variabel lainnya, di dalam rangka mencari
variabel yang mungkin menyebabkan suatu kejadian atau berubahnya nilai suatu
variabel.2
2
pembelajaran sangat berpengaruh pada tingkat keberhasilan siswa di dalam belajar.
Jenis-jenis materi pembelajaran dapat diklasifikasi sebagai berikut.
1. Fakta yaitu segala hal yang bewujud kenyataan dan kebenaran, meliputi
nama-nama objek, peristiwa sejarah, lambang, nama tempat, nama orang,
nama bagian atau komponen suatu benda, dan sebagainya.
2. Konsep yaitu segala yang berwujud pengertian-pengertian baru yang bisa
timbul sebagai hasil pemikiran, meliputi definisi, pengertian, ciri khusus,
hakikat, inti /isi dan sebagainya.
3. Prinsip yaitu berupa hal-hal utama, pokok, dan memiliki posisi terpenting,
meliputi dalil, rumus, adagium, postulat, paradigma, teorema, serta hubungan
antarkonsep yang menggambarkan implikasi sebab akibat.
4. Prosedur merupakan langkah-langkah sistematis atau berurutan dalam
mengerjakan suatu aktivitas dan kronologi suatu sistem.
5. Sikap atau Nilai merupakan hasil belajar aspek sikap, misalnya nilai
kejujuran, kasih sayang, tolong-menolong, semangat dan minat belajar dan
bekerja. 4
Materi pembelajaran dikembangkan dari indikator pencapaian kompetensi
(IPK) sesuai tuntutan KD dari KD-3 (pengetahuan) dan KD dari KI-4 (keterampilan),
disesuaikan dengan silabus. Materi pembelajaran berasal dari buku teks pelajaran dan
buku panduan guru. Sumber belajar lain berupa muatan local, materi kekinian,
konteks pembelajaran dari lingkungan regular, pengayaan dan remedial. Prinsip-
prinsip yang dijadikan dasar dalam menentukan materi pembelajaran adalah
kesesuaian (relevansi), keajegan (konsistensi), dan kecukupan (adequacy).
1. Relevansi artinya kesesuaian. Materi pembelajaran hendaknya relevan dengan
pencapaian standar kompetensi dan pencapaian kompetensi dasar. Jika
kemampuan yang diharapkan dikuasai peserta didik berupa menghafal fakta,
maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta, bukan konsep atau
4
Imas Sumarni, Analisis Materi Pembelajaran,
(https://www.academia.edu/31930931/ANALISIS_MATERI_PEMBELAJARAN, di akses pada
tanggal 11 Oktober, 2019)
3
prinsip ataupun jenis materi yang lain.
2. Konsistensi artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai
peserta didik ada empat macam, maka materi yang harus diajarkan juga harus
meliputi empat macam.
3. Adequacy artinya kecukupan. Materi yang diajarkan hendaknya cukup
memadai dalam membantu peserta didik menguasai kompetensi dasar yang
diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak.
Jika terlalu sedikit maka kurang membantu tercapainya standar kompetensi dan
kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak maka akan mengakibatkan
keterlambatan dalam pencapaian target kurikulum (pencapaian keseluruhan SK
dan KD).5
Pengembangan materi pembelajaran, selain berdasarkan IPK dapat juga
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
5
Andi Ulfa Tenri, Analisis Materi Pembelajaran, (https://id.scribd.com/doc/45980181/ANALISIS-
MATERI-PEMBELAJARAN, di akses pada tanggal 11 Oktober, 2019)
4
kerja operasional yang dapat diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Dapat didefinisikan bahwa indikator pencapaian kompetensi
adalah kemampuan yang dapat diobservasi untuk disimpulkan sebagai
pemenuhan kompetensi dasar pada kompetensi Inti 1 dan kompetensi inti 2,
dan kemampuan yang dapat diukur dan atau diobservasi untuk disimpulkan
sebagai pemenuhan kompetensi dasar pada kompetensi inti 3 dan kompetensi
inti 4. Untuk merumuskan IPK dapat digunakan rambu-rambu sebagai
berikut:
a. Indikator merupakan penanda perilaku pengetahuan (KD dari KI-3) dan
perilaku keterampilan (KD dari KI-4) yang dapat diukur dan atau
diobservasi.
b. Perilaku sikap spiritual dari KI-1 dan sikap sosial dari KI-2 tidak
diturunkan ke dalam KD dan juga tidak memiliki indicator pencapaian
kompetensi pada RPP, tetapi perilaku sikap spiritual dan sikap sosial harus
dikaitkan pada perumusan tujuan pembelajaran.
c. Rumusan indikator pencapaian kompetensi menggunakan dimensi proses
kogtinif (dari memahami sampai dengan mengevaluaasi dan
dimungkinkan sampai kreasi untuk kelas XII jika ketercapaian hasil
belajar siswa di atas rata-rata) dan dimensi bentuk pengetahuan (factual,
konseptual, procedural, dan metakognitif) yang sesuai KD, namun tidak
menutup kemungkinan perumusan indicator dimulai dari serendah-
rendahnya C2 sampai setara dengan KD hasil analisis dan rekomendasi.
d. IPK dirumuskan melalui langkah-langkah sebagai berikut :
1) Tentukan kedudukan KD dari KI-3 dan KD DARI KI-4 berdasarkan
gradasinya dan tuntutan KI.
2) Tentukan dimensi pengetahuan (factual, konseptual, procedural,
metakognitif)
3) Tentukan bentuk keterampilan, apakah keterampilan abstrak atau
keterampilan konkret :
5
4) Untuk keterampilan kongkret paada kelas X cenderung menggunakan
kata kerja operasional sampai tingkat membiasakan/ manipulasi.
Sedangkan untuk kelas XI menimal sampai pada tingkat mahir/presisi.
Selanjutnya untuk kelas XII minimal sampai pada tingkat menjadi
gerakan mahir/ presisi hingga alami/ artikulasi serta kelas XII minimal
sampai pada tingkat menjadi gerakan mahir/ presisi hingga alami/
artikulasi serta kelas XIII Orisinal/ naturalisasi pada taksonomi
psikomotorik Simpson atau Dave, dan
5) Rumusan IPK pada setiap KD dari KI-3 dan pada KD dari KI-4
minimal memiliki 2 (dua) indicator.
2. Tujuan Pembelajaran
6
a. Audience adalah peserta didik
b. Behavior merupakan perubahan perilaku peserta didik yang diharapkan
dicapai setelah mengikuti pembelajaran.
c. Condition merupakan prasyarat dan kondisi yang harus disediakan agar
tujuan pembelajaran tercapai, dan
d. Degree adalah ukuran tingkat atau level kemampuan yang harus dicapai
peserta didik mencakup aspek afektif dan attitude6
6
Syaeifuddin K, Inovasi Baru Kurikulum 2013 Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti, (Sleman:
Deepublish, 2018), hlm. 50-52
7
Mempercayai Setelah berdiskusi
al-qur’an,
peserta didik dapat:
Hadis dan
ijtihad a. Membedakan
sebagai al-Qur’an,
sumber hadis, dan
hukum Islam Ijtihad sebagai
sumber hukum
Islam
b. Mempraktikkan
dalam
kehidupan
seharihari
tantangan
kedudukan al-
Qur’an, hadis
dan ijtihad
sebagai sumber
hukum Islam
8
Ranah Kognitif jika kompetensi yang ditetapkan meliputi pengetahuan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan penilaian.
Ranah Psikomotor jika kompetensi yang ditetapkan meliputi gerak
awal, semirutin, dan rutin.
Ranah Afektif jika kompetensi yang ditetapkan meliputi pemberian
respons, apresiasi, penilaian, dan internalisasi.
Contoh :
9
a. Ranah Kognitif
Contoh :
10
Dari materi pokok dapat dianalisis struktur isinya yang meliputi
fakta, konsep, dan prinsip serta prosedur. Cara yang paling mudah
untuk menentukan struktur isi pada materi pokok yang akan
dibelajarkan adalah dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan
pada materi pokok.
11
b. Ranah Afektif
c. Ranah Psikomotorik
12
jenjang pendidikan tersebut akan berbeda-beda. Semakin tinggi jenjang
pendidikan akan semakin luas cakupan aspek proses fotosintesis yang
dipelajari dan semakin detail pula setiap aspek yang dipelajari. Di SD dan
SMP aspek kimia disinggung sedikit tanpa menunjukkan reaksi kimianya. Di
SMA reaksi-reaksi kimia mulai dipelajari dan di perguruan tinggi reaksi kimia
dari proses fotosintesis semakin diperdalam.
13
(3) menentukan langkah-langkah pembuatan.
a. Pendekatan prosedural.
Urutan materi pembelajaran secara prosedural menggambarkan
langkah-langkah secara urut sesuai dengan langkah-langkah
melaksanakan suatu tugas. Misalnya langkah-langkah: dalam
menelpon, dalam mengoperasikan peralatan kamera video, cara
menginstalasi program computer, dan sebagainya.
b. Pendekatan hierarkis
Urutan materi pembelajaran secara hierarkis menggambarkan
urutan yang bersifat berjenjang dari bawah ke atas atau dari atas ke
bawah. Materi sebelumnya harus dipelajari dahulu sebagai prasyarat
untuk mempelajari materi berikutnya.7
Kesimpulan
7
Andi Ulfa Tenri, Analisis Materi Pembelajaran.
14
Materi pembelajaran merupakan sesuatu hal pokok atau yang utama yang
harus ada dalam setiap pembelajaran di semua jenjang pendidikan baik itu SD, SMP,
SMA, bahkan Perguruan Tinggi.
Materi pembelajaran biasanya dituangkan dalam buku teks pelajaran sebagai
buku pegangan setiap peserta didik. Materi pembelajaran dikembangkan dari
indikator pencapaian kompetensi (IPK) sesuai tuntutan KD dari KD-3 (pengetahuan)
dan KD dari KI-4 (keterampilan), disesuaikan dengan silabus. Materi pembelajaran
berasal dari buku teks pelajaran dan buku panduan guru. Sumber belajar lain berupa
muatan local, materi kekinian, konteks pembelajaran dari lingkungan regular,
pengayaan dan remedial.
Daftar Rujukan
Bintoro, Asung. 2015. Skripsi: Analisis Bahan Ajar Pada Mata Pelajaran Praktik
Sistem Pemindah Tenaga Di Smk Negeri 1 Seyegan. Yogyakarta: Universitas
Negeri Yogyakarta.
Syaeifuddin K. 2018. Inovasi Baru Kurikulum 2013 Pendidikan Agama Islam Dan
Budi Pekerti. Sleman: Deepublish.
15
16