Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

MEDIA POP UP BOOK


TEMA 5 PAHLAWANKU/SUBTEMA 1 PERJUANGAN PARA PAHLAWAN
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pembelajatan IPS SD

Dosen Pengampu:
Ketut Susiani, S.Pd. M.Pd.
Ni Komang Widiani, S.Pd.H., M.Pd.

Disusun Oleh:

I Kadek Angga Yatha Wiweka NIM. 2111031151


Dewa Ayu Prilya Astari NIM. 2111033002
Putu Tiarawati NIM. 2111031131
I Gede Yoga Danu Tirta NIM. 2111031244
I Komang Sugiantara NIM. 2111031350
I Komang Adi Wiyanta NIM. 2111031165

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN PENDIDIKAN DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan
Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat-Nyalah makalah ini dapat diselesaikan
tepat pada waktunya. Kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Ketut
Susiani, S.Pd. M.Pd. dan Ibu Ni Putu Kusuma Widiastuti, M.Pd. karena berkat tugas
yang diberikan ini, kami dapat menambah wawasan yang berkaitan dengan topik
yang diberikan yagni terkait media pembelajaran dalam pembelajaran IPS SD.
Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada semua pihak
yang membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan makalah ini masih
melakukan banyak kesalahan. Oleh karena itu kami memohon maaf atas kesalahan
dan ketidaksempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini. Kami juga
mengharap adanya kritik serta saran dari pembaca apabila menemukan kesalahan
dalam makalah ini dan akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi bagi para pembaca.

Singaraja, Kamis 1 Juni 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................1
BAB I...............................................................................................................................2
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................3
1.3 Tujuan....................................................................................................................3
1.4 Manfaat..................................................................................................................3
BAB II..............................................................................................................................4
2.1 Media Pop-Up Book..............................................................................................4
BAB III..........................................................................................................................12
PENUTUP.....................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................12
3.2 Saran.....................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................13

1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) di sekolah dasar merupakan bagian
penting dalam membentuk pemahaman siswa tentang dunia sosial, budaya, dan sejarah.
Salah satu cara yang efektif untuk mengajarkan materi IPS kepada siswa SD adalah
dengan menggunakan metode yang menarik dan interaktif. Salah satu media yang dapat
digunakan adalah pop-up book atau buku pop-up. Buku pop-up merupakan buku yang
menggabungkan unsur teks dengan elemen-elemen tiga dimensi yang muncul secara
otomatis saat buku dibuka. Dalam konteks pembelajaran IPS di SD, pop-up book dapat
menjadi alat yang efektif untuk memperkenalkan pahlawan-pahlawan dalam sejarah atau
pahlawan nasional kepada siswa.
Menurut Joyce & Weil (1980) mendefinisikan bahwa model pembelajaran
merupakan kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan
pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam materi
pahlawan adalah model pembelajaran ADDIE. Model pembelajaran ADDIE (Analysis,
Design, Development, Implementation, Evaluation) adalah pendekatan sistematis yang
digunakan dalam merancang dan mengembangkan materi pembelajaran. Model
pembelajaran ADDIE dalam membelajarkan materi pahlawanku dapat membuat siswa
memahami kontribusi pahlawan dalam sejarah. Pada tahap perancangan adanya tahapan
mendesain pengalaman belajar melalui media pop up book. Pada tahap pengembangan
adanya tahap pembuatan media yang memperkaya pengalaman belajar siswa. Pada tahap
implementasi dan evaluasi, tenaga pendidik dapat memberikan kesempatan peserta didik
untuk saling berdiskusi dan melakukan penilaian secara berkala selama proses
pembelajaran berlangsung.
Mengingat pentinggnya pemilihan media pembelajaran yang tepat saat
pembelajaran, adapun latar belakang mengenai kelebihan penggunaan pop-up book
dengan tema pahlawan dalam pembelajaran IPS SD adalah dapat meningkatkan minat
belajar siswa dikarenakan buku pop-up dengan tema pahlawan didesain berbentuk tiga
dimensi yang menarik dan interaktifsehinggac akan membuat siswa lebih antusias dan
tertarik untuk mempelajari materi IPS; Pop-up book memungkinkan penggunaan ilustrasi,
gambar, dan elemen tiga dimensi yang membantu siswa memvisualisasikan pahlawan-
pahlawan dalam sejarah dengan lebih baik. Hal ini membantu siswa memahami karakter,
kontribusi, dan peristiwa penting yang terkait dengan pahlawan tersebut; Dalam buku
pop-up, siswa dapat berinteraksi langsung dengan elemen-elemen tiga dimensi. Mereka
dapat melipat, memutar, atau menarik bagian buku untuk mengungkapkan informasi
tambahan. Hal ini memungkinkan pembelajaran aktif, di mana siswa terlibat secara
langsung dalam proses belajar dan dapat lebih memahami konsep-konsep yang diajarkan;
Selain itu siswa dapat memperkaya pengalaman pembelajaran.
Penggunaan buku pop-up disertai pemilihan model yang sesuai memungkinkan
siswa mengembangkan keterampilan kognitif dan motorik mereka. Mereka harus
memahami instruksi dan melibatkan tangan mereka untuk memanipulasi elemen-elemen
pop-up, seperti melipat atau menggeser bagian-bagian buku. Hal ini membantu
meningkatkan konsentrasi, koordinasi tangan-mata, dan kemampuan pemecahan masalah
siswa. Maka dari itu menggunakan buku pop-up dengan tema pahlawan dalam
pembelajaran IPS SD, diharapkan siswa dapat lebih terlibat dan memahami materi secara
menyenangkan serta dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih bervariasi.

2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, adapun beberapa rumusan masalah yaitu:
1. Apa itu media Pop Up Book?
2. Bagaimana langkah pembuatan media Pop Up Book
3. Bagaimana langkah model pembelajaran ADDIE
4. Bagaimana penerapan model pembelajaran ADDIE dalam media Pop Up Book?
5. Bagaimana isi materi pembelajaran “Pahlawanku” dalam media Pop Up Book

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui mengensi media Pop Up Book dalam pembelajaran.
2. Untuk mengetahui langkah-langkah pembuatan media Pop Up Book ?
3. Untuk mengetahui mengenai model pembelajaran ADDIE?
4. Untuk mengetahui mengenai penerapan model pembelajaran ADDIE dalam media
Pop Up Book?
5. Untuk mengetahui isi materi pembelajaran “Pahlawanku” dalam media Pop Up Book

1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu:
Manfaat Teoritis
1. Makalah ini diharapkan mampu menambah pengetahuan serta informasi mengenai
media pop up book serta model pembelajaran yang diterapkan. Makalah ini juga
memaparkan terkait wawasan akan materi pahlawan yang disajikan di dalam pop up
book.

2. Manfaat Praktis
Makalah ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi pembaca agar
lebih memahami terkait media pop up book serta model pembelajaran yang
diterapkan. Makalah ini juga diharapkan dapat dijadikan tambahan wawasan akan
materi pahlawan yang disajikan di dalam pop up book.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Media Pop-Up Book


Media Pop-Up Book merupakan sebuah alat peraga tiga dimensi yang dapat
menstimulasi imajinasi anak serta menambah pengetahuan sehingga dapat mempermudah
anak dalam mengetahui penggambaran bentuk suatu benda, memperkaya perbendaharaan
kata serta meningkatkan pemahaman anak (Tisna Umi Hanifah, 2014). Hal ini sejalan
dengan Ningtiyas, Setyosari, & Praherdiono (2019) yang mengemukakan bahwa Pop-Up
Book ialah sebuah kartu atau buku yang ketika dibuka bisa menyajikan konstruksi 3
dimensi atau timbul. (Solichah & Mariana, 2018) juga menjelaskan media Pop-Up Book
termasuk jenis media 3D yang mampu memberikan efek menarik, karena setiap
halamannya dibuka akan menampakkan sebuah gambar yang timbul dan materi yang
terdapat di Pop-Up Book bisa disesuaikan dengan materi ajar yang ingin disampaikan.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa media Pop-Up Book
merupakan sebuah buku tiga yang memiliki unsur 3 dimensi yang dapat bergerak saat
halaman dibuka, serta memberikan visualisasi maupun tampilan yang lebih menarik untuk
meningkatkan pemahaman siswa terkait materi. Menurut Dzuanda (Rahmawati, 2013),
media Pop-Up Book memiliki berbagai manfaat yang sangat berguna, yaitu :
1) Mengajarkan kepada siswa untuk memiliki rasa dalam bentuk menghargai sebuah
buku dengan merawat dan menjaga buku dengan baik saat menggunakannya.
2) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih dekat dengan guru atau orang tua
hal ini dikarenakan pop-up book mempunyai bagian yang memberikan kesempatan
kepada siswa untuk berdiskusi terkait isi yang disajikan dalam pop-up book.
(mendekatkan hubungan antara orang tua dan anak).
3) Meningkatkan kreatifitas siswa.
4) Menumbuhkan imajinasi siswa.
5) Meningkatkan pengetahuan siswa maupun memberikan deskripsi tentang suatu wujud
benda.
6) Menumbuhkan rasa cinta anak untuk membaca.

Sedangkan Bluemel dan Taylor (Dewanti, Toenlioe, & Soepriyanto, 2018)


menyebutkan kegunaan dari media Pop-Up Book, yaitu:
1) meningkatkan rasa cinta anak terhadap buku serta kegiatan membaca,
2) melatih keterampilan berpikir kritis dan menumbuhkan kreatifitas siswa,
3) Dapat memunculkan sebuah makna lewat sebuah gambar yang menarik serta
menumbuhkan keinginan dan motivasi untuk membaca.
Media Pop-Up Book saat digunakan dalam pembelajaran juga memiliki banyak
kelebihan. Safri, Sari, & Marlina (2017) mengemukakan kelebihan dari media Pop-Up
Book adalah dapat membagikan pengalaman yang special kepada siswa melalui kegiatan
dengan mengajak siswa untuk menggeser, membuka maupun melipat baigan isi yang
disajikan dalam pop-up book. Kelebihan media Pop-Up Book juga diungkapkan
Anggraini, Nurwahidah, Asyhari, Reftyawati, & Haka (2019) meliputi: 1. Buku pop-up
dibuat dengan memakai kertas tebal supaya tidak mudah rusak (sobek). 2. Tiap halaman
buku pop-up memuat gambar yang menarik sehingga membuat anak didik lebih aktif serta
antusias mengikuti kegiatan belajar. 3. Buku pop-up dapat digunakan secara mandiri atau
berkelompok. Belajar menggunakan pop-up book memiliki dampak bagi siswa yaitu bisa
berinteraksi terhadap materi ataupun cerita yang terdapat dalam pop-up book selain itu

4
siswa dapat menjadi aktif sebagai pelaku lewat pengamatan atau sentuhan, sehingga siswa
tidak sekedar membaca cerita atau materi yang disajikan dalam pop-up book. Pop-up book
merupakan sebuah buku yang mengandung unsur yang mengejutkan siswa sehingga
menimbulkan rasa ingin tahu siswa pada kelanjutan dari cerita atau materi yang disajikan
yang membuat siswa menjadi semangat untuk membaca (Rahmawati, 2013). Safitri (2014)
mengemukakan bahwa menggunakan Pop-Up Book memiliki kegunaan untuk
menyampaikan sebuah konsep yang masih abstrak dan untuk menunjukan gambaran objek
yang konkret terkait materi pelajaran yang diajarkan.
2.2 Kelebihan dan Kekurangan Media Pop Up Book
Setiap media yang digunakan terkadang terdapat kelemahan dan kelebihan, tak
terkecuali pada media Pop Up Book dalam pembelajaran. Adapun kelebihan media Pop Up
Book dalam proses belajar mengajar siswa antara lain sebagai berikut :
1. Memberikan visualisasi cerita yang lebih menarik sehingga siswa tidak mudah bosan
dan dapat mengikuti pembelajaran dengan baik.
2. Dapat digunakan di dalam ruangan kelas (in door) atau luar ruangan kelas (out door).
3. Metode pembelajaran akan lebih bervariasi sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak
kehabisan tenaga.
4. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengar uraian
guru tetapi juga aktivitas lain.

Selain kelebihan terdapat juga kekurangan dari semua media pembelajaran termasuk
juga media Pop Up Book. Adapun kekurangan dalam penggunaaan media Pop Up Book
dalam proses belajar mengajar siswa antara lain:
1. Waktu pengerjaannya cenderung lama.
2. Menuntut ketelitian dalam pengerjaan dan pembuatan media.
3. Biaya yang dikeluarkan lebih mahal dibandingkan dengan media lainnya.
4. Terbatasnya keahlian dalam membuat media pembelajaran tersebut.

2.3 Langkah Pembuatan Pop Up Book


 Bahan
1) Kertas manila
2) Gambar Pahlawan dan materi pembahasan yang sudah di print
3) Kain flanel
4) Kertas origami
5) Lem castol

5
 Alat
1) Penggaris
2) Spidol
3) Pensil
4) Cutter
5) Gunting
6) Spidol berwarna

 Langkah-Langkah Pembuatan
1) Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2) Potonglah ketas manila menjadi 2 bagian yang sama besar dan panjang.
3) Tempelkan kedua kertas manila tersebut dan bentuklah seperti buku.
4) Buatlah penyangga dari kertas buffalo untuk gambar pahlawan yang sudah di print
dan ukurlah sesuai besar gambar.
5) Tempelkan penyangga tersebut pada gambar.
6) Tempelkan gambar yang sudah diberi penyangga di atas kertas manila
7) Potonglah tulisan penggolongan pahlawan dan tempelkan pada kertas buffalo.
8) Lalu tempelkan tulisan tersebut pada kertas manila.
9) Tempelkan hiasan-hiasan yang sudah dibuat di atas kertas manila.

 Cara Penggunaan Media Pop Up book 


1) Buka Pop Up Book tersebut
2) Berdirikan tulisan keterangan yang sudah tertempel
3) Bacakan materi- materi yang sudah dituliskan di hiasan-hiasan dan sudah tertempel
di atas kertas manila.
4) Jelaskan materi tersebut dengan mengaitkan dengan gambar yang sudah ada.
5) Ulangi langkah-langkah tersebut pada halaman selanjutnya.

6
2.4 Penerapan Model Pembelajaran ADDIE
Model pembelajaran ADDIE muncul pada tahun 1967 dikembangkan oleh Reiser dan
Mollanda. Model ini dipilih karena model ADDIE sering digunakan menggambarkan
pendekatan sistematis untuk pengembangan instruksional. Selain itu, model ADDIE
merupakan model pembelajaran yang bersifat umum, sehingga sangat tepat dikembangkan
dalam pembelajaran di kelas. Ketika digunakan dalam pembelajaran, proses ini berurutan
tetapi interaktif, dimana hasil evaluasi setiap tahap dapat membawa pengembangan
pembelajaran pada tahap sebelumnya. Hasil akhir suatu tahap merupakan produk dari tahap
sebelumnya.

Kerangka ADDIE adalah proses siklus yang berkembang dari waktu ke waktu dan
kontinu dari seluruh perencanaan instruksional dan proses implementasi. Lima tahapan dari
kerangka kerja, masing–masing dengan tujuan sendiri yang berbeda dan fungsi dalam
perkembangan desain instruksional. Selain itu, pemilihan model ADDIE didasarkan pada
beberapa pertimbangan antara lain sebagai berikut.

1. Model ADDIE ini merupakan model perancangan pembelajaran generik yang


menyediakan sebuah proses terorganisasi dalam pembangunan bahan–bahan
pembelajaran yang dapat digunakan, baik dalam pembelajaran tatap muka maupun
pembelajaran online.
2. Model ADDIE dapat menggunakan pendekatan produk dengan langkah–langkah
sistematis dan interaktif.
3. Model ADDIE dapat digunakan untuk pengembangan bahan pembelajaran pada ranah
verbal. Keterampilan intelektual, psikomotor dan afektif sehingga sangat sesuai untuk
pengembangan media blog pada mata pelajaran TIK dan mata pelajaran yang sesuai.
4. Model ADDIE memberikan kesempatan bagi pengembang desain pembelajaran untuk
bekerja sama dengan para ahli materi, media dan desain pembelajaran sehingga
menghasilkan produk yang berkualitas.

Untuk lebih memahami model ADDIE, sebelumnya mengaplikasikan dalam


pembelajaran, guru perlu mengetahui prosedur model ADDIE. Model ini dikembangkan
melalui beberapa langkah sistematis sebagai berikut.

 Analysis (Analisis)
Tahap ini merupakan suatu proses mendefinisikan apa yang akan dipelajari oleh
peserta didik, yaitu melakukan need assessment (analisis kebutuhan), mengidentifikasi
masalah (kebutuhan), dan melakukan analisis tugas (task analysis). Oleh karena itu, out
put yang akan dihasilkan adalah berupa karakteristik atau profil calon peserta belajar,
identifikasi kesenjangan, identifikasi kebutuhan, dan analisis tugas yang rinci didasarkan atas
kebutuhan. Pada tahap ini, dapat dibagi menjadi 3 segmen yaitu analisis pebelajar, analisis
pembelajaran (termasuk tujuan pembelajaran) dan analisis pengiriman online. Adapun
kegiatan pada tahap analisis untuk menentukan komponen yang diperlukan untuk tahap
pembelajaran selanjutnya adalah sebagai berikut.
1. Menentukan karakteristik peserta didik
2. Menganalisis kebutuhan peserta didik dalam pembelajaran
3. Menentukan jenis media yang akan dikembangkan
4. Menganalisis kendala yang ditemukan
5. Merancang assessment untuk menguji pencapaian kompetensi peserta didik, akurasi
dalam menyelesaikan tugas, lembar kerja, kuis dan lain -lain
6. Menganalisis kondisi maupun situasi kelas
7. Mempertimbangkan pedagogis  verbal, visual, taktis, auditori, dan lain-lain.

7
 Design (Rancangan)
Tahap ini juga dikenal dengan istilah membuat rancangan (blue print). Tahapan yang
perlu dilaksanakan dalam proses rancangan ini adalah sebagai berikut.
1. Merumuskan tujuan pembelajaran yang SMAR (Spesific, Measurable,
Apllicable dan Realistic)
2. Menentukan strategi pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujuan (kombinasi media
dan metode yang sesuai)
3. Menentukan sumber–sumber pendukung lain (sumber belajar, lingkungan belajar dan
lain–lain)
 Development (Pengembangan)
Pengembangan adalah proses mewujudkan desain menjadi kenyataan dalam kegiatan
pembelajaran. Hal pertama yang harus dilakukan dalam pengembangan produk adalah
menganalisis pengguna sistem dan hal–hal apa yang dapat dilakukan pengguna dalam sistem.
Pengguna sistem adalah guru, administrator, peserta didik. Misalnya media yang
dikembangkan adalah penggunaan platform Google Classroom, maka yang dapat mengakses
hanya guru dan peserta didik, serta admisitrator sekolah. Administrator adalah pengguna
sistem yang paling tinggi. Admisitrator memiliki kewenangan untuk membuat kategori,
mengorganisasi isi, mengorganisasi mata pelajaran, mengorganisasi guru mata pelajaran,
memilih dan mengubah tampilan. Guru memiliki tugas dan bertanggung jawab terhadap isi
materi dengan meng-upload  materi, memberikan tugas, menilai tugas dan memantau
perkembangan pembelajaran peserta didik.
 Implementation (Implementasi)
Implementasi adalah langkah nyata untuk menerapkan sistem pembelajaran yang
dikembangkan. Artinya dalam tahap ini semua yang telah dikembangkan diinstall dan
disetting sedemikian rupa sesuai dengan peran dan fungsinya agar dapat diimplementasikan.
Tahap implementasi ini dilakukan dengan menguji cobakan media secara langsung melalui
pembelajaran.  Uji coba dilaksanakan sebanyak dua tahap yaitu tahap pertama uji validitas isi
oleh ahli isi mata pelajaran, ahli media pembelajaran, dan ahli desain pembelajaran.
Tahap kedua uji kepraktisan oleh kelompok perorangan, kelompok kecil, kelompok besar,
dan kelompok guru mata pelajaran yang sama. Hasil uji coba ini digunakan sebagai dasar
dalam melakukan kegiatan evaluasi.
 Evaluation (Evaluasi)
Tahap evaluasi pada pembelajaran ini dilaksanakan sampai evaluasi formatif
bertujuan untuk kebutuhan revisi. Berdasarkan hasil review para ahli dan uji coba lapangan
yang sudah dilaksanakan pada tahap implemetasi, selanjutnya dilakukan dua tahap analisis
data, yaitu analisis data kualitatif dan data kuantitatif. Analisis data kualitatif dipergunakan
untuk mengolah data berupa masukan, saran dan kritik dari para ahli dan uji lapangan untuk
selanjutnya dilakukan revisi bertahap untuk pengembangan media menjadi lebih baik.
Sedangkan analisis data kuantitatif diperoleh dari penilaian responden dalam bentuk angka
pada angket yang diberikan. Semua tahapan evaluasi ini bertujuan untuk kelayakan produk
akhir.

2.5 Penerapan Model ADDIE Melalui Media Pop Up Book


1) Tahap Analisis (Analysis):
 Tentukan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, misalnya, mengenal dan
memahami peran pahlawan dalam sejarah Indonesia.

8
 Identifikasi kebutuhan siswa, tingkat pemahaman mereka tentang pahlawan, dan
kecenderungan belajar mereka.
2) Tahap Desain (Design):
 Buat desain pembelajaran yang menarik dan sesuai dengan materi pahlawan, dengan
memasukkan media pop-up book sebagai alat bantu.
 Tentukan konten materi pahlawan yang ingin disampaikan, seperti informasi tentang
pahlawan nasional atau lokal.
 Buat rencana pelajaran yang mencakup langkah-langkah yang jelas untuk
menggunakan media pop-up book.
3) Tahap Pengembangan (Development):
 Buat pop-up book yang menampilkan gambar dan teks yang relevan dengan pahlawan
yang dipilih.
 Pastikan pop-up book dirancang dengan baik dan memiliki fitur-fitur yang interaktif,
seperti gambar yang bisa diputar atau digerakkan, teks yang dapat ditarik, dan gambar
yang dapat dilipat.
4) Tahap Implementasi (Implementation):
 Kenalkan siswa pada pop-up book dan jelaskan cara menggunakannya.
 Baca bersama-sama cerita dalam pop-up book tentang pahlawan yang dipilih.
 Tampilkan fitur-fitur pop-up book yang interaktif dan ajak siswa untuk mengikutinya.
5) Tahap Evaluasi (Evaluation):
 Lakukan evaluasi terhadap pemahaman siswa dengan menggunakan pertanyaan-
pertanyaan seputar materi pahlawan yang diajarkan.
 Observasi bagaimana siswa berinteraksi dengan pop-up book dan apakah mereka
tertarik dan terlibat dalam pembelajaran.
 Gunakan hasil evaluasi untuk memperbaiki dan meningkatkan penggunaan media
pop-up book di masa depan.

Penerapan model pembelajaran ADDIE dengan media pop-up book seperti ini dapat
memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan dan interaktif bagi siswa SD. Pop-up
book dapat memvisualisasikan tokoh-tokoh pahlawan dan sejarah mereka dengan cara yang
lebih menarik, sehingga membantu siswa memahami dan mengingat materi dengan lebih
baik.

2.6 Materi Pembelajaran “Pahlawanku” dalam media Pop Up Book


Dalam materi tema 5 Pahlawanku, subtema 1 “Perjuangan Para Pahlawan”
mengajarkan mengenai perjuangan para pahlawan masa penjajahan kerajaan Hindu/Budha
dan Islam beserta dengan sikap kepahlawanan yang dapat ditiru dan diteladani dari sosok
pahlawan tersebut. Berikut ini beberapa uraian singkat mengenai materi pahlawanku yang
juga penulis sajikan di dalam media Pop Up Book.

a) Kerajaan Tarumanegara Pada Pemerintahan Raja Punawarman


Beberapa sejarah, beberapa perjuangan Raja Purnawarman untuk rakyat Kerajaan
Tarumanegara adalah sebagai berikut.
 Raja Purnawarman sangat memperhatikan kesejahteraan rakyatnya. Ia memperbaiki
aliran Sungai Gangga di daerah Cirebon.
 Raja Purnawarman juga memperbaiki dan memperindah alur Sungai Cupu sehingga
air bisa mengalir ke seluruh kerajaan.
 Raja Purnawarman berani memimpin Angkatan Laut Kerajaan Tarumanegara untuk

9
memerangi bajak laut yang merajalela di perairan Barat dan Utara kerajaan.

Sikap Kepahlawanan yang dimiliki oleh Raja Purnawarman adalah sebagai berikut :


 Memiliki jiwa sosial yang tinggi
 Memiliki jiwa gagah dan berani
 Berani dan pantang menyerah
 Membela kaum yang lemah

b) Kerajaan Maja Pahit Pada Perjuangan Pati Gajah Mada


Sejarah, beberapa perjuangan Pati Gajah Mada untuk kerajaan Majapahit adalah sebagai
berikut :
 Gajah Mada mulai membaktikan dirinya sebagai seorang prajurit di Kerajaan
Majapahit.
 Gajah Mada berhasil menyelamatkan Prabu Jayanegara saat terjadi pemberontakan
Ra Kuti.
 Berkat ketangkasan dan kecerdasannya saat menangani pemberontakan, ia diangkat
menjadi mahapatih oleh Ratu Tribhuwanatunggadewi.
 Cita-cita Gajah Mada adalah mempersatukan kerajaa-kerajaan atau wilayah yang
ada di Nusantara.
 Gajah Mada menyebutkan sumpah Palapa. Isi Sumpah Palapa, (Selama aku belum
menyatukan Nusantara, aku takkan menikmati palapa (kesenangan).
 Patih Gajah Mada membuktikannya dengan kerja keras, tegas, berani, dan
bertanggung jawab atas janjinya. Hingga akhirnya lebih dari 30 wilayah kekuasaan
di luar Majapahit berhasil dikuasai.
Sikap kepahlawanan yang dimiliki oleh pati Gajah Mada adalah sebagai berikut :
 Memiliki sikap yang berani dan tegas
 Memiliki sikap bertanggung jawab dan pekerja keras
 Kecintaannya kepada nusantara dan tekad kerja kerasnya mempersatukan nusantara
menjadi teladan hingga saat ini
 Rela berkorban dan berdedikasi besar bagi negara

c) Kerajaan Sriwijaya Pada Pemerintahan Raja Balaputradewa


Sejarah, beberapa perjuangan Raja Balaputradewaa untuk rakyat Kerajaan Sriwijaya
adalah sebagai berikut :
 Balaputradewa berjuang untuk membangun Sriwijaya hingga menjadi kerajaan
Nusantara pertama yang mempunyai wilayah sangat luas.
 Balaputradewa menjadikan Sriwijaya sebagai kekrajaan maritim yang kuat dan
tangguh.
 Balaputradewa menjadikan Sriwijaya sebagai pusat penyebaran agam Buddha
dengan mendirikan perguruan tinggi Buddha.
 Balaputradewa menjadikan Sriwijaya sebagai pusat perdagangan sehingga ada
banyak kapal yang singgah.
 Tanpa kehadiran Raja Balaputradewa, maka Kerajaan Sriwijaya tidak akan menjadi
kerajaan terkuat dan terbesar pada saar itu.

Sikap Kepahlawanan yang dimiliki oleh Raja Balaputradewa adalah sebagai berikut :


 Memiliki sikap teladan dan memberikan rasa aman dan kesejahteraan bagi
rakyatnya.
 Memiliki sikap berani dan pantang menyerah.

10
 Sangat peduli kepada umat beragama.
 Peduli terhadap rakyatnya
 Memiliki sikap jujur dan tidak serakah.

d) Kerajaan Gowa Tallo pada pemerintahan Sultan Hasanudin


Sejarah, beberapa perjuangan Sultan Hasanudin untuk rakyat Kerajaan Gowa Tallo
adalah sebagai berikut :
 Sultan Hasanuddin adalah raja yang berhasil memimpin Kerajaan Gowa Tallo
menuju puncak kejayaannya.
 Sultan Hasanuddin terus berusaha membela kepentingan dan kesejahteraan
rakyatnya dari monopoli perdagangan Belanda
 Sultan Hasanuddin mendapat julukan "Ayam Jantan dari Timur" oleh Belanda
berkat keberaniannya menentang Belanda.
 Sultan Hasanuddin berhasil merangkul raja-raja kecil di Indonesia Timur.

Sikap Kepahlawanan yang dimiliki oleh Raja Hasanudin adalah sebagai berikut :


 Memiliki sikap berani dan pantang menyerah
 Selalu mengutamakan kesejahteraan rakyat.
 Memiliki sikap teladan dan pekerja keras
 Memiliki sikap rela berkorban
 Memiliki jiwa kepemimpinan yang tinggi

e) Kerajaan Kutai Pada Masa Pemerintahan Raja Mulawarman


Sejarah, beberapa perjuangan Raja Mulawarman untuk rakyat Kerajaan Kutai adalah
sebagai berikut :
 Pada masa kepemimpinan Raja Mulawarman, rakyatnya hidup dalam kesejahteraan.
Ia juga sangat dikenal sebagai raja rendah hati.
 Raja Mulawarman merupakan raja yang baik budi dibuktikan dengan adanya
penyerahkan 20.000 ekor sapi kepada kaum Brahmana.
 Raja Mulawarman mendapat julukan raja yang dermawan, karena sering bersedekah
emas, ternak, bahkan tanah untuk rakyatnya.
 Raja Mulawarman adalah raja yang religius karena taat menjalankan ajaran agama
yang dianutnya serta sangat mencintai seluruh rakyatnya hingga kehidupan
rakyatnya sejahtera. 

Sikap Kepahlawanan yang dimiliki oleh Raja Mulawarman adalah sebagai berikut :


 Memiliki sikap rendah hati dan mencintai sesama manusia.
 Memiliki sikap baik budi dan teladan.
 Memiliki sikap dermawan terhadap sesama.
 Religius dan taat beragama.

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Media Pop-Up Book merupakan sebuah alat peraga tiga dimensi yang dapat
menstimulasi imajinasi anak serta menambah pengetahuan sehingga dapat mempermudah
anak dalam mengetahui penggambaran bentuk suatu benda, memperkaya perbendaharaan
kata serta meningkatkan pemahaman anak (Tisna Umi Hanifah, 2014).
Bluemel dan Taylor (Dewanti, Toenlioe, & Soepriyanto, 2018) menyebutkan
kegunaan dari media Pop-Up Book, yaitu: meningkatkan rasa cinta anak terhadap buku serta
kegiatan membaca; melatih keterampilan berpikir kritis dan menumbuhkan kreatifitas siswa, ;
Dapat memunculkan sebuah makna lewat sebuah gambar yang menarik serta menumbuhkan
keinginan dan motivasi untuk membaca.
Untuk lebih memahami model ADDIE, guru perlu mengetahui prosedur model
ADDIE. Model ini dikembangkan melalui beberapa langkah sistematis sebagai berikut.
 Analysis (Analisis)
Tahap ini merupakan suatu proses mendefinisikan apa yang akan dipelajari oleh peserta
didik, yaitu melakukan need assessment (analisis kebutuhan
 Design (Rancangan)
Tahap ini juga dikenal dengan istilah membuat rancangan (blue print). Tahapan yang
perlu dilaksanakan dalam proses rancangan merumuskan tujuan, menentukan strategi,
dan menentukan sumber pendukung lainnya.
 Development (Pengembangan)
Pengembangan adalah proses mewujudkan desain menjadi kenyataan dalam kegiatan
pembelajaran.
 Implementation (Implementasi)
Implementasi adalah langkah nyata untuk menerapkan sistem pembelajaran yang
dikembangkan.
 Evaluation (Evaluasi)
Tahap evaluasi pada pembelajaran ini dilaksanakan sampai evaluasi formatif bertujuan
untuk kebutuhan revisi.
Dalam materi tema 5 Pahlawanku, subtema 1 “Perjuangan Para Pahlawan”
mengajarkan mengenai perjuangan para pahlawan masa penjajahan kerajaan Hindu/Budha
dan Islam beserta dengan sikap kepahlawanan yang dapat ditiru dan diteladani dari sosok
pahlawan tersebut. Beberapa pahlawan kerajaan masa penjajahan kerajaan Hindu/Budha atau
Islam contohnya seperti Kerajaan Tarumanegara Pada Pemerintahan Raja Punawarman,
Kerajaan Maja Pahit Pada Perjuangan Pati Gajah Mada, Kerajaan Sriwijaya Pada
Pemerintahan Raja Balaputradewa, Kerajaan Gowa Tallo pada pemerintahan Sultan
Hasanudin dan Kerajaan Kutai Pada Masa Pemerintahan Raja Mulawarman.

3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Tentunya penulis akan
terus memperbaiki laporan dengan mengacu pada sumber sumberyang lebih dapat
dipertanggung jawabkan nantinya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkn kritik dan
saran agar makalah ini menjadi lebih sempurna dan bermanfaat bagi kita semua.

12
DAFTAR PUSTAKA
Santyasa, I. W. (2007). Model-model pembelajaran inovatif. Universitas Pendidikan
Ganesha, 6.
Fathurrohman, M. (2015). Model-model pembelajaran. Jogjakarta: Ar-ruzz media.
Sari, B. K. (2017). Desain pembelajaran model addie dan implementasinya dengan teknik
jigsaw.
Nur, M. A., Rustono, W. S., & Lidinillah, D. A. M. (2017). Pengembangan Media Pop Up
Book Pada Pembelajaran IPS Tentang Kerajaan Dan Peninggalan Sejarah Islam Di
Indonesia Di Kelas V Sekolah Dasar. PEDADIDAKTIKA: Jurnal Ilmiah Pendidikan
Guru Sekolah Dasar, 4(2), 39-48.
Lestari, F. S. (2019, October). PERAN MEDIA POP-UP DALAM PEMBELAJARAN IPS
DI SEKOLAH DASAR. In Prosiding Seminar Nasional Pendidikan (Vol. 1, pp. 728-
733).
Oktaviarini, N. (2018). PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN POP-UP BOOK
TEMA PAHLAWANKU PADA MATAPELAJARAN IPS KELAS IV SDN
KAMULAN 02 KECAMATAN TALUN KABUPATEN BLITAR. Jurnal Pendidikan
dan Pembelajaran Anak Sekolah Dasar, 3(02).
Maula, A. (2019). PENGGUNAAN MEDIA POP UP BOOK UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR IPS KELAS IV SDN JATIRENGGO I GLAGAH
LAMONGAN. Jurnal Penelitian Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 7(4).

13
LAMPIRAN DOKUMENTASI

Gambar 1. Dokumentasi pop up book kerajaan Gowa Tallo

Gambar 2. Dokumentasi pop up book kerajaan Kutai

14
Gambar 3. Dokumentasi pembuatan desain pop up book “Pahlawanku”

Gambar 4. Dokumentasi pembuatan media pop up book “Pahlawanku”

15

Anda mungkin juga menyukai