Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Pengembangan Kurikulum MI
“URGENSI PENGEMBANGAN KURIKULUM”

DOSEN PEMBIMBING
Dr. Ahmad Halid, S.Pd.I, M.Pd.I

Disusun Oleh:
“Kelompok 1”
Zena Fatwa (1838126003)
Wafiq Azizah (1838126011)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM JEMBER
2021

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, yang hanya bisa hambah haturkan pada Allah SWT,
ridhonyalah yang membuka terangnnya fikiran kami sehingga makalah ini bisa
selesai. Sholawat beserta salam tetap tercurahkan pada junjungan alam semua,
Nabi Muhammad saw, sahabatnya dan para ulama sholihin. Semoga barokahnya
menetes untuk menyelamatkan kami di dunia sampai akhirat.
Terimakasih kepada bapak Dr. Ahmad Halid, S.pd.I, M.Pd.I yang telah
membimbing kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini yang temanya
adalah Urgensi Pengembangan Kurikulum.

Jember, 10 April 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI .........................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengembangan Kurikulum.........................................................3
B. Pengertian Kurikulum..................................................................................3
C. Fungsi Kurikulum.........................................................................................5
D. Hubungan Kurikulum Dengan Pembelajaran...............................................7
BAB III. PENUTUP............................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12

iii
BAB I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Studi kurikulum merupakan bidang yang relatif baru berkembang
dibandingkan bidang-bidang pendidikan lainnya. Sebagai bidang yang masih
baru maka konsepsi mengenai kurikulum masih beragam. Keragaman ini
disebabkan pendekatan, sudut pandang dan landasan berpikir yang dipakai
sebagai pijakan.
Secara etimologis kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir
yang artinya pelari dan curere yang berarti berpacu. Jadi istilah kurikulum
pada awalnya berhubungan dengan kegiatan olahraga pada jaman Romawi
kuno di Yunani yang mengandung pengertian suatu jarak yang harus
ditempuh oleh pelari. Secara terminologi istilah kurikulum yang digunakan
dalam dunia pendidikan mengandung pengertian sejumlah pengetahuan yang
harus ditempuh atau diselesaikan siswa guna mendapatkan suatu tingkatan
atau ijasah.
Para ahli kurikulum dalam memberikan pengertian, bergerak dari
suatu pengertian yang spesifik menuju ke arah pengertian yang lebih umum
dan luas. Dalam pengertian spesifik kurikulum diartikan sebagai daftar mata
pelajaran yang harus dipelajari siswa. Kelompok yang mendefinisikan
kurikulum dalam arti luas mengartikan kurikulum sebagai semua pengalaman
belajar yang dialami siswa baik didalam maupun di luar kelas untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.1

1
Sudarman, Buku Ajar Pengembangan Kurikulum, (Samarinda: Mulawarman University Press,
2019), hal. 1

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud pengertian pengembangan krikulum?
2. Apa yang dimaksud pengertian kurikulum?
3. Apa saja fungsi kurikulum?
4. Bagaimana hubungan antara kurikulum dan pembelajaran?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pengembangan kurikulum.
2. Untuk mengetahui pengertian kurikulum.
3. Untuk mengetahui fungsi kurikulum.
4. Untuk mengetahui hubungan antara kurikulum dan pembelajaran.

2
BAB II.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum adalah istilah yang komprehensif,
di dalamnya mencakup: perencanaan, penerapan dan evaluasi. Perencanaan
kurikulum adalah langkah awal dalam membangun kurikulum ketika pekerja
kurikulum membuat keputusan dan mengambil tindakan untuk menghasilkan
perencanaan yang nantinya akan digunakan oleh guru dan peserta didik.
Penerapan Kurikulum atau biasa disebut juga implementasi kurikulum
berusaha untuk mentransfer perencanaan kurikulum ke dalam tindakan
operasional di lapangan. Evaluasi kurikulum merupakan tahap akhir dari
pengembangan sebuah kurikulum untuk menentukan seberapa besar hasil
pembelajaran, tingkat ketercapaian program-program yang telah direncanakan,
dan juga hasil-hasil dari kurikulum itu sendiri. 2 Dalam pengembangan
kurikulum, tidak hanya melibatkan orang yang terkait secara langsung dengan
dunia pendidikan saja, tapi juga didalamnya melibatkan banyak pihak, seperti :
politikus, pengusaha, orang tua peserta didik, serta unsur – unsur masyarakat
lainnya yang merasa berkepentingan dengan pendidikan.

B. Pengertian Kurikulum
Istilah kurikulum berasal dari bahasa latin Curriculum awalnya
mempunyai pengertian a running course dan dalam bahasa Perancis yakni
courier yang berarti to run artinya berlari. Istilah itu kemudian digunakan
untuk sejumlah mata pelajaran atau course yang harus ditempuh untuk
mencapai gelar penghargaan dalam dunia pendidikan, yang dikenal dengan
ijazah. Secara tradisional kurikulum dapat diartikan sebagai beberapa mata
pelajaran yang diajarkan di sekolah. Pengertian kurikulum yang demikian ini
masih banyak dianut sampai sekarang termasuk Indonesia. Secara modern

2
Ibid.19

3
kurikulum mempunyai pengertian tidak hanya sebatas mata pelajaran (course)
tetapi menyangkut pengalaman luar sekolah sebagia kecepatan pendidikan. 3
Dalam kamus webster’s New Internasional Dictionary bahwa kata
kurikulum berasal dari bahasa Yunani curikula yang semula berarti suatu jalan
untuk pedati atau perlombaan. Istilah ini kemudian dipakai dalam dunia
pendidikan menjadi jalan, usaha, kegiatan untuk mencapai tujuan pengajaran.
Kemudian istilah tersebut berkembang menjadi sejumlah mata pelajaran
(silabus) yang diberikan disuatu lembaga pendidikan untuk memperoleh ijazah
tertentu. Dalam kamus tersebut kurikulum dapat diartikan menjadi dua macam
sebagai berikut:
1. Sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau dipelajari siswa
disekolah atau perguruan tinggi untuk memperoleh ijazah tertentu.
2. Sejumlah mata pelajaran yang ditawarkan oleh suatu lembaga.
Kurikulum merupakan suatu rencana yang memberi pedoman atau
pegangan dalam proses kegiatan belajar mengajar. Di kalangan para ahli
kurikulum terdapat perbedaan mengenai definisi kurikulum. Perbedaan tersebut
dikarenakan adanya perbedaan sudut pandang yang berlainan dalam
memberikan batasan kurikulum. Dari perbedaan pandangan tersebut, dapat
dipahami bahwa pada dasarnya ada tiga pengertian kurikulum yang
berkembang hingga saat ini, antara lain:
1. Kurikulum diartikan sejumlah mata pelajaran yang disajikan guru kepada
peserta didik guna mendapatkan ijazah atau naik kelas. Ini berarti
kurikulum dipandang hanya sekedar memuat dan dibatasi pada sejumlah
mata pelajaran.
2. Kurikulum dimaksudkan sebagai sejumlah pengalaman dan kegiatan
peserta didik, baik di sekolah maupun di luar sekolah, di bawah tanggung
jawab guru atau sekolah. Ini berarti kurikulum mencakup pengalaman dan
pengetahuan yang bersumber dari kegiatan-kegiatan peserta didik di dalam
dan luar kelas.

3
Hasan Baharun, PENGEMBANGAN KURIKULUM:Teori dan Praktik, (Probolinggo: Pustaka Nurja,
2017), hal.2.

4
3. Kurikulum adalah sejumlah program pendidikan atau program belajar
peserta didik (a plan for learning) yang disusun secara logis dan sistematis,
di bawah tanggung jawab sekolah atau guru, guna mencapai tujuan
pendidikan sekolah yang ditetapkan. Pengertian ini lebih operasional,
artinya kurikulum hanya terdiri atas seperangkat program belajar peserta
didik atau program pendidikan yang diprogramkan di sekolah, agar dapat
mendorong pertumbuhan dan perkembangan peserta didik secara optimal.4

C. Fungsi kurikulum
Terdapat enam fungsi kurikulum yaitu:
1) Fungsi penyesuaian
Fungsi ini mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan
harus mampu mengarahkan siswa agar memiliki sifat well adjusted, yaitu
mampu menyesuaikan dirinya dengan lingkungan fisik maupun sosial.
2) Fungsi integrasi
Fungsi ini mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan
harus mampu menghasilkan pribadi-pribadi yang utuh.
3) Fungsi diferensiasi
Fungsi ini memiliki makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus
mampu memberikan pelayan terhadap perbedaan individu siswa.
4) Fungsi persiapan
Fungsi ini memiliki makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus
mampu mempersiapakan siswa untuk melajutkan studi ke jenjang
berikutnya.
5) Fungsi pemilihan
Fungsi ini memiliki makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus
memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih program-program
belajar yang sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
6) Fungsi diagnostik

4
Siti Halimah, “Strategi Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam”,
MIQOOT, Vol XXXIII, Juni 2009, hal. 12.

5
Fungsi ini memiliki makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus
mampu mebantu dan mengarahkan siswa untuk dapat memahami dan
menerima kekuatan (potensi) dan kelemahan yang dimilikinya.
Selain itu fungsi kurikulum dipandang sebagai program pendidikan yang
direncanakan dan dilaksanakan dalam mencapai tujuan. Kurikulum disamping
bermanfaat bagi anak didik, juga mempunyai fungsi sebagai berikut:
1) Fungsi dalam pencapaian tujuan pendidikan
Kurikulum dalam suatu sekolah merupakan suatu alat atau usaha
mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan sekolah. Salah satu langkah
yang harus dilakukan adalah meninjau kembali tujuan yang selama ini
digunakan oleh sekolah bersangkutan, dalam pencapaian tujuan pendidikan
yang dicita-citakan, tujuan tersebut harus dicapai secara bertahap dan saling
mendukung, sedangkan keberadaan kurikulum adalah alat untuk mencapai
tujuan pendidikan.
2) Fungsi kurikulum bagi anak didik
Keberadaan kurikulum sebagai organisasi belajar keberadaan kurikulum
sebagai organisasi belajar tersusun merupakan suatu persiapan bagi anak
didik, anak didik diharapkan mendapatkan sejumlah pengalaman baru yang
dikemudian hari dapat dikembangkan seirama dengan perkembangan anak
agar dapat memenuhi bekal hidupnya nanti.
3) Fungsi kurikulum bagi pendidik
Guru merupakan profesional yang secara implisit merelakan dirinya untuk
memikul tanggung jawab pendidikan yang ada dipundak orang tua. Dengan
adanya kurikulum maka tugas pendidik sebagai pelajar semakin terarah.
Orang tua menyerahkan anaknya ke sekolah berarti ia telah melimpahkan
sebagai tanggung jawab pendidikan anaknya kepada pendidikan. Hal ini
adalah bentuk harapan orang tua supaya anaknya menemukan guru yang baik
kompeten dan berkualitas.
4) Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah
Kepala sekolah sebagai administrator dan supervisor mempunyai
tanggung jawab terhadap kurikulum. Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah

6
antara lain: sebagai pedoman supervisi, memperbaiki situasi belajar sebagai
pedoman untuk mengembangkan kurikulum pada masa yang akan datang,
dan sebagai pedoman mengadakan evaluasi atas kemajuan belajar mengajar.
5) Fungsi kurikulum bagi orang tua
Kurikulum difungsikan sebagai bentuk adanya partisipasi orang tua dalam
membantu usaha sekolah dalam memajukan putra-putrinya. Bantuan yang
dimaksud adalah dapat berupa konsultasi langsung dengan guru mengenai
masalah yang menyangkut anak-anak mereka.
6) Fungsi kurikulum bagi sekolah tingkat diatasanya fungsi kurikulum bagi
sekolah diatasnya dibagi menjadi dua yaitu:
1. Pemeliharaan keseimbangan pendidikan dan
2. Penyiapan tenaga baru.
7) Fungsi kurikulum bagi masyrakat dan pemakai lulusan
Dalam suatu sekolah bermanfaat bagi masyarakat dan hak pengguna
lulusan sekolah, dengan mengetahui kurikulum masyrakat dapat memberikan
kontribusi dalam memperlancar pelaksanaan pendidikan dapat memberikan
saran yang kontruktif.5

D. Hubungan Kurikulum Dengan Pembelajaran


Perbedaan antara kurikulum, pembelajaran, dan hubungannya
merupakan permasalahan yang mengundang orang untuk membahasanya,
walaupun para ahli kurikulum lebih senang menyederhanakan perbedaan
definisi kurikulum dan pembelajaran dengan menggunakan istilah “apa” dan
“bagaimana”. Kurikulum lebih menekankan pada “apa” yang diajarkan,
sementara pembelajaran lebih menekankan “bagaimana mengajarkannya”.
Karena itu kurikulum lebih banyak berisikan pembahasan tentang yang
menyangkut program perencanaan, isi, dan sejumlah pengalaman belajar.
Sementara pembelajaran lebih dominan berisikan pembahasan tentang

5
Sutiah, Pengawas Pendidikan Agama Islam Sebagai Quality Control Implementasi Kurikulum
Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Di Madrasah, (Sidoarjo: Nizamia Learning Center,2016),
hal.12.

7
“interaksi” pembelajaran seperti: metode, strategi, gaya mengajar,
pendekatan, implementasi, dan penampilan mengajar.
Oliva peter F.(1992) melihat hubungan kurikulum dan pelajaran
berdasarkan empat kategori, yaitu dualistic model, interlocking model,
concentric model, dan cylical model.
Pada model dualistic, pelaksanaan proses belajar mengajar yang
dikendalikan guru sama sekali tidak berkaitan dengan perencanaan program
kurikulum, walaupun sebenarnya sangat berkaitan. Pembuat kurikulum
sengaja mengabaikan para pengajar, sebaiknya para pengajar mengabaikan
kurikulum. Model dualistic ini, program kurikulum dan proses pembelajaran
mungkin berubah tanpa saling mempengaruhi satu sama lain secara
signifikan.
Pada model interlocking, kurikulum dan pembelajaran memiliki posisi
yang sama, keduanya saling mempengaruhi, pemisahan dari keduanya
dianggap akan membahayakan. Keberhasilan pembelajaran dianggap
dipengaruhi oleh perencanaan kurikulum yang baik, sebaliknya perencanaan
kurikulum yang baik harus mempertimbangkan pembelajaran.
Pada model concentric, salah satu dari keduanya merupakan subsistem
dari yang lainnya. Pada model ini satu kubu berpendapat bahwa kurikulum
lebih dominan dan pembelajaran hanya sebagai subordinatnya. Sementara
kubu yang lain mengatakan bahwa pembelajaran lebih dominan dan
kurikulum sebagai subordinatnya.
Model cylical memanfaatkan pentingnya elemen feedback. Kurikulum
dan pembelajaran dipisahkan dalam judul dan lingkupnya namun
memanfaatkan feedback dari keduanya untuk saling memperbaiki. Kurikulum
secara terus menerus mempengaruhi pembelajaran, demikian juga sebaliknya
pembelajaran mempengaruhi kurikulum. Sirkulasi seperti ini terus menerus
berlangsung tanpa ada hentinya untuk saling memberikan feedback dalam
rangka penyempurnaan dari keduanya.

8
Model-model hubungan kurikulum dan pembelajaran dipandang secara
berbeda-beda, walaupun diantara model tersebut terdapat beberapa
pernyataan yang banyak disepakati, yaitu:
1) Kurikulum dan pembelajaran merupakan sesuatu yang berhubungan
namun tetap berbeda
2) Hubungan kurikulum dan pembelajaran saling memberi kontribusi dan
saling mempengaruhi
3) Kurikulum dan pembelajaran dapat dipelajari dan dianalisis secara terpisah
namun tidak bisa berfungsi secara terpisah
Kurikulum merupakan inti dari proses pendidikan, sebab diantara
bidang-bidang pendidikan seperti manajemen pendidikan, psikologi
pendidikan, dan bimbingan siswa, kurikulum merupakan bidang yang
langsung menyentuh dan menentukan terhadap maju mundurnya kualitas
pendidikan. Secara umum, kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang
merangkum semua pengalaman belajar yang disediakan bagi siswa. Konteks
kurikulum terintegrasi nilai-nilai filsafat, manjemen, pengetahuan, dan
perbuatan pendidikan. Kurikulum disusun oleh para ahli kurikulum, ahli
pendidikan, birokrat pendidikan, pengusaha dan unsur masyrakat lainnya,
karena itu diperlukan rancangan kurikulum dengan maksud memberi arah
pedoman bagi para pelaku pendidikan, dalam proses pembimbingan dan
perkembangan anak didik untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan peserta
didik, keluarga, maupun masyarakat.
Dalam pengembangan kurikulum dapat dibedakan antara desain
kurikulum atau kurikulum tertulis dengan implementasi kurikulum atau
kurikulum perbuatan. Desaian kurikulum mencakup seluruh bentuk
rancangan dan komponen kurikulum seperti kerangka dasar dan struktur
kurikulum, sebaran mata pelajaran, silabus, satuan pelajaran, rancangan
pengembangan media, sumber dan evaluasi, tetapi dapat juga yang berkenaan
dengan salah satu bentuk desain misalkan satuan pelajaran atau silabus.
Implementasi kurikulum berkenaan dengan seluruh kegiatan penerapan
rancangan, seperti kegiatan pembelajaran, pembimbingan, pelatihan, kegiatan

9
kurikuler dan ekstrakurikuler, penelitian karyawisata, tugas mandiri, ujian dan
pengabdian pada masyarakat, atau berkenaan dengan salah satu kegiatan saja
seperti kegiatan belajar mengajar. Hal yang lumrah ketika masyarakat
memandang kurikulum dalam arti yang luas yaitu semua komponen
rancangan dan implementasi atau secara sempit struktur kurikulum saja,
itupun dibatasi kumpulan mata pelajaran.6

6
Suherman, Ayi, Kurikulum Pembelajaran Penjas, (Bandung: Upi Sumedang Press,2018) hal.25

10
BAB III.
PENUTUP
Kesimpulan
Pengembangan kurikulum adalah istilah yang komprehensif, di dalamnya
mencakup:
1. Perencanaan,
2. Penerapan,
3. Evaluasi.
Dalam pengembangan kurikulum, tidak hanya melibatkan orang yang
terkait secara langsung dengan dunia pendidikan saja, tapi juga didalamnya
melibatkan banyak pihak.
Kurikulum merupakan suatu rencana yang memberi pedoman atau
pegangan dalam proses kegiatan belajar mengajar. Di kalangan para ahli
kurikulum terdapat perbedaan mengenai definisi kurikulum.
Terdapat 6 fungsi kurikulum:
1. Fungsi penyesuaian
2. Fungsi integrasi
3. Fungsi diferensiasi
4. Fungsi persiapan
5. Fungsi pemilihan
6. Fungsi diagnostik

11
DAFTAR PUSTAKA

Sudarman. (2019). Buku Ajar Pengembangan Kurikulum. Samarinda:


Mulawarman University Press.
Baharun, Hasan. (2017). PENGEMBANGAN KURIKULUM:Teori dan Praktik.
Probolinggo: Pustaka Nurja.
Halimah, Siti. (2009). “Strategi Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam”. MIQOOT, Vol XXXIII. Diakses 10 April 2021.
Sutiah. (2016). Pengawas Pendidikan Agama Islam Sebagai Quality Control
Implementasi Kurikulum Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Di
Madrasah. Sidoarjo: Nizamia Learning.
Suherman, Ayi. (2018). Kurikulum Pembelajaran Penjas. Bandung: Upi
Sumedang Press.

12

Anda mungkin juga menyukai