Anda di halaman 1dari 7

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA MODERN

Ilmu adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, mengamati, menemukan, dan
meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi dalam lapisan kehidupan manusia.Segi
atau bidang ini dibatasi agar dapat menghasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu tidak
hanya sekedarpengetahuan, tapi juga menerangkan sekumpulan pengetahuan berdasarkan
teori-teori yang ada, disepakati, dan dapat diuji dengan metode-metode yang diakui dalam
bidang ilmu tertentu. Jika dilihat dari sudut pandang filsafat, ilmu muncul karena menusia
berusaha untuk berpikir lebih jauh, mendalam, dan kritis mengenai suatu pengetahuan atau
apa yang ada disekitarnya. Ilmu pengetahuan merupakan wujud dari aspek epistemologi
dalam filsafat.
Ilmu memiliki ciri sebagai sesuatu yang dapat terus berkembang, berubah, dan
mengalami inovasi dalam penguasaannya, sesuai dengan perkembangan zaman, peradaban,
dan pemikiran manusia. Didalam makalah ini penulis akan menganalisa perkembangan ilmu
pengetahuan dalam era modern.

Sejarah Ilmu pada Masa Modern


Perkembangan ilmu sebagai salah satu manifestasi pemikiran manusia tumbuh dan
berkembang seiring dengan perkembangan zaman dan peradaban manusia itu sendiri.Sejarah
perkembangan ilmu dimulai sejak manusia mulai mengoptimalkan fungsi kerja otak
mereka.Waktu yang berganti memunculkan manusia yang mampu memikirkan segala
sesuatunya secara mendalam, sehingga sebutan filsuf pun mulai muncul. Periodesasi
perkembangan ilmu terbagi menjadi tiga, yaitu:
Zaman Pra-Yunani Kuno; masa ini lebih dikenal sebagai zaman batu, yang
terbagi menjadi tiga periode (Zaman Batu Tua: 4 juta SM-20.000/10.000 tahun SM; Zaman
Batu Muda: 20.000/10.000 SM-20 SM; Zaman Logam: 20 SM-6 SM)
Zaman Yunani; abad 6 SM-6 M. Karakteristik pada masa ini adalah sikap
‘aninquiring attitude’ (sikap yang senang menyelidiki secara kritis) dan tidak menerima
sesuatu dari pengalaman begitu saja (receptive attituse mind). Filsafat mangalami
pertumbuhan pesat pesat pada masa ini, dengan Plato, Aristoteles, Socrates, dan Phytagoras
sebagai tokoh-tokohnya.
Zaman Pertengahan; abad ini dimulai pada abad 6 M-14 M. Perkebangan ilmu di
daratan Eropa sangan memprihatinkan, dimana sistem feodal tumbuh subur, tapi krisis
ekonomi turut mengiringinya, sehingga di Eropa saat itu disebut mengalami Zaman
Kegelapan. Pihak gereja berperan besar pada masa ini, tapi terjadi berbagai penyimpanagan
dimana segala sesuatunya mengatasnamakan urusan dan ajaran gereja. Sebaliknya, ilmu
pengetahuan dan pemikiran justru berkembang pesat di Tanah Arab, karena berkembangnya
agama Islam.
Zaman Modern; ditandai dengan munculnya istilah renaissanssce pada abad ke-
14 dimana terjadi perkembangan keilmuan dan kembali pada konsep pemikiran Yunani
dimana manusia bebas berpikir dan mengembangkan pikirannya itu tanpa dibatasi aturan
gereja. Selanjutnya, zaman modern ini berkembang, setelah Zaman Renaissance (abad 14-17
M) ke Zaman Modern (abad 17-19 M), dan Zaman Kontemporer (abad 20-sekarang)
Untuk isi makalah ini, penulis akan mengulas tentang zaman modern dari
perkembangan awal sampai saat ini.
Batas akan berakhirnya Zaman Pertengahan sulit ditentukan, begitu pula awal
dimulainya Zaman Modern. Meskipun demikian, dapat dikatakan Zaman Modern sudah
dirintis pada akhir Abad Pertengahan.Pada masa itu, banyak terjadi perubahan dalam
berbagai bidang, dari sains, sastra, dan tentu saja filsafat, sehingga masa ini disebut masa

1
Renaissance. Istilah Renaissance berasal dari bahasa Prancis yang berarti kelahiran
kembali.Di Jerman istilah ini disebut juga dengan Aufklarung yang berarti munculnya
kesadaran baru manusia.Hal ini terjadi karena berkembangnya pemikiran bahwa manusia
merupakan pusat dari dunianya, yang tak terkurung oleh pandangan dan aturan gereja yang
mana segala ukuran kebenaran dilihat dari kitab suci atau ajaran agama. Para pemikir pada
masa ini berpandangan bahwa manusia berhak menentukan nilai kebenaran atas segala
sesuatu, karena manusia memiliki kemampuan berpikir dan mengembangkan pemikirannya
itu.Zaman Renaissance juga dikenal dengan Zaman Humanisme karena pandangan ini.
Kebangkitan pemikiran pada masa ini dibuktikan dengan berbagai penemuan oleh
beberapa ilmuan. Mereka berjasa dalam membuka cakrawala pengetahuan yang berperan
penting sebagai batu loncatan ilmu pengetahuan untuk masa yang akan datang. Beberapa
ilmuan itu adalah:
Nicholaus Copernicus (1473-1543), merupakan astronom berkebangsaan
Polandia. Ia merupakan penemu gagasan Heliosentris, matahari sebagai pusat Tata Surya,
mematahkan teori Geosentris yang dikemukakan oleh Ptolemy bahwa bumi-lah pusat Tata
Surya. Akan tetapi penemuannya ini tak dipublikasikan sampai setelah kematiannya, karena
prinsip geraja pada masa itu yang mendukung teori Geosentris. Teori Geosentris dianggap
paling benar karena bumi adalah tempat manusia hidup, dan manusia melihat siang dan
malam dari bumi, dan hal ini sudah ditetapkan oleh Tuhan dan agama sebab manusia adalah
pusat perhatian Tuhan dan untuk manusialah seluruh isi alam semesta diciptakan.
 Johannes Keppler (1571-1630) adalah ilmuan berkebangsaan Jerman yang
mengemukakan Tiga Hukum Keppler yang sampai sekarang masih diakui dan memberi
kontribusi pada dunia astronomi dan fisika. Hukum Keppler tersebut adalah:
1. Planet-planet bergerak dalam orbit elips atau oval.
2. Garis yang menghubungkan pusat planet dengan matahari dalam kurun waktu
tertentu yang sama akan membentuk bidang yang sama luasnya.
3. Kuadrat periode revolusi planet sebanding dengan pangkat tiga dari jarak rata-
ratanya dengan matahari.
 Galileo Galilei (1564-1642) adalah ilmuan berkebangsaan Italia yang mendalami
astronomi, matematika, fisika,filsuf, dan menyempurnakan teleskop bintang. Ia juga
merumuskan perhitungan gerak lintas peluru, penemu hukum pergerakan, dan menemukan
tata bulan Jupiter serta empat nama satelit alami planet terbesar di Tata Surya itu (Ganymede,
Callisto, Europe, dan Io) yang membuatnya sebagai pendukung teori Heliosentris-nya
Copernicus. Tak seperti Copernicus yang tak mempublikasikan penemuannya, Galileo
melakukan yang sebaliknya. Ia membuat gereja geger karena penemuannya ini, sehingga
pihak gereja mengecamnya karena dianggap menyesatkan. Selanjutnya Galileo dihukum
tahanan rumah sampai kematiannya.Baru pada tahun 1992 Paus Yohanes Paulus II
menyatakan secara resmi bahwa keputusan penghukuman itu adalah salah, dan dalam pidato
21 Desember 2008 Paus Benediktus XVI menyatakan bahwa Gereja Katolik Roma
merehabilitasi namanya dan mengakuinya sebagai ilmuwan.

Aliran-Aliran, Tokoh-Tokoh, dan Pemikiran-Pemikiran yang Muncul pada Zaman


Modern
Zaman modern yang diawali dengan Zaman Renaissance menjadi titik balik sejarah
manusia dalam mengeksplorasi kemampuan berpikirnya. Pemikiran dipandang sebagai
sesuatu yang bebas untuk dikembangkan tanpa terikat oleh aturan, agama, atau peradaban
tempo dulu. Kebebasan berpikir khas Yunani pada masa lalu-lah yang kembali dihidupkan
dan dihadapkan untuk melawan kekolotan dari pandangan Zaman Pertengahan.
Pemikiran manusia yang berkembang ini melahirkan sejumlah aliran yang mewarnai
jagad ilmu pengetahuan. Berikut ini aliran-aliran, tokoh-tokoh, beserta pemikiran mereka
yang berhasil penulis rangkum,yaitu:
1. Aliran Rasionalisme
Kata rasionalisme berasal dari kata “rasio” yang berarti akal atau pikiran, dan “isme”
yang berarti paham atau pendapat. Rasionalisme adalah suatu paham yang berpendapat
bahwa “kebenaran yang tertinggi terletak dan bersumber dari akal
manusia.” Rasionalisme adalah aliran filsafat yang mengatakan bahwa akal merupakan alat
terpenting untuk memperoleh pengetahuan. Menurut aliran ini, suatu pengetahuan diperoleh
dengan cara berpikir. Istilah rasionalisme sudah berkembang sejak lama.Thales dari Yunani
Kuno sudah menerapkan pandangan rasional ini. Adapun tokoh-tokoh aliran ini adalah:
Rene Descartes (1596-1650) merupakan filsuf berkebangsaan Prancis yang
menuliskan pandangannya dalm bidang filsafat dalam buku-bukunya yang berjudul Discours
de la Methode (Uraian tentang Metode), yang terbit tahun 1637; Mediationes de Prima
Philosophia (Renungan Tentang filsafat), yang terbit tahun 1641; dan Principia
Philosophic (Prinsip-prinsip Filsafat), terbit tahun 1644. Filsuf yang dikenal sebagai Bapak
Filsuf Modern ini merumuskan pandangannya melalui proses ‘meragukan’ atas segala
sesuatu yang menjadi permasalahan. Keraguannya itu terjadi karena aku berpikir. Karena
berpikir maka akan muncul jawaban ada dan benar. Jika aku berpikir ada, berarti aku ada
sebab yang berpikir itu aku. Hal ini menjadi semboyan Descartes dalam aliran rasionalisme,
Cogito ergo sum, aku berpikir maka aku ada. Menurut Descartes fondasi filsafat adalah aku
yang berpikir. Pemikiranlah yang menjadi dasar pemikiran, sehingga muncul sifat subjektif,
individualis, dan humanis dalam aliran ini.
Baruch de Spinoza (1632-1677) adalah filsuf dari Belanda yang juga tertarik
pada bidang politik, teologi, dan etika. Ia mebnulis buku tentang bidang-bidang yang
ditekuninya itu, Tractus Theologico Politicus (terbit tahun 1670), Ethica, Or dine Ceometrico
Demonstrate (terbit tahun 1677), dan Tractus Politicus (terbit tahun 1677). Sedikit berbeda
dengan Descartes, Spinoza adalah rasionalis mistik bersemboyan Deus sen Natura, Tuhan
atau alam. Menurutnya, seluruh kenyataan merupakan kesatuan dengan Tuhan atau alam
sebagai substansi intinya. Segala sesuatu ada didalam Tuhan-alam. Kehendak Tuhan sama
dengan kehendak alam.
Gottfried Eilhelm von Leibniz (1646-1716) merupakan filsuf Jerman yang
memusatkan perhatian pada substansi, yaitu prinsip akal yang mencukupi, yang secara
sederhana dapat dirumuskan “sesuatu harus mempunyai alasan”. Bahkan Tuhan harus
mempunyai alasan untuk setiap yang diciptakan-Nya. Leibniz berpendapat bahwa substansi
itu banyak, ia menyebut substansi-substansi itu monad. Setiapmonad berbeda satu dari yang
lain, dan Tuhan (sesuatu yang supermonad dan satu-satunya monadyang tidak dicipta)
adalah pencipta monad-monad itu.
2. Aliran Empirisme
Istilah empirisme berasal dari kata ‘empiri’ yang berarti indra atau alat indra, dan
ditambah akhiran ‘isme’, sebagai suatu aliran yang berpendapat bahwa pengetahuan atau
kebenaran yang sempurna tidak diperoleh melalui akal, melainkan diperoleh dari panca indra
manusia. Kebenaran adalah sesuatu yang sesuai dengan pengalaman dan observasi manusia.
Adapun tokoh-tokohnya antara lain:
Francis Bacon (1210-1292) adalah filsuf Inggris yang berpendapat bahwa
pengetahuan yang sebenarnya adalah pengetahuan yang diperoleh melalui interaksi inderawi
dengan dunia fakta dan pengalaman merupakan sumber pengetahuan yang sebenarnya.
Thomas Hobbes (1588-1679) merupakan ilmuan Inggris yang berpendapat
bahwa pendekatan inderawi merupakan permulaan perolehan pengetahuan. Hanya sesuatu
yang dapat disentuhlah yang menjai bukti otentik akan kebenaran. Pengetahuan intelektual
hanyalah penggabungan informasi inderawi.
John Locke ( 1632-1704) juga merupakan filsuf Inggris yangf mengikuti aliran
ini. Ia bisa menerima proses keraguan yang diungkapkan Descartes, tapi menolak metode
deduktifnya. Ia berpendapat bahwa pengetahuan diperoleh dari pengalaman. Ia memprasekan
otak manusia layaknya kertas putih yang terisi dari apa yang ada di sekitarnya
(tabularasa).John Locke menyamakan pengalaman batiniah (yang bersumber dari akal budi)
dengan pengalaman lahiriah (yang bersumber dari empiri). Ungkapan yang sering digunakan
ialah: Exprience, in that all knowledge is founded (Pengalaman, semua pengetahuan
berdasarkan pengalaman).
3. Aliran Kritisisme
Aliran ini memadukan perbedaan pendapat aliran rasionalisme dan empirisme
tersebut dengan tokohnya adalah Immanuel Kant (1724-1804). Ia mencoba mengembangkan
suatu sintesis atas dua pendekatan yang bertentangan ini. Kant berpendapat bahwa masing-
masing pendekatan separuh benar dan separuh salah. Memang benar bahwa pengetahuan kita
tentang dunia berasal dari indera kita, namun dalam akal kita ada faktor-faktor yang
menentukan bagaimana kita memandang dunia sekitar kita dan menganalisanya. Ada kondisi-
kondisi tertentu dalam manusia yang ikut menentukan konsepsi manusia tentang dunia. Untuk
menghilangkan pertentangan di antara rasionalisme dan empirisme, Kant mengadakan
pemaduan di antara dua aliran ini dalam hal perumusan kebenaran. Dalam kaitan ini Kant
mengatakan:
Pengetahuan merupakan hasil kerjasama dua unsur; pengalaman dan kearifan akal
budi.Pengalaman inderawi merupakan unsur a posteriori (yang datang kemudian),
sedangkan akal budi merupakan unsur a priori (yang datang lebih dahulu).
4. Aliran Idealisme
Kata Idealisme berasal dari kata ‘idea’ yang artinya gambaran atau pemikiran dan
‘isme’ yang berarti paham. Idealisme ialah suatu pandangan yang menyatakan bahwa realitas
dasar terdiri atas, atau sangat erat hubungannya dengan ide, pikiran atau jiwa.Atau bisa
disebut dengan aliran filsafat yang menjelaskan bahwa kebenaran atau pengetahuan
sesungguhnya bukan bersumber dari rasio atau empiri, melainkan dari gambaran manusia
tentang suatu pengamatan. Adapun tokoh-tokohnya antara lain:
J.G.Fichte (1762-1914) adalah filsuf Jerman yang menjadi tokoh idealisme
subyektif,berpandangan bahwa sumber pengetahuan bukan rasio teoritis seperti kata
Immanuel Kant, melainkan pada aktivitas ego. Ego berarti menciptakan objek, dan manusia
memiliki peran sebagai subjek yang menggagas sesuatu.
F.W.J. Schelling(1775-1854) merupakan filsuf Jerman adalah tokoh idealisme
objektif. Menurutnya kebenaran tidak ditentukan subjek, melainkan objek pengamatan, yaitu
bagaimana objek menampilkan dirinya untuk dapat diteliti.
Hegel (1770-1831) merupakan filsuf Jerman yang menggabungkan idealisme
subjektif dan objektif menjadi satu kesatuan mutlak sehingga disebut idealisme mutlak. Ia
melihat pengetahuan sebagai sesuatu yang harus dilihat sebagai sesuatu yang harus dilihat
secara keseluruhan.
5. Aliran Materialisme
Materialisme merupakan aliran filsafat yang berpendapat bahwa kebenaran tidak
ditentukan melalui gambaran, melainkan oleh benda dan seluruh kenyataan yang ada,
dirumuskan, dan ditentukan oleh benda. Tokoh-tojoh aliran ini adalah:
Ludwig Feuerbach (1804-1872) adalah filsuf dan antropolog Jerman yang
mengemukakan bahwa hanya alamlah yang ada dan manusia merupakan bagian dari alam.
Eksistensi manusia pada hakikatnya sama dengan kayu, batu, dan hewan.
Karl Marx (1818-1883) merupakan filsuf Prusia-Jerman yang menggabungkan
ajaran Hegel dan Feurbach. Dari Hegel ia mengambil metode dialektila dan sejarah,
sedangkan dari Feuerbach ia mengambil teori materialistisnya. Ajaran Marx ini sering disebut
materialisme dialektika atau materialisme historis. Ia mengemukakan bahwa segala sesuatu
didunia ini didominasi keadaan ekonomi yang materiil yang terjadi melalui roses dialektika
dan selanjutnya akan berkembang yang ditentukan oleh sarana yang materiil pula.
6. Aliran Positivisme
Istilah positivisme berasal dari kata “positive” yang berarti “jelas dan bisa
digambarkan serta bermanfaat”. Positivisme adalah aliran filsafat yang berpangkal dari fakta
yang positif dan memiliki fungsi. Sesuatu di luar fakta atau kenyataan dikesampingkan dalam
pembicaraan filsafat dan ilmu pengetahuan. Menurut aliran ini, pemikiran manusia
mengalami perkembangan yang berdasarkan kenyataan riil. Manusia hanya mempercayai
yang riil berdasarkan ilmu positif yang didasarkan pada pengamatan dan percobaan atau
eksperimen.Tokoh aliran ini adalah Auguste Comte (1798-1857), seorang ilmuan Prancis. Ia
berpendapat bahwa indera amat penting untuk memperoleh pengetahuan, tapi harus
dipertajam dengan alat bantu dan diperkuat dengan eksperimen.
7. Aliran Fenomenologi
Istilah fenomenologi berasal dari bahasa Yunani phainomenon yang mengandung tiga
pengertian saling terkait, yaitu “yang langsung tampak, sesuatu yang langsung menampakkan
diri tetapi masih terselubung, dan proses penampakan”. Berpijak pada tiga pengertian di atas,
maka fenomenologi menurut istilah yang dikembangkan ialah filsafat yang menyatakan
bahwa kebenaran merupakan hasil deskripsi intuitif manusia terhadap suatu obyek sesuai
dengan penampakan diri (fenomena) obyek tersebut. Adapun tokoh-tokohnya antara lain:
Edmund Husserl (1859-1938) berasal dari Jerman dan merupakan pendiri
Fenomenologi. Rumusan pemikirannya adalah (1) Teori kebenaran; menurut Husserl
kebenaran haruslah digabung di antara subyek dengan obyek. Obyek diberi kesempatan
memperkenalkan dirinya kepada subyek yang mengamati, sesuai dengan semboyan zurukh zu
den schen selbs (kembalilah kepada benda-benda sendiri).(2) Tiga jenis reduksi; agar intuisi
dapat menangkap gejala-gejala di atas secara benar, maka manusia harus melepaskan diri dari
pengalaman-pengalaman dan gambaran sebelumnya yang diperoleh dalam kehidupan sehari-
hari. Caranya ialah dengan tiga jenis reduksi, yaitu: reduksi fenomenologis, reduksi
eiditis, reduksi fenomenologi transendental.
Max Scheler (1874-1928) adalah filsuf Jerman yang melanjutkan pemikiran
Husserl, ditambahkan elemen agama. Menurutnya agama dan filsafat merupakan dua
eksistensi otonom sesuai dengan posisinya, namun memiliki keterikatan. Keduanya memiliki
kodrat yang berbeda, sebab kebenaran agama hanya dapat diterima atas dasar kepercayaan
religius, bukan matafisis-filosofis.
8. Aliran Eksistensialisme
Istilah eksistensialisme berasal dari kata eksistensi dari kata dasar ‘ exist’.
Kata exist itu sendiri adalaha bahasa Latin ex yang berarti keluar dan sistare yang berarti
berdiri. Jadi eksistensi adalah berdiri dengan keluar dari diri sendiri. Secara umum
eksistensialisme adalah aliran filsafat yang membicarakan keberadaan segala sesuatu,
termasuk manusia. Permasalahannya ialah, siapakah yang benar-benar ada; apakah manusia,
atau Tuhan atau kedua-duanya. Tokoh-tokoh aliran ini diantaranya adalah:
Martin Heidegger (1886-1976) adalah filsuf berkebangsaan Jerman yang
mengemukakan pemikiran mengenai ada atau realitas dan waktu.Persoalan yang menjadi
sorotan utamanya ialah pemaknaan “Aku ada”. Menurutnya, manusia adalah suatu makhluk
yang ada di dunia ini tanpa persetujuannya. Ia seolah berada di jurang ketiadaan
(nothingness) yang sangat dalam yang menyebabkannya gelisah. Hal ini menurutnya,
merupakan kelemahan manusia dan sebagai dorongan agar ia dapat memahami akan
eksistensinya. Sebagai puncak eksistensi, manusia berbeda dengan benda-benda sekitarnya.
Namun manusia mempunyai kecenderungan untuk menjadi suatu objek.
Soren Kierkegard (1813-1855) merupakan filsuf Denmark yang berupaya
mengangkat eksistensi manusia tanpa harus membuang jauh Tuhan dari kehidupannya.
Ungkapannya ialah: “Saya menjadi sebagaimana saya ada”. Melalui ungkapan ini Kierkegard
menempatkan manusia sebagai satu-satunya yang layak menghadap eksistensi Tuhan. Hanya
manusia yang bereksistensi bukan berarti yang lain tidak ada. Hanya saja tingkat eksistensi
dunia, binatang-binatang dan makhluk lainnya lebih rendah.

9. Aliran Pragmatisme
Pragmatisme berasal dari bahasa Yunani, yaitu kata ‘pragma’ yang berarti tindakan,
perbuatan, dan juga manfaat. Pragmatisme adalah aliran dalam filsafat yang berpandangan
bahwa kriteria kebenaran sesuatu adalah apakah sesuatu itu memiliki kegunaan bagi
kehidupan nyata. Oleh sebab itu kebenaran sifatnya menjadi relative tidak mutlak. Tokoh-
tokoh aliran ini diantaranya adalah:
William James (1842-1910) adalah filsuf Amerika Serikat yang mendirikan
aliran ini. Aliran ini mencerminkan pandangan umum orang Amerika yang tak hanya puas
dari konsep ‘apa itu’, tapi memandang nilai praktis ‘apa manfaatnya’.Ukuran segala sesuatu
ialah manfaat yang praktis. Pandangan ini mencakup seluruh aspek kehidupan, termasuk
agama dan moral. Dalam kaitan dengan agama, James tidak bertanya “kebenaran agama”
yang ia tanya ialah “apakah hasilnya agama menjadi pedoman hidup saya”. Jadi, manusia
bebas memilih di antara percaya dan tidak percaya, sesuai dengan pertimbangan
fragmatisnya. Begitu juga dalam bidang moral, ukuran baik buruk ditentukan oleh adakah
manfaat dari suatu perbuatan; jika ada dipandang baik, dan jika tidak dipandang buruk.
John Dewey (1859-1952) dari Amerika Serikat mengemukakan bahwa filsafat
berfungsi memberikan pengarahan bagi perbuatan nyata. Filsafat harus memikirkan
pemikiran metafisis yang memiliki nilai guna.
Pada abad ke-20 ini, ilmu menjadi ujung tombak peradaban manusia, bersama
teknologi dan komunikasi. Dirintisnya pembuatan komputer pada 1937 oleh Howard Aiken,
insinyur berkebangsaan Amerika Serikat, menjadi awal perkembangan keadidayaan teknologi
dan informasi. Selanjutnya UNIVAC yang dirancang oleh Eckert dan Mauchly pada tahun
1951 sukses di pasaran sebagai komputer elektronik pertama. Kemudian muncul komputer
bertransistor yang dikembangkan Seymour Cray. Ini menjadi awal penciptaan komputer yang
diharapkan lebih cepat cara kerja dan tidak memakan banyak tempat. Steve Jobs dan Steve
Wozniak mendirikan perusahaan komputer bernama Apple Computer Inc. pada tahun 1977 ,
sebagai perusahaan yang mewujudkan keberadaan komputer pribadi. Pada saat ini komputer
yang kita gunakan sudah memiliki bentuk yang jauh lebih simpel, praktis dan berdaya kerja
lebih baik. Belum lagi dilengkapi dengan sejumlah fitur canggih dan layanan internet
Perkembangan ilmu pengetahuan pada era ini tiak hanya pada bidang teknologi saja,
tapi juga dalam bidang Biologi atau sains. Hal ini terlihat dengan proyek rekayasa genetika
berupa teknik kloning yang pertama kali dilakukan oleh Dr. Gurdon dari Medicl Research
Council Laboratory of Molecular Biology, Universitas Cambridge, Inggris pada tahun 1961
terhadap telur-telur katak. Riset semacam ini semakin populer saja pada masa selanjutnya.
Seperti Dr. Jerry Hall pada tahun 1993 yang mengkloning embrio manusia dengan teknik
pembelahan (yang sayangnya gagal), lalu Dr. Ian Wilmut yang berhasil melakukan kloning
mamalia pertama terhadap seekor domba yang diberi nama Dolly pada tahun 1997. Pada
tahun 2000, Prof. Gerard Schatten berhasil menghasilkan kera kloning yang denamai Tetra
dengan teknik pembelahan embrio.
Begitulah teknologi pengembangan rekayasa genetika yang akan terus berlangsung.
Para ahli melakukan riset semacam ini dengan tujuan melakukan kloning pada manusia, yang
mana masih terus menimbulkan kontroversi.
Selain itu, ilmuan juga mengembangkn ilmu pengetahuan dengan tujuan menjajaki
luar angkasa. Sejumlah riset dan peluncuran roket ke luar atmosfer bumi telah dilakukan.
Puncaknya, pada tahun 1961, Yuri Gargarin menjadi manusia pertama yang meluncur ke
antariksa, dengan menggunakan roket Vostok I buatan Uni Soviet. Disusul oleh Amerika
Serikat pada tahun 1969 yang meluncurkan Apollo 11 dan mengantar Neil Armstrong sebagai
manusia pertama yang menginjakkan kakinya di bulan. Sampai saat inipun penjelajahan dan
penelitian ruang angkasa masih sangat digeluti oleh para ilmuan.

Kesimpulan
Dimulainya zaman modern akan perkembangan ilmu pengetahuan diawali dengan
zaman Renaissance yang terjadi pada akhir abad ke-17-19 M. Pada masa itu para filsuf
mendobrak pandangan klasik bahwa ilmu pengetahuan tidak berdasarkan hukum Tuhan, ayat
Alkitab, atau ajaran agama atau gereja. Ilmu pengetahuan berasal dan dikembangkan dari
penalaran dan pemikiran manusia itu sendiri untuk mencapai kebenaran. Setelah muncul
penemuan-penemuan oleh sejumlah ilmuan pada masa itu, seperti Teori Heliosentris oleh
Copernicus, Hukum – Hukum Keppler, dan kontribusi Galileo dalam bidang fisika,
astronomi, dan filsafat, memunculkan semangat pembaruan dalam bidang keilmuan. Pada
maasa ini muncul berbagai aliran pemikiran, yaitu Aliran Rasionalisme dengan Rene
Descartes sebagai tokoh utamanya, lalu Aliran Empirisme bertokohkan Francis Bacon, Aliran
Kritisisme yang dikemukakan Immanuel Kant, Aliran Idealisme yang dipopulerkan oleh J.G.
Fichte, Paham Materialisme yang dikembangkan oleh Ludwig Feuerbach, Aliran Positivisme
yang di’imami’ Auguste Comte, Aliran Fenomenologi yang dipelopori Edmund Husserl,
Aliran Eksistensisme yang dikemukakan Martin Heidegger, dan Aliran Pragmatisme dengan
tokoh William James. Ada begitu banyak aliran keilmuan ini, yang kesemuanya bercirikan
kebebasan melakukan pemikiran dan pengembangan ilmu pengetahuan, dan tentu saja hal ini
akan terus berkembang. Ya, ilmu memang hal yang akan terus berkembang, mengingat
hakikat manusia yang selalu ingin mencari tahu dan menggunaan apa yang ia temukan demi
kemudahan dan kepentingan hidupnya.

DAFTAR PUSTAKA
Bakhtiar, Amsal. 2004.Filsafat Ilmu. Jakarta: Rajawali Press
Hadiwijono, Harun.1994. Sari Sejarah Filsafat Barat 2. Yogyakarta: Kanisius
http://jamaludinassalam.wordpress.com/2011/03/30/makalah-sejarah-perkembangan-
ilmu/
http://muhfathurrohman.wordpress.com/2012/10/08/perkembangan-ilmu-
pengetahuan-pada-era-modern/
http://jadiwijaya.blog.uns.ac.id/2010/06/02/sejarah-perkembangan-ilmu/

Dhenok Dwi Anugrahwati


(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Ilmu dengan dosen Afid Burhanuddin,
M.Pd.)

Anda mungkin juga menyukai