Disusun oleh:
2171010067
PROGRAM PASCASARJANA
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO
1443 H/2021
KATA PENGANTAR
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Tujuan Masalah.....................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................4
SIMPULAN..........................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................18
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
telah terjadi hingga saat ini.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, adapun rumusan masalah
penulisan makalah ini, yaitu:
1. Bagaimana Kemajuan Ilmu Zaman Renaissance?
2. Bagaimana Kemajuan Ilmu Zaman Modern?
3. Bagaimana Kemajuan Ilmu Zaman Kontemprer?
C. Tujuan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, adapun
tujuan penulisan makalah ini, yaitu:
1. Mengetahui Kemajuan Ilmu Zaman Renaissance.
2. Mengetahui Kemajuan Ilmu Zaman Modern.
3. Mengetahui Kemajuan Ilmu Zaman Kontemporer.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
ataupun dalam gerakan-erakan melawan agama ilmu pengetahuan, an
teknik. Zaman ini merupakan zaman penyempurnaan kesenian, keahlian,
serta ilmu yang telah terwujud dalam diri yang jenius serba bisa yaitu
Leonardo da vinci.
Zaman renaissance sering kali disebut dengan zaman humanisme,
karena pada abad pertengahan manusia kurang dihargai sebagai manusia,
kebenaran diukur dari kebenarn gereja, bukan meurut yang telah dibuat oleh
manusia. Humanisme menghendai ukuran haruslah manusia, sebab manusia
memiliki kemampuan berpikir, berkreasi, memilih, dan mengatur diri sendiri
dan dunianya.1
1
Abdul Karim, “Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan”, Jurnal Fikrah, Vol.2,
No.1/Juni 2014, 28.
4
dan astronomi. Pada waktu itu belum ada Universitas di dunia Eropa-
Kristen. Eropa baru mengenal dan mendirikan Universitas pada tahun
1000 (Universitas Salerno). Kemudian setelah itu mulai dibangun
Universitas Bologna (1150), dan Universitas Oxford (1168), yang pada
waktu itu banyak mencontoh kurikulum dan pola Universitas Islam.
Walaupun Islam akhirnya terusir dari Andalusia dengan cara yang
sangat kejam, tetapi telah membidani gerakan-gerakan penting di Eropa.
Gerakan-gerakan itu adalah kebangkitan kembali kebudayaan Yunani
Klasik (renaissance) pada abad ke-14 M yang berawal di Italia, gerakan
reformasi pada abad ke-16 M, gerakan rasionalisme abad ke-17 M, dan
pencerahan (aufklaerung) pada abad ke-18 M.
Kedua, Sisilia yang pernah dikuasai umat Islam saat tahun 831
sampai 1091. Di pulau ini ilmu pengetahuan serta penemuan ilmiah para
ilmuwan Islam meningka dengan pesat. Bahkan setelah runtuhnya Sisilia
ditangan kaum Norman yang dipimpin oleh Roger, pengaruh peradaban
masih sangat terasa.
Mereka dikelilingi oleh para filosof dan ilmuwan muslim. Kepada
mereka diperkenankan menjalankan ibadah agamanya dengan leluasa.
Lebih dari seabad sesudah masa ini, masih tetap merupakan satu kerajaan
Kristen yang unik dimana beberapa jabatan tinggi dipegang oleh orang
muslim.
5
Landau, dan lain-lain. Disamping pengakuan penulis-penulis Barat yang
objektif terhadap pengaruh peradaban Islam terhadap pengaruh peradaban
Islam terhadap lahirnya Renaissance dan peradaban Barat modern.
Beberapa penulis Barat juga mengakui pengaruh pemggunaan akal dalam
Islam terhadap kebebasan berpikir di Eropa dari belenggu Agama.
Masa ini ditandai dengan kehidupan yang cemerlang dalam bidang
seni, pemikiran maupun kesusastraan yang mengeluarkan Eropa dari
kegagalan intelektual abad pertengahan. Masa Renaissance bukan suatu
yang berkembang secara alami dari abad pertengahan, melainkan sebuah
revolusi budaya, suatu reaksi terhadap kakunya pemikiran serta tradisi
abad pertengahan.
Renaisance ini mendorong munculnya kebiasaan melihat kegiatan
intelektual sebagai petualangan sosial, bukan usaha untuk
mempertahankan ortodoksi. Pada abad renaissance ini telah lahir sebuah
tradisi penelitian Historiografi modern. Dengan ditemukannya mesin
cetak yang mempercepat perkembangan ilmu pengetahuan. Para humanis
renaissance bekerja keras dalam menulis sejarah formal dengan
kemampuan literer dan kedalaman analisis yang cukup hebat. Pad masa
ini pula terjadi pemisahan antara agama dengan ilmu pengetahuan dan
ilmu sosial politik setelah sebelumnya bangsa Barat terbelenggu oleh
dogma dan doktrin gereja yang kejam.2
2
Ibid.,34
6
temuannya eori gravitasi. Charles Darwin dengan teorinya struggle for life
(perjuangan untuk hidup). J.J Thompson dengan temuannya elektron.
Zaman modern ditandai dengan munculnya istilah renaissance pada
abad ke-14, terjadi perkembangan keilmuan dan kembali pada konsep
pemikiran Yunani ketika manusia bebas berpikir dan mengembangkan
pikirannya itu tanpa dibatasi aturan gereja. Kemudian, zaman modern
berkembang setelah zaman Renaissance (abad ke 14-17 M) ke zaman Modern
(abad ke 17-19 M), dan zaman Kontemporer (abad ke 20-sekarang). Batas
akan berakhirnya zaman pertengahan sulit ditentukan, begitu pula awal
dimulainya zaman Modern. Meskipun demikian, dapat dikatakan zaman
modern sudah dirintis pada akhir abad pertengahan. Pada masa itu, banyak
terjadi perubahan dalam berbagai bidang, dari sains, dan filsafat, sehingga
masa ini disebut masa Renaissance.
Istilah Renaissance berasal dari bahasa Perancis yang berarti
Kelahiran Kembali. Di Jerman istilah ini disebut juga dengan Aufklarung
yang berarti munculnya kesadaran baru manusia. Hal ini terjadi karena
berkembangnya pemikiran pemikiran bahwa manusia merupakan pusat dari
dunianya, yang tak terkurung oleh pandangan dan aturan gereja yang mana
segala ukuran kebenaran dilihat dari kitab suci atau ajaran agama. Para
pemikir pada masa ini berpandangan bahwa manusia berhak menentukan nilai
kebenaran atas segala sesuatu, karena manusia memiliki kemampuan berpikir
dan mengembangkan pemikirannya itu. Zaman renaissance juga dikenal
dengan zaman Humanisme karena pandangan ini. Kebangkitan pemikiran
pada masa ini dibuktikan dengan berbagai penemuan oleh beberapa ilmuan.
Mereka berjasa dalam membuka cakrawala pengetahuan yang berperan
penting sebagai batu loncatan ilmu pengetahuan untuk masa yang akan
datang.3 Beberapa ilmuan itu adalah:
1. Nicholaus Copernicus (1473-1543), merupakan astronom berkebangsaan
Polandia. Ia merupakan penemu gagasan Heliosetris, matahari sebagai
pusat Tata Surya, mematahkan teori Geosentris dikemukakan oleh
3
Duski Ibrahim, Filsafat Ilmu, (Palembang: NoerFikri Offset: 2017), 74.
7
Ptolemy bahwa bumi lah pusat Tata Surya. Akan tetapi penemuannya ini
tak dipublikasikan sampai saat kematiannya, karena prinsip gereja pada
masa itu yang mendukung teori Geosentrisdu. Teori geosentris dianggap
paling benar karena bumi adalah tempat manusia hidup, dan manusia
melihat siang dan malam dari bumi, dan hal ini sudah ditetapkan oleh
Tuhan dan agama sebab manusia adalah pusat perhatian Tuhan dan untuk
manusialah seluruh isi alam semesta diciptakan.
2. Johannes Keppler (1571-1630) adalah ilmuan kebangsaan Jerman yang
mengemukakan tiga hukum Keppler yang hingga saat ini masih diakui
dan memberi kontribusi pada dunia astronomi dan fisika. Hukum
Keppler tersebut adalah:
a. Planet-planet bergerak dalam orbit elips atau oval
b. Garis yang menghubungkan pusat planet dengan matahari dalam
kurun waktu tertentu yang sama akan membentuk bidang yang sama
luasnya.
c. Kuadrat periode revolusi planet sebanding dengan pangkat tiga dari
jarak rata-ratanya dengan matahari.
d. Galileo Galilei (1564-1642) adalah ilmuan berkebangsaan Italia yang
mendalami astronomi, matematika, fisika, filsuf, dan
menyempurnakan teleskop bintang. Ia juga merumuskan perhitungan
gerak lintas peluru, penemu hukum pergerakan, dan menemukan tata
bulan Jupiter serta empat nama satelit alami planet terbesar di Tata
Surya itu (Ganymede, Callisto, Europe, dan lo) yang membuatnya
sebagai pendukung teori Heliosentris-nya Copernicus. Tak seperti
Copernicus yang tak mempublikasikan penemuannya, Galileo
melakukan yang sebaliknya. Ia membuat gereja geger karena
penemuannya ini, sehingga pihak gerak mengecamnya karena
dianggap menyesatkan. Selanjutnya Galileo dihukum tahanan rumah
sampai kematiannya. Baru pada tahun 1992 Paus Yohanes Paulus II
menyatakan secara resmi bahwa keputusan penghukuman itu adalah
salah, dan dalam pidato 21 desember 2008 Pus Benediktus XVI
8
menyatakan bahwa gereja Katolik Roma merehabilitasi namanya dan
mengakuinya sebagai ilmuwan.4
9
maka ilmu kontemporer juga demikian. Zaman modern misalnya, dalam banyak
hal melakukan dekonstruksi terhadap teor-teori yang dianggap established (mapan)
pada masa pertengahan atau zaman klasik. Ada dua contoh yang sangat menonjol
yang dikemukakan. Pertama, pendapat yang dikemukakan oleh Copernicus (1473-
1543) tentang teori heliosentrisme, bahwa matahari adalah pusat tata surya dan
planet-planet termasuk bumi berputar mengelilingi matahari. Teori ini sangat jelas
bertentangan dengan pendapat yang diterima secara umum manusia saat itu, yaitu
geosentrisme yang menyatakan bahwa bumilah yang menjadi pusat tata surya.
Kedua, metode induktif yang diperkenalkan oleh francis Bacon
(1560-1626). Ia telah memberikan sumbangan yang sangat penting dalam
menembus metode berfikir deduktif yang penggunaannya secara berlebihan
telah menyebabkan dunia keilmuwan mengalami keterlambatan. Francis
Bacon menekankan untuk mendasarkan semua pengetahuan dan ilmu atas
dasar pengalaman. Ia menganjurkan agar para sarjana, dalam menyusun
ilmu mengumpulkan sebanyak mungkin fakta pengalaman (emperecal brute
facts) untuk selanjutnya di analisis.
Membuat deskripsi atau eksposisi tentang perkembangan ilmu pada
zaman kontemporer berarti menggambaran aplikasi ilmu dan teknologi
dalam sektor kehidupan manusia. Itulah salah satu karakteristik utama ilmu
pada zaman kontemporer yang dalam kerangka umumnya sekaligus menjadi
persamaan sifat perkembangan ilmu zaman kontemporer, hal ini tidak terjadi
dilapangan ilmu eksakta, tapi juga ilmu-ilmu sosial dan juga keagamaan.
Para pecinta ilmu di bidang mereka masing-masing berusaha untuk
menjadikan ilmu dan pengetahuan yang bidang mereka dapat memberikan
sumbangan yang berarti bagi manusia dan kemanusiaan.
Satu hal yang tidak sulit untuk disepakati, bahwa hampir semua sisi
kehidupan manusia modern telah disentuh oleh berbagai efek perkembangan
ilmu dan teknologi. Sektor ekonomi, pertahanan, dan transportasi,
pendidkan, seni dan lainnya semua membutuhkan dan mendapat sentuhan
teknologi.
Bila di zaman purba, manusia prasejarah tercatat mempunyai benih
ilmu di bidang astronomi, kemudian mulai mengenal tulisan dan hitungan
10
yang mengawali zaman sejarah, lalu zaman modern diidentikkan dengan
masa manusia prasejarah tercatat mempunyai benih ilmu di bidang
astronomi, kemudian mulai mengenal tulisan dan hitungan yang mengawali
zaman sejarah, lalu zaman renaissance sebagai masa bangkitnya kembali
Eropa dari kegelapan, maka zaman kontemporer sangat kental dengan
inovasi teknologi dalam berbagai bidang.
Satu hal yang menjadi karakter spesifik ilmu kontemporer, dan
dalam konteks ini ciri tersebut akan lebih dapat kita temukan secara relatif
lebih mudah pada bidang-bidang sosial, yaitu bahwa ilmu kontemporer tidak
segan-segan melakukan dekonstruksi dan peruntuhan terhadap teori-teori
ilmu yang pernah ada untuk kemudian menyodorkan pandangan-pandangan
baru dalam rekonstruksi ilmu yang mereka bangun. Dalam hal inilah,
penyebutan wacana “postmodernisme” dalam bidang ilmu dan ilsafat
menjadi diskursus yang akan cukup banyak ditemukan.
Begitulah perkembangan ilmu pada zaman kontemporer meliputi
hampir seluruh bidang ilmu dan teknologi, ilmu-ilmu sosial seperti
sosiologi, antropologi, psikologi, ekonomi, hukum, dan politik, serta ilmu-
ilmu eksakta seperti fisika, kimia dan biologi, serta aplikasi-aplikasinya di
bidang teknologi rekayasa genetika, informasi an komunikasi, dan lain-lain.
Beberapa contoh perkembangan ilmu kontemporer :
1. Santri, Priyayi, dan Abangan
Dalam kajian ilmu sosial keagamaan di Indonesia, penelitian
Clifford Geertz yang dalam versi aslinya berjudul The Religion of Java
merupakan satu bahasa yang menarik. Penelitian serlus Geertz tersebut
kemudian lebih banyak dipopulerkan sebagai kerangka tipologisasi
keberagamaan masyarakat jawa menjadi santri, abangan, dan priyayi.
Untuk menyajikan abstraksi yang lebih otoritatif tentang penelitian
Geertz ini, penulis mengutip penggambaran Parsudi Suparlan dalam
pengantarnya terhadap buku Clifford Geertz Abangan, Santri, Priyayi
dalam masyarakat jawa yang merupakan edisi Indonesia dari buku
aslinya The Religion of Java.
11
Arti karya Geertz The Religion of Java adalah sumbangannya
kepada pengetahuan sistem-sistem simbol, yaitu bagaimana hubungan
antara struktur-struktur sosial yang ada dalam suatu masyarakat dengan
pengorganisasian dan perwujudan simbol-simbol, dan bagaimana para
anggota masyarakat mewujudkan adanya integritas dan disintegrasi
dengan cara mengorganisasi dan mewujudkan simbol-simbol tertentu,
sehingga perbedaan-perbedaan yang tampak diantara struktur-struktur
sosial yang ada dalam masyarakat tersebut hanya bersifat
komplementer.
Tiga lingkungan yang berbeda (yaitu perdesaan, pasar dan
kantor pemerintahan) yang dibarengi dengan latar belakang sejarah
kebudayaan yang berbeda (yang berkaitan dengan latar belakang sejarah
kebudayaan yang berbeda) yang berkaitan dengan masuknya agama
serta peradaban hindu dan islam jawa telah mewujudkan tentang adanya
abangan (yang menekankan pentingnya anamistik), santri yang
menekankan aspek-aspek islam dan penyanyi (yang menekankan aspek-
aspek hindu). Perwujudan citra agama masing-masing struktur sosial
tersebut adalah pesta-pesta ritual yang berkaitan dengan usaha-usaha
untuk menghalau makhluk halus jahat yang dianggap sebagai penyebab
ketidakteraturan dan kesengsaraan dalam masyarakat, agar akuilibrium
dalam masyarakat dapat dicapai kembali (abangan), penekanan pada
tindakan-tindakan keagamaan dan upacara-upacara sebagaimana
digariskan dalam islam (santri), dan suatu kopleks keagamaan yang
menekankan pada pentingnya hakikat halus sebagai dari kasar (kasar
dianggap sebagai ciri-ciri utama abangan), yang perwujudannya tampak
dalam berbagai sistem simbolynag berkaitan dengan etiket, tarian-tarian
dan berbagai bentuk kesenian, bahasa, dan pakaian (penyanyi).
Abangan, santri, dan penyanyi, yang walaupun masing merupakan
struktur-struktur sosial yang berlainan, tapi masiing-masing saling
melengkapi satu sama lainnya dalam mewujudkan adanya sistem sosial
jawa yang berlaku umum di mojokuto, inilah sesungguhnya tesis Geertz
12
yang di usahakan untuk diperlihatkan dalam bukunya The Religion of
Java, yaitu agama bukan hanya memainkan peranan pemecahbelah
dalam masyarakat. Walaupun demikian, tampaknya yang lebih menjadi
perhatian geertz adalah masalah perpecahan dalam sistem sosial jawa di
mojokuto dan bukaya itregasi yang terwujud didalamnya, sebagaimana
telah dikemukakan oleh Harsja W. Bachtiar dalam perhatian geertz
pada dimensi struktur sistem sosial.
Satu lagi, perlu dilihat dalam ulasan yang menjadi back cover
buku buku Clifford Geertz edisi Indonesia tersebut. Pengarahnya
memiliki masyarakat kota kecil mojokuto, jawa timur, sebagai objek
penelitian dan pengkajian. Namun untuk kelengkapannya, pengarang
juga membahas pandangan tiga golongan petani kecil, yang sedikit
banyak memiliki persamaan dengan “religi rakyat” Asia Tenggara,
santri yaitu pemeluk agama Islam yang taat pada umumnya terdiri dari
pedagang di kota dan petani yang berkecukupan, dan priyayi yaitu
golongan yang masih memiliki pandangan hindu-budha, yang
kebanyakan terdiri dari golongan terpelajar, golongan atas, penduduk
kota, terutama golongan pegawai.
Penelitian Clifford Geertz hingga kini mendapat perhatian dari
para ilmuan. Berbagai penelitian dilakukan untuk menguji,
membuktikan atau bahkan meruntuhkan tesis Geertz tentang
kategorisasi keberagamaan masyarakat jawa itu. Beberapa yang bisa
penulis sebutkan disini misalnya seperti penelitian antropologis yang
dilakukan oleh Bambang Pranowo (1994), Robert W.Hefner (1987), dan
Mark Woordward (1984) yang membantah klaim Geertz. Para pakar ini
menemukan bahwa masyarakat jawa secara umum adalah santri, adapun
“genre” abangan tidak signifikan.
Klaim tentang runtuhnya tesis “santri-abangan” Clifford Geertz
juga dikemukakan oleh hasil penellitian PPIM UIN Jakarta. Penelitian
tersebut dilakukan pada tahun 2001 dengan populasi yang luas (sekitar
85% populasi nasional) dan dengan sistem random sampling (metode
13
pengambilan sampel secara acak, tidak hanya sebuah kota kecil
kecamatan atau sebuah desa) sehingga punya daya generalisasi dan
klaim yang besar. Penelitian PPIM ini bahwa bahwa juga mencoba
menunjukkan adanya suatu dialektika, dimana orang yang lebih instensi
dalam menjalankan ritual wajib maupun sunnah dalam Islam
berkolerasi positif dan signifikan dengan status sosial-ekonomi
(gabungan antara pendidikan, jenis pendidikan, jenis pekerjaan,
pendapat, dan kategori desa-kota). Korelasinya sekitar 15%. Sebaliknya,
seorang muslim yang semakin intensif dalam melaksanakan ritual
abangan semakin negatif korelasinya dengan status sosial-ekonomi
(korelasinya sekitar 25%).
Penelitian Clifford Geertz yang kemudian mendapatkan banyak
tantangan dari pakar dan peneliti setelahnya juga terjadi pada bidang-
bidang ilmu lainnya. Masih untuk bidang sosial keagamaan, misalnya
juga terjadi perdebatan panjang tentang statemen Samuel P. Huntington
mengenai teori Clash of Civilization. Dan banyak tema-tema sosial
lainnya yang terus berkembang dan menjadi bukti bagi terus
berkembangnya ilmu dari waktu ke waktu.
14
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Zaman renaissance adalah sebuah gerakan budaya yang
berkembang pada periode kira-kira dari abad ke-14 hingga abad ke-17,
dimulai di Italia pada Abad pertengahan akhir dan kemudian menyebar
keseluruh Eropa. Meskipun pemakaian kertas dan penemuan barang metal
mempercepat penyebaran ide-idenya dari abad ke-15 dan seterusnya,
perubahan Renaissance tidak terjadi secara bersamaan ataupun dapat
dirasakan di seluruh Eropa. Sesudah mengalami masa kebudayaan
tradisional yang sepenuhnya diwarnai oleh ajaran Kristiani, orang-orang
kini mencari orientasi dan inspirasi baru sebagai alternatif dari kebudayaan
Yunani-Romawi sebagai satu-satunya kebudayaan lain yang mereka kenal
dengan baik. Kebudayaan klasik ini dipuja dan dijadikan model serta dasar
bagi seluruh peradaban manusia.
Sejarawan sering berargumen bahwa transpormasi intelektual ini
adalah jembatan antara Abad pertengahan dan sejarah modern. Meskipun
renaissance dipenuhi revolusi terjadi di banyak kegiatan intelektual, serta
pergolakan sosial dan politik, renaissance mungkin paling dikenal karena
perkembangan artistik dan kontribusi dari polimatik seperti Leonardo da
Vinci dan Michelangelo, yang terinspirasi dengan istilah “manusia
Renaissance”. Ada konsensus bahwa Renaissance dimulai di Florence,
Italia, pada abad ke-14. Berbagai teori telah diajukan untuk menjelaskan
asal-usulnya dan karakteristik, berfokus pada berbagai faktor termasuk
kekhasan sosial dan kemasyarakatan dari Florence.
Kata Renaissance, yang terjemahan literal dari bahasa Perancis ke
dalam bahasa Inggris adalah “Rebirth” (Kelahiran kembali), pertama kali
digunakan dan didefinisikan oleh sejarawan Perancis Jules Michelet pada
tahun 1855 dalam karyanya, Histoire de France.
15
DAFTAR PUSTAKA
16