Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KEMAJUAN ILMU ZAMAN RENAISANS, MODERN, DAN


KONTEMPORER

Dosen Mata Kuliah: Dr. Yudiyanto. S.Si., M.Si

Disusun oleh:

Lia Martha Ayunira

2171010067

PROGRAM PASCASARJANA
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO
1443 H/2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala atas rahmat dan


kemudahan yang telah diberikan kepada kami, Alhamdulillah akhirnya saya telah
menyelesaikan tugas mandiri mata kuliah Filsafat Ilmu. Dalam penyusunan
makalah ini, saya tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr.
Yudianto. S.Si., M.Si selaku dosen mata kuliah Filasfat Ilmu yang telah
memberikan materi dan pengarahan kepada kami.
Kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan, untuk itu kritik dan saran dari para pembaca akan membantu kami
untuk memperbaiki makalah ini. Kami berharap semoga para pembaca
mendapatkan manfaat setelah membaca makalah ini. Aamiin yarabbal ‘alamiin.
Kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, untuk
itu kritik dan saran dari para pembaca akan membantu kami untuk memperbaiki
makalah ini.Kami berharap semoga para pembaca mendapatkan manfaat setelah
membaca makalah ini. aamiin yarabbal ‘alamiin.

Metro, 09 Oktober 2021


Penulis

Lia Martha Ayunira


NPM. 2171010067

2
DAFTAR ISI

COVER JUDUL Halaman

KATA PENGANTAR.........................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1

A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Tujuan Masalah.....................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................4

A. Kemajuan Ilmu Zaman Renaisans........................................................4


B. Kemajuan Ilmu Zaman Modern............................................................9
C. Kemajuan Ilmu Zaman Kontemporer...................................................9

SIMPULAN..........................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................18

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Renaissance merupakan era sejarah yang penuh dengan kemajuan


dan perubahan yang mengandung arti bagi pengembangan ilmu. Zaman
yang menyaksikan dilancarkannya tantangan gerakan reformasi terhadap
keesaan dan supremasi gereja katolik.

Ciri utama renaissance adalah individualisme, humanisme, lepas


dari agama. Manusia sudah mengandalkan akal (rasio) dan pengalaman
(empiris) dalam merumuskan pengetahuan. Yang berkembang pada waktu
itu adalah sains dan penemuan-penemuan dari hasil pengembangan sains
yang kemudian berimplikasi ketika ditinggalkannya agma karena semangat
humanisme.
Kemajuan ilmu dan teknologi dari masa ke masa adalah ibarat
rantai yang tidak terputus satu sama lain. Hal-hal baru yang ditemukan
pada suatu masa menjadi unsur penting bagi penemuan-penemuan
lainnyapada masa selanjutnya. Demikianlah semuanya saling terkait. Oleh
karena itu, melihat sejarah prkembangan ilmu zaman kontemporer, tidak
lain adalah mengamati pemanfaatan dan pengembangan lebih lanjut dari
rentetan sejarah ilmu sebelumnya. Kondisi itulah yang kemudian
mengalami percepatan atau bahkan radikalisasi yang tidak jarang berada
diluar dugaan manusia.
Yang dimaksud dengan zaman kontemporer dalam konteks ini
adalah era tahun-tahun terakhir ynag kita jalani hingga saat ini. Hal yang
membedakan pengamatan tentang ilmu zaman modern dengan zaman
kontemporer yaitu bahwa zaman modern adalah era perkembangan ilmu
yang berawal sejak sekitar abad ke-15, sedangkan zaman kontemporer
memfokuskan sorotannya dalam berbagai perkembangan terakhir yang

1
telah terjadi hingga saat ini.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, adapun rumusan masalah
penulisan makalah ini, yaitu:
1. Bagaimana Kemajuan Ilmu Zaman Renaissance?
2. Bagaimana Kemajuan Ilmu Zaman Modern?
3. Bagaimana Kemajuan Ilmu Zaman Kontemprer?

C. Tujuan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, adapun
tujuan penulisan makalah ini, yaitu:
1. Mengetahui Kemajuan Ilmu Zaman Renaissance.
2. Mengetahui Kemajuan Ilmu Zaman Modern.
3. Mengetahui Kemajuan Ilmu Zaman Kontemporer.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kemajuan Ilmu Zaman Renaisans


Istilah Renaissance berasal dari bahasa Perancis yang berarti
kebangkitan kembali, yang lahir kembali adalah kebudayaan Yunani dan
Romawi Kuno, setelah berabad-abad dikubur oleh masyarakat abad
pertengahan dibawah pimpinan gereja oleh sejarawan, istilah tersebut
digunakan untuk menunjukkan berbagai periode kebangkitan intelektual,
khususnya yang terjadi di Eropa. Orang yang pertama kali menggunakan
istilah tersebut ialah Jules Michelet, sejarawan Perancis terkenal.
Menurutnya, Renaissance adalah periode penemuan manusia dan dunia,
bukan sekedar sebagai kebangkitan kembali yang merupakan permulaan
keangkitan modern. Jika dikaitkan dengan keadaan, renaissance adalah masa
antara zaman pertengahan dan zaman modern yang dapat dipandang sebagai
masa peralihan yang ditandai oleh terjadinya sejumlah kekacauan dalam
bidang pemikiran.
Zaman Renaissance ditandai sebagai era kebangkitan kembali
pemikiran yang bebas dari dogma-dogma agama. Renaissance ialah zaman
peralihan ketika kebudayaan abad pertengahan mulai berubah menjadi suatu
kebudayaan modern. Manusia pada zaman ini adalah manusia yang
merindukan pemikiran yang bebas. Manusia ingin mencapai kemajuan atas
hasil usaha sendiri, tidak didasarkan atas campur tangan ilahi. Penemuan-
penemuan ilmu pengetahuan modern sudah mulai dirintis pada zaman
Reanissance. Ilmu pengetahuan yang berkembang maju pada masa ini adalah
bidang astronomi. Tokoh-tokoh yang terkenal seperti Roger Bacon,
Copernicus, Johannes Keppler, Galileo Galilei.
Salah satu ciri khas di dunia Barat sejak abad ke-15 ialah
menonjolkan manusia pribadi perseorangan dan sebagai yang berkuasa ciri
itu antara lain menujukkan diri dalam bidang seni, politik, filsafat, agama

3
ataupun dalam gerakan-erakan melawan agama ilmu pengetahuan, an
teknik. Zaman ini merupakan zaman penyempurnaan kesenian, keahlian,
serta ilmu yang telah terwujud dalam diri yang jenius serba bisa yaitu
Leonardo da vinci.
Zaman renaissance sering kali disebut dengan zaman humanisme,
karena pada abad pertengahan manusia kurang dihargai sebagai manusia,
kebenaran diukur dari kebenarn gereja, bukan meurut yang telah dibuat oleh
manusia. Humanisme menghendai ukuran haruslah manusia, sebab manusia
memiliki kemampuan berpikir, berkreasi, memilih, dan mengatur diri sendiri
dan dunianya.1

1. Faktor Pendorong Terjadinya Renaissance


Awal munculnya renaissance ialah di Italia, khususnya di Kota
perdagangan dan kemudian lahirnya tokoh Leonardo da Vinci., Michael
Angelo, dan Nicollo Machiavelli serta perubahan yang sangat besar dalam
seluruh aspek.
Awal mula kebangkitan Eropa yang di beri nama Renaissance, telah
lahir atas pengaruh Averroisme (Ar-Rusydiyyah) dan atas pengaruh
penerjemahan karya-karya ilmiah ilmuwan Islam ke dalam bahasa latin.
Pemindahan ilmu pengetahuan yang berkembang dari Islam ke Eropa
pada abad 12 dan seterusnya dengan melalui beberapa jalur.
Pertama, jalur Andalus dengan Universitas-Universitas terkenal
yang dikunjungi oleh kaum terpelajar Eropa. Sejarah sudah mencatat
bahwa pada aad 9 misalnya, Khalifah Abdurrahman III (912-961 M) telah
mendirikan dan menempatkan Universitas Cordoba. Di dalam Universitas
Cordoba tersebut banyak mahasiswa dan sarjana Islam maupun Eropa-
Kristen untuk menggali dan mencari ilmu-ilmu Islam. Pada waktu itu
Universitas Cordoba telah menyelenggarakan deferensiasi ilmu
pengetahuan ke dalam fakultas-fakultas hukum, kedokteran, ilmu ukur

1
Abdul Karim, “Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan”, Jurnal Fikrah, Vol.2,
No.1/Juni 2014, 28.

4
dan astronomi. Pada waktu itu belum ada Universitas di dunia Eropa-
Kristen. Eropa baru mengenal dan mendirikan Universitas pada tahun
1000 (Universitas Salerno). Kemudian setelah itu mulai dibangun
Universitas Bologna (1150), dan Universitas Oxford (1168), yang pada
waktu itu banyak mencontoh kurikulum dan pola Universitas Islam.
Walaupun Islam akhirnya terusir dari Andalusia dengan cara yang
sangat kejam, tetapi telah membidani gerakan-gerakan penting di Eropa.
Gerakan-gerakan itu adalah kebangkitan kembali kebudayaan Yunani
Klasik (renaissance) pada abad ke-14 M yang berawal di Italia, gerakan
reformasi pada abad ke-16 M, gerakan rasionalisme abad ke-17 M, dan
pencerahan (aufklaerung) pada abad ke-18 M.
Kedua, Sisilia yang pernah dikuasai umat Islam saat tahun 831
sampai 1091. Di pulau ini ilmu pengetahuan serta penemuan ilmiah para
ilmuwan Islam meningka dengan pesat. Bahkan setelah runtuhnya Sisilia
ditangan kaum Norman yang dipimpin oleh Roger, pengaruh peradaban
masih sangat terasa.
Mereka dikelilingi oleh para filosof dan ilmuwan muslim. Kepada
mereka diperkenankan menjalankan ibadah agamanya dengan leluasa.
Lebih dari seabad sesudah masa ini, masih tetap merupakan satu kerajaan
Kristen yang unik dimana beberapa jabatan tinggi dipegang oleh orang
muslim.

Dari Sisilia, ilmu pengetahuan Islam meluas kedataran Italia, dan


semenjak didirikannya Universitas Napels pada tahun 1224 M. Siswa
Universitas Napels adalah Thomas Aquinas, pemimpin Kristen Katolik.
Kemudian Federick II menghimpun naskah-naskah Arab. Buku-buku
Aristoteles dan Averoes diterjemahkan dan dipergunakan sebagai buku
pelajaran. Terjemahan tersebut kemudian dikirim ke Universitas-
universitas paris dan Bologna.
Pengaruh pemikiran rasioanl ilmu pengetahuan dalam
perkembangan Barat diakui oleh ilmuwan Barat sendiri seperti Gustav Le
Bon, Henry Bon, Anthony Nutting, C.Rsiler, Alferd Guillame, Rom

5
Landau, dan lain-lain. Disamping pengakuan penulis-penulis Barat yang
objektif terhadap pengaruh peradaban Islam terhadap pengaruh peradaban
Islam terhadap lahirnya Renaissance dan peradaban Barat modern.
Beberapa penulis Barat juga mengakui pengaruh pemggunaan akal dalam
Islam terhadap kebebasan berpikir di Eropa dari belenggu Agama.
Masa ini ditandai dengan kehidupan yang cemerlang dalam bidang
seni, pemikiran maupun kesusastraan yang mengeluarkan Eropa dari
kegagalan intelektual abad pertengahan. Masa Renaissance bukan suatu
yang berkembang secara alami dari abad pertengahan, melainkan sebuah
revolusi budaya, suatu reaksi terhadap kakunya pemikiran serta tradisi
abad pertengahan.
Renaisance ini mendorong munculnya kebiasaan melihat kegiatan
intelektual sebagai petualangan sosial, bukan usaha untuk
mempertahankan ortodoksi. Pada abad renaissance ini telah lahir sebuah
tradisi penelitian Historiografi modern. Dengan ditemukannya mesin
cetak yang mempercepat perkembangan ilmu pengetahuan. Para humanis
renaissance bekerja keras dalam menulis sejarah formal dengan
kemampuan literer dan kedalaman analisis yang cukup hebat. Pad masa
ini pula terjadi pemisahan antara agama dengan ilmu pengetahuan dan
ilmu sosial politik setelah sebelumnya bangsa Barat terbelenggu oleh
dogma dan doktrin gereja yang kejam.2

B. Kemajuan Ilmu Zaman Modern


Zaman modern ditandai dengan berbagai penemuan dalam bidang
ilmiah. Perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman modern sesungguhnya
sudah dirintis sejak zaman Renaissance. Seperti Rene Descartes, tokoh yang
terkenal sebagai bapak filsafat modern. Rene Descartes juga seorang ahli
pasti. Penemuannya dalam ilmu pasti adalah sistem koordinat yang terdiri
dari dua garis lurus X dan Y dalam bidang datar. Isaac Newton dengan

2
Ibid.,34

6
temuannya eori gravitasi. Charles Darwin dengan teorinya struggle for life
(perjuangan untuk hidup). J.J Thompson dengan temuannya elektron.
Zaman modern ditandai dengan munculnya istilah renaissance pada
abad ke-14, terjadi perkembangan keilmuan dan kembali pada konsep
pemikiran Yunani ketika manusia bebas berpikir dan mengembangkan
pikirannya itu tanpa dibatasi aturan gereja. Kemudian, zaman modern
berkembang setelah zaman Renaissance (abad ke 14-17 M) ke zaman Modern
(abad ke 17-19 M), dan zaman Kontemporer (abad ke 20-sekarang). Batas
akan berakhirnya zaman pertengahan sulit ditentukan, begitu pula awal
dimulainya zaman Modern. Meskipun demikian, dapat dikatakan zaman
modern sudah dirintis pada akhir abad pertengahan. Pada masa itu, banyak
terjadi perubahan dalam berbagai bidang, dari sains, dan filsafat, sehingga
masa ini disebut masa Renaissance.
Istilah Renaissance berasal dari bahasa Perancis yang berarti
Kelahiran Kembali. Di Jerman istilah ini disebut juga dengan Aufklarung
yang berarti munculnya kesadaran baru manusia. Hal ini terjadi karena
berkembangnya pemikiran pemikiran bahwa manusia merupakan pusat dari
dunianya, yang tak terkurung oleh pandangan dan aturan gereja yang mana
segala ukuran kebenaran dilihat dari kitab suci atau ajaran agama. Para
pemikir pada masa ini berpandangan bahwa manusia berhak menentukan nilai
kebenaran atas segala sesuatu, karena manusia memiliki kemampuan berpikir
dan mengembangkan pemikirannya itu. Zaman renaissance juga dikenal
dengan zaman Humanisme karena pandangan ini. Kebangkitan pemikiran
pada masa ini dibuktikan dengan berbagai penemuan oleh beberapa ilmuan.
Mereka berjasa dalam membuka cakrawala pengetahuan yang berperan
penting sebagai batu loncatan ilmu pengetahuan untuk masa yang akan
datang.3 Beberapa ilmuan itu adalah:
1. Nicholaus Copernicus (1473-1543), merupakan astronom berkebangsaan
Polandia. Ia merupakan penemu gagasan Heliosetris, matahari sebagai
pusat Tata Surya, mematahkan teori Geosentris dikemukakan oleh

3
Duski Ibrahim, Filsafat Ilmu, (Palembang: NoerFikri Offset: 2017), 74.

7
Ptolemy bahwa bumi lah pusat Tata Surya. Akan tetapi penemuannya ini
tak dipublikasikan sampai saat kematiannya, karena prinsip gereja pada
masa itu yang mendukung teori Geosentrisdu. Teori geosentris dianggap
paling benar karena bumi adalah tempat manusia hidup, dan manusia
melihat siang dan malam dari bumi, dan hal ini sudah ditetapkan oleh
Tuhan dan agama sebab manusia adalah pusat perhatian Tuhan dan untuk
manusialah seluruh isi alam semesta diciptakan.
2. Johannes Keppler (1571-1630) adalah ilmuan kebangsaan Jerman yang
mengemukakan tiga hukum Keppler yang hingga saat ini masih diakui
dan memberi kontribusi pada dunia astronomi dan fisika. Hukum
Keppler tersebut adalah:
a. Planet-planet bergerak dalam orbit elips atau oval
b. Garis yang menghubungkan pusat planet dengan matahari dalam
kurun waktu tertentu yang sama akan membentuk bidang yang sama
luasnya.
c. Kuadrat periode revolusi planet sebanding dengan pangkat tiga dari
jarak rata-ratanya dengan matahari.
d. Galileo Galilei (1564-1642) adalah ilmuan berkebangsaan Italia yang
mendalami astronomi, matematika, fisika, filsuf, dan
menyempurnakan teleskop bintang. Ia juga merumuskan perhitungan
gerak lintas peluru, penemu hukum pergerakan, dan menemukan tata
bulan Jupiter serta empat nama satelit alami planet terbesar di Tata
Surya itu (Ganymede, Callisto, Europe, dan lo) yang membuatnya
sebagai pendukung teori Heliosentris-nya Copernicus. Tak seperti
Copernicus yang tak mempublikasikan penemuannya, Galileo
melakukan yang sebaliknya. Ia membuat gereja geger karena
penemuannya ini, sehingga pihak gerak mengecamnya karena
dianggap menyesatkan. Selanjutnya Galileo dihukum tahanan rumah
sampai kematiannya. Baru pada tahun 1992 Paus Yohanes Paulus II
menyatakan secara resmi bahwa keputusan penghukuman itu adalah
salah, dan dalam pidato 21 desember 2008 Pus Benediktus XVI

8
menyatakan bahwa gereja Katolik Roma merehabilitasi namanya dan
mengakuinya sebagai ilmuwan.4

C. Kemajuan Ilmu Zaman Kontemporer


Yang dimaksud dengan zaman kontemporer dalam konteks ini adalah
era tahun-tahun terakhir yang kita jalani hingga saat ini. Hal ynag
membedakan pengamatan tentang ilmu di zaman modern adalah era
perkembangan ilmu yang berawal sejak sekitar abad ke-15, sedangkan zaman
kontemporer memfokuskan sorotannya pada berbagai perkembangan terakhir
yang terjadi sampai saat ini.
Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, sebagai kelanjutan mata
rantai sejarah pekembangan ilmu, berbagai hal baru yang ditemukan dan
dapat diamati di era kontemporer, tidak terlepas dari berbagai penemuan dan
dasar-dasar ilmu ynag telah ada dan diciptakan oleh para penemu, pakar, atau
filosof di masa-masa sebelumnya.
Fisikawan termashur abad keduapuluh adalah Albert Einstein. Ia
menyatakan bahwa alam itu tak terhingga besarnya dan tak terbatas, tetapi
juga tak berubah status totalitasnya atau bersifat statis dari waktu ke waktu.
Einstein percaya akan kekekalan materi. Ini berarti bahwa alam semesta itu
bersifat kekal, atau dengan kata lain tidak mengakui adanya penciptaan alam.
Disamping teori mengenai fisika, teori alam semesta, dan lain-lain makan
Zaman Kontemporer ini ditandai dengan penemuan berbagai teknologi
canggih. Teknologi komunikasi dan informasi termasuk salah satu yang
mengalami kemajuan pesat. Mulai dari penemuan komputer, berbagai satelit
komunikasi, internet, dan lain sebagainya. Bidang ilmu lain juga mengalami
kemajuan pesat, sehingga terjadi spesialisasi-spesialisasi ilmu yang semakin
maju. 5
Sebagaimana ilmu di zaman modern mempunyai karakteristik khusus
yan membedakannya dengan ilmu di zaman klasik dan zaman pertengahan,
4
Ibid.,78
5
Surajiyo, “Sejarah dan Strategi Perkembangan Ilmu Pengetahuan”, Jurnal Ilmiah,
Vol.VII, No.2/Agustus 2004, 84.

9
maka ilmu kontemporer juga demikian. Zaman modern misalnya, dalam banyak
hal melakukan dekonstruksi terhadap teor-teori yang dianggap established (mapan)
pada masa pertengahan atau zaman klasik. Ada dua contoh yang sangat menonjol
yang dikemukakan. Pertama, pendapat yang dikemukakan oleh Copernicus (1473-
1543) tentang teori heliosentrisme, bahwa matahari adalah pusat tata surya dan
planet-planet termasuk bumi berputar mengelilingi matahari. Teori ini sangat jelas
bertentangan dengan pendapat yang diterima secara umum manusia saat itu, yaitu
geosentrisme yang menyatakan bahwa bumilah yang menjadi pusat tata surya.
Kedua, metode induktif yang diperkenalkan oleh francis Bacon
(1560-1626). Ia telah memberikan sumbangan yang sangat penting dalam
menembus metode berfikir deduktif yang penggunaannya secara berlebihan
telah menyebabkan dunia keilmuwan mengalami keterlambatan. Francis
Bacon menekankan untuk mendasarkan semua pengetahuan dan ilmu atas
dasar pengalaman. Ia menganjurkan agar para sarjana, dalam menyusun
ilmu mengumpulkan sebanyak mungkin fakta pengalaman (emperecal brute
facts) untuk selanjutnya di analisis.
Membuat deskripsi atau eksposisi tentang perkembangan ilmu pada
zaman kontemporer berarti menggambaran aplikasi ilmu dan teknologi
dalam sektor kehidupan manusia. Itulah salah satu karakteristik utama ilmu
pada zaman kontemporer yang dalam kerangka umumnya sekaligus menjadi
persamaan sifat perkembangan ilmu zaman kontemporer, hal ini tidak terjadi
dilapangan ilmu eksakta, tapi juga ilmu-ilmu sosial dan juga keagamaan.
Para pecinta ilmu di bidang mereka masing-masing berusaha untuk
menjadikan ilmu dan pengetahuan yang bidang mereka dapat memberikan
sumbangan yang berarti bagi manusia dan kemanusiaan.
Satu hal yang tidak sulit untuk disepakati, bahwa hampir semua sisi
kehidupan manusia modern telah disentuh oleh berbagai efek perkembangan
ilmu dan teknologi. Sektor ekonomi, pertahanan, dan transportasi,
pendidkan, seni dan lainnya semua membutuhkan dan mendapat sentuhan
teknologi.
Bila di zaman purba, manusia prasejarah tercatat mempunyai benih
ilmu di bidang astronomi, kemudian mulai mengenal tulisan dan hitungan

10
yang mengawali zaman sejarah, lalu zaman modern diidentikkan dengan
masa manusia prasejarah tercatat mempunyai benih ilmu di bidang
astronomi, kemudian mulai mengenal tulisan dan hitungan yang mengawali
zaman sejarah, lalu zaman renaissance sebagai masa bangkitnya kembali
Eropa dari kegelapan, maka zaman kontemporer sangat kental dengan
inovasi teknologi dalam berbagai bidang.
Satu hal yang menjadi karakter spesifik ilmu kontemporer, dan
dalam konteks ini ciri tersebut akan lebih dapat kita temukan secara relatif
lebih mudah pada bidang-bidang sosial, yaitu bahwa ilmu kontemporer tidak
segan-segan melakukan dekonstruksi dan peruntuhan terhadap teori-teori
ilmu yang pernah ada untuk kemudian menyodorkan pandangan-pandangan
baru dalam rekonstruksi ilmu yang mereka bangun. Dalam hal inilah,
penyebutan wacana “postmodernisme” dalam bidang ilmu dan ilsafat
menjadi diskursus yang akan cukup banyak ditemukan.
Begitulah perkembangan ilmu pada zaman kontemporer meliputi
hampir seluruh bidang ilmu dan teknologi, ilmu-ilmu sosial seperti
sosiologi, antropologi, psikologi, ekonomi, hukum, dan politik, serta ilmu-
ilmu eksakta seperti fisika, kimia dan biologi, serta aplikasi-aplikasinya di
bidang teknologi rekayasa genetika, informasi an komunikasi, dan lain-lain.
Beberapa contoh perkembangan ilmu kontemporer :
1. Santri, Priyayi, dan Abangan
Dalam kajian ilmu sosial keagamaan di Indonesia, penelitian
Clifford Geertz yang dalam versi aslinya berjudul The Religion of Java
merupakan satu bahasa yang menarik. Penelitian serlus Geertz tersebut
kemudian lebih banyak dipopulerkan sebagai kerangka tipologisasi
keberagamaan masyarakat jawa menjadi santri, abangan, dan priyayi.
Untuk menyajikan abstraksi yang lebih otoritatif tentang penelitian
Geertz ini, penulis mengutip penggambaran Parsudi Suparlan dalam
pengantarnya terhadap buku Clifford Geertz Abangan, Santri, Priyayi
dalam masyarakat jawa yang merupakan edisi Indonesia dari buku
aslinya The Religion of Java.

11
Arti karya Geertz The Religion of Java adalah sumbangannya
kepada pengetahuan sistem-sistem simbol, yaitu bagaimana hubungan
antara struktur-struktur sosial yang ada dalam suatu masyarakat dengan
pengorganisasian dan perwujudan simbol-simbol, dan bagaimana para
anggota masyarakat mewujudkan adanya integritas dan disintegrasi
dengan cara mengorganisasi dan mewujudkan simbol-simbol tertentu,
sehingga perbedaan-perbedaan yang tampak diantara struktur-struktur
sosial yang ada dalam masyarakat tersebut hanya bersifat
komplementer.
Tiga lingkungan yang berbeda (yaitu perdesaan, pasar dan
kantor pemerintahan) yang dibarengi dengan latar belakang sejarah
kebudayaan yang berbeda (yang berkaitan dengan latar belakang sejarah
kebudayaan yang berbeda) yang berkaitan dengan masuknya agama
serta peradaban hindu dan islam jawa telah mewujudkan tentang adanya
abangan (yang menekankan pentingnya anamistik), santri yang
menekankan aspek-aspek islam dan penyanyi (yang menekankan aspek-
aspek hindu). Perwujudan citra agama masing-masing struktur sosial
tersebut adalah pesta-pesta ritual yang berkaitan dengan usaha-usaha
untuk menghalau makhluk halus jahat yang dianggap sebagai penyebab
ketidakteraturan dan kesengsaraan dalam masyarakat, agar akuilibrium
dalam masyarakat dapat dicapai kembali (abangan), penekanan pada
tindakan-tindakan keagamaan dan upacara-upacara sebagaimana
digariskan dalam islam (santri), dan suatu kopleks keagamaan yang
menekankan pada pentingnya hakikat halus sebagai dari kasar (kasar
dianggap sebagai ciri-ciri utama abangan), yang perwujudannya tampak
dalam berbagai sistem simbolynag berkaitan dengan etiket, tarian-tarian
dan berbagai bentuk kesenian, bahasa, dan pakaian (penyanyi).
Abangan, santri, dan penyanyi, yang walaupun masing merupakan
struktur-struktur sosial yang berlainan, tapi masiing-masing saling
melengkapi satu sama lainnya dalam mewujudkan adanya sistem sosial
jawa yang berlaku umum di mojokuto, inilah sesungguhnya tesis Geertz

12
yang di usahakan untuk diperlihatkan dalam bukunya The Religion of
Java, yaitu agama bukan hanya memainkan peranan pemecahbelah
dalam masyarakat. Walaupun demikian, tampaknya yang lebih menjadi
perhatian geertz adalah masalah perpecahan dalam sistem sosial jawa di
mojokuto dan bukaya itregasi yang terwujud didalamnya, sebagaimana
telah dikemukakan oleh Harsja W. Bachtiar dalam perhatian geertz
pada dimensi struktur sistem sosial.
Satu lagi, perlu dilihat dalam ulasan yang menjadi back cover
buku buku Clifford Geertz edisi Indonesia tersebut. Pengarahnya
memiliki masyarakat kota kecil mojokuto, jawa timur, sebagai objek
penelitian dan pengkajian. Namun untuk kelengkapannya, pengarang
juga membahas pandangan tiga golongan petani kecil, yang sedikit
banyak memiliki persamaan dengan “religi rakyat” Asia Tenggara,
santri yaitu pemeluk agama Islam yang taat pada umumnya terdiri dari
pedagang di kota dan petani yang berkecukupan, dan priyayi yaitu
golongan yang masih memiliki pandangan hindu-budha, yang
kebanyakan terdiri dari golongan terpelajar, golongan atas, penduduk
kota, terutama golongan pegawai.
Penelitian Clifford Geertz hingga kini mendapat perhatian dari
para ilmuan. Berbagai penelitian dilakukan untuk menguji,
membuktikan atau bahkan meruntuhkan tesis Geertz tentang
kategorisasi keberagamaan masyarakat jawa itu. Beberapa yang bisa
penulis sebutkan disini misalnya seperti penelitian antropologis yang
dilakukan oleh Bambang Pranowo (1994), Robert W.Hefner (1987), dan
Mark Woordward (1984) yang membantah klaim Geertz. Para pakar ini
menemukan bahwa masyarakat jawa secara umum adalah santri, adapun
“genre” abangan tidak signifikan.
Klaim tentang runtuhnya tesis “santri-abangan” Clifford Geertz
juga dikemukakan oleh hasil penellitian PPIM UIN Jakarta. Penelitian
tersebut dilakukan pada tahun 2001 dengan populasi yang luas (sekitar
85% populasi nasional) dan dengan sistem random sampling (metode

13
pengambilan sampel secara acak, tidak hanya sebuah kota kecil
kecamatan atau sebuah desa) sehingga punya daya generalisasi dan
klaim yang besar. Penelitian PPIM ini bahwa bahwa juga mencoba
menunjukkan adanya suatu dialektika, dimana orang yang lebih instensi
dalam menjalankan ritual wajib maupun sunnah dalam Islam
berkolerasi positif dan signifikan dengan status sosial-ekonomi
(gabungan antara pendidikan, jenis pendidikan, jenis pekerjaan,
pendapat, dan kategori desa-kota). Korelasinya sekitar 15%. Sebaliknya,
seorang muslim yang semakin intensif dalam melaksanakan ritual
abangan semakin negatif korelasinya dengan status sosial-ekonomi
(korelasinya sekitar 25%).
Penelitian Clifford Geertz yang kemudian mendapatkan banyak
tantangan dari pakar dan peneliti setelahnya juga terjadi pada bidang-
bidang ilmu lainnya. Masih untuk bidang sosial keagamaan, misalnya
juga terjadi perdebatan panjang tentang statemen Samuel P. Huntington
mengenai teori Clash of Civilization. Dan banyak tema-tema sosial
lainnya yang terus berkembang dan menjadi bukti bagi terus
berkembangnya ilmu dari waktu ke waktu.

14
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Zaman renaissance adalah sebuah gerakan budaya yang
berkembang pada periode kira-kira dari abad ke-14 hingga abad ke-17,
dimulai di Italia pada Abad pertengahan akhir dan kemudian menyebar
keseluruh Eropa. Meskipun pemakaian kertas dan penemuan barang metal
mempercepat penyebaran ide-idenya dari abad ke-15 dan seterusnya,
perubahan Renaissance tidak terjadi secara bersamaan ataupun dapat
dirasakan di seluruh Eropa. Sesudah mengalami masa kebudayaan
tradisional yang sepenuhnya diwarnai oleh ajaran Kristiani, orang-orang
kini mencari orientasi dan inspirasi baru sebagai alternatif dari kebudayaan
Yunani-Romawi sebagai satu-satunya kebudayaan lain yang mereka kenal
dengan baik. Kebudayaan klasik ini dipuja dan dijadikan model serta dasar
bagi seluruh peradaban manusia.
Sejarawan sering berargumen bahwa transpormasi intelektual ini
adalah jembatan antara Abad pertengahan dan sejarah modern. Meskipun
renaissance dipenuhi revolusi terjadi di banyak kegiatan intelektual, serta
pergolakan sosial dan politik, renaissance mungkin paling dikenal karena
perkembangan artistik dan kontribusi dari polimatik seperti Leonardo da
Vinci dan Michelangelo, yang terinspirasi dengan istilah “manusia
Renaissance”. Ada konsensus bahwa Renaissance dimulai di Florence,
Italia, pada abad ke-14. Berbagai teori telah diajukan untuk menjelaskan
asal-usulnya dan karakteristik, berfokus pada berbagai faktor termasuk
kekhasan sosial dan kemasyarakatan dari Florence.
Kata Renaissance, yang terjemahan literal dari bahasa Perancis ke
dalam bahasa Inggris adalah “Rebirth” (Kelahiran kembali), pertama kali
digunakan dan didefinisikan oleh sejarawan Perancis Jules Michelet pada
tahun 1855 dalam karyanya, Histoire de France.

15
DAFTAR PUSTAKA

Awaabiin, Salma. (2021). “Penelitian Korelasional: Pengertian, macam-macam,


cirri-ciri dan Cara Menuliskannya”. Diakses pada 14 September 2021 dari
https://www.duniadosen.com/penelitian-korelasional/

Muslim. (2015). “Varian-Varian Paradigma, Pendekatan, Metode, Dan Jenis

16

Anda mungkin juga menyukai