AKSIOLOGI DAKWAH
DISUSUN OLEH:
VERI KASENDA (1830504093)
UTAMI ULAN DARI (1830504092)
TIARA MANDINI (1830504091)
DOSEN PENGAMPUH:
NURSERI HASANAH NASUTION, M.Ag
C. Tujuan
1. Sebagai tugas kelompokmata kuliah Filsafat Dakwah jurusan Manajemen
Dakwahjenjang semester II.
2. Menelusuri nilai yang terkandung dalam dakwah untuk kemudian mampu
di implementasikan pada koridor dakwah sebenarnya.
3. Menambah wawasan cakrawala mengenai etika seorang da’i yang
harusnya menjadipanduan dan diaplikasikan dalam melaksanakan tugas
dakwahnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Aksiologi
Aksiologi adalah istilah yang berasal dari kata Yunani yaitu “axios” yang
berartisesuai atau wajar. Sedangkan “logos” yang berarti ilmu. Aksiologi
dipahami sebagai teori nilai. Burhanuddin Salam juga sepakat menyatakan bahwa
aksiologi adalah teori tentang nilai. 1 Menurut John Sinclair, dalam lingkup kajian
filsafat nilai merujuk pada pemikiran atau suatu sistem seperti politik, social dan
agama. Sistem mempunyai rancangan bagaimana tatanan, rancangan dan aturan
sebagai satu bentuk pengendalian terhadap satu institusi dapat terwujud. Menurut
Richard Bender : Suatu nilai adalah sebuah pengalaman yang memberikan suatu
pemuasan kebutuhan yang diakui bertalian dengan pemuasan kebutuhan yang
diakui bertalian, atau yang menyumbangkan pada pemuasan yang demikian.
Dengan demikian kehidupan yang bermanfaat ialah pencapaian dan sejumlah
pengalaman nilai yang senantiasa bertambah.
1. Etika
Etika adalah kajian tentang mana perbuatan baik dan mana perbuatan
buruk, sertaapa ukuran yang digunakan di dalam menentukan baik dan buruk.
Semiawan menerangkan bahwa etika sebagai prinsip atau standar berprilaku
manusia, yang kadang-kadang disebut dengan “moral”. Kegiatan menilai (act of
judgement) telah dibangun berdasarkan toleransi atau ketidakpastian, bahwa
tidak ada kejadian yang dapat dijelaskan secara pasti dengan zero tolerance.
Makna etika dipakai dalam dua bentuk arti,pertama, etika merupakan suatu
kumpulan pengetahuan mengenai penilaian terhadap perbuatan-perbuatan
manusia. Kedua, merupakan suatu predikat yang dipakai untuk membedakan hal-
hal, perbuatan-perbuatan atau manusia-manusia lain. Objek formal etika meliputi
norma-norma kesusilaan manusia, dan mempelajari tingkah laku manusia baikdan
buruknya. Sementara dari kalangan nonfilsafat, etika sering digunakan sebagai
pola bertindak praktis (etika profesi), misalnya bagaimana menjalankan bisnis
yang bermoral dalam etika bisnis
2. Estetika
B. Pengertian Dakwah
Dakwah menurut etimologi (bahasa) berasal dari kata bahasa Arab da’a-
yad’u-da’watan yang berarti mengajak, menyeru, dan memanggil. Di antara
makna dakwah secara bahasa adalah An-Nida artinya memanggil da’a filanun Ika
fulanah, artinya si fulan mengundang fulanah. Selanjtnya menyeru, ad-du’a ila
syai’i, artinya menyeru dan mendorong pada sesuatu. Dalam dunia dakwah,
orang yang berdakwah biasa disebut Da’i dan orang yang menerima dakwah atau
orang yang di dakwahi disebut dengan Mad’u. Dalam pengertian istilah dakwah
diartikan sebagai berikut:
1. Prof. Toha Yaahya Oemar menyatakan bahwa dakwah Islam sebagai upaya
mengajakumat dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan
perintah Tuhanuntuk kemaslahatan di dunia dan akhirat.
2. Syaikh Ali Makhfudz, dalam kitabnya Hidayatul Mursyidin memberikan
definisidakwah sebagai berikut: dakwah Islam yaitu mendorong manusia agar
berbuat kebaikan dan mengikuti petunjuk (hidayah), menyeru mereka berbuat
kebaikan danmencegah dari kemungkaran, agar mereka mendapat
kebahagiaan di dunia danakhirat.
3. Hamzah Ya’qub mengatakan bahwa dakwah adalah mengajak umat manusia
denganhikmah (kebijaksanaan) untuk mengikuti petunjuk Allah dan Rasul-
Nya.
4. Menurut Prof Dr. Hamka dakwah adalah seruan panggilan untuk menganut
suatu pendirian yang ada dasarnya berkonotasi positif dengan substansi
terletak pada aktivitas yang memerintahkan amar ma’ruf nahi mungkar.
5. Syaikh Muhammad Abduh mengatakan bahwa dakwah adalah menyeru
kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran adalah fardlu yang
diwajibkan kepadasetiap muslim. Dari beberapa definisi di atas secara singkat
dapat disimpulkan bahwa dakwah merupakan suatu aktivitas yang dilakukan
oleh informan (da’i) untuk menyampaikaninformasi kepada pendengar
(mad’u) mengenai kebaikan dan mencegah keburukan. Aktivitas tersebut
dapat dilakukan dengan menyeru, mengajak atau kegiatan persuasif lainnya.
Esensi dakwah merupakan aktivitas dan upaya untuk menguba manusia, baik
individu maupun masyarakat dari situasi yang tidak baik kepada situasi yang
lebih baik.
Berangkat dari penyataan nilai di atas, dapat kita jadikan batu loncatan
untuk melakukan penelusuran terhadap nilai dakwah. Upaya dalam menelusuri
nilai dakwah diantaranya:
1. Jika dilihat dari sudut ilmunya, maka yang muncul adalah nilai kebenaran
dari pengetahuan dakwah tentunya harus ada tolok ukur yang baku, yaitu :
a. Koherensi antarkonsep dalam pengetahuan.
b. Korespondensi, sesuatu itu bernilai jika sesuai dengan kenyataan.
c. Empiris, sesuatu dikatakan bernilai jika dapat dibuktikan dengan
caraempirik/didapat dari penelitiand.Unsur pragmatis, bernilai jika ada
manfaatnya.
2. Sudut empirik keberadaan dakwah (dakwah sbagai proses). Nilai dakwah
dilihat dalam kenyataan hidup masyarakat, yakni adanya interaksi antara da’I,
ajaran, umat manusia dan segala hal yang mendukung proses dakwah. Ada
dua hal penting yang sebaiknya diyakini dalam nilai dakwah, yaitu: Pertama,
Nilai kerisalahan, dakwah dilihat sebagai penerus,penyambung dan
menjalankan fungsi dan tugas Rasul. Kedua, Nilai rahmat dalam dakwah,
ajaran Islam harus memberikan manfaat bagi kehidupan umat.