Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Dengan adanya perkembangan zaman modern yang mempengaruhi kebudayaan
yang ada di Indonesia yang pada akhirnya secara perlahan budaya tersebut akan mulai di
lupakan oleh masyarakat, karena lebih memilih sistem modrn. Dari kajian tersebut, maka
perlu mempelajari sejarah-sejarah masa lampau yang tersebar di nusantara.
Khusus peradaban Islam di Indonesia, sebagian masyarakat Indonesia yang beragama islam
tidak mengetahui tentang peradaban tesebut. Hal ini dikarenakan kurangnya informasi yang
diperoleh. Untuk mengkaji kembali peradaban tersebut, maka perlu di susun suatu tulisan
yang membahas tentang masalah peradaban islam di Indonesia. Salah satu bentuk tulisan itu
adalah penulisan makalah ini, yang diharapkan mampu memberikan informasi secara
singkat tentang peradaban islam di Indonesia.

B.Tujuan Pembelajaran
Untuk mengetahui bagaimana sejarah perkembangan peradapan Islam di Indonesia.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ilmu Sejarah, Ruang Lingkup Sejarah Sebagai Ilmu Sosial, dan
Kegunaan Mempelajari Sejarah
1. Pengertian Ilmu Sejarah
Ilmu sejarah adalah ilmu yang memfokuskan perhatiannya pada masalah
manusia. Di dalam diri manusia selain unsur akal dan pikiran, ada juga unsur
psikologis dan emosi.

2. Ruang Lingkup Sejarah Sebagai Ilmu Sosial


a. Pengertian sejarah
Sejarah dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu yang menyerap
kata Syajarah dari bahasa Arab yang berarti pohon, keturunan, asal-usul, silislah,
riwayat. Kata ini masuk kedalam bahasa Melayu setelah akulturasi budaya pada
sekitar abad ke-13. Akulturasi yang kedua yaitu ketika masuknya kebudayaan
Baratpada abad ke-15 yang membawa kata historie (Belanda) history (Inggirs)
berasal dari bahasa Yunani, istoria yang berarti ilmu.
Menurut Aristoteles, istoria berarti suatu telaah sistematis mengenai gejala
alam, akan tetapi dalam perkembangannya, bahasa latin scientia lebih sering
digunakan untuk penyebutan penelaahan tentang gejala alam nonkronologis. Adapun
lata istoria biasanya diperuntukkan bagi gejala-gejala yang berkaitan tentang
manusia dengan urutan kronologis.
Dalam defenisi umum, kata history kini bermakna masa lampau umat manusia
seperti juga pada bahasa Jerman geschichte, yang berasal dari kata geschehen yang
berarti terjadi dan geschicthe yakni sudah terjadi atau yang sering kali diartikan sama
dengan sejarah.
Dalam perjalanannya, kata sejarah dalam.bahasa indonesia lebih merujuk pada
kata history (Inggris). Kata sejarah, berarti (1) silsilah; (2) kejadian, peristiwa yang
benar-benar telah terjadi pada masa lampau; (3) ilmu, pengetahuan, cerita, pelajaran
tentang kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau
Dari defenisi di atas, maka kata sejarah secara singkat dapat diartikan sebagai:
Sejarah adalah kejadian-kejadian atau peristiwa pada masa lampau yang terkait
dengan kehidupan manusia. Ilmu yang mempelajari tentang kejadian-kejadian itu
disebut Ilmu Sejarah.

2
Sejarah merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mengkaji secara sistematis
keseluruhan perkembangan, proses perubahan atau dinamika kehidupan masyarakat
dengan segala aspek kehidupannya yang terjadi dimasa lampau.
Masa lampau itu sendiru merupakan sebuah rangkaian kejadian yang sudah
terlewati. Tetapi, masa lampau bukan merupakan suatu masa yang final, terhenti, dan
tertutup.

3. Kegunaan Mempelajari Sejarah


a. Mempelajari sejarah akan membangkitkan kesadaran masyarakat
dalam keterkaitannya dengan manusia lain sebagau sebuah komunitas
yang terkecil, yaitu keluarga, sampai pada suatu bangsa. Dengan
kesadaran berbangsa, maka kita akan menerima keberagaman sebagai
suatu kenyataan. Perbedaan yang ada tidak dipandang sebagai satu
masalah, tetapi busa dilihat sebagai satu potensi.
b. Mempelajari sejarah juga akan memupuk kebiasaan berfikir secara
kontekstual sesuai dengan ruang dan waktu dimana peristiwa itu terjadi
tanpa meninggalkan hakikat perubahan yang terjadi dalam proses
sosio-kultural , atau proses dimana aspek kemasyarakatan dan
kebudayaan menjadi landasannya
c. Dengan mempelajari sejarah, kita tidak akan mudah terjebak pada opini
karena terbiasa berfikir kritis, analitis dan rasional serta didukung oleh
fakta.

B.Pengertian Kebudayaan dan Peradaban Islam Beserta Contoh

1.Pengertian Kebudayaan

Secara umum tentang budaya dapat beraneka macam. Akan tetapi, berakhir pada
intinya yang hanya satu yaitu cara hidup yang dimiliki bersama oleh kelompok masyarakat
tertentu. Terbentuk dari banyak unsur dan menyeluruh. Walaupun tidak ada aturan
tertulisnya, budaya dapat bersifat memaksa sekaligus memberikan pedoman untuk
berperilaku supaya kehidupan lebih bermartabat dan bersahaja.

Kebudayaan merupakan hasil dari karya cipta, rasa, dan karsa manusia. Lingkupnya
mencakup banyak aspek kehidupan seperti hukum, keyakinan, seni, adat atau kebiasaan,

3
susila, moral, dan juga keahlian. Kehadirannya mampu mempengaruhi pengetahuan
seseorang, gagasan, dan ide meskipun budaya berwujud abstrak. Contoh kebudayaan
seperti tari saman, Upacara Tabuik, Ngaben.

2.Pengertian Peradaban Islam

Kebudayaan berasal dari kata "budi" dan "daya", kemudian digabungkan menjadi
"budidaya" yang artinya upaya untuk menghasilkan dan mengembangkan sesuatu agar
menjadi lebih baik dan memberi manfaat bagi kehidupan. Lalu diberi imbuhan "ke" dan
"an" menjadi kebudidayaan atau disingkat menjadi kebudayaan. Jadi, kebudayaan adalah
upaya yang dilakukan umat manusia untuk menghasilkan dan mengembangkan sesuatu,
baik yang sudah ada maupun yang belum ada agar memberikan manfaat bagi kehidupan
manusia. Menurut Herkovits, kebudayaan adalah bagian dari lingkungan hidup yang
diciptakan oleh manusia. Sebagian para ahli mengartikan kebudayaan kemungkinan besar
sangat dipengaruhi oleh pandangan evolusionisme, yaitu suatu teori yang mengatakan
bahwa kebudayaan itu akan berkembang dari tahapan yang sederhana menuju tahapan
yang lebih kompleks Dengan demikian kebudayaan berkaitan dengan aspek kehidupan
manusia yang menyeluruh baik material maupun non material. Sebagian para ahli
mengartikan kebudayaan kemungkinan besar sangat dipengaruhi oleh pandangan
evolusionisme, yaitu suatu teori yang mengatakan bahwa kebudayaan itu akan berkembang
dari tahapan yang sederhana menuju tahapan yang lebih kompleks. Dengan demikian
kebudayaan berkaitan dengan aspek kehidupan manusia yang menyeluruh baik material
maupun non material.

Ada 3 bentuk kebudayaan dalam perwujudan sebagai berikut: 1. Wujud sebagai suatu
komplek dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, dan peraturan. Kebudayaan ini
dapat disebut sebagai adapt istiadat yang menunjukan bahwa budaya mempunyai fungsi
mengatur, mengendalikan, dan memberi arah kepada tindakan, kelakuan, dan perbuatan
manusia dalam masyrakat sebagai sopan santun. 2. Wujud kebudayaan sebagai aktivitas
dan tindakan manusia dalam masyarakat.Wujud ini dapat disebut sistem social karena
menyangkut tindakan dan kelakuan manusia. 3. Wujud ini berupa interaksi masyarakat dan
aktivitas masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.Wujud kebudayaan sebagai benda dan
hasil karya manusia. Wujud ini bersifat fisik atau karya benda yang sifatnya paling konkret
dari hal-hal kecil hingga hal yang besar, seperti candi borobudur, kain batik, dan lain

4
sebagainya. Islam menurut etimologi berasal dari bahasa arab, salima yang artinya selamat
dan aslama yang artinya memelihara dalam keadaan selamat sentosa, menyerah diri,
ketundukan dan kepatuhan. Islam juga memiliki arti berserah diri. Dengan melakukan
aslama orang itu akan selamat dunia akhirat.

3. Sejarah Peradaban Islam


a. Masuknya Islam Ke Indonesia
Sejak zaman pra sejarah, penduduk kepulauan Indonesia dikenal sebagai pelayar-
pelayar yang sanggup mengarungi lautan lepas. Sejak awal masehi sudah ada rute-rute
pelayaran dan perdagangan antara kepulauan Indonesia dengan berbagai daerah di
daratan Asia Tenggara. Wilayah Barat Nusantara dan sekitar Malaka sejak masa kuno
merupakan wilayah yang menjadi titik perhatian, terutama karena hasil bumi yang
dijual disana menarik bagi para pedagang, dan menjadi daerah lintasan penting antara
Cina dan India. Sementara itu, pala dan cengkeh yang berasal dari Maluku dipasarkan
di Jawa dan Sumatera, untuk kemudian dijual kepada para pedagang asing. Pelabuhan-
pelabuhan penting di Sumatra dan Jawa antara abad ke-1 dan ke-7 M sering disinggahi
para pedagang asing seperti Lamuri (Aceh), Barus, dan Palembang di Sumatra; Sunda
Kelapa dan Gresik di Jawa.
Bersamaan dengan itu, datang pula para pedagang yang berasal dari Timur
Tengah. Mereka tidak hanya membeli dan menjajakan barang dagangan, tetapi ada
juga yang berupaya menyebarkan agama Islam. Dengan demikian, agama Islam telah
ada di Indonesia ini bersamaan dengan kehadiran para pedagang Arab tersebut.
Meskipun belum tersebar secara intensif ke seluruh wilayah Indonesia.
Islam masuk ke Indonesia pada abad pertama Hijrah atau abad ke tujuh/ke
delapan masehi. Ini mungkin didasarkan pada penemuan batu nisan seorang wanita
muslimah yang bernama Fatimah binti Maimun di Leran dekat Surabaya yang
bertahun 475 H atau 1082 M. Sedangkan menurut laporan seorang musafir Maroko
Ibnu Batutah yang mengunjungi Samudra Pasai dalam perjalanannya ke Negeri Cina
pada 1345M, Agama islam yang bermadzhab Syafi’I telah mantap disana selama
seabad. Oleh karena itu, abad XIII biasanya dianggap sebagai masa awal masuknya
agama Islam ke Indonesia.
Adapun daerah pertama yang dikunjungi adalah pesisir Utara pulau Sumatera.
Mereka membentuk masyarakat Islam pertama di Peureulak Aceh Timur yang
kemudian meluas sampai bisa mendirikan kerajaan Islam pertama di Samudera pasai,
Aceh Utara.

5
Sekitar permulaan abad XV, Islam telah memperkuat kedudukannya di
Malaka, pusat rute perdagangan Asia Tenggara yang kemudian melebarkan sayapnya
ke wilayah-wilayah Indonesia lainnya. Pada permulaan abad tersebut, Islam sudah
bisa menjejakkan kakinya ke Maluku, dan yang terpenting ke beberapa kota
perdagangan di Pesisir Utara Pulau Jawa yang selama beberapa abad menjadi pusat
kerajaan Hindu yaitu kerajaan Majapahit. Dalam waktu yang tidak terlalu lama yakni
permulaan abad XVII, dengan masuk islamnya penguasa kerajaan Mataram yaitu
Sulthan Agung, kemenangan agama tersebut hampir meliputi sebagian besar wilayah
Indonesia.
Berbeda dengan masuknya islam ke Negara-negara di bagian dunia lainnya
yakni dengan kekuatan militer, masuknya islam ke Indonesia itu dengan cara damai
disertai dengan jiwa toleransi dan saling menghargai antara penyebar dan pemeluk
agama baru dengan penganut-penganut agama lama (Hindu-Budha). Ia dibawa oleh
pedagang-pedagang Arab dan Ghujarat di India yang tertarik dengan rempah-rempah.
Masuknya Islam melalui India ini menurut sebagian pengamat, mengakibatkan bahwa
islam yang masuk ke Indonesia ini bukan islam yang murni dari pusatnya di Timur
Tengah, tetapi islam yang sudah banyak dipengaruhi paham mistik, sehingga banyak
kejanggalan dalam pelaksanannnya .
Berbeda dengan pendapat diatas, S.M.N. Al-Attas berpendapat bahwa pada
tahap pertama islam di Indonesia yang menonjol adalah aspek hukumnya bukan aspek
mistiknya karena ia melihat bahwa kecenderungan penafsiran al-Quran secara mistik
itu baru terjadi antara 1400-1700 M.
Akan tetapi, sejak pertengahan abad XIX, agama islam Indonesia secara
bertahap mulai meninggalkan sifat-sifatnya yang sinkretik setelah banyak orang
Indonesia yang mengadakan hubungan dengan Mekkah dengan cara melakukan
ibadah haji. Apalagi setelah transportasi laut yang makin membaik, semakin
banyaklah orang Indonesia yang melakukan ibadah haji bahkan sebagian mereka ada
yang bermukim bertahun-tahun lamanya untuk mempelajari ajaran islam dari
pusatnya, dan ketika kembali ke Indonesia mereka menjadi penyebar aliran islam yang
ortodoks.

B. Seminar Sejarah Masuknya Islam di Indonesia


Setiap seminar mengadakan siding-sidangnya mulai hari ahad 21 sampai 24
syawal 1382 H, ( 17 sampai 20 Maret 1963) di Medan, yaitu seminar sejarah masuknya
Islam ke Indonesia. Para peserta terdiri dari beberapa negarawan, sejarawan, dan

6
cendekiawan. Tema seminar dirumuskan dalam 2 hal pokok yaitu: Pertama tentang
masuknya islam ke Indonesia,kedua tentang daerah Islam pertama di Indonesia yang
menyangkut daerah/lokasi dimana Islam mula-mula tertanam. Dari hasil seminar
dapat disimpulkan:
1. Bahwa menurut sumber-sumber yang kita ketahui, islam untuk pertama kalinya
telah masuk ke Indonesia pada abad pertama hijrah (abad ke 7/8 M) dan langsung
dari Arab.
2. Bahwa daerah yang pertama didatangi oleh Islam ialah pesisir Sumatera dan bahwa
setelah terbentuknya masyarakat Islam, maka raja Islam yang pertama berada di
Aceh.
3. Bahwa mubaliq-mubaliq Islam pertama yang datang ke Indonesia merangkap
sebagai saudagar.
4. Bahwa penyiaran itu di Indonesia dilakukan secara damai.
5. Bahwa Kedatangan Islam membawa kecerdasan dan peradaban yang tinggi dalam
membentuk kepribadian bangsa Indonesia dalam menahan penderitaan dan
perjuangan melawan penjajahan bangsa asing.

Dr. Hamka memberi kesimpulan:


a. Agama Islam telah berangsur datang ke tanah air kita ini sejak abad pertama (abad
ke-7M) dibawa oleh saudagar-saudagar Islam yang intinya adalah orang-orang
Arab diikuti oleh orang Persia dan Gujarat.
b. Oleh karena penyebaran Islam itu tidak dijalankan dengan kekerasan dan tidak ada
penaklukan negeri, maka jalannya itu adalah berangsur-angsur.
c. Mazhab Syafi’I telah berpengaruh sejak semula perkembangan itu, sampai Raja
Islam Pasai Samudera itu adalah seorang alim ahli fiqih Mazhab Syafi’i.
d. Kedatangan ulama-ulama Islam dari luar negari ke Aceh memperteguh odeologi
Mazhab Syafi’I yang telah ditanam raja-raja Pasai.
e. Saya mengakui bahwa ulama luar yang datang kemari, disamping ada ulama kita
belajar ke Mekkah, Syam, Yaman, Aden, dan lainnya.
Tapi semua itu bukanlah menghilangkan kepribadian Muslim Indonesia dalam rangka
umat Islam sedunia, tetapi mengesankan kebesaran Salafussalihin Indonesia, sehingga Aceh
menjadi “Serambi Mekkah”.

Haji Abubakar Aceh membuat kesimpulan:


a. Islam masuk ke Indonesia mula pertama di Aceh, tidak mungkin di daerah lain.

7
b. Penyiar Islam pertama di Indonesia tidah hanya terdiri dari saudagar India dari
Gujarat, tetapi juga terdiri dari mubaligh-mubaligh Islam dari bangsa Arab.
c. Diantara mazhab pertama yang dipeluk di Aceh ialah Syi’ah dan Syafi’i.

Maka setelah 15 tahun sesudah seminar di Medan berlangsung atau tepatnya pada
tanggal 10-16 juni 1978, majelis ulama propinsi daerah istimewa Aceh memprakarsai pula
seminar serupa yaitu tentang sejarah masuk dan berkembangnya Islam di daerah istimewa
aceh yang diadakan di Banda Aceh. Seminar ini dihadiri oleh para sarjana dan cendekiawan
yang berada di Aceh khususnya. Dari hasil seminar tersebut dapat disimpulkan:
1. Pada abad pertama hijrah islam sudah masuk di Aceh
2. Kerajaan-kerajaan Islam yang pertama adalah perlak, lamuri dan pasai
3. Islam berkembang di Aceh melalui cara hikmah kebijaksanaan
Sebenarnya apa yang telah disimpulkan dalam ke-2 seminar tersebut diatas terutama
yang menyangkut dengan proses islamisasi di Indonesia adalah juga seirama dengan
pendapat 2 sarjana barat yaitu Prof. Gabriel Ferrand dan Prof. Paul Wheatly. Bersumber
pada keterangan para musafir dan pedagang Arab tentang Asia Tenggara, maka ke-2 sarjana
tersebut menyebutkan bahwa sudah sejak abad ke-8, pelabuhan-pelabuhan yang terkenal di
Asia Tenggara pada masa itu, telah dikunjungi oleh para pedagang dan musafir-musafir
Arab. Dan bahkan pada kota-kota dagang itu telah terdapat Fondasi-fondasi para pedagang
Islam. Jadi dapat ditafsirkan bahwa agama Islam masuk ke Indonesia sejak awal ke-8 M,
langsung dibawa oleh para pedagang dan musafir Arab.

C. Corak dan Perkembangan Islam di Indonesia


1. Masa Kesultanan
Untuk melihat lebih jelas gambaran keislaman di kesultanan atau kerajaan-kerajaan
Islam akan di uraikan sebagai berikut.
Di daerah-daerah yang sedikit sekali di sentuh oleh kebudayaan Hindu-Budha seperti
daerah-daerah Aceh dan Minangkabau di Sumatera dan Banten di Jawa, Agama Islam
secara mendalam mempengaruhi kehidupan agama, sosial dan politik penganut-
penganutnya sehingga di daerah-daerah tersebut agama Islam itu telah menunjukkan di
dalam bentuk yang lebih murni.
Di kerajaan Banjar, dengan masuk Islamnya raja, perkembangan Islam selanjutnya
tidak begitu sulit karena raja menunjangnya dengan fasilitas dan kemudahan-kemudahan
lainnya dan hasilnya mebawa kepada kehidupan masyarakat Banjar yang benar-benar
bersendikan Islam. Secara konkrit, kehidupan keagamaan di kerajaan banjar ini

8
diwujudkan dengan adanya mufti dan qadhi atas jasa Muhammad Arsyad Al-Banjari
yang ahli dalam bidang fiqih dan tasawuf. Di kerajaan ini, telah berhasil pengodifikasian
hukum-hukum yang sepenuhnya berorientasi pada hukum islam yang dinamakan
Undang-Undang Sultan Adam. Dalam Undang-Undang ini timbul kesan bahwa
kedudukan mufti mirip dengan Mahkamah Agung sekarang yang bertugas mengontrol
dan kalau perlu berfungsi sebagai lembaga untuk naik banding dari mahkamah biasa.
Tercatat dalam sejarah Banjar, di berlakukannya hukum bunuh bagi orang murtad,
hukum potong tangan untuk pencuri dan mendera bagi yang kedapatan berbuat zina.
Pada akhirnya kedudukan Sultan di Banjar bukan hanya pemegang kekuasaan dalam
kerajaan, tetapi lebih jauh diakui sebagai Ulul amri kaum Muslimin di seluruh kerajaan
itu.
Untuk memacu penyabaran agama Islam, didirikan sebuah organisasi yang
Bayangkare Islah (pengawal usaha kebaikan). Itulah organisasi pertama yang
menjalankan program secara sistematis sebagai berikut:
a. Pulau Jawa dan Madura dibagi menjadi beberapa wilayah kerja para wali.
b. Guna memadu penyebaran agama Islam, hendaklah di usahakan agar Islam dan
tradisi Jawa didamaikan satu dengan yang lainnya.
c. Hendaklah di bangun sebuah mesjid yang menjadi pusat pendidikan Islam.

Dengan kelonggaran-kelonggaran tersebut, tergeraklah petinggi dan penguasa


kerajaan untuk memeluk agama Islam. Bila penguasa memeluk agama Islam serta
memasukkan syari’at Islam ke daerah kerajaannya, rakyat pun akan masuk agama
tersebut dan akan melaksanakan ajarannya. Begitu pula dengan kerajaan-kerajaan yang
berada di bawah kekuasaannya. Ini seperti ketika di pimpin oleh Sultan Agung. Ketika
Sultan Agung masuk Islam, kerajaan-kerajaan yang ada di bawah kekuasaan Mataram
ikut pula masuk Islam seperti kerajaan Cirebon, Priangan dan lain sebagainya. Lalu
Sultan Agung menyesuaikan seluruh tata laksana kerajaan dengan istilah-istilah
keislaman, meskipun kadang-kadang tidak sesuai dengan arti sebenarnya.

2. Masa Penjajahan
Ditengah-tengah proses transformasi sosial yang relative damai itu, datanglah
pedagang-pedagang Barat, yaitu portugis, kemudian spanyol, di susul Belanda dan
Inggris. Tujuannya adalah menaklukkan kerajaan-kerajaan Islam Indonesia di sepanjang
pesisir kepulauan Nusantara ini.

9
Pada mulanya mereka datang ke Indonesia hanya untuk menjalinkan hubungan
dagang karena Indonesia kaya akan rempah-rempah, tetapi kemudian mereka ingin
memonopoli perdagangan tersebut dan menjadi tuan bagi bangsa Indonesia.
Apalagi setelah kedatangan Snouck Hurgronye yang ditugasi menjadi penasehat
urusan pribumi dan Arab, pemerintah Hindia-Belanda lebih berani membuat
kebijaksanaan mengenai masalah Islam di Indonesia karena Snouck mempunyai
pengalaman dalam penelitian lapangan di Negeri Arab, Jawa dan Aceh. Lalu ia
mengemukakan gagasannya yang di kenal dengan politik Islam di Indonesia. Dengan
politik itu ia membagi masalah Islam dalam tiga kategori, yaitu:
a. Bidang agama murni atau ibadah;
b. Bidang sosial kemasyarakatan; dan
c. Politik.
Terhadap bidang agama murni, pemerintah colonial memberikan kemerdekaan
kepada umat Islam untuk melaksanakan ajaran agamanya sepanjang tidak mengganggu
kekuasaan pemerintah Belanda.
Dalam bidang kemasyarakatan, pemerintah memamfaatkan adat kebiasaan
yang berlaku sehingga pada waktu itu dicetuskanlah teori untuk membatasi keberlakuan
hukum Islam, yakni teori reseptie yang maksudnya hukum Islam baru bisa diberlakukan
apabila tidak bertentangan dengan alat kebiasaan. Oleh karena itu, terjadi kemandekan
hukum Islam.
Sedangkan dalam bidang politik, pemerintah melarang keras orang Islam membahas
hukum Islam baik dari Al-Qur’an maupun Sunnah yang menerangkan tentang politik
kenegaraan atau ketatanegaraan.

3. Gerakan dan organisasi Islam


Akibat dari “resep politik Islam”-nya Snouck Hurgronye itu, menjelang
permulaan abad xx umat Islam Indonesia yang jumlahnya semakin bertambah
menghadapi tiga tayangan dari pemerintah Hindia Belanda, yaitu: politik devide
etimpera, politik penindasan dengan kekerasan dan politik menjinakan melalui asosiasi.
Untuk sementara pihak pemerintah colonial berhasil mencapai sasarannya,
yakni beberapa golongan Islam dapat di pecah-belah, perlawanan dapat dipatahkan
dengan kekerasan senjata, sebagian besar golongan Islam yang di pedalaman dapat terus
diisolasi dalam alam ketakhayulan dan kemusyrikan, dan sebagian lagi memasuki
aparatur kepegawaian colonial rendahan.

10
Namun, ajaran Islam pada hakikatnya terlalu dinamis untuk dapat dijinakkan
begitu saja. Dengan pengalaman tersebut, orang Islam bangkit dengan menggunakan
taktik baru, bukan dengan perlawanan fisik tetapi dengan membangun organisasi. Oleh
karena itu, masa terakhir kekuasaan Belanda di Indonesiadi tandai dengan tumbuhnya
kesadaran berpolitik bagi bangsa Indonesia, sebagai hasil perubahan-perubahan sosial
dan ekonomi, dampak dari pendidikan Barat, serta gagasan-gagasan aliran pembaruan
Islam di Mesir.
Akibat dari situasi ini, timbullah perkumpulan-perkumpulan politik baru dan
muncullah pemikir-pemikir politik yang sadar diri. Karena persatuan dalam syarikat
Islam itu berdasarkan ideologi Islam, yakni hanya orang Indonesia yang beragama
Islamlah yang dapat di terima dalam organisasi tersebut, para pejabat dan
pemerintahan (pangreh praja) ditolak dari keanggotaan itu.
Persaingan antara partai-partai politik itu mengakibatkan putusnya hubungan
antara pemimpin Islam, yaitu santri dan para pengikut tradisi Jawa dan abangan. Di
kalangan santri sendiri, dengan lahirnya gerakan pembaruan Islam dari Mesir yang
mengompromikan rasionalisme Barat dengan fundamentalisme Islam, telah
menimbulkan perpecahan sehingga sejak itu dikalangan kaum muslimin terdapat dua
kubu: para cendekiawan Muslimin berpendidikan Barat, dan para kiayi serta Ulama
tradisional.
Selama pendudukan jepang, pihak Jepang rupanya lebih memihak kepada kaum
muslimin dari pada golongan nasionalis karena mereka berusaha menggunakan agama
untuk tujuan perang mereka. Oelh karena itu, ada tiga prantara politik berikut ini yang
merupakan hasil bentukan pemerintah Jepang yang menguntungkan kaum muslimin.
1. Shumubu, yaitu Kantor Urusan Agama yang menggantikan Kantor Urusan
Pribumi zaman Belanda.
2. Masyumi, yakni singkatan dari Majelis Syura Muslimin Indonesia
menggantikan MIAI yang dibubarkan pada bulan oktober 1943.
3. Hizbullah, (Partai Allah dan Angkatan Allah), semacam organisasi militer
untuk pemuda-pemuda Muslimin yang dipimpin oleh Zainul Arifin.

4. Tersiarnya Islam di Indonesia


Sebelum Islam masuk ke Indonesia, agama Hindu dan Budha telah berkembang
luas di nusantara ini, disamping banyak yang masih menganut animism dan dinamisme,
kedua agama itu kian lama kian pudar cahayanya dan akhirnya kedudukannya
sepenuhnya diganti oleh agama Islam yang kemudian menjadi anutan 85 hingga 95%

11
rakyat Indonesia. Sebab-sebab sangat pesat dan cepat tersiarnya Islam di Indonesia
antara lain sebagai berikut:
a. Terutama sekali faktor agama Islam (aqidah, syariah dan akhlak islam) sendiri
yang lebih banyak “berbicara” kepada segenap lapisan masyarakat Indonesia.
b. Faktor para mujtahid dakwah yang banyak terdiri atas para saudagar yang taraf
kebudayaannya sudah tinggi, yang telah berhasil membawakan Islam dan segala
kebijaksanaan kemahiran dan keterampilan
c. Ajaran Islam tentang dakwah untuk menyampaikan ajaran Allah walaupun
sekedar satu ayat kepada segenap manusia di seluruh pelosok bumi telah
menjadikan segenap kaum muslimin menjadi umat dakwah.
d. Baik agama Hindu maupun Budha pada umumnya dipeluk oleh orang-orang
keraton yang pada saat mulai tersebarnya Islam antara raja yang satu dengan yang
lainnya terlibat dalam perselisihan.
e. Pernikahan antara para penyebar Islam dan orang-orang yang baru di islamkan
melahirkan generasi pelanjut yang menganut dan menyebarkan Islam.

5. Pengaruh Islam terhadap Peradaban Bangsa Indonesia


a. Peradaban dan Agama Masyarakat Indonesia Sebelum Kedatangan Islam
Secara geografis, wialayah Indonesia termasuk ke dalam kawasan Asia Tenggara.
Masyarakat di wilayah ini telah memiliki peradaban yang tinggi sebelum
kedatangn Islam. Hal itu disebabkan karena wilayah Asia Tenggara merupakan
Negara-negara yang memiliki kesamaan budaya dan agama. Bangsa Indonesia
dalam sejarahnya telah mengenal tulisan yang diajarkan oleh para penyebar
agama Hindu dan Budha.pengaruh ini telah berlangsung cukup lama, mungkin
sejak abad ke-6 atau ke-7 M sampai abad ke-14 dan ke-15 M. pengaruh
Hinduisme dan Budhisme membawa perubahan besar, terutama dalam sistem
pemerintahan.
Bukti dari pengaruh agama Hindu dan Budha bagi masyarakat Indonesia
dapat dilihat dari banyaknya bangunan-bangunan suci untuk peribadatan, seperti
candi-candi, ukiran, dan sebagainya. Semua bangunan itu merupakan perpaduan
antara seni bangunan zaman megalithicum, seperti punden berundak-
undak.ukiran dan relief yang terdapat di dalamnya menggambarkan kreatifitas
bangsa Indonesia.

12
b. Pengaruh Islam terhadap Peradaban Bangsa Indonesia dan Perkembangannya
Islam sebagai agama baru yang dianut sebagian masyarakat Indonesia, telah
banyak memainkan peranan penting dalam berbagai kehidupan sosial, politik,
ekonomi, dan kebudayaan. Peranan itu dapat dilihat dari perkembangan Islam dan
pengaruhnya di masyarakat Indonesia sangat luas, sehingga agak sulit untuk
memisahkan antara kebudyaan local dengan kebudayaan Islam. Masuknya
kebudayaan Islam dalam kebudayaan nasional, meliputi bahasa, nama, adat
istiadat dan kesenian.
a). Pengaruh Bahasa dan Nama
Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional banyak terpengaruh dari bahasa
Arab. Bahasa ini sudah begitu menyatu dalam lidah bangsa Indonesia. Tidak
hanya dalam bahasa komunikasi sehari-hari, bahakan dipergunakan pula
dalam bahasa surat kabar, dan sebagainya.
Pengaruh Islam dalam bidang nama, sungguh banyak sekali. Banyak
tokoh dan bukan tokoh masyarakat menggunakan nama berdasarkanpada
bahasa Arab,yang merupakan bahasa simbol pemersatu Islam. Semua itu
bukti adanya pengaruh Islam dalam kehidupan masyarakat dan bangsa
Indonesia.
b). Pengaruh Adat Istiadat
Adat istiadat yang ada dan berkembang di Indonesia banyak dipengaruhi
oleh peradaban Islam. Di antara pengaruh itu adalah ucapan salam kepada
setiap muslim yang dijumpai, atau penggunaannya dalam acara-acara resmi
pemerintahan. Pengaruh lainnya adalah berupa ucapan-ucapan kalimat
penting dalam doa yang merupakan pengaruh dari tradisi Islam yang lestari.

c). Pengaruh Dalam Kesenian dan Bangunan Ibadah


Pengaruh kesenian yang paling menonjol dalam hal ini terlihat dalam
irama qasidah dan lagu-lagu yang bernafaskan ajaran Islam. Syair pujian
yang mengagungkan nama-nama Allah yang sering diucapkan oleh umat
Islam, merupakan bukti pengaruh ajaran Islam terhadap kehidupan beragama
masyarakat Islam Indonesia. Begitu pula pengaruh dalam bidang bangunan
peribadatan. Banyak bangunan mesjid yang ada di Indonesia, terpengaruh
dari bangunan mesjid yang ada di Negara-negara Islam, baik yang ada di
Timur Tengah ataupun di tempat-tempat lainnya di dunia Islam.

13
d). Pengaruh Dalam Bidang Politik
Ketika kerajaan-kerajaan Islam mengalami masa kejayaannya, banyak
sekali undur politik Islam yang berpengaruh dalam system politik
pemerintahan kerajaan-kerajaan Islam tersebut. Misalnya tentang konsep
khalifatullah fil ardi dan dzilullah fil ardi. Kedua konsep ini diterapkan pada
masa pemerintahan kerajaan Islam Aceh Darussalam dan kerajaan Islam
Mataram.

3. Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia


Dalam perkembangan selanjutnya, Islam menempati posisi penting
dalam percaturan sosial ekonomi dan sekaligus percaturan politik. Kekuatan
sosial politik itu semakin mantap ketika lahirnya lembaga-lembaga politik,
seperti kerajaan-kerajaan Islam. Di antara kerajaan-kerajaan Islam yang
pernah berdiri di Indonesia adalah:
a. Kerajaan Islam Samudra Pasai f. Kerajaan Islam Cirebon
b. Kerajaan Islam Aceh Darussalam g. Kerajaan Islam Banten
c. Kerajaan Islam Demak h. Kerajaan Islam di Kalimantan
d. Kerajaan Islam Pajang i. Kerajaan Islam di Sulawesi
e. Kerajaan Islam Mataram

C. Sejarah Peradaban Islam Sebagai Ilmu Pengetahuan


Secara umum, sejarah merupakan realitas masa lalu, keseluruhan fakta, atau
peristiwa unik dan berlaku hanya sekali dan tidak berulang untuk kedua kalinya. Bagi
seorang Muslim, sejarah adalah rangkaian suatu peristiwa-peristiwa yang sedikitpun tidak
mempengaruhi dasar-dasar Islam yang non-temporal. Ia lebih berkeinginan mengetahui dan
menyadari dasar-dasar ini dari pada memperhatikan originalitas dan perubahan sebagai
kebijakan intrinsic. Lambang peradaban Islam bukanlah sebuah sungai yang mengalir
melainan Ka’bah, yang stabilitasnya melambangkan watak Islam yang permanen dan tak
berubah. Dalam pembahasan ini, sejarah Islam dilihat dari aspek seberapa besar sejarah
peradaban islam dapat dijadikan sebagai ilmu pengetahuan merupakan tujuan dan hakikat
yang sangat urgensi yakni :

1. Refleksi
Agar ummat Islam saat ini dan generasi yang akan datang mampu memahami nilai-
nilai penting islam yang sebenarnya. Ummat Islam harus menyadari secara mendalam
bahwa kita (Ummat islam) memiliki peradaban besar yang melahirkan banyak ilmu-
ilmu pengetahuan. Yang menjadi keprihatinan saat ini, bahwa umat Islam hanya
memfokuskan diri pada aspek ritual, dan melupakan aspek social serta intelektual. Oleh
karena itu, tugas daripada kita semua yang telah mengetahui bergeraklah mengajak dan
menghimpun kembali umat untuk meneruskan peradaban besar yang sudah lama rapuh
dan semakin melemah.

14
2. Pemahaman
Pengetahuan, pemahaman terhadap sejarah Islam menuntut kita untuk membangun
dan menghidupkan kembali peradaban yang telah lama terlelap tidur, yang akan
mengubah pandangan dunia terhadap Islam. Jika kita tengok sekilas lahirnya
peradaban besar ini, kita akan memahami bahwa terdapat dimensi utama yang menjadi
dasar lahirnya peradaban Islam. Akan dijelaskan pada bagian B. Dasar-dasar
peradaban dalam Islam.

D. Dasar-dasar Peradaban Islam

Dasar-dasar Peradaban Islam pertama kali ditetapkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Tujuannya adalah untuk memperkokoh masyarakat dan negara baru itu. Beliau meletakan
dasar-dasar tersebut pada saat Beliau berada di Yastrib atau yang sekarang kita kenal dengan
nama Madinah. Tidak seperti pada saat di Mekah, di Madinah Allah SWT banyak
menurunkan wahyu yang berhubungan dengan kehidupan masyarakat. Nabi Muhammad
mempunyai kedudukan, tidak hanya sebagai kepala agama, tetapi juga sebagai kepala
negara. Dengan kata lain, pada diri Nabi terkumul dua kekuasaan, kekuasaan spiritual dan
kekuasaan sekuler. Beliau menjadi kepala negara bukanlah atas penunjukan dan bukan pula
atas dasar hak turun-temurun. Beliau menjadi rasul secara otomatis menjadi kepala negara.

Contohnya Pembangunan Masjid :

Masjid merupakan hal yang paling fundamental yang pertama beliau lakukan.
Masjid tidak hanyak menjadi tempat sholat bagi umat muslim, tetapi juga sebagai sarana
penting untuk mempersatuakan kaum mulimin dan mempertalikan jiwa mereka, di samping
tempat merundingkan masalah-masalah yang dihadapi. Masjid pada masa Nabi bahkan juga
berfungsi sebagai pusat pemerintahan.

E.Periodesasi Perkembangan Kebudayaan Islam dan Peradaban Islam

Periodesasi merupakan pembabakan waktu yang digunakan untuk berbagai peristiwa


atau kejadian yang terjadi pada saat itu juga. Lebih lengkapnya lagi peristiwa yang terjadi
dalam kehidupan manusia yaitu pada setiap masa memerlukan suatu pengklasifikasian pada
suatu peristiwa yaitu berdasarkan jenis maupun waktu dan tempat terjadinya peristiwa
tersebut. Peristiwa-peristiwa yang terjadi itu di susun secara kronologis atau berdasarkan
waktu kejadian peristiwa, baik berdasarkan bentuk maupun jenis peristiwa. Periodesasi ini
digunakan untuk mempermudah pemahaman dan pembahasan serta penjelasan sejarah
kehidupan tentang manusia. Periodesasi yang dibuat oleh banyak orang atau banyak peneliti

15
berakibat pada adanya perbedaan-perbedaan pandangan sehingga periodesasi ini besifat
subjektif dimana yang di pengaruhi subjek prmasalaham serta pribadi penelitiannya.
Periodesasi Sejarah Peradaban Islam, di bagi menjadi 3 periode yaitu:1. Periode Klasik, 2.
Periode pertengahan, 3. Dan Priode modern. Periode Klasik (600-1258 Masehi) Periode
Pertengahan (Sampai akhir abad 17 Masehi) Periode Modern (Abad 18 Masehi sampai
dengan sekarang masih berjalan) Dari ketiga periode ini, setiap periode mempunyai ciri-ciri
atau karakteristik tersendiri, yaitu Periode Klasik Periode klasik ini yang berlangsung 600-
1258 Masehi 3 fase 1. Penciptaan komunitas islam di Arabia 2. Penaklukan Timur Tengah
oleh Muslimim dan Muslimat 3. Nilai Islam merubah mayoritas Timur Tengah Ciri-ciri:
Perpaduan peradaban islam dengan Timur Tengah, pola ekonomi dengan monoteistik.
Periode Pertengahan Berlangsung dari Abad 13-19 Masehi. Ciri-ciri: Era penyebaran global
masyarakat Islam. Islam menjadi agama masyarakat Asia Tengah dan Balkan. Interkasi
nilia-nilai agama islam dengan nilai-nilai masyarakat yang ada di sekitarnya, maupun
masyarakat setempat. Periode Modern Berlangsung dari abad 18 Masehi sampai dengan
sekarang.

Ciri-ciri Modernisasi dan transformasi masyarakt. Muslim kehancuran impremium


islam, kemunduran ekonomi, konflik internal keagamaan, kebangkitan peradaban dan
ekonomi Eropa serta dominasi culturnya. Dan lain sebagainya. Rangkuman: Secara umum,
sejarah islam dapat dibagi ke dalam tiga periode yaitu, periode besar: Periode klasik, periode
pertengahan, dan periode modern. Periode klasik di bagi menjadi 2 fase yaitu fase ekspansi,
dan fase disitegrasi. Periode Pertengahan di bagi menjadi 2 bagian fase kemunduran dan
fase Tiga Kerajaan Islam di antaranya yaitu Kerajaan Usmani di Turki, Kerajaan Safawi di
Persia, dan kerajaan Mughal di India, dan yang terakhir yaitu periode modern, ada dua fase
kebangkitan awal dan kebangkitan ke dua yang berlangsung dari abad 18 masehi sampai
dengan sekarang.

16
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat kami simpulkan sebagai berikut:
Islam masuk ke Indonesia pada abad pertama Hijrah atau abad ke tujuh/ke delapan
masehi. Ini mungkin didasarkan pada penemuan batu nisan seorang wanita muslimah
yang bernama Fatimah binti Maimun di Leran dekat Surabaya yang bertahun 475 H
atau 1082 M.
Perkembangan Islam dan pengaruhnya di masyarakat Indonesia sangat luas,
adapun pengaruhnya yaitu:
- Pengaruh Bahasa dan Nama
- Pengaruh Adat Istiadat
- Pengaruh Dalam Kesenian dan Bangunan Ibadah
- Pengaruh Dalam Bidang Politik

17

Anda mungkin juga menyukai