PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Dengan adanya perkembangan zaman modern yang mempengaruhi kebudayaan
yang ada di Indonesia yang pada akhirnya secara perlahan budaya tersebut akan mulai di
lupakan oleh masyarakat, karena lebih memilih sistem modrn. Dari kajian tersebut, maka
perlu mempelajari sejarah-sejarah masa lampau yang tersebar di nusantara.
Khusus peradaban Islam di Indonesia, sebagian masyarakat Indonesia yang beragama islam
tidak mengetahui tentang peradaban tesebut. Hal ini dikarenakan kurangnya informasi yang
diperoleh. Untuk mengkaji kembali peradaban tersebut, maka perlu di susun suatu tulisan
yang membahas tentang masalah peradaban islam di Indonesia. Salah satu bentuk tulisan itu
adalah penulisan makalah ini, yang diharapkan mampu memberikan informasi secara
singkat tentang peradaban islam di Indonesia.
B.Tujuan Pembelajaran
Untuk mengetahui bagaimana sejarah perkembangan peradapan Islam di Indonesia.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ilmu Sejarah, Ruang Lingkup Sejarah Sebagai Ilmu Sosial, dan
Kegunaan Mempelajari Sejarah
1. Pengertian Ilmu Sejarah
Ilmu sejarah adalah ilmu yang memfokuskan perhatiannya pada masalah
manusia. Di dalam diri manusia selain unsur akal dan pikiran, ada juga unsur
psikologis dan emosi.
2
Sejarah merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mengkaji secara sistematis
keseluruhan perkembangan, proses perubahan atau dinamika kehidupan masyarakat
dengan segala aspek kehidupannya yang terjadi dimasa lampau.
Masa lampau itu sendiru merupakan sebuah rangkaian kejadian yang sudah
terlewati. Tetapi, masa lampau bukan merupakan suatu masa yang final, terhenti, dan
tertutup.
1.Pengertian Kebudayaan
Secara umum tentang budaya dapat beraneka macam. Akan tetapi, berakhir pada
intinya yang hanya satu yaitu cara hidup yang dimiliki bersama oleh kelompok masyarakat
tertentu. Terbentuk dari banyak unsur dan menyeluruh. Walaupun tidak ada aturan
tertulisnya, budaya dapat bersifat memaksa sekaligus memberikan pedoman untuk
berperilaku supaya kehidupan lebih bermartabat dan bersahaja.
Kebudayaan merupakan hasil dari karya cipta, rasa, dan karsa manusia. Lingkupnya
mencakup banyak aspek kehidupan seperti hukum, keyakinan, seni, adat atau kebiasaan,
3
susila, moral, dan juga keahlian. Kehadirannya mampu mempengaruhi pengetahuan
seseorang, gagasan, dan ide meskipun budaya berwujud abstrak. Contoh kebudayaan
seperti tari saman, Upacara Tabuik, Ngaben.
Kebudayaan berasal dari kata "budi" dan "daya", kemudian digabungkan menjadi
"budidaya" yang artinya upaya untuk menghasilkan dan mengembangkan sesuatu agar
menjadi lebih baik dan memberi manfaat bagi kehidupan. Lalu diberi imbuhan "ke" dan
"an" menjadi kebudidayaan atau disingkat menjadi kebudayaan. Jadi, kebudayaan adalah
upaya yang dilakukan umat manusia untuk menghasilkan dan mengembangkan sesuatu,
baik yang sudah ada maupun yang belum ada agar memberikan manfaat bagi kehidupan
manusia. Menurut Herkovits, kebudayaan adalah bagian dari lingkungan hidup yang
diciptakan oleh manusia. Sebagian para ahli mengartikan kebudayaan kemungkinan besar
sangat dipengaruhi oleh pandangan evolusionisme, yaitu suatu teori yang mengatakan
bahwa kebudayaan itu akan berkembang dari tahapan yang sederhana menuju tahapan
yang lebih kompleks Dengan demikian kebudayaan berkaitan dengan aspek kehidupan
manusia yang menyeluruh baik material maupun non material. Sebagian para ahli
mengartikan kebudayaan kemungkinan besar sangat dipengaruhi oleh pandangan
evolusionisme, yaitu suatu teori yang mengatakan bahwa kebudayaan itu akan berkembang
dari tahapan yang sederhana menuju tahapan yang lebih kompleks. Dengan demikian
kebudayaan berkaitan dengan aspek kehidupan manusia yang menyeluruh baik material
maupun non material.
Ada 3 bentuk kebudayaan dalam perwujudan sebagai berikut: 1. Wujud sebagai suatu
komplek dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, dan peraturan. Kebudayaan ini
dapat disebut sebagai adapt istiadat yang menunjukan bahwa budaya mempunyai fungsi
mengatur, mengendalikan, dan memberi arah kepada tindakan, kelakuan, dan perbuatan
manusia dalam masyrakat sebagai sopan santun. 2. Wujud kebudayaan sebagai aktivitas
dan tindakan manusia dalam masyarakat.Wujud ini dapat disebut sistem social karena
menyangkut tindakan dan kelakuan manusia. 3. Wujud ini berupa interaksi masyarakat dan
aktivitas masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.Wujud kebudayaan sebagai benda dan
hasil karya manusia. Wujud ini bersifat fisik atau karya benda yang sifatnya paling konkret
dari hal-hal kecil hingga hal yang besar, seperti candi borobudur, kain batik, dan lain
4
sebagainya. Islam menurut etimologi berasal dari bahasa arab, salima yang artinya selamat
dan aslama yang artinya memelihara dalam keadaan selamat sentosa, menyerah diri,
ketundukan dan kepatuhan. Islam juga memiliki arti berserah diri. Dengan melakukan
aslama orang itu akan selamat dunia akhirat.
5
Sekitar permulaan abad XV, Islam telah memperkuat kedudukannya di
Malaka, pusat rute perdagangan Asia Tenggara yang kemudian melebarkan sayapnya
ke wilayah-wilayah Indonesia lainnya. Pada permulaan abad tersebut, Islam sudah
bisa menjejakkan kakinya ke Maluku, dan yang terpenting ke beberapa kota
perdagangan di Pesisir Utara Pulau Jawa yang selama beberapa abad menjadi pusat
kerajaan Hindu yaitu kerajaan Majapahit. Dalam waktu yang tidak terlalu lama yakni
permulaan abad XVII, dengan masuk islamnya penguasa kerajaan Mataram yaitu
Sulthan Agung, kemenangan agama tersebut hampir meliputi sebagian besar wilayah
Indonesia.
Berbeda dengan masuknya islam ke Negara-negara di bagian dunia lainnya
yakni dengan kekuatan militer, masuknya islam ke Indonesia itu dengan cara damai
disertai dengan jiwa toleransi dan saling menghargai antara penyebar dan pemeluk
agama baru dengan penganut-penganut agama lama (Hindu-Budha). Ia dibawa oleh
pedagang-pedagang Arab dan Ghujarat di India yang tertarik dengan rempah-rempah.
Masuknya Islam melalui India ini menurut sebagian pengamat, mengakibatkan bahwa
islam yang masuk ke Indonesia ini bukan islam yang murni dari pusatnya di Timur
Tengah, tetapi islam yang sudah banyak dipengaruhi paham mistik, sehingga banyak
kejanggalan dalam pelaksanannnya .
Berbeda dengan pendapat diatas, S.M.N. Al-Attas berpendapat bahwa pada
tahap pertama islam di Indonesia yang menonjol adalah aspek hukumnya bukan aspek
mistiknya karena ia melihat bahwa kecenderungan penafsiran al-Quran secara mistik
itu baru terjadi antara 1400-1700 M.
Akan tetapi, sejak pertengahan abad XIX, agama islam Indonesia secara
bertahap mulai meninggalkan sifat-sifatnya yang sinkretik setelah banyak orang
Indonesia yang mengadakan hubungan dengan Mekkah dengan cara melakukan
ibadah haji. Apalagi setelah transportasi laut yang makin membaik, semakin
banyaklah orang Indonesia yang melakukan ibadah haji bahkan sebagian mereka ada
yang bermukim bertahun-tahun lamanya untuk mempelajari ajaran islam dari
pusatnya, dan ketika kembali ke Indonesia mereka menjadi penyebar aliran islam yang
ortodoks.
6
cendekiawan. Tema seminar dirumuskan dalam 2 hal pokok yaitu: Pertama tentang
masuknya islam ke Indonesia,kedua tentang daerah Islam pertama di Indonesia yang
menyangkut daerah/lokasi dimana Islam mula-mula tertanam. Dari hasil seminar
dapat disimpulkan:
1. Bahwa menurut sumber-sumber yang kita ketahui, islam untuk pertama kalinya
telah masuk ke Indonesia pada abad pertama hijrah (abad ke 7/8 M) dan langsung
dari Arab.
2. Bahwa daerah yang pertama didatangi oleh Islam ialah pesisir Sumatera dan bahwa
setelah terbentuknya masyarakat Islam, maka raja Islam yang pertama berada di
Aceh.
3. Bahwa mubaliq-mubaliq Islam pertama yang datang ke Indonesia merangkap
sebagai saudagar.
4. Bahwa penyiaran itu di Indonesia dilakukan secara damai.
5. Bahwa Kedatangan Islam membawa kecerdasan dan peradaban yang tinggi dalam
membentuk kepribadian bangsa Indonesia dalam menahan penderitaan dan
perjuangan melawan penjajahan bangsa asing.
7
b. Penyiar Islam pertama di Indonesia tidah hanya terdiri dari saudagar India dari
Gujarat, tetapi juga terdiri dari mubaligh-mubaligh Islam dari bangsa Arab.
c. Diantara mazhab pertama yang dipeluk di Aceh ialah Syi’ah dan Syafi’i.
Maka setelah 15 tahun sesudah seminar di Medan berlangsung atau tepatnya pada
tanggal 10-16 juni 1978, majelis ulama propinsi daerah istimewa Aceh memprakarsai pula
seminar serupa yaitu tentang sejarah masuk dan berkembangnya Islam di daerah istimewa
aceh yang diadakan di Banda Aceh. Seminar ini dihadiri oleh para sarjana dan cendekiawan
yang berada di Aceh khususnya. Dari hasil seminar tersebut dapat disimpulkan:
1. Pada abad pertama hijrah islam sudah masuk di Aceh
2. Kerajaan-kerajaan Islam yang pertama adalah perlak, lamuri dan pasai
3. Islam berkembang di Aceh melalui cara hikmah kebijaksanaan
Sebenarnya apa yang telah disimpulkan dalam ke-2 seminar tersebut diatas terutama
yang menyangkut dengan proses islamisasi di Indonesia adalah juga seirama dengan
pendapat 2 sarjana barat yaitu Prof. Gabriel Ferrand dan Prof. Paul Wheatly. Bersumber
pada keterangan para musafir dan pedagang Arab tentang Asia Tenggara, maka ke-2 sarjana
tersebut menyebutkan bahwa sudah sejak abad ke-8, pelabuhan-pelabuhan yang terkenal di
Asia Tenggara pada masa itu, telah dikunjungi oleh para pedagang dan musafir-musafir
Arab. Dan bahkan pada kota-kota dagang itu telah terdapat Fondasi-fondasi para pedagang
Islam. Jadi dapat ditafsirkan bahwa agama Islam masuk ke Indonesia sejak awal ke-8 M,
langsung dibawa oleh para pedagang dan musafir Arab.
8
diwujudkan dengan adanya mufti dan qadhi atas jasa Muhammad Arsyad Al-Banjari
yang ahli dalam bidang fiqih dan tasawuf. Di kerajaan ini, telah berhasil pengodifikasian
hukum-hukum yang sepenuhnya berorientasi pada hukum islam yang dinamakan
Undang-Undang Sultan Adam. Dalam Undang-Undang ini timbul kesan bahwa
kedudukan mufti mirip dengan Mahkamah Agung sekarang yang bertugas mengontrol
dan kalau perlu berfungsi sebagai lembaga untuk naik banding dari mahkamah biasa.
Tercatat dalam sejarah Banjar, di berlakukannya hukum bunuh bagi orang murtad,
hukum potong tangan untuk pencuri dan mendera bagi yang kedapatan berbuat zina.
Pada akhirnya kedudukan Sultan di Banjar bukan hanya pemegang kekuasaan dalam
kerajaan, tetapi lebih jauh diakui sebagai Ulul amri kaum Muslimin di seluruh kerajaan
itu.
Untuk memacu penyabaran agama Islam, didirikan sebuah organisasi yang
Bayangkare Islah (pengawal usaha kebaikan). Itulah organisasi pertama yang
menjalankan program secara sistematis sebagai berikut:
a. Pulau Jawa dan Madura dibagi menjadi beberapa wilayah kerja para wali.
b. Guna memadu penyebaran agama Islam, hendaklah di usahakan agar Islam dan
tradisi Jawa didamaikan satu dengan yang lainnya.
c. Hendaklah di bangun sebuah mesjid yang menjadi pusat pendidikan Islam.
2. Masa Penjajahan
Ditengah-tengah proses transformasi sosial yang relative damai itu, datanglah
pedagang-pedagang Barat, yaitu portugis, kemudian spanyol, di susul Belanda dan
Inggris. Tujuannya adalah menaklukkan kerajaan-kerajaan Islam Indonesia di sepanjang
pesisir kepulauan Nusantara ini.
9
Pada mulanya mereka datang ke Indonesia hanya untuk menjalinkan hubungan
dagang karena Indonesia kaya akan rempah-rempah, tetapi kemudian mereka ingin
memonopoli perdagangan tersebut dan menjadi tuan bagi bangsa Indonesia.
Apalagi setelah kedatangan Snouck Hurgronye yang ditugasi menjadi penasehat
urusan pribumi dan Arab, pemerintah Hindia-Belanda lebih berani membuat
kebijaksanaan mengenai masalah Islam di Indonesia karena Snouck mempunyai
pengalaman dalam penelitian lapangan di Negeri Arab, Jawa dan Aceh. Lalu ia
mengemukakan gagasannya yang di kenal dengan politik Islam di Indonesia. Dengan
politik itu ia membagi masalah Islam dalam tiga kategori, yaitu:
a. Bidang agama murni atau ibadah;
b. Bidang sosial kemasyarakatan; dan
c. Politik.
Terhadap bidang agama murni, pemerintah colonial memberikan kemerdekaan
kepada umat Islam untuk melaksanakan ajaran agamanya sepanjang tidak mengganggu
kekuasaan pemerintah Belanda.
Dalam bidang kemasyarakatan, pemerintah memamfaatkan adat kebiasaan
yang berlaku sehingga pada waktu itu dicetuskanlah teori untuk membatasi keberlakuan
hukum Islam, yakni teori reseptie yang maksudnya hukum Islam baru bisa diberlakukan
apabila tidak bertentangan dengan alat kebiasaan. Oleh karena itu, terjadi kemandekan
hukum Islam.
Sedangkan dalam bidang politik, pemerintah melarang keras orang Islam membahas
hukum Islam baik dari Al-Qur’an maupun Sunnah yang menerangkan tentang politik
kenegaraan atau ketatanegaraan.
10
Namun, ajaran Islam pada hakikatnya terlalu dinamis untuk dapat dijinakkan
begitu saja. Dengan pengalaman tersebut, orang Islam bangkit dengan menggunakan
taktik baru, bukan dengan perlawanan fisik tetapi dengan membangun organisasi. Oleh
karena itu, masa terakhir kekuasaan Belanda di Indonesiadi tandai dengan tumbuhnya
kesadaran berpolitik bagi bangsa Indonesia, sebagai hasil perubahan-perubahan sosial
dan ekonomi, dampak dari pendidikan Barat, serta gagasan-gagasan aliran pembaruan
Islam di Mesir.
Akibat dari situasi ini, timbullah perkumpulan-perkumpulan politik baru dan
muncullah pemikir-pemikir politik yang sadar diri. Karena persatuan dalam syarikat
Islam itu berdasarkan ideologi Islam, yakni hanya orang Indonesia yang beragama
Islamlah yang dapat di terima dalam organisasi tersebut, para pejabat dan
pemerintahan (pangreh praja) ditolak dari keanggotaan itu.
Persaingan antara partai-partai politik itu mengakibatkan putusnya hubungan
antara pemimpin Islam, yaitu santri dan para pengikut tradisi Jawa dan abangan. Di
kalangan santri sendiri, dengan lahirnya gerakan pembaruan Islam dari Mesir yang
mengompromikan rasionalisme Barat dengan fundamentalisme Islam, telah
menimbulkan perpecahan sehingga sejak itu dikalangan kaum muslimin terdapat dua
kubu: para cendekiawan Muslimin berpendidikan Barat, dan para kiayi serta Ulama
tradisional.
Selama pendudukan jepang, pihak Jepang rupanya lebih memihak kepada kaum
muslimin dari pada golongan nasionalis karena mereka berusaha menggunakan agama
untuk tujuan perang mereka. Oelh karena itu, ada tiga prantara politik berikut ini yang
merupakan hasil bentukan pemerintah Jepang yang menguntungkan kaum muslimin.
1. Shumubu, yaitu Kantor Urusan Agama yang menggantikan Kantor Urusan
Pribumi zaman Belanda.
2. Masyumi, yakni singkatan dari Majelis Syura Muslimin Indonesia
menggantikan MIAI yang dibubarkan pada bulan oktober 1943.
3. Hizbullah, (Partai Allah dan Angkatan Allah), semacam organisasi militer
untuk pemuda-pemuda Muslimin yang dipimpin oleh Zainul Arifin.
11
rakyat Indonesia. Sebab-sebab sangat pesat dan cepat tersiarnya Islam di Indonesia
antara lain sebagai berikut:
a. Terutama sekali faktor agama Islam (aqidah, syariah dan akhlak islam) sendiri
yang lebih banyak “berbicara” kepada segenap lapisan masyarakat Indonesia.
b. Faktor para mujtahid dakwah yang banyak terdiri atas para saudagar yang taraf
kebudayaannya sudah tinggi, yang telah berhasil membawakan Islam dan segala
kebijaksanaan kemahiran dan keterampilan
c. Ajaran Islam tentang dakwah untuk menyampaikan ajaran Allah walaupun
sekedar satu ayat kepada segenap manusia di seluruh pelosok bumi telah
menjadikan segenap kaum muslimin menjadi umat dakwah.
d. Baik agama Hindu maupun Budha pada umumnya dipeluk oleh orang-orang
keraton yang pada saat mulai tersebarnya Islam antara raja yang satu dengan yang
lainnya terlibat dalam perselisihan.
e. Pernikahan antara para penyebar Islam dan orang-orang yang baru di islamkan
melahirkan generasi pelanjut yang menganut dan menyebarkan Islam.
12
b. Pengaruh Islam terhadap Peradaban Bangsa Indonesia dan Perkembangannya
Islam sebagai agama baru yang dianut sebagian masyarakat Indonesia, telah
banyak memainkan peranan penting dalam berbagai kehidupan sosial, politik,
ekonomi, dan kebudayaan. Peranan itu dapat dilihat dari perkembangan Islam dan
pengaruhnya di masyarakat Indonesia sangat luas, sehingga agak sulit untuk
memisahkan antara kebudyaan local dengan kebudayaan Islam. Masuknya
kebudayaan Islam dalam kebudayaan nasional, meliputi bahasa, nama, adat
istiadat dan kesenian.
a). Pengaruh Bahasa dan Nama
Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional banyak terpengaruh dari bahasa
Arab. Bahasa ini sudah begitu menyatu dalam lidah bangsa Indonesia. Tidak
hanya dalam bahasa komunikasi sehari-hari, bahakan dipergunakan pula
dalam bahasa surat kabar, dan sebagainya.
Pengaruh Islam dalam bidang nama, sungguh banyak sekali. Banyak
tokoh dan bukan tokoh masyarakat menggunakan nama berdasarkanpada
bahasa Arab,yang merupakan bahasa simbol pemersatu Islam. Semua itu
bukti adanya pengaruh Islam dalam kehidupan masyarakat dan bangsa
Indonesia.
b). Pengaruh Adat Istiadat
Adat istiadat yang ada dan berkembang di Indonesia banyak dipengaruhi
oleh peradaban Islam. Di antara pengaruh itu adalah ucapan salam kepada
setiap muslim yang dijumpai, atau penggunaannya dalam acara-acara resmi
pemerintahan. Pengaruh lainnya adalah berupa ucapan-ucapan kalimat
penting dalam doa yang merupakan pengaruh dari tradisi Islam yang lestari.
13
d). Pengaruh Dalam Bidang Politik
Ketika kerajaan-kerajaan Islam mengalami masa kejayaannya, banyak
sekali undur politik Islam yang berpengaruh dalam system politik
pemerintahan kerajaan-kerajaan Islam tersebut. Misalnya tentang konsep
khalifatullah fil ardi dan dzilullah fil ardi. Kedua konsep ini diterapkan pada
masa pemerintahan kerajaan Islam Aceh Darussalam dan kerajaan Islam
Mataram.
1. Refleksi
Agar ummat Islam saat ini dan generasi yang akan datang mampu memahami nilai-
nilai penting islam yang sebenarnya. Ummat Islam harus menyadari secara mendalam
bahwa kita (Ummat islam) memiliki peradaban besar yang melahirkan banyak ilmu-
ilmu pengetahuan. Yang menjadi keprihatinan saat ini, bahwa umat Islam hanya
memfokuskan diri pada aspek ritual, dan melupakan aspek social serta intelektual. Oleh
karena itu, tugas daripada kita semua yang telah mengetahui bergeraklah mengajak dan
menghimpun kembali umat untuk meneruskan peradaban besar yang sudah lama rapuh
dan semakin melemah.
14
2. Pemahaman
Pengetahuan, pemahaman terhadap sejarah Islam menuntut kita untuk membangun
dan menghidupkan kembali peradaban yang telah lama terlelap tidur, yang akan
mengubah pandangan dunia terhadap Islam. Jika kita tengok sekilas lahirnya
peradaban besar ini, kita akan memahami bahwa terdapat dimensi utama yang menjadi
dasar lahirnya peradaban Islam. Akan dijelaskan pada bagian B. Dasar-dasar
peradaban dalam Islam.
Dasar-dasar Peradaban Islam pertama kali ditetapkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Tujuannya adalah untuk memperkokoh masyarakat dan negara baru itu. Beliau meletakan
dasar-dasar tersebut pada saat Beliau berada di Yastrib atau yang sekarang kita kenal dengan
nama Madinah. Tidak seperti pada saat di Mekah, di Madinah Allah SWT banyak
menurunkan wahyu yang berhubungan dengan kehidupan masyarakat. Nabi Muhammad
mempunyai kedudukan, tidak hanya sebagai kepala agama, tetapi juga sebagai kepala
negara. Dengan kata lain, pada diri Nabi terkumul dua kekuasaan, kekuasaan spiritual dan
kekuasaan sekuler. Beliau menjadi kepala negara bukanlah atas penunjukan dan bukan pula
atas dasar hak turun-temurun. Beliau menjadi rasul secara otomatis menjadi kepala negara.
Masjid merupakan hal yang paling fundamental yang pertama beliau lakukan.
Masjid tidak hanyak menjadi tempat sholat bagi umat muslim, tetapi juga sebagai sarana
penting untuk mempersatuakan kaum mulimin dan mempertalikan jiwa mereka, di samping
tempat merundingkan masalah-masalah yang dihadapi. Masjid pada masa Nabi bahkan juga
berfungsi sebagai pusat pemerintahan.
15
berakibat pada adanya perbedaan-perbedaan pandangan sehingga periodesasi ini besifat
subjektif dimana yang di pengaruhi subjek prmasalaham serta pribadi penelitiannya.
Periodesasi Sejarah Peradaban Islam, di bagi menjadi 3 periode yaitu:1. Periode Klasik, 2.
Periode pertengahan, 3. Dan Priode modern. Periode Klasik (600-1258 Masehi) Periode
Pertengahan (Sampai akhir abad 17 Masehi) Periode Modern (Abad 18 Masehi sampai
dengan sekarang masih berjalan) Dari ketiga periode ini, setiap periode mempunyai ciri-ciri
atau karakteristik tersendiri, yaitu Periode Klasik Periode klasik ini yang berlangsung 600-
1258 Masehi 3 fase 1. Penciptaan komunitas islam di Arabia 2. Penaklukan Timur Tengah
oleh Muslimim dan Muslimat 3. Nilai Islam merubah mayoritas Timur Tengah Ciri-ciri:
Perpaduan peradaban islam dengan Timur Tengah, pola ekonomi dengan monoteistik.
Periode Pertengahan Berlangsung dari Abad 13-19 Masehi. Ciri-ciri: Era penyebaran global
masyarakat Islam. Islam menjadi agama masyarakat Asia Tengah dan Balkan. Interkasi
nilia-nilai agama islam dengan nilai-nilai masyarakat yang ada di sekitarnya, maupun
masyarakat setempat. Periode Modern Berlangsung dari abad 18 Masehi sampai dengan
sekarang.
16
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat kami simpulkan sebagai berikut:
Islam masuk ke Indonesia pada abad pertama Hijrah atau abad ke tujuh/ke delapan
masehi. Ini mungkin didasarkan pada penemuan batu nisan seorang wanita muslimah
yang bernama Fatimah binti Maimun di Leran dekat Surabaya yang bertahun 475 H
atau 1082 M.
Perkembangan Islam dan pengaruhnya di masyarakat Indonesia sangat luas,
adapun pengaruhnya yaitu:
- Pengaruh Bahasa dan Nama
- Pengaruh Adat Istiadat
- Pengaruh Dalam Kesenian dan Bangunan Ibadah
- Pengaruh Dalam Bidang Politik
17