Dosen Pengampu:
Kista Surbakti,M.Si
D
i
s
u
s
u
n
Oleh
Kelompok VI:
Ketua : Valentina Gultom 18211019
Anggota : Yenni Verauli Purba 18211021
Wisma Afarizi 18211020
Ariyani Telambanua18211022
TA 2018/2019
1
Daftar Isi
Hal
Cover .................................................................................................................................... 1
Daftar isi................................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang .......................................................................................................... 4
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................................... 5
1.3.Tujuan Penulis ........................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Modernisasi .............................................................................................................. 6
2.1.1. Pengertian Modernisasi .................................................................................. 6
2.1.2. Sejarah Munculnya Modernisasi .................................................................... 7
2.1.3. Ciri-ciri Modernisasi ...................................................................................... 8
2.1.4. Syarat-syarat Modernisasi .............................................................................. 8
2.1.5. Gejala Modernisasi di Indonesia .................................................................... 9
2.1.6. Dampak Positif Dan Negatif Modernisasi......................................................10
2.1.7. Faktor Pendorong dan Penghambat Modernisasi ...........................................11
2.1.8. Contoh Modernisasi ...................................................................................... 12
2.1.9. Aktivitas Modernisasi di Indonesia dan Dunia ............................................. 13
2.2. Westernisasi ............................................................................................................. 13
2.2.1. Pengertian Westernisasi ................................................................................. 13
2.2.2. Sejarah Munculnya Westernisasi ................................................................... 14
2.2.3. Ciri-ciri Westernisasi ...................................................................................... 14
2.2.4. Dampak Positif dan Negatif Westernisasi ...................................................... 15
2.2.5. Faktor Pendorong Westernisasi ...................................................................... 16
2.2.6. Faktor-faktor yang Menimbulkan Westernisasi ............................................. 16
2.2.7. Contoh Pengaruh Westernisasi ....................................................................... 16
2.2.8. Pola Media Westernisasi ...............................................................................17
2.3. Persamaan dan Perbedaan Modernisasi dengan Westernisasi .................................. 17
2.3.1. Persamaan Modernisasi dengan Westernisasi ................................................ 17
2.3.2. Perbedaan Modernisasi dengan Westernisasi................................................. 17
2.4. Modernisasi dan Westernisasi di Indonesia .............................................................. 18
2
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan .............................................................................................................. 19
3.2. Saran ........................................................................................................................20
Daftar Pustaka ........................................................................................................................ 21
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kemajuan zaman menuntut setiap individu untuk lebih siap lagi dalam
persaingan. Bisnis, teknologi, politik dan semua bidang menuntut setiap orang untuk
mengeluarkan kemampuan yang lebih agar bisa menjadi yang terbaik dalam persaingan
dunia internasional. Salah satu maju atau tidak nya suatu Negara dapat kita lihat dari
tingkat pendidikan dan juga kemajuan teknologi nya.
Di Indonesia sendiri banyak orang masih menilai ketika kita ingin maju, maka
budaya kita harus seperti budaya lain, hal ini lah yang perlu kita koreksi untuk
mengubah cara pandang atau berfikir tentang Modernisasi dan Westernisasi.
Modernisasi adalah Perubahan masyarakat dari masyarakat tradisional ke
masyarakat modern dalam seluruh aspek nya. Modernisasi lebih cenderung perubahan
pada cara berfikir, berperilaku, serta penguasaan teknologi informasi. Namun
modernisasi tidak sampai batas pengubah dalam segi kebudayaan yang dianut oleh suatu
masyarakat/masih menjaga tradisi.
Kemudian pengertian Westernisasi adalah Sebuah arus besar atau pola hidup
kearah budaya barat yang mempunyai jangkauan politik , sosial, kultural dan
teknologi/perubahan . Jika kita lihat dari pengertian itu sendiri, hampir mirip dengan
modernisasi, hanya saja westernisasi lebih dalam dampak yang ditimbulkan.
Di Indonesia sendiri merupakan suatu masalah yang perlu diperhatikan bersama
karena berdampak pada perubahan terhadap masyarakat multikultural Indonesia yang
semakin lupa akan nilai nenek moyang/luhur, budaya, norma, adat istiadat, yang
diwariskan nenek moyang kita. Setiap bangsa memiliki kepribadian/jati diri bangsa yang
berbeda-beda. Namun sekarang banyak generasi bangsa Indonesia yang bersikap
“kebarat-baratan”, dan hanya sedikit kelompok masyarakat yang masih berpegang teguh
pada budaya aslinya. Banyak masyarakat kita yang terlalu bangga dengan kebiasaan dan
adat/kebudayaan orang-orang Barat, sementara dengan adat sendiri dilupakan bahkan
malu apabila menunjukkan adat tersebut di depan umum.
Ditambah dengan minimnya peran pemerintah serta tersebar luasnya budaya
Barat melalui media-media baik cetak maupun elektronik yang menonjolkan budaya-
budaya Barat, seperti gaya makan, berpakaian, bahkan yang lebih miris lagi gaya
berpacaran yang menurut kami nilai tersebut tidak pantas jika diterapkan di Indonesia.
Dengan demikian, kita sedikit mengetahui arti dari masing-masing pengertian
tersebut, sehingga dalam pelaksanaanya kita dapat mengotrol orang-orang disekeliling
kita. Berfikir untuk maju, meningkatkan kualitas pendidikan bukan berarti meninggalkan
nilai-nilai leluhur kita, atau budaya ketimuran kita untuk lantas berperilaku selayaknya
orang-orang asing yang memang berbeda secara perilaku. Marilah kita membangun
Bangsa Indonesia menjadi lebih berkulitas dimata dunia, serta diimbangi dengan
melestarikan kebudayaan bangsa kita serta nilai-nilainya yang terkandung jangan sampai
dilupakan apalagi sampai punah.
4
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat
dirumuskan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud modernisasi dan weternisasi serta bagaimana sejarahnya?
2. Bagaimana ciri-ciri modernisasi dan westernisasi?
3. Bagaimana syarat modernisasi?
4. Bagaimana gejala modernisasi di Indonesia?
5. Bagaimana dampak positif dan negatif modernisasi dan westernisasi?
6. Bagaimana faktor pendorong dan pengambat modernisasi?
7. Bagaimana faktor pendorong westernisasai?
8. Bagaimana Faktor-faktor yang menimbulkan westernisasi?
9. Apa saja contoh pengaruh Westernisasi
10. Bagaimana persamaan dan perbedaan modernisasi dengan westernisasi?
11. Bagaimana modernisasi dan westernisasi di Indonesia?
12. Apa saja contoh Modernisasi?
13. Bagaimana aktivitas modernisasi di Indonesia dan Dunia?
14. Bagaimana pola dan media Westernisasi?
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Modernisasi
2.1.1. Pengertian Modernisasi
Modernisasi merupakan suatu proses perubahan yang menuju pada tipe sistem-sistem
sosial, ekonomi, dan politik yang telah berkembang di Eropa Barat dan Amerika Utara pada
abad ke-17 sampai 19. Sistem sosial yang baru ini kemudian menyebar ke negara-negara
Eropa lainnya serta juga ke negara-negara Amerika Selatan, Asia, dan Afrika.
Modernisasi dengan kata dasar modern berasal dari bahasa Latin modernus yang
dibentuk dari kata modo dan ernus. Modo berarti cara dan ernus menunjuk pada adanya
periode waktu masa kini.
Modernisasi diartikan sebagai perubahan-perubahan masyarakat yang bergerak dari
keadaan yang tradisional atau dari masyarakat pra modern menuju kepada suatu masyarakat
yang modern.
6
2.1.2. Sejarah munculnya Modernisasi
Teori modernisasi lahir sebagai tanggapan ilmuwan sosial Barat terhadap Perang Dunia
II. Teori ini muncul sebagai upaya Amerika untuk memenangkan perang ideologi melawan
sosialisme yang pada waktu itu sedang populer. Bersamaan dengan itu, lahirnya negara-
negara merdeka baru di Asia, Afrika, dan Amerika Latin bekas jajahan Eropa melatar
belakangi perkembangan teori ini. Negara adidaya melihat hal ini sebagai peluang untuk
membantu Negara Dunia Ketiga sebagai upaya stabilitas ekonomi dan politik.
Di awal perumusannya tahun 1950-an, aliran modernisasi mencari bentuk teori dan
mewarisi pemikiran-pemikiran dari teori evolusi dan fungsionalisme. Teori evolusi dan
fungsionalisme pada waktu itu dianggap mampu menjelaskan proses peralihan masyarakat
tradisional menuju masyarakat modern di Eropa Barat, selain juga didukung oleh para pakar
yang terdidik dalam alam pemikiran struktural-fungsionalisme. Teori evolusi
menggambarkan perkembangan masyarakat sebagai gerakan searah seperti garis lurus. Kita
dapat melihatnya dalam karya-karya Spencer dan Comte. Teori fungsionalisme dari Talcott
Parsons beranggapan bahwa masyarakat tidak ubahnya seperti organ tubuh manusia yang
memiliki berbagai bagian yang saling bergantung.
Selain itu, teori modernisasi pun didukung oleh tokoh-tokoh seperti Neil Smelser dengan
teori diferensiasi strukturalnya. Smelser beranggapan dengan proses modernisasi,
ketidakteraturan struktur masyarakat yang menjalankan berbagai fungsi sekaligus akan dibagi
dalam substruktur untuk menjalankan satu fungsi yang lebih khusus. Sedangkan Rostow yang
menyatakan bahwa ada lima tahapan pembangunan ekonomi. Ia merumuskannya ke dalam
teori tahapan pertumbuhan ekonomi, yaitu tahap masyarakat tradisional, prakondisi lepas
landas, lepas landas, bergerak ke kedewasaan, dan berakhir dengan tahap konsumsi massal
yang tinggi. Di samping itu, ada beberapa varian teori modernisasi lain seperti Coleman
dengan diferensiasi dan modernisasi politik-nya, Harrod-Domar yang menekankan
penyediaan modal untuk investasi pembangunan, McClelland dengan teori need for
Achievement (n-Ach)-nya, Weber dengan “Etika Protestan”-nya, Hoselitz yang membahas
faktor-faktor nonekonomi yang ditinggalkan Rostow yang disebut faktor “kondisi
lingkungan”, dan Inkeles yang mengemukakan ciri-ciri manusia modern.
Satu hal yang menonjol dari teori ini adalah modernisasi seolah-olah tidak
memberikancelah terhadap unsur luar yang dianggap modern sebagai sumber kegagalan,
namun lebihmenekankan sebagai akibat dari dalam masyarakat itu sendiri. Alhasil faktor
eksternal menjadi terabaikan. Teori modernisasi memberikan solusi, bahwa untuk membantu
Dunia Ketiga termasuk kemiskinan, tidak saja diperlukan bantuan modal dari negara-negara
maju,tetapi negara itu disarankan untuk meninggalkan dan mengganti nilai-nilai tradisional
dan kemudian melembagakan demokrasi politik.
Karena berpatokan dengan perkembangan di Barat, modernisasi diidentikkan dengan
westernisasi. Teori ini pun kurang mampu menjawab kegagalan penerapannya di Amerika
Latin, tidak memperhatikan kondisi obyektif masyarakat, sejarah dan tradisi lama yang masih
berkembang di Negara Dunia Ketiga. Untuk menjawabnya, muncullah teori modernisasi
baru. Bila dalam teori modernisasi klasik, tradisi dianggap sebagai penghalang pembangunan,
dalam teori modernisasi baru, tradisi dipandang sebagai faktor positif pembangunan. Namun,
tetap saja baik teori modernisasi klasik, maupun baru, melihat permasalahan
pembangunanlebih banyak dari sudut kepentingan Amerika Serikat dan Negara maju lainnya.
7
2.1.3. ciri-ciri Manusia Modernisasi
Modernisasi dapat terwujud apabila masyarakatnya memiliki individu yang
mempunyai sikap modern, menurut Alex Inkeles, terdapat 9 ciri manusia modern. Ciri-ciri itu
sebagai berikut:
➢ Memiliki sikap hidup yang menerima hal-hal yang baru dan terbuka untuk perubahan.
➢ Memiliki keberanian untuk menyatakan pendapat atau opini mengenai lingkungannya
sendiri atau kejadian yang terjadi jauh di luar lingkungannya serta dapat bersikap
demokrasi
➢ Menghargai waktu dan lebih banyak berorientasi ke masa depan daripada masa lalu.
➢ Memiliki perencanaan dan pengorganisasian.
➢ Percaya diri.
➢ Perhitungan.
➢ Menghargai harkat hidup manusia lain.
➢ Percaya pada ilmu pengetahuan dan teknologi.
➢ Menunjung tinggi suatu sikap di mana imbalan yang diterima seseorang haruslah
sesuai dengan prestasinya dalam masyarakat.
8
2.1.5. Gejala Modernisasi di Indonesia.
Gejala-gejala modernisasi dapat ditinjau dari berbagai bidang modernisasi kehidupan
manusia berikut ini:
➢ Bidang budaya
Ditandai dengan semakin terdesaknya budaya tradisional oleh masuknya pengaruh
budaya dari luar, sehingga budaya asli semakin pudar.
➢ Bidang politik
Ditandai dengan semakin banyaknya Negara yang lepas dari penjajahan, munculnya
Negara-negara yang baru merdeka, tumbuhnya Negara-negara demokrasi, lahirnya
lembaga-lembaga politik, dan semakin diakuinya hak-hak asasi manusia.
➢ Bidang ekonomi
Ditandai dengan semakin kompleksnya kebutuhan manusia akan barang-barang dan
jasa sehingga sektor industri dibangun secara besar-besaran untuk memproduksi
barang.
➢ Bidang social
Ditandai dengan semakin banyaknya kelompok baru dalam masyarakat, seperti
kelompok buruh, kaum intelektual, kelompok manajer, dan kelompok ekonomi kelas
(kelas menengah dan kelas atas).
➢ Bidang Agama
Masyarakat Indonesia sering dikatakan sebagai masyarakat yang religius karena
warga masyarakatnya hidup dengan berpedoman pada kaidah-kaidah agama yang
dijamin dan dikuatkan dalam UUD 1945 pasal 29 ayat2 (Negara menjamin
kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan
beribadat menurut agama dan kepercayaannya). Sebagai masyarakat yang religius,
modernisasi dalam kehidupan beragama sangat perlu. Modernisasi itu mencakup
modernisasi secara fisik dan non-fisik, sehingga akan terdapat keseimbangan dalam
membangun kehidupan di dunia dan di akhirat.
9
2.1.6. Dampak Positif dan Negatif Modernisasi
1. Dampak Positif
Dampak positif teknologi modernisasi adalah sebagai berikut:
a. Perubahan Tata Nilai dan Sikap
Adanya modernisasi dalam zaman sekarang ini bisa dilihat dari cara berpikir
masyarakat yang irasional menjadi rasional.
b. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih
mudah dalam beraktivitas.
Serta mendorong untuk berpikir lebih maju, perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi pula yang membentuk masa modernisasi yang terus kian berkembangdan
maju di waktu sekarang ini.
c. Tingkat Kehidupan yang lebih Baik
Dibukanya industri atau industrialisasi berdasarkan teknologi yang sudah maju
menjadikan nilai dalam memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi yang
canggih, dan juga merupakan salah satu usaha mengurangi pengangguran
danmeningkatkan taraf hidup masyarakat, hal ini juga dipengaruhi tingkat ilmu
pengetahuan dan teknologi yang membantu perkembangan modernisasi.
2. Dampak Negatif
Dampak negatif teknologi modernisasi adalah sebagai berikut:
a. Pola Hidup Konsumtif
Perkembangan teknologi industri yang sudah modern dan semakin pesat membuat
penyediaan barang kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu masyarakat
mudah tertarik untuk menkonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada, sesuai
dengan kebutuhan masing – masing.
b. Sikap Individualistik
Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa
tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitas. Padahal manusia diciptakan
sebagai makhluk sosial.
10
c. Gaya Hidup Kebarat-baratan
Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya negatif
yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat kepada orang tua,
kehidupan bebas remaja, dan lain-lain.
d. Kesenjangan Sosial
Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu yang dapat
mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan memperdalam jurang pemisah
antara individu dengan individu lainnya.
Dengan kata lain individu yang dapat terus mengikuti perkembangan jaman memiliki
kesenjangan tersendiri terhadap individu yang tidak dapat mengikuti suatu proses
modernisasi tersebut. Hal ini dapat menimbulkan kesenjangan sosial antara individu
satu dengan lainnya, yang bisa disangkutkan sebagai sikap individualistik.
e. Kriminalitas
Kriminalitas sering terjadi di kota-kota besar karena menipisnya rasa kekeluargaan,
sikap yang individualisme, adanya tingkat persaingan yang tinggi dan pola hidup yang
konsumtif.
11
2. Faktor Penghambat Modernisasi
✓ Perasaan takut akan disintegrasi
perasan ini biasanya muncul pada masyarakat yang masih memegang teguh tradisi
nenek moyangnya, sehingga modernisasi dianggap akan merusak integrasi atau
organisasi masyarakat yang telah ada sebelumnya.
✓ Kurang berkembangnya IPTEK
Masyarakat yang masih berpikiran kolot biasanya menolak adanya kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
✓ Adanya vested interested ( nilai - nilai yang telah tertanam dengan sangat kuat )
✓ Adanya prasangka buruk terhadap budaya luar
✓ Kurangnya hubungan dengan masyarakat luar
✓ Perkembangan pendidikan yang lambat
✓ Sikap yang kuat dari masyarakat terhadap tradisi yang dimiliki
✓ Cenderung menolak terhadap hal - hal baru
12
2.1.9. Aktivitas Modernisasi di Indonesia dan Dunia.
Bentuk contoh modernisasi yang ada di Indonesia yang ada di Indonesia serta
masyarakat dunia yang paling sering ditemukan, misalnya saja seperti kegiatan-kegiatan
sebagai berikut:
• Penduduk mempergunakan facebook untuk melakukan kampanye politik
• Perhitungan hasil produksi barang dan jasa yang dilakukan peruahaan
mempergunakan teknologi computer bukan lagi mempergunakan jasa-jasa akuntan
• Perubahan pedagang keliling yang memepergunakan sepeda akan tetapi pada saat ini
menggunakan kendaraan bermotor yang bertujuan mengefesiensikan waktu yang
dipergunakan.
• Seseorang yang beragama islam memepergunakan pesawat terbang dari Indonesia
untuk pergi haji di arab Saudi yang dahulunya memepergunakan kapal laut.
• Publikasi jurnal internasional bias dilakukan secara online tanpa harus dating ke
Negara asal yang menjadi penyedianya.
• Pengguna ojek online dalam masyarakat Indonesia lebih banyak dibandingkan dengan
ojek konvensional.
2.2. Westernisasi
2.2.1. Pengertian Westernisasi
Westernisasi berasal dari kata western yang artinya barat. Westernisasi berarti proses
pembaratan, pengambilalihan, atau peniruan budaya barat.
Westernisasi adalah suatu proses di mana masyarakat di negara timur mengadopsi
budaya Barat di berbagai bidang seperti industri, teknologi, hukum, politik, ekonomi, gaya
hidup, cara pakaian, gaya bahasa, alfabet, agama, filsafat, dan nilai-nilai.
13
2.2.2. Sejarah Munculnya Westernisasi
Pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19, orang-orang yang berpandangan Timur di
dunia Islam, mulai memodernisasi dan memperkuat tentara mereka dengan cara mengirim
kader-kadernya ke negara-negara Eropa, atau dengan mendatangkan para ahli dari Barat
untuk mengajar dan membuat perencanaan bagi kebangkitan modern. Hal ini dilakukan
dalam rangka menghadapi usaha keras orang-orang Barat dalam memperluas pengaruh
kolonialisme mereka sesudah masa kebangkitan Eropa. Perjalanan westernisasi dapat
ditelusuri sejak tahun 1860 M ketika gerakan ini memulai aktifitasnya di Libanon melalui
para zending Kristen. Dari sanalah kemudian merambat ke Mesir. Di bawah naungan
Khudaiwi Ismail yang akan menjadikan Mesir sebagai bagian dari Eropa. Kemajuan
westernisasi berkembang pesat setelah orang-orang Ittihad (Persatuan) menguasai
pemerintahan Turki Utsmani dan jatuhnya Sultan Abdul Hamid pada tahun 1924 M
Kemudian pada tahun 1924 M pemerintahan Turki baru yang dipimpin Kamal Ataturk
menghapus sistem khilafah Utsmaniyyah. Perubahan inilah yang menyeret Turki ke jurang
sekularisme modern. Dengan keras dan kejam gerakan westernisasi dalam segala bentuknya
dipaksakan di bumi Turki.
14
2.2.4. Dampak Positif dan Negatif Westernisasi.
1. Dampak Positif
➢ Dengan adanya westernisasi membuat masyarakat semakin banyak unsur kebudayaan
yang masuk, hal ini tentu saja menjadi salah satu faktor pendorong perubahan sosial
dalam masyarakat. Jika dilakukan dengan menjalankan sistem manajemant yang baik
maka masyarakat akan bisa membuatnya sebagai solusi dalam mengatasi
permasalahan sosial yang terjadi, akan tetapi jika tidak hal ini akan merusakan tatanan
sosial dalam masyarakat.
➢ Dapat menguasai IPTEK
➢ Terjadinya Akulturasi budaya sehingga tidak mengalami kebosanan budaya karena
masyarakat selalu menginginkan hal-hal yang baru.
➢ Dapat mengikuti mode pakaian dan gaya hidup yang sedang popular.
➢ Penggunaan bahasa-bahasa lain dalam komunikasi dalam meningkatkan wawasan
ilmu pengetahuan.
➢ Munculnya ide-ide baru yang dapat membantu kemajuan IPTEK.
2. Dampak Negatif
➢ Westernisasi melahirkan sekularisasi.
Sekularisasi adalah mengasingkan agama dari kehidupan bermasyarakat dan
bernegara. Dengan ide ini masyarakat dicegah untuk melibatkan peran dan fungsi
agama dalam mengatur urusan-urusan politik.
➢ Westernisasi memunculkan demokratisasi dan liberalisasi.
Kedua paham tersebut berasal dari dunia barat, dengan adanya westernisasi secara
tidak langsung paham tersebut mempengaruhi pola dan pikiran kita dalam dunia
pemerintahan maupun perekonomian.
➢ Hilangnya tradisi dan budaya asli.
Dengan adanya westernisasi orang lebih banyak menghambakan kebudayaan-
kebudayaan asing daripada kebudayaan sendiri.Dapat mengakibatkan turunnya moral
penduduk suatu negara yang terkena dampak westernisasi. Misalnya, dunia malam
membuat bangsa indonesia terjebak dalam hal-hal yang bersifat negatif dan tidak
sesuai dengan etika negara indonesia.
➢ Keteraturan Sosial Terancam
Berkembangnya westernisasi dalam masyarakat akan menjadi kerusakan dalam
keteraturan sosial, kondisi ini sangat dipengaruhi pada keadaan yang berbeda dalam
kehidupan masyarakat. Banyak penyimpangan yang tidak sesuai pada akhirnya akan
menjadikan keteraturan sosial terancam.
➢ Pola interaksi sosial berubah
Selain dalam merusak keteraturan sosial dalam masyarakat, westernisasi juga akan
mempercepat pola interaksi sosial yang ada. Interaksi sosial akan bergerak searah
dengan perkembangan dan kemajuan akibat westernisasi, akibatnya norma serta nilai
yang dijalankan tidak sesuai dengan hakekathidup masyarakat Indonesia.
➢ Globalisasi menjadi tidak aman
Terjadi proses globalisasi yang tidak aman. Hal ini di dasari pada pengertian
globalisasi itu sendiri yang aka nada dalam kehidupan masyarakat sebagai proses
ekonomi dan sosial. Keadaan ini tentu saja akibat westernisasi bentuk akulturasi serta
asimilasi akan sulit di kendalikan
15
2.2.5. Faktor pendorong westernisasi
1. Kekalahan Pasukan salib Pasukan salib telah menderita kekalahan berulang kali setelah
perang Hiththin. Orang-orang Turki Osmani menaklukan ibukota Bizantium dan pusat
gereja mereka pada tahun 1453 M. kemudian kota tersebut dijadikan ibu kota Turki dan
namanya diubah menjadi Istambul, yakni Dar al-Islam (Negara Islam). Selain itu
pasukan Islam Turki dapat sampai ke Eropa dan menggempur Wina pada tahun 1529 M.
penggempuran ini berlangsung sampai tahun 1683 M. semua itu diawali dengan jatuhnya
Andalusia yang dijadikan pusat pemerintahan dinasti Umawiyah. Peristiwa-peristiwa
tersebut mendorong munculnya westernisasi sebagai upaya menebus kekalahan yang
mereka derita selama itu.
2. Keinginan bangsa Barat untuk menguasai dunia Melalui westernisasi ini dunia barat
mecoba mempengaruhi hampir semua manusia untuk mengikuti kebudayaanya. Hal ini
dilakukan supaya tidak ada kebudayaan lain yang mempunyai karakteristik dan keunikan
tersendiri yang dapat menandingi bangsa barat oleh karena itu di bentuklah westernisasi.
16
2.2.8. Pola dan Media Westernisasi.
Proses westernisasi tidak terjadi begitu saja. Ada banyak media dan pola
penyebarannya, misalnya melalui media pemegang kekuasaan suatu negara, majalah, televisi,
wisata, teknologi, dan lain sebagainya.
Selain teknologi, proses westernisasi juga dapat terjadi secara besar-besaran ketika
pemerintah suatu negara mengeluarkan kebijakan yang berisi doktrin mendukung
westernisasi. Hal tersebut terjadi di negara Jepang, yaitu pada masa kekaisaran Meiji dimana
Pangeran Yorihito Higashifushimi yang merupakan salah satu pemimpin Jepang pada waktu
itu melakukan westernisasi melalui gaya berpakaian.
Modernisasi dan westernisasi dapat dikenali perbedaannya melalui empat aspek, yaitu
pihak yang membutuhkan, keterkaitan dengan nilai agama dan budaya pribumi, esensi
perubahan, dan proses perkembangan. Berikut penjelasan lengkapnya.
17
❖ Esensi perubahan
❖ Proses perkembangan
Kemajuan suatu Negara dalam segala hal tentunya tak terlepas dari arus modernisasi.
Pemanfaatan iptek, semangat dan etos kerja Barat yang dinilai punya karakteristik lebih baik
harus menjadi inpirasi di dalam bekerja, harus diimplementasikan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Namun, kita bangsa Indonesia tetap harus menjunjung nilai-nilai
pancasila. Pham westernisasi yang kea rah sekularisme tentu tidak pas diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Kita tetap harus mengedepankan nilai-nilai kearifan local, tradisi, adat
istiadat dan tidak mentah –mentah menerima budaya barat. Tingkat respon penerimaan
budaya Barat yang bangga dengan budaya Indonesia tiak serta merta demikian. Kita juga
harus bias menerima budaya baratyang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.
18
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
19
3.2. Saran
Modernisasi dan Westernisasi memang perlu untuk kemajuan suatu wilayah, daerah,
bahkan suatu negara. Namun kita harus menanggapi modernisasi dengan bijak agar kita tidak
terjerumus ke dalam dampak-dampak atau gejala yang merugikan yang akan ditimbulkan
oleh Modernisasi dan Westernisasi. Bak dua sisi mata uang yang berbeda, disamping ada
dampak positif dari modernisasi dan westernisasi yang akan menguntungkan kita, ada juga
dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh modernisasi dan Westernisasi yang pastikan
akan mengganggu, serta merugikan kita.
Karena itu, menurut kami masyarakat hendaknya lebih selektif dalam menyaring kebudayan
modernisasi ini. Apa lagi budaya kebarat-baratan, sebagai negara yang sebagian besar
penduduknya beragama islam, hendaknya masyarakat tidak menganut budaya barat yang
tidak sesuai dengan syariat agama.
Pemerintah juga berperan penting dalam pemerataan modernisasi. Karena akan ada
banyak masalah yang ditimbulkan , misalnya karena pola hidup masyarakat yang konsumtif,
kita harus mengimpor barang untuk memenuhi permintaaan pasar dala negeri, sedangkan
daya ekspor kia rendah, hal ini kan sangat merugikan pelaku pasar di dalam negeri, seperti
kentang yang pemerintah impor, akan merugikan petani kentang karena harga kentang lokal
akan turun karena banyaknya kentang dipasaran. ini tugas kita bersama dan juga pemerintah
yang harus lebih memperhatikan rakyat kecil. Kita juga harus lebih mencintai produk-produk
dalam negeri. Jika kerugian akan terus menerus melanda pelaku pasar dalam negeri, maka
akan banyak pelaku pasar yang gulung tikar, banyak pekerja yang akan menganggur, ini akan
menimbulkan kriminalitas. Maka dari itu para pelaku pasar diminta untuk lebih kreatif dalam
menciptakan dan memasarakan produk dan jasa dalam negeri di nasional maupuun dikancah
internasional.
Agar kebudayaan Indonesia dan kebudayaan asing dapat bekesinbungan dengan baik,
yakni tanpa merusak nilai-nilai kebudayaan Indonesia, maka bangsa Indonesia sendiri harus
benar-benar pintar dalam menyikapi dan menyeleksi budaya asing yang masuk ke Indonesia.
Masyarakat juga tidak seharusnya bersikap individualistik. Karena kita hidup bermasyarakat
dan kita adalah mahluk sosial yang saling membutuhkan, kita harus memiliki rasa kepedulian
terhadap sesama.Sebagai warga Negara Indonesia hendaknya kita tidak melupakan budaya
asli kita walaupun kita menyukai atau meras budaya barat lebih modern,budaya Indonesia
juga tidak kalah dengan budaya barat. Indonesia memiliki banyak hasil karya seperti: batik,
lagu-lagu daerah, bahasa daerah dan lain-lain. Kita juga perlu menerapkan upaya-upaya
pencegahan dari dari dampak negatif modernisasi dan westernisasi supaya tidak ada
penyesalan dikemudian hari.
20
Daftar Pustaka
http://hasanbasrialkanjiyany.blogspot.com/2014/10/makalah-modernisasi.html
http://evanursaadah.blogspot.com/2013/09/makalah-modernisasi.html
http://ilhamaulani.blogspot.com/2015/04/makalah-teori-modernisasi.html
http://fpribadi45.blogspot.com/2014/01/persamaan-westernisasi-dengan.html
http://ruanasagita.blogspot.com/2018/09/6-faktor-penyebab-westernisasi.html
https://materiips.com/perbedaan-modernisasi-dan-westernisasi
https://www.maxmanroe.com/vid/sosial/pengertian-westernisasi.html
Surbakti, K., & Si, M. (2019). KAJIAN MENGENAI PENTINGNYA BASIS DATA BAGI
SEKOLAH SAAT INI. JURNAL CURERE, 2(2).
Surbakti, K. (2018). FOSTERING OF FEMALE PRISONERS IN TANJUNG GUSTA
PENITENTIARY OF MEDAN. PROCEEDING: THE DREAM OF MILLENIAL
GENERATION TO GROW, 216-225.
21