Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

STUDI ISLAM DENGAN PENDEKATAN TEOLOGIS NORMATIF


Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah : Metodologi Studi Islam
Dosen Pengampu : Murniati, S.Sos.I., M.S.I

Disusun oleh Kelompok : 6


Arini Mayang Fauni (181420000230)
Putri Widyasari (181420000291)
Ila Safila Melenia (181420000311)
M. Miftakhul Umam (191420000418)

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARI’AH


FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA’ JEPARA
TAHUN 2019

i
KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum Wr. Wb

Dengan mengucapkan alhamdulillahirabbil „alamin, kami menympikan


rasa syukur kehadirat Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan rahmat-Nya
kepada umat manusia sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini, walaupun
dalam penulisan makalah ini kami menemui kesulitan tetapi masih dapat kami
atasi dengan baik. Pada makalah ini kami akan memaparkan tentang “Studi Islam
dengan Pendekatan Teologis Normatif”.
Dalam penyusunan makalah ini kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah kami.
Khususnya kepada Murniati S.Sos.I., M.S.I selaku dosen pengampu yang telah
membimbing dalam pembuatan makalah ini. Semoga Allah senantiasa mencatat
semua amal ini sebagai ibadah. Amin.
Akhir kata, kami mengetahui dalam penyusunan makalat ini masih jauh
dari kata sempurna, baik dalam materi maupun dalam proses penyusunannya.
Namun demikian, kami telah berusaha sebaik mungkin dengan segala kemampuan
dan pengetahuan yang kami miliki makalah ini dapat kami selesaikan. Oleh
karenanya, kami dengan rendah hati dan sangat terbuka menerima saran, masukan
dan usul yang bersifat membangun guna kesempurnaan makalah ini.

Wassalamu‟alaikum Wr. Wb
Jepara, 21 November 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

COVER .................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 1
1.3 Tujuan Masalah ............................................................................................. 1
BAB II ..................................................................................................................... 2
2.1 Pentingnya Pendekatan dalam Memahami Agama ....................................... 2
2.2 Pendekatan Teologis Normatif dalam Memahami Agama ........................... 3
BAB III ................................................................................................................... 6
3.1 Simpulan ........................................................................................................ 6
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Islam merupakan agama universal yang mencakup seluruh aspek
kehidupan manusia. Dalam Islam, semua yang menyangkut tentang
kehidupan manusia dipenuhi secara lengkap. Semua diarahkan agar
manusia dapat menjalani kehidupan yang lebih baik dan manusiawi sesuai
dengan kodrat kemanusiaannya. Jika semua itu dilakukan, maka akan
selamat dalam kehidupan dunia dan akhirat. Sebagai sebuh sistem, Islam
mempunyai sumber ajaran yang lengkap yakni al-Qur‟an dan Hadits. al-
Qur‟an dipandang sebagai sumber hukum yang pertama dan Hadits
sebagai sumber hukum yang kedua.
Ketika al-Qur‟an dan hadits dipahami dan dijadikan sebagai
sumber kajian, maka muncullah penafsiran, pemahaman dan pemikiran.
Demikian juga lahirlah nernagai jenis ilmu Islam yang selanjutnya disebut
“Dirasah Islamiyyah atau Studi Islam”. Untuk memahami al-Qur‟an dan
hadits sebagai sumber ajaran Islam, maka diperlukan berbagai pendekatan
metodologi pemahaman Islam yang tepat, akurat dan responsibel. Dengan
demikian, diharapkan Islam sebagai sebuah sistem ajaran yang bersumber
pada al-Qur‟an dan hadits dapat difahami secara komprehensif.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pentingnya pendekatan dalam memahami agama?
2. Bagaimana studi Islam berdasarkan pendekatan teologis normatif?
1.3 Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pentingnya pendekatan dalam memahami
agama.
2. Untuk mengetahui pendekatan studi islam secara teologis normatif.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pentingnya Pendekatan dalam Memahami Agama


Seiring dengan perkembangan zaman yang selalu berubah dan
disertai dengan munculnya berbagai persoalan baru dalam kehidupan
manusia oleh karena itu, berbagai pendekatan dalam memahami agami
yang bersumber dari al-Qur‟an dan Hadits memiliki peran yang strategis.
Saat ini kehadiran agama dituntut agar terlibat secara aktif dalam
memecahkan permasalahan umat manusia.1
Harapan dan tuntutan terhadap agama dapat dijawab manakala
pemahaman agama yang selama ini menggunakan pendekatan teologis
normatif dilengkapi dengan pemahaman agama yang menggunakan
pendekatan lain yang secara operasional konseptual dapat memberikan
jawaban terhadap masalah yang timbul. Studi agama pada akhir-akhir ini
mengalami perkembangan yang sangt pesat seiring beragamnya objek
kajian dan metode kajiannya. Sebagai objek kajian, Islam dapat
diposisikan sebagai doktrin realitas sosial atai fakta sosial. Kajian yang
memposisikan agama sebagai doktrin menggunakan pendekatan teologis
(normatif), sedangkan kajian yang memposisikan agama sebagai realitas
sosial lebih tepat menggunakan pendekatan ilmu-ilmu sosial.2
Dalam memahami Islam banyak pendekatan yang digunakan
meliputi pendekatan teologis normatif, atnropologis, sosiologis historis,
kebudayaan dan filosofis. Sedangkan arti pendekatan di sini adalah cara
pandang atau paradigma yang terdapat dalam suatu bidang ilmu yang
selanjutnya digunakan dalam memahami agama.3
Dari uraian di atas, pendekatan dalam memahami agama sangat
diperlukan, karena melalui pendekatan tersebut penganut agama dapat

1
Supiana, Metodologi Studi Islam, Jakarta : Subdit Kelembagaaan Direktorat Pendidikan
Tingggi Islam Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama RI 2012, hlm. 76
2
Ibid., hlm. 77
3
Ibid., hlm. 78

2
merasakan kehadiran agama secara fungsional. Sebaliknya tanpa
mengetahui pendekatan tersebut, maka tidak mustahil agama menjadi sulit
dipahami atau disalah pahami oleh masyarakat, tidak fungsional dan
akhirnya masyarakat mencari pemecahan masalah kepada selain agama
dan hal ini tidak boleh terjadi.

2.2 Pendekatan Teologis Normatif dalam Memahami Agama


Teologis memiliki arti tentang hal yang berkaitan dengan aspek
ketuhanan. Sedangkan secara sederhana normatif diartikan sebagai hal
yang mengikuti aturan atau norma tertentu.4
Sesuai dengan istilahnya, kata “normatif” berasal dari bahasa
Inggris, norm, yang berarti norma, ajaran, acuan, ketentuan tentang
masalah yang baik dan buruk, yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh
dilakukan. Dalam hubungan ini kata norma erat hubungannya dengan
akhlak, yaitu perbuatan yang muncul dengan mudah dari kesadaran jiwa
yang bersih dan dilakukan atas kemauan sendiri, bukan berpura-pura dan
bukan pula paksaan. Selanjutnya karena akhlak, merupakan inti dari
agama, bahkan inti ajaran al-Qur‟an, maka norma sering diartikan pula
agama. karena agama tersebut berasal dari Allah, dan sesuatu yang berasal
dari Allah pasti benar adanya, maka norma tersebut juga diyakini pasti
benar adanya, tidak boleh dilanggar dan wajib dilaksanakan.5
Abudin Nata mengemukakan, pendekatan normatif adalah sebuah
upaya memahami dan mengenali wajah Islam dengan memandang Islam
dari segi ajarannya yang pokok dan asli dari Tuhan yang di dalamnya
belum terdapat penalaran manusia.6
Menurut Amin Abdullah normatif itu sangat dekat dengan teologi,
hal mana pasti akan mengarah pada agama tertentu. Loyalitas terhadap

4
Ibid., Hlm. 79
5
Andi Eka Putra, Al-Adyan : Sketsa Pemikiran Keagamaan dalam Perspektif Normatif,
Historis Dan Sosial-Ekonomi, UIN Raden Intan Lampung 2017, hlm. 210
6
Arif Shaifudin, El-Wasathiya : Memaknai Islam dengan Pendekatan Normatif, STAINU
Madiun 2017, hlm. 3

3
kelompok sendiri, komitmen dan dedikasi yang tinggi serta penggunaan
bahasa yang subyektif, yakni bahasa sebagai pelaku, bukan sebagai
pengamat adalah merupakan ciri yang melekat pada bentuk pemikiran
teologis. Selain itu Mukti Ali juga mengemukakan bahwa memahami
agama dengan pendekatan normatif sebenarnya tidak menjadi masalah,
karena pendekatan dari suatu agama terhadap sesuatu masalah memang
bersifat normatif, dilihat dan dinilai dari segi doktrin agama. Akan tetapi
dalam hal perkembangan dalam pemahaman ajaran-ajaran agama di sini
akan terlihat gejala kemandekannya.7
Dalam Islam sendiri terdapat teologi tradisional seperti teologi
Mu‟tazilah, Teologi Asy‟ariyah dan Maturidiyah. Dan sebelumnya
terdapat juga teologi Khawarij dan Murji‟ah. Menurut Sayyed Husein Nasr
dalam era kontemporer ini terdapat 4 corak (prototype) pemikiran
keagamaan Islam, yaitu pemikiran keagamaan fundamentalis, modernis,
misianis dan tradisionalis.8
Dari pemikiran tersebut di atas, dapat diketahui bahwa pendekatan
teologi dalam pemahaman keagamaan adalah pendekatan yang
menekankan pada bentuk forma atau simbol-simbol keagamaan, yang
masing-masing bentuk forma atau simbolsimbol keagamaan tersebut
mengklaim dirinya sebagai yang paling benar, sedangkan pemahaman
yang lainnya dianggap sebagai salah. Aliran teologi yang satu, begitu
yakin dan fanatik bahwa pahamnyalah yang benar, sedangkan paham
lainnya salah, sehingga memandang bahwa paham orang lain itu keliru,
sesat, kafir, murtad dan seterusnya. Demikian pula paham yang dituduh
keliru, sesat dan kafir itupun menyebut paham atau pendapat dirinyalah
yang benar dan menuduh kepada lawannya sebagai yang sesat, kafir,
bahkan paham itu berakhir dengan kesimpulan harus dimusnahkan.9
Jika dipaahami uraian tersebut di atas, maka terlihat bahwa
pendekatan teologi dalam memahami agama cenderung bersikap tertutup,
7
Ibid., hlm. 5
8
Supiana., Op. Cit., hlm. 80
9
Loc. Cit., 80

4
tidak ada dialog, parsial, saling menyalahkan, saling mengkafirkan, yang
pada akhirnya terjadi pengkotak-kotakan umat, tidak ada kerja sama dan
tidak terlihat adanya kepedulian sosial. Dengan pendekatan demikian,
maka agama cenderung hanya merupakan keyakinan dan pembentuk sikap
keras dan dampak sosial yang kurang baik. Melalui pendekatan teologi ini
agama menjadi buta terhadap masalah-masalah sosial dan cenderung
menjadi lambang identitas yang tidak memiliki makna.10
Pendekatan teologis ini erat kaitannya dengan pendekatan
normatif, yaitu suatu pendekatan yang memandang agama dari segi
ajarannya yang pokok dan asli dari Tuhan yang di dalamnya belum
terdapat penalaran pemikiran manusia. Dalam pendekatan teologis ini
agama dilihat sebagai suatu kebenaran mutlak dari Tuhan, tidak ada
kekurangan sedikitpun dan nampak bersikap ideal.
Dalam kaitan ini agama tampil sangat prima dengan seperangkat
cirinya yang khas. Untuk agama Islam misalnya, secara normatif pasti
benar, menjunjung nilai-nilai luhur. Untuk bidang sosial agama tampil
menawarkan nilai-nilai kemanusiaan, kebersamaan, kesetiakawanan,
tolong-menolong, tenggang rasa, persamaan derajat dan sebagainya. Untuk
bidang ekonomi agama tampil menawarkan keadilan, kebersamaan,
kejujurandan saling menguntungkan. Untuk bidang ilmu pengetahuan,
agama tampil mendorong pemeluknya agar memiliki ilmu pengetahuan
dan teknologi yang setinggi-tingginya, menguasai keterampilan, keahlian
dan sebagainya. Demi kian pula untuk bidang bidang lain, seperti
pendidikan, kesehatan, lingkungan hidup, kebudayaan, politik dan
sebagainya agama tampil sangat ideal dan dibangun berdasarkan dalil-dalil
tekstual yang terdapat dalam ajaran agama.

10
Ibid., hlm. 83

5
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Dalam memahami kajian Islam diperlukan pendekatan-pendekatan,
karena karena melalui pendekatan tersebut penganut agama dapat
merasakan kehadiran agama secara fungsional. Sebaliknya tanpa
mengetahui pendekatan tersebut, maka tidak mustahil agama menjadi sulit
dipahami atau disalah pahami oleh masyarakat, tidak fungsional dan
akhirnya masyarakat mencari pemecahan masalah kepada selain agama
dan hal ini tidak boleh terjadi.
Dalam pendekatan teologis normatif, teologis merupakan hal yang
berkaitan dengan masalah ketuhanan sedangkan normatif diartikan sebagai
hal yang mengikuti aturan atau norma tertentu. Pendekatan normatif
adalah sebuah upaya memahami dan mengenali wajah Islam dengan
memandang Islam dari segi ajarannya yang pokok dan asli dari Tuhan
yang di dalamnya belum terdapat penalaran manusia. Sedangkan teologis
adalah pendekatan yang menekankan pada bentuk forma atau simbol-
simbol keagamaan, yang masing-masing bentuk forma atau simbol-simbol
keagamaan tersebut mengklaim dirinya sebagai yang paling benar,
sedangkan pemahaman yang lainnya dianggap sebagai salah. Kekurangan
pendekatan teologis antara lain bersifat eksklusif-dogmatis, tidak mau
mengakui agama lain dan sebagainya. Kekurangan ini dapat diatasi dengan
cara melengkapinya dengan pendekatan sosiologis dan pendekatan
lainnya.
Kelebihan pendekatan teologis normatif adalah seseorang memiliki
sikap militansi dalam beragama, yakni berpegang teguh kepada yang
diyakininya sebagai yang benar tanpa memandang dan meremehkan
agama lainnya. Alangkah baiknya umat Islam tidak hanya memahami
Islam melalui pendekatan teologis saja, agar pemahaman tentang Islam
menjadi integral, universal, dan komprehensif.

6
DAFTAR PUSTAKA

Supiana. 2012. Metodologi Studi Islam. Jakarta : Subdit Kelembagaaan


Direktorat Pendidikan Tingggi Islam Direktorat Jenderal Pendidikan Islam,
Kementerian Agama RI
Putra, Andi Eka. 2017. Al-Adyan : Sketsa Pemikiran Keagamaan dalam
Perspektif Normatif, Historis Dan Sosial-Ekonomi. Lampung : Universitas Islam
Negeri Raden Intan Lampung.
Shaifudin, Arif. 2017. El Wasathiya : Memaknai Islam dengan
Pendekatan Normatif. Madiun : Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama
Madiun.

Anda mungkin juga menyukai