Anda di halaman 1dari 14

PENGERTIAN, PRINSIP, DAN MANFAAT MEMPELAJARI

MANAJEMEN PERS DAKWAH

Disusun Untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Manajemen Pers Dakwah

Disusun Oleh : Kelompok 1

Dea Anggraini : 2020504037

Mela Saputri : 2020504041

Elsa Putri Pratama : 2020504059

Dosen Pengampu : Ratih Rahmasari, M.Pd.

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH


PALEMBANG

2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt, atas berkat rahmat dan karunia-Nya kami
dapat menyelesaikan penyusunan tugas Manajemen Pers Dakwah tentang Pengertian, prinsip,
dan manfaat mempelajari manajemen pers dakwah .

Tugas mata kuliah Manajemen Pers Dakwah dalam karya ilmiah ini kami buat agar dapat
memenuhi salah satu tugas pada semester 4. Tujuan lain penyusunan tugas ini adalah agar
pembaca dapat memahami dan mengetahui tentang Pengertian, prinsip, dan manfaat
mempelajari manajemen pers dakwah dalam karya ilmiah sebagaimana yang tertulis dalam
makalah ini.

Materi ini kami sajikan dengan bahasa yang sederhana dan menggunakan bahasa pada
umumnya agar dapat dipahami oleh pembaca.Kami menyadari bahwa makalah ini mungkin
terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca.

Akhir kata kami mengucapkan terima kasih, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.

Palembang, 25 Februari 2022

Kelompok 1

2
DAFTAR ISI
Cover
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
1.1 Latar belakang..............................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................................................5
BAB II.......................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.......................................................................................................................6
2.1 Pengertian Manajemen Pers Dakwah........................................................................6
2.2 Prinsip Manajemen Pers Dakwah..............................................................................7
2.3 Manfaat Mempelajari Manajemen Pers Dakwah...................................................10
BAB III....................................................................................................................................13
PENUTUP...............................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................14

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Di tengah perkembangan dan pembangunan sektor komunikasi yang menggembirakan
sekarang ini, ajakan pemikiran untuk mengembangkan dakwah dengan mengerling ke pers
tentu saja merupakan langkah-langkah yang tepat dan bijak, terlebih-lebih bila dikaitkan
dengan peranan, fungsi dan kerja pers sebagai agen pembaharuan dalam membangun
masyarakat Indonesia seutuhnya. Sekarang sudah saatnya para pemikir, pakar, muballigh,
ulama dan pemuka Islam lainnya memanfaatkan serta mempergunakan peluang maupun
pengaruh yang dimiliki pers tersebut guna meningkatkan dakwah demi siar Islam di samping
mewujudkan masyarakat yang bertakwa kepada Tuhan.

Akan tetapi, berdakwah lewat pers tentunya memiliki teori atau cara-cara tersendiri
yang sangat berkaitan dengan metode-metode jurnalistik yang ada dalam kaidah-kaidah ilmu
komunikasi massa tanpa mengecilkan peran dakwah lainnya. Berdakwah di koran atau di
media pers lainnya memang tidak semudah berdakwah di forum pertemuan.

Pesatnya dunia pers, dewasa ini memilih atau menjadikan pers sebagai sarana dakwah
yang efektif merupakan pilihan yang positif. Meskipun masih ada yang meragukan beberapa
jauh jangkauan pers, namun setidaknya bagi masyarakata kota, peranan dan kemauan pers
dalam menciptakan terjadinya perubahan atau perombakan tata kehidupan masyarakat tidak
perlu diragukan lagi. Perkembangan dakwah sebenarnya ditentukan oleh kerja sama yang
baik dari semua pihak (terutama dalam menghadapi era globalisasi informasi dan
keterbukaan saat ini) dalam adaptasi misalnya, menggunakan sarana canggih serta memanfaat
manajemen dan teknologi modern yang ada. Kerja sama yang ideal, pada hakikatnya adalah
bentuik-bentuk hubungan juru dakwah, yang mana di satu pihak sebagai penyampai pesan-
pesan kebenaran Islam, dengan wartawan di lain pihak sebagai pengelola media cetak,
sehingga interaksi posistif juru dakwah dengan umatnya dapat terjalin dengan optimal.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian manajemen pers dakwah ?
2. Bagaimana prinsip-prinsip manajemen pers dakwah ?
3. Apa saja manfaat mempelajari manajemen pers dakwah ?

4
1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian manajemen pers dakwah.


2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip manajemen pers dakwah.
3. Untuk mengetahui manfaat mempelajari manajemen pers dakwah.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Manajemen Pers Dakwah


Manajemen (management) secara harfiyah artinya mengatur atau mengelola.
Manajemen disebut sebagai instrumen yang sangat menentukan dalam proses pencapaian
tujuan suatu organisasi. Hal ini terlihat dalam definisi yang dikemukakan oleh George R.
Terry (2005: 1) bahwa manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan
bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional
atau maksud-maksud yang nyata. Perspektif terbaru dalam perkembangan teori manajemen
menjadikan manusia sebagai faktor utama dan penentu tercapainya tujuan organisasi. Malayu
S. P. Hasibuan dalam bukunya berjudul Manajemen Sumber Daya Manusia, menjelaskan
bahwa manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia
dan sumber-sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan
tertentu. Sumber daya yang dimaksud disebutnya dengan enam unsur (6 M) yaitu: Men,
Money, Method, Materials, Machines, dan Market (2010: 9).

Pers adalah lembaga penerbitan media massa cetak, seperti suratkabar, tabloid,
majalah dan buku. Dalam bahasa Inggris, pers (press) berarti mesin pencetak, mencetak,
orang-orang yang terlibat dalam kepenulisan atau produksi berita, menekan, dan sebagainya.
Manajemen pers adalah proses pengelolaan berupa koordinasi unsur-unsur terkait dalam
penerbitan pers (media massa, utamanya media cetak). Pembahasan manajemen pers di
bawah ini mengacu pada konsep fungsi manajemen dari Henry Fayol, yaitu Planning,
Organizing, Acting,dan Controlling (POAC).

Planning artinya perencanaan, yakni penyusunan atau penetapan tujuan danaturan.


Organizing artinya pengorganisasian berupa pembentukan bagian-bagian, pembagian tugas,
atau pengelompokkan kerja. Acting artinya pelaksanaan rencana. Controling adalah
pengawasan dan evaluasi hasil kerja.

Sedangkan pengertian Pers Menurut UU No.40 Tahun 1999, pers adalah lembaga dan
wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik yang meliputi mencari,
memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam
bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk

6
lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala jenis saluran yang
tersedia.

Sementara pengertian Pers Menurut UU No. 11 Tahun 1966 Tentang ketentuan pokok
pers menyatakan bahwa pers adalah lembaga kemasyarakatan sebagai alat revolusi yang
mempunyai karya sebagai salah satu media komunikasi massa yang bersifat umum berupa
penerbitan yang teratur waktu terbitnya, diperlengkapi atau tidak diperlengkapi dengan alat-
alat milik sendiri berupa percetakan alat-alat foto, klise, mesin-mesin stensil, atau alat-alat
teknik lainnya. Selanjutnya, pengertian Pers Menurut Ensiklopedi Pers Indonesia
menyebutkan bahwa istilah pers merupakan sebutan bagi penerbit/ perusahaan/ kalangan
yang berkaitan dengan media masa atau wartawan.

Sementara menurut Leksikan Komunikasi, pers berarti: usaha percetakan dan


penerbitan; usaha pengumpulan dan penyiaran berita; penyiaran berita melalui surat kabar
dan majalah (dalam arti sempit) dan pers dalam arti luas yang menyangkut media masa (surat
kabar, radio, ember dan film); orang yang bergerak dalam penyiaran berita; media penyiaran
dan berita yakni surat kabar,majalah, radio dan televisi.

Jika pers dipahami sebagai lembaga atau organisasi yang mewadahi sekelompok
orang yang menjalankan suatu kegiatan tertentu, maka jurnalistik merupakan bagian yang
tidak dapat dipisahkan dengan per situ sendiri.

Dakwah sendiri ialah Upaya mengajak: Kegiatan mengajak, mendorong dan


memotivasi, orang lain untuk meniti dan berjuang ke jalan Allah.

Jadi, Manajemen pers dakwah sendiri ialah Proses atau kerangka kerja sebuah pers
(media masa ,cetak ,maupun elektronik) terkait dengan metode dakwah dalam rangka
memanfaatkan dakwah melalui pers sehingga dakwah yang dicapai lebih efektif dan tepat
sasaran. Memasuki zaman global seperti saat sekarang ini, pola dakwah bit at-Tadwin
(dakwah melalui tulisan) baik dengan menerbitkan kitab-kitab, buku, majalah, internet,
koran, dan tulisan-tulisan yang mengandung pesan dakwah sangat penting dan efektif.

2.2 Prinsip Manajemen Pers Dakwah


Apabila dakwah sebagai sarana penyiaran ajaran Islam di tengah-tengah kehidupan
manusia, maka dalam pelaksanaannya tidak bisa hanya dengan mengandalkan secara orang
perseorangan tetapi hendaknya dilakukan melalui kerjasama dalam organisasi modern dengan

7
mengikuti prinsip-prinsip manajemen yang baik agar lebih mudah tercapai sesuai dengan
hasil yang diharapkan.1

Prinsip-prinsip Manajemen Pers Dakwah yang biasa disebut ‘amaliyyah al-


iddâriyyah tersebut merupakan sebuah kesatuan yang utuh yang terdiri dari; takhthîth
(perencanaan strategi), thanzhîm (pengorganisasian), tawjîh (penggerakan), riqâbah
(pengawasan atau evaluasi).2 Adapun penjabarannya dapat disimak berikut ini:

Pertama, Takhthîth (perencanaan strategi).

Takhthîth (perencanaan strategi) dakwah adalah proses perencanaan tugas,


mengelompokkan tugas, menghimpun dan menempatkan tenaga-tenaga pelaksana dalam
kelompok–kelompok tugas dan kemudian menggerakkan ke arah pencapaian tujuan
jurnalistik dakwah.
Takhthîth (perencanaan strategi), merupakan perpaduan dari perencanaan (planning)
dan management dakwah untuk mencapai suatu tujuan. Di dalam mencapai tujuan tersebut
strategi dakwah harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara tekhnik (taktik)
harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu
bergantung pada situasi dan kondisi. Untuk mantapnya strategi dakwah, maka segala
sesuatunya harus dipertautkan dengan komponen-komponen yang merupakan jawaban
terhadap pertanyaan dalam rumus Lasswell, yaitu:
▪ Who? (Siapa da'i atau penyampai pesan dakwahnya?)
▪ Says What? (Pesan apa yang disampaikan?)
▪ In Which Channel? (Media apa yang digunakan?)
▪ To Whom? (Siapa Mad'unya atau pendengarnya?)
▪ With what Effect? (Efek apa yang diharapkan?).3

Kedua, Thanzhîm (pengorganisasian)

Istilah thanzhîm (pengorganisasian) mempunyai dua pengertian. Pertama organisasi


diartikan sebagai lembaga atau kelompok fungsional, misalnya sebuah perusahaan atau
sebuah perkumpulan. Kedua merujuk pada proses pengorganisasian yaitu bagaimana
pekerjaan diatur dan dialokasikan diantara para anggota, sehingga tujuan organisasi itu dapat

1
Mahmuddin, Manajemen Dakwah Dasar: Proses, Model, Pelatihan dan Penerapannya. Cet. I; (Samata-Gowa:
Alauddin University Press, 2011), h. 18
2
Akrim Ridha, Menjadi Pribadi Sukses; Panduan Melejitkan Potensi Diri. (Bandung: Syamil Cipta Media, 2002),
h. 60. Lih. Juga M. Munir & Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah. Cet. II; (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2006), h. xiv dan 93.
3
Tata Sukayat, Quantum Dakwah. Cet. I; (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009), h. 16.

8
tercapai secara efektif dengan batas-batas yang pasti. 4 Substansi ini merupakan tahap yang
dimana segala anggota penyelenggara acara berkumpul bersama dan saling bekerja sama
dengan harapan tujuan jurnalistik dakwah tersebut bisa sukses. Meminjam istilah
Mahmuddin, “Yang penting memiliki kejelasan aktifitas, tujuan & misi”.5

Dengan demikian maka tujuan organisasi dakwah adalah kegiatan dan upaya bersama
untuk mengaktualisasikan nilai-nilai dalam ajaran Islam dalam bentuk amar makruf nahi
munkar dan ‘amal sholeh dalam kehidupan sehari-hari, baik secara pribadi, keluarga dan
masyarakat, sehingga mewujudkan ummat yang baik, sejahtera lahir batin dan bahagia dunia
akhirat. Tujuan organisasi dakwah sebagaimana dirumuskan di atas merupakan tujuan primer
atau tujuan akhir.

Adapun tujuan sekunder (tujuan perantara) dapat dirumuskan secara lebih teknis,
operasional dan terukur, di samping juga harus disesuaikan dengan bidang dan
permasalahannya.

Ketiga, Tawjîh (penggerakan)

Tawjîh (Penggerakan dakwah) adalah suatu proses pemberian motivasi, pengarahan


dan bimbingan oleh para pelaksana dakwah, penggerakan komunikasi dan organisasi serta
penerapan dan pengembangan kepemimpinan dakwah. Esensi Tawjîh (Penggerakan dakwah)
di sini adalah untuk membentuk pendapat umum yang sehat, atau public opini. Dengan selalu
adanya penggerakan dakwah, maka terdapatlah masyarakat yang sehat.6

Langkah-langkah Penggerakan Dakwah mempunyai beberapa karakteristik, meliputi:

a) Saling mengingatkan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan keseharian
umat
b) Peduli dan saling memberdayakan (jasad & bunyân)
c) Mempunyai sikap bijaksana, tidak keras kepala, pemaaf, mempunyai dan
mengembangkan tradisi syûra dalam menyelesaikan berbagai masalah dan melibatkan
Allah akan memberikan yang terbaik.
d) Berjiwa ‘izzah (percaya diri) terhadap siapa pun, termasuk yang tidak seakidah.
e) Berpaham keagamaan moderat dan dapat memberikan keteladanan.7

4
R. Wayne Pace & Don F. Faules yang dialihbahasakan oleh Deddy Mulyana dengan judul Komunikasi
Organisasi; Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Cet. VI; (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h. 11.
5
Mahmuddin, Op. Cit., h. 18.
6
Fathul Bahri An-Nabiry, Meniti Jalan Dakwah; Bekal Perjuangan Para Da’i. Cet. I; (Jakarta: Amzah, 2008), h.
43.
7
Muhammad Alwi Uddin, Problematika Gerakan Dakwah Muhammadiyah di Sulawesi-Selatan. Cet. I; (Samata-

9
Jadi, penggerakan dakwah itu bisa disebut dengan nama lain

 Pemberian motivasi (Motivating)8


 Pembimbingan (Directing)
 Menjalin hubungan (Coordinating)
 Penyelenggaraan komunikasi (Communicating)

Keempat, Riqâbah (pengawasan atau evaluasi).

Riqâbah (pengawasan atau evaluasi) merupakan suatu proses pengumpulan data


menganalisis informasi tentang efektifitas dan dampak dari suatu tahap atau keseluruhan
program. Menurut Munir dan Wahyu, bahwa evaluasi dakwah adalah meningkatkan
pengertian manajerial dakwah dalam sebuah program formal yang mendorong para menejer
atau pemimpin dakwah untuk mengamati perilaku anggotanya, lewat pengamatan yang lebih
mendalam yang tidak dapat dihasilkan melalui saling pengertian diantara kedua belah pihak.9

Adapun prosedur riqâbah (pengawasan atau evaluasi) dakwah, yaitu10 :

1. Menetapkan standar atau tolak ukur


2. Rencana evaluasi
3. Mengumpulkan data
4. Menganalisis data
5. Menyajikan hasil analisis

2.3 Manfaat Mempelajari Manajemen Pers Dakwah


Guna dan manfaat manajemen pers dakwah, yaitu :

1. Penerapan dalam MPD akan menghasilkan pencapaian tujuan dakwah yang


memuaskan.
2. Penggunaan metode jurnalistik akan menghasilkan pengaruh yang bersifat massal
dan menarik perhatian masyarakatnya.
3. Tidak mustahil masyarakat madanipun akan terwujud
4. Bermamfaat bagi terwujudya umat manusia yang mencapai kebahagiaan dunia dan
kahirat.
Gowa: Alauddin University Press, 2013), h. 108.
8
Khatib Pahlawan Kayo, Manajemen Dakwah: Dari Dakwah Konfensional Menuju Dakwah Professional.
(Jakarta: Amzah, 2007), h. 66.
9
Muhammad Muinir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2009), 183.
10
http://tari-dakwah.blogspot.com/2010/06/evaluasi-dakwah.html

10
Fungsi Pers

Keberadaan pers tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan
negara terutama dalam era demokrasi seperti saat ini. Pers diharapkan memberikan kontribusi
yang positif dalam proses pembangunan bangsa pada segala aspek, seperti pembangunan
demokrasi yang berkualitas, pembangunan politik, dan seterusnya. Adapun fungsi pers secara
teori dapat diuraikan sebagai berikut: Pertama, pers sebagai media informasi. Media
informasi merupakan bagian dari fungsi pers dari dimensi idealisme. Informasi yang
disajikan pers merupakan berita-berita yang telah diseleksi dari berbagai berita yang masuk
kemeja redaksi, dari berbagai sumber yang dikumpulkan oleh para reporter di lapangan.
Menurut Pembinaan Idiil Pers, pers mengemban fungsi positif dalam mendukung mendukung
kemajuan masyarakat, mempunyai tanggung jawab menyebarluaskan informasi tentang
kemajuan dan keberhasilan pembangunan kepada masyarakat pembacanya. Dengan
demikian, diharapkan para pembaca pers akan tergugah dalam kemajuan dan keberhasilan
itu.

Kedua, pers sebagai media pendidikan. Dalam Pembinaan Idiil Pers disebutkan bahwa
pers harus dapat membantu pembinaan swadaya, merangsang prakarsa sehingga pelaksanaan
demokrasi Pancasila, peningkatan kehidupan spiritual dan kehidupan material benar-benar
dapat terwujud. Untuk memberikaninformasi yang mendidik itu, pers harus menyeimbangkan
arus informasi, menyampaikan fakta di lapangan secara objektif dan selektif. Objektif
artinyafakta disampaikan apa adanya tanpa dirubah sedikit pun oleh wartawan dan selektif
maksudnya hanya berita yang layak dan pantas saja yang disampaikan. Ada hal-hal yang
tidak layak diekspose ke masyarakat luas.

Ketiga, pers sebagai media entertainment. Dalam UU No. 40 Tahun 1999 pasal 3 ayat
1disebutkan bahwa salah satu fungsi pers adalah sebagai hiburan. Hiburan yang diberikan
pers semestinya tidak keluar dari koridor-koridor yang boleh dan tidak boleh dilampaui.
Hiburan yang sifatnya mendidik atau netral jelas diperbolehkan tetapi yang melanggar nilai-
nilai agama, moralitas, hak asasi seseorang, atau peraturan tidak diperbolehkan. Hiburan yang
diberikan pers kepada masyarakat yang dapat mendatangkan dampak negatif, terutama
apabila hiburan itu mengandung unsur-unsur terlarang seperti pornografi dan sebagainya
seharusnya dihindari.

Keempat, pers sebagai media kontrol sosial. Maksudnya pers sebagai alat kontrol
sosial adalah pers memaparkan peristiwa yang buruk, keadaan yang tidak pada tempatnya

11
dan yang menyalahi aturan, supaya peristiwa itu tidak terulang lagi dan kesadaran berbuat
baik serta mentaati peraturan semakin tinggi. Makanya, pers sebagai alat kontrol sosial bisa
disebut “penyampai berita buruk”. Pelaksanaan fungsi kontrol sosial pers mempunyai banyak
tujuan, antara lain: menjaga agar undang-undang yang telah dibuat oleh wakil-wakil rakyat
dijalankan sebaik-baiknya oleh semua pihak; melindungi hak asasi manusia dari tindakan
yang sewenang wenang seta melindungi kepentingan masyarakat; menjaga agar pemerintah
menjalankan tugasnya dengan baik dan mengabdi pada kepentingan rakyat; melakukan
koreksi apakah pemerintah dalam menempatkan pejabat-pejabta berdasarkan aspirasi rakyaat
dan berkualitas; melakukan control social secara organisatoris di dalam administrasi Negara
yang demokratis; mengoreksi keputusan-keputusan yang dibuat oleh badan Yudikatif;
melakukaan control terhadap tindakan yang dilakukan oleh baddan administrasi negara;
mewujudkan pemerintah yang bersih dan berwibawa; membantu tegaknya pemerintahan
berdasarkan hukum; mewujudkan terciptanya kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan,
baik material maupun spiritual.

Kelima, pers sebagai lembaga ekonomi. Beberapa pendapat mengatakan bahwa


sebagian besar surat kabar dan majalah di Indonesia memperlakukan pembacanya sebagai
pangsa pasar dan menjadikan berita sebagai komoditas untuk menarik pangsa pasar itu.
Perlakuan ini menjadikan keuntungan materi sebagai tujuan akhir pers. Konsekuensinya, pers
senantiasa berusaha menyajikan berita yang disenangi pembaca.

BAB III
PENUTUP

12
3.1 Kesimpulan
Manajemen pers dakwah sendiri ialah Proses atau kerangka kerja sebuah pers (media
masa ,cetak ,maupun elektronik) terkait dengan metode dakwah dalam rangka memanfaatkan
dakwah melalui pers sehingga dakwah yang dicapai lebih efektif dan tepat sasaran.
Memasuki zaman global seperti saat sekarang ini, pola dakwah bit at-Tadwin (dakwah
melalui tulisan) baik dengan menerbitkan kitab-kitab, buku, majalah, internet, koran, dan
tulisan-tulisan yang mengandung pesan dakwah sangat penting dan efektif.

Prinsip-prinsip Manajemen Pers Dakwah yang biasa disebut ‘amaliyyah al-


iddâriyyah tersebut merupakan sebuah kesatuan yang utuh yang terdiri dari; takhthîth
(perencanaan strategi), thanzhîm (pengorganisasian), tawjîh (penggerakan), riqâbah
(pengawasan atau evaluasi).

Guna dan manfaat manajemen pers dakwah, yaitu : Penerapan dalam MPD akan
menghasilkan pencapaian tujuan dakwah yang memuaskan; Penggunaan metod jurnalistik
akan menghasilkan pengaruh yang bersifat massal dan menarik perhatian masyarakatnya;
Tidak mustahil masyarakat madanipun akan terwujud; Bermanfaat bagi terwujudya umat
manusia yang mencapai kebahagiaan dunia dan kahirat.

DAFTAR PUSTAKA

13
Kasman, S. (2017). Jurnalistik dakwah (Sebuah model komunikasi Islami). Jurnal Jurnalisa:
Jurnal Jurusan Jurnalistik, 3(1),53-56.

Kamaruddin, K. (2018). Manajemen Pers Pada Media Massa Dalam Era Reformasi (Studi
Penyampaian Dakwah Islam). Jurnal Komunikasi Islam Dan Kehumasan (JKPI),
2(2), 140-143.

Pace, R. Wayne & Don F. Faules yang dialihbahasakan oleh Deddy Mulyana dengan judul
Komunikasi Organisasi; Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Cet. VI;
(Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2006).

Ridha, Akrim. Menjadi Pribadi Sukses; Panduan Melejitkan Potensi Diri. (Bandung: Syamil
Cipta Media, 2002), h. 60.

Sukayat, Tata. Quantum Dakwah. Cet. I; (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009).

http://putriandinia.blogspot.com/2016/08/tugas-mpd.html?m=1

14

Anda mungkin juga menyukai