BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembahasan mengenai fawa>tih} as-suwar sampai sekarang ini masih
menjadi perbincangan yang unik, menarik dan tak kunjung selesai sehingga
disadari atau tidak terkadang telah membawa kita pada pemusatan dan
penyempitan makna dari fawa>tih} as-suwar. Fawa>tih} as-suwar seringkali
dipahami hanya terbatas pada huruf-huruf muqatta’ah saja, padahal terdapat
jenis fawa>tih} as-suwar lainnya.1
Respon para pemikir Islam terhadap fawa>tih} as-suwar terbagi pada
dua kelompok: Pertama, jika makna yang dimaksud tidak dapat dipahami
secara pasti, maka semata-mata rahasia Tuhan yang tidak ditampakkannya
pada manusia. Hal itu menyangkut hikmah Tuhan yang sangat dalam. Dalam
pandangan kelompok pertama ini meyakini bahwa huruf-huruf potong ini
berasal dari Allah, walaupun mereka tidak memahami maknanya. Para ulama
yang mengambil sikap seperti ini umumnya mereka memandang bahwa huruf-
huruf yang ada di permulaan surat tidak membentuk suatu pengertian, hanya
merupakan huruf tahajji dan disebut juga initial letter satau huruf-huruf
misterius, yang tidak dapat dijelaskan secara pasti, merupakan ayat-ayat
mutasyabihat. Kedua, bahwa huruf-huruf terpotong ini mempunyai makna
yang dapat dipahami. Mereka berpendirian bahwa al-Qur’an adalah kitab suci
yang mengandung hidayah (petunjuk) sehingga harus dapat diketahui
maknanya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Fawa>tih} As-Suwar ?
2. Apa saja macam-macam Fawa>tih} As-Suwar ?
1
Dijelaskan oleh az-Zarkasyi ada sepuluh macam jenis fawa>tih as-suwar, yaitu pembukaan
dengan huruf potong at-tahajji> (alphabet/hijaiyyah), jumlah khabariyyah (kalimat berita), qasam
(sumpah), s\ana>’ (pujian), nida’ (seruan), syart} (syarat), amr (perintah), istifha>m (pertanyaan),
tanbi>h (ancaman/kutukan) dan ta’li>l (alasan). Badruddi>n az-Zarkasyi, al-Burha>n fi> uli>m
al-Qur’a>n (Kairo: Maktabah Da>r at-Turas\, t.t.), 164-165.
2
BAB II
3
PEMBAHASAN
A. Pengertian
A. Pengertian Fawa>tih} as-Suwar
Istilah Fawa>tih adalah jama’ dari kata Fa>tih yang secara bahasa
berarti pembuka, sedangkan Suwar adalah jama’ dari kata Su>rah sebagai
sebutan sekumpulan ayat-ayat Alquran dengan nama tertentu. Jadi
Fawa>tih} as-Suwar berarti pembukaan-pembukaan surat karena
posisinya di awal surat-surat Alquran.
Fawatih>} as-Suwar (pembuka-pembuka surat) dalam Alquran
biasa disebut juga dengan awa>il as-Suwar (permulaan-permulaan surat);
di antara para ulama yang mengartikan fawa>tih} as-suwar sebagai huruf
al-muqat>t}a’ah adalah Subhi as-Sa>lih dalam kitabnya Maba>his} fi
‘ulu>mal-Qur’an dan Jalaluddin as-Suyut}i dalam Al-Itqa>n fi ‘Ulu>m al-
Qur’a>n.2 Sehingga perlu ditegaskan bahwa fawa>tih} as-suwar itu
berbeda dengan huruf al-muqatt>a’ah}. Akan tetapi tidak bisa dipungkiri
bahwa huruf al-muqat>t}a’ah merupakan bagian dari permasalahan yang
dibicarakan dalam ilmu fawa>tih} as-suwar. Apabila dibedakan,
setidaknya ada sepuluh macam fawa>tih} as-suwar yang digunakan
Alquran dalam awalan surat. Dan dari 114 surat yang ada di dalam al-
Qur’an, ditemukan 29 surat yang menggunakan huruf al-muqat>t}a’ah
sebagai fawa>tih} as-suwarnya.
Al-huruf al-muqat>t}a’ah (penggalan huruf-huruf); atau yang
dalam terminologi sarjana Barat sebagai huruf-huruf misterius (the
mystical letters of the Qur’an).3 Huruf-huruf semacam ini dalam konteks
yang tersurat (mant}iq an-nash) tidak memberikan pemahaman sama
sekali, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sehingga, atas dasar
inilah kemudian para sarjana muslim awal menjadikan fawa>tih} as-suwar
2
Subhi as-Sa>lih, Maba>hiṡfi ‘ulûm al-Qur’an, dan As-Suyut}i, Al-Itqa>nfi ‘Ulum al-Qur’an>
(Beirut: Risalah, 2008), 436-437.
3
Acep Hermawan, Ulumul Qur’an Ilmu Untuk Memahami Wahyu, (Bandung: Rosda Karya,
2011), 102.
4
4
Badruddi>n Muh}ammad ibn ‘Abdilla>h az-Zarkasyi, al-Burha>n fi> Ulu>m al-Qur’a>n juz 2,
(Beirut: Da>r al-Ih}ya> al-Kutub al-Arabiyyah, 1958), 166.
5
5
Badruddin Muh}ammad ibn ‘Abdilla>h az-Zarkasyi, al-Burha>n fi> Ulu>m al-Qur’a>n, 164.
6
sin Mi>m, seperti yang terdapat pada QS. asy-Syu’ara; dan QS. al-
Qasas}.
4) Fawa>tih} as-Suwar yang terdiri dari empat huruf, di antaranya
terdapat pada dua tempat, yaitu QS. al-A’ra>f: 1 yang diawali
dengan alif lam Mi>m s}a>d; dan QS. ar-Ra’d: 1 yang diawali
dengan alif lam Mi>m ra’.
5) Fawa>tih} as-Suwar yang terdiri dari lima huruf. Untuk jenis yang
terakhir ini dapat ditemui pada satu tempat, yaitu pada QS.
Maryam: 1 yang diawali dengan kaf ha’ ya ain s}ad.6
3. Pembukaan dengan panggilan (al-istifta>’ bi an-nida>’) yang terbagi
menjadi tiga macam, untuk nabi, orang beriman dan manusia pada
umumnya, terdapat dalam 9 surat:
1) Nida>’ untuk Nabi dengan term ya> ayyuha an-nabiyyu pada surat
at-Tah}ri>m dan a}t-T{ala>q.
2) Nida>’ kepada Nabi dengan term Ya> ayyuha al-Muzammil pada
surat al-Muzammil.
3) Nida>’ kepada Nabi dengan term ya> ayyuha al-Mudas\s\ir yang
terdapat pada surat al-Mudas\s\ir.
4) Nida>’ untuk orang beriman dengan term ya> ayyuha allaz\ i>na
a<manu> pada surat al-Ma>’idah, al-H{ujura>t, dan al-
Mumta’anah.
5) Nida>’ untuk manusia secara umum dengan term ya> ayyuha an-
na>su pada surat an-Nisa>’ dan al-H{ajj.
4. Pembukaan dengan kalimat-kalimat berita (al-Istifta>h} bi al-Jumlah
al-Khabariyah) kalimat berita dalam pembukaan surat ada 2 macam
yaitu:
1) Kalimat nomina (jumlah al-ismiyah) terdapat pada 11 surat yaitu:
at-Taubah, an-Nu>r, az-Zumar, Muh}ammad, al-Fath}, ar-
Rah}ma>n, al-H{a>qqah, Nu>n’, al-Qadr, al-Qa>ri’ah, dan al-
Kaus\ar.
6
Subhi as-S}a>lih}, Maba>his} fi ‘ulûm al-Qur’an, 234-235.
7
7
Jalaluddin as-Suyuthi, Al-Itqa>n fi ‘Ulu>m al-Qur’a>n (Beirut: Risalah, 2008), 625-627.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Istilah Fawa>tih adalah jama’ dari kata Fa>tih yang secara bahasa
berarti pembuka, sedangkan Suwar adalah jama’ dari kata Su>rah sebagai
sebutan sekumpulan ayat-ayat al-Qur’an dengan nama tertentu. Jadi
Fawa>tih} as-Suwar berarti pembukaan-pembukaan surat karena posisinya di
awal surat-surat al-Qur’an.
Fawatih>} as-Suwar (pembuka-pembuka surat) dalam al-Qur’an biasa
disebut juga dengan awa>il as-Suwar (permulaan-permulaan surat); di antara
para ulama yang mengartikanfawa>tih} as-suwarsebagai huruf al-
muqat>t}a’ah adalah Subhi as-Sa>lih dalam kitabnya Maba>his} fi ‘ulu>mal-
Qur’an dan Jalaluddin as-Suyut}i dalam Al-Itqa>n fi ‘Ulu>m al-Qur’a>n.
Fawa>tih} as-suwar secara umum dipandang sebagai pembuka surat,
macam- macamnya sebagai berikut:
1. Pembukaan dengan pujian kepada Allah (al-Istifta>h bi as-S|ana>)
2. Pembukaan dengan huruf yang terputus-putus (al-ah}ruf al-muqatta’ah)
3. Pembukaan dengan panggilan (al-istifta>’ bi an-nida>’)
4. Pembukaan dengan kalimat-kalimat berita (al-Istifta>h} bi al-Jumlah al-
Khabariyah) kalimat berita dalam pembukaan surat ada 2 macam yaitu
5. Pembukaan dengan sumpah (al-Istifta>h bi al-Qasam)
6. Pembukaan dengan syarat (al-Istifta>h bi asy-Syarat)
7. Pembukaan dengan kata kerja perintah (al-Istifta>h} bi al-Amr)
8. Pembukaan dengan kata pertanyaan (al-Istiftah} bi al-Istifha>m) ada 2
bentuk pertanyaan
9. Pembukaan dengan do’a (al-Istifta>h} bi ad-Du’a)
10. Pembukaan dengan alasan (al-Istifta>h bi at-Ta’li>l)
9
DAFTAR PUSTAKA