Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH USHUL DAKWAH

HUKUM DAKWAH DALAM AL-QUR’AN DAN HADIST, DAN


HUBUNGAN ILMU DAKWAH DENGAN ILMU LAINNYA

Dosen Pengampu: Ade Candoko Lc M,A


Disusun Oleh:
Annisa Indah Anggraini (12030425590)
Basmah Al-Az (12030421521)

PROGRAM STUDI ILMU HADITS


FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN SYARIF KASIM RIAU
1444 H/2023 M
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillahhirabbil ‘alamin, kami ucapkan puji syukur kepada Allah
SWT. Tuhan alam semesta yang telah melipatkan karunianya kepada kita semua,
sehingga dengan berkat dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktunya. Shalawat serta salam tak lupa pula kita kirimkan kepada
junjungan nabi besar yakni nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari
zaman kegelapan menuju zaman yang terang menderang yang dihiasi oleh iman,
islam dan ihsan.

Kami ucapkan terimakasih kepada orang tua kami yang telah mendidik
kami dan menyekolahkan kami sampai sejauh ini, dan terimakasih kepada Ustadz
Ade Candoko Lc M,A selaku dosen pembimbing kami dalam mata kuliah ushul
dakwah. Penulisan makalah ini tentang “Hukum dakwah dalam al-qur’an dan
hadist, dan Hubungan ilmu dakwah dengan ilmu lainnya.

Selain itu, kami berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi
pembaca tentang pembahasan ini. Semoga tugas yang telah diberikan ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang kami pelajari. Dalam
pembuatan makalah ini kami sudah menyelesaikan dengan semaksimal mungkin,
namun tidak menutup kemungkinan terdapat kesalahan dalam penulisan makalah
ini untuk itu diperlukan kritik dan saran yang bersifat membangun. Dengan
demikian kami ucapkan terimakasih.

Pekanbaru, 26 Maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I: PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................... 1
C. Tujuan .................................................................................................. 2

BAB II: PEMBAHASAN ...................................................................................... 3

A. Pengertian Dakwah .............................................................................. 3


B. Hukum dakwwah dalam al-qur’an dan hadist ..................................... 4
C. Hubungan ilmu dakwah dengan ilmu ilmu islam ................................ 9
D. Hubungan ilmu dakwah dengan ilmu komunikasi ............................ 10

BAB III: PENUTUP ............................................................................................ 13

A. Kesimpulan ........................................................................................ 13
B. Saran .................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu dakwah adalah ilmu yang mempelajari tentang cara- cara
menyampaikan kepada orang atau sekelompok orang mengenai ajaran agama yang
benar. Dalam perjalanannya ilmu dakwah juga selalu beriringan dan menjalin
hubungan dengan ilmu lain. Sebagai penunjang materi dan studi formalnya.
Aktivitas dakwah sebenarnya telah ada sejak adanya upaya menyampaikan dan
mengajak manusia kejalan Allah.
Dewasa ini terdapat beberapa fenomena yang kemudian menempatkan
kesadaran umat bahwa dakwah sebagai suatu aktifitas yang keagamaan yang
memang memiliki kekuatan yang besar dalam membentuk kecenderungan
masyarakat. Namun maraknya dakwah ternyata belum mampu menahan masuknya
paham-paham atau aliran-aliran negatif.
Oleh karena itu, ilmu dakwah sangat erat kaitanya dengan ilmu
lain,begitupun dengan ilmu-ilmu lain tersebut.untuk menunjang studi formalnya
juga untuk menjaga kesempurnaan ajaran islam agar tidak terkontanimasi dengan
aliran –aliran negatif. Konsep dakwah berasal dari Al-quran dan Al- sunah, bukan
dari pemikiran manusia ataupun temuan lapangan. Dari kedua sumber ini,pemikiran
dakwah dikembangkan dengan ilmu tauhid, perilakunya dengan ilmu fiqih,dan
kalbunya dengan ilmu akhlak.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan ilmu dakwah?
2. Apa hukum dakwah dalam al-qur’an dan hadist?
3. Bagaimana hubungan ilmu dakwah dengan ilmu-ilmu keislaman?
4. Bagaimana hubungan ilmu dakwah dengan ilmu komuikasi?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui yang dimaksud dengan ilmu dakwah.
2. Mengetahui hukum dakwah dalam al-qur’an dan hadist.

1
3. Mengetahui hubungan ilmu dakwah dengan ilmu-ilmu keislaman.
4. Mengetahui hubungan ilmu dakwah dengan ilmu komunikasi.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Dakwah

Kata da’wah secara bahasa berasal dari kata daʻā-yadʻū-da’watan, yang


memiliki kesamaan makna dengan al-nidā’, yang berarti menyeru atau
memanggil. Sedangkan pengertian dakwah secara istilah menurut beberapa
pakar adalah sebagai berikut:

1. Ibn Taimiyah menyatakan bahwa dakwah adalah seruan untuk beriman


kepada-Nya dan pada ajaran yang dibawa para utusan-Nya,
membenarkan berita yang mereka sampaikan dan mentaati perintah-
Nya.1

2. Syekh Ali Mahfudz menyatakan bahwa dakwah adalah mengajak


manusia kepada kebaikan dan petunjuk Allah SWT, menyeru mereka
kepada kebiasaan baik dan melarang mereka kepada kebiasaan buruk
supaya beruntung di dunia dan akhirat. 2

3. Prof. Toha Yahya Oemar menyatakan bahwa dakwah adalah upaya


mengajak umat dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai
dengan perintah Tuhan untuk kemaslahatan dunia dan akhirat

4. Hamzah Ya‟qub menyatakan bahwa dakwah adalah mengajak umat


manusia dengan hikmah (kebijaksanaan) untuk mengikuti petunjuk
Allah dan Rasul-Nya.

5. Prof. Dr. Hamka menyatakan bahwa dakwah adalah seruan atau


panggilan untuk menganut suatu pendirian yang pada dasarnya
berkonotasi positif dengan substansi terletak pada aktifitas yang
memerintahkan amar ma’ruf nahi munkar. 3

1
Tata Sukayat, Quantum Dakwah (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), 2.
2
Ismail dan Hotman, Filsafat Dakwah., 27-28.
3 Saputra, Pengantar Ilmu.,1-2.

3
Jadi, dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
pengertian dakwah adalah upaya menyeru atau mengajak manusia menuju
jalan Allah SWT, yang memerintahkan manusia berbuat amar ma’ruf dan nahi
munkar.

B. Hukum Dakwah dalam al-qur’an dan hadist


Hukum dakwah terdiri dari dua kata yaitu hukum dan dakwah. Menurut
M.H. Tirtaatmadja hukum ialah semua aturan (norma) yang harus diturut dalam
tingkah laku tindakan-tindakan dalam pergaulan hidup dengan ancaman mesti
mengganti kerugian jika melanggar aturan-aturan itu akan membahayakan diri
sendiri atau harta.

Sedangkan J.C.T. Simorangkir dan Woerjono Sastropranoto berpendapat


bahwa hukum ialah peraturan-peraturan yang bersifat memaksa, yang
menentukan tingkah laku manusia dalam lingkungan masyarakat yang dibuat
oleh badan-badan resmi yang berwajib, pelanggaran mana terhadap peraturan-
peraturan tadi berakibatkan diambilnya tindakan, yaitu dengan hukum
tertentu.4

Dengan demikian pengertian hukum dakwah adalah aturan-aturan yang


memuat tentang kewajiban dan tata-cara dakwah sesuai dengan hukum Islam.

Berdasarkan ayat al-Qur'an, ulama sepakat bahwa hukum dakwah itu secara
umum adalah wajib, sedangkan yang menjadi perdebatan adalah apakah
kewajiban itu dibebankan kepada individu muslim atau hanya dibebankan
kepada kelompok orang saja dari secara keseluruhan, perbedaan pendapat
mengenai hukum berdakwah disebabkan perbedaan cara pemahaman mereka
terhadap dalil-dalil nakli disamping kenyataan kondisi setiap muslim yang
berbeda pengetahuan dan kemampuan. Ayat yang menjadi pokok pangkal
pendapat itu adalah surat Ali-Imran ayat 104.

4
Hasanuddin, Hukum Dakwah, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), h. 12

4
ٰۤ
ِّ ‫َو ْلتَكُنْ ِّم ْنكُ ْم ا ُ َّمةٌ يَّ ْدع ُْونَ اِّلَى ا ْل َخ ْي ِّر َويَأْ ُم ُر ْونَ بِّا ْل َمع ُْر ْو‬
َ‫ف َويَ ْنه َْونَ ع َِّن ا ْل ُم ْنك َِّر ۗ َوا ُول ِٕىكَ هُ ُم ا ْل ُم ْف ِّلح ُْون‬

104. Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari
yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.

Dalam tafsir al amidi ayat ini adalah dalil menunjukkan bahwa menyuruh
kepada kebaikan dan melarang kemungkaran adalah wajib. 5 Kemudian dalam
tafsir Ahkam ayat ini mengandung makna bahwa pertama wajib hukumnya
menyuruh kepada kebaikan, kedua Fardhu kifayah 6 artinya bukan wajib atas
tiap-tiap seseorang jika ia melakukannya.

Kemudian tentang hukum dakwah juga terdapat dalam Q.S Almaidah ayat
78- 79.

َ‫عص َْوا َّوكَانُ ْوا يَ ْعتَد ُْون‬


َ ‫سى اب ِّْن َم ْريَ َم ۗذ ِّلكَ بِّ َما‬
َ ‫ان د َٗاو َد َو ِّع ْي‬ َ ‫لُ ِّعنَ الَّ ِّذيْنَ َكفَ ُر ْوا مِّ ْۢنْ بَن ِّْْٓي اِّس َْر ٰۤاءِّ ْي َل عَلى ِّل‬
ِّ ‫س‬

َ ‫كَانُ ْوا ََل يَتَنَاه َْونَ عَنْ ُّم ْنك ٍَر فَعَلُ ْو ۗهُ لَبِّئ‬
َ‫ْس َما كَانُ ْوا يَ ْفعَلُ ْون‬

78. Orang-orang kafir dari Bani Israil telah dilaknat melalui lisan (ucapan)
Dawud dan Isa putra Maryam. Yang demikian itu karena mereka durhaka
dan selalu melampaui batas.

79. Mereka tidak saling mencegah perbuatan mungkar yang selalu mereka
perbuat. Sungguh, sangat buruk apa yang mereka perbuat.

Dalam surat Al-maidah ayat 78-79 di atas Allah SWT mengecam


dengan keras Bani Israil yang meninggalkan dakwah. Mereka tidak
memperdulikan aktifitas dakwah. Artinya mereka tidak melarang
kemungkaran. Surat ini merupakan salah satu contoh nyata pada umat
terdahulu yang disiksa karena mengabaikan perintah mencegah

5
Husain bin Basyir bin Yahya al Amidi, Tafsir Al Amidi, h. 63
6
Imam Abi Bakri Ahmad Arrazi Al-Jhasas, (Beirut Libanon: Darul Fikri, 2001), h. 44

5
kemungkaran. Yang mana untuk mencegah kemungkaran itu adalah wajib
sebagaimana juga sudah dijelaskan pada surat sebelumnya. 7

Selain al-Qur’an, di dalam hadits Juga terdapat perintah atau


suruhan untuk Melakukan dakwah. Hukum dakwah ini Nampaknya juga
akan berbeda pada setiap Orang tergantung situasi dan kondisi yang Dialami
orang tersebut dalam pandangan Hukum. Abu Sa’id Al-Khudry ra. Berkata,
Aku Mendengar Rasulullah SAW, bersabda :

‫ إن لم يقدر على ذلك ( ألنه ليس له قوة وَل‬، ) ‫من رأى الشر بينكم فليمنعه بيده ( عنف أو قوة‬
‫ ثم بلسانه وإن لم يقدر بلسانه ) ضعيف مثل اإليمان‬، ) ‫قوة‬

“Barangsiapa diantara kamu melihat Kemungkaran, maka hendaklah ia


mencegah Dengan tangan (kekerasan atau kekuasaan), Jika ia tidak sanggup
dengan demikian (sebab tidak memiliki kekuatan dan Kekuasaan), maka
dengan lidahnya, dan jika Tidak mampu (dengan lidahnya) yang Demikian
itu adalah selemah-lemah iman”. (HR. Muslim).8

Ada tiga cara dakwah pada hadits Tersebut. 9 Pertama mencegah


dengan tangan Atau dengan kekuasaan atau jabatan yang Dimiliki
seseorang, yang dengan jabatan atau Wewenang yang dimilikinya dia akan
Didengarkan orang atau orang akan Menyeganinya. Kedua dengan cara
lisan Yaitu berbicara dengan kebenaran yang Dilontarkan kepada mereka
yang melakukan Kemungkaran dan orang ini harus Mempunyai mental
yang cukup kuat dan Dalam melakukan tindakan pencegahan
Kemungkaran. Ketiga dengan hati, ini Merupakan jalan terakhir untuk
menasehati Orang lain yaitu merupakan selemah-lemah Keadaan seseorang,
setidak-tidaknya ia masih Tetap berkewajiban menolak kemungkaran
Dengan hatinya kalau ia masih dianggap Allah sebagai orang yang memiliki
iman, Walaupun iman yang paling lemah, yakni Mentalnya tidak sanggup

7
Moh. Ali Azis, Ilmu Dakwah, ( Jakarta: Kencana, 2009), h. 147
8
Mustafa Dieb Al-Bugha Muhyidin Mistu, Syarah Kitab Arba’in An-Nawawiyah,
(Jakarta: 1998), h. 289
9
Siti Nurholiza. HADIS HADIS TENTANG HUKUM DAKWAH. Hal.11

6
untuk mencegah Kemungkaran. Penolakan kemungkaran Dengan hati
merupakan batas minimal dan Benteng tempat penghabisan dari upaya
Pencegahan kemungkaran.

C. Hubungan Ilmu Dakwah dengan Ilmu islam


Ilmu bantu dalam ilmu dakwah adalah ilmu yang dapat diminta
bantuan atau di pinjam teorinya untuk mengembangkan teori-teori dakwah
atau memahami hakikat dakwah, ilmu dakwah selalu membutuhkan bantuan
ilmu ilmu lainnya. Bentuk kerja sama atau keterkaitan antara ilmu dakwah
dengan ilmu islam antara lain dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Hubungan ilmu dakwah dengan ilmu agama islam
Ilmu dakwah sendiri membahas tentang bentuk penyampaian ajaran
Islam. Dan inti ajaran Islam adalah aqidah, syariah dan akhlaq, yang
kemudian membentuk sebuah ilmu tersendiri yaitu ilmu tauhid, Syariah
(ilmu fiqh) dan ilmu akhlaq yang disebut dengan ilmu agama Islam. Dan itu
semua merupakan bentuk materi dakwah. Kemudian materi tersebut
digunakan oleh seorang da’i untuk berdakwah. Jadi ilmu agama
membutuhkan bantuan ilmu dakwah untuk disampaikan kepada umat
manusia agar dapat diterima dengan baik dan diamalkan. Kalau ilmu agama
tidak disampaikan maka ilmu itu merupakan suatu ide belaka yang tidak
bisa terwujud dalam kenyataan serta tidak diketahui orang lain.

2. Hubungan ilmu dakwah dengan Ilmu tafsir

Hubungan tafsir dengan ilmu dakwah adalah dengan adanya


mempelajari ilmu tafsir kita dapat mengetahui isi yang terkandung dalam
al-qur’an, dan lebih mudah untuk disampaikan kepada orang-orang. Bagi
seorang da’i sangat membutuhkan ilmu yang mana pada ilmu tesebut
banyak terkandung beberapa percikan ilmu pengetahuan penting untuk
menjadi bahan bicara seorang da’i dan untuk menjelaskan tentang ayat-ayat
alqur’an yang akan disampaikan seorang da’i.

7
3. Hubungan ilmu dakwah dengan ilmu hadist

Hadits adalah segala perkataan, perbuatan dan ketetapan dan


persetujuan dari Nabi Muhammad SAW yang dijadikan ketetapan ataupun
hukum dalam agama Islam. Hadits dijadikan sumber hukum dalam agama
Islam selain Al-Qur’an dimana dalam hal ini, kedudukan hadits merupakan
sumber hukum kedua setelah Al-Qur’an. Hubungan hadits dengan ilmu
dakwah adalah didalam kandungan hadits juga banyak mendapat dalil-dalil
tentang materi pembahasan yang disampaikan oleh seorang da’i, karena
seorang da’i harus mampu menguasai beberapa hadits untuk dijadikan
sebagai pedoman dalam penyampainya.

4. Hubungan ilmu dakwah dengan ilmu fiqih


Hubungan ilmu fiqih dengan ilmu dakwah untuk menjelaskan
tentang hukum-hukum syara’ aqidah islam, hukum-hukum agama dan
lainnya. Sebagai materi seorang da’i meyampaikan dakwahnya di khalayak
masyarakat dan media komunkasi.
Ketika ilmu dakwah megupas fenomena dakwah, ia akan menjumpai
istilah fiqih dakwah yang belum ada terjemahannya secara tepat. Karena itu,
fiqih dakwah di butuhkan tidak hanya mengartikan istilah, tetapi juga
mengemukakan diskursus para ulama tentang istilah tersebut.

5. Hubungan Ilmu dakwah dan Ilmu tauhid


Hubungan ilmu tauhid dengan ilmu dakwah antara lain ilmu
keimanan,ketauhidan dan lain sebagainya.

D. Ilmu dakwah dengan ilmu komunikasi


Untuk dapat menetahui dan memahami adanya hubungan atau
keterkaitan antara ilmu dakwah dengan ilmu komunikasi, dapat dipahami
dari pengertian kedua terminologi disiplin ilmu tersebut.

8
Ilmu dakwah secara umum dapat diartikan penetahuan dan pelajaran
tentang cara-cara menyeru, mengajak, dan memanggi atau mengundang
umat manusia untuk menganut,menyetujui menerima, mengikuti dan
meyakini suatu ideologi, paham atau pendapat tertentu yaitu aqidah
islamiyah guna kemaslahatan di dunia dan di akhirat. 10

Sedangkan komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi di


antara individu mealui sistem lambang-lambang, tanda-tanda, atau tingkah
laku.11

Definisi komunikasi dalam pengertian paradikmatic secara lengkap


memiliki makna komunikasi yang hakiki, yaitu: “proses penympaian suatu
pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau mengubah
sikap, pendapat, atau perilaku baik secara langsung (secara lisan), maupun
tidak langsung (melalui media).

Secara sederhana, dapat dijelskan hubungan antara ilmu dakwah


dengan ilmu komunikasi adalah sebagai berikut:

• Jika dalam komunikasi pesan-pesan yang disampaikan bersifat umum,


maka dalm kegiatan dakwah pesan-pesan yang disampikan adalah
masalah keagamaan atau nilai-nilai al-Quran.
• Dari penertian komunikasi diatas dapat dijelaskan bahwa sebuah
komunikasi dikatakan efektif apabila antara komunikator dengan
komunikan sama-sama memahami bahasa yang digunakan dalam
komunikasi, keduanya sam-sama suka dalam komunikasi tersebut dan
lain sebagainya. Untuk mencapai tujuan dari komunikasi tersebut, maka
seorang da’i dituntut untuk mengerti dan memahami berbagai teori yang
terdapat dalam ilmu komunikasi.

10
Al-Faqir, M. Fathan al-Haq. Da’wah Tak Sekedar Kata. Bandung: Bina Biadi
press.2007.
11
Harjani Hefni. Komunikasi Islam. Jakarta: Prenadamedia Group. 2015. Hal 2.

9
Kegiatan dakwah bukan sekedar melalui lisan, akan tetapi dakwah lewat
media. Mengenai media baik media elektronok maupun media massa,
secara teoritis menjai bahasan dalam ilmu komunikasi.

Dakwah adalah proses komunikasi yang dilakukan oleh Da’i kepada


Mad’u, tentu saja hubungannya sangat erat, namun ilmu dakwah adalah
bagian dari sekian banyak bentuk komunikasi dalam islam. Ilmu
komunikasi tidak banyak memberikan kontribusi kepada ilmu dakwah,
sebab ilmu dakwah sendiri membahas proses komunikasi antara manusia
dengan sang khalik, dan sesama mahluk lainnya. 12

12https://www.studocu.com/id/document/universitas-islam-negeri-sunan-kalijaga-
yogyakarta/ilmu-dakwah/hubungan-ilmu-dakwah-dengan-ilmu-lain/45152708

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Da’wah secara bahasa berasal dari kata daʻā-yadʻū-da’watan, yang memiliki
kesamaan makna dengan al-nidā’, yang berarti menyeru atau
memanggil. Pengertian dakwah secara istilah dapat disimpulkan bahwa
dakwah adalah upaya menyeru atau mengajak manusia menuju jalan Allah
SWT, yang memerintahkan manusia berbuat amar ma’ruf dan nahi munkar.
2. Ditinjau dari segi fiqh hukum dakwah itu sendiri terdiri dari beberapa
pembagian yaitu: hukum akli, hukum syar’i dan hukum ‘adi.
3. Ilmu bantu dalam ilmu dakwah adalah ilmu yang dapat diminta bantuan atau
di pinjam teorinya untuk mengembangkan teori-teori dakwah atau
memahami hakikat dakwah, ilmu dakwah selalu membutuhkan bantuan
ilmu ilmu lainnya. Bentuk kerja sama atau keterkaitan antara ilmu dakwah
dengan ilmu islam antara lain dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Hubungan ilmu dakwah dengaan ilmu agama islam.
b. Hubungan ilmu dakwah dengan ilmu tafsir.
c. Hubungan ilmu dakwah dengan ilmu hadist.
d. Hubungan ilmu dakwah dengan ilmu fiqih.
e. Hubungan ilmu dakwah dengan ilmu tauhid.
4. Dakwah adalah proses komunikasi yang dilakukan oleh Da’i kepada Mad’u,
tentu saja hubungannya sangat erat, namun ilmu dakwah adalah bagian
dari sekian banyak bentuk komunikasi dalam islam. Ilmu komunikasi
tidak banyak memberikan kontribusi kepada ilmu dakwah, sebab ilmu
dakwah sendiri membahas proses komunikasi antara manusia dengan sang
khalik, dan sesama mahluk lainnya.

B. Saran
Pada makalah ini banyak terdapat kekuranagan maupun kesalahan, kami
meminta masukan dan saran dari dosen pembimbing dan teman teman agar

11
kedepannya bisa lebih baik lagi. Dan semoga makalah yang singkat ini bisa
menambah ilmu dan wawasan kita seputar konsep ilmu dakwah.

12
DAFTAR PUSTAKA

Rikza Maulan, Muhammad Choirin.2021.HUKUM DAKWAH DALAM SURAT ALI


IMRAN : 104 PERSPEKTIF MUFASSIR KLASIK DAN MODERN.Jakarta : Diya’ Al-afkar
Desi Syafriani.2017.HUKUM DAKWAH DALAM AL-QURAN DAN
HADITS.Bukittinggi : FUADUNA
Arifin Zain.2019. DAKWAH DALAM PERSPEKTIF AL-QUR`AN DAN AL-
HADITS.Banda Aceh : JURNAL AT-TAUJIH
Siti Nurholiza.t.th. HADIS HADIS TENTANG HUKUM DAKWAH.Banten : UIN
Sultan Maulana Hasanuddin

13

Anda mungkin juga menyukai