Anda di halaman 1dari 18

MATA KULIAH DOSEN PENGAMPU

Kajian Kitab Syarah Hadits Ade Candoko, Lc., M.A

MAKALAH
KARAKTERISTIK KITAB FATHUL BARIY SYARAH SHAHIH
AL-BUKHARI KARYA IBNU HAJAR AL-ASQALANIY

Disusun Oleh
Kelompok I :

ADRAMI ALWI (12030414783)


BAMBANG PUTRA MELFY (12030413644)

PRODI ILMU HADITS


FAKULTAS
USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF
KASIM RIAU

TAHUN 2023 M/ 1444 H


KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil„alamin, segala puji bagi Allah yang Maha Pemurah


dengan segala limpahan rahmat dan karunianya serta kesempatan waktu
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya dengan
judul makalah “Karakteristik Kitab Fathul Bari Syarah Shahih Bukhori karya
Ibnu Hajar Al-Asqalani” guna memenuhi tugas mata kuliah Kajian Kitab
Syarah Hadits.

Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita


Nabiyullah Muhammad Saw., seraya mengucap Allahumma Shalli „ala
Sayyidina Muhammad wa „ala ali Sayyidina Muhammad. Semoga syafa‟atnya
yang kita harapkan kita dapatkan di hari kemudiankelak. Aamiin.

Ucapan terimakasih juga tak lupa kami sampaikan kepada bapak dosen
Ustadz Ade Candoko, Lc., M.A yang telah membimbing kami dalam
menyelesaikan makalah ini. Semoga ilmu yang telah disampaikan menjadi ilmu
yang bermanfaat dunia dan akhirat bagi kami semua. Akhir kata kami memohon
maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah. Sesungguhnya
kesempurnaan hanya milik Allah dan kekurangan datang dari kami sendiri, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan.

Sekian dan Terimakasih.

Pekanbaru, 17 Maret 2023

Penulis

KELOMPOK 1

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... I

DAFTAR ISI............................................................................................................................. II

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1

1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3

2.1 Biografi Penulis Kitab ...................................................................................................... 3

2.2 Isi Kitab ............................................................................................................................ 9

2.3 Penilaian Ulama Terhadap Kitab ................................................................................... 10

BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 13

3.1 Kesimpulan................................................................................................................ 13

3.2 Saran .......................................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 15

II
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tidak diragukan lagi bahwa kitab shahihul Bukhari merupakan kitab hadits
yang paling otentik di muka bumi ini. Penulisnya, Imam al-Bukhari, hanya
mencantumkan hadits-hadits shahih di dalamnya dengan syarat-syarat periwayatan
yang begitu ketat. Bahkan, untuk memantapkan pilihannya beliau tidak segan-segan
untuk shalat Istikharah dua rakaat setiap akan mencantumkan haditsnya di kitabnya itu
sebagai bukti keseriusan dan pertanggungjawaban beliau di hadapan Allah. Maka
sangatlah wajar apabila kitab ini dinobatkan sebagai kitab yang kandungannya paling
otentik setelah kitab suci al-Qur-an. Dan, pantaslah kiranya setiap usaha untuk
melemahkan kitab ini selalu terbantahkan.

Ribuan hadits terkandung di dalamnya. Beberapa di antaranya sangat sulit bagi


orang awam untuk memahami maknanya, lebih-lebih menyelaminya. Padahal, dari
awal sampai akhir, kitab ini menyuguhkan banyak sekali pelajaran dan faedah yang
sangat berguna bagi kehidupan seorang Muslim dan umat manusia secara keseluruhan.
Tidak hanya dalam masalah aqidah dan ibadah, spektrumnya merambah juga ke
masalah etika, sosial, politik, budaya, dan lain sebagainya. Tentunya dalam koridor
Sunnah Nabawiyyah.

Ibnu Hajar al-Asqalani, seorang ulama hadits bergelar al-Hafizh (773-852 H)


yang terkenal ahli dalam bidang periwayatan, telah mengukuhkan semua itu dalam
sebuah kitab yang ditulisnya dengan judul Fat-hul Baari Syarhu Shahiihul Bukhari.
Kitab ini merupakan karya emas beliau dalam bidang hadits yang paling tersohor.
Kredibilitas dan kapabilitas beliau dalam mengulas dan menganalisis satu persatu
hadits dari kitab Shahiihul Bukhari sangat tuntas, lengkap, dan memukau sehingga
tidak menyisakan ruang bagi orang lain untuk memberikan komentarnya. Pantaslah jika
buku ini digelari dengan Laa Hijrata Ba'dal Fath yang artinya tidak perlu menengok ke
kitab lain jika telah ada Fathul Baari.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Biografi Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani ?
2. Apa Isi Kitab Fathul Bari Syarah Shahih Bukhari ?

1
3. Bagaimana Penilaian Ulama Terhadap Kitab ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk Mengetahui Biografi Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani
2. Untuk Memahami Isi Dari Kitab Fathul Bari
3. Untuk Mengetahui Penilaian Ulama Terhadap Kitab Tersebut.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Biografi Penulis Kitab


A. Sejarah Hidup

Nama lengkap beliau adalah Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Muhammad bin
Ali bin Mahmud bin Ahmad bin Hajar al-Kinani al-Asqalani Al-Mishr Al-Syafi‟i,
beliau lahirpada 12 sya‟ban 773 H dan wafat pada tahun 852H.1 Seluruh kehidupannya,
masa kecil, remaja hingga wafatnya ia habiskan di Mesir. Beliau dibesarkan oleh
ayahnya setelah ibunya meninggal saat ia masih kecil. Ayahnya adalah salah seorang
ahli di bidang Fikih, Bahasa Arab, Qira‟ah, dan Sastra. Selain itu, Ayahnya juga
seorang yang cerdas, terhormat dan disegani. Beliau pernah menjabat sebagai Qadhi,
suka menulis dan professional dalam hal mengajar dan berfatwa. Beliau di rawat
dengan penuh kasih sayang dan perlindungan yang ketat. Sejarawan berbeda pendapat
dalam menjelaskan kepopuleran Ibn Hajar dari nama aslinya. Sebagian berpendapat
bahwa nama tersebut berasal dari ayah dan kakeknya. Sebagian lain menjelaskan
bahwa kata Hajar merujuk pada salah satu Kabilah yang berdomisili di daerah
tandus tepatnya di wilayah selatan Mesir.
Ibnu Hajar bermadzhab Syafi'i, dan semasa hidupnya ia pernah menjabat sebagai
qadhial-qudhaat (ketua hakim agung). Tidak hanya itu, Ibnu Hajar juga dikenal sebagai
seorang Syaikhul Islam dan Amirul Mukminin dalam ilmu hadits. Ibnu Hajar Hidup
pada masa Dinasti Mamalik, yang berkuasa di Mesir selama lebih kurang 2,5 abad
sejak 648 H (1250 M) s.d. 923 H (1517 M). Perkembangan ilmu pada masa ini cukup
pesat. Masa yang melahirkan para ilmuan Islam yang hingga sekarang nama dan
karyanya selalu disebut dan digunakan sesuai dengan disiplin keilmuan masing-masing.
Salah satunya yaitu Ibn Khuldun (808 H) terkenal sebagai pelopor ilmu sejarah dan
sosiologi dan sebagainya.

B. Sejarah Pendidikan
Pada usia ke lima, ia mulai menapaki dunia pendidikan, dan pada usia ke sembilan,

1
Mahmud Muhammad Ahmad al-Bik, Fath al-Bari bi Sharh Shahih al-Bukhari li Ibn Hajr al-Asqalani Kitab
al-Maghazi Dirasah Lughawiyah, (Ghaza: Jami‟ al-Islamiyyah, 2011), 8-10.

3
ia telah menyelesaikan hafalan al-Qur‟an. Masa kecil dan mudanya digunakan untuk
mencari ilmu dengan berpindah-pindah tempat dari satu guru ke guru
lainnya.Selain hafal Al-Qur‟an beliau juga mempelajari beberapa kitab-kitab Islami
lainnya salah satunya yaitu kitab Al-Umdah (kitab tentang fiqh). Kitab tersebut lah
yang pertama kali ia tekuni yang didapatkan langsung dari al-Jamal bin Dzahirah di
Mekah. Kemudian menyusul kitab-kitab lainnya, namun setelah itu semangatnya dalam
menekuni bidang keilmuan terhenti karena tidak ada yang mendukungnya sampai
berumur 17 tahun.
Kemudian ia belajar dengan tekun kepada salah seorang yang menerima wasiat
untuk mengasuhnya yaitu al-„Allamah al-Syam bin al-Qathan dalam bidang Fikih,
Bahasa Arab, ilmu hitung dan membaca sebagian besar dari kitab al-Hawl. Disamping
itu, beliau juga belajar Fikih dan Bahasa Arab dengan tekun kepada al-Nur al-Adami,
guru Fikih beliau yang lainnya adalah al-Anbasi.
Selama beberapa saat beliau juga belajar fikih kepada al-Bulqini dengan
menghadiri beberapa kali kuliahnya tentang fikih dan membaca sebagian besar kitab
al-Raudhah di hadapannya dengan catatan pinggir yang ditulis olehnya. Ia pernah
belajar secara khusus kepada ibnu al-Mulaqqan, dan membaca sebagian besar syarh
yang ditulis atas kitab al- Minhaj. Kemudian beliau belajar kepada Izzuddin bin Jama‟ah
dalma berbagai cabang ilmu dalam waktu yang cukup panjang, yaitu sejak tahun 790 H
sampai syeikh Izzudin wafat pada tahun 819 H.
Beliau juga menghadiri sejumlah perkuliahan yang disampaikan oleh al-Hamam al-
Khawarizmi, dan sebagainya. Beliau pertama kalinya belajar hadits pada tahun 793 H.
Dan karena muncul kecintaannya terhadap bidang hadits ia baru menekuni dengan
serius pada tahun 796 H. Beliau mengatakan bahwa mempelajari hadis dapat
menghilangkan hijab (penghalang), membukakan “pintu”, memacu semangat yang
tinggi untuk berhasil, dan mendatangkan hidayah kepada jalan yang lurus. Oleh karena
itu, beliau mempelajarinya dari guru yang ada pada waktu itu. Beliau menetap di sisi
al-Zain al-Iraqi selama sepuluh tahun untuk mempelajari sebagian besar karyanya dan
karya ulama lainnya.
Beliau juga mengadakan perjalanan ke negara-negara Syam dan Hijaz untuk belajar
dari sejumlah guru sehingga jumlah gurunya waktu itu tidak ada yang menyamainya.
Guru- gurunya memberi izin untuk berfatwa, mengajar, dan menyebarluaskan hadis
dengan menelaah, membacakan, dan menulis kitab. Kitab-kitab yang ditulis oleh
beliau kebanyakan dalam bidang hadis yang berjumlah lebih dari 150 kitab. Semua

4
kitab yang ditulisnya mendapat sambutan baik dan diterima oleh umat, terutama kitab
Fath al-Bari Syarh Shahih al-Bukhari yang sungguh luar biasa.

C. Guru-Gurunya
Ibnu Hajar telah berkeliling dan berkelana mengunjungi banyak negeri dan bertemu
dengan tokoh-tokoh ulama. Mendapatkan pengajaran dan bimbingan yang diberikan
dengan penuh keikhlasan oleh tokoh-tokoh ulama besar merupakan satu keistimewaan
dalam hidupnya.
Imam As-Sakhaawi membagi guru beliau menjadi tiga klasifikasi:

- Guru yang beliau dengar hadis darinya walaupun hanya satu hadis

- Guru yang memberikan ijazah kepada beliau

- Guru yang beliau ambil ilmunya secara mudzkarah atau mendengar darinya khutbah
atau karya ilmiahnya.
Guru beliau mencapai lebih dari 640an orang, sedangkan Ibnu Khalil ad-Dimasyqi
dalam kitab Jumaan ad-Durar membagi para guru beliau dalam tiga bagian juga dan
menyampaikan jumlahnya 639 orang. Adapun guru-guru yang memiliki pengaruh
besar dalam perkembangan keilmuan beliau di antaranya adalah:
1) Bidang keilmuan Al-Qira‟aat (ilmu Alquran)

Syeikh Ibrahim bin Ahmad bin Abdulwahid bin Abdulmu`min bin „Ulwaan At-
Tanukhi Al-Ba‟li Ad-Dimasyqi (wafat tahun 800 H.) dikenal dengan Burhanuddin
Asy- Syaami. Ibnu Hajar belajar dan membaca langsung kepada beliau sebagian
Alquran, kitab Asy-Syathibiyah, Shahih Al-Bukhari dan sebagian musnad dan Juz
Al-Hadis. Syeikh Burhanuddin ini memberikan izin kepada Ibnu Hajar dalam
fatwa dan pengajaran pada tahun 796 H.
2) Bidang ilmu Fikih

a. Syeikh Abu Hafsh Sirajuddin Umar bin Ruslaan bin Nushair bin Shalih Al-
Kinaani Al-„Asqalani Al-Bulqini Al-Mishri (wafat tahun 805 H) seorang
mujtahid, haafizh dan seorang ulama besar. Beliau memiliki karya ilmiah,
diantaranya: Mahaasin Al- Ish-thilaah Fi AlMushtholah dan Hawasyi „ala Ar-
Raudhah serta lainnya.
b. Syeikh Umar bin Ali bin Ahmad bin Muhammad bin Abdillah AlAnshari Al-
Andalusi Al-Mishri (wafat tahun 804 H) dikenal dengan Ibnu Al-Mulaqqin.

5
Beliau orang yang terbanyak karya ilmiahnya dizaman tersebut. Di antara karya
beliau: Al- I‟laam Bi Fawaa`id „Umdah Al-Ahkam (dicetak dalam 11 jilid) dan
Takhrij ahaadits ArRaafi‟i (dicetak dalam 6 jilid) dan Syarah Shahih Al-
Bukhari dalam 20 jilid. Burhanuddin Abu Muhammad Ibrahim bin Musa bin
Ayub Ibnu Abnaasi (725-782 ).
3) Bidang ilmu Ushul Al-Fikih
Syeikh Izzuddin Muhammad bin Abu bakar bin Abdul Aziz bin Muhammad bin
Ibrahim bin Sa‟dullah bin Jama‟ah Al-Kinaani Al-Hamwi Al-Mishri (Wafat tahun
819 H.) dikenal dengan Ibnu Jama‟ah seorang faqih, ushuli, Muhaddits, ahli kalam,
sastrawan dan ahli nahwu. Ibnu Hajar Mulazamah kepada beliau dari tahun 790 H.
sampai 819 H.
4) Bidang ilmu Sastra Arab

a. Majduddin Abu Thaahir Muhammad bin Ya‟qub bin Muhammad bin Ibrahim
bin Umar Asy-Syairazi Al-Fairuzabadi (729-827 H). seorang ulama pakar satra
Arab yang paling terkenal dimasa itu.
b. Syamsuddin Muhammad bin Muhammad bin „Ali bin Abdurrazaaq Al-
Ghumaari 9720 -802 H).
5) Bidang hadis dan ilmunya

a. Zainuddin Abdurrahim bin Al-Husein bin Abdurrahman bin Abu bakar bin
IbrahimAl-Mahraani Al-Iraqi (725-806 H).
b. Nuruddin abul Hasan Ali bin Abu Bakar bin Sulaimanbin Abu Bakar bin Umar
binShalih Al-Haitsami (735 -807 H.)

Selain beberapa yang telah disebutkan di atas, guru-guru Ibnu Hajar, antara lain:
1. Al-Iraqi, seorang yang paling banyak menguasai bidang hadis dan ilmu-ilmu yang
berhubungan dengan hadis.
2. Al-Haitsami, seorang yang paling hafal tentang matan-matan.

3. Al-Ghimari, seorang yang banyak tahu tentang bahasa Arab dan berhubungan
dengan bahasa Arab.
4. A-Muhib bin Hisyam, seorang yang cerdas.

5. Al-Ghifari, seorang yang hebat hafalannya.

6. Al-Abnasi, seorang yang terkenal kehebatannya dalam mengajar dan memahamkan


orang lain.
6
7. Al-Izzu bin Jamaah, seorang yang banyak menguasai beragam bidang ilmu.

8. At-Tanukhi, seorang yang terkenal dengan qira‟atnya dan ketinggian sanadnya


dalam qira‟at.

D. Murid-Muridnya

Kedudukan dan ilmu beliau yang sangat luas dan dalam tentunya menjadi
perhatian para penuntut ilmu dari segala penjuru dunia. Oleh karena itu, tercatat lebih
dari lima ratus murid beliau sebagaimana disampaikan murid beliau imam as-Sakhawi.
Di antara murid beliau yang terkenal adalah:
a. Syeikh Ibrahim bin Ali bin Asy-Syeikh bin Burhanuddin bin Zhahiirah Al-Makki
Asy-Syafi‟i (wafat tahun 891 H).
b. Syeikh Ahmad bin Utsmaan bin Muhammad bin Ibrahim bin Abdillah Al-
Karmaani Al-hanafi (wafat tahun 835 H) dikenal dengan Syihabuddin Abul Fathi
Al- Kalutaani seorang Muhaddits.
c. Syihabuddin Ahmad bin Muhammad bin Ali bin Hasan Al-Anshari Al-Khazraji
(wafat tahun 875 H) yang dikenal dengan Al-Hijaazi.
d. Zakariya bin Muhammad bin Zakariya Al-Anshari wafat tahun 926 H.
e. Muhammad bin Abdurrahman bin Muhammad bin Abu bakar bin Utsmaan
As-Sakhaawi Asy-Syafi‟i wafat tahun 902 H.
f. Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Abdullah bin Fahd Al-
HasyimiAl-„Alawi Al-Makki wafat tahun 871 H.
g. Burhanuddin Al-Baqa‟i, peneliti kitab Nuzhum Ad-Dhurar fi Tanasub Al-Ayi
waAs-Suwar.

E. Karya-Karyanya

As-Sakhawi telah mendatanya dalam al-Jawahir wad Durar, yakni


berjumlah 270 buku. As-Suyuthi menghitungnya dalam Nazhmul 'Ugyan, dan
berjumlah 198 buku. Al- Biqa'i pun telah menghitungnya, yaitu berjumlah 142
buku. Sementara Haji Khalifah dalamKasyfuz Zhunun menghitungnya dan
menjumlahkannya menjadi sekitar 100 buku.

Dalam ilmu aqidah, beliau menulis kitab:

1. Al-Ayatun Nayyırat fi Ma'rifatil Khawariq wal Mu'jizat.


7
2. Al-Bahts 'an Ahwalil Ba'ts.

Dalam ilmu Al-Qur-an, beliau menulis kitab:

1. Al-Itgan fi Jam'i Ahadits Fadha-ilil Qur-an.

2. Al-Ahkam li Bayani ma Waqa'a fil Qira'at minal Ibham. Dalam ilmu hadits, beliau
menulis kitab:

1. Al-Abdalus Shafiyat minas Tsaqafiyyat.

2. It-hâful Maharah bi Athrâfil 'Asyrah.

3. Al-Istidrak ala al-Hafizh al-'Iraqi fi Takhrij Ahadits al-Ihya'.

4. Al-Istidrak 'ala Nukat Ibnu Shalah li al-'Iraqi.

5. Athrafush Shahihaini 'alal Abwab wal Masanid.

6. Athraful Firdaus li ad-Dailami.

7. Afrad Muslim 'an al-Bukhari.

8. Al-Intifa' bi Tartib ad-Daraquthni 'alal Anwa'.

9. Tartibul ilal 'alal Anwa'.

10. Taghliqut Ta'liq, yaitu kitab yang menjelaskan apa yang dibutuhkan oleh seorang
peneliti kitab Syarh Shahih al-Bukhari. Ketika menulis kitab ini, Ibnu Hajar
menggunakan 350 buku sebagai referensinya.
1. Taqribut Tahdzib. Kitab ini adalah ringkasan dari kitab beliau Tahdzibut
Tahdzib, yang asalnya dari kitab Tahdzib Tahdzibul Kamal fi Asma-ir Rijal
karya al-Hafizh al-Maqdisi.
2. Adapun kitab Fathul Bari: Syarh Shahihil Bukhari, Ibnu Hajar telah meneliti
hadits-haditsnya dan menjawab beberapa persoalan yang muncul pada sanad
dan perawi di dalamnya.

Di antara karya tulis beliau dalam ilmu tarikh, biografi, dan sirrah:

1. Al-Ishabah fi Tamyizish Shahabah, yakni kitab yang disusun menjadi empat


jilid besar dan jumlah biografi yang tercantum di dalamnya mencapai 12.297
Sahabat.
2. Ad-Durarul Kaminah fi A'yanil Mi'ah ats-Tsaminah.Di antara karya tulis

8
beliau dalam ilmu bahasa:
1. Kitabul Ashlah fi Imamatil Afshah.
Kitab-kitab karya beliau di atas tidak mengalami banyak persoalan, kecuali
sedikit saja dari jumlah yang besar tersebut. Al-Allamah al-Faqih asy-Syaukani
berbicara tentang beliau: "Beliau adalah al-hafizh al-kabir (ulama besar) serta al-imam
al-mutafarrid (imam yang tiada duanya) dalam ilmu hadits dan 'illat-'illat-nya pada
zaman-zaman terakhir ini. Hafalan dan kemantapan ilmunya telah diakui oleh siapa
saja, baik yang dekat maupun yang jauh, kawan maupun lawan, hingga sebutan al-
Hafizh yang disematkan untuk beliau telah menjadi sebuah kesepakatan”.2

Al-„Allamah Ibnu Khaldun dalam al-Muqaddimah-nya mengutip perkataan


guru- gurunya yang mengatakan, “Mensyarah Shahih al-Bukhari adalah tugas yang
dibebankan kepada umat ini”. Ucapan ini secara pasti dinyatakan sebelum adanya
Fathul Bari. Dengan demikian al-Hafizh Ibnu Hajar telah menunaikan tugas yang
menjadi tanggungan umat ini.

2.2 Isi Kitab


Kitab Fathul Bari terdiri dari 13 jilid (edisi lain 15 jilid) dan 1 jilid
muqaddimahnya yang diberi judul Hadyu al-Syari. Nilai penting dari muqaddimah
tersebut sebagai kunci untuk memahami metode syarah Ibn Hajar. Kitab Hadyu al-
Syari diselesaikan penulisannya pada tahun 813 H.3 Ia menjelaskan berbagai hal dalam
muqaddimah kitab tersebut. Setidaknya ada beberapa hal penting yang ia jelaskan antara
lain: alasan mensyarah hadis, alasan memilih kitab shahih Bukhari sebagai kitab hadis
yang keshahihanya paling diyakini mayoritas ulama hadis, penjelasan tentang adanya
beberapa hadis yang disebut berulang-ulang, penjelasan tentang derajat keshahihan
hadis baik secara matan maupun sanad, menjelaskan makna kosa kata yang terbilang
rumit dengan menggunakan pemaknaan yang mudah, ia menjelaskan makna hadis
berdasarkan gramatika bahasa Arab, ia menguatkan syarah hadisnya dengan pendapat
para ulama dari berbagai disiplin ilmu semisal fikih, hadis, dan tafsir.4 Dan banyak hal
lainnya yang ia tulis hingga menjadi satu jilid khusus yang hanya berisikan
muqaddimah.

2
Ibn Hajar al-Asqalani, Fathul Bari Syarhu Shahih Al-Bukhari, Terj. Abu Ihsan al-Atsari (Jakarta :
Pustaka ImamAsy-Syafi‟i, 2011), hlm. 18-20

3
Al-Qisthanthini, Kasyfu al-Dzunun, h. 432
4
Abdullah Muhammad al-Hibr, Manhaj al-Hafiz ibn Hajr fi Kitabih Fath al-Bari, 1426 H, hlm. 3-4.
9
Ibnu Hajar menulis muqaddimah tersebut selama kurang lebih lima tahun
lamanya, dan berakhir pada tahun 813 H. Sedangkan Fath al-Bari baru dimulai
penulisannya 4 tahun setelahnya yaitu pada tahun 817 H, dan ia selesaikan pada tahun
842 H. Dengan demikian, penyusunan kitab Fathul Bari memakan waktu selama 25
tahun. Sistematika kitab Fathul Bari mengikuti sistematika yang ada dalam kitab Shahih
Bukhari. Urutan kitab, bab dan nomor hadis dalam kitab syarah ini disusun
sebagaimana yang terdapat dalam kitab Shahih Bukhari, terdiri dari sekitar 97 judul
kitab, 3230 judul bab dan sekitar 7523 hadis.

Ia selalu mengawali dengan penulisan judul, sub judul kemudian menuliskan


hadis-hadisyang memiliki kesesuaian. Ibn Hajar memulai syarahnya dari sub judul pada
tiap-tiap judul. al-„Allamah Ibnu Khaldun dalam al-Muqaddimah-nya mengutip
perkataan guru-gurunya yang mengatakan, “Mensyarah Shahih al-Bukhari adalah tugas
yang dibebankan kepada umat ini”. Ucapan ini secara pasti dinyatakan sebelum adanya
Fathul Bari. Dengan demikian al-Hafizh Ibnu Hajar telah menunaikan tugas yang
menjadi tanggungan umat ini.

Kelebihan Kitab :
1. Ibnu Hajar menjelaskan masalah bahasa dan i‟rab dan menguraikan masalah
penting yang tidak ditemukan di kitab lainnya, juga menjelaskan dari segi balaghah
dan sastranya, mengambil hukum, serta memaparkan berbagai masalah yang
diperdebatkan oleh para ulama, baik menyangkut fiqih maupun ilmu kalam secara
terperinci dan tidakmemihak
2. Memiliki keluasan pembahasan yang diawali dengan pembahasan kebahasaan,
kemudian diperkuat ayat-ayat al-Qur‟an, hadis-hadis, serta pendapat para ulama.
3. Menyajikan pembahasan yang mudah dipahami serta memiliki kesesuaian dengan
masing-masing tema.
4. Melakukan kajian mendalam terhadap syarah terdahulu yang dijadikan rujukan
dalam mensyarah hadis-hadis.
5. Menerapkan susunan landasan hukum secara tertib, dengan menjadikan Al-Qur‟an
sebagai rujukan utama dalam menilai, mengkaji dan mengkritisi berbagai hadis,
pendapat dan sebagainya.

Kekurangan Kitab :

1. Dalam mengambil keputusan hukum, kitab fathul bari lebih condong pada mazhab
10
Syafi‟i, sehingga hanya terbatas pada satu mazhab dari pelbagai mazhab fikih yang
ada.
2. Sistem penulisan terkadang tidak sistematis sehingga menyulitkan dalam mengkaji
danmeneliti.
3. Pemilihan hadis-hadis dalam menjelaskan sub tema terkadang bersifat parsial
sehinggaseakan-akan menggambarkan ketidak utuhan hadis.
4. Pensyarahan pada kitab fathul bari memungkinkan untuk dikategorikan sebagai
syarah yang bersifat subjektif. Hal itu karena kecenderungan fikih yang melekat
pada Ibn Hajarsangat nampak ketika menyimpulkan atau memutuskan hukum.

2.3 Penilaian Ulama Terhadap Kitab

Ulama hadis menjadikan kitab fathul bari rujukan utama dalam memahami
shahih bukhari, bahkan sebagian dari mereka menilai, seandainya tidak ada lagi kitab
yang mensyarah shahih Bukhari, maka cukuplah kitab fathul bari yang menjadi
pedoman. Penilaian tersebut berdasarkan pada ketelitian dan kehati-hatian Ibn Hajar
dalam mensyarah setiap hadis. Al-Syaukani (1255 H) memberikan kesaksian atas
keistimewaan fathul bari, ia berucap „la hijrah ba’da al-fathi’.5 Ungkapan sekilas
tersebut seakan-akan mengkiaskan keberadaan fathul bari bagi ulama hadis bagaikan
peristiwa hijrah bagi umat Islam di masa Rasulullah Saw. Mungkin bagi sebagian
orang, pengkiasan tersebut terlihat berlebihan, namun jika mempelajari isi dari fathur
bari, maka akan terlihat secara jelas pengaruh kitab tersebut terhadap kitab-kitab
syarah lainnya yang mensyarah shahih Bukhari. Sebagaimana pengaruh hijrah ke
Madinah bagi perkembangan umat Islam setelahnya.

Musthafa bin Abdillah al-Rumi (1067 H) penulis kitab kashf al-zunun menilai
bahwa kitab fathul Bari adalah kitab paling diagungkan di antara syarah kitab shahih
Bukhari lainnya.6 Pengagungan tersebut terlihat dari segi penggunaan bahasa dalam
menjelaskan dan pengungkapan berbagai pendapat para ulama.

Imam al-Suyuti menilai bahwa kitab fathul bari adalah salah satu kitab syarah
yang paling bermanfaat, tidak ada satupun yang mampu menyerupainya baik sebelum

5
Aan Supian, “METODE SYARAH FATH AL-BARI (Studi Syarah Hadis pada bab Halawah al-Iman)”,
Nuansa,Vol. X, No. 1, (Juni 2017), 27
6
Ibid, 27
11
kitab itu ditulis maupun setelahnya.7 Kesaksian imam Al-Suyuti memberikan
keistimewaan tersendiri bagi kitab fathur bari. Hal itu karena imam Al-Suyuti menjadi
rujukan para ulamasetelahnya dalam mengkaji berbagai disiplin keilmuan Islam semisal
ilmu tafsir dan hadis.

Ibn Qadli Syuhbah, Abu Barakat al-Ghazi, dan Ibn Burhan al-Halbi juga
memiliki penilian yang sama dengan Imam Al-Suyuti. Syeikh Al-Qassar dalam kitab
al-Tuffah al- Qadiriyyah mengungkapkan bahwa tidak ada satupun dalam agama Islam
yang menulis syarah semua hadis melebihi kitab fathul bari. Ibn Khuldun penulis kita
Muqaddimah juga memberikan penilaian, bahwa kitab fathul bari bagai agama bagi
umat Islam, hal itu karena semua ulama mengutip kitab fathul bari dalam memberikan
penjelasan tentang hadis kepada umat Islam. Al-Sakhawi juga memberikan penilaian
yang sama. Bagi mereka, kehadiran kitab fathul bari memberikan kemudahan bagi para
pengkaji hadis setelahnya. Kitab fathul bari seakan-akan mejadi puncak karya tertinggi
dalam syarah shahih Bukhari.

Abu Abbas al-Hanawi murid al-Iraqi sekaligus kawan dari Ibn Hajar berkisah,
bahwa suatu hari ketika ia berada di majlis dan sedang menyalin tulisan gurunya,
kemudian datang Ibn Hajar, melihat kedatangannya, semua orang tertuju kepadanya.
Hal itu karena Ibn Hajar terkenal sebagai orang yang memiliki kefashihan dalam
bertuturkata. Mufti Mesir Taqiyuddin al-Muqrizi menilai, bahasa atau diksi kata yang
digunakan Ibn Hajar bagaikan sihir yang melenakan. Kefasihan dan kerenyahan bahasa
yang digunakan Ibn Hajar dalam mensyarah fathul bari memiliki daya tarik tersendiri
bagi para pengkaji hadis.

7
Abdullah Muhammad al-Hibr, Manhaj al-Hafiz ibn Hajr fii Kitabih Fath al-Bari, 1426 H, hlm 5.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan beberapa poin sebagai berikut :

1. Biografi

Nama lengkap beliau adalah Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Mahmud bin
Ahmad bin Hajar al-Kinani al-Asqalani al-Mishr al-Syafi‟i, beliau lahir pada 12
Sya‟ban 773 H dan wafat pada 852H, di Mesir. Guru-guru Ibnu Hajar, antara lain,
Al-Iraqi, Al- Haitsami, Al-Ghimari, Al-Muhib, Al-Ghifari dan lain sebagainya. Di
antara murid beliau yang terkenal adalah Syeikh Ibrahim bin Ali bin Asy-Syeikh bin
Burhanuddin bin Zhahiirah Al-Makki Asy-Syafi‟I, Syihabuddin Ahmad bin
Muhammad bin Ali bin Hasan Al-Anshari Al-Khazraji, As-Sakhaawi, Burhanuddin
Al-Baqa‟i. Adapun karya-karya Imam Ibnu Hajar menurut As-Sakhawi sekitar 270
dengan berbagai macam nama kitab dan berbagai bidang. Salah satu karyanya dalam
ilmu aqidah, beliau menulis kitab, Al-Ayatun Nayyırat fi Ma'rifatil Khawariq wal
Mu'jizat.

2. Isi Kitab

Kitab Fathul Bari terdiri dari 13 jilid (edisi lain 15 jilid) dan 1 jilid
muqaddimahnya yang diberi judul Hadyu al-Syari. Beliau mulai menulis kitab
Fathul bari pada tahun 817 H, dan selesai pada tahun 842 H. Dengan demikian,
penyusunan kitab Fathul Bari memakan waktu selama 25 tahun. Sistematika kitab
Fathul Bari mengikuti sistematika yang ada dalam kitab Shahih Bukhari. Urutan
kitab, bab dan nomor hadis dalam kitab syarah ini disusun sebagaimana yang
terdapat dalam kitab Shahih Bukhari, terdiri dari sekitar 97 judul kitab, 3230 judul
bab dan sekitar 7523 hadis.

3. Penilaian Ulama terhadap Kitab

Adapun penilaian ulama terhadap kitab fathul bari ini diantaranya yaitu,
Musthafa bin Abdillah al-Rumi penulis kitab kashf al-zunun menilai bahwa kitab
13
fathul Bari adalah kitab paling diagungkan di antara syarah kitab shahih Bukhari
lainnya.

3.2 Saran

Demikian makalah ini kami selesaikan dengan sungguh-sungguh. Saran kami


untuk para pembaca sekalian perluaslah wawasan terhadap bidang ilmu yang tengah
ditekuni terutama mengenali ulama-ulama hadits. Semoga kita mendapat ilmu yang
bermanfaat dunia dan akhirat.

14
DAFTAR PUSTAKA

Aan Supian, “METODE SYARAH FATH AL-BARI (Studi Syarah Hadis pada bab
Halawah al-Iman)”, Nuansa, Vol. X, No. 1, (Juni 2017

Abdullah Muhammad al-Hibr, Manhaj al-Hafiz ibn Hajr fi Kitabih Fath al-Bari, 1426 H

Al-Qisthanthini, Kasyfu al-Dzunun


Ibn Hajar al-Asqalani, Fathul Bari Syarhu Shahih Al-Bukhari, Terj. Abu Ihsan al-
Atsari (Jakarta : Pustaka Imam Asy-Syafi‟i, 2011)

Mahmud Muhammad Ahmad al-Bik, Fath al-Bari bi Sharh Shahih al-Bukhari li Ibn
Hajr al- Asqalani Kitab al-Maghazi Dirasah Lughawiyah, (Ghaza:
Jami‟ al-Islamiyyah,2011)

15

Anda mungkin juga menyukai