Dosen pengampu:
Dr.H. zailani,M.Ag
Disusun oleh:
FAKULTAS USHULUDDIN
PEKANBARU
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Kitab Musnad Al-
Humaidy dengan baik. Sholawat beserta salam tak lupa pula tercurahkan pada baginda
Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia kejalan kebaikan seperti saat
ini. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. H. Zailani, M. Ag., selaku dosen
pada mata kuliah Kajian Kitab Hadis Ammah yang telah membimbing perkuliahan dalam
mata kuliah Kajian Kitab Hadis Ammah dengan baik.
Penulis berharap dengan adanya makalah ini, dapat menambah ilmu dan pengetahuan
bagi pembaca dan juga dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Penulis menyadari
bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini, untuk itu penulis meminta kritik dan
saran dari pembaca dalam upaya penyempurnaan makalah ini. Semoga dengan adanya
kritik dan saran dari pembaca dapat memotivasi penulis untuk dapat lebih baik lagi
kedepannya.
Pekanbaru,maret 2023
Penulis
DAFTAR ISI
1. LATAR BELAKANG
Sebagai salah satu kitab sahih yang ditulis di abad awal, Sahih Ibn Khuzaymah
menempati satu posisi unik yang secara tidak langsung juga menggambarkan anomalitas
struktur dalam internal diskursus hadis. Ia diakui bukan sebagai kitab sahih dan juga tidak
digolongkan kepada kitab-kitab tidak sahih. Seluruhnya disebabkan oleh cara
penyuguhan Sahih Ibn Khuzaymah akan totalitas kajian hadis; satu cara yang tidak biasa
dan belum ditradisikan oleh mayoritas penulisan kitab hadis di abad III hijriyah.
Ia berbeda dengan Sahih al-Bukhari dan Sahih Muslim yang hingga kini menjadi
rujukan utama perihal otoritas tertinggi kesahihan sebuah periwayatan. Paper ini akan
menggambarkan keunikan internal Sahih IbnKhuzaymah tersebut.Keunikan yang
tertuang dalam logika penyusunan,sistematika penulisan dan perangkat metodologi yang
digunakan dalam analisa matan serta sanad.
2. RUMUSAN MASALAH
a. Bagaimana biografi imam Ibnu khuzaimah?
3. TUJUAN PENULISAN
a. Untuk mengetauhi biografi imam Ibnu khuzaimah
Penyusun kitab Sahih ini mempunyai nama lengkap Abû BakrMuhammad ibn
Ishâq ibn Khuzaymah al-Naysaburi yang dilahirkan pada bulanShafar tahun 223 H, di
Naysabur. 1Pada masanya, ia adalah seorang imam yangsangat ahli di Naisabur dan
mujtahid sangat popular dalam bidang hadits, serta digelari “al-imam al-a‟immah ”
(imam dari segala imam).Al-Sabqi memberinya gelar pemuka besar bagi Imam Islam.
Karangannya berjumlah 140 buah danyang paling bagus dan lengkap adalah kitab
Sahihnya.Ia mempelajari fiqh darial-Rabi„ dan al-Muzani serta pernah menjadi imam di
Khurasan.2
Ibnu khuzaimah wafat pada malam sabtu kedua bulan dzulqa‟dah tahun
311.jenazahnya dishalati oleh putranya,Abu An Nashr dan dimakamkan disebuah kamar
dalam rumahnya. Kamar itu kini menjadi lokasi pemakaman. 3
Ibnu Khuzaimah hidup pada kurun ketiga dan keempat Hijrah, masa keemasan dan
puncak peradaban Islam. Dalam periode perkembangan hadits,yang terbagi dalam tujuh
periode, Ibn Khuzaimah hidup pada masa periode kelima („Ashr al-tajrîd wa al-Tashhîh
wa al-tanqih periode pemurnian,penyehatan, dan penyempurnaan) dan periode keenam
(„Ashr al-tahdzîb wa al- tartîb wa al-istidrâk wa al-jam„ periode pemeliharaan,
penertiban, penambahan,dan penghimpunan).
Periode Kelima berkisar selama abad ke-3 Hijrah, dari awal sampai akhir.Ulama
hadits yang hidup pada masa ini disebut mutaqaddimînPeriode iniditandai dengan
munculnya Kutub al-Sittah Kegiatan yang dilakukan adalah pelawatan ke berbagai kota
untuk memburu hadits pembuatan klasifikasi haditsuntuk dibedakan menjadi
marfu„Mawquf dan Maqthu melakukan kritik terhadap sanad maupun matan4.Puncak
pengklasifikasian hadits pada abad ke-3 Hijrah ini, di antaranya adalah Ibn Khuzaimah.
1
Lihat “Muqaddimah” dalam Muhammad Mushthafa al-A„zhami (ed.),Shahih IbnKhuzymah: Juz I
, Cet. II (Riyad: Syirkah al-Thab„ah al-„Arabîyah al-Su„udiyah al-Mahdudah, 1981), hal. 7-8.
2
T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy,Pokok-pokok Ilmu Dirayah Hadits: Jilid II Cet. IV(Jakarta: Bulan Bintang,
1976), hal. 415.
3
Lihat “Muqaddimah” dalam A„zhami Shahih 11. Dalam catatan Ash-Shiddieqy,Ibn Khuzaimah wafat
tahun 313 H., dalam Sejarah dan Pengantar 334 dan Ridjalul.,85
4
nonim (Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam),Ensiklopedi Islam Vol. 2, Cet. II(Jakarta: PT Ichtiar van
Hoeve, 1994), 46-7.
Sementara,Periode Keenam dimulai semenjak awal abad ke-4 Hijrah sampai
jatuhnya kota Baghdad (656H./1258 M.). Ulama hadits yang hidup pada periode ini
disebut ulamamuta‟akhkhirIN Pada umumnya, kegiatan mereka bersandar pada karya-
karyaulam mutaqaddimîn Hadits yang mereka kumpulkan merupakan nukilan darikitab-
kitab yang sudah ada. Tumbuh asumsi di kalangan ulama untukmencukupkan hadits-
hadits yang telah dihimpun. Kitab Sahih ibn Khuzaimahmerupakan salah satu kitab
masyhur yang muncul pada abad ke-4 Hijrah ini.5
b. Sejarah pendidikan
Ibn Khuzaimah menjelajah ke berbagai kota untuk, terutama, memburu hadits dari
berbagai ahli sejak berusia 17 tahun (240 H.). Di kota kelahirannya Naysabur, ia
mendengar hadits dari Ibn Râhawayh,et al A„zhami menyebutkan kota-kota yang pernah
ia singgahi beserta ahli hadits yang didengar di sana. Diantaranya: Rayy untuk
mendengar hadits di antaranya dari Muhammad ibn Mihran, Marwa dari „Ali Ibn
Muhammad, Syam dari Musa ibn Sahl al-Ramli Jazirah dari „Abd al-Jabbar ibn al-„Alla
Mesir dari Yunus ibn „Abd al-A„la Wasithdari Muhammad ibn Harb Baghdad dari
Muhammad ibn Ishaq al-Shaghani;Bashrah dari Nashr ib „Ali al-Azdi Kufah dari Abu
Kurayb Muhammad ibn al-„Alla‟al-Hamdani.6
5
Anonim,Ensiklopedi Islam 2 47-8.Cf Ash-Shiddieqy,Sejarah dan Pengantar ,123
6
Lihat “Muqaddimah” dalam A„zhamî,Shahîh 8-9
Sejak muda ia sudah tekun mempelajari hadis.ia mendengarkan hadis dari Ishaq
bin Rahawai (w.238 H) dan Muhammad bin hamid ( w 230). Ia tidak meriwayatkan hadis
dari keduanya, karena ia menulis hadis dari mereka pada usia anak-anak, sebelum ia
dapat memahami dan menelitinya.
Ibn Khuzaimah beguru kepada banyak ulama besar di masanya - antara lain:
a. Ali bin Muhammad
b. Musa bin Sahl Ar-Ramli
c. Muhammad bin Harb, Abu Kuraib
d. Muhammad bin Maran, Yunus bin Abdul A‟la
e. Abdul Jabbar bin Al-A‟la, Ishaq bin Rahawaih
f. Mahmud bin Ghailan, Ali bin Hajar7
g. Ahmad bin ma‟ni
h. Ali bin hujrin, dan lainnya.
sebagai seorang imam besar di Khurasan, Ibnu Khuzaimah memiliki banyak murid,
antara lain:
a. Ahmad bin Al-Mubarak
b. Ibrahim bin Abi Thalib
c. Abu Ali An-Nisaburi
d. Abu Amr bin Hamdan
e. Muhammad bin Ahmad bin Bashir8
f. Yahya bin Muhammad bin sa‟id
g. Abu ali al-naisaburi
7
Dadi Nurhaedi, "Ibnu Khuzaimah" dalam Studi Kitab Hadis, ed. M. Alfatih Suryadilaga (Yogyakarta:
Teras, 2009), hal. 218-223
8
Abu Abdillah Muhammad Adz-Dzahabi, Tadzkiratul Huffadh (Beirut: Darul Kutub Al-Ilmiah, 1998), II,
hal. 207-208
e. Karya-karya Ibnu Khuzaimah
Pena Ibnu Khuzaimah sangat tajam. Ia penulis hadits yang amat produktif pada
masanya. Konon, Ibnu Khuzaimah memiliki lebih dari 140 hasil karyanya berupa kitab.
Karya-karya ini di luar tentang al-Masail (permasalahan-permasalahan tertentu) yang
mencapai lebih dari 100 juz, tentang Fiqh Hadits ada 3 juz, dan permasalahan Haji ada 5
juz. Sayangnya, sebagian besar karyanya tidak sampai ke tangan kita, meskipun sekedar
nama atau judul. Karyanya yang masih dapat dijumpai saat ini hanya dua: Kitab al-
Tauhid dan Shahih Ibn Khuzaimah yang tersimpan di Maktabah al-Islamiyyah, Istanbul,
Turki. Perpustakaan ini menyimpan dalam dua bentuk: manuskrip dan kitab.
Karya monumental Ibnu Khuzaimah adalah Shahih Ibnu Khuzaimah. Nama asli
kitab ini adalah Mukhtashar al-Muktashar min al-Musnad al-Shahih „an al-Nabi Salallahu
„alaihi wa Salam.
Kitab Sahih Ibn Khuzaimah adalah salah satu kitab yang memuat hadits-hadits
sahih yang tidak terdapat dalam kitab-kitab sahih abad ke-3 Hijrah (Sahihal-Bukhârî dan
Muslim dan Kita enam yang lain), di samping Sahih Ibn Hibbândan Mustadrak al-
Hâkim.Kitab Sahih Ibn Khuzaimah di-tahqiq oleh M.M.A‟zhamî dan di-takhrij oleh al-
Albânî. Kitab yang disusun dan diterbitkanberdasarkan manuskrip yang diketemukan ini,
disinyalir baru sebagian.Dengan kata lain, hadits-hadits yang disusun Ibn Khuzaimah
dalam Sahihnya belumseluruhnya terhimpun dalam terbitan yang bisa kita jumpai saat
ini.9
9
usuf Qardhawi,Bagaimana Memahami Hadits Nabi Saw terj.Muhammad Al-Baqir, Cet. VI (Bandung:
Penerbit Karisma, 1999), hal. 58.
darikitabnya yang memakai sebutan Mukhtashar al Mukhtashar., seperti al-Bayhaqî(w.
458 H.) dalam al-Sunan al-Kubra -nya, al-Dzahabi dalamSiyar al-A„lam –nya
Nama yang diberikan Ibn Khuzaimah untuk kitab hadisnya adalah Mukhtashar al-
Mukhtashar min al-Musnad al-Shahîh „an al-Nabî saw. Maksud dari Musnad di sini,
tampaknya bukanlah tipe koleksi kitab hadits yang bersifatteknis (yakni kitab yang hadis-
hadisnya disusun berdasarkan nama sanadterakhir yang bersambung, tanpa memerhatikan
subject-matter ). Akan tetapi, IbnKhuzaimah memahami kitab Musnad dengan merujuk
pada pengertian asa yakni kitab yang hadis-hadisnya didukung oleh rantai transmisi
(isnâd) yang takterputus sampai Nabi saw.
Kitab Shahîh Ibn Khuzaimah yang dianotasi dalam tulisan ini adalahterbitan al-
Maktabah al-Islâmî, Beirut (1996) dan Syirkah al-Thab„ah al-„Arabîyahal-Su„ûdîyah al-
Mahdûdah, Riyad (1981). Tidak ada perbedaan esensial bagikitab Shahîh ini dari kedua
penerbit tersebut. Seperti telah disampaikan, pen tahqîq dan pen takhrîj serta yang
memberi “Muqaddimah” sepanjang 27 halaman dalam kitab tersebut adalah Dr.
Muhammad Mushthafâ al-A„zhamî. Di dalamnya,ada banyak informasi penting dan
penilaian terhadap Ibn Khuzaimah besertakompilasinya.
Ibnu hibban berkata “aku tidak pernah melihat di atas muka bumi ini orang
yang cakap membuat buku hadist dan menghapal redaksinya-redaksinya
yang shaheh dan tambahannya, seakan-akan seluruh sunnah ada di kedua
matanya selain muhammad bin ishaq10.
Ad-Daruqi berkata, “Ibnu Khuzaimah adalah hujjah tanpa tandingan.”
Ibnu abu hatim berkata, “Celaka kalien! Ialah yang bertanya tentang kita,
bukan kita yang bertanya tentang ia. Ia adalah seorang toko yang layak
diikuti.11
Abu Ali Al Husain bin muhammad Al-Hafiz berkomentar, “Aku belum
pernah melihatb orang seperti Muhammad bin ishaq.” ia menambahkan,
“Ibnu Khuzaimah menghapal masalah-masalah fiqih dari hadistnya seperti
seorang qari‟menghapal surat.”
10
Thabaqat Asy-Syafi‟iyyah, 3:118:Tadzkirah Al Huffazh 723
11
Ibid 113
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Abu Abdillah Muhammad Adz-Dzahabi, Tadzkiratul Huffadh (Beirut: Darul Kutub Al-
Ilmiah, 1998), II,
Dadi Nurhaedi, "Ibnu Khuzaimah" dalam Studi Kitab Hadis, ed. M. Alfatih Suryadilaga
(Yogyakarta: Teras, 2009),