Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KAJIAN KITAB HADIS AMMAH

KITAB SHAHEH IBN KHUZAIMAH

Dosen pengampu:

Dr.H. zailani,M.Ag

Disusun oleh:

Saskia Salsabila 12130421104


Suci Afriza 12130422364

JURUSAN ILMU HADITS

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

PEKANBARU

2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Kitab Musnad Al-
Humaidy dengan baik. Sholawat beserta salam tak lupa pula tercurahkan pada baginda
Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia kejalan kebaikan seperti saat
ini. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. H. Zailani, M. Ag., selaku dosen
pada mata kuliah Kajian Kitab Hadis Ammah yang telah membimbing perkuliahan dalam
mata kuliah Kajian Kitab Hadis Ammah dengan baik.

Penulis berharap dengan adanya makalah ini, dapat menambah ilmu dan pengetahuan
bagi pembaca dan juga dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Penulis menyadari
bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini, untuk itu penulis meminta kritik dan
saran dari pembaca dalam upaya penyempurnaan makalah ini. Semoga dengan adanya
kritik dan saran dari pembaca dapat memotivasi penulis untuk dapat lebih baik lagi
kedepannya.

Pekanbaru,maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 2


DAFTAR ISI....................................................................................................................... 3
BAB I .................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 4
1. LATAR BELAKANG ................................................................................................ 4
2. RUMUSAN MASALAH ............................................................................................ 4
3. TUJUAN PENULISAN .............................................................................................. 4
BAB II................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 5
1. BIOGRAFI IBN KHUZAIMAH ............................................................................. 5
2. LATAR BELAKANG PENULISAN KITAB ......................................................... 8
3. SISTEMATIKA KITAB IMAM IBNU KHUZAIMAH ......................................... 9
4. PENILAIAN ULAMA........................................................................................... 11
BAB III ............................................................................................................................. 12
PENUTUP......................................................................................................................... 12
1. KESIMPULAN ......................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Sebagai salah satu kitab sahih yang ditulis di abad awal, Sahih Ibn Khuzaymah
menempati satu posisi unik yang secara tidak langsung juga menggambarkan anomalitas
struktur dalam internal diskursus hadis. Ia diakui bukan sebagai kitab sahih dan juga tidak
digolongkan kepada kitab-kitab tidak sahih. Seluruhnya disebabkan oleh cara
penyuguhan Sahih Ibn Khuzaymah akan totalitas kajian hadis; satu cara yang tidak biasa
dan belum ditradisikan oleh mayoritas penulisan kitab hadis di abad III hijriyah.

Ia berbeda dengan Sahih al-Bukhari dan Sahih Muslim yang hingga kini menjadi
rujukan utama perihal otoritas tertinggi kesahihan sebuah periwayatan. Paper ini akan
menggambarkan keunikan internal Sahih IbnKhuzaymah tersebut.Keunikan yang
tertuang dalam logika penyusunan,sistematika penulisan dan perangkat metodologi yang
digunakan dalam analisa matan serta sanad.

2. RUMUSAN MASALAH
a. Bagaimana biografi imam Ibnu khuzaimah?

b. Apa saja yang melatar belakangi penulisan kitab Ibnu Khuzaimah?

c. Berapa isi kitab dari shaheh Ibnu Khuzaimah?

d. Bagaimana pandangan ulama terhadap kitab Ibnu khuzaimah?

3. TUJUAN PENULISAN
a. Untuk mengetauhi biografi imam Ibnu khuzaimah

b. Untuk mengetauhi latar belakang penulisan kitab Ibnu Khuzaimah tersebut

c. Untuk mengetauhi apa saja isi kitab ibnu Khizamah

d. Untuk mengetauhi pandangan ulama terhadap imam Ibnu Khuzaimah


BAB II
PEMBAHASAN
1. BIOGRAFI IBN KHUZAIMAH
a. Sejarah hidup

Penyusun kitab Sahih ini mempunyai nama lengkap Abû BakrMuhammad ibn
Ishâq ibn Khuzaymah al-Naysaburi yang dilahirkan pada bulanShafar tahun 223 H, di
Naysabur. 1Pada masanya, ia adalah seorang imam yangsangat ahli di Naisabur dan
mujtahid sangat popular dalam bidang hadits, serta digelari “al-imam al-a‟immah ”
(imam dari segala imam).Al-Sabqi memberinya gelar pemuka besar bagi Imam Islam.
Karangannya berjumlah 140 buah danyang paling bagus dan lengkap adalah kitab
Sahihnya.Ia mempelajari fiqh darial-Rabi„ dan al-Muzani serta pernah menjadi imam di
Khurasan.2

Ibnu khuzaimah wafat pada malam sabtu kedua bulan dzulqa‟dah tahun
311.jenazahnya dishalati oleh putranya,Abu An Nashr dan dimakamkan disebuah kamar
dalam rumahnya. Kamar itu kini menjadi lokasi pemakaman. 3

Ibnu Khuzaimah hidup pada kurun ketiga dan keempat Hijrah, masa keemasan dan
puncak peradaban Islam. Dalam periode perkembangan hadits,yang terbagi dalam tujuh
periode, Ibn Khuzaimah hidup pada masa periode kelima („Ashr al-tajrîd wa al-Tashhîh
wa al-tanqih periode pemurnian,penyehatan, dan penyempurnaan) dan periode keenam
(„Ashr al-tahdzîb wa al- tartîb wa al-istidrâk wa al-jam„ periode pemeliharaan,
penertiban, penambahan,dan penghimpunan).

Periode Kelima berkisar selama abad ke-3 Hijrah, dari awal sampai akhir.Ulama
hadits yang hidup pada masa ini disebut mutaqaddimînPeriode iniditandai dengan
munculnya Kutub al-Sittah Kegiatan yang dilakukan adalah pelawatan ke berbagai kota
untuk memburu hadits pembuatan klasifikasi haditsuntuk dibedakan menjadi
marfu„Mawquf dan Maqthu melakukan kritik terhadap sanad maupun matan4.Puncak
pengklasifikasian hadits pada abad ke-3 Hijrah ini, di antaranya adalah Ibn Khuzaimah.

1
Lihat “Muqaddimah” dalam Muhammad Mushthafa al-A„zhami (ed.),Shahih IbnKhuzymah: Juz I
, Cet. II (Riyad: Syirkah al-Thab„ah al-„Arabîyah al-Su„udiyah al-Mahdudah, 1981), hal. 7-8.
2
T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy,Pokok-pokok Ilmu Dirayah Hadits: Jilid II Cet. IV(Jakarta: Bulan Bintang,
1976), hal. 415.
3
Lihat “Muqaddimah” dalam A„zhami Shahih 11. Dalam catatan Ash-Shiddieqy,Ibn Khuzaimah wafat
tahun 313 H., dalam Sejarah dan Pengantar 334 dan Ridjalul.,85
4
nonim (Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam),Ensiklopedi Islam Vol. 2, Cet. II(Jakarta: PT Ichtiar van
Hoeve, 1994), 46-7.
Sementara,Periode Keenam dimulai semenjak awal abad ke-4 Hijrah sampai
jatuhnya kota Baghdad (656H./1258 M.). Ulama hadits yang hidup pada periode ini
disebut ulamamuta‟akhkhirIN Pada umumnya, kegiatan mereka bersandar pada karya-
karyaulam mutaqaddimîn Hadits yang mereka kumpulkan merupakan nukilan darikitab-
kitab yang sudah ada. Tumbuh asumsi di kalangan ulama untukmencukupkan hadits-
hadits yang telah dihimpun. Kitab Sahih ibn Khuzaimahmerupakan salah satu kitab
masyhur yang muncul pada abad ke-4 Hijrah ini.5

Dalam latar sejarah kekuasaan Islam, Ibn Khuzaimah hidup pada


periodekekhalifahan tinggi dinasti „Abbasiyah. Akan tetapi, ia hidup pada saat
terjadinyakemerosotan imperium (833-945 M.). Ia lahir (tahun 838 M.) pada saat
khalifahke-8 al-Mu„tashim (833-842 M.) memerintah. Ketika Ibn Khuzaimah
pergimenjelajah untuk memburu hadis (di usianya yang ke-17, sekitar tahun 854 M.)

rezim „Abbasiyah sedang diperintah khalifah al-Mutawakkil (847-61).Khalifahini


terkenal sangat mendukung kalangan ahli hadits dan menentang kerasgolongan
Mu‟tazilah. Ahmad ibn Hanbal (w. 855 M.) dan para ahli hadits,tampaknya, lebih
merepresentasikan pandangan keagamaan masyarakat Islamsecara keseluruhan, paling
tidak di Irak sekitar Baghdad, ketimbang pandanganpara mutakallimin.Gerakan hadis
dengan ciri-ciri populismenya muncul danberkembang sangat kuat. Selama hayatnya, Ibn
Khuzaimah mengalamibeberapa kali pergantian rezim. Terakhir, ketika Ibn Khuzaimah
wafat tahun 924M., waktu itu pemerintahan di bawah kendali khalifah al-Muqtadir (908-
32)

b. Sejarah pendidikan

Ibn Khuzaimah menjelajah ke berbagai kota untuk, terutama, memburu hadits dari
berbagai ahli sejak berusia 17 tahun (240 H.). Di kota kelahirannya Naysabur, ia
mendengar hadits dari Ibn Râhawayh,et al A„zhami menyebutkan kota-kota yang pernah
ia singgahi beserta ahli hadits yang didengar di sana. Diantaranya: Rayy untuk
mendengar hadits di antaranya dari Muhammad ibn Mihran, Marwa dari „Ali Ibn
Muhammad, Syam dari Musa ibn Sahl al-Ramli Jazirah dari „Abd al-Jabbar ibn al-„Alla
Mesir dari Yunus ibn „Abd al-A„la Wasithdari Muhammad ibn Harb Baghdad dari
Muhammad ibn Ishaq al-Shaghani;Bashrah dari Nashr ib „Ali al-Azdi Kufah dari Abu
Kurayb Muhammad ibn al-„Alla‟al-Hamdani.6

5
Anonim,Ensiklopedi Islam 2 47-8.Cf Ash-Shiddieqy,Sejarah dan Pengantar ,123
6
Lihat “Muqaddimah” dalam A„zhamî,Shahîh 8-9
Sejak muda ia sudah tekun mempelajari hadis.ia mendengarkan hadis dari Ishaq
bin Rahawai (w.238 H) dan Muhammad bin hamid ( w 230). Ia tidak meriwayatkan hadis
dari keduanya, karena ia menulis hadis dari mereka pada usia anak-anak, sebelum ia
dapat memahami dan menelitinya.

c. Guru-gurunya Imam Ibnu Khuzaimah

Ibn Khuzaimah beguru kepada banyak ulama besar di masanya - antara lain:
a. Ali bin Muhammad
b. Musa bin Sahl Ar-Ramli
c. Muhammad bin Harb, Abu Kuraib
d. Muhammad bin Maran, Yunus bin Abdul A‟la
e. Abdul Jabbar bin Al-A‟la, Ishaq bin Rahawaih
f. Mahmud bin Ghailan, Ali bin Hajar7
g. Ahmad bin ma‟ni
h. Ali bin hujrin, dan lainnya.

d. Murid-murid Ibn Khuzaiamah

sebagai seorang imam besar di Khurasan, Ibnu Khuzaimah memiliki banyak murid,
antara lain:
a. Ahmad bin Al-Mubarak
b. Ibrahim bin Abi Thalib
c. Abu Ali An-Nisaburi
d. Abu Amr bin Hamdan
e. Muhammad bin Ahmad bin Bashir8
f. Yahya bin Muhammad bin sa‟id
g. Abu ali al-naisaburi

7
Dadi Nurhaedi, "Ibnu Khuzaimah" dalam Studi Kitab Hadis, ed. M. Alfatih Suryadilaga (Yogyakarta:
Teras, 2009), hal. 218-223
8
Abu Abdillah Muhammad Adz-Dzahabi, Tadzkiratul Huffadh (Beirut: Darul Kutub Al-Ilmiah, 1998), II,
hal. 207-208
e. Karya-karya Ibnu Khuzaimah

Pena Ibnu Khuzaimah sangat tajam. Ia penulis hadits yang amat produktif pada
masanya. Konon, Ibnu Khuzaimah memiliki lebih dari 140 hasil karyanya berupa kitab.
Karya-karya ini di luar tentang al-Masail (permasalahan-permasalahan tertentu) yang
mencapai lebih dari 100 juz, tentang Fiqh Hadits ada 3 juz, dan permasalahan Haji ada 5
juz. Sayangnya, sebagian besar karyanya tidak sampai ke tangan kita, meskipun sekedar
nama atau judul. Karyanya yang masih dapat dijumpai saat ini hanya dua: Kitab al-
Tauhid dan Shahih Ibn Khuzaimah yang tersimpan di Maktabah al-Islamiyyah, Istanbul,
Turki. Perpustakaan ini menyimpan dalam dua bentuk: manuskrip dan kitab.

Karya monumental Ibnu Khuzaimah adalah Shahih Ibnu Khuzaimah. Nama asli
kitab ini adalah Mukhtashar al-Muktashar min al-Musnad al-Shahih „an al-Nabi Salallahu
„alaihi wa Salam.

2. LATAR BELAKANG PENULISAN KITAB

Kitab Sahih Ibn Khuzaimah adalah salah satu kitab yang memuat hadits-hadits
sahih yang tidak terdapat dalam kitab-kitab sahih abad ke-3 Hijrah (Sahihal-Bukhârî dan
Muslim dan Kita enam yang lain), di samping Sahih Ibn Hibbândan Mustadrak al-
Hâkim.Kitab Sahih Ibn Khuzaimah di-tahqiq oleh M.M.A‟zhamî dan di-takhrij oleh al-
Albânî. Kitab yang disusun dan diterbitkanberdasarkan manuskrip yang diketemukan ini,
disinyalir baru sebagian.Dengan kata lain, hadits-hadits yang disusun Ibn Khuzaimah
dalam Sahihnya belumseluruhnya terhimpun dalam terbitan yang bisa kita jumpai saat
ini.9

Ibn Khuzaimah tidak pernah menamai kitabnya dengan sebutan


“Shahîh,”sebagaimana juga al-Bukhârî atau pun Ibn Hibbân, meskipun kitab
kompilasinyadinilai paling unggul di masanya. Penamaan “Shahîh Ibn
Khuzaymah,”tampaknya adalah atas inisiatif para ulama mutakhir (muta‟akhkhirîn ),
seperti al-Mundzirî (w. 656 H.) dalam al-Targhîb wa al-Tarhîb, al-Dimyâthî (w. 705 H.),
al-Turkimânî (w. 745 H.), dan selanjutnya kitabnya lebih terkenal dengansebutan
demikian. Sementara, Ibn Khuzaimah sendiri menamai kitabnya
dengansebutan“Mukhtashar al-Mukhtashar min al-Musnad al-Shahîh „an al-Nabî
saw.”Informasi ini didapat dari beberapa ahli ketika menukil hadits yang berasal

9
usuf Qardhawi,Bagaimana Memahami Hadits Nabi Saw terj.Muhammad Al-Baqir, Cet. VI (Bandung:
Penerbit Karisma, 1999), hal. 58.
darikitabnya yang memakai sebutan Mukhtashar al Mukhtashar., seperti al-Bayhaqî(w.
458 H.) dalam al-Sunan al-Kubra -nya, al-Dzahabi dalamSiyar al-A„lam –nya

Ibn Khuzaimah menyebut-nyebut nama kitab karyanya al-Musnad al- Kabîr


dalam bahasan kitab al-Tawhîd dan begitu juga dalam kitab Mukhtashar -nya. Oleh
karenanya, A„zhamî menduga ada beberapa kemungkinan. Kitab al- Musnad al-Kabîr
disusun terlebih dulu baru kemudian diringkas menjadi kitabSahihnya atau setelahal-
Musnad -nya jadi lalu disempurnakan denganpenambahan atau pengurangan dan
diringkas menjadial-Mukhtashar Carapenuturan Ibn Khuzaimah dalam kitab al-
Mukhtashar-nya ketika menyebut namakitab al-Musnad (atau kitab al-Imâmah ), adalah
dengan memakai kata kerjabentuk lampau.

Nama yang diberikan Ibn Khuzaimah untuk kitab hadisnya adalah Mukhtashar al-
Mukhtashar min al-Musnad al-Shahîh „an al-Nabî saw. Maksud dari Musnad di sini,
tampaknya bukanlah tipe koleksi kitab hadits yang bersifatteknis (yakni kitab yang hadis-
hadisnya disusun berdasarkan nama sanadterakhir yang bersambung, tanpa memerhatikan
subject-matter ). Akan tetapi, IbnKhuzaimah memahami kitab Musnad dengan merujuk
pada pengertian asa yakni kitab yang hadis-hadisnya didukung oleh rantai transmisi
(isnâd) yang takterputus sampai Nabi saw.

3. SISTEMATIKA KITAB IMAM IBNU KHUZAIMAH

Kitab Shahîh Ibn Khuzaimah yang dianotasi dalam tulisan ini adalahterbitan al-
Maktabah al-Islâmî, Beirut (1996) dan Syirkah al-Thab„ah al-„Arabîyahal-Su„ûdîyah al-
Mahdûdah, Riyad (1981). Tidak ada perbedaan esensial bagikitab Shahîh ini dari kedua
penerbit tersebut. Seperti telah disampaikan, pen tahqîq dan pen takhrîj serta yang
memberi “Muqaddimah” sepanjang 27 halaman dalam kitab tersebut adalah Dr.
Muhammad Mushthafâ al-A„zhamî. Di dalamnya,ada banyak informasi penting dan
penilaian terhadap Ibn Khuzaimah besertakompilasinya.

Informasi itu meliputi biografi Ibn Khuzaimah, karya-karyanya, latarpenamaan


kitab, metode penyusunan, kedudukan kitab, metode penyusunan al-A„zhamî, Disertakan
pula tiga halaman copy-an sampel manuskrip IbnKhuzaimah. Di akhir tiap juz, kitab
sahih ini dilengkapi dengan daftar isi yangmenunjukkan nama-nam bâb, kitab, dan jamâ„
beserta halamannya yang bisa memudahkan orang dalam menelusuri hadits berdasarkan
tema tertentu.

koleksi hadits Sahih Ibn Khuzaimah yang manuskripnya berhasil diketemukan


dan diterbitkan berjumlah empat juz (jilid). Tiap juz dibagi dalamdua atau tiga kitâb
(bab), dan tiap kitâb terdiri dari beberapa bâb(sub-bab).Terkadang, beberapa kumpulan
bâb yang setema dikumpulkan secara periskopisdalam jama‟ sehingga dalam satu kitâb
terdiri dari beberapa jama‟.

Penyusunan kitab sahih ini berdasarkan bab-bab (atau topik-topik,„ala al-abwab)


yangbertalian dengan masalah fiqh.Tipe penyusunan kitab koleksi hadits macam ini
adalah khas tipe mushannaf. Metode penomoran dalam satu kitâb secaraberurutan, dan
dimulai lagi dari nomor awal untuk Kitab yang baru, namunterkadang juga dilanjutkan.
Sedangkan penomoran hadits selalu menerus dariawal juz 1 hingga akhir juz 4, yakni
berjumlah 3.079 buah hadits. Sejumlah hadit stersebut dikelompokkan dalam tujuh kitâb
65 jama‟, dan 2.150bâb Untuk lebihdetailnya, perhatikan tabel anatomi di bawah ini.

juz No Nama Jumlah bab hadis Jumlah


kitab jama‟ hadis
kitab

I 1 Kitab al- Wudhu 12 1-225 1-300 300

2 Kitab al-shalat 2 1-263 301-786 486

II 23 264-708 787-1.469 683

3 Kitab - 1-27 1.470-1.504 35

III Al-imamah fi al 2 28-202 1.505-1.819 315


shalat

4 Kitab al jum‟ah 6 1-128 1.820-1.878 59

5 Kitab al-Shiyam 11 1-271 1.879-2.243 356

IV 6 Kitab al- zakat 8 272-455 2.244-2.503 260

7 Kitab al- 1 456-887 2.504-3.079 576


Manasik

Jumlah 65 2.150 3.079


4. PENILAIAN ULAMA

 Ibnu hibban berkata “aku tidak pernah melihat di atas muka bumi ini orang
yang cakap membuat buku hadist dan menghapal redaksinya-redaksinya
yang shaheh dan tambahannya, seakan-akan seluruh sunnah ada di kedua
matanya selain muhammad bin ishaq10.
 Ad-Daruqi berkata, “Ibnu Khuzaimah adalah hujjah tanpa tandingan.”
 Ibnu abu hatim berkata, “Celaka kalien! Ialah yang bertanya tentang kita,
bukan kita yang bertanya tentang ia. Ia adalah seorang toko yang layak
diikuti.11
 Abu Ali Al Husain bin muhammad Al-Hafiz berkomentar, “Aku belum
pernah melihatb orang seperti Muhammad bin ishaq.” ia menambahkan,
“Ibnu Khuzaimah menghapal masalah-masalah fiqih dari hadistnya seperti
seorang qari‟menghapal surat.”

10
Thabaqat Asy-Syafi‟iyyah, 3:118:Tadzkirah Al Huffazh 723
11
Ibid 113
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN

Nama kitab shahih Ibnu Khuzaymah aslinya adalah Mukhtashar al-Mukhtashar


min al-Musnad al-Sahīh an an-Naby Salla Allah „alaihi wa Sallam. Shahīh Ibn
Khuzaymah hanyalah nama populernya saja, bukanlah nama asli dari kitab yang dikarang
olehnya. Karena kitab Sahīh Ibn Khuzaymah adalah kitab ringkasan dari kitab al-Musnad
al-Kabīr, maka kita akan menemukan hadis-hadis yang ditulisnya tidaklah utuh. Shahih
Ibn Khuzaymah termasuk ke dalam deretan al-Shahih al-Mujarrad di samping Shahih Ibn
Hibban dan al-Mustadrak ‟ala al-Shahihayn li al-Hakim.
Al-Shahih al-Mujarrad adalah sekelompok kitab oposisi dari segi metodologi dan
standar penulisan kitab hadis pada abad 3 H yang secara dominan dibentuk berdasarkan
nalar al-Shahihayn.Sistematika dan pola penulisan yang digunakan oleh Ibn Khuzaymah
berbeda dan lebih sistematis dibandingkan dengan kitab-kitab sahih lainnya.
Kitab sahihnya disusun berdasarkan bab-bab fikih (Kitāb al-Wudu‟, Kitāb al-
Salah, Kitāb al-Imāmah, Kitāb al-Jum‟ah, Kitāb al-Siyām, Kitāb al-Zakah, dan Kitāb al-
Manāsik) beliau menggunakan 3 langkah klasifikasi dalam penyusunan kitab sahihnya,
yaitu Kitab, Jumma‟ al-Abwab dan Bab.
DAFTAR PUSTAKA
nonim (Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam),Ensiklopedi Islam Vol. 2, Cet. II(Jakarta: PT
Ichtiar van Hoeve, 1994)

usuf Qardhawi,Bagaimana Memahami Hadits Nabi Saw terj.Muhammad Al-Baqir, Cet.


VI (Bandung: Penerbit Karisma, 1999)

Abu Abdillah Muhammad Adz-Dzahabi, Tadzkiratul Huffadh (Beirut: Darul Kutub Al-
Ilmiah, 1998), II,

Anonim,Ensiklopedi Islam 2 47-8.Cf Ash-Shiddieqy,Sejarah dan Pengantar

Lihat “Muqaddimah” dalam A„zhamî,Shahîh

Thabaqat Asy-Syafi‟iyyah, 3:118:Tadzkirah Al Huffazh 723

Dadi Nurhaedi, "Ibnu Khuzaimah" dalam Studi Kitab Hadis, ed. M. Alfatih Suryadilaga
(Yogyakarta: Teras, 2009),

T. M. Hasbi Ash-Shiddieqy,Pokok-pokok Ilmu Dirayah Hadits: Jilid II Cet. IV(Jakarta:


Bulan Bintang, 1976)

Lihat “Muqaddimah” dalam Muhammad Mushthafa al-A„zhami (ed.),Shahih


IbnKhuzymah: Juz I

Anda mungkin juga menyukai