Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ulumul Hadits
Disusun oleh:
Siti Aminah
X.03/20.21/05.195
FAKULTAS TARBIYAH
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB I.................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
A. Latar Belakang.......................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..................................................................................................4
C. Tujuan....................................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................5
PEMBAHASAN................................................................................................................5
BAB III............................................................................................................................10
PENUTUP.......................................................................................................................10
A. Kesimpulan..........................................................................................................10
B. Saran....................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................11
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peradaban Dinasti Abbasiyah merupakan salah satu bukti kejayaan
umat Islam di masa lampau. Dan dinasti ini sendiri adalah masa gemilang
Islam karena pada masa ini mulai diadakannya penerjemahan buku-buku asing
dengan dukungan pemerintahan setempat yang ditunjang dengan banyak
fasilitas-fasilitas yang sangat menunjang kebangkitan bagi pengetahuan pada
masa itu.
Dengan mengkaji sejarah hadits pada dinasti ini, diharapkan bisa
membangkitkan semangat kita sebagaimana semangat para ilmuwan-ilmuwan
muslim terdahulu khususnya dalam perkembangan pembukuan hadis-hadis
nabi, yang pada masa ini dibukukannya kutub as-sittah oleh para imam-imam
hadis yang sampai saat ini masih menjadi sumber rujukan utama dalam
mencari hadis-hadis nabi. Oleh karena itu, pembahasan pada makalah ini
mengenai perkembangan hadis dan tentang peradaban dan kebudayaan pada
Dinasti Abbasiyah. Sehingga kita tahu bagaimana perkembangan kebudayaan
hebat dan pengetahuan khususnya hadis yang kita perdalami saat ini.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah perkembangan dan pembukuan hadits pada masa
Dinasti Abbasiyah?
2. Apa corak-corak penulisan hadits pada masa Dinasti Abbasiyah?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah pembukuan hadits pada masa Dinasti
Abbasiyah.
2. Untuk mengetahui corak penulisan hadits pada masa Dinasti Abbasiyah.
4
BAB II
PEMBAHASAN
1
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hlm. 49.
2
Teungku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Sejarah & Pengantar Ilmu Hadits, (Semarang:
Pustaka Rizki Putra, 2009), hlm. 54.
3
Teungku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Sejarah & Pengantar Ilmu Hadits, hlm. 55.
5
mulai dipisahkan hadis-hadis tafsir dari umum hadis dan mulai pula
dipisahkan hadis-hadis sirah dan maghazi-nya.4
Pada periode kedua ini merupakan masa pentashihan dan kaidah-
kaidahnya. Dalam abad ke-3 Hijrah, upaya pembukuan hadis mulai melonjak
setelah datangnya kitab Al-Muwaththa’ karya Imam Malik yang disambut
gembira oleh umat Islam saat itu.
Pada mulanya, ulama Islam mengumpulkan hadis yang terdapat di kota
mereka masing-masing. Sebagian kecil saja di antara mereka yang pergi ke
kota lain untuk kepentingan hadis. Keadaan ini dipecahkan oleh Al-Bukhary.
Beliaulah yang mula-mula meluaskan daerah-daerah yang dikunjungi untuk
mencari hadis.
Ringkasnya, Al-Bukhary membuat langkah baru untuk mengumpulkan
hadis yang tersebar di berbagai daerah. Enam belas tahun lamanya beliau terus
menerus menjelajah untuk menyiapkan kitab Shahih-nya.5 Al-Bukhary
menyusun kitabnya yang terkenal dengan nama Al-Jami’ ash-Shahih yang
membukukan hadis-hadis yang dianggap shahih saja. Kemudian usaha Al-
Bukhary ini diikuti pula oleh muridnya yang sangat alim, yaitu Imam
Muslim.6
Sesudah Shahih al-Bukhary dan Shahih Muslim tersusun, muncul pula
beberapa orang imam lain menuruti jejak kedua pujangga tersebut, seperti Abu
Daud (Sunan Abi Daud), At-Tirmidzy (Sunan at-Tirmidzy), dan An-Nasa’y
(Sunan an-Nasa’y). Itulah yang kemudian terkenal dalam kalangan
masyarakat ulama dengan kitab-kitab pokok yang lima (Al-Ushul al-
Khamsah).
Di samping itu Ibnu Majah berupaya menyusun sebuah kitab Sunan
yakni Sunan Ibni Majah. Kitab ini oleh sebagian ulama digolongkan dalam
kitab-kitab induk, lalu menjadikan kitab-kitab induk itu enam buah banyaknya
terkenal dengan nama Al-Kutub as-Sittah.7
4
Teungku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Sejarah & Pengantar Ilmu Hadits, hlm. 57.
5
Teungku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Sejarah & Pengantar Ilmu Hadits, hlm. 60.
6
Teungku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Sejarah & Pengantar Ilmu Hadits, hlm. 61.
7
Teungku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Sejarah & Pengantar Ilmu Hadits, hlm. 61- 62.
6
Pada mulanya ulama menerima hadis dari para perawi, lalu menulis ke
dalam bukunya, dengan tidak menetapkan syarat-syarat menerimanya dan
tidak memperhatikan shahih tidaknya. Musuh yang berkedok dan berselimut
islam melihat kegiatan-kegiatan ulama hadis dalam mengumpulkan hadis pun
menambah upaya untuk mengacaubalaukan hadis yaitu dengan menambahkan
lafalnya atau membuat hadis maudhu’.
Melihat kesungguhan musuh-musuh Islam dan menyadari akibat-
akibat perbuatan mereka, maka para ulama hadis bersungguh-sungguh
membahas keadaan perawi-perawi dari berbagai segi, yakni keadilan, tempat,
kediaman, masa dan lain-lain, serta memisahkan hadis-hadis yang shahih dari
yang dha’if yakni menshahihkan hadis.
Ringkasnya, lahirlah tunas Ilmu Diroyah (Ilmu Dirayah al-Hadis)
yang banyak macamnya di samping Ilmu Riwayah (Ilmu Riwayah al-Hadis).8
7
Pada masa ini penulisan hadits telah terjadi, namun masih dalam
bentuk tulisan-tulisan individu dan belum terpisah antara satu dengan yang
lainnya, mengingat karena memiliki bentuk pembatasan periwayatan. Bentuk-
bentuk pembatasan-pembatasan tersebut adalah:11
1. Pada masa Rasulullah SAW terjadi pelarangan penulisan hadits dari beliau,
karena kekhawatiran tercampurnya Al-Qur’an dengan hadits.
2. Pada masa Sahabat Nabi SAW terjadi pembatasan riwayat karena
kekhawatiran para khulafa Ar-Rasyidin umat islam mengkonsentrasikan diri
mencari dan menghafalkan hadits dan mengabaikan Al-Qur'an.
3. Pada masa Tabi’in periwayatan masih terbatas periwayatan lisan dan tulisan
yang terdapat dalam individu-individu.
Periode ini merupakan periode lahirnya kitab-kitab riwayah seperti:
Mushannaf, Muwaththa’, Musnad, Sunan, dan Shahih.
b). Muta’akhirin, yaitu ulama yang hidup setelah tahun 300 H. Sistem
penulisan hadis-hadis mereka dalam kitab koleksinya, menggunakan pola
menghimpun hadis-hadis dengan tetap berpegang pada kitab-kitab koleksi
hadis yang sudah ada, sehingga usaha mereka terbatas hanya pada penyusunan
hadis-hadis secara lebih sistematis atau hanya membuat resume (ringkasan)
atau mensyarahi kitab-kitab yang sudah ada.12
Ringkasnya, para ulama muta’akhirin ini menyusun kitab-kitab hadis
yang telah ada berdasarkan metode-metode mereka dalam mengumpukan
hadis-hadis mereka. Dan dalam tiap metode tersebut memiliki nama kitab-
kitab tersendiri, diantaranya:
1. Kitab Athraf adalah kitab yang disusun dengan cara menyebutkan bagian –
bagian matan dari hadits-hadits tertentu kemudian menjelaskan sanad dan
matannya.
2. Kitab Mustakhraj adalah kitab hadits yang memuat matan-matan hadits
yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim atau selain keduanya,
11
Abdul Majid Khon, Ulumul Hadits, Cet. IV. (Jakarta: Amzah, 2010), hlm. 48
12
Muhammad Ma’shum Zein, Ulumul Hadits & Musthalah Hadits, (Jombang: Darul Hikmah,
2008), hlm. 76.
8
kemudian penyusun meriwayatkan matan-matan hadits tersebut dengan
sanad yang berbeda.
3. Kitab Al-Mustadrak adalah kitab hadits yang disusun berdasarkan syarat-
syarat Al-Bukhari dan Muslim atau salah satu diantara keduanya.
4. Kitab Jami’ adalah kitab kitab himpunan hadits dari kitab-kitab yang telah
ada, diantara kitab-kitab yang tersusun dalam bentuk seperti ini adalah
kitab-kitab yang menghimpun dari Sahih Al-Bukhari dan Muslim.
Dan kitab-kitab inilah juga merupakan salah satu bukti perkembangan
keilmuan tentang hadis-hadis pada masanya.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkembangan dan pembukuan Hadits pada masa Dinasti Abbasiyah
terbagi menjadi tiga periode:
B. Saran
Makalah ini jauh dari kata sempurna. Maka penulis mengharapkan
kritikan yang dapat mendukung lebih baiknya dimasa yang akan datang.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
10
DAFTAR PUSTAKA
11