Anda di halaman 1dari 12

Makalah Tentang

Sejarah Peradaban Islam Periode Usman bin Affan

Disusun Oleh :

Muhammad Amni(180212006)
Faisal (180212031 )

Dosen pembimbing :
M. Yusuf, S.Ag., M.A.

PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMASI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR – RANIRY
BANDA ACEH
2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang Maha Pemurah dan Lagi
Maha Penyayang, Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang
telah melimpahkan Hidayah, Inayah dan Rahmat-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan
penyusunan Makalah Sejarah Peradaban Islam ini dengan judul Sejarah Peradaban Islam
Pada Masa Usman bin Affan ” tepat pada waktunya.

Penyusunan makalah sudah kami lakukan semaksimal mungkin dengan dukungan


dari banyak pihak, sehingga bisa memudahkan dalam penyusunannya. Untuk itu kami pun
tidak lupa mengucapkan terima kasih dari berbagai pihak yang sudah membantu kami dalam
rangka menyelesaikan makalah ini.

Tetapi tidak lepas dari semua itu, kami sadar sepenuhnya bahwa dalam makalah ini
masih terdapat banyak kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa serta aspek-aspek
lainnya. Maka dari itu, dengan lapang dada kami membuka seluas-luasnya pintu bagi para
pembaca yang ingin memberikan kritik ataupun sarannya demi penyempurnaan makalah ini.

Akhirnya kami selaku penyusun sangat berharap semoga dari makalah yang
sederhana ini bisa bermanfaat dan juga besar keinginan kami bisa menginspirasi para
pembaca untuk mengangkat berbagai permasalah lainnya yang masih berhubungan dengan
makalah ini.

Banda Aceh, Oktober 2019

Pemakalah, Kelompok 6
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Muhammad saw,disamping sebagai pemimpin agama juga kepala pemerintahan. Setelah


wafat, fungsi sebagai Rasulullah pengemban risalah kenabian tidak dapat disandangkan
kepada manusia manapun di dunia ini, karena penetapan fungsi tersebut adalah mutlak dari
Allah Swt. Selanjutnya pemerintahan Islam dipimpin oleh empat orang sahabat terdekatnya
selama 30 tahun. Kepemimpinan tersebut adalah periode Khlifah Empat atau al-Khulafa’ al-
Rasyidun

Khalifah adalah jabatan tertinggi dalam kepemimpinan Islam pasca Rasulullah SAW wafat.
Mereka di pilih oleh umat Islam melalui musyawarah. Seorang khalifah wajib menjalankan
kepemimpinanya sesuai dengan Al-Quran dan sunnah Nabi.tugas seorang Usman selain
sebagai kepala negara, dia juga menjabat sebagai panglima pasukan Islam yang memiliki
kewenangan luas dalam hal pemerintahan.

Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa mempelajari suatu ilmu pengetahuan tanpa
memahami sejarah dan perkembangannya tersebut maka akan terasa kurang lengkap bahkan
sangat disayangkan. Banyak dari pemuda-pemudi pada zaman sekarang ini banyak yang
melupakan sejarah, sehingga menjadikan dirinya hanya memahami konsepnya tanpa
memandang sejarah yang pernah ada. Maka dari itu dalam makalah ini akan menjelasakan
bagaimana sejarah perkembangan Islam pada masa al-Khulafa’ al-Rasyidun serta proses
pemilihan Usman.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu Khulafaur Rasyidin


2. Biografi Usman bin Affan
3. Peradaban Islam Masa Usman bin Affan

C. Tujuan penulisan

1. Agar mengetahui apa itu khulafaur rasyidin


2. Agar mengetahui sejarah peradaban islam pada masa usman bin affan
3. Agar menambah wawasan tentang sejarah peradaban islam

BAB 2
PEMBAHASAN

A. Pengertian khulafaur rasyidin

Khulafaur Rasyidin berasal dari dua kata yakni Khulafa’ dan Ar-Rasyidin. Khulafa’ berarti
jama’ dari Usman yang memiliki arti “pengganti“. Sedangkan kata Ar-Rasyidin yaitu
“mendapat petunjuk.” Jadi Khulafaur Rasyidin adalah para pengganti yang mendapatkan
petunjuk.

Khulafaur Rasyidin ialah para pemimpin yang menggantikan tugas-tugas Rasulullah SAW.
sebagai kepala negara, kepala pemerintahan dan pemimpin umat. Adapun tugas kenabiannya
tidak bisa digantikan.

Allah SWT. berfirman dalam Qur’an Surat Al-Ahzab ayat 40

Yang artinya: “Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara
kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup para nabi. Dan adalah Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu.”

Khulafaur Rasyidin adalah para Usman yang sangat arif bijaksana. Mereka adalah keempat
sahabat Nabi yang terpilih menjadi pemimpin kaum muslimin setelah Nabi Muhammad SAW
wafat yaitu Abu bakar,Umar,Usman dan Ali.

B. Biografi Usman bin Affan

Usman bin Affan bin Abil ‘Ash bin Umayyah bin Abdusy Syams bin Abdu Manaf bin Qushai
bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luwa’i bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin an-Nadhr bin
Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’addu bin
‘Adnan.

Usman ibn ‘Affan ibn Abdillah ibn Umayyah ibn ‘Abdi Syams ibn Abdi mannaf ibn Qushayi
lahir pada tahun 576 M di Thaif. Ibunya adalah Urwah, putrinya Ummu hakim al-Baidha,
putri Abdul muttalib, nenek nabi SAW. Ayahnya ‘Affan adalah seorang saudagar yang kaya
raya dari suku Quraisy-Umayyah. Nasab Usman melalui garis ibunya bertemu dengan nasab
nabi Muhammad SAW pada Abdi Manaf ibn Qushayi. Kalau Usman bersambung melalui
Abdul Muthalib ibn Hasyim ibn Abdi Manaf. Baik suku Umayyah maupun suku Hasyim
sejak sebelum islam sudah mengadakan persaingan dan permusuhan yang sangat keras.
Setelah islam Nabi berusaha mendamaikan kedua suku maupun suku-suku lain melalui ikatan
perkawinan dan juga melancarkan dakwah islam.

Ada juga yang meriwayatkan Ia lahir di Mekah lima tahun setelah kelahiran Rasulullah SAW
atau lima tahun setelah peristiwa perang Gajah yang menyerang Ka’bah. Ia berwajah tampan
dan berkulit halus dan putih, jenggotnya lebat, bagian depan kepalanya botak, dan tangannya
kekar. Ia mengikrar diri masuk Islam dihadapan Nabi setelah diajak masuk Islam oleh Abu
Bakar Ash-Shiddiq.
Setelah masuk Islam pamannya mengikatnya dengan tali sambil berujar “apakah kamu masih
menyukai agama nenek moyangmu setelah kamu menganut agamamu itu.” “demi Allah, aku
tidak akan melepaskan mu sebelum kamu keluar dari agamamu itu” “demi Allah, aku sama
sekali tidak akan keluar dari agama baruku ini” jawab Usman dengan tegas. Akhirnya,
pamannya putus asa dan membiarkan Usman memeluk agama Islam.

Ia termasuk salah satu diantara sepuluh sahabat yang mendapat jaminan Surga dan termasuk
salah satu dari juru tulis Al-Qur’an. Ia ikut shalat menghadap dua kiblat dan ikut berhijrah
dua kali. Ia juga mengikuti semua perperangan bersama Nabi, kecuali perang Badar. Saat itu
ia sedang merawat isterinya Ruqayyah binti Rasulullah yang sedang sakit keras.

Ia digelar Dzu An-Nurain (pemilik dua cahaya), karena ia menikahi dua putrid Rasulullah
SAW. Ia menikahi Ruqayyah kemudian Ummu Kultsum setelah Ruqayyah meninggal.
Rasulullah bersabda, “seandainya kami memiliki tiga, niscaya kami akan menikahkan dia
kepada anda”

Sejak sebelum masuk islam ia memang terkenal sebagai seorang pedagang yang sangat kaya
raya. Ia sosok yang terkenal pemalu. Juga terkenal dengan dermawannya. Bahkan, ia pernah
menanggung semua perlengkapan separuh dari pasukan kaum Muslimin dalam perang Al-
Asrah. Ia pernah membelikan sumur Raumah dari kaum Yahudi. Setelah itu menafkahkannya.
Pada saat Rasulullah wafat, Usman baru berusia 58 tahun.

C. Peradaban Islam Pada Masa Usman

Di waktu Umar kena tikam, Usman tiada bermaksud hendak mengangkat penggantinya.
Faktor-faktor yang mendorong Abu Bakar untuk menunujuk penggantinya sudah tidak ada
lagi. Balatentara Islam telah mendapat kemenangan dan keadaan stabil, tetapi kaum muslimin
khawatir kalau-kalau terjadi perpecahan sudah Umar meninggal dunia, karena itu mereka
mengusulkan agar Umar menunujuk siapa yang akan jadi pengganti beliau.

Ada diriwayatkan, bahwa Umar pernah berkata : “Andaikata saya menunjuk siapa yang akan
menjadi Usman sesudah saya, maka telah pernah orang yang lebih baik dari pada saya
(maksudnya Abu Bakar) menunujuk orang yang akan menjadi Usman sesudahnya. Dan kalau
saya tidak menunjuk, maka telah pernah pula orang yang lebih baik daripada saya
(maksudnya Rasulullah SAW) berbuat demikian.”

Pada waktu itu kalau kita pelajari iklim dan suasana keadaan di masa itu, jelaslah bahwa
Umar dalam ragu-ragu. Beliau tidak hendak memikul tanggung jawab terhadap kesalahan-
kesalahan yang dilakukan orang sesudah dia wafat. Beliau tiada pula ingin kaum Muslimin
terpecah belah.Pengangkatan Usman bin Affan menjadi Usman dilakukan melalui tim
formatur. Tim formatur ini dibentuk oleh Umar Ibn Khatab yang terdiri atas enam orang
shahabat terkemuka untuk menentukan pengganti beliau sebagai Usman. Enam orang
shahabat yang yang menjadi tim formatur adalah Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib,
Thalhah, Zubair, Abdurrahman bin Auf, dan Saad bin Abi Waqash, dan untuk menghindari
hal-hal chaos dalam pemilihan, Umar kemudian mengangkat anaknya, Abdullah bin Umar,
dengan hanya memiliki hak pilih, dan tidak berhak untuk dipilih. Akan tetapi waktu
pemilihan Thalhah tidak ada di tempat, dan baru kembali ke Madinah setelah pemilihan
selesai dilakukan. Kemudian setelah melalui persaingan yang begitu ketat dengan Ali bin Abi
Thalib, akhirnya tim musyawarah (formatur) memilih Usman bin Affan sebagai Usman
ketiga, menggantikan pedahulunya Umar bin Khatab wafat.

2. Kesuksesan Usman bin Affan dalam memerintah

1. Perluasan wilayah

Perluasan Islam di masa Usman dapat disimpulkan pada dua bidang, yaitu sebagai berikut:

Menumpas pendurhakaan dan pemberontakan yang terjadi di beberapa negeri yang telah
masuk ke bawah kekuasaan Islam di zaman Umar. Setelah Umar berpulang ke kerahmatullah
ada daerah-daerah yang mendurhaka kepada pemerintah Islam. Pendurhakaan itu ditimbulkan
oleh pendukung-pendukung pemerintahan yang lama atau dengan kata lain ada sementara
pamompraja dari pemerintahan lama (pemerintahan sebelum daerah itu masuk ke bawah
kekuasaan Islam) ingin mengembalikan kekuasaannya. Daerah-daerah yang mendurhaka itu
terutama ialah Khurasan dan Iskandariyah.

Melanjutkan perluasan Islam ke daerah-daerah yang sampai di sana telah terhenti pada
perluasan Islam di Umar. Perluasan Islam boleh dikatakan meliputi semua daerah yang telah
dicapai balatentara Islam di masa Umar. Perluasan ini di masa Usman telah bertambah
dengan perluasan ke laut. Kaum muslimin pada masa itu pun telah mempunyai angkatan laut.

Di masa Usman, negeri-negeri seperti, Barqah, Tripoli Barat dabn bagian selatan negeri
nubah, telah masuk dalam wilayah Negara Islam. Kemudian negeri-negeri Armenia dn
beberapa bagian Thabaristan, bahkan kemajuan tentara Islam telah melampaui sungai Jihun
di Amu Daria. Jadi daerah “Mawaraan Nahri” (negeri-negeri seberang sungai Jihun) telah
temasuk wilayah Negara Islam dan negeri-negeri Baktaria, Harah, Kabul dan Ghaznah di
Turkastan pun telah diduduki kaum Muslimin. Dengan mempergunakan angkatan laut yang
dipimpin oleh Mu’awiyah ibnu Abi Sofyan, pada tahun 28 H pulau Cyprus juga dapat di
taklukkan dan dimasukkan ke dalam wilayah Islam.

Salah satu pertempuran yang penting di laut pada masa Usman ialah pertempuran “Dzatis
Sawari” (Pertempuran Tiang Kapal). Pertempuran ini terjadi pada tahun 31 H di laut tengah
dekat kota Iskandariyah, antara tentara Romawi di bawah pimpinan kaisar Constantine
dengan bala tentara Islam di bawah pinmpinan Abdullah ibnu Abi Sarah, yang menjadi
gubernur di Mesir. Pertempuran ini dinamakan Dzatis Sawari karena banyaknya kapal-kapal
perang yang ikut dalam peperangan ini. Konon kabarnya kapal-kapal tersebut ada 1000, 200
kepunyaan kaum Muslim dan sisanya adalah kepunyaan bangsa Romawi. Dalam
pertempuran ini kaum Muslimin telah berhasil mengalahkan tentara Romawi.
2. Perluasan Masjid dan Penyalinan Al-Quran

Usman Usman adalah Usman pertama yang melakukan perluasan terhadap masjid Nabawi di
Madinah dan Masjid al-Haram di Makah. Dan beliau juga yang pertama kali menentukan
adzan awal menjelang shalat jumat. Selain melakukan perluasan Masjid, Usman Usman juga
melakukan kodifikasi al-Quran. Kodifikasi al-Quran ini merupakan lanjutan kerja yang telah
dirintis oleh Usman Abu Bakar, dengan inisiatif Umar ibn Khatab. Pengkodifikasi al-Quran
pada masa Usman Usman dilakukan karena terjadi perbedaan pendapat tentang bacaan al-
Quran (qiraat al-Quran), yang menimbulkan percekcokan antara guru dan muridnya.

Panitia pengkodifikasian al-Quran yang dibentuk oleh Usman Usman bin Affan ini pertama-
tama melakukan pengecekan ulang dengan meneliti mushaf yang sudah disimpan di rumah
Hafsah dan membandingkannya dengan mushaf-mushaf yang lain. Ketika itu terdapat empat
mushaf al-Quran yang merupakan catatan pribadi.

a. Mushaf al-Quran yang ditulis oleh Ali bin Abi Thalib, terdiri atas 111 surah. Surah pertama
adalah surah al-Baqarah dan surah terakhir adalah surah al-Muawidzatain.

b. Mushaf al-Quran yang ditulis oleh Ubay bin Ka’ab, terdiri atas 105 surah. Surah pertama
adalah al-Fatihah dan surah terakhir adalah surah an-Nas.

c. Mushaf al-Quran yang ditulis oleh Ibn Mas’ud, terdiri atas 108 surah. Surah yang pertama
adalah al-Baqarah dan yang terakhir adalah surah Qulhuwallahu Ahad.

d. Mushaf al-Quran yang ditulis oleh Ibn Abbas, terdiri atas 114 surah. Surah pertama adalah
surah Iqra dan yang terakhir adalah aurah an-Nas.

Tugas tim adalah menyalin mushaf al-Quran yang disimpan dirumah Hafsah dan
menyeragamkan qiraat atau bacaanya mengikuti dialek Quraisy. Kemudian setelah berhasil,
Zaid bin Tsabit mengembakanya kepada Hafsah. Kemudian salinan itu dikirim juga ke
Makkah, Madinah, Bashrah, Kuffah, dan Syiria serta salah satunya disimpan oleh Usman bin
Affan yang kemudian disebut mushaf al-imam. Sedangkan mushaf yang lain, diperintahkan
untuk dibakar. Terlepas dari perbedaan pendapat, dengan adanya mushaf Usmani ini telah
berhasil mengeluarkan masyarakat muslim dari kemelut, yang diakibatkan dari perbedaan
bacaan al-Quran (qiraat).

3. Sistem Pemerintahan

Sistem pemerintahan pada masa Usman bin Affan dilakukan dengan memberikan otonomi
penuh kepada daerah. Hal ini berbeda dengan pada masa Usman Abu Bakar dan Urmar,
wilayah hanya dibedakan menjadi dua, yakni wilayah yang pemimpinya memiliki otonomi
penuh, dan pemimpinnya disebut amir, dan wilayah yang tidak memiliki otonomi penuh dan
pemimpinnya disebut wali. Pada zaman Usman Usman bin Affan terjadi perubahan system
pemerintahan, sehingga semua wilayah memiliki otonomi penuh. Oleh karena itu semua
pemimpin wilayah jabatan setingkat gubernur yang berjumlah sepuluh wilayah bergelar amir.
An-Najjar sebagaimana dikutif oleh Jaih Mubarok, pembagian wilayah otonomi dan amirnya
sebagai berikut:
1.Mekkah,Nafi Ibn Abdul Harits al-Khuza

2.Tha’if,Sufyan bin Abdullah al-Tsaqafi

3.Shan’a,Ya’la bin Munbih

4.Jand,Abdullah ibn Abi Rabi’ah

5.Bahrain,Usman ibn Abi al-Ash al-Tsaqafi

6.Kuffah,Al-Mughirah Ibn Syu’bah al-Tsaqafi

7.Bashrah,Abu Musa Abdullah Ibn Qais al-Asy’ari

8.Damaskus,Muawiyah ibn Abi Sufyan

9.Hims,Amir ibn Sa’d

10.Mesir,Amr Ibn Al-Ash

Pemerintahan Usman Usman bin Affan berlangsung selama 12 tahun, dibagi menjadi dua
priode, enam tahun pertama merupakan pemerintahan yang bersih dari pengangkatan kerabat
sebagai pejabat Negara. Sedangkan priode kedua enam tahun terakhir merupakan priode
pemerintahan yang tidak bersih dari pengangkatan kerabat sebagai pejabat Negara. Rupaya
Usman Usman ini melupakan pesan pendahulunya Usman Umar bin Khatab, agar Usman
setelahnya tidak mengangkat kerabat sebagai pejabat Negara.

3. Kelemahan Usman dalam pemerintahan Islam dan penyebab terbunuhnya Usman bin
Affan

Usman menjabat sebagai Usman selama dua periode, pada periode pertama ia populer,
periode kedua ia menyedihkan. Disini keadaan politik berbalik mundur. Timbul gejolak
politik, huru-hara silih berganti, petisi dan intrik merajalela yang kemudian membuahkan
pembunuhan dirinya pada hari Jum’at, tanggal 8 Dzulhijjah tahun 35 H. Pada saat itu Usman
Usman sedang membaca Al-Qur’an, sehingga bajunya berlumuran darah.

Kerusuhan yang berlanjut dengan pembunuhan Usman, nampaknya berawal dari sistem
kepemimpinan Usman Usman sendiri yang dinilai tidak adil dan tidak bijaksana. Diketahui
bahwa selama Usman berkuasa, ia banyak mengangkat kerabatnya, seperti Marwan bin
Hamka yang selanjutnya mengangkat pula orang-orang Bani Umaiyyah lainnya sebagai
pejabat tinggi dan penguasa negara. Marwan telah tampil sebagai penyelenggara
pemerintahan yang sebenarnya, sedangkan Usman tak lebih dari boneka ditangan. Marwanlah
yang bertanggung jawab atau menutupi tindakan-tindakan tak terpuji para pejabatnya.
Terutama Hisyam paman Usman atau ayahanda Marwan. Kejujuran kedua orang ini
diragukan. Hisyam misalnya, pernah membocorkan rahasia negara pada zaman Rasulullah.
Oleh karena itu ia diasingkan dan dipecat oleh Rasulullah. Tetapi pada zaman Usman, ia
bukan saja dipanggil pulang untuk berkumpul, tetapi diberi hadiah seratus ribu mata uang
perak dan sebidang tanah milik negara. Sementara Marwan diangkat sebagai sekretaris
negara.

Selain itu Usman mengangkat pula Muawiyah sebagai gubernur di Siria, dan Sa’ad bin
Surrah menjadi wali negeri Mesir. Muawiyah dikenal sebagai musuh Rasululloh yabng paling
gabnas pada perang Uhud. Sedangkan Abdullah bin Sa’ad pernah mengubah kata-kata wahyu
yang didiktekan Rasulullah pada saat ia menjadi sekretaris Rasulullah. Orang yang demikian
justru diberi kedudukan oleh Usman.

Sebab-sebab lain yang menimbulkan kerusuhan dan membawa kematian Usman, disebutkan
oleh Abu Zahrah sebagai berikut :

1. Usman tertalu baik hati kepada pembesar-pembesar Muhajirin dan para pejuang angkatan
pertama dari kalangan kerabatnya.

2. Usman terlalu mempercayai kerabatnya – meskipun hal demikian tidak berdosa dan tercela
sampai-sampai Usman menyerahkan urusan pemerintahan kepada mereka, termasuk meminta
perndapat tentang permasalahan pemerintah yang tengah dihadapi. Sedangkan mereka bukan
termasuk orang yang dapat dipercaya.

3. Sebagai akibat Usman begitu banyak menyerahkan urusan pemerintahan kepada kaum
kerabatnya itu, maka akhirnya yang menangani masalah-masalah penting pemerintahannya
dalah orang-orang yang sama sekali belum kuat keislamannya.

4. Usman terlalu lemah kepada para bawahannya, sedangkan bawahannya itu sebagian tidak
berlaku adil, yang menyebabkan rakyat merasa tidak puas.

5.Sebagai sebab yang paling fatal adalah adanya orang-orang yang dendam atas Islam –
mereka masuk Islam luarnya saja, sedangkan dalam hatinya kafir.

Sebagai akibat dari sistem politik yang dijalankan Usman serupa itu (nepotisme), maka
timbul reaksi yang kurang menguntungkan bagi Usman Usman khususnya dan pelajran bagi
umat Islam pada umumnya. Sahabat-sahabat Nabi yang pada mulanya menyokong Usman,
akhirnya berpaling menjadi lawannya.

Sementara itu pengaduan-pengaduan dari setiap wilayaj kekuasaan Usman berdatangan ke


Madinah. Namun pengaduan-pengaduan dari setiap wilayah kekuasaan Usman berdatangan
ke Madinah. Namun pengaduan-pengaduan tersebut kurang diperhatikan, bahkan banyak
yang ditolak sambil mencarinya. Bersamaan dengan itu terdapat gerakan masa yang terdiri
dari 12.000 orang yang diketuai oleh Muhammad, putera Usman Abu Bakar datang ke
Ibukota untuk menyampaikan keberatan-keberatan kepada Usman Usman. Menghadapi huru-
hara dan gejolak politik seperti itu, Usman pernah meminta nasehat kepada Ali bin Abi Thalib
dan Ali mengatakan kepadanya agar berjanji untuk memperhatikan dan pengindahkan segala
usul dan protes mereka dengan sebaik-baiknya. Namun usul dan nasehat Ali tidak ia
hiraukan. Dari pihak Usman malah mengirim surat kepada Kepala daerah di Mesir. Abdullah
bin Abi Sarah yang isinya memerintahkan agar membunuh toko-toko Mesir dalam perjalanan
mereka pulang dari Madinah. Tetapi seorang dari mereka berhasil menangkap surat tersebut,
kemudian kembali ke Madinah dan berhasil membunuh Usman Usman.

Dalam pemberontakan sebagaimana disebutkan diatas, terdapat peranan yang dimainkan oleh
Abdullan bin Saba’ (seorang Yahudi yang pura-pura masuk Islam). Pada zaman Usman
Usman bin Affan. Ia memanfaatkan suasana ketidakpuasan dikalangan kaum muslimin yang
timbuk karena kelemahan politik Usman Usman.

4. Akhir Masa Pemerintahan Usman

Mempelajari kerusuhan-kerusuhan yang telah mengakibatkan terbunuhnya Usman, Banyak


pembahasan-pembahasan yang mencurahkan perhatiannya dan membuat penyelidikan khusus
dalam soal ini.

Di waktu Nabi berpulang ke rahmatullah tidak ada keinginan dari pihak bani Umayyah untuk
menjadi Usman, karena mereka baru saja menganut agama Islam dan dulunya merupakan
kenyataan bahwa Bani Umayyah memusuhi Islam cukup lama. Tetapi peristiwa-peristiwa
yang terjadi dengan Islam pada masa pemerintahan Abu Bakar dan Umar memberi
kesempatan kepada mereka untuk menyusuli ketertinggalan mereka selama ini.
BAB 3

PENUTUP

Kesimpulan

- Khulafaur Rasyidin berasal dari dua kata yakni Khulafa’ dan Ar-Rasyidin. Khulafa’
berarti jama’ dari Usman yang memiliki arti “pengganti“. Sedangkan kata Ar-Rasyidin
yaitu “mendapat petunjuk.” Jadi Khulafaur Rasyidin adalah para pengganti yang
mendapatkan petunjuk.
- Khulafaur Rasyidin ialah para pemimpin yang menggantikan tugas-tugas Rasulullah
SAW. sebagai kepala negara, kepala pemerintahan dan pemimpin umat. Adapun tugas
kenabiannya tidak bisa digantikan.
- Khalifah adalah jabatan tertinggi dalam kepemimpinan Islam pasca Rasulullah SAW
wafat. Mereka di pilih oleh umat Islam melalui musyawarah
- Usman menjadi khalifah setelah abu bakar,banyak kelebihan dan ada juga kekurangan
pada masa pemerintahannya.
- Di masa usman terjadi perluasan wilayah,pembukuan alquran,pembangunan masjid
dan lainnya
- Kekurangan pada masa usman ada banyak mengangkat keluarganya menjadi anggota
pemerintahan.

Saran
DAFTAR PUSTAKA

- Amin, Samsul Munir, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: AMZAH, 2010.


- As-Suyuthi, Imam, Tarikh Khulafa’, Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2010.
- https://knowledgeisfreee.blogspot.com/2015/11/makalah-sejarah-peradaban-islam-
pada.html
- https://www.seputarpengetahuan.co.id/2016/03/pengertian-dan-biografi-singkat-
khulafaur-rasyidin.html
- https://goedangsedjarah.blogspot.com/2018/04/sejarah-perkembangan-islam-pada-
zaman.html

Anda mungkin juga menyukai