Anda di halaman 1dari 17

Invasi Mongol dan Akibatnya Pada Dunia Islam

Untuk Memenuhi Dan Melengkapi Tugas Pada Mata Kuliah Sejarah


Peradaban Islam

Dosen Pengampu : Muhammad Zainal Arifin, M.Pd

Keompok 7:

1. Amri zainul Ikhsan (221210015)


2. Ramandhani Nurul Hidayah (221210146)

Program Studi Pendidikan Agama Islam(PAI)

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM MA’ARIF (IAIM) NU

METRO LAMPUNG

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
segala rahmat dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelasaikan tugas yang
berjudul " Invasi Mongol dan Akibatnya Pada Dunia Islam“ pada mata kuliah
Sejarah Peradaban Islam. Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah
SWT, serta tak lupa sholawat dan salam kita ucapkan kepada Nabi besar
Muhammad SAW atas petunjuk dan risalahnya yang telah membawa zaman
kegelapan ke zaman yang lebih terang.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Yth. Muhammad Zainal Arifin, M.Pd sebagai dosen pembimbing mata kuliah
Sejarah Peradaban Islam,

2. Rekan-rekan yang memberikan saran-sarannya dan semangat pada pemakalah


agar dapat menyusun makalah ini dengan baik.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan dengan
senang hati menerima kritik dan saran yang konstruktif demi kesempurnaan
makalah ini.

ii
DAFTAR ISI

Kata pengantar..................................................................................................ii

Daftar isi...........................................................................................................iii

Bab 1 Pendahuluan

a. Latar belakang......................................................................................1
b. Rumusan masalah.................................................................................1
c. Tujuan masalah.....................................................................................2

Bab 2 Pembahasan

A. Invasi mongol.......................................................................................3
B. Faktor-faktor yang memengaruhi invasi mongol..................................4
C. Penyebab jatuhnya negeri islam kepada bangsa mongol......................7
D. Pengaruh invasi mongol bagi Dunia Islam...........................................10
1. Pengaruh positif...............................................................................10
2. Pengaruh negatif...............................................................................11

Bab 3 Penutup

a. Kesimpulan...........................................................................................13

Daftar pustaka...................................................................................................14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Dari mulai zaman Nabi Muhammad SAW hingga sekarang. Sejarah


peradaban itu akan lebih mudah dipelajari jika dijadikan periodisasi sejarah.
Periodisasi sejarah dapat dibagi dalam beberapa pembabakan. Pembagian
Periodisasi ini dibagi dalam sepuluh poriode yaitu:

1. Periode Nabi Muhammad SAW dan kebangkitan Islam (571-632 M),

2. Kekhalifahan Ortodok (632-661 M),

3. Zaman Bani Umayah (661-749 M),

4. Zaman Abbasiyah I (750-847 M),

5. Zaman Abbasiyah II (847-1055 M,)

6. Zaman Abbasiyah terakhir (1055-1258 M),

7. Timur Tengah setelah Baghdad jatuh (1258-1520 M),

8. Timur Tengah sampai abad ke-18 (1520-1800 M),

9. Timur Tengah pada abad ke-19 dan ke-20 sampai Perang Dunia I,

10. Dunia Islam sejak Perang Dunia I (1914-1968 M) .1

Perjalanan hidup umat Islam sejak lahirnya sejalan dengan perputaran


roda Kehidupan. Ada kalanya di atas, ada kalanya di tengah-tengah, dan ada
kalanya juga di bawah. Ketika awal kelahirannya Islam keadaanya masih
tertatih-tatih untuk mampu tampil sebagai penegak kebenaran. Setelah mulai
mapan, umat Islam terus berkembang menjelajah ke segala penjuru dunia.
Ketika mencapai puncak ketinggian, sungguh sesuatu hal yang sangat
membanggakan. Dimana saat itu peradaban tertinggi di muka bumi dipegang

1
Siti Maryam, Sejarah Peradaban Islam Dari Masa Klasik Hingga Modern, Yogyakarta:LESFI, 2002.

1
oleh Islam. Namun seiring perputaran roda kehidupan, Islam perlahan-lahan
disintegrasi Yang membawa Islam kepada kemunduran.

B. Rumusan masalah

Oleh karena itu, untuk mendapatkan pemahaman tentang invasi mongol


dengan hasil yang berkualitas dan bermutu tinggi. Maka penulis merumuskan
masalah dalam makalah ini antara lain:

a. Apa itu invasi mongol ?


b. Apa faktor yang mempengaruhi bangsa mongol ?
c. Apa penyebab jatuhnya islam ke bangsa mongol ?
d. Apa pengaruh invasi mongol bagi dunia ?
C. Tujuan masalah

Tujuan penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas kelompok mata


Kuliah Sejarah Peradaban Islam dan memberikan wawasan dan pengetahuan
akan pentingnya mempelajari sejarah Islam.

D.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Invasi mongol
Kata Invasi yang mempunyai sinonim agresi, penyerangan, dan
penyerbuan ini adalah aksi militer di mana angkatan bersenjata suatu negara
memasuki daerah yang dikuasai oleh suatu negara lain, dengan tujuan
menguasai daerah tersebut atau mengubah pemerintahan yang berkuasa.2
Kekaisaran Mongolia adalah kekaisaran kedua terbesar dalam sejarah
dunia setelah Imperium Britania, menguasai sekitar 33 juta km² pada puncak
kejayaannya, dengan perkiraan penduduk sebanyak di atas 100 juta orang dan
menjadi yang paling kuat di antara semua kekaisaran Abad Pertengahan.
Tahun 1258-1500 M, merupakan masa kemunduran peradaban Islam
dengan mulainya serangan (invasi) bangsa Mongol ke seluruh wilayah
kawasan Islam yang dimulai dari pegunungan Mongolia, Cina, Turki,
Samarkand, Afganistan, Bukhara, Khawarizm, sampai dengan Baghdad.
Bangsa Mongol merupakan keturunan yang berasal dari nenek moyang
Alanja khan di pegunungan Mongolia yang membentang dari Asia Tengah
sampai ke Siberia Utara, Tibet Selatan dan Mansyuria Barat serta Turkistan
Timur. Nenek moyang mereka bernama Alanja Khan, yang mempunyai dua
putera kembar, Tatar dan Mongol. Kedua putera itu melahirkan dua suku
besar Mongol dan Tartar.3 Bangsa mongol mempunyai tradisi yang dikenal
dengan istilah nomaden yaitu berpindah pindah dari satu tempat ketempat
yang lain mencari tempat yang strategis untuk memperluas wilayah
kekuasaan dengan cara memperluas kekuasaan dengan cara menduduki dan
menjarah tempat yang dituju, mereka membentuk kemah-kemah
persinggahan sementara meluncur ke tempat strategis sambil mengembala
dan mencari binatang buruan untuk selanjutnya dimakan dan kulitnya dijual-
belikan untuk menghidupi diri dan keluarganya. Lebih jauh lagi mengadakan
transaksi perdagangan hasil buruan dari suatu wilayah ke wilayah lain dan
2
https://artsandculture.google.com/entity/m01ckq4?hl=id
3
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000, h. 111.

3
atau menukarkannya dengan barang atau cendera mata yang berada ditempat
tersebut.4 Bangsa Mongol dikenal suka berperang karena dari mulai kecil
laki-laki dan perempuan tanpa kecuali dilatih mempertahankan diri, keluarga
dan marganya melalui pendidikan kemiliteran secara tradisional. Bangsa
Mongol dikenal mempunyai undang-undang Alyasak dan kepercayaan yang
dikenal dengan Samanism artinya menyembah matahari ketika terbit dan
meninggalkannya ketika terbenam. Dengan kepercayaan itulah mereka
berusaha memperluas wilayah kawasan dengan menduduki wilayah-wilayah
strategis secara paksa tanpa memperhatikan nilai-nilai kemanusiaan. Bangsa
Mongol dikenal dipanggung sejarah dalam penguasaan.
B. Faktor-faktor yang memengaruhi invasi Bangsa Mongol

Tentara Mongol melakukan invasi terhadap wilayah-wilayah islam


bukanlah tanpa alasan. Artinya terdapat faktor-faktor yg mendorong mereka
untuk melakukannya. Diantara alasan-alasan itu adalah sebagai berikut :

1. Sikap ambisius penguasa Mongol menjadi satu-satunya penguasa di muka


bumi
Keberhasilan bangsa Mongol, sejak masa kepemimpinan Jenghis
Khan, Hulagu Khan sampai masa Timur Lenk menguasai dan menduduki
wilayahwilayah Islam didorong oleh ambisi untuk menjadikan mereka
satu-satunya penguasa di muka bumi. C.G.E. Von Grunebau menyatakan
“The Mongol under Jenghis Khan were seeking to realize the ideology of
the world state: one god in heaven, one ruler of hearth”. 5Sebagai
ambisinya, Timur Lenk menyusun rencana menaklukan daerah-daerah
yang pernah diambil alih oleh Jenghis Khan. Ia pernah menyatakan
bahwa jika di alam ini hanya ada satu tuhan, di bumi ini pun seharusnya
hanya ada satu raja.6 Para pemimpin Mongol sangat tidak menghendaki
jika di bumi ini ditemukan ada penguasa dari kerajaan lain yang bisa

4
Ibid., h. 111-112.
5
C.G.E.Von Grunebaun, Classical Islam : a history 600-1258, translated by Catherine Watson,
Chicago : Aldine Publishing Company, 1970, hlm. 1999-2000.
6
Badri Yatim. Sejarah peradaban islam. Jakarta. Raja grafindo persada. 1997. hlm. 119

4
hidup berdampingan. Mereka sangat tidak menginginkan adanya sebuah
kekuasaan politik, selain kekuasaan yang dipegang oleh orang-orang
Mongol. Ini artinya bangsa Mongol harus menjadi bangsa penguasa di
atas bangsa-bangsa lain.
2. Ekspansi wilayah wilayah asal bangsa Mongol sebenarnya tidak terlalu
luas.

Bangsa Mongol berasal dari daerah pegunungan Mongolia yang


secara umum, wilayah-wilayah tersebut adalah wilayah padang pasir dan
padang rumput yang hanya cocok untuk kegiatan beternak atau berburu.
Dengan demikian, sumber penghidupan di wilayah ini sangat terbatas.
Dalam rangka meningkatkan kehidupannya, upaya melakukan perluasan
wilayah adalah cara tepat yang dilakukan bangsa Mongol untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Kondisi ini tentu saja menjadi
pendorong utama setelah bangsa Mongol berhasil membangun institusi
kekuasaan yang dibentuk Jenghis Khan, Hulagu Khan dan Timur Lenk.
Dengan demikian, perluasan wilayah menjadi sebuah tuntutan, terlebih
negeri-negeri yang berada di sekelilingnya merupakan wilayah yang
subur dan bisa menyediakan segala kebutuhan bangsa Mongol.7

3. Mencari kekayaan dan sumber-sumber makanan

Jumlah penduduk yang besar dan harapan hidup yang akan


nomaden dan hanya mengandalkan hidup dari berburu jelas tidak akan
cukup. Untuk menutupi kebutuhan sehari-hari yang sangat besar, upaya
menjadi tentara yang terlibat dalam peperangan sudah menjadi tuntutan.
Harapan mereka, dengan bergabung menjadi tentara, orang-orang
Mongol akan banyak mendapatkan ghanimah atau harta rampasan
perang. Oleh karena itu menjadi seorang tentara merupakan suatu
kebanggaan bagi orang-orang Mongol. Dengan kata lain, dengan menjadi
tentara, kehidupannya akan terangkat. Pada saat Timur Lenk selesai
melakukan penjarahannya di India, ia meminta kepada rakyat-rakyat di
7
Kusdiana, Ading. Sejarah Peradaban Islam Periode Pertengahan. Bandung. Pustaka Setia. Hlm.66

5
negeri yang telah ditaklukannya untuk membayar upeti. Jika ada rakyat
yang membangkang, ia mengambil tindakan tegas dengan ditawan atau
dibunuh.

4. Pembalasan terhadap perlakuan tidak simpatik

kaum muslim Sebenarnya tidak dimungkiri bahwa terjadinya invasi


bangsa Mongol ke negeri-negeri Islam pada abad ke-13 dipicu oleh
perilaku orang-orang islam sendiri, khususnya orang Islam dari dinasti
Khawarizm8 Pertama, ketika delegasi pengusaha Mongol membawa
banyak harta kenegara Khawarizm dengan maksud untuk membeli baju
produk negara Khawarizm. Wazir dinasti Khawarizm mengirim surat
berisi rayuan kepada Sultan Alal Ad-Din untuk merapas harta yang
dibawa oleh pengusaha Mongol. Sultan terbujuk, sehingga
memerintahkan untuk membunuh seluruh delegasi pengusaha tersebut
dan merampas hartanya.9 Tindakan ini menjadi dasar legal bagi Jenghis
Khan untuk melakukan penyerbuan.10 Kedua, ketika Jenghis Khan
mengirim utusan kepada sultan untuk mengantarkan surat , menanyakan
apakah pembunuhan tersebut atas perintahnya atau tanpa
sepengetahuannya. Akan tetapi, sultan memerintahkan untuk memenggal
utusan Jenghis Khan. Ketiga, sultan Khawarizm menyiapkan pasukan
kemudian menyerang kedaulatan “Negara Mongol” yang pada saat itu
sedang sibuk berperang melawan negara tetangganya, dengan merampas
kekayaan dan menawan kaum wanita dan anak-anak. Mengacu dari
peristiwa tersebut, satu-satunya jalan yang harus dilakukan adalah
menyiapkan pasukan untuk memerangi kaum muslim dan
menguasai negaranya.

C. Penyebab jatuhnya negeri Muslim ke tangan Bangsa Mongol


8
Kusdiana, Ading. Sejarah Peradaban Islam Periode Pertengahan. Bandung. Pustaka Setia. Hlm 66
9
Muhammad Sayyid Al-Wakil, hlm.229-230
10
C.G.E.Von Grunebaun, Classical Islam : a history 600-1258, translated by Catherine Watson,
Chicago : Aldine Publishing Company, 1970, hlm.200

6
Analisis komparasi historis Pada saat tentara Mongol melakukan
penyerbuan terhadap wilayah-wilayah Islam, terdapat beberapa hal yang patut
menjadi bahan refleksi mengapa wilayahwilayah Islam pada abad ke 13
sampai dengan abad ke 15M dapat dengan mudah dikuasai Bangsa Mongol.
1. Faktor Internal yang Berasal dari Umat Islam

Faktor internal yang menyebabkan negeri Muslim jatuh ketenangan


Bangsa Mongol adalah munculnya konflik dan permusuhan yang
berkepanjangan antara penguasa-penguasa Islam yang direpresentasikan
oleh pertikaian diantara dinastidinasti kecil Islam karena terlalu
berambisi terhadap kekuasaan, sehingga melupakan persatuan diantara
mereka. Menurut Hassan Ibrahim Hassan, pada awal abad ke 13 di
sebelah barat Asia dan Afrika terdapat beberapa negara Islam yang
bermusuhan. Setiap penguasa tertarik untuk menjalankan ekspansi
wilayah kekuasaannya sambil mengorbankan para penguasa yang lain
dan tak seorang pun dari para penguasa tersebut menyadari adanya
bahaya serangan Bangsa Mongol, dan tak seorang pun dari penguasa
Muslim menyadari betapa pentingnya menciptakan persekutuan sehingga
bisa mengawasi serangan-serangan Bangsa Mongol. Pada masa
kekhalifahan Abbasiyah yang berkedudukan di Baghdad, khalifah An-
Nasir, ia mencoba mengembalikan kekuasaan khilafahnya dengan
memegang kekuasaan sebagai pemimpin spiritual sekaligus menguasa
dunia. Karena merasa mendapat pengakuan dan dukungan dari
Salahuddin al-Ayubi di Mesir, ia terlalu berambisi pada kekuasaan. Ia
mendekati kaum Ismailiyah dari Alamut. Kemudian menjadi pelindung,
sekaligus mengembangkan organisasi futhuwah sebagai penyokong
kekuasaan. Setelah itu, khalifah melakukan penyerbuan ke Turki, Irak
Kuzistan. Selanjutnya, An-Nasir membujuk Takash, seorang penguasa
Khawarizm untuk memukul seljuk Persia yang kemudian diterima
Takash dengan tujuan politik tersendiri. Dalam pertempuan di Ray tahun
1194, Takash berhasil mengalahkan Sultan Seljuk Tughril II, dan
kekuasaan Seljuk di Irak praktis breakhir.40 Setelah Takash memperoleh

7
kemenangan, khalifah An-Nasir justru memerintahkan Takash untuk
meninggalkan daerah yang telah ditaklukannya itu. Namun, Takash
menentang. Terjadilah pertikaian antara Takash dan Khalifah AnNasir,
pertikaian ini semakin tajam ketika Ala ad-Din, anak Takash (1200-1220
M) berkuasa menggantikan ayahnya. Pada tahun 1217, Ala ad-Din
memecat khalifah An-Nasri, lalu bergerak menjuju Baghdad untuk
menguasainya.

Menurut Ibnu Katsir, pasukan Mongol mencapai kemenangan demi


kemenangan yang mencengangkan dunia adalah karena tidak adanya
rintangan bagi pasukan Mongol. Penguasa Khawarizm telah membunuh
raja-raja dari kerajaan kecil, ia kehilangan para pendukungnya. Sultan
Alal ad-Din karena ketamakannya telah mengalahkan dan
menghancurkan sebagian besar kerajaan Islam, sehingga tidak seorang
pun pemimpin Islam yang tersisa dan bisa mempersatukan angkatan
perang umat Islam. Faktor kedua yang menyebabkan wilayah Islam
diduduki Bangsa Mongol adalah karena kuatnya tingkat ashabiyah di
kalangan masyarakat Muslim menurut persamaan suku atau identitas
kultural. Perlu dikemukakan bahwa sebelum terjadinya invasi Bangsa
Mongol di wilayah Iran, Irak dan Asia Tengah banyak bermunculan
dinasti Islam menurut identitas kesukuan, bahkan tidak jarang muncul
dengan baju keagamaan yang mencerminkan perbedaan antara yang satu
dengan yang lainnya. Sebagai catatan, bahwa pada masa khilafah
Abbasiyyah, terutama pada periode kemundurannya pernah berdiri
Dinasti Buwaihi yang merepresentasi kelompok masyarakat Persia yang
berhaluan syiah. Ketika Dinasti Buwaihi masih eksis, didaerah lain
muncul Dinasti Seljuk yang merepresentasikan komunitas suku Bangsa
Turki dengan madzhab sunni yang kemudian terpecah menjadi dinasti
Seljuk Besar, Seljuk Irak, Seljuk Syiria, Seljuk Kirman, dan Seljuk Rum.
Selanjutnya di daerah Transoxiana, menjelang penyerbuan Bangsa
Mongol, berdiri Dinasti Khawarizm yang dibangun Takash, yang
kemudian dilanjutkan oleh Sultan Alal ad-Din. Dari semua dinasti yang

8
pernah ada, masa kekhilafahan Abbasiyyah hanya mengutamakan
kepentingan intern dinastinya. Karena perbedaan madzhab dan
kepentingan politik, tidak jarang diantara dinasti-dinasti ini saling
menyerang. Hal ini terbukti dari yang pernah dilakukan penguasa dari
dinasti Khawarizm. Faktor ketiga yang mendorong bangsa mongol
sukses mendulang

keberhasilan mengenai negeri-negeri Islam adalah menurunnya


kualitas kehidupan keagamaan masyarakat Muslim di wilayah tersebut.
Hal ini tampak dari ajaran Islam yang dianut dan diamalkan umat Islam
banyak yang sudah disimpangkan dari ajaran murni yang sebenarnya.
Islam tidak bersih lagi karena banyak bersenyawa dengan adat istiadat,
paham animisme, dan dinamisme. Begitu juga perkembangan pemikiran
dikalangan masyarakat Muslim didaerah tersebut telah berkurang sebagai
akibat dominannya paham jabariyah dan adanya pandangan bahwa pintu
ijtihad telah tertutup.43 Akhirnya timbul sikap taqlid pada pendapat lama
dan masyarakat Muslim menjadi statis. Akibatnya, karena pintu ijtihad
dipandang tertutup dan taqlid telah begitu membelenggu umat Islam,
ditambah keberadaan paham jabariyah yang hanya pasrah pada khaliq
yang telah sedemikian melekat pada dada umat slam, ilmu pengetahuan
menjadi tidak berkembang.44 Dalam kondisi ini, masyarakat muslim
dikawasan itu menjadi mundur. Padahal secara umum, wilayah Asia
Tenggara merupakan tempat lahirnya ulama-ulama Islam, seperti Imam
Bukhari yang berasal dari Bukhara.
2. Faktor Ekstern yang Berasal dari Bangsa Mongol
Di antara faktor ekstern yang berasal dari kondisi Bangsa Mongol
dari masa Jenghis Khan, Hulagu Khan sampai Timur Lenk adalah
keberhasilan mereka mengintegrasikan seluruh kekuasan Bangsa
Mongol. Kemajuan Bangsa Mongol secara besar-besaran terjadi pada
masa kepemimpinan Yasughi Bahadur Khan. Setelah Yasughi
meninggal, Teujin, anaknya, tampil sebagai pemimpin yang
menggantikannya. Selama lebih kurang 3 dasawarsa, ia berjuang

9
membangun basis militernya melalui kekuatan angkatan perangnya
dengan menyatukan Bangsa Mongol dengan suku bangsa lain sampai
menjadi satu pasukan yang tangguh dan teratur sehingga ditakuti oleh
bangsa-bangsa luar. Dalam usaha membangun kekuatan militernya, ia
menetapkan undangundang yang disebut alyasak. Dalam undang-undang
ini posisi kaum wanita dalam kemiliteran memiliki kewajiban yang sama
dan ditempatkan dalam posisi yang setara dengan laki-laki. Begitu juga
melalui undang-undang alyasak ini, ia berusaha mengatur pasukan
perang kedalam beberapa kelompok besar dan kecil yang masing-masing
kelompok dipimpin oleh seorang komandan.
D. Pengaruh invasi mongol bagi Dunia
Pada masa Mongol ini merupakan masa perpecahan yang sangat parah
didalam tubuh umat Islam. Munculnya firqah-firqah menjadikan faktor
penting penyebab kemunduran Islam. Sehingga bangsa Mongol dapat dengan
mudah memporak-porandakan Islam. Bahkan karena sangat egonya masing-
masing firqah, wilayah-wilayah kekuasaan Islam rela jatuh ke tangan bangsa
Mongol ketimbang jatuh ke firqah yang lain.
1. Dampak positif
Pengaruh Positif Pada awalnya memang bangsa Mongol sangat
merugikan sekali. Namun pada akhirnya bangsa Mongol ini raja-
rajanya memeluk agama Islam. Sehingga selanjutnya mereka
membangun suatu peradaban yang tadinya mereka hancurkan.
Pengaruh-pengaruh positif itu diantaranya sebagai berikut Pertama,
banyaknya sekolah dan mausu’at. Akibat serangan-serangan bangsa
Mongol, kegiatan ilmu berpindah ke Mesir. Karena hanya Mesir lah
kerajaan yang selamat dari serangan bangsa Mongol, yaitu pada waktu
itu yang berkuasa kerajaan Mamluk. Sehingga di Mesir tumbuh
suburlah perkembangan ilmu pengetahuan. Hal ini terbukti dengan
berdirinya sekolah-sekolah, terutama yang paling agung ialah Jami’ah
Al-Azhar Kairo. Dan juga yang istimewa yaitu dengan lahirnya
mausu’at dan majmu’at (buku kumpulan berbagai ilmu dan masalah

10
kira-kira seperti ensyclopedia).11 Kedua, kemajuan peradaban.
Mahmud Ghazan (1295-1304 M) raja ketujuh dan telah memeluk
Islam. Ghazan sangat memperhatikan perkembangan peradaban. ia
membangun perguruan tinggi madzhab Syafi’i dan madzhab Hanafi,
sebuah perpustakaan, observatorium, dan gedung-gedung lainnya. 12
Ketiga, munculnya ulama-ulama besar. Diantaranya ialah ahli filsafat
Islam Ibn Khaldun, Ibn Taimiyah seorang perintis dan pejuang agama,
dan Nasir Ad-Din Tusi seorang ilmuwan muslim dalam bidang
perbintangan(ilmu nujum).13
2. Dampak negatif
Pertama, invasi dengan menghancurkan semua yang dilalui
bangsa Mongol ini. Terutama kota-kota penting Islam. Diantaranya
yang sangat memilukan ialah penghancuran kota Baghdad(kota
terbesar di negara irak/Mesopotamia). Sebuah kota yang sangat
bersejarah, selama lima setengah abad lamanya menjadi pusat
kebudayaan dan khazanah ilmu pengetahuan yang luar biasa. Bangsa
Mongol dapat dengan mudah menghancur-leburkan kota tersebut
dengan tanpa perlawanan yang berarti. Karena memang tentara
Mongol sangat banyak dan kuat, dan juga telah terjadi perpecahan di
dalam tubuh Islam.14 Kedua, kurangnya Kutubul Khanah. Hal ini
akibat dari serangan bangsa Mognol yang membabi buta. Mereka
menghancurkan kota-kota Islam pusat peradaban ilmu pengetahuan.
Sehingga kitab-kitab terdahulu banyak yang hilang atau hancur, dan
kerugian umat Islam sungguh tak ternilai harganya.15 Ketiga,
penyelewengan ilmu. Akibat serangan bangsa Mongol yang sangat
kejam, yang tidak pandang bulu, baik laki-laki, perempuan, tua, muda,
anak-anak, semua mereka bunuh dengan sadis. Hal ini menyebabkan
11
Ibid., h. 191-192.
12
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: RajaGrafindo Persada, cet. XIV, 2003, h.117.
13
Musyarifah, Sejarah Islam, h. 195-200.
14
Hamka, Sejarah Umat Islam, Singapore: Pustaka Nasional Ptc. Ltd., cet. IV, 2002, h. 425.
15
11Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik: Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam, Jakarta:
Kencana, cet. III, 2007, h. 191. 7

11
ketakutan yang luar biasa terhadap kaum muslim. Sehingga yang
awalnya segala ilmu dapat berkembang dengan baik, menjadi tidak
berkembang. Kaum muslim hanya membahas bidang agama saja.
Bahkan, lama-kelamaan jatuh ke lembah mistik dan khurafat.
Misalnya, ilmu falak hanya untuk menetapkan waktu shalat,
sementara ilmu bintang untuk meramal.16

16
Ibid., h. 192-193.

12
BAB III

PENUTUP

a. Kesimpulan
1. Invasi mongol adalah sebuah agresi, penyerangan, dan penyerbuan
memperluas wilayah kekuasaan dengan cara menduduki dan menjarah
tempat yang dituju,
2. Faktor yang mempengaruhi invasi mongol antara lain : Sikap ambisius
penguasa Mongol menjadi satu-satunya penguasa di muka bumi, Ekspansi
wilayah wilayah asal bangsa Mongol sebenarnya tidak terlalu luas,
Mencari kekayaan dan sumber-sumber makanan, Pembalasan terhadap
perlakuan tidak simpatik,
3. Penyebab jatuhnya hegeri islam ketangan bangsa mongol antara lain
disebabkan adanya faktor dari luar yang bersumber dari bangsa mongol
dan faktor dari dalam yang disebabkan oleh negeri umat islam itu sendiri,
4. Pengaruh bangsa mongol terhadap dunia berakibat positif dan pula negatif.

13
DAFTAR PUSTAKA

Departmen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya, Jakarta: Pustaka Agung


Harapan, 2006. Hamka, Sejarah Umat Islam, Singapore: Pustaka Nasional Ptc.
Ltd., cet. IV, 2002. Maryam, Siti, Sejarah Peradaban Islam Dari Masa Klasik
Hingga Modern, Yogyakarta: Lesfi, 2002.

Sunanto, Musyrifah, Sejarah Islam Klasik: Perkembangan Ilmu Pengetahuan


Islam, Jakarta: Kencana, cet. III, 2007.

Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000.

14

Anda mungkin juga menyukai