Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Nabi Muhammad SAW dalam membangun peradaban dunia kemudian di tambah

dengan kegemilangan generasi para sahabat di dalam memegang tongkat kepemimpinan

setelahnya merupakan sejarah yang patut di catat dengan tinta emas, Khulafaur Rasyidin

adalah bukti dari suksesnya pewarisan sistem dan nilai luhur yang di bangun oleh Nabi kita

Muhammad SAW. Wafatnya Nabi SAW tidak serta merta menjadikan Islam kehilangan

mercusuar peradabannya, kita sebagai seorang muslim sudah seharusnya mengetahui sejarah

Nabi SAW dan sahabat – sahabat nya seperti khalifah usman bin affan. Ironisnya umat Islam

pada saat sekarang ini lebih banyak mengenal figur – figur yang sebenarnya tidak pantas

untuk di contoh bahkan mereka sama sekali buta akan sejarah dan kepribadian akan

kehidupan Nabi Muhammad dan para sahabat – sahabatnya.

B. Rumusan Masalah

 Siap Usman Bin Affan ?

 Bagimana Khalifah Usman Bin Affan Ketika Di Makkah ?

 Bagimana Khalifah Usman Bin Affan Ketika Di Madinah ?

 Bagimana Awal Kekholifahan Usman Bin Affan ?

 Apa Prestasi-Prestasi Yang Pernah Diraih

 Pada Masa Khalifah Usman Bin Affan ?

 Apa Sebab-sebab Berakhirnya kekhalifahan Usman bin Affan RA ?

 Bagaimana Akibat buruk pasca terbunuhnya Utsman ?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Usman Bin Affan

Nama khalifah usman bin affan adalah Usman bin Affan bin Abil’Ash bin Umayyah

bin Abdisy Syams bin Abdi Manaf bin Qusyai bin Kilab bin Murroh bin Ka’ab bin Luay bin

Gholib. Nasab beliau bertemu dengan Rosulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam pada kakek ke

lima yaitu Abdul Manaf dari jalur ayahnya. Beliau menisbatkan dirinya kepada bani

Umayyah, salah satu kabilah Quraisy. Beliau dilahirkan di Thoif, sebagian pendapat ada yang

mengatakan di Mekah. Beliau lahir pada tahun 567 M, yakni enam tahun setelah tahun gajah,

beliau lebih muda dari Rosul SAW selisih enam tahun. Ibu beliau bernama Arwa binti Kuraiz

bin Robi’ah bin Hubaib bin ‘Abdi syams bin ‘Abdi Manaf . Beliau tumbuh diatas akhlak

yang mulia dan perangai yang baik. Beliau sangat pemalu, bersih jiwa dan suci lisannya,

sangat sopan santun, pendiam dan tidak pernah menyakiti orang lain. Beliau suka ketenangan

dan tidak suka keramaian, kegaduhan, perselisihan, teriakan keras. Dan beliau rela

mengorbankan nyawanya demi untuk menjauhi hal-hal tersebut. Dan karena kebaikan akhlak

dan mu’amalahnya, beliau dicintai oleh Quraisy,

Nama panggilannya Abu Abdullah dan diberi gelar Dzunnurrain (yang mempunyai

dua cahaya). Sebab digelari Dzunnuraian karena beliau menikahi dua putri rasulullah yaitu:

Roqqoyah dan Ummu Kultsum. Ketika Ummu Kultsum wafat, Rasulullah berkata ;

Sekiranya kami punya anak perempuan yang ketiga, niscaya aku nikahkan denganmu. Dari

pernikahannya dengan Ruqoyyah lahirlah anak laki-laki. Tapi tidak sampai besar anaknya

meninggal ketika berumur 6 tahun pada tahun 4 Hijriah. Beliau wafat pada tahun 35 Hijriah

berumur 82 tahun. Menjabat sebagai khalifah ketiga selama 12 tahun.

Khalifah usman bin affan mempunyai 9 anak laki-laki yaitu Abdullah al-Akbar,

Abdullah al-Ashgar, Amru, Umar, Kholid, al-Walid, Uban, Said dan Abdul Muluk dan 6

2
anak perempuan. Utsman bin’Affan Radhiyallahu‘anhu hidup ditengah orang-orang

musyrikin Quraisy yang menyembah berhala-berhala, namun beliau tidak menyukai

kesyirikan, animisme dinamisme serta adat istiadat yang kotor. Beliau menjauhi segala

bentuk kotoron jahiliyah yang mereka lakukan, beliau tidak pernah berzina, membunuh,

ataupun meminum khamer. Perjuangannya dalam membela Islam tidak hanya dengan

hartanya saja. Tapi juga raga dan nyawanya. Beliau sangat senang mengeluarkan hartanya

demi kepentingan Islam. Hingga pernah mengirimkan setengah pasukan ke medan perang

dengan hartanya.

Pernah mendermakan 300 unta dan 50 kuda tunggangan. Begitu juga mendermakan

1000 dinar yang diserahkan langsung kepada Rasulullah. Rasulullah pun berkata; “Apa yang

diperbuat pada hari ini, Utsman tidak akan merugi (di akhirat)” (HR.Tirmidhi). Pada waktu

orang-orang membutuhkan air untuk keperluan dirinya dan hewan ternaknya, Utsman

membeli sumber mata air dari Raimah, seorang Yahudi, untuk diwakafkan kepada umum.

Mengenai kedermawannya, Abu Hurairah berkata; “Utsman bin Affan sudah membeli surga

dari Rasulullah dua kali; pertama ketika mendermakan hartanya untuk mengirimkan

pasukan ke medan perang. Kedua ketika membeli sumber air (dari Raimah)” (HR.Tirmidhi).

Khalifah usman bin affan termasuk 10 orang yang dikabarkan akan masuk surga.

Dalam menjalani hidupnya, beliau sangat takut dengan azab dan siksa Allah. Hingga suatu

ketika berkata; Sekiranya diriku berada di antara surga dan neraka dan saya tidak tahu mana

diantara dua itu saya akan masuk, niscaya saya akan pilih menjadi abu sebelum aku tahu ke

mana saya dimasukkan. Rasulullah pernah mengkabarkan bahwa dirinya termasuk ahli surga

karena sabar dan tawakal menghadapi cobaan dan derita dari Allah. Begitu fitnah yang

menimpa dirinya hingga akhirnya terbunuh secara kejam dan dholim. Pada waktu perang

Uhud, beliau berdiri bersama Rasulullah, Abu Bakar dan Umar. Tiba-tiba gunung itu

bergetar, kemudian Rasulullah berkata; Mohon jangan lari, tetap berada di Uhud. Jangan

takut, kamu bersama nabi, Abu Bakar dan dua orang syahid (HR.Bukhori).

3
B. Khalifah Usman Bin Affan Ketika Di Makkah

Ketika Allah memerintahkan Rasul SAW untuk berdakwah di jalan Allah, dan Abu

Bakar sudah masuk Islam, beliau pun pergi mendatangi Utsman mengajaknya masuk Islam.

khalifah usman bin affan pun seketika itu langsung menerima ajakan untuk masuk Islam dan

beliau mengucapkan dua kalimat syahadat. Hal ini dikarenakan, agama ini mengajak kepada

tauhid, membasmi kesyirikan, didalamnya terdapat seruan untuk berakhlak yang mulia dan

berperangai yang baik. Utsman akhirnya beriman kepada agama yang lurus ini dan beriman

kepada Rasul-Nya SAW, karena beliau mengenal betul kejujuran, amanah, dan kemuliaan

akhlak Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Beliaupun menjadi orang-orang yang pertama

masuk Islam. Akan tetapi, kaum beliau tidak membiarkan begitu saja, bahkan mereka

menyakiti dan menyiksa beliau bersama orang-orang beriman lainnya.

Orang-orang Quraisy mengancam dan menguji (kekuatan) agama mereka, untuk

mengembalikan mereka dari menyembah Allah kepada penyembahan berhal-berhala. Ketika

bertambah penyiksaan, penganiayaan dan gangguan mereka serta usaha mereka untuk

menghalangi mereka dari Islam, maka mereka pun hijrah ke negeri Habasyah (Ethopia). Dan

diantara pelopor hijrah tersebut adalah Utsman bin’Affan Radhiyallahu ‘anhu dan istri beliau

yaitu Ruqayyah Radhiyallahu ‘anha binti Nabi MuhammadShallallahu ‘alaihi wa Sallam.

Beliaupun terhitung sebagai orang pertama yang berhijrah dari umat Islam ini. Al quran telah

mengkisahkan hal tersebut pada surat An – Nahl. Allah SWT berfirman yang atrinya :

“Dan orang – orang yang berhijrah karena Allah sesudah mereka dianiaya, pasti Kami akan

memberikan tempat yang bagus kepada mereka di dunia. Dan sesungguhnya pahala di akhirat

adalah lebih besar, kalau mereka mengetahui” [QS. An – Nahl : 41]

Khalifah usman bin affan hijrah dan meninggalkan negeri serta keluarganya demi

berpegang dengan agama dan aqidahnya. Hal ini menunjukkan akan kuatnya keimanan,

keyakinan dan keterikatan beliau dengan Allah SWT serta hari akhir. Beliau rela hidup dalam

keterasingan, kehilangan mata pencaharian (perdagangan), kedudukan ditengah masyarakat

4
serta kewibawaan. Beliau pindah kenegri orang lain demi Allah dan dijalan Allah, bukan

untuk berdagang dan mendapatkan keuntungan materi, namun semuanya untuk perdagangan

akhirat serta meraih surga dan diselamatkan dari api neraka. Kemudian ketika tersebar berita

akan Islamnya penduduk Mekkah dan sampai berita ini kepada mereka di Habasyah, mereka

pun kembali hingga ketika telah mendekat ke kota Mekkah, mereka akhirnya sadar bahwa

berita tersebut tidaklah benar. Tapi, mereka tetap masuk kota Mekkah dengan jaminan

keamanan dari sebagian penduduk Mekkah.

Diantara yang kembali tersebut adalah Utsman bin Affan dan istri beliau Ruqayyah

Radhiyallahu ‘anha. Utsman kembali menetap di Mekkah dan kembali mendapatkan

gangguan dan penganiayaan dari orang-orang Mekkah. Tapi hal tersebut tidak membuatnya

lari dari agamanya, hingga Nabi SAW berhijrah ke kota Madinah bersama para sahabatnya

dan beliau pun ikut serta berhijrah. Usman termasuk orang yang berhijrah dua kali. Hal ini

diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam Shahihnya.

C. Khalifah Usman Bin Affan Ketika Di Madinah

Khalifah usman bin affan kembali menetap di Mekkah dan kembali mendapatkan

gangguan dan penganiayaan dari orang-orang Mekkah. Tapi hal tersebut tidak membuatnya

lari dari agamanya, hingga Nabi SAW berhijrah ke kota Madinah bersama para sahabatnya

dan beliau pun ikut serta berhijrah. Di kota Madinah mereka di sambut baik oleh

penduduknya. Rosul SAW mempersaudarakan mereka dengan kaum Anshor yang mana

sahabat utsman mendapat bagian dengan Aus bin Tsabit, Rosul SAW sebelum shulhul

hudaibyyah mengutus beliau ke Makkah, kemudian datang kabar atas terbunuhnya beliau

oleh penduduk Makkah, pada saat itu Rosul SAW meminta para sahabat untuk berbai’at yang

di kenal dengan Ba’iatur Ridwan ,Rosul SAW juga membangun masjid quba’, dan beliaulah

yang pertama kali melakukan perluasan masjid tersebut karena semakin ramai umat Islam

yang menjalankan rukun Islam kelima (haji).

5
D. Awal Kekholifahan Usman Bin Affan

Khalifah usman bin affan menjabat kholifah setelah wafatnya sahabat Umar RA bulan

Muharrom tahun 24 H ketika itu sahabat Umar RA berusia 68 menurut hitungan masehi atau

70 menurut hitungan hijriyyah. Awal masa kekhalifahan Utsman dilakukan dengan majelis

syuro, atas usulan Umar yang pada mulanya ia ragu, namun setelah di fikir matang-matang,

bahwa kalau dibiarkan begitu saja keadaan akan kacau. Oleh karena itu, umar membentuk

majelis syura, menjelang wafat Umar bin Khattab berpesan selama tiga hari, imam masjid

hendaknya diserahkan pada Suhaib al-Rumi. Namun pada hari keempat hendaknya telah

dipilih seorang pemimpin penggantinya. Umar memberikan enam nama. Mereka adalah Ali

bin Abu Thalib, Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam, Saad bin Abi Waqas, Abdurrahman

bin Auf dan Thalhah bin Ubaidillah. Keenam orang itu berkumpul. Abdurrahman bin Auf

memulai pembicaraan dengan mengatakan siapa diantara mereka yang bersedia

mengundurkan diri. Ia lalu menyatakan dirinya mundur dari pencalonan. Tiga orang lainnya

menyusul. Tinggallah Utsman, dan Ali, maka Abdurrahman ditunjuk menjadi penentu. Ia lalu

menemui banyak orang meminta pendapat mereka. Namun pendapat masyarakat pun

terbelah. Imar anak Yasir mengusulkan Ali. Begitu pula Mikdad. Sedangkan Abdullah bin

Abu Sarah berkampanye keras untuk Utsman. Abdullah dulu masuk Islam, lalu balik menjadi

kafir kembali sehingga dijatuhi hukuman mati oleh Rasul. Atas jaminan Utsman hukuman

tersebut tidak dilaksanakan. Abdullah dan Utsman adalah “saudara susu”. Disebutkan bahwa,

sebagian besar warga memang cenderung memilih Utsman. Saat itu, kehidupan ekonomi

Madinah sangat baik. Abdurrahman yang juga sangat kaya pun memutuskan Ustman sebagai

khalifah. Abdurrahman adalah ipar Ustman. Mereka sama-sama keluarga Umayah. Pada saat

diangkat, ia telah berusia 70 tahun.

6
E. Prestasi-prestasi Yang Pernah diraih Pada Masa khalifah usman bin affan

Masa kekhalifahan Usman bin Affan merupakan masa yang paling makmur dan

sejahtera. Ada yang menyebutkan dalam ceritanya sampai rakyatnya melakuakan haji

berkali-kali. Bahkan seorang budak dijual sesuai berdasarkan berat timbangannya. Beliau

adalah khalifah yang pertama kali melakukan perluasan masjid al-Haram (Mekkah) dan

masjid Nabawi (Madinah) karena semakin ramai umat Islam yang menjalankan rukun Islam

kelima (haji). Beliau mencetuskan ide polisi keamanan bagi rakyatnya, membuat bangunan

khusus untuk mahkamah dan mengadili perkara. Hal ini belum pernah dilakukan oleh

khalifah sebelumnya. Abu Bakar dan Umar bin Khotthob biasanya mengadili suatu perkara di

masjid. Pada masa Utsman khutbah Idul fitri dan idul adha didahulukan sebelum sholat.

Begitu juga adzhan pertama pada sholat Jum’at. Beliau memerintahkan umat Islam pada

waktu itu untuk menghidupkan kembali tanah-tanah yang kosong untuk kepentingan

pertanian. Pada masa Utsman juga, kekuatan Islam melebarkan ekspansi. Untuk pertama

kalinya, Islam mempunnyai armada laut yang tangguh. Muawiyah bin Abu Sofyan yang

menguasai wilayah Syria, Palestina dan Libanon membangun armada itu. Sekitar 1.700 kapal

dipakai untuk mengembangkan wilayah ke pulau-pulau di Laut Tengah.

Adapun prestasi yang diperoleh selama beliau menjadi Khalifah antara lain bagai

berikut:

1. Perluasan wilayah Islam

Perlu diketahui bahwa setelah Kholifah Umar RA wafat ada beberapa daerah yang

membelot terhadap pemerintahan Islam. Sebagaimana yang di lakukan oleh Yazdigard yang

berusaha menghasut kembali masyarakat Persia agar melakukan perlawanan terhadap

penguasa Islam, akan tetapi pemerintah Islam berhasil memusnahkan gerakan pemberontakan

sekaligus melanjutkan perluasan ke negeri–negeri Persi lainnya, sehingga beberapa kota

besar seperti Hisrof, Kabul, Turkistan jatuh pada kekuasaan Islam. Juga terdapat daerah lain

yang membelot dari pemerintahan Islam, seperti Khurosan dan Iskandaria, adapun Iskandaria

7
bermula dari kedatangan kaisar Konstan II dari Roma Timur atau Bizantium yang menyerang

Iskandaria dengan mendadak, sehingga pasukan Islam tidak dapat menguasai serangan .

Panglima Abdullah bin Abi Sarroh yang menjadi wali di daerah tersebut meminta pada

kholifah Utsman untuk mengangkat kembali panglima ‘Amru bin ‘ash yang telah di

berhentikan untuk menangani masalah di Iskandaria. Dan permohonan tersebut di kabulkan,

selain itu ,kholifah Utsman bin ‘Affan juga mengutus Salman Robi’ah Al – Baini untuk

berdakwah ke Armenia. Ia berhasil mengajak kerjasama penduduk Armenia. Perluasan Islam

memasuki Tunisia (Afrika Utara) di pimpin oleh Abdullah bin Sa’ad bin Abi Zarrah, yang

mana Tunisia sudah lama sebelumnya di kuasai Romawi. Tidak hanya itu saja pada saat

Syiria bergubernurkan Mu’awiyah, ia berhasil menguasai Asia kecil dan Cyprus. Dimasa

pemerintahan Utsman, negeri–negeri yang telah masuk ke dalam kekuasaan Islam antara lain

: Barqoh, Tripoli Barat, bagian selatan negeri Nubah, Armenia dan beberapa bagian

Thabaristan bahkan telah melampui sungai Jihun (Amu Daria), negeri Balkh (Baktaria) Hara,

Kabul, Gaznah di Turkistan.

2. Pembentukan Armada laut Islam

Pembangunan angkatan laut bermula dari adanya rencana khalifah usman bin affan

untuk mengirim pasukan ke Afrika, Mesir, Cyprus. Untuk sampai ke daerah tersebut harus

melalui lautan. Pada saat itu, Muawiyah, gubernur di Syiria harus menghadapi serangan

angkatan laut Romawi di daerah pesisir provinsinya. Untuk itu, ia mengajukan permohonan

kepada khalifah Utsman untuk membangun angkatan laut dan di kabulkan oleh kholifah.

Itulah pembangunan armada yang pertama dalam sejarah Dunia Islam.

Selain itu, keberangkatan pasukan ke Cyprus yang melalui lautan, juga ummat Islam

agar membangun armada angkatan laut. Pada saat itu pasukan di pimpin oleh Abdullah bin

Qusay Al–Harisi yang di tunjuk sebagai Amirul Bahr atau panglima angkatan laut. Di

samping itu, serangan yang di lakukan oleh bangsa Romawi ke Mesir melalui laut, juga

8
memaksa ummat Islam agar segera mendirikan angkatan laut. Bahkan pada tahun 646 M,

bangsa Romawi telah menduduki Alexandria dengan penyerangan dari laut. Atas perintah

kholifah ‘Utsman, Amr bin Ash dapat mengalahkan bala tentara bangsa Romawi dengan

armada laut yang besar pada tahun 651 M di Mesir.

3.Kodifikasi al – Qur’an

Pemerintahan Islam semakin meluas, beberapa negara telah di taklukkan dan para

Qori’ pun tersebar di berbagai daerah, sehingga perbedaan bacaan pun terjadi yang di

akibatkan berbedanya qiro’at dari qori’ yang sampai pada mereka. Sebagian kaum muslimin

tidak mempermasalahkan perbedaan tersebut, karena perbedaan – perbedaan tersebut di

sandarkan pada Rasul SAW. Sebagian yang lain khawatir akan menimbulkan keraguan pada

generasi berikutnya yang tidak langsung bertemu Rasul SAW. Ketika terjadi peperangan di

Armenia dan Azarbaijan dengan penduduk Irak, Hudzaifah melihat banyak perbedaan dalam

bacaan al – Qur’an. Melihat hal tersebut beliau melaporkannya kepada kholifah Utsman.

Para sahabat khawatir kalau perbedaan tersebut akan membawa perpecahan pada

kaum muslimin. Mereka sepakat menyalin lembaran pertama yang telah di lakukan oleh

kholifah Abu Bakar yang di simpan oleh istri Rosul SAW, sayyidah Hafshoh RA. Dan

menyatukan umat Islam dengan satu bacaan. Selanjutnya Kholifah ‘Utsman mengirim surat

pada Sayyidah Hafsoh agar mengirimkan lembaran–lembaran yang bertuliskan al–Qur’an,

kemudian Sayyidah Hafshoh mengirimkannya kepada kholifah Utsma. Kholifah ‘Utsman

memerintahkan para sahabat antara lain ; Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair, Sa’ad bin

Al–‘Ash, dan Abdurrohman bin Harits bin Hisyam,untuk menyalin mushaf.

Kholifah ‘Utsman berpesan bila anda berbeda pendapat tentang hal al–Qur’an maka

tulislah dengan ucapan lisan Quraisy karena al–Qur’an diturunkan di Quraisy. Setelah mereka

menyalin ke dalam beberapa mushaf , kholifah ‘Utsman mengembalikan lembaran mushaf

asli kepada Sayyidah Hafshoh.Selanjutnya ia menyebarkan mushaf yang telah di salinnya ke

seluruh daerah dan memerintahkan agar semua bentuk lembaran mushaf yang lain di bakar.

9
Mushaf ditulis seba nyak lima buah, empat buah di kirimkan ke daerah – daerah Islam supaya

di salin kembali , satu buah di simpan di Madinah untuk Kholifah ‘Utsman sendiri dan

mushaf ini di sebut mushaf al – Imam atau mushaf ‘Utsmani.

Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa motif pengumpulan mushaf oleh Kholifah Abu

Bakar dan khalifah usman bin affan berbeda. Pengumpulan mushaf yang di lakukan oleh

Kholifah Abu Bakar dikarenakan danya kekhawatiran akan hilangnya al–Qur’an karena

banyak huffadz yang meninggal pada peperangan, sedangkan motif pengumpulan mushaf

oleh Kholifah ‘Utsman dikarenakan banyaknya perbedaan bacaan yang di khawatirkan

timbulnya perpecahan.

F. Sebab-sebab Berakhirnya kekhalifahan Usman bin Affan RA

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam mengetahui akan terjadinya fitnah di masa

pemerintahan kholifah ‘Utsman RA – dengan kabar dari Allah SWT kepada beliau – dan

karena kecintaan beliau kepada Utsman Radhiyallahu ‘anhu serta antusias beliau untuk

memberikan kemaslahatan bagi umat ini setelah beliau, beliaupun mendo’akan Utsman dan

mengabarkan kepadanya dengan hal-hal yang berkaitan dengan fitnah ini yang berakhir

dengan terbunuhnya beliau. Dan Nabi SAW bersemangat untuk merahasiakan kabar ini,

hingga hal tersebut tidak sampai kepada kita melainkan apa yang telah dikatakan oleh

Utsman Radhiyallahu ‘anhu ketika terjadi fitnah, ketika dikatakan kepadanya: Mengapa

engkau tidak memerangi? Beliau mengatakan : Tidak, sesungguhnya Rasulullah SAW telah

mengambil sumpah dariku dan sesungguhnya aku bersabar atas hal ini.

Pada mulanya pemerintahan khalifah usman bin affan berjalan lancar. Hanya saja

seorang Gubernur Kufah, yang bernama Mughirah bin Syu’bah dipecat oleh Khalifah Utsman

dan diganti oleh Sa’ad bin Abi Waqas, atas dasar wasiat khalifah Umar bin Khatab.

Kemudian beliau memecat pula sebagian pejabat tinggi dan pembesar yang kurang baik,

untuk mempermudah pengaturan, lowongan kursi para pejabat dan pembesar itu diisi dan

10
diganti dengan famili-famili beliau yang kredibel (mempunyai kemampuan) dalam bidang

tersebut. Adapun pejabat – pejabat yang di angkat kholifah ‘utsman antara lain :

1. Abdullah bin Sa’ad ( saudara susuan kholifah ‘Utsman RA) sebagai wali Mesir

menggantikan Amru bin ‘Ash .

2. Abdullah bin Amir bin Khuraiz sebagai wali Bashroh menggantikan Abu Musa al–

Asy’ari.

3. Walid bin ‘Uqbah bin Muis (saudara susuan kholifah ‘Utsman RA) sebagai wali

Kufah menggantikan Sa’ad bin Abi Waqos.

4. Marwan bin Hakam (keluarga kholifah ‘utsman) sebagai sekretaris kholifah

‘Utsman.

Tindakan khalifah usman bin affan yang terkesan nepotisme ini merupakan salah satu

kekurangan kekhalifahan pada masa Utsman Bin Affan RA dan mengundang protes dari

orang-orang yang dipecat, walaupun tuduhan tersebut tidaklah beralasan karena pribadi

kholifah ‘Utsman RA bersih. Pengangkatan kerabat oleh kholifah ‘Utsman bukan tanpa

pertimbangan. Hal ini di tunjukkan oleh jasa yang di buat oleh Abdullah bin Sa’ad dalam

melawan Romawi di Afrika Utara dan juga keberhasilannya dalam mendirikan angkatan laut.

maka datanglah gerombolan yang dipimpim oleh Abdulah bin Saba’ yang menuntut agar

pejabat-pejabat dan para pembesar yang diangkat oleh Khalifah Utsman ini dipecat pula.

Usulan-usulan Abdullah bin Saba’ ini ditolak oleh khalifah Utsman. Posisi-posisi penting

diserahkan Kholifah Utsman pada keluarganya Bani Umayyah. Yang paling kontroversial

adalah pengangkatan Marwan bin Hakam sebagai sekretaris negara. Banyak yang curiga,

Marwan-lah yang sebenarnya memegang kendali kekuasaan di masa Ustman.

Di masa itu, posisi Muawiyah anak Abu Sofyan mulai menjulang menyingkirkan

nama besar seperti Khalid bin Walid. Amr bin Ash yang sukses menjadi Gubernur Mesir,

diberhentikan dan diganti dengan Abdullah bin Abu Sarah keluarga yang paling aktif

berkampanye untuk kholifah Ustman dulu. Kholifah Usman minta bantuan Amr kembali

11
begitu Abdullah menghadapi kesulitan. Kholifah Ustman mengangkat saudaranya seibu,

Walid bin Ukbah menggantikan tokoh besar Saad bin Abi Waqas. Namun Walid tak mampu

menjalankan pemerintahan secara baik. Ketidakpuasan menjalar ke seluruh masyarakat.

Pada masa kekhalifahan Usman bin Affan-lah aliran Syiah lahir dan Abdullah Bin

Sab’ disebut sebagai pencetus aliran Syi‟ah tersebut. Karena merasa sakit hati, Abdullah bin

Saba’ kemudian membuat propoganda yang hebat dalam bentuk semboyan anti Bani

Umayah, termasuk Utsman bin Affan. Seterusnya penduduk setempat banyak yang termakan

hasutan Abdullah bin Saba’.

Sebagai akibatnya, datanglah sejumlah besar (ribuan) penduduk daerah ke madinah

yang menuntut kepada Khalifah Utsman, tuntutan dari banyak daerah ini tidak dikabulkan

oleh khalifah, kecuali tuntutan dari Mesir, yaitu agar Utsman memecat Gubernur Mesir,

Abdullah bin Abi Sarah, dan menggantinya dengan Muhammad bin Abi Bakar Karena

tuntutan orang mesir itu telah dikabulkan oleh khalifah, maka mereka kembali ke mesir,

tetapi sebelum mereka kembali ke mesir, mereka bertemu dengan seseorang yang ternyata

diketahui membawa surat yang mengatasnamakan Utsman bin Affan.

Isinya adalah perintah agar Gubernur Mesir yang lama yaitu Abdulah bin Abi sarah

membunuh Gubernur Muhammad Abi Bakar (Gubernur baru) Karena itu, mereka kembali

lagi ke madinah untuk meminta tekad akan membunuh Khalifah karena merasa

dipermainkan. Setelah surat diperiksa, terungkap bahwa yang membuat surat itu adalah

Marwan bin Hakam. Tetapi mereka melakukan pengepungan terhadap khalifah dan menuntut

dua hal :

1. Supaya Marwan bin Hakam di qishas (hukuman bunuh karena membunuh orang).

2. Supaya Khalifah Utsman meletakan jabatan sebagai Khalifah.

Khalifah usman bin affan tidak mengabulkan permohonannya dengan alasan karena

Marwan baru berencana membunuh dan belum benar-benar membunuh. Sedangkan tuntutan

kedua, beliau berpegang pada pesan Rasullulah SAW; “Bahwasanya engkau Utsman akan

12
mengenakan baju kebesaran. Apabila engkau telah mengenakan baju itu, janganlah engkau

lepaskan”. Setelah mengetahui bahwa khalifah Utsman tidak mau mengabulkan tuntutan

mereka, maka mereka melanjutkan pengepungan atas beliau sampai empat puluh hari. Ketika

Utsman Radhiyallahu ‘anhu melihat bahwa ajakan untuk berdamai dengan mereka tidak

berhasil, bahkan pengepungan mereka terhadapnya semakin menjadi-jadi, beliaupun

bermusyawarah dengan Abdullah bin Salam. Abdullah bin Salam pun memberikan isyarat

agar beliau menahan diri dari memerangi mereka, agar hal tersebut semakin bisa menjadi

hujjah bagi beliau di sisi Allah kelak. Abdullah bin Salam berkata kepada beliau : “Tahan dan

tahanlah, karena hal itu akan menjadi hujjah bagimu”. Situasi dari hari kehari semakin

memburuk. Rumah beliau dijaga ketat oleh sahabat-sahabat beliau, Ali bin Thalib, Zubair bin

Awwam, Muhammad bin Thalhah, Hasan dan Husein bin Ali bin Abu Thalib.

Karena kelembutan dan kasih sayangnya, beliau menanggapi pengepung-pengepung

itu dengan sabar dan tutur kata yang santun. Hingga suatu hari, tanpa diketahui oleh

pengawal-pengawal rumah beliau, masuklah kepala gerombolan yaitu Muhammad bin Abu

Bakar (Gubernur Mesir yang Baru) dan membunuh Utsman bin Affan yang sedang membaca

al-Qur‟an. Dalam riwayat lain, disebutkan yang membunuh adalah Aswadan bin Hamrab dari

Tujib, Mesir. Riwayat lain menyebutkan pembunuhnya adalah al Ghafiki dan Sudan bin

Hamran. Beliau wafat pada bulan haji tahun 35 H. dalam usia 82 tahun setelah menjabat

sebagai Khalifah selama 12 tahun.

G. Akibat buruk pasca terbunuhnya Utsman

Sungguh tragedi pembunuhan terhadap khalifah usman bin affan merupakan sebab

terjadinya banyak fitnah. Tragedi tersebut merupakan awal munculnya fitnah ditengah umat

ini, hingga berubahlah hati-hati manusia, nampak kedustaan dimana-mana, mulainya

penyimpangan dari Islam baik dalam aqidah, dan syariat. Sungguh pembunuhan terhadap

Utsman merupakan sebab utama terjadinya banyak fitnah dan karenanya umat ini terpecah

13
belah hingga hari ini. Dari Abu Utsman An-Nahdhi bahwasanya Abu Musa al-Asy’ari

Radhiyallahu ‘anhu berkata :“Seandainya pembunuhan terhadap Utsman itu benar maka umat

ini akan memeras susu, akan tetapi hal itu adalah kesesatan, oleh karena itu umat Islam

memeras darah” Ibnu Asaakir meriwayatkan dengan sanad kepada Samurah bin Jundub

Radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata: “Sesungguhnya Islam dahulu dalam benteng yang kokoh,

akan tetapi mereka melubangi benteng Islam tersebut dengan pembunuhan terhadap Utsman.

Mereka menggoreskan goresan dan tidak dapat menutupnya kembali sampai hari kiamat. Dan

penduduk Madinah dahulu memiliki kekhalifahan, tapi mereka mengeluarkannya, dan tidak

akan mungkin kembali lagi kepada mereka.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Nabi SAW bersabda : “Janganlah kalian mencaci para sahabatku. Demi jiwaku yang

ada ditangan-Nya, seandainya seseorang diantara kalian menginfakkan satu gunung Uhud

emas, hal itu tidak sebanding dengan satu mud atau bahkan setengah mud mereka.” (HR.

Bukhari dan Muslim) Khalifah Utsman adalah orang yang berhati mulia, sabar dan dermawan

terutama untuk kepentingan jihad Islam. Usaha khalifah Utsman dalam meluaskan wilayah

Islam sangatlah banyak, diantaranya merebut daerah Iskandaria dan Khurosan sehingga

muncullah suatu usaha untuk membuat armada laut. Hal lain yang berhasil di lakukan oleh

kholifah Utsman bin Affan dan sangat bermanfaat bagi umat Islam sepanjang masa adalah

menyusun mushaf al–Qur’an yang di kumpulkannya dari istri Rosul SAW sayyidah Hafshoh

RA. Yang kemudian mengirimkannya agar di perbanyak ke berbagai daerah otonomnya.

Kepemimpinan khalifah usman bin affan sangat produktif.

Banyak hal yang telah dicapai dengan gemilang dengan usia beliau RA yang sudah

tua yakni 70 tahun diawal menjabat hingga 82 tahun ketika beliau wafat. Betapa usia tak

menyurutkan niat beliau untuk mengabdi demi tegaknya bendera Islam.Allah SWT

berfirman :”Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia

adalah keras terhadap orang – orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat

mereka ruku` dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka

tampak pada muka mereka dari bekas sujud.

Demikianlah sifat – sifat mereka dalam Taurat dan sifat–sifat mereka dalam Injil,

yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu

kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya, tanaman itu menyenangkan

hati penanam–penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir

(dengan kekuatan orang-orang mu’min). Allah menjanjikan kepada orang-orang yangberiman

15
dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.” [QS.

Al-Fath: 29] .Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda tentang mereka (para sahabat) :

“Sebaik-baik umatku adalah generasi yang saya diutus kepada mereka” (Imam Muslim Bin

Hajjaj, Shohih Muslim, (Dar Thoyyibah, 2008) 4/1963-1964)

B. Saran

Makalah Pendidikan Sejarah Perkembangan Islam ini diharapkan menjadi masukan

dan bahan tambahan dalam memahami sejarah seluk beluk tenteng Usman bin Affan. Penulis

juga mengharapkan makalah ini dapat dikembangkan oleh para pembaca.

16
DAFTAR PUSTAKA

http://www.ujangarisman.com/2017/02/makalah-tentang-usman-bin-affan.html

17

Anda mungkin juga menyukai