OLEH :
MATEMATIKA
2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pegasih lagi Maha
Penyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-nya yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-nya kepada kami, sehinggga kami dapat
menyelesaikan makalah Sejarah Peradaban Islam mengentai tentang BANI
UMMAYAH..
Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin. Terlepas dari
itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan, baik dari segi
susunan kalimat maupun bahasanya. Oleh karena itu dengan dengan tangan terbuka
kami menerima segala kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah Sejarah Peradaban Islam yang
berjudul PERADABAN ISLAM MASA BANI UMMAYAH ini dapat memberikan
manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ............................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH .......................................................................... 1
C. TUJUAN PEMBAHASAN ...................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Berdirinya Dinasti Umayyah ....................................................... 2
B. Para Khalifah Dinasti Umayyah ............................................................... 3
C. Sistem Pemerintahan Dinasti Umayyah ................................................... 4
D. Masa Kemajuan Dinasti Umayyah ........................................................... 5
E. Masa Kehancuran Dinasti Umayyah ........................................................ 8
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN ......................................................................................... 9
B. SARAN …………………………………………………………………. 9
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bani Umayyah atau kekhalifahan Umayyah adalah kekhalifahan Islam pertama
setelah masa Khulafaur Rasyidin yang memerintah dari 661-750 M. Nama Dinasti
Umayyah diambil dari nenek moyang mereka yaitu Umayyah bin Abdi Syam bin Abdi
Manaf. Dari dinasti Umayyah ini terdapat 14 khalifah yang berganti memimpin dalam
masa pemerintahan, dimulai dari Muawiyah sampai dengan Marwan II.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana sejarah berdirinya Bani Umayyah?
2. Kemajuan pada yang diraih pada masa Bani Umayyah?
3. Faktor apa yang menghancurkan Dinasti Ummayah?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui sejarah berdirinya Bani Umayyah
2. Untuk mengetahui Kemajuan dalam berbagai bidang yang diraih Bani Umayyah
3. Untuk mengetahui faktor apa saja yang bisa menghancurkan Bani Umayyah
1
BAB II
PEMBAHASAN
1
Prof. Dr. H. Haidar Putra Daulay dan Dra. Hj. Nurgaya Pasa, M.A. Pendidikan Islam Dalam
Lintasan Sejarah -kajian dari zaman pertumbuhan sampai kebangkitan. (Jakarta: Kencana,
2013) hlm. 59-60
2
Muawiyyah dipandang sebagai pembangun dinasti yang oleh sebagian besar
sejarawan awalnya dipandang negatif. Keberhasilannya memperoleh legalitas atas
kekuasaannya dalam perang saudara di Siffin dicapai melalui cara yang curang. Lebih
dari itu, Muawiyyah juga dituduh sebagai penghianat prinsip – prinsip demokrasi yang
diajarkan islam, karena dialah yang mula – mula mengubah pimpinan negara dari
seorang yang dipilih oleh rakyat menjadi kekuasaan raja yang diwariskan tutun-
temurun (monarchy heredity).2
Muawiyah bin Abi Sufyan adalah bapak pendiri Dinasti Umayyah. Dialah tokoh
pembangun yang besar. Namanya disejajarkan dalam deretan Khulafaur rasyidin.
Bahkan kesalahannya yang menghianati prinsip pemilihan kepala negara oleh rakyat,
2
Drs. Samsul Munir Amin, M.A, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Amzah, 2010) hlm. 118
3
dapat dilupakan orang karena jasa-jasa dan kebijaksanaan politiknya yang
mengagumkan. Muawiyyah mendapat kursi kekhalifahan setelsh Hasan bin Ali bin Abi
Thalib berdamai dengannya pada tahun 41 H. Umat Islam sebagiannya membi’at Hasan
setelah ayahnya itu wafat. Namun Hasan menyadari kelemahannya sehingga ia
berdamai dan menyerahkan kepemimpinan umat kepada Muawiyyah sehingga tahun
itu dinamakan ‘amul jama’ah, tahun persatuan. Muawiyyah menerima kekhalifahan di
Kufah dengan syarat-syarat yang diajukan oleh Hasan, yakni :
a. Agar Muawiyyah tiada menaruh dendam terhadap seorang pun penduduk Irak,
b. Menjamin keamanan dan memaafkan kesalahan-kesalahan mereka,
c. Agar pajak tanah negeri Ahwz diperuntukkan kepadanya dan diberikan tiap tahun,
d. Agar Muawiyyah membayar saudaranya, Husain, 2 juta dirham,
e. Pemberian kepada Bani Hasyim haruslah lebih banyak dari pemberian kepada Bani
Abdis Syams.3
3
Ibid, hlm. 121-122
4
Dr. Yusuf Al-‘Isy, Dinasti Umayyah – Sebuah perjalanan lengkap tentang peristiwa-peristiwa yang
mengawali dan mewarnai perjalanan Dinasti Umayyah, (Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar, 2007)
hlm. 166
4
Masyarakat diberi kebebasan untuk mengeluarkan pikiran-pikirannya, dan apa yang
menjadi pembicaraannya diperhatikan Khalifah secara serius, dan membahasnya di
Istana, kemudian mewujudkan apa-apa yang dapat diwujudkan.
Pemerintahan Muawiyah bergantung pada para penasehat yang cakap dan para
ahli administrasi yang mampu, ia memberi mereka kebebasan dan kepercayaan untuk
melaksanakan tugasnya, dan memayungi mereka dengan kekuasaannya. Ia tidak
mempedulikan bahwa diantara pegawainya ada yang beragama Kristen, pemerintahan
pada masa Muawiyah tidak terpusat di tangan Khalifah saja, karena kekuasaannya
begitu luas sehingga ia tidak mampu memimpin semua daerah sendirian. Untuk itu ia
mengirim guberbur-gubernurnya ke setiap negeri dan mereka diberi kekuasaan olehnya,
dan tidak ditegur dalam menjalankan tugas mereka kecuali mereka melakukan
kesalahan besar.
Para gubernurnya adalah orang-orang yang mampu menjalankan tugas, ia ambil
orang-orang yang paling hebat, kalau ia tidak menemukan sosok yang cocok maka ia
mengujinya terlebih dahulu untuk memimpin wilayah yang kecil. Jika nampak
kemampuannya dan kewibawaannya maka ia lalu mengangkatnya untuk memimpin
kota yang penting.
Sedangkan angkatan bersenjata pada masa pemerintahannya terbagi menjadi
dua kelompok, yaitu kelompok pertama adalah terdiri dari kesatuan polisi yang bertugas
melindungi Khalifah dan menjaganya dari mara bahaya. Ia mengangkat kesatuan ini
dari orang-orang yang paling ia percaya, ia membayar sendiri upah untuk melindungi
dirinya, sedangkan kelompok kedua adalah tentara yang bertugas untuk berijhad dan
kadang-kadang harus menghadapi orang-orang yang memberontak.5
5
Ibid, Dinasti Umayyah, hlm.168-169
5
Irak, Persia, Afganistan, India dan negeri-negeri yang sekarang dinamakan
Turkmenistan, Uzbekistan dan Kirgiztan yang termasuk Soviet Rusia.
Pada masa pemerintahan Muawiyah diraih kemajuan besar dalam perluasan
wilayah, meskipun pada beberapa tempat masih besrifat rintisan. Peristiwa penting
mencolok ialah keberaniannya mengepung kota Konstatinopel melalui suatu
ekspedisi yang dipusatkan dikota pelabuhan Dardenela, setelah terlebih dahulu
menduduki pulau-pulau di Laut Tengah seperti Rodhes, Kreta, Cyprus, Sicilia dan
sebuah pulau yang bernama Award, tidak jauh dari Ibu Kota Romawi Timur itu.
Dibelahan timur, Muawiyah berhasil menaklukkan Khurasan sampai ke sungai
Oxus dan Afghanistan.6
6
Ibid, Sejarah peradaban Islam, hlm. 129-130
7
Ibid, hlm. 131
6
terkenal memiliki tradisi yang luhur seperti Persia, Mesir, Eropa, dan sebaginya.
Hubungan tersebut lalu melahirkan kreativitas baru yang menakjubkan di bidang
seni dan ilmu pengetahuan. Di bidang seni, terutama seni bangunan (arsitektur),
Bani Umayyah mencatat suatu pencapaian yang gemilang, seperti Dome of the
(Qubah Ash-Shakhra) di Yerusalem menjadi monumen terbaik ang hingga kini tak
henti-hentinya dikagumi orang.8
8
Ibid, hlm. 132
7
Usaha Penerjemahan, pada masa Dinasti Umayyah dimulai pula
penerjemahan buku-buku ilmu pengetahuan dari bahasa-bahasa lain ke
dalam bahsa Arab.9
9
Ibid, hlm. 133-135
10
Ibid, hlm. 136-137
8
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dinasti Umayyah di ambil dari nama Umayyah bin Adbi Syam bin Abdi Manaf,
Dinasti ini sebenarnya mulai diritis semenjak masa kepemimpinan halifah Utsman bin
Affan namun baru kemudia berhasil mendapat pengakuan kedaulatan setelah khalifah
Ali terbunuh dan Hasan bin Ali yang diangkat oleh kaum muslimin di Irak
menyerahkan kekuasaannya pada Muawiyah setelah melakukan perundingan dan
perjanjian. Bersatunya ummat Islam dalam satu kepemimpinan pasa masa itu disebut
tahun jama’ah (‘Am al-Jama’ah) tahun 41 H (661 M).
Sistem pemerintahan Dinasti Bani Umayyah dilakkan dengan sistem turun-
menurun (monarcy heredity). Hal ini dimulia oleh Muawiyyah ketika menunjuk
anaknya Yazid untuk meneruskan pemerintahan yang dipimpinnya pada tahun 679 M.
Pada masa kekuasaannya yang hampir satu abad, dinasti ini mencapai banyak
kemajuan. Diantaranya adalah: kekuasaan yang mencapai Afrika Utara,India, dan
Benua Eropa, kemajuan di bidang administrasi pemerintahan dengan pembentukan
dewan-dewan, organisasi keuangan dan percetakan uang, kemajuan militer yang terdiri
dari Angkatan darat dan Angkatan laut, organusasu kehakiman, bidang social dan
budaya, bidang seni dan sastra, bidang arsitektur dan dalam bidang pendidikan.
Kemunduran dan kehancuran dinasti Umayyah disebabkan oleh banyak faktor,
diantaranya adalah: perebutan kekuasaan antara keluarga kerajaan, konflik
berkepanjangan golongan Syi’ah dan Khawarij, pertentangan etnis suku Arab Utara dan
suku Arab Selatan, ketidak cakepan para khalifah dalam memimpin pemerintahan dan
kecenderungan ang hidp mewah, penggulingan oleh Bani Abbas yang didukung penuh
oleh Bani Hasyim, kaum Syi’ah, dan golongan Mawali.
B. SARAN
Semoga makalah ini bias bermanfaat bagi pembaca. Makalah ini masih jauh
dari kata kesempurnaan, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk kemajuan dan kesempurnaan di masa mendatang.
9
DAFTAR PUSTAKA
Daulay Putra Haidar, dan Pasa Nurgaya. 2013. Pendidikan Islam Dalam Lintasan Sejarah -
kajian dari zaman pertumbuhan sampai kebangkitan. Jakarta: Kencana.
Al-‘Isy Yusuf. 2007. Dinasti Umayyah – Sebuah perjalanan lengkap tentang peristiwa-
peristiwa yang mengawali dan mewarnai perjalanan Dinasti Umayyah. Jakarta Timur:
Pustaka Al-Kautsar.
10