PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pada paruh pertama abad kesebelas, panggung sejarah kekuasaan suasana
politik di dunia Islam sedang dalam kondisi krisis. Khalifah Abbasiyah hanyalah
pemegang kekuasaan banyangan, dan hampir seluruh imperiumnya telah terpecah.
Suriah utara dan Mesopotamia atas berada dalam cengkeraman para kepala suku
yang saling berperang, yang sebagian di antara mereka berhasil mendirikan
sejumlah dinasti. Persia, Transoxiana, dan sejumlah kawasan di timur, juga
selatan diperebutkan oleh para pangeran Buwaihi dan Ghaznawi atau dikuasai
oleh beberapa raja kecil, dan satu sama lain menunggu kesempatan untuk saling
menikam leher pesaingnya. Anarki politik dan militer terjadi di mana-mana. Hal
ini diperparah dengan konflik ideologi Sunni-Syah yang semakin memanas.
Kondisi dunia Islam-menurut Hittitampak semakin terpuruk, bahkan jatuh
remuk. 1
Dalam kondisi demikian, tampilah kaum Turki Saljuk menguasai keadaan.
Kedatangan kaum Turki Saljuk mengantarkan sebuah era baru dan penting dalam
sejarah Islam dan kekhalifahan.2 Hal ini bermula dari masuk Islamnya seorang
kepala
suku bernama Saljuk sekitar tahun 956 dari Kabilah Qiniq sebagai
pemimpin klan Ghuzz Turki (atau Oghuz).3 Saljuk (Salju>q) Ibn Tuqa>q
(Duqa>q) yang bergelar Timuryaligh adalah seorang pemimpin kaum Turki yang
tinggal di Asia tengah (tepatnya Transoxania atau Ma> Wara> al-Naha>r atau
Philip K. Hitti. History of The Arabs. Edisi revisi ke-10, 2002. (Jakarta: Serambi Ilmu Sejahtera,
cet. 1, 2010 M), 602
2
Hitti, 602
3
Mahyudin Hj.Yahaya dan Ahmad jaelani Halimi. Sejarah..., 308. Kabilah Qiniq ini bersama dua
puluh kabilah kecil lainnya bersatu membentuk rumpun Ghuz. Semula gabungan kabilah ini tidak
memiliki nama, hingga muncullah tokoh Saljuk putra Tuqaq yang mempersatukan mereka dengan
memberi nama suku Saljuk. Lihat K. Ali, Sejarah Islam (Tarikh Pramodern), terj. Ghufron A.
Mas'adi (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996), 406.
diirintis dan dibangun oleh Thughril Beg mencapai era keemasan pada masa
pelanjutnya, Alp Arsalan dan Maliksyah. Kontribusi peradaban yang telah
disumbangkan oleh Dinasti ini tidaklah kecil bagi sejarah peradaban Islam.
Namun sayang, era keemasan ini berlangsung cukup singkat, untuk kemudian
Dinasti Saljuk mengalami kemerosotan dan kemunduran hingga akhirnya hilang
dari panggung sejarah peradaban Islam.
Dalam makalah ini akan dibahas tentang proses kelahiran, perkembangan
dan pertumbuhan Dinasti Saljuk hingga mencapai periode keemasannya serta fase
kemunduran dan kehancurannya dan sebab-sebabnya. Demikian pula akan
dibahas kemajuan dan kontribusi peradaban Dinasti Saljuk dalam berbagai bidang
kehidupan.
B. Masalah
1. Bagaimana asal-usul Bangsa Saljuk?
2. Bagaimana silsilah nasab Bangsa Saljuk?
3. Bagaimana sejarah terbentuknya Dinasti Saljuk?
4. Kapan periode keemasan Dinasti Saljuk?
5. Bagaimana kemajuan peradaban di era kekuasaan Dinasti Saljuk?
6. Kapan periode kemunduran & kehancuran Dinasti Saljuk?
7. Apa penyebab kemunduran & kehancuran Dinasti Saljuk?
Mahyuddin, 308, Hitti, 602, Dudung Abdurrahman, dkk. Sejarah Peradaban Islam: dari Masa
Klasik hingga Modern, ed. Siti Maryam ,dkk (Yogyakarta: LESFI, cet. 3, 2009), 174
BAB II
PEMBAHASAN
Saljuk dikenal sebagai seorang orator ulung dan dermawan oleh karena
itu ia disukai dan taati oleh masyarakat, dilain pihak istri raja Turki khawatir jika
saljuk melakukan pemberontakan, karenanya ada rencana untuk membunuh saljuk
secara licik, dan saljuk sendiri mengetahui rencana jahat tersebut lalu ia
mengumpulkan pasukannya dan membawa mereka ke kota Janad, mereka tinggal
disana dan bertetangga dengan kaum muslimin di negeri Turkistan, maka ketika
saljuk melihat perilaku orang Islam yang baik dan berakhalaq luhur ia akhirnya
memeluk agama Islam dan kabilah Ghuzpun akhirnya memeluk Islam. Dan sejak
itulah saljuk mulai melakukan perlawanan dan peperangan melawan orang-orang
Turki yang kafir, akhrinya iapun mampu mengusir bawahan raja Turki dan
menghapus pajak atas kaum muslimin.7 Kaum Saljuk memeluk Islam Sunni
sehingga mudah berhubungan dengan negara tetangganya yang telah memeluk
K. Ali, Sejarah Islam (Tarikh Pramodern), terj. Ghufron A. Mas'adi (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 1996), 406.
6
Syafiq A Mughni, Sejarah Kebudayaan Islam di Kawasan Turki, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu,
1997) 13
7
Penyusun Dar al-ilm, Atlas Sejarah Islam, (Jakarta, Kaysa Media, 2011) 95-96
Islam.8 M e r e k a m e m e l u k a g a m a I s l a m p a d a a k h i r a b a d k e 4
H/10M.
P a d a m u l a n ya S a l j u k i b n T u q a q m e n g a b d i k e p a d a B e q u ,
r a j a d a e r a h T u r k o m a n ya n g m e l i p u t i w i l a ya h s e k i t a r l a u t A r a b
dan laut kaspia.Saljuk diangkat sebagai pemimpin tentara.
Pengaruh Saljuk sangat besar sehingga Raja Bequ khawatir
k e d u d u k a n n ya t e r a n c a m . R a j a B e q u b e r m a k s u d m e n yi n g k i r k a n
Saljuk,
namun
m e n g e t a h u i n ya .
memberontak
sebelum
Ia
tetapi
tidak
rencana
itu
mengambil
bersama
dengan
terlaksana
sikap
Saljuk
melawan
para
atau
pengikutnya
ia
Mikail
Arselan Payghu
Tughril Bek
Alp Arselan
Malik Syah
Barkiaruq
Muhammad
Sinyar
Mahmud
Berdasarkan skema diatas, maka silsilah kelurga Dinasti Saljuk bisa perinci
bahwa ;
a. Saljuk Ibnu Tuqaq memiliki dua orang putra yaitu Mikail dan Arselan
Payghu namun dalam leteratur lain disebutkan bahwa Saljuk memiliki
empat orang anak yaitu Arselan, Mikail, Musa dan Yunus.11
b. Mikail memiliki dua orang putra yaitu Chager Bek Daud dan Tughril Bek
c. Chager Bek Daud memiliki dua orang putra yaitu Alp Arselan dan
Kaward,
d. Alp Arselan memiliki dua orang putra yaitu Malik Syah dan Tutush,
e. Malik Syah memiliki empat orang putra yaitu Bargiyaruk, Muhammad,
dan Sinyar serta Mahmud.12
raja Samaniyah dan Khaniyah, Saljuk berpihak pada raja Samaniyah. Untuk
membalas
budi
mereka,
kerajaan
Samaniyah
memperkenankan
mereka
14
Zuhad. Ensiklopedi Islam. vol. 6. ed. bahasa: Nina M. Armando et.al (Jakarta: PT Ichtiar Baru
Van Hoeve, 2005), 194
15
Mahyuddin, 308
16
Hitti, 603
17
Zuhad, 194
18
Dudung Abdurrahman, dkk. Sejarah Peradaban Islam..., 114
Dinasti Ghaznawi dengan Bani Saljuk, tetapi akhirnya terjadi gencatan senjata
selama setengah abad. Sementara itu, Afghanistan tetap diakui sebagai bagian dari
wilayah Ghaznawi.19
Tughril Beg telah berhasil mengembangkan kerajaan Saljuq di wilayah
Khurasan dan Transoxania. Setelah itu kaum Saljuq berjaya menaklukan wilayahwilayah Persia hingga Fars yaitu pintu masuk ke Iraq. 20 Sewaktu Saljuq di Fars,
kedudukan Bani Buwaih di Baghdad sangat lemah. Sultannya ketika itu adalah alMalik
al-Rahim.
Panglima
tentaranya
bernama
al-Basarsiri
mencoba
Azyumardi Azra, dkk. Ensiklopedi Islam (Jakarta: Van Hoeven, tth), 233
Mahyuddin, 309
21
Mahyuddin, 309
22
Hitti, 603
23
Mahyuddin, 309
20
Baghdad
kemudian
mengusir
Khalifah
al-Qaim
serta
memproklamasikan diri sebagai wakil Dinasti Fatimiyyah di Baghdad. AlBasasiri memerintah Baghdad sekitar satu tahun (450-451 H). Setelah Thugril
Beq mengkonsolidasikan pasukannya, ia mampu merebut kembali Baghdad dan
mengembalikan Khalifah al-Qaim ke Baghdad.24 Sementara al-Basasiri yang
sempat melarikan diri ke Wasit, dapat ditangkap dan dibunuh oleh tentara Saljuq
pada tahun 452 H/1060 M.
Setelah absen satu tahun, Thugril kembali ke Baghdad dan disambut
dengan upacara besar-besaran. Thughril dielu-elukan sebagai Raja Timur dan
Barat (Ma>lik al-Sharq wa al-Gharb) . Gelar kenegaraan yang digunakannya
adalah al-Sulthan. Para ahli sejarah mencatat bahwa dialah yang menjadi
penguasa muslim pertama yang menggunkan gelar ini. Mereka mencantumkan
dan mengabadikan gelar sultan itu dalam mata uangnya.25 Bersama kaum Saljuk
gelar sultan menjadi sebuah gelar kenegaraan tetap.26
Dengan tanpa menghapuskan kedudukan khalifah atau menghancurkan
eksistensi dinasti Abbasiyah. Saljuq Sunni berhasil memasuki Baghdad pada
tahun 447/1055 dan menggantikan Buwaihiyyah Syiah yang lebih dahulu mereka
sebagai penguasa yang efektif untuk bagian timur wilayah kekuasaan Abbasiyah.
27
24
Mahyudin, 309
Phillip K. Hitti, 603, Cyril Glosse. Ensiklopedi..., 353.
26
Hitti, 603
27
Cyril Glosse. Ensiklopedi Islam (ringkas). Penerjemah: Ghufron A. Masadi (Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada, cet. 2, 1999), 353
25
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
28
Mahyuda Hj. Yahya dan Ahmad Jelani Halimi. Sejarah Islam (Kuala Lumpur: Penerbit Fajar
Bakti SDN. BHD, cet. 4, 1995)
29
Mahyudin Hj. Yahaya. Sejarah Islam, 308
10
bagian trdahulu, pada tahap selanjutnya Dinasti in juga berhasil menguasai hampir
seluruh semenanjung Arab.
Saljuk Romawi, saljuk Antakya termasuk bangsa Turki yang menguasai
Anatolia pada periiode 1077-1308 M. Pusat pemerintaha mereka berada di kota
Nicea (Iznik) dan kemudian pindah ke Konya mulai tahun 1116 M. Dinasti induk
ini lalu bercabang menjadi beberapa puak-puak besar. Setelah kemenangan amat
gemilang pada perte puran Malazgirt yang berujung runtuhnya Romawi Timur
(Byzantium), Dinasti ini mulai meluaskan wilayah kekuasaan mereka di Antakya.
Pendiri kerajaan ini Qutalmisy bin Arselan adalah salah satu kerabat penguasa
Saljuk Taghrul Beg. Putranya yang bernama Sulaiman I (1077-1080 M) berhasil
menguasai Nicea (Iznik) pada tahun 1078 M. Sistem Monarki ini terus
berlangsung di Nicea atas titah dari tokoh-tokoh Saljuk pada massa awal dan
kemudian wilayah ini baru benar-benar merdeka setelah berdirinya beberapa
kerajaan kecil Kristen di kawasan ini.33
Alp Arsalan, sebagai pengganti Tughril berhasil memberikan andil dalam
berbagai bidang. Secara militer, kehebatan bani Saljuk dibuktikannya dengan
memberikan pukulan-pukulan hebat atas pasukan Bizantium dalam perang
Mazikert pada tahun 1071 (464 H). peristiwa ini sangat berarti bagi bani Saljuk,
bukan hanya semakin terbukanya Asia kecil untuk migrasi suku-suku Turki,
melainkan itu merupakan kemenangan awal penting bagi tentara sultan atau
khalifah melawan pasukan regular Kaesar. Sementara itu dalam bidang
pemerintahan Alp Arsalan beruntung mendapatkan seorang wazir yang bijak dan
ulet, Nizam al-Mulk. Malik Syah yang masih remaja banyak mendapatlkan
bantuan dari wazirnya, Nizam al-Mulk. Berkat kelangsungan kebijaksanaan
Nizam al-Mulk, kekuasaan Saljuk terus berjalan mulus, bahkan telah berhasil
mencakup Afganistan, Iran, Mesopotamia, Syiria, Palestina, dan belahan barat
Asia kecil.34
33
Sami bin Abdullah al-Maghluts, Atlas Perang Salib, (Jakarta Timur: Almahira, 2009), h. 51
Tim penulis IAIN Syarif hidayatullah, Ensiklopedi Islam Indonesia, (Jakarta: Djambatan, 1992),
h. 838-839.
34
11
kekuasaan
Thughril
(1037-1063),
keponakan
sekaligus
35
Zuhad, 195
Zuhad, 195
37
Philip K. Hitti, History of the Arabs, (London: Macmillan, 1970), h.410.
38
Mahyuddin, 310
36
12
Hitti, 104
Muhammad al Khudhari Bek, Muhadharat al-Tarikh al- Umam al Islamiyah, (Kairo: Al
Maktabah Al-Kubra, 1970), h. 418.
41
Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, jilid 1, (Jakarta: UI Press, 1985), h.77.
42
M. Masyhur Amin, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung: Indonesian Spirit Fondation, 2004),
h.136-137.
40
13
mati kelompok hasyasyin (yang berasal dari kata hasyasy, ganja. Pecandu ganja).
Sekte neo-Ismailiyah yang didirikan oleh Hasan ibn al-Shabbah (w. 1124) pasca
hancurnya negara Qaramitah.43
Seiring kematiannya, berakhrirlah periode keemasan yang meliputi tiga
penguasa pertama Dinasti Saljuq. Dalam waktu yang singkat, tetapi sebagaimana
diakui Hitti, adalah periode yang cemerlang. Ketiga sultan tersebut telah
mempersatukan
sampai
daerah-daerah
independen
terjauh
yang
43
Hitti, 564-565
14
pernah
baik;
paling
tidak
kewibawaannya
dalam
bidang
agama
jembatan-jembatann,
terusan-terusan
dan
perbaikan
pelabuhan.
44
Mahyuda, 312
Fadil SJ, Pasang Surut Peradaban Islam dalam Lintasan Sejarah, (Malang: UIN-Malang Press,
2008), h. 220.
45
15
saran
Nizham
al-Mulkpada
tahun
1074-1075
pemerintah
terhadap
perkembangan
ilmu
pengetahuan
46
16
17
bangunan madrasah Saljuk terdiri dari halaman gedung yang dikelilingi tembok
dan dilengkapi empat iwan. Selain itu juga ada asrama dan ruang belajar.Salah
satu madrasah terbaik yang bisa dijadikan contoh berada di Anatolia. Bangunan
madrasah itu menerapkan karakter khas Iran termasuk penggunaan iwan dan
menara ganda yang membingkai pintu gerbang.
c. Menara Saljuk
Bentuk menara masjid-masjid di Iran yang dibanguan Dinasti Saljuk
secara subtansial berbeda dengan menara di Afrika Utara. Bentuk menara masjid
Saljuk mengadopsi menara silinder seagai ganti menara berbentuk segi empat.
d. Makam Saljuk
Pada
era
kejayaan
Dinasti
Saljuk
pembangunan
makam
mulai
18
tiga sisi yang terbuka. Itulah ciri khas masjid Kiosque. Model masjid khas Saljuk
ini seringkali dihubungkan dengan kompleks bangunan yang luas seperti
caravanserai dan madrasah.49
F. Periode Kemunduran & Kehancuran Dinasti Saljuk
Sesudah era Maliksyah (465-485/1072-1092 M), Bani Saljuq mengalami
kemunduran sebelum kekuasaan mereka di Baghdad pudar sama sekali pada tahun
552/1157.
50
yang
terpisah
itu
mencapai
kemerdekaan
yang
49
52
http//sejarah pada zaman dinasti Seljuk oleh Garnizun Abu Askar AlFatih//
Dudung, 114
51
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2008), h.76.
52
Hitti, 608
50
19
kecil di beberapa tempat masih ada yang berlangsung sampai abad ke-14 (di Asia
Kecil dan Kirman), bahkan aad ke-15 (Luristan dan Mardin). 53
Dengan demikian kekuataan dinasti itu tidak ada lagi, maka sewaktu
bangsa Mongol menyerang Baghdad, mereka tidak dapat lagi mempertahankan
kota itu. Hingga pada tahun 656 H jatuhlah Baghdad ke tangan Hulagu Khan
pemimpin pasukan bangsa Mongol.54
G. Penyebab Kemunduran & Kehancuran Dinasti Saljuk
Terdapat sebab-sebab internal dan eksternal bagi kejatuhan kekuasaan
dinasti Saljuk.
1. Terjadinya disintegrasi wilayah kekuasaan dinasti karena sistem otonomi
semi-independen yang memberi peluang bagi gubernur wilayah untuk
memisahkan diri dari kekuasaan pusat menjadi negara-negara kecil.
Wilayah-wilayah kekuasaan dibagi-bagi kepada anggota keluarga dari
Turki dan memerintah dengan otonomi yang luas. Di sisi lain pengawasan
dan koordinasi pemerintah pusat cukup lemah. Apabila pusat melakukan
tekanan atas wilayah-wilayah tersebut, penguasa-penguasa wilayah tidak
mau tunduk bahkan memberontak sebagaimana yang terjadi di wilayah
Khurasan dan Ghur.55
2. Persaingan antara pemimpin-pemimpin Seljuq di Iraq, syiria dan Parsi
setelah kematian Maliksyah. Konflik perebutan kekuasaan dipicu oleh
persaingan antaradua orang putra Maliksah, Ghiyath al-Din Muhammad I
dan Muizz al-Din Sanjar. Sejumlah perang sipil antara kedua putra
53
Dudung, 114
Ahmad, Abu & Suhadjah. Sejarah Kebudayaan Islam untuk Madrasah Aliyah, Semarang: CV.
Toha Putra, 1980), 94. Penyerbuan bangsa Mongol ke Baghdad itu merupakan lembaran hitam
dalam sejarah Islam, karena banyak orang-orang Islam yang disembelih dengan sangat kejam.
Disamping itu banyak istana-istana, masjid-masjid, perguruan tinggi dan perpustakaan yang
dihancur leburkan. Oleh karena itu setelah Baghdad jatuh ke tangan Houlako khan, ilmu
pengetahuan dan seni budaya Islam mengalami kemunduran. Sebab banyak buku-buku
pengetahuan dan hasil karya lainnya menjadi hancur dan musnah, sehingga tidak dapat diwarisi
lagi oleh para generasi selanjutnya.
55
Mahyuddin, 313
54
20
sosok
pemimpin
yang
kuat
dan
memiliki
kapasitas
Hitti, 608
Hitti, 608
21
tentara dan biaya ekspedisi perang telah menyedot anggaran yang besar
sehingga mengurangi anggaran di bidang pembangunan sektor lain.
8. Pengaruh Serangan tentara Mongol.
22
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kehadiran Dinasti Saljuk di atas panggung sejarah peradaban Islam ibarat
mentari baru yang terbit kembali di tengah suasana kekuasaan politik di dunia
Islam yang sedang dalam kondisi krisis dan terpuruk pada paruh pertama abad ke
sebelas. Dalam kondisi kosongnya kekuasaan dominan akibat lemahnya
kekhalifan Abbasiyah, maka tampillah kaum Turki Saljuk menguasai keadaan.
Kedatangan kaum Turki Saljuk mengantarkan sebuah era baru dan penting dalam
sejarah Islam dan kekhalifahan. Sejarah mencatat Dinasti Saljuk sebagai kerajaan
yang mampu menghidupkan kembali kekhalifahan Islam Sunni yang ketika itu
nyaris tenggelam.
Kekuasaan yang digenggam Saljuk begitu luas meliputi Asia Tengah dan
Timur Tengah terbentang dari Anatolia hingga ke Punjab di belahan selatan
Asia. Pada masa pemerintahan dinasti Saljuk inilah umat Islam mendapatkan
berbagai bentuk kemakmuran dan kemajuan yang meliputi bidang politik,
ekonomi, social, budaya dan ilmu pengetahuan.
23