Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pada paruh pertama abad kesebelas, panggung sejarah kekuasaan suasana
politik di dunia Islam sedang dalam kondisi krisis. Khalifah Abbasiyah hanyalah
pemegang kekuasaan banyangan, dan hampir seluruh imperiumnya telah terpecah.
Suriah utara dan Mesopotamia atas berada dalam cengkeraman para kepala suku
yang saling berperang, yang sebagian di antara mereka berhasil mendirikan
sejumlah dinasti. Persia, Transoxiana, dan sejumlah kawasan di timur, juga
selatan diperebutkan oleh para pangeran Buwaihi dan Ghaznawi atau dikuasai
oleh beberapa raja kecil, dan satu sama lain menunggu kesempatan untuk saling
menikam leher pesaingnya. Anarki politik dan militer terjadi di mana-mana. Hal
ini diperparah dengan konflik ideologi Sunni-Syah yang semakin memanas.
Kondisi dunia Islam-menurut Hittitampak semakin terpuruk, bahkan jatuh
remuk. 1
Dalam kondisi demikian, tampilah kaum Turki Saljuk menguasai keadaan.
Kedatangan kaum Turki Saljuk mengantarkan sebuah era baru dan penting dalam
sejarah Islam dan kekhalifahan.2 Hal ini bermula dari masuk Islamnya seorang
kepala

suku bernama Saljuk sekitar tahun 956 dari Kabilah Qiniq sebagai

pemimpin klan Ghuzz Turki (atau Oghuz).3 Saljuk (Salju>q) Ibn Tuqa>q
(Duqa>q) yang bergelar Timuryaligh adalah seorang pemimpin kaum Turki yang
tinggal di Asia tengah (tepatnya Transoxania atau Ma> Wara> al-Naha>r atau

Philip K. Hitti. History of The Arabs. Edisi revisi ke-10, 2002. (Jakarta: Serambi Ilmu Sejahtera,
cet. 1, 2010 M), 602
2
Hitti, 602
3
Mahyudin Hj.Yahaya dan Ahmad jaelani Halimi. Sejarah..., 308. Kabilah Qiniq ini bersama dua
puluh kabilah kecil lainnya bersatu membentuk rumpun Ghuz. Semula gabungan kabilah ini tidak
memiliki nama, hingga muncullah tokoh Saljuk putra Tuqaq yang mempersatukan mereka dengan
memberi nama suku Saljuk. Lihat K. Ali, Sejarah Islam (Tarikh Pramodern), terj. Ghufron A.
Mas'adi (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996), 406.

Mavarranahr), kira-kira 80 mil dari Bukhara.

Kemudian, Dinasti Saljuk yang

diirintis dan dibangun oleh Thughril Beg mencapai era keemasan pada masa
pelanjutnya, Alp Arsalan dan Maliksyah. Kontribusi peradaban yang telah
disumbangkan oleh Dinasti ini tidaklah kecil bagi sejarah peradaban Islam.
Namun sayang, era keemasan ini berlangsung cukup singkat, untuk kemudian
Dinasti Saljuk mengalami kemerosotan dan kemunduran hingga akhirnya hilang
dari panggung sejarah peradaban Islam.
Dalam makalah ini akan dibahas tentang proses kelahiran, perkembangan
dan pertumbuhan Dinasti Saljuk hingga mencapai periode keemasannya serta fase
kemunduran dan kehancurannya dan sebab-sebabnya. Demikian pula akan
dibahas kemajuan dan kontribusi peradaban Dinasti Saljuk dalam berbagai bidang
kehidupan.

B. Masalah
1. Bagaimana asal-usul Bangsa Saljuk?
2. Bagaimana silsilah nasab Bangsa Saljuk?
3. Bagaimana sejarah terbentuknya Dinasti Saljuk?
4. Kapan periode keemasan Dinasti Saljuk?
5. Bagaimana kemajuan peradaban di era kekuasaan Dinasti Saljuk?
6. Kapan periode kemunduran & kehancuran Dinasti Saljuk?
7. Apa penyebab kemunduran & kehancuran Dinasti Saljuk?

Mahyuddin, 308, Hitti, 602, Dudung Abdurrahman, dkk. Sejarah Peradaban Islam: dari Masa
Klasik hingga Modern, ed. Siti Maryam ,dkk (Yogyakarta: LESFI, cet. 3, 2009), 174

BAB II
PEMBAHASAN

A. Asal-Usul Bangsa Saljuk


Nama dinasti Saljuk diambil dari sebuah nama seorang tokoh yang berasal
dari keturunan Turki yaitu Saljuk bin Tuqaq.berasal dari kabilah kecil keturunan
Turki, yakni kabilah Qunuq. Kabilah ini bersama dua puluh kabilah kecil lainnya
bersatu membentuk rumpun Ghuz. Semula gabungan kabilah ini tidak memiliki
nama, hingga muncullah tokoh Saljuk putra Tuqaq yang mempersatukan mereka
dengan memberi nama suku Saljuk.5 N e g e r i a s a l m e r e k a t e r l e t a k d i
kawasan utara laut Kaspia dan laut Aral .

Saljuk dikenal sebagai seorang orator ulung dan dermawan oleh karena
itu ia disukai dan taati oleh masyarakat, dilain pihak istri raja Turki khawatir jika
saljuk melakukan pemberontakan, karenanya ada rencana untuk membunuh saljuk
secara licik, dan saljuk sendiri mengetahui rencana jahat tersebut lalu ia
mengumpulkan pasukannya dan membawa mereka ke kota Janad, mereka tinggal
disana dan bertetangga dengan kaum muslimin di negeri Turkistan, maka ketika
saljuk melihat perilaku orang Islam yang baik dan berakhalaq luhur ia akhirnya
memeluk agama Islam dan kabilah Ghuzpun akhirnya memeluk Islam. Dan sejak
itulah saljuk mulai melakukan perlawanan dan peperangan melawan orang-orang
Turki yang kafir, akhrinya iapun mampu mengusir bawahan raja Turki dan
menghapus pajak atas kaum muslimin.7 Kaum Saljuk memeluk Islam Sunni
sehingga mudah berhubungan dengan negara tetangganya yang telah memeluk

K. Ali, Sejarah Islam (Tarikh Pramodern), terj. Ghufron A. Mas'adi (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 1996), 406.
6
Syafiq A Mughni, Sejarah Kebudayaan Islam di Kawasan Turki, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu,
1997) 13
7
Penyusun Dar al-ilm, Atlas Sejarah Islam, (Jakarta, Kaysa Media, 2011) 95-96

Islam.8 M e r e k a m e m e l u k a g a m a I s l a m p a d a a k h i r a b a d k e 4
H/10M.

P a d a m u l a n ya S a l j u k i b n T u q a q m e n g a b d i k e p a d a B e q u ,
r a j a d a e r a h T u r k o m a n ya n g m e l i p u t i w i l a ya h s e k i t a r l a u t A r a b
dan laut kaspia.Saljuk diangkat sebagai pemimpin tentara.
Pengaruh Saljuk sangat besar sehingga Raja Bequ khawatir
k e d u d u k a n n ya t e r a n c a m . R a j a B e q u b e r m a k s u d m e n yi n g k i r k a n
Saljuk,

namun

m e n g e t a h u i n ya .
memberontak

sebelum
Ia

tetapi

tidak

rencana

itu

mengambil

bersama

dengan

terlaksana

sikap

Saljuk

melawan

para

atau

pengikutnya

ia

berimigrasi ke daerah Jand atau disebut juga daerah muslim di


w i l a ya h T r a n s o x i a n a a n t a r a s u n g a i U m m u D r i ya d a n S y r d a r ya
a t a u J i h u n 10.

B. Silsilah Nasab Dinasti Saljuk


Silsilah nasab Dinasti Saljuk bila diurutkan dengan bentuk skema, maka akan
nampak sebagai berikut:
Saljuk putra Tuqaq

Mikail

Arselan Payghu

Jughril Bek /Chager Bek Daud

Tughril Bek

Zuhad. Ensiklopedi Islam, 194


Syafiq A Mughni, Sejarah Kebudayaan Islam di Kawasan Turki, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu,
1997) 13
10
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: RajaGrafindo Persada,1998) 73
9

Alp Arselan

Kaward (Saljuk Kirman)

Malik Syah

Barkiaruq

Tutush (Saljuk Syria)

Muhammad

Sinyar

Mahmud

Berdasarkan skema diatas, maka silsilah kelurga Dinasti Saljuk bisa perinci
bahwa ;
a. Saljuk Ibnu Tuqaq memiliki dua orang putra yaitu Mikail dan Arselan
Payghu namun dalam leteratur lain disebutkan bahwa Saljuk memiliki
empat orang anak yaitu Arselan, Mikail, Musa dan Yunus.11
b. Mikail memiliki dua orang putra yaitu Chager Bek Daud dan Tughril Bek
c. Chager Bek Daud memiliki dua orang putra yaitu Alp Arselan dan
Kaward,
d. Alp Arselan memiliki dua orang putra yaitu Malik Syah dan Tutush,
e. Malik Syah memiliki empat orang putra yaitu Bargiyaruk, Muhammad,
dan Sinyar serta Mahmud.12

C. Sejarah Terbentuknya Dinasti Saljuk (Era Thugrul Beq)


Saljuq bin Duqaq meninggalkan empat putra, yakni Israil, Musa Bigu,
Yunus dan Mikail. Israil, yang menggantikan kedudukan ayahnya tidak mampu
menghadapi seangan penguasa Daulah Ghaznawiyah (367 H/977 M-583 H/1187
M). Di bawah penggantinya, Mikail, orang Saljuk dibawa melintasi daerah Jihun,
kemudian menetap di Khurasan.13 Dalam peperangan yang sering terjadi antara
11

Penyusun Dar al-ilm, Atlas Sejarah Islam, 96


K. Ali, Sejarah Islam (Tarikh Pramodern),409.
13
Zuhad, 194
12

raja Samaniyah dan Khaniyah, Saljuk berpihak pada raja Samaniyah. Untuk
membalas

budi

mereka,

kerajaan

Samaniyah

memperkenankan

mereka

menyeberangi wilayahnya untuk menuju daerah pinggiran Sungai Sihun (Sungai


Syirdarya, Kazakhstan), kemudian mengambil kota Jund (Daerah di sekitar
Transoksania) untuk dijadikan pangkalan. Saljuk berkembang menjadi kuat dan
disegani serta sangat teguh berpegang pada ajaran Islam.14
Tatkala Kerajaan Samaniyah jatuh ke tangan Ghaznawiyah pada tahun 389
H kaum Saljuq menggunakan kesempatan itu untuk melepaskan diri.15 Keturunan
Saljuq bin Tuqak ini pada tahun 420/1092 mulai menjelajah Iran bagian utara dan
barat sehingga menggelisahkan keluarga sultan Ghazna, Mahmud. Adalah
Thughril Beg, cucu Salju>q, yang memulai penampilan kaum Saljuk dalam
panggung sejarah. Pada tahun 429/1037 ia teratat sudah menguasai Marw dan
Naisabur dari genggaman penguasa Ghaznawi. Segera setelah itu mereka juga
merebut Balkh, Jurjan, Thabaristan dan Khawarizm, Hamadhan, Rayyi, dan
Isfahan. Pemerintah Buwaihi tunduk di bawah kendali mereka.16
Di bawah Panglima Tughril Beq, orang Saljuk berhasil menghancurkan
Daulah Ghaznawiyah dan menduduki singgasana kerajaan Naisabur pada tahun
429 H/1038 M. Oleh karena itu Tughril Beq dipandang sebagai pendiri Dinasti
Saljuk yang sebenarnya.17 Namanya kemudian disebut dalam khutbah Jumah
dengan sebutan Raja diraja (Ma>lik al-Mulu>k). 18
Selanjutnya Tughril Beq pada tahun 1040 M sukses memimpin serangan
terhadap Dinasti Ghaznawi yang saat itu dipimpin oleh Masud Ibn Mahmud di
Khurasan sehingga memaksa mereka meninggalkan Khurasan. Kekalahan
Ghaznawi ini selanjutnya merupakan klimaks kehancuran Ghaznawi di Persia.
Sejak tahun 1940 sampai dengan 1050 M pertempuran terus berlangsung antara

14

Zuhad. Ensiklopedi Islam. vol. 6. ed. bahasa: Nina M. Armando et.al (Jakarta: PT Ichtiar Baru
Van Hoeve, 2005), 194
15
Mahyuddin, 308
16
Hitti, 603
17
Zuhad, 194
18
Dudung Abdurrahman, dkk. Sejarah Peradaban Islam..., 114

Dinasti Ghaznawi dengan Bani Saljuk, tetapi akhirnya terjadi gencatan senjata
selama setengah abad. Sementara itu, Afghanistan tetap diakui sebagai bagian dari
wilayah Ghaznawi.19
Tughril Beg telah berhasil mengembangkan kerajaan Saljuq di wilayah
Khurasan dan Transoxania. Setelah itu kaum Saljuq berjaya menaklukan wilayahwilayah Persia hingga Fars yaitu pintu masuk ke Iraq. 20 Sewaktu Saljuq di Fars,
kedudukan Bani Buwaih di Baghdad sangat lemah. Sultannya ketika itu adalah alMalik

al-Rahim.

Panglima

tentaranya

bernama

al-Basarsiri

mencoba

mempertahankan kekuasaannya dengan meminta bantuan Dinasti Fatimiyah yang


bernama al-Muntasir. Sementara pihak Khalifah al-Qaim dari Khilafah
Abbasiyahyang telah lemah secara politik, ekomoni dan militeryang tidak
suka terhadap pemerintahan Bani Buwaih yang menguasai Baghdad meminta
bantuan kaum Saljuq pimpinan Tughril Beq. Tughrib Beq datang dengan
pasukannya pada tahun 447 H dan berhasil menguasai Kota Baghdad.21
Pada 18 Desember 1055, Thughril Beg masuk kota Baghdad. Al-Basa>si>ri,
seorang jenderal berkebangsaan Turki sekaligus gubernur milter Baghdad
meninggalkan ibukota dan Khalifah al-Qa>im (1031-1075) segera menyambut
para penyerang Saljuk itu dan menganggapnya sebagai utusan. 22 Kemudian
Thugrul diberi gelar Yami>n Ami>r al-Mumini>n (tangan kanan Amiril
mukminin). Penguasa Bani Buwaih al-Malik al-Rahim ditangkap dan diasingkan
di Rayy sampai meninggal dunia di sana pada tahun 450 H/1058. Dengan itu
maka berakhirlah Kerajaan Bani Buwaih.23
Sementara Panglima Al-Basasir berhasil melarikan diri ke utara Jazirah
dan bersepakat dengan Quraish bin Badran pemimpin Kerajaan Uqailiyah. Tughril
Beg mengejarnya hingga ke Mosul. Akan tetapi terjadi konflik perpecahan akibat
desersi dalam tubuh tentara Thugril yang dipimpin oleh Ibrahim bin Inal yang
19

Azyumardi Azra, dkk. Ensiklopedi Islam (Jakarta: Van Hoeven, tth), 233
Mahyuddin, 309
21
Mahyuddin, 309
22
Hitti, 603
23
Mahyuddin, 309
20

merupakan saudara angkat Thugril. Dengan bantuan Alp-Asrlan--keponakan


Tuhgril, anak saudarannya Daud yang memerintah SijistanIbrahim dapat
ditangkap dan dijatuhi hukuman mati pada 3 Agustus 1059 M. Kondisi krisis
dalam keluarga Saljuq ini dimanfaatkan oleh al-Basasiri untuk mengepung dan
menguasai

Baghdad

kemudian

mengusir

Khalifah

al-Qaim

serta

memproklamasikan diri sebagai wakil Dinasti Fatimiyyah di Baghdad. AlBasasiri memerintah Baghdad sekitar satu tahun (450-451 H). Setelah Thugril
Beq mengkonsolidasikan pasukannya, ia mampu merebut kembali Baghdad dan
mengembalikan Khalifah al-Qaim ke Baghdad.24 Sementara al-Basasiri yang
sempat melarikan diri ke Wasit, dapat ditangkap dan dibunuh oleh tentara Saljuq
pada tahun 452 H/1060 M.
Setelah absen satu tahun, Thugril kembali ke Baghdad dan disambut
dengan upacara besar-besaran. Thughril dielu-elukan sebagai Raja Timur dan
Barat (Ma>lik al-Sharq wa al-Gharb) . Gelar kenegaraan yang digunakannya
adalah al-Sulthan. Para ahli sejarah mencatat bahwa dialah yang menjadi
penguasa muslim pertama yang menggunkan gelar ini. Mereka mencantumkan
dan mengabadikan gelar sultan itu dalam mata uangnya.25 Bersama kaum Saljuk
gelar sultan menjadi sebuah gelar kenegaraan tetap.26
Dengan tanpa menghapuskan kedudukan khalifah atau menghancurkan
eksistensi dinasti Abbasiyah. Saljuq Sunni berhasil memasuki Baghdad pada
tahun 447/1055 dan menggantikan Buwaihiyyah Syiah yang lebih dahulu mereka
sebagai penguasa yang efektif untuk bagian timur wilayah kekuasaan Abbasiyah.
27

Tughril menjalin hubungan yang erat dengan Khalifah dengan mengawini

putrinya dan memboyongnya ke ibukota kerajaan di Rayy pada 1062.

24

Mahyudin, 309
Phillip K. Hitti, 603, Cyril Glosse. Ensiklopedi..., 353.
26
Hitti, 603
27
Cyril Glosse. Ensiklopedi Islam (ringkas). Penerjemah: Ghufron A. Masadi (Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada, cet. 2, 1999), 353
25

Berikut daftar khalifah-khalifah Abbasiyah zaman Seljuq dan memerintah


di Baghdad:28
1. Al-Qaim (422-467 H/1031-1074 M)
2. Al-Mustanzir (467-487 H/1075-1094 M)
3. Al-Muqtadi (487-512 H/1094-1118 H)
4. Al-Mustarshid (512-529 H/1118-1134 H)
5. Al-Rashid (529-530 H/1134-1135 M)
6. Al-Muqtafi (530-555 H/1135-1160 M)
7. Al-Mustanjid (555-566 H/1160-1170 M)
8. Al-Mustadi (566-575 H/1170 H-1180 M)
9. Al-Nasir (575-622 H/1180-1225 M)
10. Al-Zahir (622-623 H/1225-1226 M)
11. AL-Mustansir (623-640 H/1226-1242 M)
12. Al-Mustasim (640-656 H/1242-1258 M)
Baghdad Jatuh ke tangan tentara Mongol (656 H/1258 M)
Berikut Daftar para pemimpin Dinasti Saljuq:29
1.

Rukn al-Dunya wa al-Din Thugril Bek I (429 H/1038 M)

2.

Adud al-Daulah Alp Arslan (455H/1063 M)

3.

Jalal al-Daulah Malik Syah I (465H/1072 M)

4.

Nasir al-Din Mahmud I (485 H/1092 M)

5.

Rukn al-Din Barkiyaruq (487 H/1094 M)

6.

Muizz al-Din Malik Syah II (498 H/ 1103 M)

7.

Ghiyath al-Din Muhammad I (498 H/1103 M)

8.

Muizz al-Din Sanjar (511-522H/1118-1157 M).

D. Periode Keemasan Dinasti Saljuk (1063-1092)

28

Mahyuda Hj. Yahya dan Ahmad Jelani Halimi. Sejarah Islam (Kuala Lumpur: Penerbit Fajar
Bakti SDN. BHD, cet. 4, 1995)
29
Mahyudin Hj. Yahaya. Sejarah Islam, 308

1. Dinasti Saljuk di Era Alp Arslan 1063-1072 M)


Setelah berkuasa selama 26 tahun dan baru menikahi putri Khalifah
setahun, Thugril Beq meninggal dunia pada tahun 1063. Thugril Beq meninggal
tanpa meninggalkan keturunan dan digantikan oleh keponakannya, Alp Arselan
bin Daud.30 Naiknya Alp Arslan mendapat perlawanan dari saudara-audaranya
yang dipelopori Syihabuddaulah Qutulmisy, anak pamannya, musa Cagri. Pada
457 H/1064 M, Musa Cagri yang menguasai daerah Transoksania berhasil
ditaklukan. Alp Arslan berhasil menyelesaikan konflik intern dan memerintah
dengan pusat pemerintahannya di Ibukota Rayy. 31
Pada masa kekuasaan Sultan Alib Arselan (1060/1063-1072 M) inilah
kerajaan Saljuk berhasil mencapai puncak keemasannya. Masa keemasan ini
kemudian berlanjut pada masa kekuasaan Malik Syah (1072-1092 M) yang
memerintah setelah Arselan. Pada pemerintahan Malik Syah, wazirnya yang
bernama Nizhamul Mulk (1060/1065-1092 M) banyak mendirikan sekolahsekkolah memperkuat eksistensi Ahlulsunah Waljamaah di kawasan ini.
Prestasi Saljuk menjadi keompok muslim pertama yang merebut wilayah
kekuasaan Romawi. Pada tahun kedua pemerintahannya, Alp Asrlan (singapahlawan) merebut Ani, ibukota Armenia Kristen, lalu menduduki sebuah
provinsi Bizantium. Segera setelah itu dia mengobarkan kembali peperangan
melawan Binzantium, sanga musuh abadi. Tahun 1071 Alp memenangkan
pertempuran penting di Manzikart (Malazkird, Malasjird), sebelah utara Danau
Van di Armenia, dan berhasil menawan Kaisar Romanus Diogenes. 32
Pada tahun 1064 M, Dinasti Saljuk berhasil menguasai Armenia dan terus
meluas hingga mencapai kawasan Hijaz serta bebrapa tempat suci Islam lainnya
pada tahun 1070 M. Puncak dari pencapaian Dinasti Saljuk adalah ketika mereka
berhasil menaklukkan Konstantinopel dengan amat gemilag dalam pertempuran
Malazgirt (Manzikert) pada tahun 1071 M. Seperti yang sudah disebutkan di
30

Mahyuddin, 309, Zuhad, 195, Dudung, 114


Zuhad, 195
32
Hitti, 604
31

10

bagian trdahulu, pada tahap selanjutnya Dinasti in juga berhasil menguasai hampir
seluruh semenanjung Arab.
Saljuk Romawi, saljuk Antakya termasuk bangsa Turki yang menguasai
Anatolia pada periiode 1077-1308 M. Pusat pemerintaha mereka berada di kota
Nicea (Iznik) dan kemudian pindah ke Konya mulai tahun 1116 M. Dinasti induk
ini lalu bercabang menjadi beberapa puak-puak besar. Setelah kemenangan amat
gemilang pada perte puran Malazgirt yang berujung runtuhnya Romawi Timur
(Byzantium), Dinasti ini mulai meluaskan wilayah kekuasaan mereka di Antakya.
Pendiri kerajaan ini Qutalmisy bin Arselan adalah salah satu kerabat penguasa
Saljuk Taghrul Beg. Putranya yang bernama Sulaiman I (1077-1080 M) berhasil
menguasai Nicea (Iznik) pada tahun 1078 M. Sistem Monarki ini terus
berlangsung di Nicea atas titah dari tokoh-tokoh Saljuk pada massa awal dan
kemudian wilayah ini baru benar-benar merdeka setelah berdirinya beberapa
kerajaan kecil Kristen di kawasan ini.33
Alp Arsalan, sebagai pengganti Tughril berhasil memberikan andil dalam
berbagai bidang. Secara militer, kehebatan bani Saljuk dibuktikannya dengan
memberikan pukulan-pukulan hebat atas pasukan Bizantium dalam perang
Mazikert pada tahun 1071 (464 H). peristiwa ini sangat berarti bagi bani Saljuk,
bukan hanya semakin terbukanya Asia kecil untuk migrasi suku-suku Turki,
melainkan itu merupakan kemenangan awal penting bagi tentara sultan atau
khalifah melawan pasukan regular Kaesar. Sementara itu dalam bidang
pemerintahan Alp Arsalan beruntung mendapatkan seorang wazir yang bijak dan
ulet, Nizam al-Mulk. Malik Syah yang masih remaja banyak mendapatlkan
bantuan dari wazirnya, Nizam al-Mulk. Berkat kelangsungan kebijaksanaan
Nizam al-Mulk, kekuasaan Saljuk terus berjalan mulus, bahkan telah berhasil
mencakup Afganistan, Iran, Mesopotamia, Syiria, Palestina, dan belahan barat
Asia kecil.34

33

Sami bin Abdullah al-Maghluts, Atlas Perang Salib, (Jakarta Timur: Almahira, 2009), h. 51
Tim penulis IAIN Syarif hidayatullah, Ensiklopedi Islam Indonesia, (Jakarta: Djambatan, 1992),
h. 838-839.
34

11

Bani Saljuk adalah dinasti Islam pertama yang memperoleh kekuasaan


permanen di Kekaisaran Romawi. Mereka menempati dataran tinggi Asia kecil
yag kemudian menjadi bagian dari wilayah negara Islam, dan sekaligus
meletakkan basis bagi penyebaran bangsa Turki di Asia kecil. 35 Saudara sepupu
Alp Arslan, Sulaiman bin Qutulmisy (w. 479 H/1086) memegang kekuasaan di
wilayah baru itu dan mendirikan Kesultanan Saljuk pada 1077. Nicaea (Niqiyah)
adalah kota pertama yang dijadikan ibukota di wilayah itu, dan dari sana di
kemudian hari, Qilij Arslan I, anak dan pengganti Sulaiman, diserang oleh
gabungan tentara Salib yang pertama.36
Pada masa Alp Arselan , ilmu pengetahuan dan agama mulai berkembang
dan mengalami kemajuan pada zaman Sultan Maliksyah yang dibantu oleh
perdana menterinya Nizham al-Mulk. Perdana menteri ini memprakarsai
berdirinya Universitas Nizhamiyah (1065 M) dan Madrasah Hanafiyah di
Baghdad. Hampir di setiap kota di Irak dan Khurasan didirikan cabang
Nizhamiyah. Menurut Philip K. Hitti, Universitas Nizhamiyah inilah yang
menjadi model bagi segala perguruan tinggi di kemudian hari.37
Alp Arselan tidak hanya besar di medan perang, tetapi juga banyak
membangun untuk kepentingan rakyatnya. Namun, tidak lama ia menikmati hasil
kerjanya itu, ia meninggal dunia. Dalam benteng di Oxus, pada bulan Desember
1072, Alp Arslan meninggal karena dibunuh. Sebelumnya, Alp arslan sempat
mewasiatkan kepada Nizham al-Mulk sebagai wazirnya untuk membimbing
anaknya yang masih kecil yaitu Malikshah.38

Maliksyah merupakan tokoh

terbesar dan berpengaruh dalam sejarah Bani Saljuk.


2. Dinasti Saljuk di Era Maliksyah (1072-1092)
Periode

kekuasaan

Thughril

(1037-1063),

keponakan

sekaligus

penerusnya, Alp Arsla>n (1063-1072), dan periode putra terakhirnya, Maliksya>h

35

Zuhad, 195
Zuhad, 195
37
Philip K. Hitti, History of the Arabs, (London: Macmillan, 1970), h.410.
38
Mahyuddin, 310
36

12

(1072-1092), mewakili periode-periode paling cemerlang dalam masa kekuasaan


Saljuk atas dunia Islam di Timur.39
Pada masa Sulthan Maliksyah wilayah kekuasaan Daulah Saljuk ini
sangat luas, membentang dari Kashgor, sebuah daerah di ujung daerah Turki,
sampai ke Yerussalem. Wilayah yang luas itu dibagi menjadi lima bagian:40
1) Saljuk Besar yang menguasai Khurasan, Rayy, Jabal, Irak, Persia, dan Ahwaz.
Ia merupakan induk dari yang lain. Jumlah Syekh yang memerintah
seluruhnya delapan orang.
2) Saljuk Kirman berada di bawah kekuasaan keluarga Qawurt Bek ibn Dawud
ibn Mikail ibn Saljuk. Jumlah syekh yang memerintah dua belas orang.
3) Saljuk Iraq dan Kurdistan, pemimpin pertamanya adalah Mughirs al-Din
Mahmud. Saljuk ini secara berturut-turut diperintah oleh sembilan syekh.
4) Saljuk Syria, diperintah oleh keluarga Tutush ibn Alp Arselan ibn Daud ibn
Mikail ibn Saljuk, jumlah syekh yang memerintah lima orang.
5) Saljuk Ruum, diperintah oleh keluarga Qutlumish ibn Israil ibn Saljuk dengan
jumlah syeikh yang memerintah seluruhnya 17 orang.
Bukan hanya pembangunan mental spiritual, dalam pembangunan fisik
juga dinasti saljuk banyak meninggalkan jasa. Maliksyah terkenal dengan usaha
pembangunan di bidang yang terakhir ini. Ia telah membangun banyak masjid,
jembatan, irigasi dan jalan raya.41 Pada saat itu ilmu pengetahuan berkembang
dengan sangat pesat pula, diantara tokohnya adalah Umar Khayan, penyair, ahli
astronomi dan ahli matematika.42
Pembunuhan pada tahun 1092 yang menimpa seorang wazir kondang
kekhalifan Saljuk, Nizham al-Mulk, oleh seorang fidai yang menyamar menjadi
sufi, menjadi awal dari rangkaian pembunuhan misterius yang meneror dunia
muslim. (Hitti, 566 mengutip dari Ibnu Khallikan). Fidai adalah pasukan benari
39

Hitti, 104
Muhammad al Khudhari Bek, Muhadharat al-Tarikh al- Umam al Islamiyah, (Kairo: Al
Maktabah Al-Kubra, 1970), h. 418.
41
Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, jilid 1, (Jakarta: UI Press, 1985), h.77.
42
M. Masyhur Amin, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung: Indonesian Spirit Fondation, 2004),
h.136-137.
40

13

mati kelompok hasyasyin (yang berasal dari kata hasyasy, ganja. Pecandu ganja).
Sekte neo-Ismailiyah yang didirikan oleh Hasan ibn al-Shabbah (w. 1124) pasca
hancurnya negara Qaramitah.43
Seiring kematiannya, berakhrirlah periode keemasan yang meliputi tiga
penguasa pertama Dinasti Saljuq. Dalam waktu yang singkat, tetapi sebagaimana
diakui Hitti, adalah periode yang cemerlang. Ketiga sultan tersebut telah
mempersatukan

sampai

daerah-daerah

independen

terjauh

yang

membentuk negara Islam.

Peta Wilayah kekuasaan Dinasti Saljuk di Periode Keemasannya

E. Kemajuan Peradaban di Era Kekuasaan Dinasti Saljuk


1. Sistem politik dan pemerintahan

43

Hitti, 564-565

14

pernah

1. Saljuq merupakan sebuah kerajaan yang mengamalkan sistem hiererki.


Kuasa tertinggi ialah sultan. Sultan dibantu oleh kelompok birokrasi Parsi
dan tentara yang berasal dari berbagai bangsa dan keturunan yang
dipimpin oleh panglima-panglima Turki dari keturunan budak. 44
2. Pada masa dinasti saljuk berkuasa, posisi dan kedudukan khalifah menjadi
lebih

baik;

paling

tidak

kewibawaannya

dalam

bidang

agama

dikembalikan setelah beberapa lama dirampas oleh orang-orang syiah


(dinasti Buwaih). Meskipun Baghdad dapat dikuasai, Thogril Beg memilih
Naisabur dan kemudian Ray sebagai pusat pemerintahannya. Dinastidinasti kecil yang sebelumnya telah memisahkan diri, setelah ditaklukan
oleh dinasti saljuk, kembali mengakui kedudukan Baghdad. Bahkan
mereka terus menjaga keutuhan dan keamanan Abassiyah untuk
membendung Syiah dan mengembangkan madzhab sunni yang mereka
anut.45 Dinasti Saljuk Inilah kekaisaran Islam pertama Turki yang
memerintah dunia Islam. Kekuasaan yang digenggamnya begitu luas
meliputi Asia Tengah dan Timur Tengah terbentang dari Anatolia
hingga ke Punjab di belahan selatan Asia. Kekaisaran Saljuk Agung yang
mulai menancapkan kekuasaan pada abad ke-11 M hingga 14 M itu
didirikan suku Oghuz Turki yang memeluk Islam mulai abad ke-10
M.Sejatinya, Kekaisaran Saljuk dirintis oleh Saljuk Bek. Namun, Kerajaan
Saljuk yang berdiri pada 1037 M itu baru terwujud pada era
kepemimpinan Thugril Bek yang berkuasa hingga 1063 M. Sejarah
mencatat Dinasti Saljuk sebagai kerajaan yang mampu menghidupkan
kembali kekhalifahan Islam yang ketika itu nyaris tenggelam.
3. Perhatiaan dalam bidag pembangunan sarana dan prasarana. Maliksyah
dengan giat melakukan pembangunan untuk sarana perekonomian, seperti
pembangunan

jembatan-jembatann,

terusan-terusan

dan

perbaikan

pelabuhan.

44

Mahyuda, 312
Fadil SJ, Pasang Surut Peradaban Islam dalam Lintasan Sejarah, (Malang: UIN-Malang Press,
2008), h. 220.
45

15

2. Kemajuan ilmu pengetahuan


a. Maliksyahatas

saran

Nizham

al-Mulkpada

tahun

1074-1075

menyelenggarakan konferensi para astronom dan menugaskan mereka


untuk memperbaharui kalender Persia. Acara ini digelar di observatorium
yang baru didirikannya. Hasilnya adalah kalender Jala>linama yg
diambil dari nama lengkap Maliksyah yaitu Jala>l al-Din Abu> al-Fath}
yang sangat akurat sampai di era modern.46
b. Maliksyah mengadakan kompentisi ilmiah. Sultan meminta para pejabat
negara yang memberikan pendapat tertulis tentang ciri-ciri pemerintahan
yang baik. Kompilasi dari kompetisi tersebut menghasilkan karya
intelektual tentang seni pemerintahan, Siya>sah-na>mah.
c. Proyek pendirian sejumlah akademi yang untuk pertama kalinya
dikoordinasikan dengan baik untuk menciptakan sistem pendidikan tinggi
dalam Islam. Akademi yang termasyhur adalah Nizha>miyah, didirikan
pada 1065-1067 di Baghdad. Imam al-Ghazaly pernah menjadi dekan di
akademi ini. (Hitti, 608). Madrasah-madrasah ini selain mengajarkan
bidang ilmu keagaaman Islam pada umumnya, juga berperan besar dalam
menyebarkan dan memperkokoh mazhab sunni. Dalam fiqih, madrasahmadrasah yang didirikan di Baghdad, Naisabur, dan ibukota-ibukota
provinsi timur ini diajarkan mazhab Syafii, sedangkan dalam bidang
teologi diajarkan mazhab Asyary. Imam al-Haramain al-Juwani, guru alGhazali, adalah kepala madrasah Nizhamiyyah di Naisabur.47
d. Perhatian

pemerintah

terhadap

perkembangan

ilmu

pengetahuan

melahirkan banyak ilmuwan muslim pada masanya. Diantara mereka


adalah

Az-Zamakhsyari dalam bidang tafsir, bahasa, dan teologi; Al-

Qusyairy dalam bidang tafsir;

Abu Hamid al-Ghazali Rahimahullah

dalam bidang teologi; Farid al-Din al-'Aththar; Umar Khayam dalam


bidang sastra. 48

46

Hitti. The History..., 607


Dudung, 114
48
K. Ali, Sejarah Islam (Tarikh Pramodern), 409.
47

16

3. Kemajuan di bidang Seni Arsitek


a. Caravanserai Saljuk (Khan)
Penguasa Dinasti Saljuk begitu banyak membangun caravanserai atau
tempat singgah bagi para pendatang atau pelancong. caravanserai dibangun untuk
menopang aktivitas perdagangan dan bisnis. Para pelancong dan pedagang dari
berbagai negeri akan dijamu di caravanserai selama tiga hari secara cuma-cuma
alias gratis.
Di caravanserai itulah, para pendatang akan dijamu dengan makanan serta
hiburan. Secara fisik, bangunan caravanserai terdiri dari halaman, gedungnya
dipercantik dengan lengkungan iwan. Dalam caravanserai terdapat kamar
menginap, depo, kamar pengawal serta tersedia juga kandang untuk alat
transportasi seperti kuda. Caravanserai dikelola oleh sebuah lembaga donor.
Organisasi itu pertama kali didirikan di Rabat-i-Malik. Caravanserai di wilayah
Iran itu menjadi cikal bakal berdirinya tempat singgah khas Dinasti Saljuk.
Caravanserai pertama itu dibangun pada tahun 1078 M oleh Sultan Nasr di antara
rute Bukhara-Samarkand. Struktur bangunan caravanserai Saljuk meniru istana
padang pasir Dinasti Abbasiyah. Bentuknya segi empat dan ditopang dengan
dinding yang kuat.
b. Madrasah Saljuk
Menurut Van Berchem, para arsitektur di era Dinasti Saljuk mulai
mengembangkan bentuk, fungsi dan karakter masjid. Bangunan masjid diperluas
menjadi madrasah. Bangunan madrasah pertama muncul di Khurasan pada awal
abad ke-10 M sebagai sebuah adaptasi dari rumah para guru untuk menerima
murid.Pada pertengahan abad ke-11 M, bangunan madrasah diadopsi oleh
penguasa Saljuk Emir Nizham Al-Mulk menjadi bangunan publik. Sang emir
terispirasi oleh penguasa Ghaznawiyyah dari Persia. Di Persia, madrasah
dijadikan tempat pembelajaran teknologi. Madrasah tertua yang dibangun Nizham
Al-Mulk terdapat di Baghdad pada tahun 1067 M.
Fakta menunjukkan, madrasah yang dibangun antara tahun 1080 M hingga
1092 M di Kharghird, Khurasan sudah menggunakan empat iwan. Secara fisik,

17

bangunan madrasah Saljuk terdiri dari halaman gedung yang dikelilingi tembok
dan dilengkapi empat iwan. Selain itu juga ada asrama dan ruang belajar.Salah
satu madrasah terbaik yang bisa dijadikan contoh berada di Anatolia. Bangunan
madrasah itu menerapkan karakter khas Iran termasuk penggunaan iwan dan
menara ganda yang membingkai pintu gerbang.
c. Menara Saljuk
Bentuk menara masjid-masjid di Iran yang dibanguan Dinasti Saljuk
secara subtansial berbeda dengan menara di Afrika Utara. Bentuk menara masjid
Saljuk mengadopsi menara silinder seagai ganti menara berbentuk segi empat.
d. Makam Saljuk
Pada

era

kejayaan

Dinasti

Saljuk

pembangunan

makam

mulai

dikembangkan. Model bangunan makam Saljuk merupakan pengembangan dari


tugu yang dibangun untuk menghormati penguasa Umayyah pada abad ke-8 M.
Namun, bangunan makam yang dikembangkan para arsitek Saljuk mengambil
dimensi baru. Bangunan makam yang megah dibangun pada era Saljuk tak haya
ditujukan untuk menghormati para penguasa yang sudah meninggal. Namun, para
ulama dan sarjana atau ilmuwan terkemuka pun mendapatkan tempat yang sama.
Tak heran, bila makam penguasa dan ilmwuwan terkemuka di era Saljuk hingga
kini masih berdiri kokoh.
Bangunan makam Saljuk menampilkan beragam bentuk termasuk
oktagonal (persegi delapan), berbentuk silinder dan bentuk-bentuk segi empat
ditutupi dengan kubah (terutama di Iran). Selain itu ada pula yang atapnya
berbentuk kerucut (terutama di Anatolia). Bangunan makam biasanya dibangun di
sekitar tempat tinggal tokoh atau bisa pula letaknya dekat masjid atau madrasah.
e. Masjid Saljuk
Inovasi para arsitektur Dinasti Saljuk yang lainnya tampak pada bangunan
masjidnya. Masjid Saljuk sering disebut Masjid Kiosque. Bangunan masjid ini
biasanya lebih kecil yang terdiri dari sebuah kubah, berdiri melengkung dengan

18

tiga sisi yang terbuka. Itulah ciri khas masjid Kiosque. Model masjid khas Saljuk
ini seringkali dihubungkan dengan kompleks bangunan yang luas seperti
caravanserai dan madrasah.49
F. Periode Kemunduran & Kehancuran Dinasti Saljuk
Sesudah era Maliksyah (465-485/1072-1092 M), Bani Saljuq mengalami
kemunduran sebelum kekuasaan mereka di Baghdad pudar sama sekali pada tahun
552/1157.

50

Setelah kematian Maliksyah, sejumlah perang sipil antara putra-

putrinya, ditambah lagi dengan berbagai kerusuhan di berbagai wilyaha telah


melemahkan otoritas Saljuk dan mengakibatkan hancurnya pemerintahan. Setelah
Sultan Maliksyah dan Perdana Mentri Nizam al-Mulk wafat, Saljuk besar mulai
mengalami masa kemunduran di bidang politik. Perebutan kekuasaan di antara
anggota keluarga timbul. Setiap propinsi berusaha melepaskan diri dari pusat
pemerintahan. Konflik-konflik antar anggota keluarga melemahkan dinasti Saljuk
itu sendiri, seperti Syahat Khawarizm, Ghuz, dan Al-Ghuriyah. Pada sisi lain,
sedikit demi sedikit kekuasaan politik khalifah juga kembali, terutama untuk negri
Irak. Kekuasaan dinasti Saljuk di Irak berakhir di tangan Khawarizm Syah pada
tahun 590 H/1199 M.51
Negara-negara

yang

terpisah

itu

mencapai

kemerdekaan

yang

sesungguhnya di berbagai wilayah kekaisaran yang sangat luas, sementara


penguasa utamanya, Dinasti Saljuk agung dari Persia, mempertahanka kekuasaan
formalnya sampai tahun 1175. Salah satu pecahan utama dari rumpun ini adalah
negara Irak Persia (1117-1194). Sementara Dinasti Saljuk Romawi di Iconium
digantikan setelah 1300 oleh Tukri Utsmani.

49

52

Kekuasaan bani Saljuq di Asia

http//sejarah pada zaman dinasti Seljuk oleh Garnizun Abu Askar AlFatih//
Dudung, 114
51
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2008), h.76.
52
Hitti, 608
50

19

kecil di beberapa tempat masih ada yang berlangsung sampai abad ke-14 (di Asia
Kecil dan Kirman), bahkan aad ke-15 (Luristan dan Mardin). 53
Dengan demikian kekuataan dinasti itu tidak ada lagi, maka sewaktu
bangsa Mongol menyerang Baghdad, mereka tidak dapat lagi mempertahankan
kota itu. Hingga pada tahun 656 H jatuhlah Baghdad ke tangan Hulagu Khan
pemimpin pasukan bangsa Mongol.54
G. Penyebab Kemunduran & Kehancuran Dinasti Saljuk
Terdapat sebab-sebab internal dan eksternal bagi kejatuhan kekuasaan
dinasti Saljuk.
1. Terjadinya disintegrasi wilayah kekuasaan dinasti karena sistem otonomi
semi-independen yang memberi peluang bagi gubernur wilayah untuk
memisahkan diri dari kekuasaan pusat menjadi negara-negara kecil.
Wilayah-wilayah kekuasaan dibagi-bagi kepada anggota keluarga dari
Turki dan memerintah dengan otonomi yang luas. Di sisi lain pengawasan
dan koordinasi pemerintah pusat cukup lemah. Apabila pusat melakukan
tekanan atas wilayah-wilayah tersebut, penguasa-penguasa wilayah tidak
mau tunduk bahkan memberontak sebagaimana yang terjadi di wilayah
Khurasan dan Ghur.55
2. Persaingan antara pemimpin-pemimpin Seljuq di Iraq, syiria dan Parsi
setelah kematian Maliksyah. Konflik perebutan kekuasaan dipicu oleh
persaingan antaradua orang putra Maliksah, Ghiyath al-Din Muhammad I
dan Muizz al-Din Sanjar. Sejumlah perang sipil antara kedua putra

53

Dudung, 114
Ahmad, Abu & Suhadjah. Sejarah Kebudayaan Islam untuk Madrasah Aliyah, Semarang: CV.
Toha Putra, 1980), 94. Penyerbuan bangsa Mongol ke Baghdad itu merupakan lembaran hitam
dalam sejarah Islam, karena banyak orang-orang Islam yang disembelih dengan sangat kejam.
Disamping itu banyak istana-istana, masjid-masjid, perguruan tinggi dan perpustakaan yang
dihancur leburkan. Oleh karena itu setelah Baghdad jatuh ke tangan Houlako khan, ilmu
pengetahuan dan seni budaya Islam mengalami kemunduran. Sebab banyak buku-buku
pengetahuan dan hasil karya lainnya menjadi hancur dan musnah, sehingga tidak dapat diwarisi
lagi oleh para generasi selanjutnya.
55
Mahyuddin, 313
54

20

Maliksyah dan ditambah berbagai kerusuhan telah melemahkan otoritas


Saljuk dan mengakibatkan hancurnya pemerintahan.56
3. Tidaknya

sosok

pemimpin

yang

kuat

dan

memiliki

kapasitas

kepemimpinan seperti ketiga sultan sebelumnya dan tidak adanya wazir


ahli tata negara yang cerdas dan handal yang setara dengan Nizham alMulk. Menurut Hitti, Imperium Saljuk yang dibangun atas dasar kesukuan
oleh sekelompok orang yang bentuk organisasinya bersandar pada
kebiasaan mengembara, hanya bisa disatukan oleh pribadi yang memiliki
pengaruh dominan.57
4. Intervensi dan perebutan dominasi pengaruh para Atabeg (Panglima, wali
asuh para pangeran dan putra mahkota Saljuq). Pengaruh mereka yang
semakin besar dalam percaturan politik pemerintahan menyebabkan
semakin melemahnya otoritas dan pengaruh sultan.
5. Terlaksananya sistem iqta. Menurut sistem ini, para panglima tentara
diberikan tanah-tanah di wilayah yang dikuasai mereka. Akhirnya lahirlah
golongan iqta (golongan feodal dan tuan tanah). Golongan ini memeras
kaum tani dengan mengenakan cukai pertanian untuk menapatkan hasil
yang banyak dan mengupah buruh tani dengan upah yang sangat rendah.
Hal ini menyebabkan rasa tidak puas dan sakit hati yang menyebar luas di
kalangan kaum tani dan memicu terjadinya pemberontakan.
6. Penentangan kaum Syiah Ismailiyah yang digelar al-hasyasyun
(Assasins) pimpinan al-hasan bin al-Sabah. Gerakan batiniyah ini
merektrut pengikutnya dan melatih menjadi tentara pemberontak. Pada
tahun 483 H/1092 M, al-Hasan dan tentaranya berhasil menguasai benteng
pertahanan Saljuq di kawasan pengunungan di dekat laut Kaspia. Bahkan,
pada tahun 485 H/1092 M komplotan mereka membunuh Nizam al-Mulk.
7. Ancaman dan serangan dari tentara Byzantium yang beragama kristen.
Adanya ancaman dari luar ini telah memaksa pemerintah kerajaan untuk
meningkatkan anggaran belanja negara di bidang militer. Peralatan senjata,
56
57

Hitti, 608
Hitti, 608

21

tentara dan biaya ekspedisi perang telah menyedot anggaran yang besar
sehingga mengurangi anggaran di bidang pembangunan sektor lain.
8. Pengaruh Serangan tentara Mongol.

22

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kehadiran Dinasti Saljuk di atas panggung sejarah peradaban Islam ibarat
mentari baru yang terbit kembali di tengah suasana kekuasaan politik di dunia
Islam yang sedang dalam kondisi krisis dan terpuruk pada paruh pertama abad ke
sebelas. Dalam kondisi kosongnya kekuasaan dominan akibat lemahnya
kekhalifan Abbasiyah, maka tampillah kaum Turki Saljuk menguasai keadaan.
Kedatangan kaum Turki Saljuk mengantarkan sebuah era baru dan penting dalam
sejarah Islam dan kekhalifahan. Sejarah mencatat Dinasti Saljuk sebagai kerajaan
yang mampu menghidupkan kembali kekhalifahan Islam Sunni yang ketika itu
nyaris tenggelam.
Kekuasaan yang digenggam Saljuk begitu luas meliputi Asia Tengah dan
Timur Tengah terbentang dari Anatolia hingga ke Punjab di belahan selatan
Asia. Pada masa pemerintahan dinasti Saljuk inilah umat Islam mendapatkan
berbagai bentuk kemakmuran dan kemajuan yang meliputi bidang politik,
ekonomi, social, budaya dan ilmu pengetahuan.

23

Anda mungkin juga menyukai