Anda di halaman 1dari 24

2.1.

1 Sejarah Berdirinya Kerajaan Turki Usmani


Pendiri Daulah ini ada;ah bangsa Turki dari suku Oghuz yang mendiami wilayah Mongol.
Mereka masuk Islam sekitar abad kesembilan atau kesepuluh. Ketika mereka pindah ke Asia
Tengah berada dibawah tekanan serangan-serangan mongol pada abad ke 13 masehi.
Sehingga mereka melarikan diri dan mencari tempat pengungsian, mereka kemudian menetap
di tengah-tengah saudara-saudara mereka dari Turki Salju di dataran tinggi Asia Kecil.1 Di
Asia Kecil di bawah pimpinan Arthogol mereka mengabdikan diri kepada Sultan Alaiddin II
yang ketika itu sedang berperang melawan Bizantium. Berkat bantuan mereka, Sultan
Alaiddin mendapat kemenangan, maka atas jasa baik mereka itu, Sultan Alaiddin
menghadiahkan sebidang tanah kepada mereka di Asia Kecil dekat Bizantium. Sejak itu
mereka terus membina dan membangun wilayah barunyadan memilih kota Syukud sebagai
ibu kotanya. 2
Arthogol meninggal dunia tahun 1289 M kepemimpinannya dilanjutkan oleh anaknya Usman
ibn Arthogol. Usman memerintah antara tahun 1290-1326 M, diajuga banyak berhasil
membantu Sultan Alaiddin II, seperti keberhasilannya menduduki benteng-benteng
Bizantium yang berdekatan dengan kota Broessa. Pada tahun 699 H/1300 M, bangsa Mongol
menyerang Daulah Turki Salju dan Sultan Alaiddin terbunuh,makaUsman pun menyatakan
kemerdekaannya dan berkuasa penuh atas daerah-daerah yang didudukinya. Sejak saat inilah
3
Daulah Turki Usmani resmi berdiri di Asia Kecil dengan Sultan pertamanya Usman I.
Semenjak Usman menyatakan dirinya sebagai raja besar Daulah Usmani pada tahun 699
H/1300 M didaerah tersebut, maka Sultan mengirim surat pada raja-raja tertangganya, kepada
mereka diberi kesempatan memilih satu diantara tiga. Pertama, masuk Islam, kedua,
membayar upeti, dan ketiga, perang. Segera setelah itu, diantara raja-raja tersebut ada yang
langsung tunduk dan bergabung dengannya, sehingga wilayahnya bertambah luas.
Selanjutnya Sultan Usman I melakukan perluasan wilayah, pertama-tama ia menyerang
daerah perbatasan Bizantium dan menaklukan kota Broessa tahun 1317 M kemudian pada
tahun 1326 M dijadikannya sebagai ibu kota Daulah Turki Usmani.
Usman I meninggal dunia tahun 1326 M, Sultan Turki Usmani digantikan oleh Orkhan
(1326-1359 M), pada masa pemerintahannya, Daulah Turki Usmani dapat menaklukan Azmir
(Smirna) pada tahun 1327 M, Thawasyanli (1330 M), Iskandar (1338 M), Ankara (1354

1
Hasan Ibrahim Hasan, Sejarah dan Kebudayaan Islam, Yogyakarta: Kota Kembang, 1989,h. 324-345.
2
Ahmad Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam: Imperium Turki Usmani, Jakarta: KalamMulia,1988, h. 2.
3
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1993, h. 130.
3
M),dan Galipoli (3156 M). Daerah ini adalah bagian dari Banua Eropa yang pertama kali
4
yang ditaklukan Daulah Turki Usmani. Perluasan wilayah semakin di kembangkan lagi
ketika Murad I, penggangti Orkhan berkuasa (1359-1389 M), selain dia dapat memantapkan
keamanan dalam negeri, ia juga melakukan perluasan daerah ke Benua Eropa. Ia dapat
menaklukan Adrianopel – yang kemudian di jadikannya sebagai ibu kota Daulah yang baru -
. Mecedonia, Sopia (ibu kota Remulia), Salonia dan seluruh wilayah bagian utara Yunani. 5
Dengan ditaklukannya kota-kota tersebut Daulah Turki Usmani telah memegang “kunci lalu
lintas” yang menghubungkan kerajaan-kerajaan Serbia, Bulgaria dengan Bizantium di
Konstantinopel. Oleh karena itu, bagi Kaisar tidak ada pilihan lain kecuali mengakui
eksistensi Daulah Turki Usmani di Eropa dan menyatakan bersahabat dengan Sultan tersebut.
6
Melihat kenyataan tersebut, muncullah keemasan kerajaan-kerajaan Balkan.. oleh karena
itu mereka meminta bantuan Paus Urban V agar sudi menjadi perantara meminta bantuan
raja-raja Eropa Barat supaya sama-samamembendung gelombang kekuatan Islam ini.
Pauspun memenuhi permintaan mereka dengan mengirim surat khusus kepada para raja
Eropa Barat tersebut. Belum lagi bala bantuan yang diharapkan tiba, Orokh V raja Serbia
tidak sabar menunggu dan melakukan serangan, maka pecahlah peperangandi Maritza.pada
pertempuran ini raja Serbia yang dibunuh oleh raja Bosnia menderita kekalahan berat,
sehingga Balkhan pun masuk ke dalam wilayah kekuasaan Sultan Murad I.kemudian Paus
Urban V mengobarkan semangat perang, sehingga para sekutu Eropa mempersiapkan
sebagian besar pasukannya untuk melawan tentara Turki Usmani.pasukan yang dipimpin
Sijisman, raja Hongaria, yang akhirnya dapat dihancurkanoleh Bayazid pengganti Murad I. 7
Kesuksesan Sultan Murad I di Eropa diiringi dengan suksesnya melakukan penaklukkan di
Asia. Suatu hal penting yang dilakukan Sultan Murad I ialah memilih pemuda-pemuda
Kristen setelah masuk Islam dididikmenjadi militer, sehingga lahirlah tentara elit Turki yang
diberi nama “Yenisari”. 8
Bayazid I menggantikan ayahnya pada usia 34 tahun. Pada
masakekuasaannya (1389-1403 M) serangan-serangan wilayah terus dilanjutkan, mulai

4
Ibid, h. 130-131.
5
Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, Jilid 1, Jakarta: UI Prees, 1979, h.8 3.
6
Baikan adalah nama suatu simenanjung di Eropa Tenggara.. negara yang termasuk wilayah tersebut Albamia,
Bulgaria, Rumania, Yugoslavia, dan Yunani. Lihat Tim Penulis, Kamus Populer, Semarang: Anela Ilmu, 1979, h.
70.
4
7
Badri Yatim, op.cit., h.131.
8
Harun Nasution, Pembaharuan DalamIslam, Jakarta:Bulan Bintang,1979, h. 91.
merebut Kossva pada tahunpertama pemerintahan (1389 M). Stephen Raja Lazar terpaksa
meminta perdamaian dan menyatakan diri bergabung serta sedia membayar upeti. 9
Memasuki tahun 1393 M Bayazid mengirim pasukan di bawah komando anaknya Sulaiman
untuk menyerang Bulgaria. Setelah mengepung selama 3 minggu,Trinova berhasil
direbut,maka tumbanglah kekuasaan sebelumnya diiringi banyaknya rakyat yang masuk
Islam.tidak lama kemudian kota-hota Nicopolia, Weddes, dan Silistika ikut tunduk.
Pertempuran hebat terjadi di Ankara pada 1402 M, tetapi baru saja memulai pertempuran,
tiba-tiba serdadu bangsa Tar-Tar di pihak Bayazid berpihak pada Timur Lank. Halitu
menyebabkan pertempuran tidak seimbang,pasukan kucar-kacir yang menyebabkan Bayazid
dan anaknya Musa tertawan dan wafat setahun setelah penawanan (1403 M). 10
Kekalahan Bayazid di Ankara membawa akibat buruk bagi Daulah Turki Usmani. Penguasa
Turki Saljuk di Asia Kecil melepaskan diri dari genggaman Turki Usmani. Wilayah Serbia
dan Bulgaria juga memproklamirkan kemerdekaan. Di masa inipula para putra Bayazid saling
berebut kekuasaan karena belum ada yang dipersiapkan Bayazid untuk menjadi Sultan
11
sesudahnya. Daulah Turki Usmani, saat ini mengalami kewacuman kekuasaan. Suasana
buruk ini baru berakhir setelah Sultan Muhammad I (1403-1421 M) dapat mengatasinya. Dia
bekerja keras memajukan kerajaannya dan mengembalikan kekuatan serta kekuasaan seperti
sediakala.dia dapat menguasai kembalikekuasaan Turki Usmani selama lebih kurang sepuluh
tahun. Hal ini sangat mencengangkan kerajaan Kristen di Eropa, sebab sumber ancaman yang
mereka anggap lenyap tiba-tiba muncul kembali. Setelah Timur Lank meninggal tahun 1405
M kesultanan Mongol terpecah belah dan dibagi pada putera-puteranya yang saling
berselisih. Kondisi ini dimanfaatkan Turki Usmani melepaskan diri darikekuasaan Mongol.
Maka usaha Muhammad I yang berhasil meletakkan dasar keamanan dalam negeri
dilanjutkan anaknya Sultan Murad II (1421-1451 M) sehingga suasana kondusif dapat
diwariskan pada anaknya Muhammad II. 12

9
Syamruddin Nasution, Sejarah Peradaban Islam, Pekanbaru: Yayasan Pusaka Riau, 2013, h.286.
10
Ahmad Syalabi, op.cit, h. 7.
11
Bahri Yatim, loc.cit
5
12
Syamruddin Nasution, Sejarah Peradaban Islam, Pekanbaru: Yayasan Pusaka Riau, 2013, h. 288.
2.1.2 Pemimpin-pemimpin Kerajaan Turki Usmani
a. Sultan Usman bin Ertoghrul 699-726 H//1294-1326M)
Setelah Usman I mengumumkan dirinya sebagai Padisyah Al-Usman (rajabesar keluarga
Usman) tahun 699 H (1300M), setapak demi setapak wilayah kerajaan dapat diperluasnya.ia
menyerang perbatasan Bizantium dan menklukkankota Broessa tahun 1317 M. Pada 1326 M
dijadikan sebagai ibu kota kerajaan. 13
b. Sultan Orkhan bin Usman (726-761 H/1326-1359 M)
Sebelum Sultan Orkhan ditetapkan sebagairaja, ia telah banyakmembantu perjuangan
ayahnya. Dia telah menjadikan Brousse sebagai ibu kota kerajaan. Pada masa
pemerintahannya, dia berhasil mengalahkan dan menguasai sejumlah kota di Selat Dardami.
Tentara baru yang dibentuk diberi nama Inkisyaiyah atau Jenissary. Pasukan ini dilengkapi
persenjataan dan pakaian seragam. Di zamaninilah pertama kali dipergunakansenjata meriam.
14
Pada masa ini Turki Usmani dapat menaklukkan Azmir (Sumirna) tahun 1327 M,
Thawasyanli (1330 M), Iskandar (1338M), Ankara (1354M), dan Gallipoli (1356 M). Daerah
ini adalah bagian benua Eropa yang pertamakali diduduki kerajaan Turki Usmani. 15
c. Sultan Murad I bin Orkhan (761-791 H/1359-1389 M)
Selain menetapkan keamanan di dalam negerinya, sultan juga meneruskan perjuangan dan
menaklukkan beberapa daerah di benua Eropa. Ia menaklukkan Andrianopel, yang kemudian
dijadikan sebagai ibu kota kerajaanyang baru serta membentuk pasukan berkuda (kaveleri).
Dilanjutkan dengan menaklukkan Macedonia,Shopia ibu kota Bulgaria, dan seluruh wilayah
bagian utara Yunani. Karena banyaknya kota yang ditaklukkan, yang akhirnya terjadi
pertempuran antara pasukan Islam dan Kristen Eropa ada 765 H (1362 M). Peperangan
dimenangkan pasukan Murad I, sehingga Balkan jatuh ke tangan Islam. Selanjutnya pasukan
Murad I terus merayapmenguasai Eropa Timur, seperti Somakov, Sopia,Monatsir, dan
Saloniki.
d. Sultan Bayazid I Ibn Murad I (791-805 H/1389-1403 M)
Ia memperluas wilayahnyake Eiden, Syarukan, dan Mutasya di Asia Kecil dan negeri bekas
kekuasaan Bani Saluki. Pengaruh Bayazid sangat besar, sehingga membuat Paus cemas. Paus
Bromifacius mengadakan penyerangan terhadap pasukan Bayazid, hal ini yang menjadi
16
penyebab terjadinya Perang Salib. Kala itu tentara salib terdiri dari berbagaii bangsa,

13
Syamruddin Nasution, Sejarah Peradaban Islam, Pekanbaru: Yayasan Pusaka Riau, 2013, h. 288.
14
Syamruddin Nasution, Sejarah Peradaban Islam, Pekanbaru: Yayasan Pusaka Riau, 2013, h. 288.
15
Syamruddin Nasution, Sejarah Peradaban Islam, Pekanbaru: Yayasan Pusaka Riau, 2013, h. 288.
6
16
Syamruddin Nasution, Sejarah Peradaban Islam, Pekanbaru: Yayasan Pusaka Riau, 2013, h. 288.
namun dapat dilumpuhkan oleh pasukan Bayazid. Ekspensi kerajaan Usmani sempat terhenti
ketika diarahkan ke Konstantinopel,tentara Mongol yang dipimpin Timur Lankmelakukan
serangan ke Asia Kecil. Pertempuran hebat ini terjadi di Ankara pada 1402 M. Tentara Turki
Usmani mengalami kekalahan. Bayazid dan putranya ditahan dan wafat dalamtahanan Timur
Lank (1403 M).
e. Sultan Muhammad I bin Bayazid (816-824 H/1403-1421 M)
Kekalahan Bayazid membawa akibat buruk terhadap penguasa Islam yang semula berada di
17
bawah kekuasaan Turki Usmani, sebab satu samalain berebutan. Namun pada saat
sepertiitu juga terjadi perselisihan antara putra-putra Bayazid (Muhammad, Isa, dan
Sulaiman). Setelah 10 tahun perebutan kekuasaan terjadi, akhirnya Muhammad berhasil
mengalahkan saudara-saudaranya. Sultan Muhammad I berusaha keras menyatukan kembali
negaranya yang telah tercerai berai pada keadaan semula. Usaha yang pertama dilakukan
ialah mengadakan perbaika-perbaikan dan meletakkan dasar-dasar keamanan dalam negeri. 18
f. Sultan Murad II bin Muhammad (824-855 H/1421-1451 M)
Cita-cita Sultan Murad II adalah melanjutkan usaha Muhammad I,yaitu untuk menguasai
kembalidaerah-daerah yang terlepas darikerajaan Turki Usmani sebelumnya. Daerah pertama
yang dikuasainya adalah Asia kecil, Salonika Albania, Falokh, dan Hongaria. Setelah
bertambahnya daerah kekuasaan Isla, Paus Egenius VI kembali menyerukan Perang Salib.
Tentara Sultan Murad II menderita kekalahan dalam perang itu. Akan tetapi,dengan banttuan
putranya yang bernama Muhammad, perjuangan Murad II dapat dilanjutkan kembali yang
pada akhirnya Murad II kembali berjaya dan keadaan menjadi normal kembali sampai akhir
kekuasaan diserahkan kepada putranya yang bernama Sultan Muhammad II (Al-Fatih). 19
g. Sultan Muhammad II bin Murad II atau Muhammad Al-Fatih (855-886 H/1451-1481 M)
Muhammad bin Murad diberi gelar Al-Fatih (Sang Penakluk) karena dapat menaklukkan
Konstantinopel, yang sudah lama ditunggu-tunggu umat Islam sesuai yang
dijanjikanRasulullah langsung. Diceritakan bahwa tentara sultan Muhammad Al-Fatih tidak
pernah meninggalkan sholat wajib sejak baligh dan separuh dari mereka tidak pernah
meninggalkan sholat tahjud sejak baligh. Hanya Sultan Muhammad Al-Fatih yang tidak
pernah meninggalkan sholat wajib, tahajud, dan rawatib sejak baligh hingga saat
20
kematiannya. muhammad Al-Fatih berusaha membangkitkan kembali sejarah gemilang

17
Syamruddin Nasution, Sejarah Peradaban Islam, Pekanbaru: Yayasan Pusaka Riau, 2013, h. 288.
18
Syamruddin Nasution, Sejarah Peradaban Islam, Pekanbaru: Yayasan Pusaka Riau, 2013, h. 288.
7
19
Syamruddin Nasution, Sejarah Peradaban Islam, Pekanbaru: Yayasan Pusaka Riau, 2013, h. 288.
20
Syamruddin Nasution, Sejarah Peradaban Islam, Pekanbaru: Yayasan Pusaka Riau, 2013, h. 288.
umat Islam sampai dapat menaklukkan Konstantinopel sebagai ibu kota Bizantium.
Muhammad Al-Fatih dianggap sebagai penaklukpintu bagi perubahan dan perkembangan
Islam.tiga alasan Muhammad II menaklukkan Konstantinopel,yaitu :
1.) Dorongan iman kepada Allah SWT, dan semangat perjuangan berdasarkan hadits Nabi
Muhammad SAW untuk menyebarkan ajaran Islam.
2.) Kota Konstantinopel sebagai pusat kemegahan bangsa Romawi.
3.) Negaranya sangat indah danletaknya strategis untuk dijadikan pusat kerajaan.
Usaha mula-mula umat Islam untuk menguasai kota Komstantinopel dengan cara mendirikan
benteng besar di pinggir Bosporus yang berhadapan dengan benteng yang didirikan Beyazid.
Benteng ini dikenal dengan nama Rumli Haisar (Benteng Rum).benteng ini dijadikan sebagai
pusat persediaan perang untuk menyerang Konstantinopel. Jum’at, 6 April 1453 M Pasukan
Islam merencanakan pen penyerangan ke Bizantium. 29 Mei 1953 Konstantinopel jatuh ke
tangan Islam dan kaisar Bizantium Palaelogrus tewas bersama tentara romawi Timur. Yang
namanya dirubah menjadi kota Istambol (Islam Keseluruhannya), yang kemudian diganti
oleh Mustafa Kemal Ataturk menjadi Istanbul. 21
h. Sultan Salim I (918-926 H/1512-1520 M)
Pada masa ini perhatian beralih ke arah timur dengan menaklukkan Persia, Syiria, dan dinasti
Mamalik Mesir.
i. Sultan Sulaiman (926-974 H/1520-1566 M)
Sultan Sulaiman berhasil menundukkan Irak,Belggrado, Pulau Rodhes, Tunis, Budhapes,
dan Yaman. Luas wilayah pada masa ini mencakup Asia Kecil, Armenia, Irak, Syiria, Hijaz,
dan Yaman di Asia; Mesir, Libya, Tunis, dan Aljazair di Afrika; Bulgaria, Yunani,
Yulgoslavia, Albania,Hongaria, dan Rumania di Eropa. Setelah Sultan Sulaiman wafat,
terjadi perebutan kekuasaan antara putra-putranya, yang menyebabkan kerajaan mengalami
kemunduran. Namun, meski mengalami kemunduran, kerajaan ini masih dianggap kuat,
terutama dalam bidang militer. 22
j. Sultan Salim II (974-1171 H/1566-1573 M)
k. Sultan Murad III (1573-1596 M)
l. Setelah pemerintahan Sultan Murad III, dilanjutkan oleh 20 orang Sultan Turki Usmani
sampai berdirinya Republik Islam Turki.

8
21
Syamruddin Nasution, Sejarah Peradaban Islam, Pekanbaru: Yayasan Pusaka Riau, 2013, h. 288.
22
Syamruddin Nasution, Sejarah Peradaban Islam, Pekanbaru: Yayasan Pusaka Riau, 2013, h. 288.
Pada masaini,sultan-sultannya lebih suka bersenang-senang, sehingga melupakan
kepentingan perjuangan umat Islam.akibatnya, dinasti Turki Usmani dapat diserang tentara
Eropa, seperti Inggris, Prancis, dan Rusia. 23

23
Syamruddin Nasution, Sejarah Peradaban Islam, Pekanbaru: Yayasan Pusaka Riau, 2013, h. 288.
9
Masa Kejayaan Kerajaan Turki Usmani
Kemajuan dan perkembangan ekspansi kerajaan Usmani yang demikian luas dan
berlangsung dengan cepat itu diikuti pula oleh kemajuan-kemajuan dalam bidang-bidang
kehidupan yang lain. Yang terpenting diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Bidang Militer
Para pemimpin kerajaan Usmani pada masa-masa pertama adalah orang-orang yang
kuat, sehingga kerajaan dapat melakukan ekspansi dengan cepat dan luas. Meskipun
demikian, kemajuan Kerajaan Usmani mencapai masa keemasannya itu, bukan semata-mata
karena keunggulan politik para pemimpinnya. Masih banyak faktor lain yang mendukung
keberhasilan ekspansi itu. Yang terpenting diantaranya adalah keberanian , keterampilan,
ketangguhan, dan kekuatan militernya yang sanggup bertempur kapan dan di mana saja.
Faktor utama yang yang mendorong kemajuan di lapangan kemiliteran ini ialah tabiat bangsa
Turki itu yang bersifat militer, berdisiplin, dan patuh terhadap peraturan. Dalam mengelola
wilayah yang luas sultan-sultan Turki Usmani senantiasa bertindak tegas. Dalam struktur
pemerintahan, sultan sebagai penguasa tertinggi, dibantu oleh shadrul a’dham (perdana
menteri), yang membawahi pasya (gubernur). Gubernur mengepalai daerah tingkat I. Di
bawahnya terdapat beberapa orang al-zanaziq atau al-‘alawiyah. Untuk mengatur urusan
pemerintahan negara, di masa Sultan Sulaiman I, disusun sebuah kitab undang-undang
(qanun). Kitab tersebut diberi nama Multaqa al-abhur, yang menjadi pegangan hukum bagi
kerajaan Turki Usmani sampai datangnya reformasi pada abad ke-19. Karena jasa Sultan
Sulaiman I yang amat berharga ini, di ujung namanya ditambah gelar Al-Qanuni.
2. Bidang Ilmu Pengetahuan dan Budaya
Kebudayaan Turki Usmani merupakan perpaduan macam-macam kebudayaan,
diantaranya adalah kebudayaan Persia, Bizantium, dan Arab. Dari kebudayaan Persia, mereka
banyak mengambil ajaran-ajarantentang etika dan tata krama dalam istana raja-raja.
Organisasi pemerintahan dan kemiliteran banyak mereka serap dari Bizantium. Sedangkan,
ajaran-ajaran entang prinsip-prinsip ekonomi, sosial, dan kemasyarakatan, keilmuan dan
huruf mereka terima dari bangsa Arab. Orang-orang Turki Usmani memang dikenal sebagai
bangsa yang suka dan mudah berasimilasi dengan bangsa asing dan terbuka untuk menerima
kebudayaan luar. Hal ini dikarena mereka masih miskin dengan kebudayaan. Bagaimanapun,
24
sebelumnya mereka adalah orang nomad yang hidup di dataran Asia Tengah. Mereka
banyak berkiprah dalam pengembangan seni arsitektur Islam berupa bangunan-bangunan

24
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1993, hlm. 133-138
masjid yang indah, seperti Masjid Al-Muhammadi atau Masjid Jami’ Sultan Muhammad Al-
Fatih, Masjid Agung Sulaiman, dan Masjid Abi Ayyub Al-Anshari. Masjid-masjid tersebut
dihiasi pula dengan kaligrafi yang indah. Salah satu masjid yang terkenal dengan keindahan
kaligrafinya adalah masjid yang asalnya gereja Aya Sopia. Pada masa Sultan Sulaiman di
kota-kota besar dan kota-kota lainnya, banyak dibangun masjid, sekolah, rumah sakit,
gedung, makam, jembatan, saluran air, villa, dan pemandian umum. Disebutkan bahwa 235
buah dari bangunan itu dibangun di bawah koordinat Sinan, seorang arsitek asal Anatolia.
3. Bidang Keagamaan
Agama dalam tradisi masyarakat Turki mempunyai peranan besar dalam lapangan
sosial dan politik. Masyarakat digolong-golongkan berdasarkan agama, dan kerajaan sendiri
sangat terikat dengan syariat sehingga, fatwa Ulama menjadi hukum yang berlaku. Karena
itu, ulama mempunyai tempat tersendiri dan berperan besar dalam kerajaan dan masyarakat.
Mufti, sebagai pejabat urusan agama tertinggi, berwenang memberi fatwa resmi terhadap
problema keagamaan yang dihadapi masyarakat. Tanpa legitimasi Mufti, keputusan hukum
kerajaan bisa tidak berjalan. Pada masa Turki Usmani tarekat juga mengalami kemajuan.
Tarekat yang paling berkembang ialah tarekat Bektasyi dan tarekat Maulawi. Kedua tarekat
ini banyak dianut oleh kalangan sipil dan militer. Tarekat Bektasyi mempunyai pengaruh
yang amat dominan di kalangan tentara Jenissari, sehingga mereka sering disebut Tentara
Bektasyi, sementara tarekat Maulawi mendapat dukungan penguasa dalam mengimbangi
Jenissari Bektasyi.25
Di pihak lain, kajian-kajian ilmu keagamaan, seperti fiqih, ilmu kalam, tafsir, dan
hadits boleh dikatakan tidak mengalami perkembangan yang yang berarti. Para penguasa
lebih cenderung untuk menegakkan satu faham (madzhab) keagamaan dan menekan madzhab
lainnya. Sultan Abdul Hamid II, misalnya begitu fanatik terhadap aliran Asy’ariyah. Ia
memerintahkan kepada Syekh Husein Al-Jisri menulis kitab Al-Hushun Al-Hamidiyah
(benteng pertahanan Abd. Al-Hamid) untuk melestarikan aliran yang dianutnya itu. Akibat
kelesuan di bidang ilmu keagamaan dan fanatik yang berlebihan, maka ijtihad tidak
berkembang. Ulama hanya suka menulis buku dalam bentuk syarah (penjelasan) dan hasyiah
(semacam catatan) terhadap karya-karya masa klasik.26

25
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1993, hlm. 133-138
26
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1993, hlm. 133-138
2.1.1 Masa Kemunduran Kerajaan Turki Usmani
Kemerosotan Turki Usmani dimulai dari krisis suksesi sepeninggal Sultan
Sulaiman pada 1566 M, sampai sebelum Turki menjadi republik 1923 M di tangan
Mustafa Kemal At-Taturk. Pada masa Sultan Salim II pengganti Sultan Sulaiman
terjadi peperangan antara angkatan laut Turki Usmani dengan angkatan laut Spanyol
di selat Liponto (Yunani). Dalam perang itu Turki Usmani mengalamikeka;ahan
sehingga Tunisia dapat direbut musuh. Di masaSultan Murad III walau Sultan Murad
III berkepribadian jelek dan suka memperturutkan hawa nafsu,tetapiTunisia dapat
direbut kembali, dan juga menguasai Tiflis di Laut Hitam (1577 M) dan
27
mengalahkan gubernur Bosnia pada tahun 1593 M. Akibat moralnya yang jelek
timbul kekacauan dalam negeri, ditambah lagi dengan tampilnya Sultan Muhammad
III yang bermoral lebih jelek. Dalam situasi gawat begini, Austria berhasil memukul
Turki Usmani. Maka Daulah turki Usmani yang pernah jaya di berbagai pertempuran
baik di timur maupun barat, kini mendapat julukan “the sick man of Europe” yang
tinggal menunggu detik-detikkematiannya. 28
Banyak faktor yang menyebabkan kehancuran Turki Usmani diantaranya
:wilayah kekuasaannya yang luas, rumit menyusun administrasi negara, sehingga
administrasi Turki Usmani tidak beres, sementara penguasanya sangat berambisi
memperluas wilayah, ikut perang terus menerus, akibatnya tidak ada waktu lagi
mengurus administrasi negara. Faktor kedua, heterogenitas penduduk, menguasai
wilayah yang luas, mengurus penduduk yang beragam etnis, agama, maupun adat
istiadat. Untuk mengurus penduduk yang beragam tanpa organisasi pemerintahan
yang teratur dan tanpa didukung dengan administrasi yang baik dari sinilah
kekacauan ini muncul. Faktor ketiga kelemahan para penguasa yang tidak bisa
mengatur pemerintahan negara sehingga mengakibatkan pemerintahan menjadi kacau
dan hancur. 29

27
Syamruddin Nasution, Sejarah Peradaban Islam, Pekanbaru: Yayasan Pusaka Riau, 2013, h. 288.
28
Syamruddin Nasution, Sejarah Peradaban Islam, Pekanbaru: Yayasan Pusaka Riau, 2013, h. 288.
29
Syamruddin Nasution, Sejarah Peradaban Islam, Pekanbaru: Yayasan Pusaka Riau, 2013, h. 288.
12
2.2.1 Sejarah Berdirinya Dinasti Mughal
India menjadi wilayah Islam pada masa Dinasti Umayyah tepatnya pada
masa Khalifah al-Walid. Penaklukan wilayah ini dilakukan oleh pasukan
Umayyah yang dipimpin oleh Panglima Muhammad Ibnu Qosim. Kemudian
pasukan Ghaznawiyah dibawah pimpinan Sultan Mahmud mengembangkan
kedudukan Islam di wilayah ini dengan berhasil menaklukan seluruh
kekuasaan Hindu dan mengadakan pengislaman sebagian masyarakat India
pada tahun 1020 M. Setelah Gaznawi hancur, muncullah beberapa dinasti
kecil yang menguasai negeri India, seperti Dinasti Khalji (1296-1316 M),
Dinasti Tuglag (1320-1412), Dinasti Sayyid (1414-1451), Dinasti Lodi (1451
1526). Jadi Mughal bukan kerajaan Islam yang pertama di India. Kerajaan
Mughal adalah kerajaan Islam yang pernah berkuasa di India dari abad ke- 16
hingga abad ke- 19. Dinasti ini didirikan oleh Zaharuddin Babur yang
merupakan keturunan Timur Lenk, penguasa Islam asal Mongol.30
Babur adalah nama kecil dari Zaharuddin, yang artinya singa, ia lahir
pada hari Jum’at 24 Februari 1483. Ayahnya bernama Umar Mirza menjadi
amir di Fergana, turunan langsung dari Miransyah putra ketiga dari Timur
Lenk. Sedangkan ibunya berasal dari keturunan Jengkuai, anak kedua dari
Jengis Khan. Pada usia 11 tahun, Babur kehilangan ayahnya dan sekaligus
menggantikan kepemimpinan ayahnya dalam usia yang masih sangat muda.
Namun demikian ia sangat pemberani sehingga kelihatan lebih matang dari
usianya. Dia mendapat latihan sejak dini, sehingga memungkinkannya untuk
menjadi seorang pejuang dan penguasa besar. Ia berusaha menguasai
Samarkand yang merupakan kota terpenting di Asia Tengah pada saat itu.
Pertama kali ia mengalami kekalahan untuk mewujudkan cita-citanya.
Kemudian berkat bantuan Ismail I, Raja Safawi, pada tahun 1494, Babur
berhasil menaklukan kota Samarkand, dan pada dengan Tahun 1504
menaklukan Kabul, ibukota Afganistan. Dari Kabul, Babur melanjutkan
ekspansi ke India yang pada saat itu dipimpin oleh Ibrahim Lodi.31
Ibrahim Lodi (cucu sultan lodi), Sultan Delhi terakhir, memenjarakan
sejumlah bangsawan yang menentangnya. Ketika itu kewibawaan kesultanan
30
Ali K, Sejarah Islam dari awal hingga runtuhnya dinasti Usmani Tarikh pramoderen, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 1996, hlm. 351.
31
Syed Mahmudunnasir, op.cit.,hlm. 163
13
sedang merosot, karena ketidakmampuannya memimpin, atas dasar itulah
Alam Khan, keluarga Lodi yang lain mencoba menggulingkannya dengan
meminta bantuan Zahiruddin Babur (1482-1530 M). Permintaan itu langsung
diterima oleh Babur dan bersama pasukannya menyerang Delhi. Pada tanggal
21 April 1526 M terjadilah pertempuran yang sangat dasyat di Panipat.
Ibrahim Lodi beserta ribuan pasukannya terbunuh, dan Babur langsung
mengikrarkan kemenangannya dan mendirikannya pemerintahannya.
Setelah mendirikan kerajaan Mughal, Babur berusaha memperkuat
kedudukannya. Di pihak lain raja-raja Hindu di seluruh India menyusun
angkatan perang yang besar untuk menyerang Babur. Di Afganistan,
golongan yang setia pada keluarga Ibrahim Lodi mengangkat saudara
kandung Ibrahim, Mahmud Lodi menjadi Sultan. Sultan Mahmud Lodi
bergabung dengan raja-raja Hindu tersebut. Kali ini berarti harus berhadapan
dengan pasukan koalisi, namun Babur tetap dapat mengalahkan pasukan
koalisi itu dalam pertempuran dekat Gogra tahun 1529 M. Akan tetapi ia
tidak lama menikmati hasil perjuangannya. Ia meninggal dunia pada tanggal
26 Desember 1530 M pada usia 48 tahun setelah memerintah selama 30
tahun. Setelah Babur meninggal, Zahirudin Babur digantikan oleh anaknya,
Nashiruddin Humayun (1530-1539M).32

32
Ali K, Sejarah Islam dari awal hingga runtuhnya dinasti Usmani Tarikh pramoderen, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 1996, hlm. 353.
2.2.2 Pemimpin-pemimpin Dinasti Mughal
Pemimpin pertama Dinasti Mughal tidak lain adalah pendirinya sendiri,
yaitu Zahirudin Babur. Kepemimpinan Zahirudin Babur berlangsung selama
30 tahun. Sepeninggalan Zahirudin Babur, kepemimpinan diambil alih oleh
anaknya, Nashiruddin Humayun.
Humayun dalam menjalankan roda pemerintahanya banyak
menghadapi tantangan. Sepanjang masa pemerintahanya negara tidak pernah
aman. Ia senantiasa berperang melawan musuh. Diantara tantangan yang
muncul adalah Bahadur Syah, penguasa Gujarat yang memisahkan diri dari
Delhi. Pemberontakan ini dapat dipadamkan, Bahadur Syah melarikan diri
dan Gujarat dapat dikuasai. Pada tahun 1540 M terjadi pertempuran dengan
Syer Khan di Kanauj, dalam peperangan ini Humayun mengalami kekalahan.
Ia terpaksa melarikan diri ke Kandahar dan selanjutnya ke Persia ia mengenal
tradisi Syi’ah, bahkan sering dibujuk untuk memasukinya, begitu pula
dengan anaknya Jalaluddin Muhammad Akbar. Di sini pula ia membangun
kekuatan militer yang telah hancur, dan berkat bantuan Syah Tahmasph yang
memberikan pasukan militer sebanyak 14.000 tentara, maka pada tahun
1555, Humayun mencoba merebut kembali kekuasaannya dengan menyerbu
Delhi yang pada saat itu diperintah Sikandar Sur. Akhirnya, ia bisa
menaklukan kota ini dan ia memerintah kembali pada tahun 1556 M.33
Kemudian Humayyun digantikan oleh anaknya, Abu al-Fath Jalal al-
Din Muhammad Akbar. Lebih dikenal dengan sebutan Akbar, dilahirkan di
Amarkot, 15 Oktober 1542 M. dan memerintah (1556-1605 M) dari usia 14
tahun. Akbar sebagai wali sultan yang masih muda maka diangkatlah
Bairam Khan. Bairam seorang yang cakap, namun bukan orang yang
bijaksana. Akbar adalah seorang laki-laki yang memiliki naluri kerajaan yang
kuat “seorang raja katanya, harus selalu sungguh-sunguh terhadap
penaklukan; jika tidak, maka negeri tetangganyalah yang akan mengangkat
senjata terhadapnya”. Prinsip tersebut membuat Akbar bertekad menjadi
penguasa tertinggi di India yang tak dapat digugat. Pada tahun 1605 M,
Akbar meninggal dunia. Masa kepemimpinan Akbar adalah puncak kejayaan
kerajaan Mughal, tidak hanya dalam bidang politik dan militer saja, tapi juga

33
Syed Mahmudunnasir, op.cit.,hlm. 265
dibidang ekonomi, pendidikan, seni dan budaya, administrasi, dan
keagamaan. Kemajuan yang telah dicapai Akbar masih dapat dipertahankan
oleh tiga sultan berikutnya, yaitu Jehangir (1605-1628M), Syah Jehan (1628-
1658 M), dan Aurangzeb (1658-1707 M). tiga Sultan penerus Akbar ini
memang terhitung raja-raja yang besar dan kuat. Setelah itu, kemajuan
kerajaan Mughal tidak dapat dipertahankan oleh raja-raja berikutnya.34

34
Syed Mahmudunnasir, op.cit.,hlm. 266
15
2.2.3 Masa Kejayaan Dinasti Mughal
a. Politik dan Pemerintahan
Akbar membentuk sitem pemerintahan militeristik. Dalam
pemerintahan tersebut, pemerintahan daerah dipegang oleh seorang Sipah
Salar (kepala komandan). Sedang wilayah distrik dipercayakan kepada
Faudjar (komandan). Jembatan-jembatan sipil juga diberi jenjang
kepangkatan yang bercorak kemiliteran, pejabat-pejabat itu harus
mengikuti latihan kemiliteran.
Akbar juga menerapkan politik Sulukhul (toleransi universal).
Politik ini mengandung ajaran bahwa semua rakyat India sama
kedudukanya. Mereka tidak dapat dibedakan menurut etnis dan agama.
Politik ini dapat menciptakan kerukunan masyarakat India yang sangat
beragam. Untuk undang-undang kerajaan, Sultan Akbar membuat Din
Ilahi yaitu suatu pandangan dan sikap keagamaan resmi kerajaan yaitu
unsur-unsur agama Islam, Hindu, Persia Kristen dan sebagainya yang
harus dianut oleh setiap orang.
Pada masa pemerintahan Aurangzeb telah terdapat jalinan kerjasama
dengan negara-negara Islam diluar India. Sejumlah penguasa Islam telah
mengirim duta atau perwakilan negara mereka ke Delhi, misalnya Syarif
Makkah, raja-raja Persia, Balkh, Bukhara dan Kasgar; para gubernur Turki
Basrah, Yaman dan Hadmarut, para pemimpin negeri Maghiribi dan Raja
Arbesinia.35
b. Ekonomi dan Perdagangan
Untuk mengelola ekonomi pertanian pemerintah juga mengatur
tentang organisasi pertanian. Setiap perkampungan petani dikepalai oleh
seorang pejabat lokal, yang dinamakan muqaddam, yang mana
kedudukannya dapat diwariskan, dia mempunyai tanggung jawab
menyetorkan penghasilan untuk menghindari tindak kejahatan. Kaum
petani dilindungi hak kepemilikan tanah dan pewarisan, tetapi jika tidak
loyal maka pejabat lokal berhak menyitanya.36
c. Pendidikan dan Iptek

35
Ibid., hlm. 256
36
Syed Mahmudunnasir, op.cit.,hlm. 257
Dalam bidang pendidikan, Akbar membangun bangunan khusus
untuk tempat pengajian ilmu, dia juga berusaha menarik simpati para
ulama dengan menghibahkan sejumlah madrasah dan perpustakaan.37
d. Seni dan Budaya
Seni Budaya dan arsitektur puncaknya terjadi pada masa sultan Syah
Jahan yang ditandai dengan berbagai karya budaya fisik, seperti karya
arsitektur monumental Taj Mahal, yang merupakan bangunan indah, yang
dimaksudkan sebagai tanda cinta kasihnya kepada istri tercinta Mumtaz
Mahal. Taj Mahal juga salah satu keajaiban dunia dan merupakan
lambang peradaban dan kebudayaan Islam masa Lampau di India. Selain
itu juga Shah Jahan telah membangun Masjid Mutiara, Masjid Jami’ di
Delhi, serta takhta Merak, yaitu singgasana yang dibuat dari emas, perak,
intan, serta permata cemerlang. Karya seni yang menonjol adalah karya
sastra gubahan penyair istana, baik yang berbahasa Persia maupun India.
Penyair India yang terkenal adalah Malik Muhammad Jayazi, seorang
sastrawan sufi menghasilkan karya besar berjudul Padmavat, sebuah
karya yang mengandung pesan kebajikan jiwa manusia. Pada masa
Aurangzeb, muncul seorang sejarawan yang bernama Abu Fadl dengan
karyanya bernamma Akbar Nama dan Aini Akhbari, yang memaparkan
sejarah kerajaan Mughal berdasarkan figure pemimpinnya.38

37
http://perpustakaancerdas.wordpress.com/2016/12/11/makalah-peradaban-islam-pada-masa-kerajaan-mughal-
di-india/
16
38
Perpustakaancerdas.wordpress.com
17
2.2.4 Masa Kemunduran Dinasti Mughal
Setelah satu setengah abad dinasti Mughal berada dalam kejayaannya,
para pelanjut Aurangzeb tidak sanggup mempertahankan kebesaran yang
telah dicapai oleh pendahulu-pendahulunya. Kejayaan Mughal hilang
dengan kematian Aurangzeb. Satu persatu penguasa daerah melepaskan diri
dari pemerintahan pusat di Delhi. Pengganti Aurangzeb adalah Mu’azzam,
setelah ia meninggal tahta digantikan anaknya Azhim al-syah. Akan tetapi
di tentang Zulkifar Khan, anak ‘Asad Khan (wazir Aurangzeb). Azaim al-
syah meninggal tahun 1712 M. Ia digantikan oleh anaknya Jihandar Syah,
tetapi ia disingkirkan oleh adiknya sendiri Faruq Syah pada tahun 1713M.
Jadi dalam dua tahun saja telah terjadi empat kali pergantian sultan.
Konflik-konflik yang berkepanjangan mengakibatkan pengawasan
terhadap daerah lemah. Pemerintahan daerah satu persatu melepaskan
loyalitasnya dari pemerintah pusat. Bahkan cenderung memperkuat posisi
pemerintahannya masing-masing. Disintegrasi mulai terjadi, satu persatu
daerah kekuasaan Mughal mulai melepaskan diri. Keadaan ini diperparah
lagi dengan datangnya ancaman baru yang lebih kuat, yaitu datangnya
perusahaan Inggris (EIC) yang memiliki senjata modern melawan
pemerintahan Mughal. Peperangan berlarut-larut. Akhirnya, Syah Alam
membuat perjanjian damai dengan melepaskan daerah Oudh, Bengal, dan
Orisa kepada Inggris. Pada saat tiga sultan berkuasa yaitu, Syah Alam,
Akbar II, dan Bahadur Syah, Inggris diberi kepercayaan untuk
mengembangkan usahanya. Dengan jaminan memberikan fasilitas
kehidupan Istana dan keluarganya. Pada saat terjadinya krisis, EIC
mengalami kerugian dan Inggris pun mulai mengadakan pungutan yang
tinggi terhadap rakyat secara ketat dan cenderung kasar. Karena rakyat
merasa tertekan, maka terjadilah pemberontakan rakyat dibawah pimpinan
sultan Bahadur Syah pada bulan Mei 1857 M.
Perlawanan mereka dapat dipatahkan dengan mudah, karena Inggris
mendapat dukungan dari beberapa penguasa Hindu dan Muslim. Inggris
kemudian menjatuhkan hukuman yang kejam kepada pemberontak. Mereka
diusir dari kota Delhi, rumah ibadah banyak yang dihancurkan, dan
Bahadur Syah, Sultan Mughal terakhir diusir dari istana (1858 M). Dengan
demikian, berakhirlah sejarah kekuasaaan kerajaan Mughal di India.
2.2.5 Sejarah Berdirinya Dinasti Shafawi
Dinasti Shafawi di Persia baru berdiri disaat Kerajaan Usmani sudah
mencapai puncak kejayaannya. Dinasti Shafawi menyatakan bahwa Syi’ah
merupakan mazhab negaranya. Dinasti Shafawi berasal dari sebuah gerakan
tarekat yang berdiri di Ardabil, sebuah kota di Azerbaijan. 39 Tarekat ini
memiliki tujuan untuk memberantas orang-orang ingkar dan ahli bid’ah.
tarekat ini berdiri pada tahun 1301 M. Nama Shafawi diambil dari tokoh
pendirinya, yaitu Syekh Ishak Safiuddin atau yang lebih dikenal dengan
nama Shafi al-Din.
Shafi al-Din berasal dari keturunan orang yang berada dan memilih
sufi sebagai jalan hidupnya. Ia keturunan dari Imam Syi’ah yang keenam,
Musa-al Kazhim. gurunya bernama Syaikh Taj al-Din Ibrahim Zahidi
(1216-1301M) yang dikenal dengan julukan Zahid al-Gilani. karena prestasi
dan ketekunannya dalam kehidupan tasawuf, Shafi al-Din diambil menantu
oleh gurunya tersebut. Shafi al-Din mendirikan tarekat Shafawiyyah setelah
ia menggantukan guru sekaligus mertuanya yang wafat tahun 1301 M.40
Tarekat Shafawi mulai memasuki dunia politik pada masa kepemimpinan
Junaid. Ambisi politik tersebut membawanya dalam sebuah konflik dengan
penguasa Qara Qoyunlu. Dalam usahanya melawan Qara Qoyunlu, tarekat
Shafawi kemudian merubah model gerakannya menjadi gerakan militer,
dengan dibentuk pasukan Qizilbash (baret merah berumbai duabelas).
Shafawi mendapat bantuan dari penguasa Aq-Qoyunlu dalam memerangi
Qara Qoyunlu. Pertempuran akhirnya dimenangkan oleh pasukan Shafawi.
Menyadari kehebatan pasukan Qizilsbash, Aq-Qoyunlu berbalik melawan
pasukan Shafawi karena khawatir posisinya akan di lenyapkan seperti Qara
Qoyunlu. Pemimpin tarekat Shafawi, Haidar, terbunuh dalam pertempuran
dengan Aq-Qoyunlu. Ismail, putera Haidar, menuntut balas atas kematian
ayahnya. Ismail bersembunyi dengan pasukannya selama bertahun-tahun
untuk mempersiapkan kekuatan. Barulah pada tahun 1501, Ismail dan
pasukannya menyerang Aq-Qoyunlu dan berhasil mengalahkannya. Atas

39
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah, Jakarta, PT Rajagrafindo Persada, 2010, hlm. 138
18
40
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah, Jakarta, PT Rajagrafindo Persada, 2010, hlm. 138.
kemenangan tersebut, Ismail kemudian memproklamirkan berdirinya
kerajaan Shafawi. 41
2.2.6 Pemimpin-pemimpin Dinasti Shafawi
Ismail I berkuasa selama lebih kurang 23 tahun, yaitu antara tahun
1501 dan 1524 M. pada sepuluh tahun pertama ia berhasil memperluas
wilayah kekuasaannya. ia dapat menghansurkan sisa-sisa kekuatan Aq-
Qoyunlu di Hamadan (1503 M), menguasai Propinsi Kaspia di Nazandaran,
Gurudan, dan Yazd (1504 M), Diyar Bark (1505-1507 M), Baghdad dan
daerah barat daya Persia (1508 M), Sirwan (1509 M), dan Khurasan (1510
M). Hanya dalam waktu sepuluh tahun itu wilayah kekuasaannya sudah
meliputi seluruh Persia dan Bagian Timur Bulan Sabit subur (Fertile
Crescent).42
Ismail I memiliki keinginan mengembangkan kekuasaannya hingga
ke daerah Turki Usmani. Peperangan dengan Turki Usmani terjadi pada
tahun 1514 M di Chaldiran, dekat Tabriz. Karena lebih kuatnya militer
Turki Usmani dari pada pasukan Ismail I,maka menimbulkan kekalahan di
pihak Ismail I. Untungnya Dinasti Shafawi masih selamat akibat adanya
perpecahan di kalangan militer Turki Usmani di negerinya. Kekalahan ini
menjadi penyebab hancurnya kepercayaan diri Ismail I. Ketidakcakapan
Ismail I, menimbulkan persaingan antara pemimpin-pemimpin suku Turki,
pejabat-pejabat keturunan persia, dan Qizilbash untuk merebut pengaruh
untuk memimpin Dinasti Shafawi.
Beberapa peperangan besar telah terjadi antara dua kerajaan Islam
tersebut di masa pemerintahan Tasmasp I (1524-1576 M), Ismail II (1576-
1577 M), dan Muhammad Khudabanda (1577-1578 M). Dalam
kependudukan tiga pemimpin tersebut, Dinasti Shafawi dalam keadaan
lemah. Kelemahan-kelemahan Dinasti Shafawi baru bisa diatasi pada masa
pemerintahan Abbas I (1588-1628 M). Masa kekuasaan Abbas I merupakan
puncak kejayaan Dinasti Shafawi. Para pemimpin Dinasti Shafawi setelah
Abbas I adalah Safi Mirza (1628-1642 M), Abbas II (1642-1667 M),

41
repository.upy.ac.id
42
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah, Jakarta, PT Rajagrafindo Persada, 2010, hlm. 141.
19
Sulaiman (1697-1694 M), Husein (1694-1722 M), Tahmasp II (1722-1732
M), dan Abbas III (1732-1736 M).
2.2.7 Masa Kejayaan Dinasti Shafawi
a. Bidang Politik
Pada masa kekuasaan Abbas I, Dinasti Shafawi mampu
mengatasi berbagai kemelut di dalam negeri yang mengganggu
kestabilan bangsa. Abbas I melakukan upaya-upaya seperti
menghilangkan dominasi pasukan Qizilbash, membentuk pasukan
perang baru dari budak-budak tawanan perang, menjalin perjanjian
damai dengan Turki Usmani, serta berjanji tidak akan menghina Abu
Bakar, Umar, dan Usman dalam khotbah Jumat. selain itu, Abbas I
juga berhasil merebut kembali wilayah-wilayah takhlukan Dinasti
Shafawi pada masa terdahulunya. Perebuutan daerah tersebut meliputi
Herat (1598 M), Marw dan Balkh, serta beberapa daerah kekuasaan
Turki Usmani seperti Tabriz, Sirwan, dan Baghdad pada tahun
1602 M, serta Nakhchivan, Erivan, Ganja, dan Tiflis (1605-1606 M).
Serta penakhlukan Kepulauan Hurmuz pada tahun 1622 M.43

b. Bidang Ekonomi
Kestabilan ekonomi Dinasti Shafawi dimulai dari penakhlukan
Kepulauan Hurmuz pada tahun 1622 M dan mengubah Pelabuhan
Gumrun menjadi Pelabuhan Abbas. Penguasaan Pelabuhan ini
menjadikan salah satu jalur dagang laut antara timur dan barat
sepenuhnya menjadi milik Dinasti Shafawi. Sektor perdagangan
Dinasti Shafawi juga berkembang terutama pada kawasan Bulan Sabit
Subur (Fortile Crescent) dari hasil pertaniannya.44
c. Bidang Ilmu Pengetahuan
Berkembangnya ilmu pengetahuan Dinasti Syafawi berada
pada masa kepemimpinan Abbas I. Di antara ilmuwan yang terkenal
adalah Muhammad Baqir ibn Muhammad Damad, seorang ahli

43
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah, Jakarta, PT Rajagrafindo Persada, 2010, hlm. 143.
20
44
Ibid., hal. 144.
21
filsafat dan ilmu pasti. Ahli ilmu pengetahuan agama terutama fiqih,
yaitu ulama ternama Bahau al-Din al-Amily. Selain itu, hidup pula
filosof Shadr al-Din al-Syirozi. Pada masa Dinasti Syafawi ini kota
Qumm dijadikan sebagai pusat kebudayaan dan penelitian mahzab
Syi’ah.
Kejayaan Dinasti Syafawi dalam bidang pengembangan ilmu
pengetahuan di masa pemerintahan Syah Abbas I juga terlihat dari
segi fisik material. Keberhasilannya ditunjukkan dengan dibangunnya
162 masjid dan 48 pusat pendidikan. Lembaga-lembaga pendidikan
tersebut sebagian didirikan atas inisiatif para kerabat kerajaan . Di
antaranya adalah Dilaram Khanun (nenek dari Syah Abbas II) yang
mendirikan madrasah “Nenek kecil” (small grandmother) pada tahun
1645 dan madrasah “nenek besar” (large grandmother) tahun 1647.
Terdapat pula putri Syah Safi, yakni Maryam Begun yang mendirikan
madrasah pada tahun 1703. Shahr Banu, adik perempuan Syah
Husain mendirikan madrasah bagi para pangeran pada tahun 1694 M.
Selain madrasah yang didirikan oleh para kerabat kerajaan, ada juga
madrasah didirikan oleh para hartawan Dinasti Shafawi. Dua di
antaranya adalah Zinat Begum, istri seorang fisikawan Hakim al-
Mulk Ardistani, mendirikan madrasah Nim Avard (1705 M.). Izzat al-
Nisa Khanum, putri pedagang dari Qum Mirza Khan dia juga istri
Mirza Muh. Mahdi yang mendirikan madrasah Mirsa Husain tahun
1687. Karya intelektual terkenal pada masa ini adalah dua belas
tulisan Sadr al-Din yang mencakup komentar dan saran terhadap al-
Qur’an, disertai dengan kehidupan tradisi, ceritacerita polemik dalam
bidang teologi dan metafisika dan catatan perjalannya.45
d. Bidang Seni dan Budaya
Berkembangnya seni dan budaya Dinasti Syafawi dibuktikan
dengan menciptakan kota Isfahan menjadi kota yang indah dan
menciptakan Isfahan sebagai ibu kota kerajaan dan berdirinya
beberapa bangunan yang indah seperti masjid-masjid, rumah sakit,
sekolah-sekolah dan jembatan raksasa di atas Zende Rud dan Istana

45
Ibid., hlm. 144.
Chihil. Kota tersebut diperindah dengan taman-taman wisata yang
ditata secara baik. Sepeninggal Abbas I ditemukan beberapa
bangunan akademik dan masjid, 1802 penginapan, dan 273
pemandian umum. Di bidang seni, kemajuan nampak begitu kentara
dalam gaya arsitektur bangunan-bangunannya, seperti terlihat pada
masjid Shah yang dibangun tahun 1611 M dan masjid Syeikh Lutf
Allah yang dibangun tahun 1603 M. Unsur seni lainnya terlihat pula
dalam bentuk kerajinan tangan, keramik, karpet, permadani, pakaian
dan tenunan, mode, tembikar, dan benda seni lainnya. Seni lukis
mulai dirintis sejak zaman Tahmashap I. Raja Ismail I pada tahun
1522 M, membawa seorang pelukis timur ke Tabriz. Pelukis itu
bernama Bizhad. 46
2.2.8 Kemunduran Dinasti Shafawi
Untuk kelemahan atau kekurangan lembaga yang dibangun pada masa
Kerajaan Syafawiyah adalah:
1. Kurang berkembangnya ilmu murni atau sains tetapi lebih banyak ilmu
fiqih dan paham Syi’ah.
2. Fanatisme golongan sangat tinggi sehingga perkembangannya bersifat
ideologis teologis dan mengundang kebencian sebagaian masyarakat.
3. Lembaga pendidikan bersifat penguasa centris yang mengakibatkan
rapuhnya pengelolaan lembaga jika penguasa kurang bersimpati
terhadap pendidikan, ini terbukti dengan sepeninggal Abbas I semua
lembaga pendidikan tidak mampu bertahan.

46
Ibid., hlm. 144.
22

Anda mungkin juga menyukai