Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

SEJARAH PERADABAN ISLAM


Tentang: Peradaban Arab Pra-Islam

Oleh Kelompok I
1. MUHAMMAD ZIKRI : 2118149
2. MUHAMMAD NUR : 2118125
3. SITI NUR ZANA :2118147
4. RISMA DESI :2118148

DOSEN PEMBIMBING:
DONI NOFRA, M. Hum

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN


JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI
TAHUN AKADEMIK 2018-2019 H/1439 M

1|Page
BAB II

2|Page
PEMBAHASAN
A. Keadaan Arab Sebelum Islam
Mekkah merupakan kota yang sangat penting dan terkenal diantara
kota-kota di negeri Arab, baik karena tradisi nya maupun karena letak nya.
Kota ini dilalui jalur perdagangan yang ramai, menghubungkan Yaman di
selatan dan Syria di utara. Dengan adanya Ka’bah di tengah kota, Mekkah
menjadi pusat keagamaan Arab. Ka’bah adalah tempat mereka berziarah.
Di dalamnya terdapat 360 berhala, mengelilingi berhala utama, Hubal.
Makkah kelihatan makmur dan kuat. Agama dan masyarakat Arab ketika
itu mencerminkan realitas kesukuan masyarakat jazirah Arab dengan luas
satu juta mil persegi. Kondisi-kondisi jazirah Arab tersebut:
a. Pengertian Jazirah Arab
Orang-orang Arab menyebut tempat tinggal mereka sebagai
Jazirah al-‘Arab; layaknya sebuah pulau, daratan itu dikelilingi oleh laut
di tiga sisinya dan padang pasir di satu sisi lainnya.
Jadi makna dari istilah Jazirah al-‘Arab secara bahasa adalah, kata
jazirah dalam bahasa Arab berarti pulau. Sedangkan, Arab bermakna
gurun atau tanah tandus yang tidak ada air dan tumbuhannya . Jadi, Jazirah
Arab berarti pulau Arab.1
b. Letak Geografis Jazirah Arab
Jazirah Arab terletak disebelah barat daya Benua Asia, dengan luas
sekitar 3.000.000 km 2. Letak Jazirah Arab sebelah timur berbatasan
dengan Teluk Oman dan Teluk Persia (Teluk Arab), sebelah selatan
berbatasan dengan Laut Hindia, sebelah barat berbatasan dengan Laut
Merah, serta sebelah utara dibatasi dengan Syam dan sebagian berbatasan
dengan Irak. Daerah penting di Jazirah Arab adalah Hijaz, dan 2 kota yang
terkenal di Hijaz adalah Makkah (yang memiliki sumber air zamzam) dan
Madinah (Yatsrib).
Biasanya, dalam membicarakan wilayah geografis yang didiami
bangsa Arab sebelum Islam, orang membatasi pembicaraan hanya pada
1
Rizem Aizid, sejarah peradaban islam terlengkap ,( Yogyakarta: DIVA Press, 2015) hlm 114

3|Page
jazirah Arab. Jazirah Arab memang merupakan kediaman mayoritas
bangsa Arab kala itu. Jazirah Arab terbagi menjadi dua bagian besar, yaitu
bagian tengah dan bagian pesisir. Sebagian besar daerah jazirah adalah
padang pasir Sahara yang terletak di tengah dan memiliki keadaan dan
sifat yang berbeda-beda, karena itu ia bisa dibagi menjadi tiga bagian :2
1. Sahara langit memanjang 140 mil dari Utara ke Selatan dan
180 mil dari Timur ke Barat, disebut juga Sahara Nufud. Oase
dan mata air sangat jarang, tiupan angin sering kali
minimbulkan kabut debu yang mengakibatkan daerah ini sukar
ditempuh
2. Sahara selatan yang membentang menyambung Sahara langit
ke arah timur sampai Selatan Persia. Hampir seluruhnya
merupakan dataran keras, tandus, dan pasir bergelombang.
Daerah ini juga disebut dengan al-rub’ al-khali (Bagian yang
sepi).
3. Sahara Harrat, suatu daerah yang terdiri dari tanah liat yang
berbatu hitam bagaikan terbakar. Gugusan batu-batu hitam ini
menyebar di keluasan Sahara ini, seluruhnya mencapai 29
buah.
Penduduk Sahara sangat sedikit terdiri dari suku-suku Badui yang
mempunyai gaya hidup pedesaan dan nomadik, berpindah dari suatu
daerah ke daerah yang lain guna mencari air dan padang rumput untuk
binatang gembalaan mereka, kambing, dan onta.
Adapun daerah pesisir, bila dibandingkan dengan Sahara sangat
kecil, bagaikan selembar pita yang mengelilingi jazirah. Penduduk sudah
hidup menetap dengan mata pencaharian bertani dan berniaga. Karena itu,
mereka sempat membina berbagai macam budaya,bahkan kerajaan
B. Asal Usul dan Nasab Bangsa Arab
Sebelum kita mengetahui asal usul dan nasab bangsa Arab, terlebih
dahulu kita mengenal asal nama “Arab”.
2
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam,( Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2013) hlm 10

4|Page
Berikut beberapa pendapat yang berhubungan dengan nama
“Arab”:
a. Asal usul nama “Arab” dapat dilacak pada nama nenek moyang
bangsa Qahthaniah yang bernama Ya’rub bin Qahthan. Dari
Ya’rub bin Qahthan itulah, nama “Arab” berasal. Ya’rub bin
Qahthan adalah orang yang pertama kali berbicara dalam
bahasa Arab dari bangsa Arab al-Baqiyah.
b. Sebagian pendapat menerangkan bahwa “Arab” berasal dari
kata kerja Yu’rab yang berarti fasih. Jadi, Arab adalah bangsa
yang memiliki lisan fasih.
c. Pendapat lain menjelaskan bahwa nama “Arab” diambil dari
nama negeri bangsa tersebut, yakni Al-‘Arabat, jama’ dari
‘Irbah yang bermakna Makkah.
d. Sebagian pihak melontarkan pendapat bahwa “Arab” berasal
dari kata kerja bahasa Arab yang berarti mengekspresikan atau
mengungkapkan.
Lalu, dari manakah asal muasal keberadaan mereka ( bangsa
Arab)?
Jika ditinjau dari nasabnya, bangsa Arab terbagi jadi tiga, yakni bangsa
Arab Al-Ba’idah, Al-‘Aribah, dan Al-Musta’rabah. Berikut penjelasan
ringkas mengenai tiga suku Arab tersebut:
1. Bangsa Arab Al-Ba’idah. Bangsa ini adalah bangsa Arab yang
telah musnah, yakni orang-orang arab yang telah lenyap
jejaknya. Dahulu, bangsa Arab Al-Ba’idah pernah mendiami
Mesopotamia, namun karena serangan raja Namrud yang
berkuasa di Babilonia sampai Mesopotamia Selatan, maka pada
tahun 2000 SM, suku bangsa ini berpencar dan berpisah ke
berbagai daerah. Kabilah mereka adalah ‘Aad, Tsamud,
Ghasan, Jad.
2. Bangsa Arab Al-‘Aribah ialah cikal bakal dari rumpun bangsa
Arab yang ada saat ini. Mereka berasal dari keturunan Qahthan

5|Page
yang menetap ditepian sungai Eufrat, kemudian berpindah ke
Yaman. Suku bangsa Arab yang terkenal adalah Kahlan dan
Himyar.
3. Bangsa Arab Al-Musta’rabah adalah bangsa Arab lantaran
peranakan. Disebut demikian karena sewaktu Jurhum dari suku
bangsa Qahthan mendiami Makkah, mereka tinggal bersama
nabi Ismail dan ibunya, Siti Hajar. Nabi Ismail yang bukan
keturunan Arab mengawini wanita suku Jurhum. Maka dari itu,
bangsa Arab Al-Musta’rabah sering juga disebut Bani Ismail
bin Ibrahim Ismail (Adnaniyun).
C. Kondisi Politik, Ekonomi, Sosial, dan Religi/Agama Jazirah
Arab Pra-Islam
Adapun kondisi politik, ekonomi, sosial, dan religi/agama di
Jazirah Arab Pra-Islam adalah sebagai beriku:
a. Kondisi politik
Secara global tetorial, Arab merupakan negeri yang terletak di
semenanjung Arab yang dikelilingi oleh tiga lautan, yaitu Laut Merah
disebelah barat, Samudra Hindia di sebelah Selatan, Teluk Persia di
sebelah Timur, di bagian timur Jazirah Arab, dari kawasan Hirah hingga
Irak, yang ada hanyalah daerah-daerah kecil yang tunduk kepada
kekuasaan Persia, sampai datangnya Islam.
Bagian utara Jazirah Arab sama dengan bagian timur, karena di
daerah itu juga tidak ada pemerintahan bangsa Arab yang murni dan
merdeka, sementara itu dibagian tengah Jazirah Arab (disana terdapat
tanah suci Makkah dan sekitarnya), kaum Adnaniyyin menjadi penguasa
yang independen, tidak dikuasai oleh Romawi, Persia maupun Habasyah.
Allah Swt.
b. Kondisi Ekonomi
Perekonomian bangsa Arab secara umum tidak bermakna apa-apa,
kecuali negeri-negeri yang ada di daerah Yaman. Yaman adalah negeri

6|Page
yang subur, khususnya disekitar bendungan Ma’rib (pertanian maju secara
pesat dan menakjubkan).
Pada masa itu, juga telah berkembang industri, seperti industri kain
katun dan persenjataan berupa pedang, tombak, dan baju besi. Akan tetapi,
mereka tidak bersyukur, justru berpaling dari ketaatan kepada Allah Swt.
Karena kekufuran itu, Allah Swt. Pun menghancurkan bendungan Ma’rib.
c. Kondisi Sosial
Fase kehidupan bangsa Arab tanpa bimbingan wahyu Illahi dan
hidayah sangatlah panjang.
Berikut contoh beberapa tradisi buruk masyarakat Arab jahiliah:
1) Perjudian atau maisir, ini merupakan kebiasaan penduduk didaerah
perkotaan di Jazirah Arab.
2) Minum Arak (khamar) dan berfoya-foya.
3) Mengubur anak perempuan hidup-hidup jika seorang suami
mengetahui bahwa anak yang lahir adalah anak perempuan.
d. Kondisi Agama/Religi
Menurut Thaib Thair Abdul Mu’in, hakikat ibadah penduduk Arab
jahiliah adalah hasil dari salah satu dua perasaan, misalnya perasaan
orang-orang Mesir Kuno yang menganggap keistimewaan itu pada sapi,
matahari, sungai Nil dan lain sebagainya.
D. Kemajuan-Kemajuan yang Dicapai
Meskipun terkenal sebagai bangsa yang kurang bermoral, bangsa
Arab pra-Islam juga memiliki prestasi yang tinggi yang patut diacungi
jempol. Mereka terkenal sebagai bangsa yang sangat maju. Ada tiga
bidang yang menjadi bukti kemajuan bangsa Arab pra-Islam sebagai
berikut:
a. perniagaan
perniagaan Arab keturunan Qahthan, yang berdiam di Yaman,
sangat maju dalam masalah perniagaan ataupun perdagangan,
dan sebagian dari mereka yang tinggal di dusun-dusun, dinilai
maju dalam masalah pertanian. Kemajuan perdagangan di

7|Page
Yaman pada masa itu ada di tanag bangsa Arab Saba’iyah dan
Himyariyah, dari keturunan Qahthan. Kemajuan perdangannya
sangat pesat, sehingga sampai Habsyi, Mesir, Syam, dan lain-
lain.
b. Pertukangan
Dalam soal pertukangan, bangsa Arab di Yaman dapatlah
dikatakan jauh mendahului bangsa atau umat lainnya. Mereka
dapat mendirikan gedung-gedung yang besar, membuat kebun-
kebun yang luas dan teratur, mendirikan bangunan-bangunan
yang indah, memperbaiki kota-kota, dan lain sebagainya.
Kemajuan mereka dalam perkara pertukangan itu bisa dilihat
peninggalannya di negeri Yaman.
c. Kemajuan lainnya
Selain perdagangan dan pertukangan, bangsa arab pra-Islam
juga mengalami kemajuan dalam bidang sulam-menyulam,
tenun menenun, memintal, dan kesusastraan. Selain itu mereka
juga memiliki kemampuan dalam bidang pengetahuan bintang-
bintang(astronomi).

BAB II
PENUTUP
a. Kesimpulan

8|Page
Dari penjelasan diatas dapat kita simpulkan bahwa kondisi
bangsa Arab saat sebelum islam lahir adalah tidak bermoral, bisa
kita liha dari segala aspek mulai dari aspek politik sampai aspek
agama atau religi. Sebagai salah satu contoh nya bangsa Arab
sebelum islam sering mengubur anak perempuan mereka hidup-
hidup mereka bilang anak perempuan tidak ada gunanya hanya
menambah beban saja kata mereka, dan satu lagi yang paling
mencolok dari kelakuan bangsa Arab sebelum datang nya islam
adalah perjudian dan meminum minuman keras.
b. Saran
Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai materi
yang menjadi pokok pembahasan dalam makalah ini.Dalam
makalah ini tentu banyak terdapat kekurangan dan kelemahannya
karena terbatasnya pengetahuan kami.Maka dari itu kami sebagai
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.Semoga makalah ini bermanfaat bagi
penulis ,khususnya bagi pembaca pada umumnya.Semoga
pembuatan makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi .

DAFTAR PUSTAKA

Aizied Rizem, sejarah peradaban islam terlengkap ,( Yogyakarta:


DIVA Press, 2015)

9|Page
Yatim Badri, Sejarah Peradaban Islam,( Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada, 2013)

10 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai