Anda di halaman 1dari 12

KEHIDUPAN MASYARAKAT ARAB ZAMAN JAHILIYAH

Islam lahir di Jazirah Arab. Saat itu Jazirah Arab diapit oleh dua kekaisaran,
yaitu Kekaisaran Persia dan Kekaisaran Bizantium. Kekaisarann Persia agama
resminya Majusi, pemeluknya menyembah api , Zend avesta kitab sucinya.
Kekaisaran Bizantium menetapkan agama nasrani sebagai agama resmi dg
kitab sucinya Injil.
Sementara masyarakat Jazirah Arab ada yang beragama Majusi dan Nasrani.
Sebagaian menganut agama nenek moyang mereka , yaitu menyembah
berhala. Penganut Yahudi tinggal di Kota Mandinah. Mereka adalah Suku Bani
Quraizah, Bani Gatafan, Bani Nadhir, Bani Qainuqa,Bani Aus, Bani Khajraj.
Penyembah berhala banyak yang tinggal di kota Mekkah mereka
menyembah batu dan pepohonan. mereka tidak mempercayai adanya hari
kiamat dan kehidupan akherat. Dahulunya masyarakat Mekah beragama
tauhid, yaitu agama yang dibawa Nabi Ibrahim as .
Kondisi masyarakat Jazirah Arab sebelum Islam lahir dinamakan Jaman
Jahiliah atau zaman kebodohan. Kebodohan bukan dalam hal pengetahuan,
tetapi tetang keyakinan dan akhlak.
Pada umumnya mayoritas bangsa arab mengikuti dakwah dari nabi Ismail AS
yang juga merupakan seruan dari ayahnya yaitu nabi Ibrahim AS, yang
intinya untuk mengesakan Allah, menyembah Allah dan memeluk
agamaNya. Kemunculan Amr bin Luhay pemimpin bani Khuzaah yang
dikenal sebagai orang yang bijak, mengeluarkan sedekah serta selalu
perhatian terhadap urusan-urusan agama, hal ini yang membuat ia cukup
disegani pada masa itu. Suatu ketika Ia mengadakan perjalanan ke Syam
dan melihat penduduk di sana dalam keadaan menyembah berhala. Ia
memiliki pemikiran bahwa Syam adalah tempat para Nabi dan Rasul
sehingga ia mengganggap bahwa apa yang dilihatnya saat itu adalah benar,
sehingga ia pulang ke mekkah sambil membawa Hubal (Berhala) dan
meletakkannya dalam Kabah. Setelah itu ia mengajak penduduk setempat
untuk menyekutukan Allah SWT yang merupakan penyimpangan dari ajaran
Ibrahim AS.
Berhala mereka terdahulu adalah Manat yang diletakkan di Musyallal di tepi
Laut Merah. Setelah itu mereka membuat Lata di Thaif dan Uzza di Wadi
Nakhlah. Ini merupakan tiga berhala terbesar pada waktu itu yang
menyebabkan kemusyirikan semakin merebak dan berhala-berhala kecil
semakin banyak dibuat dan tersebar di setiap tempat. Selain itu mereka juga
memiliki tradisi penyembahan berhala yang diciptakan oleh Amr Bin Luhay
yang dianggap sebagai sesuatu yang baik dan benar serta bukan merupakan
penyimpangan dari agama Ibrahim AS

Dalam kehidupan sehari-hari dalam bidang social, mereka sangat lemah dan
buta, kebodohan serta kehidupan yang layaknya orang mati. Hubungan
antara umat sangat rapuh, pemegang kekuasaan bertindak semena-mena
dan rakyat kecil tertindas dan teraniaya. Perbuatan maksiat terjadi dimana-
mana, perzinaan dan minum minuman khamar itu sudah merupakan sesuatu
hal yang wajar ditengah-tengah masyarakat.
Diriwayatkan oleh Abu Daud dari Aisyah Radhiyallahu Anha, bahwa
pernikahan yang terjadi pada masa zaman jahiliyah ada empat macam
yaitu :
1. Pernikahan secara spontan. Seorang pria melamar kepada wali nikah
wanita, lalu dia bias menikahinya setelah menyerahkan mas kawin
seketika itu pula.
2. Seorang laki-laki dapat berkata kepada istrinya yang baru suci dari
haid untuk pergi menemui pria lain dan berkumpul bersamanya. Suaminya
tidak akan mengumpulinya dan menyentuhnya, sampai ada kejelasan
bahwa istrinya telah hamil dari pria lain yang telah berkumpul dengan
istrinya sesuai dengan perintahnya. setelah itu suaminya dapat
mengambil istrinya kembali jika dia mengkhendakinya. Hal ini dilakukan
karena suami menghendaki kelahiran anak yang baik dan pintar.
Pernikahan ini disebut istibdha.
3. Pernikahan poliandri, dimana pernikahan oleh beberapa orang lelaki
yang kurang jumlahnya dari 10 orang dengan seorang wanita. Setelah
wanita itu hamil dan melahirkan seorang bayi maka selang beberapa hari
ia akan memanggil semua lelaki yang pernah mengumpulinya, dan
mereka tidak dapat menolak hingga mereka berkumpul dihadapannya.
Kemudian wanita tersebut akan menunjuk seseorang diantara beberapa
lelaki tersebut. Lelaki yang ditunjuk memiliki kewenangan untuk
mengambil bayi tersebut sebagai anaknya.
4. Sekian banyak lelaki mendatangi wanita yang mereka kehendaki yang
biasa disebut dengan wanita pelacur. Biasanya akan di taruh bendera
sebagai tanda di depan pintu. Apabila wanita ini hamil maka ia akan
memanggil seluruh lelaki yang telah berkumpul dengannya dan diundi
namanya. Nama lelaki yang menang undian harus mengambil bayi yang
dilahirkan sebagai anaknya. Lelaki tersebut tidak memiliki hak untuk
menolak.

5. Definisi Masyarakat Jahiliyah


6. Istilah jahiliyah yang biasanya diartikan sebagai masa kebodohan
atau kehidupan barbar, sebenarnya berarti bahwa ketika itu orang-
orang Arab tidak memiliki otoritas hukum, nabi, dan kitab suci.
Pengertian itu dipilih karena kita tidak bisa mengatakan bahwa
masyarakat yang berbudaya dan mampu baca tulis seperti masyarakat
Arab selatan disebut sebagai masyarakat bodoh dan barbar. Karena
keinginannya yang kuat untuk memalingkan masyarakat dari gagasan-
gagasan keagamaan pra-Islam, terutama tentang penyembahan
berhala, Muhammad yang menganut paham monoteisme akhirnya
mendeklarasikan bahwa agama baru yang ia bawa menghapus semua
agama sebelumnya, belakangan hal itu dimaknai sebagai bentuk
larangan terhadap gagasan dan cita-cita pra-Islam. Meski demikian,
gagasan-gagasan yang sudah tumbuh tidak mudah untuk dihilangkan,
dan satu suara saja tidak cukup kuat untuk menghilangkan masa lalu.
(Philip K. Hitti:2002:108)
7. 2.2 kondisi Masyarakat Arab (Pra Islam) Jahiliyah Sebelum
Islam dan Menjelang Kedatangan Islam
8. 2.2.1 Kondisi Sosial Masyarakat Jahiliah
9. Secara umum, sejarah Arab terbagi ke dalam tiga periode utama:
10. 1. Periode Saba-Himyar, yang berakhir pada awal abad
keenam Masehi.
11. 2. Periode Jahiliyah, yang dalam satu segi dimulai dari
penciptaan Adam hingga kedatangan Muhammad, tetapi lebih khusus
lagi__ seperti yang digunakan dalam buku ini__ meliputi kurun satu
abad menjelang kelahiran islam.
12. 3. Periode Islam, sejak kelahiran Islam hingga masa sekarang.
13. Sebagian besar masyarakat Arab Utara, termasuk Hijaz dan
Najed adalah masyarakat Nomad. Sejarah orang-orang baduui pada
dasarnya dipenuhi dengan kisah peperangan gerilya, yang disebut
dengan ayyam al-Arab (Hari-hari Orang Arab). Selama periode itu
terjadi bebagai serangan dan perampokan, tanpa pertumpahan darah.
Masyarakat yang bermukim di Hijaz dan Najed tidak dikenal sebagai
pemilik peradaban yang maju, keadaan mereka berbeda dengan
tetangga dan kerabat mereka, yaitu orang-orang Nabasia, Palmyra,
Gassan dan Lakhmi, oleh karena itu kajian kita tentang periode
jahiliyah dibatasi pada analisis tentang berbagai pertempuran antara
suku-suku badui utara sekitar satu abad sebelum Hijrah, dan pada
catatan tentang pengaruh budaya-budaya luar terhadap kehidupan
penduduk Hijaz menjelang kedatangan islam.
14. Catatan yang ada hanya memberikan sedikit informasi
tentang periode Jahiliyah. Sumber-sumber yang menjelaskan periode
ini, karena orang-orang Arab Utara tidak punya budaya tulis, hanyalah
riwayat, legenda, peribahasa, dan terutama syair yang sayangnya
tidak satupun dituangkan dalam bentuk tulisan sebelum abad ke dua
dan ke tiga Hijriah. Orang-orang Arab Utara baru mengembangkan
budaya tulis menjelang masa Muhammad.
15. Salah satu fenomena sosial yang menggejala di Arab
menjelang kelahiran islam adalah apa yang dikenal dengan sebutan
Hari-hari orang Arab (ayyam al-Arab). Ayyam al-Arabmerujuk pada
permusuhan antar suku yang secara umum muncul akibat
persengketaan seputar hewan ternak, padang rumput atau mata air.
Persengketaan itu menyebabkan seringnya terjadi perampokan dan
penyeranganya, dan memunculkan sejumlah pahlawan lokal. Para
pemenang dari suku-suku yang bersengketa menghasilkan perang
syair yang penuh kecaman diantara para penyair yang berperan
sebagai juru bicara setiap pihak yang bersengketa. Meskipun selalu
siap untuk berperang, orang-orang badui tidak serta merta berani
mati. Jadi mereka bukanlah manusia haus darah seperti yang mungkin
dikesankan dari kisah-kisah yang kita baca. Meskipun demikian Ayyam
al-Arab merupakan cara alami untuk mengendalikan jumlah populasi
orang-orang badui yang biasanya hidup dalam kondisi semi kelaparan,
dan yang telah menjadikan peperangan sebagai jatidiri dan watak
sosial. Berkat Ayyam al-Arab itulah pertarungan antar suku menjadi
salah satu institusi sosial keagamaan dalam kehidupan mereka.
16. 2.2.2 Kondisi Kebudayaan Masyarakat Jahiliyah
17. .
18. 2.2.3 Kondisi Perekonomian Masyarakat Jahiliah
19. Arabia merupakan wilayah yang gersang dan terletak di gurun
tandus dengan cuaca yang tidak bersahabat dan tidak menyehatkan .
Burckhardt, yang mengunjungi kota makkah pada bulan agustus 1814,
menggambarkan pemandangan dan rute perjalannya sebagai wilayah
yang paling memberikan inspirasi dan mengagumkan yang pernah ia
lihat sejak kunjungan ke Libanon (K.Hitti,Philip,2002:129). Kota
terpenting di hijaz yaitu makkah karena merupakan tempat yang di
sucikan dan di kunjungi penganut agama asli makkah , selain itu juga
orang yahudi .
20. Perdagangan merupakan sarana yang paling dominan untuk
memenuhi kebutuhan hidup (syaikh syafiyurrahman al-mubarakhful,
2009 : 34). Tetapi sebagian mereka kondisi perekonomiannya
umumnya payah. Mata pencahariaan sebagian berternak dan bercocok
tanam. Tentang perindustrian atau kerajinan banyak di kenal seperti
hasil dari Yaman jahit menjahit, menyamak kulit dan lain-lain.
21. Kekayaan yang di miliki mereka banyak mengundang
peperangan sehingga kemiskinan, kelaparan dan orang telanjang
merupakan hal yang biasa. Sedangkan masyarakat umumnya
perekonomiannya miskin dan menderita. mereka menggunakan sistem
pinjam-meminjam yang di dasarkan sistem renten/riba (wildana
wargadinata dan laily ftriani, 2008 : 42).. Keadaan ini juga berlaku pada
masyarakat Yahudi yang memperlakukan pihak yang berhutang secara
kejam.
22. 2.2.4 Kondisi Politik Masyarakat Jahiliyah
23. Najed sebuah dataran tandus yang berfungsi sebagai
penghambat , memiliki tiga kota di antaranya Taif , Makkah dan
Madinah ( kota yang bertetangga). Najed tidak pernah di jajah oleh
negara lain kecuali sebagian kecil wilayah bagian utara yang di kuasai
dan diperebutkan oleh Imperium Persia dan Romawi. Sehingga
masyarakat Arab terpecah belah sehingga mereka membuat masing-
masing suku.
24. Masyarakat Arabia terpecah belah, retak menjadi kepingan
kepingan disebabkan permusuhan antar suku. Peperangan dan
penyerbuan antar suku bagaikan kesibukan setiap hari. Mereka sangat
menekankan hubungan kesukuan, sehingga kesetiaan atau solidaritas
kelompok menjadi sumber kekuatan bagi suatu kabilah atau suku.
Orang Arab tidak mengenal sistem
pemerintahan pusat , karenanya jika terjadi permusuhan antara
suku-suku tersebut tidak ada pihak yang menjadi penengah sehingga
dapat menjadikan peperangan ini berlangsung selama bertahun-tahun
(wildana wargadinata dan laily ftriani, 2008 : 41).
25. Peperangan antar suku atau kabilah sering terjadi sehingga sikap
ini tampaknya telah menjadi tabiat yang mendarah daging dalam diri
orang arab. Dalam masyarakat yang suka berperang menyebabkan
harkat martabat menjadi rendah. Dunia arab ketika itu merupakan
keadaan peperangan yang terjadi bertahun-tahun. Pada sisi lain ,
masyarakat Arab tunduk kepada Syekh atau Amir (ketua kabilah) itu
dalam hal peperangan , pembagian harta rampasan dan pertempuran
tertentu . selain itu amir tidak berhak mengatur kabilah-kabilah (Yatim
Badri, 2001:11).
26. 2.2.5 Kondisi Keagamaan Masyarakat Jahiliyah
27. Secara tabiat orang Arab pada masa jahiliyah juga mencari
kekuatan diluar diri mereka yang mereka anggap lebih hebat, lebih
kuat, lebih segala-galanya yang dapat menjaditempat mereka
mengadu, berlindung, dan meminta pertolongan pada saat mereka
mengalami kesulitan, ketakutan, dan tertekan. Mereka mencari sosok
yang dapat mereka sembah. Untuk merealisasikan hal tersebut
mereka menggunakan berbagai macam perantara, sebagaimana yang
dituturkan Dr. Jawwad Aliy dalam bukunya al-mufassol fi al-Tarikh al-
Arab qobla al-Islam(1993:6:5),
, .28
,
, , ,
. ,
29. Kebanyakan orang bangsa Arab masih meyakini dan
melaksanakan ajaran yang disampaikan nabi Ibrahim yang kemudian
diteruskan nabi Ismail. Sepeninggal nabi Ismail ajaran ini mulai
memudar dengan banyaknya ajaran-ajaran yang terlupakan dari
praktik keagamaan dan rutinitas kehidupan mereka. Hanya saja
ajaran inti yang disampaikan nabi Ibrahim masih terjaga sampai
munculnya Amr bin Luhayy seorang pemimpin bani Khuzaah yang
memiliki akhlaq agung seperti baik hati, dermawan, serta
perhatiannya terhadap masalah keagamaan yang begitu tinggi dan
mungkin itulah yang menjadikan dirinya sangat dihormati dan
dipercaya oleh orang Arab pada saat itu.
30. Adapun yang menjadi awal mula munculnya berhala dan
dijadikannya berhala sebagai sesembahan adalah kepergian Amr bin
Luhayy yang menurut syaikh shafiyyurrahman menuju syam, sedang
menurut Hitti pada bukunya History of the Arabs yang dikutib dari
Ibnu Hisyam menuju Moab atau Mesopotamia. Disana dia melihat
penduduk melakukan pemujaan terhadap berhala. Dari apa yang
dilihatnya tersebut dia memberika respon positif sehingga pada saat
dia pulang dia membawa satu berhala yaitu Hubal yang diletakan
didalam Kabah.
31. Hubal adalah dewa yang paling tinggi diantara dewa-
dewa yang lain hubbal digambarkan dalam bentuk manusiayang
memiliki tangan emas yang melambangkan sifat yang dimilikinya
yaitu penguasa, pengasih dan penyayang. Selain hubal ada tiga lagi
dewi yang diagungkan oleh bangsa Arab yaitu al-Lat, al-Uzza dan
Manat ketiganya dianggap sebagai putri Allah. Orang Arab selain
memuja dewa-dewi tersebut juga masih menyembah dewa-dewa kecil
lain yang seperti Dzu al-Kholashoh yaitu dewa-dewa yang mengambil
nama tempat pemujaan, Dzu al-Kaffayn dan Dzu al-Rijl dan Yaghuts,
Wuud, Yauq, Suwa yang penamaannya sesuai dengan sifat ketuhanan
seperti mencintai, menjaga, menolong, dan menghakimi.
32. Tuhan yang diakui oleh seluruh Jazirah Arab adalah Allah, Allah
adalah tuhan yang sifat-sifatnya sama dengan Allah tuhan umat
muslim saat ini hanya saja semua sifat dan fungsi-Nya diserahkan
kepada dewa-dewa atau tuhan-tuhan kecil yang disebut pada paragraf
sebelumnya. Semua ini ditemukan pada prasasti di kawasan Arab
Selatan dan Utara, sebagai mana yang di tulis Ismail R al-Faruqi dan
Lois Lamya al-Faruqi dalam Atlas Budaya Islam(1998:101), prasasti
Arabia Selatan (Main, Saba, Qathaban) maupun Arabia Utara(Lihyan,
Tsamud, dan Shafa)membuktikan bahwa Tuhan Agung yang
disebut Al-Ilahatau Allah sudah disembah sejak zaman.
33. Paada saat ditaklukannya kota Makkah oleh Rosulullah semua
berhala-berhala yang ada dihancurkan termasuk Hubal, lata, Uzza,
Manat dan 360 berhala yang berada disekitar Kabah sebagaimana
yang disebutkan Syaikh Shafiyyurrahman Mubarrakfuri dalam kitab al-
Rahiiq al-Makhtuum yang dikutib dari kitab Mukhtashar Siratur
Rasul(2013:31 trjmh), tatkala Rasulullah menaklukan Makkah,
disekitar Kabah terdapat tiga ratus enam puluh berhala. Beliau
memecahkan berhala-berhala itu hingga berjatuhan semua, lalu
memerintahkan agar berhala-berhala tersebut dikeluarkan dari masjid
dan dibakar.
34. Dalam penyembahan berhala mereka mempunyai beberapa
tradisi yang itu sebenarnya adalah rekaan yang dibuat oleh Amr bin
Luhayy seperti berdiam dihadapan berhala, minta perlindungan pada
berhala tersebut, haji dan thawaf tapi yang disebut-sebut pada saat
thawaf adalah nama-nama berhala tersebut, melakukan taqarrub
dengan memeberi persembahan penyembelihan berhala dengan
menyebut nama berhala yang diberi persembahan, memberi
makanan atau hasil panen khusus pada berhala, bernadzar pada
berhala. Selain itu mereka juga melakukan ritual al-Saibah[2], al-
Bahirah[3], al-Washilah[4], al-Hami[5].
35. Pada dasarnya selain Amr bin Luhayy ada empat hal yang
sangat mempengaruhi penyembahan bangsa-bangsa Arab terhadap
berhala-berhala seperti yang di kemukakan Ismail R al-Faruqi dan Lois
Lamya al-Faruqi dalam Atlas Budaya Islam(1998:100-
101),pertama adalah keinginan manusia akan dewa yang selalu
berada didekatnya bila dibutuhkan. Kedua kecenderunga untuk
mengagungkan orang baik yang sudah meninggal, baik itu leluhur,
kepala suku atau dermawan, sampai tingkat kemanusiaannya menjadi
ketuhanan. Ketiga rasa takut yang terus-menerus yang dialami
manusia ketika menyadari ketidak berdayaan mereka didalam
menghadapi peristiwa dahsyat yang tak dapat dijelaskan atau
peristiwa alam tragis. Keempat hampir tidak adanya keyakinan
transedentalis. Itulah mungkin yang akhirnya menjadikan bangsa Arab
melenceng dan meninggalkan agama Ibrahim.
36. Selain menyembah berhala ada juga masyarakat Arab yang
masih memegang teguh agama Ibrahim, memluk agama Yahudi,
Nasrani, Zoroaster, dan Shabiah. Setidaknya ada dua periode yang
dapat dijadika tolak ukur keberadaan agama Yahudi di jazirah Arab:
37. Periode pertama sebagaimana yang dituang syaikh
Shafiyyurrahman Mubarakfuri yang dikutip dari kitab Qalbu Jazirah al-
Arab dalam kitab al-Rahiiq al-Makhtuum(2013:39), penaklukan
Babilonia dan al- Syiria di Palestina; hal ini menyebabkan orang
yahudi sebagian menjadi tawanan dan sebagian lagi hijrah menuju
Hijaz dan bermuki di kawasan utaranya.
38. Periode kedua dimulai sejak pendudkan Romawi atas Palestina
pada tahun 70 M; perpindahan ini terjadi akibat tekanan yang dialami
orang Yahudi saat itu sehingga memaksa mereka untuk pindah ke
Hijaz dan menetap di Yatsrib, Khaibar dan Taima. Untuk masuknya
agama Yahudi ke Yaman itu melalui pejual jerami Asad bin Abi Karb
yang kelak ketika anaknya Yusuf menjadi penguasa Yaman akan
mengadakan pembantaian besar-besaran terhadap orang Nasrani
yang jumlahnya mencapai 20 sampai 40 ribu jiwa, menurut syaikh
Shafiyyurrahman al-Mubarrakfuri yang beliau kutip dari kitab al-Yaman
Abrat Tarikh dalam kitab al-Rahiiq al-Makhtuum(2013:40), peristiwa itu
terjad pada tahun 523 M.
39. Menurut syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarrakfuri dalam kitab al-
Rahiiq al-Makhtuum(2013:40), sedangkan agama Nasrani masuk ke
jazirah Arab melalui pendudukan orang-orang Habasyah dan Romawi.
Kristenisasi mulai dilkukan orang Habasyah mulai pendudukannya
atas Yaman pada tahun 340 M. Pada saat pendudukannya ini juga
muncul di Najran seorang yang zuhud dengan tulus mengajarkan
ajarn kristen sehingga membuat peduduk Najran tertarik untuk
memeluk agama Nasrani. Masuk untuk kedua kalinya setelah
pembantaian yang dilakukan Dzu Nuwas[6] terhadap orang Nasrani
pada tahun 525 M, hal ini sebagai balasan atas perlakuan Dzu Nuwas,
saat itu Yaman berada dibawah kepemimpinan Abrahah, ditangannya
Nasrani melebarkan sayapnya seluas-luasnya sampai-sampai dia
membuat bangunan tandingan untuk Kabah dengan tujuan agar
ibadah yang dilakukan orang Arab berpindah ke Yaman. Agaknya
usahanya untuk menandingi Kabah ini kurang membuahkan hasil
yang memuaskan sehingga dia hendak menghancurkan Kabah akan
tetapi itu gagal dan justru dia harus meregang nyawa pada saat
memimpin pasukan untuk menghacurkan Kabah karena diserang oleh
burung ababil.
40. Agama majusi banyak dianut oleh kalangan Arab yang berada
didekat Persia sperti Irak, Bahrain, Hajar dan teluk Arab yang
bertangga dengannya. Sedang agama shabiah dianut oleh
suku Kaldaniyin (chaldaneans) di daerah Irak ini beerdasarkan
penggalian yang dilakukan oleh para arkeolog disana. Sebenarnya
agama ini adalah agama yang dianut kaum Ibrahim, yang sebenarnya
selain di Irak agama ini adalah agama asal masyrakay Yaman dan
Syam pada zaman purbakala sebelum datangnya agma-agama
baru.
41. 2.3 Karakter Masyarakat Arab (Pra Islam) Jahiliyah
Sebelum Islam dan Menjelang Kedatangan Islam.
42. Pengaruh terhadap karakter seseorang itu bisa di
pengaruhi oleh kondisi alam . hal semacam ini di alami di jazirah arab,
baik dari bentuk fisik maupun psikis . memang kita tidak memungkiri
bahwa di tengah masyarakat jahiliyah terdapat hal-hal hina,
amoralitas, dan masalah-masalah yang tidak bisa di terima oleh akal .
tetapi mereka juga memiliki karakter yang positif selain negatif .
Nourouzzaman Shiddiqi menjelaskan karakter-karakter bangsa arab
sebagai berikut (wildana wargadinata dan laily ftriani, 2008 : 51) :
43. 2.3.1 Karakter Negatif
44. Karakter-karakter negatif bangsa arab :
45. a. Sulit Bersatu
46. Setiap manusia membutuhkan sumber-sumber yang dapat
melangsungkan hidup. Jika sumber tersebut sangat terbatas maka
manusia cenderung untuk membentuk kelompok kecil. Sehingga pada
masa jahiliyah mereka membentuk kelompok-kelompok kecil tidak
semuanya bersatu. Karena orang yang tidak memiliki hubungan darah
di anggap musuh. Sehingga persatuan masyarakat yang hanya di
dasarkan pada tali hubungan darah inilah yang menyebabkan
timbulnya sikap chauvenis[7] yang sempit , yang tidak mau tunduk
kepada pemimpin yang berada di luar sukunya , oleh karena itu sulit di
lahirkan persatuan yang menyeluruh (wildana wargadinata dan laily
ftriani, 2008 : 52-53).
47.
48. b. Gemar Berperang
49. Berjalannya waktu maka anggota mulai bertambah sehingga
kebutuhan mulai berebutan karena terbatasnya sumber kehidupan.
Untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka harus berperang . menurut
pandangan orang arab perang itu adalah halal (wildana wargadinata
dan laily ftriani, 2008 : 53). Sehingga perang itu menjadi gaya hidup
dan seolah-olah menjadi tradis bangsa jahiliyah.
50. c. Kejam
51. Mereka di anggap kejam karena kelakuan sosial mereka seperti
menggubur anak perempuan hidup-hidup dan mereka suka berperang.
Sebab-sebab mereka melakukan seperti itu karena untuk menunjang
berlangsungnya hidup mereka serta cara hidup mereka yang
berpindah-pindah.
52. d. Pembalas Dendam
53. Dalam tatanan arab pengikat tali persaudaraan sangatlah erat
sehingga darah miliki nilai yang sangat tinggi. Sehingga menjadi
kewajiban dan penghormatan bagi seluruh anggota suku untuk
menuntut pertumpahan darh tersebut. Penuntutan balas ini bisa
berlangsung berpuluh-puluh tahun misalnya perang basus.
54. e. Angkuh dan Sombong
55. Sebenarnya sifat pembalas dendam itu lahir dari sifat sombong .
Dari sifat tersebut terjadilah permusuhan dan mengakibatkan
perkelahian. Mereka merasa benar sendiri, terbaik, terhormat dari
pada yang lainnya.
56. f. Pemabuk dan Penjudi
57. Minuman bagi orang Arab adalah barang yang mewah(wildana
wargadinata dan laily ftriani, 2008 : 59). Ini sebagai tanda
bahwasanya orang Arab yang mabuk-mabukkan berarti orang yang
miliki harta yang lebih dan tujuannya mereka adalah untuk
memamerkan . selain itu, bagi orang Arab hal tersebut sebagai
pelarian atau untuk menghilangkan masalah yang mereka miliki.
58. 2.3.2 Karakter Positif
59. Telah d sebutkan beberapa karakter
negatif masyarakat jahiliyah yang memberi gambaran seakan akan
orang orang jahiliyah itu adalah mahluk yang tidak berguna. Padahal
sejarah mencatat bahwa merekalah kemudian pembuat sejarah dunia
yang mengagumkan dan bahkan merekalah yang telah meningkatkan
kebudayaan umat manusia setelah mereka memeluk islam. Oleh karna
itu pastilah pda diri mereka ada sifat sifat positif yang potensial , di
samping mereka mengenal kode etik yang mereka pegang tegu yang
merupakan kunci keberhasilan mereka dan sekaligus pula merupakan
ciri ciri dari manusia yang berbudaya tinggi. Adapun watak watak dan
tradisi positif bangsa arab seperti yang di kemukakan
tohir ( 1981:110-116) antara lain sebagai berikut:
60. a. Kedermawanan
61. adalah suatu hal yang lumrah sekali jika kederemawanan dan
murah tangan mendapat tempat tertinggi untuk mengkualifikasikn
seseorang itu termasukl orang yang mulia, mengingat bagaimana
sulitnya mencri nafkah di gurun yang sangat gersang itu. Dikalangan
masyarakat jahiliyah, kedermawanan adalah merupakan bukti
kemuliaan seseorang. Makin dermawannya seseorang, Makin
dikagumilah dia. Namun harus diingat kedermawanan yang di
perlihatkan oleh seseoarang arab jahiliyah itu bukanlah didorong oleh
motif motif kerahiman atau kebaikan hati, tetapi hanya di dasari oleh
sikap kesatria saja yang cenderung pada keinginan hati untuk di
muliakan dan dikagumi.
62. islam kemudian yang merubah pandangan dan sikap arab
jahiliyah terhadap kedermawanan ini dari beraspekkan bermegah
megah kepada mencari keridlaan allah.
63. b. Keberanain dan kepahlawanan
64. adalah satu syarat yang mutlak diperlukan untuk
dapat mempertahankan hidup di gurun yang kejam dan ganas itu.
Oleh karna itu tidaklah mengherankan jika keberanian mendapat nilai
yang paling tinggi dan menjadi unsur yang paling esensi dari muruah.
65. c. Kesabaran
66. adalah merupakan nilai moral yang tinggi di kalangan bangsa
arab badui, dan merupakan inti pokok dari keberanian atau sekurang
kurangnya merupakan bagian darinya. Di dalam kehidupan di gurun
pasir di mana syarat hidup begitu keras maka setiap orang dituntut
memiliki kesabaran dan tahan menderita yang besar untuk dapat
mempertahankan hidupnya dan kelangsungan hidup sukunya.
67. d. Kesetiaan dan kejujuran
68. dalam masa jahiliyah kesetiaan hanyalah diperuntukkan bagi
saudara saudara yang didasari atas ikatan (hubungan darah). Dalam
lingkungan yang sempit suku-, inilah kesetiaan itu diimplementasikan
secra mutlak. Seorang arab badui bersedia berkorban untuk
kepentingan saudaranya sesuku. Kesetiaan orang arab badui dalam
memegang janji ini dapat dilihat dari cerita ini lahirlah pepatah arab
awfa min as-samauel . dia rela melihat anaknya di bunuh di depan
matanya oleh panglimah perang hirah harits ibn dhalim, demi
memegang janjinya pada imruul qais yang sedang dikejar kejar
musuhnya dalam pelariannya, dan sambil meminta bantuan dari
Byzantium pernah singgah di tempat as-samauel di al-ablaq.
69.
70. e. Ketulusan dan berkata benar
71. merupakan salah satu sifat dari orang orang arab jahiliyah.
Sebagaimana ketulusan ini adalah nilai moral yang tinggi bagi
manusia. Etika moral manusiawi ini oleh islam diperjelas dengan
menempatkan berkata benar itu dengan sesuatu yang haq.
(wildana,laily,2008:59-67) .
72. 2.4 Kota-Kota Utama Hijaz : Taif, Mekkah, Dan
Madinah
73. Hijaz merupakan sebuah sebutan lama untuk daerah
Arab Tengah. Secara geografis, Hijaz hanyalah sebuah dataran rendah
tandus yang menjadi pemisah antara dataran tinggi Nejed dan daerah
Pesisir. Hijaz mencakup tiga kota yaitu Thaif, Mekkah dan Madinah.
74. Kota Taif terletak di sekitar wilayah yang ditumbuhi
pepohonan lebat dengan ketinggian sekitar 6000 kaki di atas
permukaan laut dan digambarkan sebagai sepotong tanah Suriah,
merupakan penginapan musim panas bagi kalangan Aristocrat Mekkah
sejak dahulu hingga saat ini.(Philip k. Hitti) Taif merupakan daerah
subur yang mampu menghasilkan bermacam-macam komoditas
seperti semangka, pisang, ara, anggur, kenari, persik, delima, dan lain-
lain. Karena keindahannya (bila dibandingkan dengan kota-kota di
Hijaz) Taif digambarkan sebagai titisan surga di padang pasir.
75. Mekkah terletak di sebelah selatan Hijaz, sekitar 45 mil
dari laut merah, di sebelah lembah yang gersang dan berbukit.
Berbeda dengan kota Taif yang suhunya relative lebih sejuk, kota
Mekkah bersuhu panas yang luar biasa.
76. Kota Mekkah terkenal dengan sebutan kota suci, hal ini
dikarenakan di kota ini terdapat Kabah, bangunan yang disucikan oleh
umat Islam. Pada masa Jahiliah, Kabah merupakan bangunan suci bagi
kaum penganut kepercayaan asli Mekkah dan umat-umat Yahudi yang
mukim di sekitarnya. Karena itulah banyak orang Mekkah sendiri
maupun orang dari luar Mekkah yang secara rutin berziarah ke
Kakbah setiap tahunnya.
77. Untuk mengamankan para peziarah yang berkunjung ke
Mekkah dari incaran perampok, didirikanlah pemerintahan yang
awalnya dipimpin oleh dua suku terkemuka saat itu, yaitu jurhum
sebagai pemegang kekuasaan politik dan Ismail (keturunan nabi
ibrahim). Kekuasaan politik selanjutnya berpindah ke suku Khuzaah
dan akhirnya ke suku Quraisy di bawah pimpinan Qushai. Setelah
runtuhnya kerajaan Himyar, Mekkah pun menjadi pusat perdagangan
wilayah Arab yang ramai dikunjungi pedagang.
78. Secara geografis, kota Yatsrib (sekarang Madinah)
terletak 150 km sebelah utara kota Mekkah. Yatsrib memiliki suhu dan
kesuburan tanah yang jauh lebih baik dari pada kota
tetangganya. Kota ini merupakan jalur perdagangan rempah-rempah
yang mengubungkan Yaman dengan Suriah. Inilah kota oasis yang
sangat subur dan sangat cocok untuk ditanami kurma.
79. Sebelum kedatangan Islam, kawasan ini dihuni oleh orang Arab
keturunan Aramaik yang telah menganut agama Yahudi yaitu bani
Nadzir dan bani Quroidzoh serta dua suku utama non Yahudi yaitu Aws
dan Khazraj. Bangsa Aramaik di Yatsrib sendiri merupakan orang-
orang Israel yang berasal dari Palestina yang melarikan diri saat
ditaklukkan oleh Romawi pada abad awal Masehi. Dengan keahliannya
bercocok tanam dan membuat peralatan dari besi, orang Yahudi
berhasil menjadikan Madinah sebagai kota pertanian yang maju di
zamannya.
80. 2.5 Pengaruh Kebudayaan Saba, Abissinia, Persia, dan
Gassan
81. Meskipun tidak berada dalam arus utama peraturan dunia, Hijaz
pra-Islam tidak bias dikatakan sebagai tempat yang tidak penting.
Keistimewaan dan kedudukannya yang pentingdalampercaturan
global mulai mencuat sejak tahun kedelapan Hijriah ketika Islam
merebut kota itu dan ketika ayat ke-28 surat ke-9 diturunkan. Pada
abad pertama setelah Muhammad wafat, muncul sejumlah dokter,
musisi, serta pedagang Kristen dan Yahudi di kota kelahirannya.
82. Peradapan Arab Selatan terdahulu tidak sepenuhnya punah
tanpa bekas untuk para penerusnya yang menghuni kawasan Arab
Utara. Tulisan Abrahah tahun 532-543 tentang hancurnya bendungan
Marib dimulai dengan kata-kata berikut: dengan kekuatan, kemuliaan
dan kasih sayangYang Maha Pemurah [Rahmaan] dan Penyelamat
serta Roh Kudus. Kata Rahman sangat penting karena memiliki
padanannya pada bahasa Arab Utara, al-Rahman, yang kemudian
menjadi sifatutama Allah dan salah satu nama surah dalam al-Quran,
juga dalam kepestakaan teologi Islam. Bahkan, salah satu surah al-
Quran, yaitu surah ke-19 di dominasi oleh kata al-Rahman.
[8]Meskipun digunakan dalam berbagai tulisan untuk merujuk pada
Tuhan orang-orang Kristen, kata itu jelas-jelas dipinjam dari nama
salah satu dewa tertua di Arab Selatan. Al-Rahim (MahaPenyayang)
juga muncul sebagai nama dewa (RHM) dalam tulisan-tulisan pra-Islam
dan tulisan orang-orang Saba. Tulisan Arab Selatan lainnya
menggunakan kata syirk, yang diasosiasikan dengan politiesme,
jenissyirk yang sangat ditentang keras dalam dakwah Nabi
Muhammad. Monotiesme Muhammad memerintah dan menekan
ummatnya untuk menyembah satu-satunyawujud yang tertinggi, dan
menafikan seluruh wujud sembahan lain selain Dia, meskipun pada
dewa-dewa kecil. Pada tulisan-tulisan yang sama juga dijumpai istilah
teknis yang berarti tidak beriman, KFR, seperti yang digunakan dalam
bahasa Arab Utara.
83. Kebudayaan lain yang cukup berpengaruh terhadap kehidupan
masyarakat Hijaz adalah kebudayaan Abissinia. Populasi rumpun
Semit yang menghuni pesisir barat daya Laut Merah seperti yang telah
kita diskusikan mauk kesana secara bertahap dari arah barat daya
Arab. Orang-orang Abissinia ini begitu mereka dikenal membentuk
suatu bagian penting dalam aktifitas perdagangan internasional, yang
ketika itu dimonopoli oleh orang-orang Saba-Himyar, khususnya dalam
komoditas rempah-rempah, yang jalur utamanya melintasi Hijaz.
Selama sekitar 50 tahun sebelum kelahiran Nabi, orang-orang Abissinia
telah membangun kekuasaannya di Yaman, dan pada tahun
kelahiranNabi, mereka telah berada di gerbang kota Makkah dan
mengancam hendak menghancurkan bangunan suci Kabah. Makkah
sendiri merupakan sebuah koloni orang Abissinia Kristen. Bilal,
[9] pemilik suara yang bagus dan keras, yang karenanya ia diangkat
menjadi muezzin Nabi, adalah orang kulit hitam dari Abissinia.
Beberapa ayat al-Quran tentang lautan dan gelombang dan anginnya
yang besar (Q.S. 16: 14; 10: 22-23; 24: 40), dengan ciri khasairnya
yang jernih, merupakan cerminan dari hubungan transportasi laut yang
aktif pada masa itu antara Hijaz dan Abissinia. Ketika masyarakat Islam
yang baru lahir mendapat tekanan keras dari orang-orang Quraisy,
Abissinia menjadi tempat perlindungan mereka.
84. Kebudayaan Persia turut mewarnai keadaan penduduk Hijaz dan
perkembangannya pada masa-masa berikutnya. Budaya ini mulai
memasuki tanah Arab pada abad menjelang kemunculan agama Islam.
Persia, yang menganut agama Zoroaster, bersaing dengan Abissinia
untuk memperoleh supremasi di Yaman. Pengetahuan senimiliter
Persia diwariskan kepada orang-orang Arab dari sebelah selatan dan
utara melalui orang Arab Persia, yang beribukota di Hirah. Sebelum
riwayat menyebutkan bahwa Salman dari Persia itulah yang
menyarankan kepada Nabi untuk menggali parit sebagai strategi
pertahanan kotaMadinah.
85. Pada masa pra-Islam, Hirah negeri satelit Persia merupakan
jalur utama penyebaran pengaruh budaya Persia dan, belakangan,
pengaruh Nestor Aramaik, kedunia Arab. Sebagai kelak orang-orang
Nestor menjadi penghubung utama antara budayaYunani dan Islam,
saat itu mereka menjadi media utama penyebaran gagasan-gagasan
budaya Utara, yaitu Aramaik, Persia, Hellenik, ketengah-tengah pagan
Arab.
86. Sementara orang-orang Kristen Nestor dari Hirah telah
memengaruhi orang-orang Arab di perbatasan Persia, para penganut
gereja Monofisik dari Gassan mulai menyebarkan pengaruh mereka
pada orang-orang Hijaz. Selama empat abad sebelum Islam, keturunan
Arab yang telahmenjadi orang Suriah ini memungkinkan terjadi
persentuhan antara dunia Arab, tidak hanya dengan Suriah, tetapi juga
dengan Bizantium. Karena itulah, nama-nama seperti Daud, Sulaiman,
dan Isa telah dikenal baik oleh orang-orang Arab pra-Islam.
87. Namun, pengaruh yang berhembus dari utara ini tidak perlu
dibesar-besarkan karena gereja monofisi kata ugerejanestor tidak
cukup kuat untuk menyebarkan gagasan keagamaan mereka. Berbagai
sumber yang dihimpun oleh Pere Cheikho telah cukup mewadai untuk
membuktikan bahwa agama Kristen telah berakar kuat di berbagai
kuat di dataran Arab Utara. Meski demikian, sumber-sumber itu
mampu mengunggapkan bahwa para penyair pra-Islam telah akrab
dengan berbagai gagasan dan istilah-istilah Kristen. Sejumlah besar
kosakata Aramaik diadopsi menjadi kosakata Arab kuno.[10]
88. Monotiesme yang memengaruhi Arabiah tidak sepenuhnya
berasal dari agama Kristen. Sebelum Kristen menyentuh wilayah ini,
berbagai koloni Yahudi telah berkembang di Madinah dan daerah-
daerah oasis di sebelah utara Hijaz. Al-Jumahi ( 845) menulis satu
bagian dalam biografinya yang secara khusus membahas kehidupan
para penyair Yahudi-Madinah dan lingkungannya. Bahkanbuku al-
Aghani pun menyebutkan sejumlah penyair Yahudi di Arab. Tapi, satu-
satunya penyair Yahudi yang mewariskan diwan kepada kita adalah al
Samawal (Samuel), dari al-Ablak dekat tema, yang hidup semasa
denganImru al-Qois. Namun, puisi-puisinya tidak ada bedanya dengan
puisi pagan belakangan, sehingga keYahudian al Samawal patut
dicurigai. Di Yaman, agama Yahudi telah menjadi agama Negara
dibawah pemerintahan DzuNuas.
89. Ringkasnya kita bias menyatakan bahwa Hijaz pada abad
kelahiran Muhammad dikelilingi oleh berbagai perngarih yang berbeda,
baik dari sisi intelektual, keagamaan, maupun material, baik yang
dating dari Bizantium, Suriah (Aramaik), Persia, dan Abissinia, maupun
yang dating melalui kerajaan Gassan, Lakhmi danYaman. Meski
demikian, kita tidak bias menegaskan bahwa Hijaz mengalami kontak
budaya penting dengan peradaban-peradaban yang lebih tinggi di
utara, sehingga mengubah aspek budaya aslinya. Di satu sisi,
meskipun agama Kristen berhasil memantapkan kedudukannya di
Najran, dan agama Yahudi di Yaman dan Hijaz, keduanya tidak begitu
memengaruhi hati orang-orang Arab Utara. Di sisi lain, agama pagan
kuno yang berkembang di semananjung Arab tampaknya telah
mencapai anti klimaks ketika ia tidak bias lagi memenuhi tuntutan
spiritual masyarakat dan terkalahkan oleh kelompok yang
mengebangkan ajaran monoteis yang masih samar---kelompok yang
menyebut dirinya sebagai kelompok hanif. Umaiyah ibn Abi al Shalt (w.
624), sepupu kedua Nabi Muhammad dari jalur ibunya, danWaraqah
ibn Nawfal, sepupu Khodijah, termasuk ke dalam kelompok itu,
meskipun berapa sumber mnyebutkan bahwaWaraqah adalah pemeluk
agama Kristen. Dari sisi poloitik, kehidupan nasional terorganisir yang
berkembang di Arab Selatan kini benar-benar terganggu. Akibatnya,
muncul anarqi dalam bidang politik dan keagamman. Sebuah
panggung telah di buat dan saat-saat yang kondusif secara psikologis
telah siap untuk menyambut datangnya seorang pemimpin besar
agama dan bangsa.(Philip K. Hitti:2002:131)
90. KONDISI MASYARAKAT MAKKAH SEBELUM KENABIAN

1. Menurut Ahli sejarah kondisi bangsa Arab di zaman Jahiliyah


waktu itu dalam segi keagamaan, mereka menyembah berhala,
serta menyembelih hewan-hewan qurban di hadapan patung-
patung itu untuk memuliakannya. Mereka pada umumnya
tenggelam dalam kemusyrikan dan dalam kehidupan yang
berpecah belah serta saling berperang. Setiap sengketa yang
timbul dikalangan mereka, mereka serahkan penyelesaiannya
kepada para pemimpin mereka.

Anda mungkin juga menyukai