Anda di halaman 1dari 18

|Amirulloh Sain Asari

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN TAFSIR DI


ASIA TENGGARA
(Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura dan Thailand)

Amirulloh Sain Asari


Dosen IAI Shalahuddin Al Ayyubi Bekasi
misykat_iiq@yahoo.com

Abstrak
Artikel ini membahas sejarah dan perkembangan ilmu
Tafsir di Asia Tenggara tepatnya di İndonesia, Malaysia,
Singapore, Brunai Darussalam, dan Thailand, kemudian
difokuskan pada kajian riwayat hidup sang penulis, motode yang
digunakan, karakteristik, dan latar belakang penulisannya. Dan
sebagai data pelengkap penulis menyusun tabel riwayat karya
tafsir di masing-masing negara yang diurutkan berdasarkan tahun
penulisannya. Adapun tujuan dari kajian ini adalah menemukan
karakter tafsir yang ramai ditulis dan diajarkan di Asia Tenggara
sebagai pola ideal dalam mengajarkan al-Qur‟an di masyarakat.

Abstrak
Tulisan ini memaparkan tentang sejarah dan
perkembangan tafsir di Asia Tenggara yaitu Indonesia, Malaysia,
Brunei Darusalam, Singapura dan Thailand, bertujuan untuk
memberikan wacana baru kepada dunia akademis, bahwa Islam
mempunyai khazanah lain di Asia Jauh yang dikenal dengan
nama negara yang majemuk karena Islam masuk ke
negara-negara tersebut tanpa peperangan. Dan untuk
memberikan informasi terkait kitab-kitab tersebut, pengaruh
penulis dan metode tafsirnya secara umum.

Kata Kunci : Sejarah, Perkembangan Tafsir, dan Asia Tenggara


Waratsah,Volume 01, Nomor 02, Desember 2016 |171
Sejarah dan Perkembangan Tafsir di ASIA Tenggara : Indonesia, Malaysia, Brunei
Darussalam, Singapura dan Thailand|
A. Sejarah dan Perkembangan Tafsir di IndonesiaIndonesia
merupakan negara muslim terbesar di dunia, mengacu pada sensus
penduduk tahun 2010 menunjukkan bahwa sekitar 87,18% atau
sekitar 207 juta jiwa penduduk Indonesia dari total 238 juta jiwa
adalah umat Islam. Meskipun Islam merupakan agama mayoritas
namun Indonesia bukanlah negara Islam, pemerintahannya
berdasarkan demokrasi dan hukum konvensional.
Pendapat yang lebih unggul bahwa Islam masuk ke
Indonesia pada tahun 625 dari negara-negara Arab, mereka telah
menetap di pesisir barat Sumatera di Barus.1. . . . Pada tahun 651
pada masa pemerintahan Khalifah Utsman b. Affan (644-656)
memerintahkan pengiriman duta besar ke Muawiyah b. Abu
Sufyan terletak di Jepara, Kalinga Raya. Hasil Masuk Islam Raja
Jay Sima. Dan pada tahun 718 pada masa kekhalifahan 'Umar b.
Abdul Aziz di masa Kerajaan Bani Umayyah, Sri Indrawarman
seorang raja Kerajaan Sriwijaya juga masuk Islam.2
Mayoritas umat Islam adalah Ahlusunnah wal Jamaah dan
aliran Syafi'i, sebagian diantaranya adalah aliran Syi'ah dan Salafi.
Sistem pendidikan tertua yang mengajarkan agama Islam dikenal
dengan “Pondok Pesantren” (Pondok Pesantren), yang
pendidikannya berpusat di masjid untuk membahas beberapa
permasalahan Islam. Dan setelah kemerdekaan pada tahun 1945,
pendidikan Islam telah berkembang dengan baik seperti Madrasah
Ibtidaiyah (Sekolah Dasar), Madrasah Tsanawiyah (Sekolah
Menengah Pertama) dan Madrasah Aliyah (Sekolah Menengah
Atas). Dan untuk tingkat universitas juga ikut berkembang, hal ini
terlihat dengan hampir di setiap provinsi di Indonesia terdapat
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) dan beberapa perguruan
tinggi Islam lainnya di seluruh pulau di Indonesia.
Terkait dengan sejarah dan perkembangan tafsir di
Indonesia, kita tidak bisa lepas dari unsur di atas, bahwa
kitab-kitab tafsir yang tersebar dan dipelajari di Indonesia
mayoritas adalah aliran Ahlu Sunnah wal Jamaah yang menjadi
pembelajaran di beberapa pesantren di seluruh Indonesia,
khususnya. di Pulau Jawa. Dan baru pada tahun 1970 pendidikan
tafsir diajarkan di sekolah-sekolah Islam dan universitas.
Dan mengenai perkembangan tafsir dari masa ke masa di
Indonesia dapat kita bagi dalam empat tahap dibawah ini:

1
Haji Abdul Karim (HAMKA).Sejarah umat Islam. Mizan, Jogjakarta
1999, p. 78.
2
Zainal Abidin Ahmad.Ilmu politik Islam V, Sejarah Islam dan
Umatnya sampai sekarang; Bulan Bintang,Bandung, 1979, hal. 56.

172 |Waratsah,Volume 01, Nomor 02, Desember 2016


|Amirulloh Sain Asari

1)Zaman Klasik,itu dari jam 7th- 15thAbad ini merupakan periode


pertama masuknya Islam dan Al-Quran di Indonesia, tafsir
pada era ini belum bisa dikatakan sebagai tafsir, meskipun
pada saat yang sama di dunia Arab sudah ada beberapa kitab
tafsir yang baik bentuknya.
Namun kondisi Indonesia pada saat itu hanya memerlukan
penafsiran ayat-ayat sederhana untuk kebutuhan dakwah Islam
sehingga kitab-kitab tafsir sedikit dan jarang serta untuk
menelusuri karya-karya yang muncul pada masa klasik
sangatlah sulit. Dan sedikitnya menulis tafsir disebabkan oleh
beberapa faktor, antara lain :3
a) Menulis pada waktu itu belum begitu penting bagi
masyarakat. b) Masyarakat awam pada masa itu lebih
menyukai penjelasan praktis isi Al-Qur'an dibandingkan
membaca buku berbahasa Arab.
c) Masyarakat pribumi masih kesulitan dalam belajar
membaca huruf arab yang masih cukup asing bagi mereka.
2)Abad pertengahan,dari tanggal 15th- 17thabad ini, pada periode
ini dimulai dengan tafsir sederhana dan menulis beberapa
buku yang menjelaskan makna Al-Qur'an dan kata-kata yang
sulit dipahami. Komentator karakter pada saat itu adalah:
a) Kitab tafsir ini ditulis dengan “Arab Pegon” yaitu teks
bahasa Melayu yang ditulis dengan huruf Arab.
b) Kitab tafsir ini lebih mirip terjemahan Al-Qur'an, karena
penafsirannya singkat dan sederhana. c) Kitab-kitab tafsir ini
memang menjelaskan perbedaan aliran dan perdebatan ulama
dalam tafsir.4
Ada dua ulama yang menjadi wakil pada abad ini, yaitu:
Abdul Rauf bin Ali Al-Jawi Tsumal Fansuri As-Singkili
dengan karyanyaTarjumanu-l Mustafidditulis pada tahun 1599.
Dan Syamsuddin al-Samatrani dengan kitabnyaTafsir Surat
Al-Kahfiditerbitkan oleh Sultan Iskandar Muda di Aceh pada
tahun 1603, manuskrip buku tersebut sekarang berada di
perpustakaan Amsterdam Belanda.

3
Azyumardi Azra. Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan
Nusantara Abad XVII-XVIII. Bandung: Mizan, 2004, hal. 67.
4
L.Anthony H.Johns,Tafsir al-Qur’an di Dunia Indonesia-Melayu:
Sebuah Penelitian awal. Penerbit Melayu, 2008, hal. 37.

Waratsah,Volume 01, Nomor 02, Desember 2016 |173


Sejarah dan Perkembangan Tafsir di ASIA Tenggara : Indonesia, Malaysia, Brunei
Darussalam, Singapura dan Thailand|
3)Abad Pra-modern, dari tanggal 18th- 19thAbad ini merupakan
awal masuknya mazhab-mazhab tafsir yang berbeda-beda di
Indonesia, kedatangan sebagian cendekiawan muslim ini
belajar di negara-negara Arab. 18thAbad ini diketahui bahwa
sebagian ulama menafsirkan Al-Quran dengan pandangan
tasawuf dan mistik, seperti Abdu
Samad al-Palimbani, Muhammad Arsyad al-Banjari, Abdul
Wahhab Bugis, Abdu-r-Rahman al-Batawi dan Daud al Fatani.
Karya-karya mereka tidak memberikan kontribusi langsung
dalam bidang tafsir, namun mereka banyak mengambil
kutipan-kutipan dari Al-Qur’an untuk mendukung dalil atau
alirannya, seperti kitab.Sayru-s Sâlikin,Dan
ringkasan dariIhya 'Ulumu-d Din Imam al-Ghazali.5 Pada abad
ke-19, perkembangan tafsir di Indonesia melambat, karena
sistem pengajaran tafsir selama berabad-abad hanya membaca
dan memahami kitab, tidak menulis tafsir baru. Mereka juga
cukup dengan tafsir Arab atau Melayu. Apalagi pada saat
penjajahan Belanda mencapai puncaknya, maka mayoritas
ulama pergi ke pelosok desa untuk bersembunyi dan mengatur
persiapan perjuangan. Ulama tidak fokus pada penulisan
makalah, namun lebih cenderung mengajar secara lisan.
Beberapa karya dalam masa pengasingan seperti;Labid yang
marahkarya Imam An-Nawawi Al-Bantani Al-Jawi yang
ditulis dalam bahasa Makkah, dan pembahasan tentang Arti
Al-Qur'an dalam bahasa Arab, diterbitkan dijurnal
al-Manartersebar di Pulau Jawa, Sumatera, dan Kalimantan.
4)Zaman modern, dari tanggal 20thabad hingga saat ini. Dikenal
di Indonesia sebagai masa keemasan penemuan tafsir dengan
beragam tafsir dengan mazhab dan gaya penulisan ilmiah.
Pada saat ini juga Alquran diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia secara lengkap dan rapi, dilengkapi dengan
tambahan makna dari berbagai tafsir yang ada dalam Islam.
Penerjemahan Alquran semakin kondusif setelah
ditetapkannya Sumpah Pemuda pada tahun 1928 yang
menyatakan bahwa bahasa nasional adalah bahasa Indonesia.
DanTafsir Al-Furqanadalah terjemahan Alquran pertama yang
diterbitkan pada tahun 1928.Tafsir Hibarnaoleh Iskandar Idris
pada tahun 1934,Tafsiru-s Syamsiyaholeh KH. Sanusi pada
tahun 1938,Tafsir al-Azharoleh Prof. Dr. Buya Hamka pada
tahun 1966.6

5
L.Anthony H.Johns,Tafsir al-Qur’an di Dunia Indonesia-Melayu:
Sebuah Penelitian awal. P. 49.
6
L.Anthony H.Johns., hal. 55.

174 |Waratsah,Volume 01, Nomor 02, Desember 2016


|Amirulloh Sain Asari

Setelah itu, satu persatu karya-karya tafsir tematik mulai


bermunculan seperti:Keajaiban Ayat-ayat Suci al-Qur'anoleh
Joesoef Sou'yb pada tahun 1975,Ayat-ayat Hukum: Tafsir dan
Uraian Perintah-perintah Dalam al-Qur’an oleh Q.A. Dahlan
Shaleh dan M.D. Dahlan pada tahun 1976.Al-Qur’an Dasar
Tanya Jawab Ilmiah oleh Nazwar Syamsu pada tahun
1977.Makhluk halus menurut Al-Qur'anoleh Muhammad Ali
Usman pada tahun 1979.
Ada juga beberapa tafsir yang ditulis dalam bahasa daerah
seperti:Al-Kitab al-Mubinoleh KH. Muhammad Ramli pada
tahun 1974 dalam bahasa Sunda.Alquran
kejawenDanal-Ibrizby KH. Bisyri Mustafa Rembang in 1950
in Java language.

B. Alasan dan Metode Tafsir di IndonesiaDibalik setiap tafsir


terdapat beberapa faktor yang mendorong penulisan dan berikut
kami uraikan beberapa faktor yang mendorong penulisan tafsir di
Indonesia:7
1) Atas permintaan pemerintah, seperti yang dilakukan oleh
Syamsuddin al Samatrani dan Abd Rauf al-Singkily keduanya
menulis tafsir atas permintaan Sultan Iskandar II Aceh.
2) Perlunya dakwah Islam, faktor ini merupakan salah satu faktor
dominan seorang ulama khususnya yang tergabung dalam
komunitas al-Jawwin (Komunitas Javanis) seperti Abd Samad
al-Palimbani dan Muhammad Arsyad al-Banjari.
3) Perlunya penelitian dan pengkajian, seperti Prof. Dr. Quraish
Shihab, Abd Muin Salim untuk mempraktekkan metode
kontemporer yang baru. 4) Penyelesaian studi, dilakukan oleh
mahasiswa yang mempelajari bidang tafsir, khususnya pada
jenjang magister dan doktor. Berikut daftar kitab-kitab tafsir
terbaik yang ditulis pada tahun IbukanDiamiliknya:
TID PENGARANG BEKERJA TAHU
AK N
1
Abdurrauf bin Ali al-Jawi ∙Diterjemahkan oleh 1566
al Fansuri al-Sinkili. Mustafid

2 Syekh Nawawi al-Bantani ∙Labid yang marah 1896

3 Syamsuddin al-Samatrani ∙Tafsir Surat Al-Kahfi 1603

4 Syekh Shaleh As-Samarani ∙Nabi Ar-Rahman 1893


al Jawi

5 Prof. Dr. Mahmud Yunus ∙Tafsir Al-Qur'an Karim 1973

6 Ahmad Hasan ∙Tafsir Al-Furqon 1928

7 Prof. Dr. Teungku ∙Tafsir An-Nur & Al 1966


Muhammad Hasbi Bayan
Ash-Shiddqi

8 Prof. Dr. Buya Malik Haji ∙Tafsir Al-Azhar 1966

7
Nashruddin Bidan.Perkembangan Tafsir al-Qur’an di Indonesia. Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri, 2003, p. 78.

Waratsah,Volume 01, Nomor 02, Desember 2016 |175


Sejarah dan Perkembangan Tafsir di ASIA Tenggara : Indonesia, Malaysia, Brunei
Darussalam, Singapura dan Thailand|
Abdul Karim Bin Abdul
Karim Amrullah (HAMKA)
9 KH. Bisri Mustofa ∙Tafsir Al-Ibris 1956

10 Prof. Dr. Dawam Rahardjo ∙Ensiklopedia Al 1999


qur’an

11 Quraisy Shihab ∙Tafsir Al-Mishbah 2007

12 Kementerian Indonesia ∙Tafsir Tematik Al 2013


Urusan Agama quran

C. Sejarah dan Perkembangan Tafsir di MalaysiaMalaysia


adalah negara multi-ras; tiga ras terbesar adalah: Melayu, Cina
dan India. Jumlah penduduknya sekitar 24 juta jiwa, 60%
beragama Islam, 19% beragama Budha, 9% Kristen, 6% Hindu,
dan 3% Konghucu. Meski pemerintahannya bersifat sekuler,
namun di dalamnya terdapat sembilan kerajaan Islam yang secara
tegas menerapkan syariat Islam. Sembilan kerajaan tersebut
adalah: Pertuan Besar Negeri Sembilan, Sultan Selangor, Raja
Perlis, Sultan Terengganu, Sultan Kedah, Sultan Kelantan, Sultan
Pahang, Sultan Johor dan Sultan Perak. Dan kerajaan kesembilan
ini memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu-ilmu Islam
seperti tafsir.
Pertama, tafsir secara tradisional diajarkan di
masjid-masjid, dan pada tahun 1945 dengan dukungan Kerajaan
Malaysia, tafsir dijadikan pelajaran di sekolah Islam (madrasah) di
Malaysia. Hal ini dapat dibuktikan dengan masuknya pelajaran
Alquran di Sekolah Maahad Muhammadi pada tahun 1945. Dan
pada tahun 1959 Kementerian Pendidikan Malaysia secara resmi
memasukkan mata pelajaran tersebut ke sekolah dasar dan
menengah Islam di Malaysia. Tafsir secara lebih mendalam
ilmunya diajarkan di perguruan tinggi. Dan pertama kali diajarkan
pada tahun 1959 di Akademi Pengajian Islam Universitas
Malaya.8
Dan tafsir semakin berkembang setelah rencana
pemerintah diterapkan di tempat lain di Malaysia seperti:
Akademi Pengajian Islam di Universitas Kebangsaan Malaysia,
Universitas Islam Antar Bangsa, Universitas Sains Islam
Malaysia, Universitas Islam Kontemporer Darul Iman Malaysia,
Pusat Islam dan Sosial. Perkembangan, Fakultas Peradaban Islam
di Asia (Titas) dan Universitas Pendidikan Sultan Idris, Tanjong
Malim.

8
Zuraida binti Usman,Praktek dan Keterampilan Membaca Al-Qur'an
di Kalangan Mahasiswa Institut Bahasa Melayu, Kuala Lumpur: Universitas
Malaya, 2006.p.23
176 |Waratsah,Volume 01, Nomor 02, Desember 2016
|Amirulloh Sain Asari

Beberapa tafsir yang ditulis kebanyakan sebagai


rangkuman hikmah. Dan penafsiran ini mempunyai rentang yang
berbeda-beda sesuai dengan latar belakang penulisnya. Ada yang
datang dari Mekkah dan Madinah, Mesir, Pakistan, dan India.
Makah dan Medina mewakili tafsirtafsir bi-l ma'sur,dan para
ulama Mesir mewakili penafsirannyapendapat tefsir bi-r, dan
cendekiawan Pakistan dan India sebagai
representasiKoreksi(pembaru) dengan tokoh terkenal yaitu Syekh
al-Marbawi.9Beberapa tafsir Malaysia dengan berbagai aliran
seperti fberikut:10
TID PENGARANG BEKERJA TAHUN
AK
1 Tuan Haji Muhammad ∙Tafsir Nur al-Ihsan 1391 H
Sa'id bin Umar

2 Sayed Syeikh Al-Hadi ∙Tafsir al-Fatihah 1928

3 Ustaz haJi Utsman bin ∙Tafsir bagi 1355 H


Muhammad al-Qur'an al-Karim :
Anwar al
Huda wa Amtar al
Apa pun

4 Syekh Muhammad Idris ∙Tafsir surah Yasin 1938


b. Abdul Rauf ∙Tafsir Alquran 1938
al-Marbawi Marbawi Juzu'
∙Alif Lam Mim 1938

5 Syeikh Abu Bakar al-Asy'ari ∙Rangkuman Tafsir 1962


Juzuk Amma

6 Al-Fadhil Tuan Haji ∙Tafsir al-Bayan 1968


Abdul Aziz Abdul Pada Ta’wil
Salam Ayat-ayat Al
Alquran

7 Datok Haji Muhammad Nor ∙Bahannya Tapi 1989


b. Ibrahim Dari Arti Surat
al-Kahfi

8 Maulana Abdul Noh ∙Khulasah Al Quran 1982

9 Haji Abdullah ∙Tafsir Harian al 1984


Quran Al-Karim
10 Haji Syekh Abudllah Basmeh ∙Tafsir dipimpin 2001
oleh Ar Rahman
To
Pengertian Al-Quran

11 Mustafa Abdul Rahman ∙Tafsir al-Quran 1959


Mahmud al Hakim

12 Nik Muhammad Adeeb ∙Rahasia 1947


Menghadapi
Tuhan

13 Haji Nik Muhammad ∙Filsafat 1947


Saleh Wan Menikah atau
Tafsir Surat Al
Maidah 1947

9
Maulana Amin,Pengajian AlQuran di Nusantara: Suatu Imbas
Sejarah, makalah seminar di Universitas Malaya, 2008, hal.27-28.10Mustafa
Abdullah,Harta Karun Tafsir di Malaysia,Pub Universitas Akademi Studi
Malaya. 2010, hal. 37.

Waratsah,Volume 01, Nomor 02, Desember 2016 |177


Sejarah dan Perkembangan Tafsir di ASIA Tenggara : Indonesia, Malaysia, Brunei
Darussalam, Singapura dan Thailand|
∙Kuliah Kajian Al
Quran

14 Haji Yusuf b. Haji Abdullah ∙Tafsir al-rawi 1950


Juzuk Amma

15 Datok Yusuf Zaky Yacob ∙Tafsir fi Zillal al 2000


Alquran

16 Guru Datok Nik Abdul ∙Tafsir Surat Hud, 1997


Aziz Nik Mat Yunus, Al-Furqan

17 Abdul Qari b. Haji Salleh ∙Mencari Petunjuk 1996


Al Quran
∙Perintis Intisari 1996
Tafsir Surat Tabarak

18 Mohd Fauzi Awang ∙Tafsir Al-Quranul 1964


Karim Juz Amma

19 Dr. Abdul Hayei Abdul ∙Tafsir Pedoman 2005


terima kasih Muttaqin 2008
∙Tafsir Pedoman
Muttaqin

20 Guru Haji Abdul Hadi b. ∙Tafsir at-Tibyan 2004


Awang dalam memahami
Al Quran surah al
baqarah
∙At-Tibyan di 2002
menafsirkan
Al-Qur'an,
menafsirkan Surah 2002
Al-Fill dan Surah
Al-Hasyr
∙Tafsir Surat Luqman

D.Sejarah dan Perkembangan Tafsir di Brunei


DarussalamIslam adalah agama resmi Brunei. 67 persen
penduduknya beragama Islam, sebagian besar Sunni asal Melayu
yang menganut mazhab Syafi'i. Sebagian besar kelompok Muslim
lainnya adalah Kedayan (mualaf dari kelompok suku asli) dan
mualaf Tionghoa. Islam dianut pada tahun 15th abad ketika
seorang Muslim Melayu diangkat menjadi sultan. Sultan secara
tradisional bertanggung jawab untuk menegakkan tradisi Islam,
meskipun tanggung jawab tersebut biasanya dilimpahkan kepada
pejabat yang ditunjuk.
Sejak tahun 1930, para sultan telah menggunakan
peningkatan pendapatan minyak untuk menyediakan sistem
kesejahteraan sosial yang luas dan menyebarkan Islam, termasuk
mensubsidi haji, membangun masjid, dan memperluas
Departemen Agama. Dengan konstitusi tahun 1959, Islam menjadi
agama resmi negara. Pada tanggal 30 April 2014, Sultan Hassanal
Bolkiah mengumumkan

178 |Waratsah,Volume 01, Nomor 02, Desember 2016


|Amirulloh Sain Asari

implementasi dan penegakan hukum Syariah tahap pertama di


Brunei mulai 1 Mei 2014.11
Tafsir sciences introduced formally in Brunei Darussalam
in 1968, the Government instructed to include this lessons in the
religion educational syllabus all in high school and university.
This recitation was growing good by participation of some
kingdom schools such as: Maktab Sultan Omar Ali Saifuddin (in
Bandar Brunei), Melayu Muhammad Jamalul Alam High School
(Bandar Brunei), Melayu Ahmad Tajuddin School (Pekan Belait),
Malay School of Muda Hashim (Pekan Tutong), Malay School of
Muhammad Alam (Pekan Seria), Malay School of Laila
Mencanai (Bandar Brunei), and the Sultan Hasan High School in
Pekan Bangar, (Temburong).
Semua sekolah di atas menerapkan sistem pendidikan
agama negara Johor di Malaysia. Adopsi ini mencakup pedoman
pelajaran, buku teks dan guru. Kewenangan yang diberikan
dengan mengadopsi sistem pendidikan ini akan menciptakan
hubungan erat antara pemerintah Brunei Darussalam dan
pemerintah Malaysia dalam menjaga khazanah keilmuan Islam
dan membentuk jati diri seluruh generasi di masa depan.12
Di perguruan tinggi kajian tafsir diperdalam dengan
menerapkan pelajaran hermeneutika baik dalam Islam maupun
barat. Beberapa lembaga yang melaksanakan program ini seperti:
Institut Studi Islam Universitas Brunei Darussalam (UBD), dan
Universitas Islam Sultan Sharif Ali (Unissa). Kedua universitas ini
mengajarkan tafsir di bawah fakultas Usuluddin, dan belajar dari
program sarjana hingga doktoral.
Perkembangan penulisan tafsir di Brunei Darussalam
dipengaruhi oleh peran istana yang sangat peduli terhadap
pendidikan Islam mulai dari Sultan Omar Ali Saifuddin (1970)
hingga sultan yang berkuasa saat ini.
Namun fase perkembangan ini masih lebih lambat
dibandingkan negara sekitarnya seperti Malaysia dan Indonesia.
Menurut pendapat Mufti Kerajaan Brunei Darussalam, Pehin Dato
Seri Maharaja Dato Paduka Abd Aziz b. Juned mengatakan,
“Itulah faktor utama lambatnya produksi buku-buku tafsir, karena
jumlah penduduk negara yang sangat sedikit hanya

11
Muhammad b. H. Abdurrahman,Peradaban Melayu Islam, Kasus
Brunei Darussalam,Pusat Dakwah Islam Pub. 2011, hal. 34.
12
Muhammad b. H. Abdurrahman.,P. 45.

Waratsah,Volume 01, Nomor 02, Desember 2016 |179


Sejarah dan Perkembangan Tafsir di ASIA Tenggara : Indonesia, Malaysia, Brunei
Darussalam, Singapura dan Thailand|
sekitar 249 ribu orang, dan kita juga kekurangan tenaga ahli yang
benar-benar memahami bidang tersebut.”13
Dan berkat kerja keras para ilmuwan Brunei, mereka dapat
menghasilkan beberapa buku tafsir terbitan kerajaan seperti
F.berikut:
TID PENGARANG BEKERJA TAHUN
AK
1 Pegawai Agama dan Guru ∙Tafsir 1972-
Sekolah Menengah Arab Darussalam (in 1995
Hasanal Kholkiyah Anak serial
Damit Arab Secondary majalah dari
Sekolah. 1972 hingga
1995)

2 Pelayanan penyuluhan ∙Tafsir Lengkap Di bawah


untuk menempatkan dan 30 Juz (belum proses
memilih disepakati dan diterbitkan)
Konsensus Penerbit Tafsir
Darussalam.

3 Dr. Haji Muhammad Nur Lubis ∙Tafsir Al Di bawah


Muntakhab proses
(belum diterbitkan)

E. Sejarah dan Perkembangan Tafsir di SingapuraMenurut


statistik tahun 2010, sekitar 15% penduduk Singapura berusia 15
tahun ke atas adalah Muslim. Mayoritas orang Melayu adalah
Muslim Sunni. 17% Muslim di Singapura berasal dari Asia
Selatan. Penganut lainnya termasuk dari komunitas Tionghoa,
Arab, dan Eurasia. Meskipun mayoritas umat Islam di Singapura
secara tradisional adalah Muslim Sunni yang menganut mazhab
Syafi'i atau mazhab Hanafi, ada juga umat Islam yang menganut
Islam Syiah dan Ahmadi.
Pendidikan Islam di Singapura dimulai dari beberapa
pendakwah asal Indonesia pada tahun 16thcentury like; Sheikh
Khatib Minangkabau, Syekh Tuanku Waii Mudo form Aceh,
Sheikh Ahmad Aminuddin Luis from Bangkahulu, Sheikh Yahya
b. Uthman b. Syed Akil from Jakarta, Sheikh Habib Ali al-Habsyi
Kwitang, Sheikh Anwar Seribandung from Pelembang, Sheikh
Mustafa Husain Purba from Tanapuli, Sheikh Mohammad Jamil
Jaho from Padang Panjang, they all spread Islam by trading.14
Sistem pendidikan Islam yang diterapkan dikenal dengan
“mengaji”, yaitu sistem tradisional yang biasa diterapkan di
masyarakat

13
Ooi Keat Gin,Brunei-Sejarah dan Islam, Masyarakat, dan Isu
Kontemporer,Pub Rotledge. 2010, hal.167.
14
Azumardi Azra,Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan
Abad XVII & XWII, Bandung: Mizan, 2004, hal.189.
180 |Waratsah,Volume 01, Nomor 02, Desember 2016
|Amirulloh Sain Asari

desa dan sekolah rakyat tua, dan Surau. Metodenya berorientasi


tekstual dan pasif, mereka hanya membaca buku dan menjelaskan
apa yang terkandung di dalamnya. Sistem tersebut sangat berbeda
dengan sistem pendidikan modern yang menjadikan siswa lebih
aktif dan terukur.15
Sistem pendidikan tradisional di Singapura berbeda
dengan yang diterapkan di Malaysia, Thailand, dan Indonesia
yang biasa dikenal dengan “Pondok pesantren16”. Merupakan
kompleks pendidikan yang menjadikan masjid sebagai pusat
pembelajaran dan asrama tempat tinggal santri. Dan karena
jumlah umat Islam sangat sedikit maka Singapura tidak mengenal
“Pondok pesantren” sama sekali, mereka hanya mengenal
“mengaji”.
Beberapa masjid yang menggunakan sistem tersebut
seperti: Masjid Omar di Jalan Umar, Masjid Sultan di Jalan
Jembatan Utara dan Masjid Hajjah Fatimah di Jalan Jawa.
Beberapa ulama terkenal yang mengajar di sana; Tuan Guru Wan
Abdullah dari Terengganu, yang mengajar di Surau Wan
Muhtaram di Geylang Serai. Dan Kyai Haji Maaruf yang
mengajar di Masjid Maaruf yang terletak di Jalan Jeddah.
Pada tahun 2004 “pengajian di masjid” dilaksanakan
secara lebih sistematis dengan membagi keilmuan Islam di
masjid-masjid tertentu, mereka mengatakan, “satu masjid, satu
„ilmu”Tujuannya agar kajiannya lebih tepat dan mendalam.
Misalnya Masjid Al-Kair yang diresmikan sebagai pusat kajian
tafsir yang dikenal dengan “Daru-t Tafsir”. Di masjid itulah
didirikan pendidikan tafsir yang berkelanjutan; 2 tahun untuk
pemula, 2 tahun untuk menengah, dan 2 tahun untuk lanjutan.
Kami tidak menemukan perhatian universitas dalam Studi Islam di
Singapura, pendidikan Islam hanya didapat di masjid.17
Sebagai negara sekuler, minoritas Muslim di Singapura
memperjuangkan keimanan mereka melalui pengajaran di kelas
dan kelompok belajar Islam di masjid-masjid. Dan dengan segala
keterbatasan tersebut beberapa ulama dapat menghasilkan
beberapa karya di bidang tafsir yang masih eksis hingga saat ini
sebagai berikut:
TID PENGARANG BEKERJA TAHUN
AK
1 Al-Syekih Ahmad ∙Tafsir Al Quran 1960
Sonhadji Muhammad (Edisi Singapura)
∙Tafsir Al-Quran Abr 1989

15
Abdullah Alwi Hassan,Islam di Singapura: Sebuah Pengantar,Kuala
Lumpur: Sarjana Enterprise, 1981, p. 65.
16
Sistem pesantren berasal dari Semenanjung Arabia yang juga
dikenal dengan nama “Dayah” dan “Bolai” di Brunei dan Thailand dengan
menggunakan kitab tafsir klasik sepertiJalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir
Baydawi.
17
Abdullah Alwi Hassan,Islam di Singapura: Sebuah Pengantar,P. 65.

Waratsah,Volume 01, Nomor 02, Desember 2016 |181


Sejarah dan Perkembangan Tafsir di ASIA Tenggara : Indonesia, Malaysia, Brunei
Darussalam, Singapura dan Thailand|
At-Athir (30 Juli
Menyelesaikan)

2 Fadlullah Suhaimi ∙Pedoman 1924


kehormatan dalam Dan
menafsirkan 1956
Al-Qur'an (Tafsir
Fatihah dan Al
baqarah)

3 Abdullah al-Jufri ∙lampu Alquran 2001


(Tafsir Al-Baqarah,
Ali Imran, Annisa,
dan Juz Amma)

4 Laki-laki Osman ∙Panduan Tafsir Juz 2005


Amma

F. Sejarah dan Perkembangan Tafsir di ThailandThailand


adalah negara sekuler dengan populasi 65 juta jiwa, 4,6%
diantaranya beragama Islam dan satu lagi beragama Budha. Islam
adalah agama kedua di negara dan mayoritas komunitas Muslim
yang tinggal di selatan Thailand, yaitu: provinsi Pattani, Yala,
Narathiwat, Satun, dan Songkhla. Di 12thabad provinsi ini berada
di bawah Kerajaan Islam Pattani.
Islam masuk ke wilayah Pattani sekitar tahun 7th abad, dan
seperti pendapat Dr. Mohd. Lazim Lawee, “Para pendakwah Islam
tidak hanya menyebarkan ajaran Islam dan mengajarkan cara
membaca Al-Quran, namun mereka juga mengajarkan bagaimana
menafsirkan Al-Quran yang pada akhirnya berkaitan dengan
hukum dan keimanan. Itulah pertama kalinya umat Islam di
Pattani mengenal ilmu tafsir Al-Quran, meskipun dalam bentuk
yang sangat sederhana sesuai dengan keimanan mereka saat itu.”18
Hanya di tanggal 12thAbad ini, pengajaran tafsir Al-Qur'an
di beberapa pesantren di Pattani menggunakan kitab berbahasa
Arab, baik untuk diresensi maupun diterjemahkan, beberapa kitab
tersebut adalah:Tefsiru-l Jalalein,Tafsir al-Maragiuntuk Ahmad
Mustafa El-Maraghi, danTefsiru-l Wadihuntuk Dr. Mahmud
Muhammad Hijazi, dll. Mereka juga menetapkan standar buku
yang digunakan di sekolah dasar adalah kitabTafsir Juz'
Ammaoleh Abi Luqman sebagai pembimbing.
Dan ciri umum dalam ajaran tefsir para ulama di Pattani,
baik di pesantren maupun di sekolah, selalu ditekankan pada ilmu
linguistik seperti Nahwu, Sarf dan Balaghah.

18
Abdul Manan Syafii,Khazanah Tafsir di nusantara,Kuala lumpur:
KONTEKSTUALITA vol. 25, No. 01, 2009, p. 42.

182 |Waratsah,Volume 01, Nomor 02, Desember 2016


|Amirulloh Sain Asari

Baru di awal tahun 20anthabad ini, gaya penafsiran baru


berlaku di Pattani. Dimulai oleh Dr. Ismail Lutfi Japakia melalui
tafsir barunya yang dikenal dengan sebutanMajlisu-l Ilmi.
Pengajaran diadakan di Masjid Ibadurrahman dan Madrasah
al-Rahmaniah, (di kota Beraul, Patani), setiap hari Sabtu.19
Ajaran baru ini mendapat sambutan baik dari masyarakat
karena kaidah penafsirannya tidak hanya terikat pada ilmu-ilmu
bahasa saja, melainkan merupakan hasil kolaborasi sejarah, fikih,
tasawuf, dan persoalan-persoalan sosial yang disesuaikan dengan
permasalahan umat Islam modern saat ini.
Selain itu, pelajaran hermeneutika juga diajarkan di
universitas. Ada dua universitas yang mempelajari hermeneutika
baik di Islam maupun di Barat: Universitas Islam Yalat (IUY) dan
Universitas Pangeran Songkhla (UPS).
Itulah kitab tefsir tertua yang ditulis pada tahun 1979
berjudulAl Qur'an dan Pengertiannya karya Syeikhul Islam Syekh
Suwanasat, dalam bahasa Thailand 6 jilid lengkap 30 juz. Dan
Syekh Suwanasat merupakan pelopor penulisan tafsir Al-Quran di
Thailand, dan bukunya menjadi rujukan beberapa tafsir di
Thailand saat ini. Beberapa komentar lainnya adalah sebagai
berikut:20
TID PENGARANG BEKERJA TAHUN
AK

1 Syekhul Islam Pak ∙Al-Qur'an di 1979


Swanasat Pengertiannya
(Thai language ,
6 vol. 30
juz selesai)

2 Dr. Ismail Luthfi ∙Tafsir al-Zikr al 1990-


hakim 1994

3 Dr. Ismail Lutfhi ∙Tafsir Al-Bayan 1995-


2005

4 Nik Hasan b. Nik Mahmud ∙Tafsir Ayat Dadah 2005


(Sebuah Tafsir
Islam
ayat)

6 Barkat Seyam Wala ∙Al-Qur'an dan 2008


Pengertiannya (A
bagian dari Alquran
Terjemahan)

7 Dirik Kul Siri Sawat ∙Bayan Al-Quran Al 2009


Quran (Terdiri
dari 2
jilid. 30 Juz selesai)

19
M.Lazim Lawee,Perkembangan Kajian Al-Qur'an dan Hadits di
Thailand,Kulalalumpur: pub Universitas Melayu. 2008, hal.23.20M.Lazim
Lawee,Perkembangan Kajian Al-Qur'an dan Hadits di Thailand,Kulalalumpur:
pub Universitas Malaya. 2008, hal.23.

Waratsah,Volume 01, Nomor 02, Desember 2016 |183


Sejarah dan Perkembangan Tafsir di ASIA Tenggara : Indonesia, Malaysia, Brunei
Darussalam, Singapura dan Thailand|

G.Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa
perkembangan tafsir di Asia Tenggara berbeda-beda di setiap
negara, hal ini berbeda-beda karena faktor demografi,
pemerintahan, ekonomi dan politik. Indonesia dan Malaysia
merupakan dua negara paling produktif dalam penelitian dan
pengembangan tafsir, yang diwujudkan dengan menjalin sejumlah
penelitian, beasiswa, dan kerjasama dengan negara-negara Timur
Tengah dan Eropa.
Dua negara terendah dalam mengkaji dan memproduksi
tafsir adalah Brunei Darussalam dan Singapura, disebabkan
karena jumlah penduduk Brunei sedikit, dan kurangnya sumber
daya manusia. Sementara Singapura menyebabkan banyaknya
minoritas Muslim dan pemerintah sekuler yang tidak mendukung
pengembangan pendidikan tinggi, studi tafsir hanya dilakukan
secara independen dalam kesadaran masyarakat.
Namun kajian tafsir di Asia Jauh sangatlah penting karena banyak
yang memperkirakan bahwa kejayaan Islam akan lahir dari Asia
Jauh, mengingat negara-negara Timur Tengah terjebak dalam
peperangan yang tiada henti, sedangkan Islam di Asia Tenggara
sedang dalam masa kejayaannya.

184 |Waratsah,Volume 01, Nomor 02, Desember 2016


|Amirulloh Sain Asari

Referensi

HAMKA, Haji Abdul Karim,Sejarah umat Islam. Mizan,


Jogjakarta 1999.
Ahmad, Zainal Abidin,Ilmu politik Islam V, Sejarah Islam dan
Umatnya sampai sekarang; Bulan Bintang,Bandung,
1979.
Azra, Azyumardi, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan
Nusantara Abad XVII-XVIII. Bandung: Mizan, 2004. Johns,
L.Anthony H.,Tafsir al-Qur’an di Dunia Indonesia Melayu:
Sebuah Penelitian awal. Penerbit Melayu, 2008.
Bidan, Nashruddin,Perkembangan Tafsir al-Qur’an di Indonesia.
Tiga Seri Perpustakaan Mandiri, 2003. Othman, Zuraidah
binti,Praktek dan Keterampilan Membaca Al-Qur'an di Kalangan
Mahasiswa Institut Bahasa Melayu, Kuala Lumpur: Universitas
Malaya.2008.
Amin, Maulana,Pengajian AlQuran di Nusantara: Suatu Imbas
Sejarah, makalah seminar di Universitas Malaya, 2008. Abdullah,
Mustaffa,Harta Karun Tafsir di Malaysia,Pub Universitas
Akademi Studi Malaya. 2010.
Abdurrahman, Muhammad b. H.,Peradaban Melayu Islam, Kasus
Brunei Darussalam,Pusat Dakwah Islam Pub. 2011. Gin, Ooi
Keat,Brunei-Sejarah dan Islam, Masyarakat, dan Isu
Kontemporer,Pub Rotledge. 2010.
Hasan, Abdullah Alwi,Islam di Singapura: Sebuah
Pengantar,Kuala Lumpur: Sarjana Perusahaan, 1981.
Syafii, Abdul Manan,Khazanah Tafsir di nusantara,Kuala
lumpur: KONTEKSTUALITA vol. 25, No. 01, 2009. Lawee, M.
Lazim, Perkembangan Kajian Al-Qur'an dan Hadits di
Thailand,Kulalalumpur: pub Universitas Malaya. 2008.

Waratsah,Volume 01, Nomor 02, Desember 2016 |185

Anda mungkin juga menyukai