Anda di halaman 1dari 21

TAFSIR

AIK IV

Anggota Kelompok 8
1. Diyah Ayu Afrida
2. Husna Lathifatu Hilma
3. Sella Ayu Oktarinda
Pengertian
Secara etimologis, tafsir berarti memperlihatkan dan
membuka (al-idzhar wa al-kasyf) 1 atau menerangkan
dan menjelaskan (al-idlah wa al-tabyin) 2.
Tafsir menurut istilah, tafsir didefinisikan para ulama
dengan rumusan yang berbeda, namun dengan arah
dan tujuan yang sama.
Misalnya, al-Zarkasyi menyatakan bahwa dalam
pengertian syara’, tafsir adalah ilmu untuk
mengetahui pemahaman kitabullah yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW., dengan menjelaskan
makna-makna dan mengeluarkan hukum-hukum
serta hikmah-hikmah yang terkandung di dalamnya. 3
SEJARAH
1. MASA RASULULLAH
Sejarah tafsir telah di mulai sejak awal turunnya
al-Qur’an yaitu Nabi Muhammad Saw. Orang
pertama yang menguraikan maksud-maksud al-
Qur’an dan menjelaskan kepada umatnya.7
Pada masa tersebut tidak seorang pun berani
menafsirkan al-Qur’an karena Rasul masih
berada di tengah-tengah mereka. Rasul
memahami al-Qur’an secara global dan terinci
dan karena kewajiban Rasul untuk menjelaskan
kepada umatnya.8
2. MASA SAHABAT
Ahli tafsir dari kalangan sahabat Nabi banyak jumlahnya
tetapi yang terkenal luas hanya sepuluh orang, yaitu :
 empat orang Khulafaur Rasyidin
(Abu Bakar ash-Shiddieq, Umar bin Khaththab,
Utsman bin
Affan dan Ali bin Abi Thalib),
Abdullah Ibnu Mas’ud,
Ibnu Abbas,
Ubay Ibnu Ka’ab,
Zaid Ibnu Tsabit,
Abu Musa al-Asy’ari,
Abdullah Ibnu Zubair.
Tercatat yang paling banyak diterima
tafsirnya adalah khalifah yang keempat yaitu
Ali bin Abi Thalib, dan diantara sepuluh
sahabat Nabi tersebut yang memiliki gelar
“ahli tafsir al-Qur’an” ialah Ibnu Abbas.
Ibnu Abbas juga terkenal dengan sebutan
“Turjuman al-Qur’an”(orang yang mahir
menjelaskan al-Qur’an) dalam periode
pembukaan tafsir, Ibnu Abbas dengan
pendapatnya oleh ulama dikodifikasikan dan
dinamakan tafsir Ibnu Abbas.
3. MASA TABI’IN
Pada masa ini muncul kelompok ahli tafsir di
Mekkah, Madinah, Irak.
Makkah merupakan paling banyak mufassir
karena mereka pada umumnya adalah
sahabat-sahabat Ibnu Abbas, kemudian di
Irak, yakni sahabat-sahabat Ibnu Mas’ud.
Di Madinah ada Zaid Ibnu Aslam yang
menurunkan ilmunya kepada anaknya. Ibnu
Zaid, kemudian kepada muridnya, Malik Ibnu
Annas ra.10
4. MASA KINI

Pembukuan dan penyusunan mencapai tingkat yang relatif sempurna, cabang-cabang

bermunculan perbedaan pendapat terus meningkat.

Banyak diantara mufassir menafsirkan al-Qur’an menurut selera pribadi dan masing-masing

mufassir mengarahkan penafsirannya sesuai keahlian mereka dalam cabang ilmu yang

dikuasainya.

Kodofikasi tafsir dengan coraknya yang beragam itu berlangsung lama sampai berabad-

abad. Di kalangan mufassir muncul juga fanatisme madzhab sehingga tafsir bukan menjadi

khasanah ilmu yang aktif dan dinamis, namun menjadi khasanah kejumudan.
1.Tafsir bi al-Ma’tsur,
penafsiran ayat dengan ayat; penafsiran
ayat dengan hadits SAW.
2.Tafsir bi al-Ra’yi,
penafsiran al-Qur’an dengan ijtihad
3.Tafsir Isyari
Penafsiran alquran berdasarkan intuisi atau
bisikan batin
METODE
Definisi metode penafsiran al-Qur’an adalah
seperangkat kaedah dan aturan yang harus
diindahkan ketika menafsirkan ayat-ayat al-
Qur’an,
Abd. Al-Hayy Al-Farmawi, bahwa metode tafsir
secara garis besar terbagi 4 (empat) metode
yaitu:
Metode Tahlili,
Metode Ijmali,
Metode Muqaran,
 dan Metode Maudhu’i
1. Metode Tafsir Tahlili (Analitis)
Metode tafsir Tahlili adalah suatu metode tafsir
yang bermaksud menjelaskan kandungan ayat-
ayat al-Qur’an dari seluruh aspeknya.
Penafsir memulai uraiannya dengan
mengemukakan arti kosakata diikuti dengan
penjelasan mengenai arti global ayat. Ia juga
mengemukakan munasabah (korelasi) ayat-ayat
serta menjelaskan hubungan maksud ayat-ayat
tersebut satu sama lain. Begitu pula, penafsir
membahas mengenai asbab al-nuzul (latar
belakang turunnya ayat)
2. Metode Ijmali
Yang dimaksud ialah menjelaskan ayat-ayat
al-Qur’an secara ringkas tetapi mencakup
dan enak dibaca.
Kelebihan metode ini praktis dan mudah
dipahami dan tidak berbelit-belit
pemahaman al-Qur’an langsung diserap oleh
pembacanya.
Tafsir Ijmali juga lebih akrab dengan bahasa
al-Qur’an karena uraiannya terasa sangat
singkat dan padat.
3. Metode Muqarin (Komparatif)
Yang dimaksud metode ini adalah:
membandingkan teks al- Qur’an yang
memiliki persamaan atau kemiripan redaksi
dalam dua kasus atau lebih dan atau
memiliki redaksi yang berbeda bagi satu
kasus yang sama, membandingkan ayat
dengan hadits yang lahirnya terlihat
bertentangan, membandingkan pendapat
ulama tafsir dalam menafsirkan al-Qur’an.31
4. Metode tematik (maudhu’i)
Yang dimaksud metode tematik adalah
membahas ayat-ayat al-Qur’an sesuai dengan
tema atau judul yang telah ditetapkan. Semua
ayat yang berkaitan dihimpun kemudian dikaji
secara mendalam dan tuntas dari berbagai
aspek. Semua dijelaskan dengan rinci dan
tuntas, serta didukung oleh dalil-dalil atau
fakta-fakta yang dapat dipertanggungjawabkan
secara ilmiah, baik argumen itu berasal dari al-
Qur’an, hadits maupun pemikiran rasional.
CORAK
1.Tafsir al-Shuf,
Berdasar ilmu tasawuf
2.Tafsir al-Fiqhi,
yaitu mencari keputusan hukum dari al-Qur’an dan berusaha
menarik kesimpulan hukum syari’ah berdasarkan ijtihad, dan
sama-sama dinukil dari Nabi SAW. tanpa perbedaan antara
keduanya.
3.Tafsir al-Falsaf,
penafsiran ayat-ayat al-Qur’an berdasarkan pendekatan logika
atau pemikiran filsafat yang bersifat liberal dan radikal. 26
4.Tafsir al-‘Ilmi,
ajakan ilmiah, yang berdiri di atas prinsip pembebasan akal dari
takhayul dan kemerdekaan berpikir
5.Tafsir al-Adab al-Ijtima’i.
Corak tafsir ini berusaha memahami nash-nash al- Qur’an,
mengemukakan ungkapan-ungkapan al-Qur’an secara teliti;
selanjutnya menjelaskan makna-makna yang dimaksud oleh al-
Qu’an tersebut dengan gaya bahasa yang indah dan menarik.
1. Tarjuman Al-Mustafid
Dikarang oleh Syaikh Abdurrauf ibn Ali al-Jawi al-
Fansuri as-Sinkili. Di dalam tafsir Tarjuman Al-Mustafid
ini, penulis menggunakan metode tahlili. Tafsir ini
diduga kuat sebagai tafsir pertama karya ulama
nusantara yang menafsirkan Al-Quran 30 juz secara
lengkap.
2. Marah Labid li Kasyfi Ma’na Quran Majid
Syaikh Nawawi al-Bantani al-Jawi. Itulah nama lengkap
pengarang kitab tafsir ini, atau lebih dikenal Syaikh
Nawawi Banten. Kitab yang terbit pada 1818-1897 ini
juga dikenal dengan nama Al-Munir li Ma’alimit Tanzil.
3. Tamsyiyatul Muslimin
Kitab tafsir karya KH. Ahmad Sanusi ini memiliki
nama lengkap Tamsyiyatul Muslimin fi Tafsiri Kalami
Rabbil ‘Alamin. Tafsir ini terbit secara berkala, yakni
satu bulan sekali, pada 1 Oktober 1934. Tafsir ini
telah dicetak ulang berpuluh kali dan sampai
sekarang masih dipakai oleh majlis-majlis ta’lim di
wilayah Jawa Barat.
4. Al-Quranul ‘Adzim
Tafsir Tiga Serangkai karena H. Abdul Halim Hasan
menyusunnya bersama dua ulama lain, H. Zainal
Arifin Abbas dan Abdurrahim Haitami. Kitab tafsir ini
disusun dan diterbitkan pada tahun 1937.
6. Al-Mahmudy
Tafsir Al-mahmudy ditulis oleh KH. Ahmad
Hamid Wijaya pada tahun 1989. Tafsir Al-
Mahmudy diterbitkan oleh PBNU pada saat
Muktamar NU di Krapyak, Yogyakarta.
7. Al-Misbah
Nama Prof. Dr. KH. M. Quraish Shihab
dengan pada penghujung abad ke-20
sebagai cendekiawan muslim Indonesia.
menggunakan metode penulisan dengan
mengombinasikan antara metode tahlili
dengan metode maudli’i
10. Tafsir Midadurahman
Tafsir Midadurahman (lihat gambar) merupakan
karya ke-30 dari Asy-Syaikh KH. Shohibul Faroji
Azmatkhan. isinya adalah tafisir Quran 30 juz, dan
ini merupakan tafsir utuh satu-satunya di dunia.
12. Tafsir An Nur
Tafsir Al-Qur’anul Majid atau yang lebih dikenal
dengan nama TAFSIR AN-NUR ini adalah salah
satu karya monumental ulama Indonesia asal
Aceh, iaitu Prof. Dr. Teungku Muhammad Hasbi
ash-Shiddiegy.Tafsir An-Nur pertama kali terbit
pada tahun 1956.
11. Tafsir Al-Azhar karangan BUYA HAMKA
Tafsir al-Ahar adalah salah satu tafsir karya
warga Indonesia yang dirujuk atau dianut
dari Tafsir al-Manar karya Muhammad Abdu
dan Rasyid Ridha.
Daftar Pustaka
1Al-Zarkasyi, al-Burhan fi ‘Ulum al-Qur’an,
Mesir: Isa al-Babi al-Halabi, 1972, Jilid II,
hlm. 147
2Abd. Al-Azhim al-Zarqani, Manahil al-Irfan
fi ulum al-Qur’an, Mesir: Isa al-Bab ial-
Halabi, t.th., Jilid II, hlm. 3
3Al-zarkasyi, op. cit., Jilid I, hlm.13
7Lihat pengertian tafsir Muhammad Husain
al-Dzahabi, al-Tafsir Wa Al-Mufassirun,
Hadaiq Hulwan, Jilid I, 1976, hlm.15
8KH. Moenawar Kholil, Al-Qur’an dari Masa
ke Masa, Solo: Ramadhani, cet. Vi, 1985,
10Pendiri Madzhab Malik terkenal dengan
Imam Malik, kitab haditsnya yang masyhur
adalah al-Muwatta, mengenahi Imam malik
lihat sejarahnya dalam Muhammad
Khudlari bek, Tarikh Tasyri’ Islami, Beirut
Libanon: Dar El Fikr,1967, hlm. 203
31Ibid, hlm. 65

Anda mungkin juga menyukai