Anda di halaman 1dari 19

SEJARAH

PERKEMBANGAN
AL-QUR’AN DI
INDONESIA
OLEH :
1. DEWI KUSUMA FITRIANI
PENULISAN MUSHAF AL-QURAN PERTAMA
SELESAI PADA TAHUN 1585

AL FAQIH AS SALIH AFIFUDDIN ABDUL BAQRI BIN


ABDULLAH AL ADMI

Sumatra barat palembang aceh yogjakarta banten sulawesi

Puslitbang lektur keagamaan Lajnah Pentashih mushaf Al-qur’an


2003 - 2006 2009 - sekarang

300 Mushaf kuno di


berbagai kota
CONTOH MUSHAF KUNO YANG
BERADA DI SITUS GIRIGAJAH GRESIK
• ukuran mushaf 34 x 22 cm • Ukuran mushaf 20 x 33 cm
• Ukuran text 23 x 13 cm, 1 juz : 16 – 17 hal • Ukuran text 13 x 24 cm, 1 juz : 18 hal, 1 hal : 15
• Dari al baqarah ayat 158 – al ikhlas baris, menggunakan penulisan pojok

• Kertas eropa dengan watermark PROPATRIA • Dari juz 1 yang tersisa beberapa lembar sampai
‘EIESQUE LIBERTATE’ surah an naba’

• Tidak terdapat kolofon & iluminasi berada di awal • Kertas eropa cap pro patria dgn cap sandingan AG.
surah kahfi • Tidak terdapat kolofon & iluminasi terdapat pada
• Perkiraan ditulis pada tahun 1713 – 1830 awal & tengah ( surah al kahfi)
• Ditulis sekitar tahun 1749
• Ukuran mushaf 32,5 x 21 cm • Ukuran mushaf 32 x 20 cm
• Ukuran text 24 x 14 cm, 1 juz : 20 hal, 1 hal : 15 • Ukuran bidang text 24 x 14 cm , 1 juz : 15 – 16
baris hal
• berawal dari al baqarah ayat 74 sampai akhir juz • Dari surah al fatihah – al fill
29 serta beberapa lembar juz 30 yang tidak • Kertas eropa pro patria dengan cap sandingan J.
berurutan Hessels.
• Kertas eropa dengan cap kertas berupa medalion • Tidak terdapat kolofon & iluminasi
bermahkota bertuliskan ‘concordia Resparvae
Crescunt’ dengan cap sandingan ‘z’ • Ditulis sekitar tahun 1793
• Bahan kertas pada masa lalu merupakan salah satu komoditi utama
yang diperdagangkan para pendatang eropa serta pada abad 19 VOC
mewajibkan instansi pemerintah menggunakan kertas pro patria
sehingga harga kertas relatif mahal dari pada daluang (kertas lokal)
• Penggunaan kertas pada mushaf tersebut dapat menggambarkan giri
pada masa itu bukan hanya pesantren atau perguruan islam sederhana,
namun ada pihak – pihak yang mempunyai akses dan kemampuan
untuk membeli kertas dan hiasan – hiasan emas yang membutuhkan
biaya yang tidak murah
PENDAHULUAN

Bangkalan merupakan salah satu kabupaten di pulau Madura selain


Sampang, Sumenep, dan Pamekasan. Terletak diujung barat pulau Madura.
Keraton Bangkalan merupakan fase setelah Hindu-Buddha dan sebelum
kemerdekaan. Beberapa raja pernah memimpin Keraton Bangkalan dari
awal abad ke-16 hingga akhir abad ke-19. selama rentang tersebut
terdapat 3 bentuk system pemerintahan secara berurutan yaitu kerajaan,
kesultanan dan panembahan
KHAZANAH MANUSKRIP
AL – QURAN MADURA
DI MADURA , BERDAS ARKAN PEN ELITIAN
L A J N A H P E N TA S H I H A N M U S H A F A L - Q U R ’ A N
TA H U N 2 0 1 1 , T E R D A PAT 2 7 N A S K A H A L -
Q U R ’ A N K U N PA D A M A S AYA R A K AT D A N 1 9
A L - Q U R ’ A N K U N O D I M U S E U M K E R AT O N
S U M E N E P. K E C U A L I A L - Q U R ’ A N K U N O Y A N G
D I M U S E U M S U M E N E P, S E M U A N Y A S U D A H
T E R D O K U M E N TA S I D A N T E R D E S K R I P S I .
P E N E L I T I A N TA H U N 2 0 1 2
M E N D O K U M E N TA S I K A N S E D I K I T N YA 1 3
N A S K A H A L - Q U R ’ A N PA D A M A S YA R A K AT
YA N G B E L U M D I T E M U K A N PA D A TA H U N
S E B E L U M N YA . P E N E L I T I A N D I S U M E N E P
D A N PA M E K A S A N PA D A TA H U N 2 0 1 4
MENEMUKAN 10 AL-QUR’AN KUNO.
T O TA L N A S K A H A L - Q U R ’ A N YA N G B E R H A S I L
D I D O K U M E N TA S I K A N S U M E N E P B E R J U M L A H
6 9 N A S K A H . M U S E U M M P U TA N T U L A R
M E N Y I M PA N K U R A N G L E B I H 6 0 - A N N A S K A H
A L - Q U R ’ A N K U N O . D A R I J U M L A H T E R S E B U T,
K E B A N YA K A N N A S K A H B E R A S A L D A R I
MADURA
• Pada tahun 2010, Balai Bahasa Surabaya menyelenggarakan kegiatan
inventarisasi naskah lama tahap ketiga di Jawa Timur yang meliputi Pulau
Madura yaitu Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Sampang, Kabupaten
Pamekasan dan Kabupaten Sumenep. Inventarisasi tersebut berhasil
menghimpun 242 naskah keagamaan. Naskah yang diinventarisir tidak
spesifik Al-Qur’an, tetapi semua naskah keagamaan. Dari total 24 naskah
yang berhasil di data, 116 berada di Museum Mpu Tantular, 59 naskah
berada di Museum Keraton Sumenep, 2 naskah koleksi Museum
Cokroningrat, Bangkalan; 5 naskah koleksi milik pribadi masyarakat
Bangkalan; 4 naskah koleksi Museum Umum Daerah Pamekasan; 32
naskah koleksi milik pribadi warga Pamekasan; 5 naskah koleksi milik
pribadi masyarakat sumenep; 10 naskah koleksi Museum Radya Pustaka
Solo dan Sonobudoyo Yogyakarta; 9 naskah koleksi Fakultas Sastra
Universitas Indonesia. Pengidentifikasian naskah bersifat umum, dan tidak
mendetail.
A L – Q U R A N K U N O K E R AT O N
BANGKALAN

MUSHAF BANGKALAN 1

Mushaf bangkalan 11

Mushaf bangkalan 111


MUSHAF
BANGKALAN
1, ABAD KE-19
M
Mushaf ini berukuran 44 x 29
x 7 cm. Ditulis dengan tinta
hitam pada kertas Eropa.
Mushaf ini ditulis hanya
sampai 15 juz, sampai akhir
Surah Al-Kahfi. Mushaf ini,
kuat diduga dibuat dalam 2
jilid supaya tidak terlalu tebal
dan berat. Tiap halaman
terdiri dari 15 baris. Pada
kolofonnya terdapat
beberapa nama kerabat
Keraton Bangkalan.
MUSHAF
BANGKALAN 11,
TA H U N 1 1 9 9 H /
1784 M
Berukuran 30x 44x 11 cm.
Ditulis dengan tinta hitam
pada kertas eropa tanpa cap
air. Lengkap 30 juz. Tiap
halaman terdapat 13 baris
gaya Khat Naskhi. Tinta
merah digunakan untuk
penanda juz, waqof, mad,
ruku’ dan simbol ayat. Dari
segi penulisan hampir sama
dengan mushaf bangkalan 1.
pada sampul depan dan
belakang ada symbol “cakra”
dengan tinta emas sebagai
lambing Keraton Bangkalan.
MUSHAF
BANGKALAN
1 1 1 , TA H U N 1 2 3 3
H / 1858 M
30 juz lengkap, ditulis pada
kertas Eropa berukuran
19,5x 30 cm. tiap halaman
terdiri dari 15 baris. Ayat
menggunakan tinta hitam
dengan khat naskhi
sedangkan tinta merah
digunakan untuk bingkai teks
berupa kotak bergaris tiga.
Tiap awal ada terdapat
bingkai kotak penunjuk nama
surah, jumlah ayat dan tempat
diturunkannya. Tidak ada
kata alihan, waqof dan mad.
Nomor ayat berupa lingkaran
merah. Penanda juz terdapat
di pinggir halaman dengan
bingkai setengah lingkaran
merah.
KOLOFON DARI MASING – MASING MUSHAF
• Kolofon Mushaf Bangkalan 1
Diduga kuat Al-Qur’an ini ditulis pada saat Sultan Kadirun (Cakra Diningrat II)
bertahta atau awal abad ke-19 M. Tidak semua orang bisa menyalin al-Qur’an, lebih-
lebih tidak semua orang bisa memiliki Al-Qur’an
Terdiri dari 5 baris dalam huruf pegon yang berbunyi :
“Sultan ingkang sapisan
“Sultan ingkang kafing kalih
Punika Qur’an kagungane kanjeng gusti raja den ayu Pangeran Atmaja Adiningrat
pikantukipun warisan saking ‘ibuu’ kanjeng ratu adiningrat pengangus kali duso riyal
batu
Yang artinya :
Sultan Pertama
Sultan kedua,
Ini Qur’an milik Kanjeng Gusti Raja Den Ayu Pangeran Atmaja Adiningrat berasal dari
warisan ibu Kanjeng Ratu Adiningrat. Ditebus seharga 20 riyal batu.
• Kolofon Mushaf Bangkalan 2
Menggunakan Bahasa arab dengan catatan gantung beraksara pegon.
Mushaf ini ditulis tahun 1199 H/1784 M. ditulis pada masa pemerintahan
Sultan Abdu/Sultan Bangkalan I (Panembahan Adipati Pangeran Cakra
Adiningrat VII). Kolofon ini berbunyi : “hijrah an-nabiy al-musthafa
shallallahu ‘alaihi wa sallam, alfun wa mi’atun, wa tis’una wa tis’u
sanatin.1199” artinya “Hijrah Nabi SAW seribu seratus Sembilan puluh
Sembilan tahun”. Pada bagian bawah terdapat tulisan kecil “ingkang
anerahake kiyahi Abdul Karim” (yang menulis yaitu Kyai Abdul Karim.
Mushaf ini diduga milik keraton karena terdapat cap di sampul mushafnya
berupa lambang cakra segi 8.
• Kolofon Mushaf Bangkalan 3
Kolofon berbahasa arab berbunyi :
- Haza sahib al-Qur’an Lebe ‘Arifin ibnu Bustami wa yuktabuhu fi al Hijratin
nabawiyyah
- Alafun mi’ataini salasun wa salasuna wa al-furug al-faqir ad-daif almiskin biauni allah
- Ta’ala wa yagfiru az-zunuba sagiran wa kabiran zakarun wa unsa wa sahran wa
jahran
- Bi barakati an-nabiyyi sallallahu ‘alaihi wa sallama wa bi barakati kulli anbiya wa al-
mursalin wa al-hamdulillahi rabbi al-alamin

Kolofon diatas menunjukkan bahwa penulis sekaligus pemilik Al-Qur’an tersebut


adalah Lebe Arifin bin Bustami.
Mushaf al- qur’an cetakan tertua berasal
Haji Muhammad Azhari bin Kemas
dari palembang , selesai ditulis pada 21
Haji Abdullah,
Ramadhan 1264 (21 agustus 1848)

Penerjemahan al-qur’an pada tahun


Perbaikan terjemahan
1960 -1965

Penyempurnaan Menyeluruh 1998


redaksional 1989 - 2002
Kementrian agama RI
Standar usmani

Mushaf al- quran standar


Standar bahriyah
usmani

Standar braille

Masu edisi perdana


1983
MASU
Masu edisi ke dua
2002
• MASU edisi 1983 pada saat
• MASU edisi ke dua ditulis
muker ke – IX di jakarta. Di
pada tahun 1999-2001 oleh
tulis oleh muhammad
baiqunu yasin bersama tim
syazdali sa’ad dan selesai
tahun 1984
THANKS FOR
YOUR NICE
ATTENTION

Anda mungkin juga menyukai