Anda di halaman 1dari 7

B.

Riwayat Hidup Sunan Nasa’i

1. nama dan tempat kelahiiran Imam Nasa’i

Imam Nasa’i nama lengkapnya adalah Abu Abdu al-Rahman bin Syuaib bin Ali bin Bahr bin
Sinan bin Dinar al Kharasani al Nasa’i. Lahir pada tahun 215 H.1 Menurut pendapat yang rajih,2 ia
wafat pada tahun 303 H di Ramlah Palestina dan dimakamkan di Bait al Muqadas.

Nasa’i adalah sebuah nama yang dinisbatkan kepaa Nisa yaitu sebuah nama kota di Kharasan.
Menurut Abu Sa’ad al- Sam’ani, kota tersebut dinamai Nisa sejak munculnya Islam di kota tersebut.
Munculnya nama Nisa karena ketika orang-orang islam berkeinginan membuka kota tersebut, para
kaum pria pada tidak ada sehingga kaum wanitalah yang ikut berperang. Sejak saat itu terkenallah
wanita mampu untuk ikut perang, padahal sebenarnya mereka tidak ikut perang, sehingga
dinamailah desa itu dengan nama Nisa. Dinamaka Nisa juga karena kaum wanita waktu itu ikut
berperang.3

2. Rihlah Ilmiah Imam Nasa’i

Imam Nasa’i sejak kecil sudah rajin menuntut ilmu, ia ppergi ke Qutaibah bin Said ketika
berusia 15 tahun. Ia tinggal di Baghlan selama 20 tahun sampai-sampai ia dapat manulis Sunan al
Sughra sekitar 682 riwayat. Ia pergi ke beberapa Negara, diantaranya: Khurasan, Hijaz, Mesir, Iraq,
Bashrah, Kufah, Bagdad, Jazirah, Qazwin, dan Tsaghur.4

3. Guru dan Murid Imam Nasa’i

Banyaknya daerah yang didatangi menjadikan jumlah guru Imam Nasa’i sangat banyak, antara
lain di daerah 1) Khurasan: Qutaibah bin Said, Ali bin Khasyram, dan Ali bin Hujr. 2) Bashrah: Abas bin
Abdu al Adzim al Anbari, Muhammad bin al Mutsanna, dan Umar bin Ali. 3) Mesir: Yunus bin Abdu al
A’la, Ahmad bin Abdu al Rahman bin Wahab dan lainnya. 4) Bagdad: Muhammad bin Ishaq al
Shaghani, Ahmad bin Muni’, Abas bin Muhammad al dury dan masih banyak guru-guru lainnya yang
tidak penulis sebutkan semuanya.

1
Abu Tayib al Syid Sidiq Hasan al Qanuhi, al Hitbah fi Dzikri al Sihah al Sunnah, h. 219, lihat juga
Tadwin al sunah al Nabawiyah, Dar al Khudhairi, h. 159.
2
Apabila kita lihat pada peta rihlah, Imam Nasai pada akhir hidunya berada di Bait al Muqaddas dan
mayoritas ulama menyepakati hal itu. Jadi, untuk pendapat yang kurang kuat (li. Syauqi Abu Khalil, Athlas al
Hadis an Nabawi min al Kutub al Shihah as Sittah, Beirut: Daraul Fikr)
3
Jalaluddin as Suyuti, Syarh Sunan al Sunan Nasai, Dar al Ma’rifah, h. 43.
4
Ibid, h. 44
Adapun murid-murid Nasa’i diantaranya: Abu Hatim Muhammad bin Hiban, Abu Ja’far
Muhammad bin Umar bin Musa al- ‘aqily, Abu Sa’id bin Yunus dan lainnya.5

4. Karya-karya Imam Nasa’i

Imam Nasa’i juga terkenal sebagai ahli hadis yang produktif karayanya cukup banyak dan
kitabnya yang paling terkenal adalah “sunan”, secara umum tulisannya adalah berhubungan dengan
hadis beserta ilmunya. Ibnu al Atsir berkata6 :”Imam Nasa’i mempunyai kitab yang banyak di dalam
hadis, ‘ilal dan lain-lain. Di antara karya-karyanya sebagai yaitu; Sunan Kubra, Sunan Sughra, al Jarh
wa al Ta’dil, Hadis Qutaibah ibn Said ‘an Abi ‘Awanab, Juz un min Hadis ‘An al Nabi saw., Musnad
Hadis ibn Jurej, Musnad Hadis al Zubri bi Illalihi wa al Kalam alaihi, Musnad Hadis Sufyan al Tsauri,
Musnad Syu’bah Ibnu al Hajaj, Musnad Hadis Malik Ibnu Anas, Manasik al Hajj, dan masih banyak
karya lainnya.

5. Pujian Ulama Terhadap Imam Nasa’i

Nasa’i terkenal pakar ahli hadis, tidak heran apabila banyak ulama memuji atas kepribadian dan
karya tulisnya. Ia rajin beribadah dengan berpegangan sunnah, wara’ dan kepribadiannya patut kita
teladani.

Diantara pujian para ulama terhadap Imam Nasa’i sebagai berikut: a) Qasim al Mutharaz
berkata: “Nasa’i adalah seorang Imam dan ia berhak menjadi seorang Imam.”7 b) Daruquthni: “Abu
Abd an Rahman adalah seorang yang didahulukan dalam bidang ilmu hadis pada masanya.” c) Abu
Ali an Naesaburi berkata: “Nasa’i adalah seorang Imam yan tidak diragukan lagi keahliannya dalam
bidang ilmu hadis.” d) Ali Mizi berkata: “Nasa’i adalah salah satu Imam yang jelas kepiawaiannya,
kuat hafalannya, cendekiawan yang terkenal, dan telah keliling beberapa Negara.8

C. Metode Penyusunan dan Sistematika Kitab Sunan al Nasa’i

Imam Nasa’i pernah mengemukakan statement: “saya berniat mengumpulkan kitab sunan
ini , maka saya meminta dipilihkan Allah dalam suaatu riwayat dari beberapa guru yang dalam hati
mereka ada sesuatu hal, maka saya mendapatkan pilihan yang mereka tinggalkan, saya
menggantikan kumpulan hadis lebih banyak dari mereka.”9 Dapat kita pahami bahwa Imam Nasa’i

5
Ibid, h. 49
6
Lihat Jami’ al Ushul (1/115)
7
Dinukil oleh Jalaluddin al Suyuthi dari kitab al Taqyid (1/151-152)
8
Dinukil oleh Jalaluddin al Suyuthi dari kitab al Tahdzib (1/329)
9
Jalaluddin al Suyuthi, Syarh Sunan al Nasai, h. 48
meneliti dan mengkritisi para perawi beserta peiriwayatan hadis, sampai-sampai dengan para
gurunya pun ia sangat berhati-hati sehingga ia melakukan istikharah terlebih dahulu.

Di kalangan ulama hadis pun Imam Nasa’i dikenal sangat selektif dalam menerima para perwi dan
periwayatannya, sebagaimaa ungkapan Abu Ali al Nisaburi”Imam telah menceritakan kepada kta
tentang hadis dengan tanpa memperdebatkan Abu Abd Rahman al Nasa’i juga berkata bahwa Imam
Nasa’i punya syarat-syarat yang lebih ketat dari Imam Muslim dalam penerimaan perawi.”10 Begitu
juga dengan al Hakim dan al Khatib mengatakan komentar yang kurang lebih sama mengatakan
bahwa syarat yang dibuat ileh Imam Nasa’i lebih ketat persyaratan yang dibuat oleh Imam Musllim,
sehinggga ulama Maghrib lebih mengutamakan Sunan Nasa’i daripada Shahih Bukhari.11 Komentar
tersebut menurut penulis sah-sah saja,apabila ulama Maghrib lebih mengutamakan sunan Nasa’i
daripada sahih Bukhari. Namun, perlu kita ketahui bahwa kedua kitab tersebut mempunyai metode
penulisan yang berbeda, dan masing-masing mempunyai kualitas yang berbeda.

Sedangkan penulisan pada awal sanad ia selalu menulis dengan kata “ ‫احبرنا‬ atau‫ احبرنى‬.

pemakaian kata ‫ احبرنا‬12 lebih sering ia pakai.

1. Sunan Kitab
Kitab Sunan ini terdiri dari bab-bab fikih sebagaimana kitab sunan yang lain, sehinggga ia
menulis sunan sughra ini dilakukan dengan penuh ketelitian. Ia membagi judul-judul (kitab-
kitab), kemudian ia membagi kedalam bab-bab tertentu.
Pada penulisan bab-bab tertentu ia juga menyusun sesuai dengan fikih al hadis, yaitu
pertama ia menyebutkan ayat-ayat al quran yang sesuai dengan pembahasan dan kemudian

menyebutkan hadis-hadisnya. Contoh pada ‫كتا ب ا لطها رة‬ penulisan pada bab pertama :

‫ با ب تأ ويل قوله تعالى‬13 ‫اذا قمتم ا لى ا لصال ة فا غسلوا وحوهكم وايديكم الى المرافق‬ ,
kemudian ia menyebutkan hadisnya. Kalau pembahasan suatu judul tidak terdapat
ayat al qurannya, ia lagsung menyebutkan hadisnya.
Dalam kitab Sunan Nas’i ini terdiri dari 52 kitab dan terbagi ke dalam beberapa bab secara
terperinci, tentu hal ini yang membedakan dengan kitab yang lainnya.
Adapun sistematika penyusunannya dapat ditabelkan sebagai berikut:
No. Nama Kitab Jml Bab

10
Muhammad Mubarak al Sayid, Manahij al Muhaddisin, h. 141
11
Jalaluddin al Suyuthi, Syarh....
12
‫ يسمعا كالم شخه ولم يراهاواذاكان يقرأالشيخويسمع‬: ‫اخبرنا‬
13
Surat al Maidah ayat 6
‫م قدمه‬ ‫‪No.‬‬ ‫‪Nama Kitab‬‬ ‫‪Jml Bab‬‬
‫‪1.‬‬ ‫كتا ب الطهارة‬ ‫‪204‬‬ ‫‪26.‬‬ ‫النكا ح‬ ‫„‬ ‫‪84‬‬

‫‪2.‬‬ ‫كتا ب المبا ه‬ ‫‪13‬‬ ‫‪27.‬‬ ‫الطال ق‬ ‫„‬ ‫‪76‬‬

‫‪3.‬‬ ‫„احيض واالستحاضة‬ ‫‪26‬‬ ‫‪28.‬‬ ‫الخي‬ ‫„‬ ‫‪17‬‬

‫‪4.‬‬ ‫„ الغسلوالتيمم‬ ‫‪30‬‬ ‫‪29.‬‬ ‫اال حبا س‬ ‫„‬ ‫‪4‬‬

‫‪5.‬‬ ‫„ الصالة‬ ‫‪24‬‬ ‫‪30.‬‬ ‫„ الوصا يا‬ ‫‪12‬‬

‫‪6.‬‬ ‫„ المواقيت‬ ‫‪55‬‬ ‫‪31.‬‬ ‫„ النحل‬ ‫‪1‬‬

‫‪7.‬‬ ‫„ آذان‬ ‫‪42‬‬ ‫‪32.‬‬ ‫„ الهبة‬ ‫‪4‬‬

‫‪8.‬‬ ‫„ لمساجد‬ ‫‪46‬‬ ‫‪33.‬‬ ‫الرقبى‬ ‫„‬ ‫‪2‬‬

‫‪9.‬‬ ‫„ قبلة‬ ‫‪25‬‬ ‫‪34.‬‬ ‫العمرى‬ ‫„‬ ‫‪5‬‬


‫‪10.‬‬ ‫„ امامة‬ ‫‪65‬‬ ‫‪35.‬‬ ‫„ االيمان والنذور‬ ‫‪43‬‬
‫‪11.‬‬ ‫افتتاح‬ ‫„‬ ‫‪89‬‬ ‫‪36.‬‬ ‫المزارعة‬ ‫„‬ ‫‪7‬‬
‫‪12.‬‬ ‫التطيق‬ ‫„‬ ‫‪106‬‬ ‫‪37.‬‬ ‫عشرة النساء‬ ‫„‬ ‫‪4‬‬
‫‪13.‬‬ ‫السهو‬ ‫„‬ ‫‪105‬‬ ‫‪38.‬‬ ‫„ تحريم الدم‬ ‫‪29‬‬
‫‪14.‬‬ ‫الجمعة‬ ‫„‬ ‫‪45‬‬
‫‪39.‬‬ ‫قسم افيئ‬ ‫„‬ ‫‪1‬‬
‫‪15.‬‬ ‫تفصير الصالة في السفر‬ ‫‪4‬‬
‫‪40.‬‬ ‫البيعة‬ ‫„‬ ‫‪39‬‬
‫„‬
‫‪41.‬‬ ‫العقيقة‬ ‫„‬ ‫‪5‬‬
‫‪16.‬‬ ‫„ الكسوف‬ ‫‪25‬‬
‫‪42.‬‬ ‫لفرع والعتيرة‬ ‫„‬ ‫‪11‬‬
‫‪17.‬‬ ‫„ ا ال ستسقءا‬ ‫‪18‬‬
‫‪18.‬‬ ‫„ صالةالخوف‬ ‫‪1‬‬ ‫‪43.‬‬ ‫الصيد والذبا لح‬ ‫„‬ ‫‪38‬‬

‫‪19.‬‬ ‫صال ة العيدين‬ ‫„‬ ‫‪36‬‬ ‫‪44.‬‬ ‫الضحايا‬ ‫„‬ ‫‪44‬‬

‫‪20.‬‬ ‫قيام اليل وتطوع النهار‬ ‫„‬ ‫‪67‬‬ ‫‪45.‬‬ ‫البيوع‬ ‫„‬ ‫‪109‬‬

‫‪21.‬‬ ‫الجنا ئز‬ ‫„‬ ‫‪121‬‬ ‫‪46.‬‬ ‫القسامة‬ ‫„‬ ‫‪49‬‬


‫‪22.‬‬ ‫الصيام‬ ‫„‬ ‫‪85‬‬ ‫‪47.‬‬ ‫„ قطع السارق‬ ‫‪18‬‬
‫‪23.‬‬ ‫ازكا ة‬ ‫„‬ ‫‪100‬‬ ‫‪48.‬‬ ‫‪ „ 33‬اال يمان وشرائعه‬
‫‪24.‬‬ ‫كتا ب منا سك الحج‬ ‫„‬ ‫‪231‬‬ ‫‪49.‬‬ ‫„ الزينة‬ ‫‪123‬‬
‫‪25.‬‬ ‫الجهاد‬ ‫„‬ ‫‪48‬‬ ‫‪50.‬‬ ‫آداب القضاة‬ ‫„‬ ‫‪37‬‬
‫‪51.‬‬ ‫كتاب االستاذة‬ ‫‪65‬‬
‫‪52.‬‬ ‫األشربة‬ ‫„‬ ‫‪60‬‬
Al Zerekly mengatakan bahwa dalam kitab sunan ini terdapat 5769 hadis.14 Ada yang
mengatakan berjumlah 5761 hadis.15 Dan ada yang mengatakan berjumlah 5758 hadis.16
Dari sistematika penyusunan di atas dapat kita beri catatan dalam sunan al Nasa’i yaitu :
1. Dari judul kitab pertama sampai judul kitab ke 20, membahas tentang thaharah dan
shalat sedangkan pembahasan shalat mendapatkan posisi terbanyak.
2. Kitab puasa lebih didahulukan daripada kitab zakat.
3. Kitab qism al fai jauh diletakkan dari kitab jihad.
4. Ia membahas tentang kitab wasiat, kitab al ahbas, kitab al hibah. Namun ia tidak
membahas tentang kitab faraidh.
5. Ia melakukan pemisahan antara kitab al dzabaih dengan al dlahayah
6. Kitab sunan ini menurut para ahli hadis lebih dominan dengan pembahasan bab-bab
fikih. Namun menurut penulis hal itu tidaklah mutlak, karena terdapat satu pembahasan
yang bukan termasuk dalam bab fikih yaitu kitab al Iman wa syarai’ihi dan kitab al
isti’adzah yang dibahas secara terperinci oleh Nasa’i.
2. Pengulangan Hadis
Imam Nasa’i sering mengulang hadis dalam sunannya. Pengulangan ini ada kesamaan
dengan Bukhari dan Muslim akan tetapi dengan bentuk yang berbeda. Kalau Imam Nasa’i
mengulang hadis tersebut dengan penuh, sedangkan Bukhari hanya menyebutkan sebagian
saja. Akan tetapi prngulangan Imam Nasa’i bukan dalam satu sanad.17
3. Kualitas Suna Nasa’i
Sebagaimana ungkapan sebagian ulama,kesahihan sunan Sughra menempati posisi setelah
sahih Bukhari dan Muslim, karena jarang sekali terdapat hadis dlaif didalamnya. Hal itu
dibbuktikan dengan beberapa hadis yang telah di kritik oleh Ibnu al Jauzi, ia menghukumi
hadis maudhu’ yang ada dalam sunan Nasa’i sedikit sekali, sekitar sepuluh hadis.
Kemaudhu’an tersebut adalah bukan dari Imam Nasa’i, akan tetapi ada sebagian yang
memperdebatkannnya seeprti Imam Suyuti.18
D. Kesimpulan
Sunan Nasa’i merupakan salah satu kitab yang jarang sekali terdapat hadis dhaif atau cacat
perawinya. Karena kitab ini merupakan ringkasan dari kitab sebelumnya, yaitu sunan al kubra.

14
Al a’lam jilid 1, h. 171
15
Telah dinukil oleh Muhammad ‘Ajaj al Khatib dari kitab Sunan al Nasai yang telah ditahqiq oleh
Muhammad Athaillah, cet.Lahor-Pakistan, 1346 H.
16
Muhammad Nashir al Din al Albani, Ta’liq Sunan al Nasai, Maktabah alMa’rif li al Nasyr wa al Tauzi’
Riyadl.
17
Humam Abd al Rahim sa’id, al Fikr al manhaji ‘inda al Muhadditsin, h. 152-153
18
Muhammad ibn Alawi al Maliki al Husni, al Manhal al Lathif fi Ushul al Hadis al Syarif, h. 304-305
Sunan Nasai menduduki posisi ketiga setelah shahih Bukhari dan Muslim. Metode yang
dipakai dalam kitab ini adalah metode penulisan hadis yang sistematikanya mengikuti bab-bab
yang ada dalam kitab fikih.
Dalam periwayatan hadis Nasai terkenal sangat ketat dalam penerimaan riwayat hadis.
Sehingga ada sebagian ulama yang mengatakan ia lebih ketat daripada Imam Muslim.

DAFTAR PUSTAKA

Al Zerekly, Al a’lam

Muhammad ibn Alawi al Maliki al Husni, al Amnhal al Lathief fi Ushul al Hadis al Syarif

Hamam Abd al Rahim Sa’id, al Fikr al Manhaji ‘inda al Muhaddtsin


Muhammad Mubarak sl Sayyid , Muhammad Mubarak al Sayid, Manahij al Muhaddditsin, Dar al-
Thiba’ah al Muhammadiyyah, 1984 Cet. I., h. 141

Jalaluddin al Suyuthi, Syarh Sunan al Nasai

Abu Tayib al Sayid Sidiq Hasan al Qanuhi, al Hithah fi Dzikr al Sihah al Sunah

Muhammad bin Mathar sl Zahrani, Tadwin al Sunah al Nabawyah: Nasyatuhu wa Tathawwuruhu,


Dar al Khudhairi

M. Abru al Rahman, Studi Kritik Hadis

Muhammad Nashir al Din al Alban,Ta’liq Sunan al Nasai, Maktabah al Ma’rif li al Nasyar wa al


Tauzi’ Riyadh

Anda mungkin juga menyukai