Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

STUDI NASKAH TAFSIR; IBNU KATSIR

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Studi Naskah Tafsir Hadis

Dosen Pengampu : Kusmana M.A., Ph.D, Dr. Faizah Ali Syibromalisi, MA

Disusun Oleh:

Hani Asri Mulyani 11190340000142

Khoirunnisa Ikah Hamidah 11190340000181

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillaah segala puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, nikmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga Makalah Membahas Kitab
Tafsir ini dapat kami selesaikan. Sholawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepada baginda
Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing manusia dari gelapnya kebodohan menuju
terangnya cahaya ilmu.

Makalah ini diajukan sebagai rangkaian untuk memenuhi tugas mata kuliah yang
diberikan oleh Bapak/Ibu Kusmana, M.A., Ph.D/Dr. Faizah Ali Syibromalisi, M.A.
Selanjutnya beribu ucapan terima kasih kami yang sebesar-besarnya kami sampaikan kepada
semua pihak yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran maupun dalam penyusunan
makalah ini. Semoga segala bantuan yang diberikan pada kami akan dibalas dengan limpahan
rahmat dan kebaikan oleh Allah SWT dan dicatat sebagai amal sholeh Fiddunya Wal Akhirat.
Aamiin yaa Robbal’alamiin.
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persoalan kepemimpinan dalam rumah tangga, menjadi isu sentral di kalangan para
feminis belakangan ini. Mereka menggugat paham kepemimpinan suami terhadap isteri dalam
rumah tangga yang selama ini sudah mapan di kalangan kaum muslimin. Menempatkan suami
sebagai pemimpin rumah tangga tidak sejalan, bahkan bertentangan dengan ide utama
feminisme, yaitu kesetaraan laki-laki dan perempuan. Sebagai konsekwensi logis dari konsep
kesetaraan itu, maka dalam sebuah rumah tangga, status isteri setara dengan status suami.

Salah satu ayat yang mejadi fokus utama ketika membahas kepemimpinan dalam rumah
tangga yaitu terdapat dalam surat an-Nisa ayat 34. Dari ayat ini telah banyak muncul pandangan
yang stereotip bahwasanya k kepemimpinan dalam rumah tangga itu berada ditangan laki-laki
(suami). Dari kepemimpinan yang domestik ini kemudian melebar ke sektor publik yang juga
menempatkan figur laki-laki sebagai pemimpin.

Bahwasanya tidak ada perbedaan pendapat para mufassir khususnya Ibnu Katsir bahwa
yang dimaksud dengan ayat "ar-Rijâl qawâmûna 'ala an-Nisa 'i". Perbedaan terjadi dalam
menilai apakah al-Qur'an itu bersifat normatif atau kontekstual. Maka dengan ini semua akan
dikupas langsung pada kitab Tafsir Ibnu Katsir.

B. Rumusan Masalah
1) Biografi Ibnu Katsir
2) Karakteristik tafsir Ibnu Katsir
3) Naskah tafsir ibnu katsir
C. Tujuan Masalah
1) Mengetahui biografi Ibnu Katsir
2) Mengetahui karakteristik tafsir Ibnu Katsir
3) Mengetahui naskah tafsir ibnu katsir
PEMBAHASAN

A. BIOGRAFI

Ibnu Katsir, ulama yang juga biasa dikenal dengan nama Abu al-Fida‟ ini lahir di
Basrah desa Mijdal pada tahun 700H/1300M. Nama lengkap beliau adalah Imam Abu al-Fida’
Ismail bin al-Khatib Syihab ad-Din Abi Hafsah Umar bin Katsir al-Quraisy Asy-Syafi’i. Dalam
Referensi-referensi lain juga disebutkan nama Ibnu Katsir dengan gelar al-Bushrawi
dibelakang Namanya, hal ini berkaitan dengan tempat ia lahir yaitu di Basrah, begitu pula
dengan gelar al-Damasyqi, hal ini dikarenakan kota Basrah adalah bagian dari Kawasan
Damaskus. Oleh karena itu, Ibnu Katsir sering juga disebutkan dengan nama Imad al-Din
Ismail bin Umar Ibn Katsur al-Quraysi al-Dimasyqi.1 Ia adalah ulama yang faqih serta
berpengaruh di daerahnya. Ia juga terkenal dengan ahli ceramah. Hal ini sebagaimana di
ungkapkan Ibnu Katsir dalam kitab tarikhnya (al-Bidayah wa al- Nihayah). Ayah beliau wafat
saat Ibnu Katsir berusia 3 tahun disini ada yang berpendapat 7 tahun, dari sinilah Ibnu Katsir
memulai mencari/mengembara ilmu. Pada tahun 707 H. Ibnu Katsir pindah ke Damaskus. Ia
belajar kepada dua Grand Syaikh Damaskus, yaitu Syaikh Burhanuddin Ibrahim Abdurrahman
al-Fazzari (w. 729) terkenal dengan ibnu al-Farkah, tentang fiqh Syafi’i. lalu belajar ilmu ushul
fiqh Ibn Hajib kepada Syaikh Kamaluddin bin Qodi Syuhbah. Lalu ia berguru kepada; Isa bin
Muth‟im, Syaikh Ahmad bin Abi Thalib al-Muammari (w. 730), Ibnu Asakir (w. 723), Ibn
Syayrazi, Syaikh Syamsuddin adz-Dzahabi (w. 748), Syaikh Abu Musa al-Qurafi, Abu al-
Fatah al-Dabusi, Syaikh Ishaq bin alAmadi (w. 725), Syaikh Muhamad bin Zurad.2 Ia juga
sempat ber-mulajamah kepada Syaikh Jamaluddin Yusuf bin Zaki al-Mazi (w. 742), sampai ia
mendapatkan pendamping hidupnya. Ia menikah dengan salah seorang putri Syaikh al-Mazi.
Syeh al-Mazi, adalah yang mengarang kitab “Tahdzîbu al-kamâl” dan “Athrâf-u al-kutub-i al-
sittah”. Begitu pula, Ibnu Katsir berguru Shahih Muslim kepada Syaikh Nazmuddin bin al-
Asqalani. Selain guru-guru yang telah dipaparkan di atas, masih ada beberapa guru yang
mempunyai pengaruh besar terhadap Ibnu Katsir; mereka adalah Ibnu Taymiyah.

1
Maliki, “TAFSIR IBN KATSIR: METODE DAN BENTUK PENAFSIRANNYA”, el umdah jurnal Ilmu al-
Quran dan Tafsir UIN Sunan Kalijaga, Vol. 1 No. 1, 2018
2
Muhammad Ramdhoni, Metodologi Tafsir Al-Quránul Ázhim (Ibnu Katsir)
B. Karakteristik

Sumber penafsiran Ibnu Katsir ialah tafsir bil ma’tsur yaitu tafsir yang sumber dasarnya
dari al-Qur’an ataupun hadis-hadis Nabi. Ibnu Katsir menggunakan metode tahlili, suatu
metode tafsir yang bermaksud menjelaskan kandungan ayat-ayat al-Qur’an dan seluruh
aspeknya. Mufassir mengikuti susunan ayat sesuai mushaf (tartib mushafi). Sistematika yang
ditempuh Ibnu Katsir dalam tafsirnya, yaitu menafsirkan seluruh ayat-ayat al-Qur’an sesuai
susunannya dalam mushaf al-Qur’an, ayat demi ayat dan surat demi surat, dimulai dengan surat
al-Fatihah dan diakhiri dengan surat al-Naas, maka secara sistematika tafsir ini menempuh
tartib mushaf. adapun dalam penafsiran Ibnu Katsir corak yang dominan ini adalah corak fiqih,
namun beliau tidak seperti mufassir-mufassir lainnya yang berlarut dalam persoalan fiqih.
Referensi penafsiran Ibnu Katsir mengambil adalah penganut aliran kalam Ahlu Sunnah wal
Jama’ah. Sedangkan madzhab Fiqhnya, yaitu menganut mazhab Syafi’i.
C. Naskah Tafsir QS. An-Nisa (4):34
DAFTAR PUSTAKA

Al-Hafz Ibnu Katsir al-Dimasyqi, Imam Abi Al-Fida’ Tafsir Al-Qur’an al- Azim.Jilid
II Bairud: Dar al Fikr, 1992

Affani, Syukron. Tafsir Al-Qur’an Dalam Sejarah Perkembangannya (Jakarta:


Prenadamedia Group, 2019)

Maliki, “TAFSIR IBN KATSIR: METODE DAN BENTUK PENAFSIRANNYA”,

El Umdah Jurnal Ilmu al-Quran dan Tafsir UIN Sunan Kalijaga, Vol. 1 No. 1, 2018.

Anda mungkin juga menyukai