Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

I’JAZ AL-QUR’AN DAN IJAZ AL-BALAGHI

Makalah guna memenuhi tugas mata kuliah balaghatul qur’an

Dosen pengampu

Dr. Lilik rochmad nurcholiso.,Lc,M

Kelompok 13

Tri Aminatuz Zuhriah (2019080112)

Yayan widiyanto (2019080115)

Zulfi fadlurahman (2019080116)

PROGRAM STUDI ILMU TAFSIR DAN AL-QUR’AN

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKM

UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN JAWA TENGAH DI WONOSOBO

2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT. Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya,
yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah serta inayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah tentang I’jaz al-qur’an dan I’jaz al-balaghi , dengan tujuan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Balaghatul Qur’an dan untuk menambah pengetahuan kami.

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu.
Karena tidak mungkin kami dapat menyelesaikan makalah ini tanpa bantuan dari pihak
manapun. Kami menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun
tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik
dari pembaca yang bersifat membangun.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan inspirasi
bagi kita semua, terutama bagi penulis sendiri. Amin.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................

DAFTAR ISI.......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................

A. Latar Belakang...................................................................................................
B. Rumusan Masalah..............................................................................................
C. Tujuan ...............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................

A. Pengertian I’jaz al-Qur’an.................................................................................


B. Pengertian I’jaz al-Balaghi................................................................................
C. Konsep dasar I’jaz al-Qur’an.............................................................................
D. Sejarah dan perkembangan I’jaz al-Qur’an.......................................................

BAB III PENUTUP.............................................................................................................

Kesimpulan..........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di dunia yang begitu luas ini Allah SWT menviptakan berbagai makhluk,
gunung-gunung yang besar, lautan yang luas dan berombak. Demikianlah Allah
menciptakan alam semesta ini atas kuasa-Nya dan kepadda manusia Allah memberikan
beberapa keistimewaan diantaranya adalah kemampuan untuk menggunakan akal dan
kemampuan untuk berpikir secara nalar dan kritis sehingga sedikit demi sedikit bias
menyingkap rahasia-rahasia yang terdapat dalam luasnya semesta.
Begitu pula para nabi yang diutus oleh Allah dimana diberikan juga kepada para
nabitersebut apa yab dinamakan dengan mukjizat yaitu suatu keajaiban yang berada
diluar nalar manusia dimana mempunyai tujuan untuk meyakinkan kepada manusia yang
lain terhadap pesan dan misi yang dibawa oleh para nabi, namun apakah suatu mukjizat
dapat tertandingi ?
Berdasarkan alas an di atas. Makalah ini membahas topic tentang I’jaz al-qur’an
dimana nanti akan dijelaskan mengenai dasar I’jaz al-qur’an dan keindahan mukjizat
yang terkamdung dalamal-qur’an.
B. Rumusan Masalah
1. Definisi I’jaz al-Qur’an ?
2. Apa saja konsep-konsep dasar dalam I’jaz al-Qur’an ?
3. Ruang lingkup I’jaz al-Qur’an dani’jaz al-Balaghi ?
4. Bagaimana perkembangan dan sejarah I’jaz itu sendiri ?
C. Tujuan Masalah
1. Menjelaskan tentang apa itu I’jaz al-Qur’an dan I’jaz al-Balaghi
2. Menemukan keindahan yang terkandung dalam mukjizat yaitu al-Qur’an
3. Mengetahui perkembangan dan sejarah dari I’jaz baik al-Qur’an maupun I’jaz al-
Balaghi dari waktu ke waktu
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian I’jaz al-Qur’an

Secara etimologis kata ‫ اعجز‬berasal dari kata ‫ عجز‬yang artinya tidak mampu atau kuasa,
kata ‫ عجز‬adalah jenis yang tidak memiliki muatan aktifitas (pasif), kemudian kata ini dapat
berkembang menjadi kata kerja yang mempunyai wazan af’ala dimana memunculkan makna
melemahkan, dengan demikian, al-Qur’an sebagai mukjizat bermakna bahwa al-Qur’an
merupakan suatu yang mampu melemahkan tentang menciptakan karya yang serupa
dengannya.1
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, “kata mukjizat” diartikan sebagai kejadian yang
luar biasa yang sukar dijangkau oleh akal pikiran manusia. Pengertian ini punya muatan yang
berbeda dengan pengertian i`jaz dalam perspektif islam.2
I`jaz sesungguhnya menetapkan kelemahan ketika mukjizat telah terbukti, maka yang
nampak kemudian adalah kemampuan atau “mu`jiz” [yang melemahkan], oleh sebab itu i`jaz AI-
Qur`an menampakan kebenaran Muhammad SAW dalam pengakuannya sebagai rosul yang
memperlihatkan kelemahan manusia dalam menandingi mukjizatnya.3
Kemukjizatan menurut persepsi ulama harus memenuhi keriteria 5 syarat sebagai berikut:
1. Mukjizat harus berupa sesuatu yang tidak di sanggupi oleh makhluk sekalian alam.
2. Tidak sesuai dengan kebiasaan dan tidak berlawanan dengan hukum islam.
3. Mukjizat harus berupa hal yang dijadikan saksi oleh seorang mengaku membawa risalah ilahi
sebagai bukti atas kebenaran dan kebesarannya.
4. Terjadi bertepatan dengan penagakuan nabi yang mengajak bertanding menggunakan mukjizat
tersebut.
5. Tidak ada seorangpun yang dapat membuktikan dan membandingkan dalam hal tersebut.
Sedang yang di maksud dengan i`jaz secara terminologi ilmu AI-Qur`an sebagaimana
yang dikemukakan oleh beberapa ahli sebagai berikut:
1. Menurut Manna’ Khalil Al-Qhatan

1
H.Muh.quraish syihab dkk, sejarah dan ulum al-qur’an (Jakarta: Pustaka firdaus,1999), hlm. 106
2
Quraish syihab, mukjizat al-Qur’an dan aspek kebahasaan,isyarat ilmiah danpemberitaan yang ghoib
3
Manna Khalil al-Qothhon, mabahistfiulumulqu’anditerjemahkanolehmuzakir AS, dengan juul stidi ilmi-ilmu al-
Qur’an (bogor:pustakalentera antar nusa,1996),cet.III, hlm.371
I`jaz adalah menampakkan kebenaran nabi SAW dalam pengakuan orang lain sebagai rasul
utusan Allah SWT dengan menampakan kelemahan orang-orang Arab untuk menandinginya atau
menghadapi mukjizat yang abadi. Yaitu AL Qur`an dan kelemahan-kelemahan generasi sesudah
mereka.4
1. Menurut Ali Al-Shabuni
I`jaz ialah menetapkan kelemahan manusia baik secara kelompok maupun bersama-sama untuk
menandingi hal yang serupa dengannya, maka mukjizat merupakan buktiyang datangnya dari
Allah SWT yang di berikan kepada hamba-Nya.
Mukjizat adalah perkara yang luar biasa yang disertai dengan tsantangan yang tidak
mungkin dapat ditandingi oleh siapapun dan kapanpun. Muhammad Bakar ismail menegaskan,
mukjizat adalah perkara luar biasa yng di sertahin dan di ikuti tantangan yng di berikan oleh
Allah Swt kepada nabi-nabi sebagai hujjah dan bukti yang kuat atas misi dan kebenaran terhadap
apa yang di embannyah yang bersumber dari Allah swt.
Dari ketiga definisi di atas dapat di pahami antara i’jaz dan mukjizat itu dapat di katakan
melemakan. Hanya saja pengertian I’jaz di atas mengesankan Batasan yang lebih spesifik, yaitu
Al-Qur’an. Sedangkan pengertin mukjizat itu dapat, menegaskan Batasan yang lebih luas, yakni
bukan hanya berupa Al-Qur’an, tetapi juga perkara-perkara lain yang tidak mampu di jangkau
manusia secara keseluruhan. Dengan demikian dalam konteks ini antara pengertian I’jaz dan
mukjizat itu saling melengkapi, sehingga nampak jelas keistimewaan dari ketetapan-ketetapan
Allah yang khusus di berikan kapada Rasul-rasulnya pilihan-nya sebagai salah satu bukti
kebenaran misi kerasulan yang di bawanya.5

B. Pengertian I’jaz al-Balaghi


I’jaz Balaghi terdiri dari dua kata, yaitu I’jazun dan Balaghotun. Al-mu’jizat adalah
bentuk kata Muannats dari kata mudzakkar al-mu’jiz. Al-mu’jiz adalah isim fa’il dari
kata kerja (fi’il) a’jaza. Secara harfiah, mu’jizat mempunyai arti lemah, tidak mampu,
tidak berdaya, tidak sanggup dan tidak kuasa. Al-‘ajzu adalah lawan kata dari al-
qudroh, yang berarti sanggup, mampu atau kuasa6.

4
Manna Khalil al-qattan,studi ilmu-ilmu al-qur’an(terjemahan dari mabahist fiulumilqur’an), (Jakarta: pustaka litera
antar nusa,2004)hlm.371
5
Usman, ulumulqur’an hlm.287
6
Muhammad amin suma, Ulumulqur’an(Jakarta:rajawali pers, Cet. I, 2013),hlm. 154
Dalam hal ini, istilah mu’jiz atau mu’jizat lazim diartikan dengan al-‘ajib, artinya sesuatu
yang ajaib (menakjubkan atau mengherankan) karena orang atau pihak lain tidak ada
yang sanggup menandingi atau menyamai sesuatu itu. Juga sering diartikan dengan suatu
yang menyalahi tradisi.7
Dalam al-Qur’an kata a’jaaza dalam berbagai bentuk terulang sebanyak 26 kali dalam 21
surah yang berbeda dan berada pada 25 ayat yang berbeda juga, dankata a’jazyn dala, al-
qur’an digunakan dalam beberapa pengertian diantaranya “ tidak mampu “ seperti dalam
firman Allah SWT:

ُ ِ ‫ت أَ ْن أَ ُكونَ ِم ْث َل هَـ َذا ْال ُغ َرا‬


ُ ‫اري َسوْ ءةَ أَ ِخي ِه قَا َل يَا َو ْيلَتَا أَ َع َج ْز‬
َ‫ي َسوْ ءة‬ ِ ‫ب فَأ َو‬
َ ‫ار‬ ِ ْ‫ث فِي األَر‬
ِ ‫ض لِي ُِريَهُ َك ْيفَ يُ َو‬ ُ ‫ث هّللا ُ ُغ َرابا ً يَ ْب َح‬
َ ‫فَبَ َع‬
َ‫أَ ِخي فَأَصْ بَ َح ِمنَ النَّا ِد ِمين‬

“ kemudian allah menyuruh seekor burung gagak supaya menggali bumi(tanah) untuk
memperlihatkan kepadanya ( Qabil ) tentang bagaimana seharusnya ia menguburkan
saudaranya ( Habil ) berkata Qabil ; Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu
berbuat seperti burung gagk ini, lalu aku pun dapat menguburkan mayat saudaraku ini?
Karena itu, maka jadilah dia ( Qabil ) salah seorang diantara orang-orang yang
menyesal “8
Dalam ayat diatas, digunakan untuk pengertian tidak mampu atau tidaksanggup dalam
kamus al-Mu’jam al-Wasit mukjizat dirumuskan dengan :

‫أمر خارق للعادة يظهره هللا على يد نبي تأييدا لنبوته‬

“ sesuatu yang menyalahi adat kebiasaan yang ditampakkan Allah diatas kekuasaan
seorang nabi untuk memperkuat kenabiannya”
Dalam kamus besar bahasa Indonesia mukjizat diartikan sebagai ” suatu tindakan diluar
kekuasaan manusia atau suatu ketidakmungkinan menurut akal sehat sehingga
menimbulkan kekaguman”.9

7
ibid
8
Surahal-maidah ayat 5
9
M.Quraish syihab, mukjizat al-qur’an (bandung:mizzen, cet,I,2013)hlm. 154
Sedangkan balaghah menurut ulama adalah :

‫أن يكون الكالم مطابقا لمقتضى أحوال المخاطبين مع فصاحته‬

“ bahwa perkataan ( kalam) yang disampaikan sesuai dengan keadaan pendengarnya


dengan kata-kata yang fasih ( jelas )”.10

Jadi I’jaz al-Balaghi adalah kemukjizatan segi sastra balaghahnya sebab setiap kalimat yang ada
dalam al-Qur’an dapat mewakili suatu makna yang dimaksud dari kalimat tersebut.

C. Konsep Dasar I’jaz al-Qur’an


Sejak zaman Nabi Muhammad banyak sekali orang yang meragukan eksistensi al-
Qur’an sebagai firman Allah. Sebagian dari mereka mengatakan bahwa al-Qur’an adalah
syair, al-Qur’an adalah sihir dan lain sebagainya. Maka dari itu, al-Qur’an mengeluarkan
tantangan kepada orang-orang tersebut. Tantangan yang pertama kali dilontarkan adalah:
ٍ ‫ فَ ْليَأْتُوا بِ َح ِدي‬33( َ‫أَ ْم يَقُولُونَ تَقَ َّولَهُ بَلْ اَل ي ُْؤ ِمنُون‬
َ ‫ث ِم ْثلِ ِه إِ ْن َكانُوا‬
َ‫صا ِدقِين‬

Artinya: Ataukah mereka mengatakan: “Dia (Muhammad) membuat-buatnya”. Sebenarnya


mereka tidak beriman. Maka hendaklah mereka mendatangkan kalimat yang semisal Al Qur’an
itu jika mereka orang-orang yang benar.

Namun kenyataanya tantangan tersebut tidakbisa mereka penuhi mereka beralasan


bahwa mereka tidak mengetahui sejarah umat terdahulu maka wajar kalau mereka tidak
bisa membuat yang sepadan dengan al-Qur’an selanjutnya, karena tantangan tersebut
tidak terpenuhi, makaAllah mengirimkan tantangan tersebut dengan firman-Nya :

َ ‫ُون هَّللا ِ إِ ْن ُك ْنتُ ْم‬


َ‫صا ِدقِين‬ ٍ ‫أَ ْم يَقُولُونَ ا ْفت ََراهُ قُلْ فَأْتُوا بِ َع ْش ِر ُس َو ٍر ِم ْثلِ ِه ُم ْفتَ َريَا‬
ِ ‫ت َوا ْدعُوا َم ِن ا ْستَطَ ْعتُ ْم ِم ْن د‬

Artinya: “ Bahkan mereka mengatakan: “Muhammad telah membuat-buat Al Qur’an itu”,


Katakanlah: “(Kalau demikian), maka datangkanlah sepuluh surah-surah yang dibuat-buat
yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kamu sanggup (memanggilnya) selain
Allah, jika kamu memang orang-orang yang benar”.

10
Muhammad bin su’ud al-islamiyah, silsilatul ta’limilughotul ‘arabiyah (riyadh:mustawa rabi’.1422) hlm. 19
Namun kenyataannya tantangan yang kedua ini juga gagal dilayani dengan alasan yang sama,
yaitu tidak mengetahui sejarah umat terdahulu yang digunakan sebagai isi dari sepuluh surah
tersebut. Maka Allah meringankan tantangannya dengan firman-Nya.

ِ ‫أَ ْم يَقُولُونَ ا ْفت ََراهُ قُلْ فَأْتُوا بِسُو َر ٍة ِم ْثلِ ِه َوا ْدعُوا َم ِن ا ْستَطَ ْعتُ ْم ِم ْن د‬
َ ‫ُون هَّللا ِ إِ ْن ُك ْنتُ ْم‬
38( َ‫صا ِدقِين‬

Artinya: “Atau (patutkah) mereka mengatakan: “Muhammad membuat-buatnya.” Katakanlah:


“(Kalau benar yang kamu katakan itu), maka cobalah datangkan sebuah surat seumpamanya
dan panggillah siapa-siapa yang dapat kamu panggil (untuk membuatnya) selain Allah, jika
kamu orang-orang yang benar.”

Ketiga tantangan tersebut terlontarkan ketika Nabi masih berada di Makkah, masih ditambah
tantangan yang keempat yang dikemukakan ketika Nabi sudah berhijrah ke Madinah, yang
terabadikan dalam firman Allah sebagai berikut:

)23( َ‫صا ِدقِين‬ ِ ‫ب ِم َّما نَ َّز ْلنَا َعلَى َع ْب ِدنَا فَأْتُوا بِسُو َر ٍة ِم ْن ِم ْثلِ ِه َوا ْدعُوا ُشهَدَا َء ُك ْم ِم ْن د‬
َ ‫ُون هَّللا ِ إِ ْن ُك ْنتُ ْم‬ ٍ ‫َوإِ ْن ُك ْنتُ ْم فِي َر ْي‬

Artinya: Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Qur’an yang Kami wahyukan kepada
hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Qur’an itu dan ajaklah
penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.

Ayat ini sebenarnya redaksinya mirip dengan ayat yang ada dalam surah Yunus. Namun ayat
dalam surah al-Baqarah ini di dalamnya terdapat min yang menurut para pakar menunjukkan arti
“kurang lebih”. Akan tetapi tantangan tersebut belum juga terjawab, bahkan sampai sekarang
tantangan tersebut masih berlaku dan juga belum ada jawaban atau balasan, karena hal itu tidak
mungkin dilakukan oleh seorang manusia.

D. Sejarah Perkembangan I’jaz al-Qur’an


Konsep I’jaz pada awalnya condong kepada dakwah Muhammadiyah, yaitu dalam rangka
penyebaran agama Islam dengan cara mengalahkan hujjah-hujjah yang diutarakan oleh
lawan, biasanya permasalahan yang dibahas adalah masalah teologi. Model lain I’jaz
pada masa awal ini adalah penyampaian berita-berita gaib dan kabar-kabar masa dahulu
yang pada masa itu sangat sulit untuk ditemukan. Kecondongan I’jaz ini sampai pada
masa al-Jahiz dan ath-Thabari. Salah satu yang cukup menarik adalah konsep sharfah
yang dikeluarkan oleh an-Nazhzham, seorang tokoh Muktazilah.11

Masuk ke masa Abu al-Hasan ar-Rummani, konsep I’jaz lebih condong kepada dunia
Balaghah. Ar-Rummani adalah tokoh pertama yang menggunakan istilah “I’jaz” yang
disandingkan dengan lafal “Alquran”. Ar-Rummani menegaskan bahwa balaghah Alquran
berada pada puncak keindahan, sementara manusia hanya mampu mencapai tingkat balaghah
yang paling rendah. 12Seiring berkembangnya masa, muncul tokoh-tokoh I’jaz Alquran yang
pembahasan Balaghah semakin terfokus. Seperti al-Baqillani yang fokus I’jaz-nya pada uslub
(gaya bahasa) Alquran. Ahli Balaghah lain yang menjadi sorotan adalah Abdul Qahir al-
Jurjani yang mengemukakan konsep nadzm dalam I’jaz Alquran. Menurutnya, I’jaz Alquran
terletak pada pemilihan kata (diksi) lalu menyusunnya dengan pola tertentu hingga tampak
makna yang dimaksudkan. Al-Jurjani merupakan bapak strukturalisme yang pertama kali
mengemukakan secara final konsep penataan dan susunan (nazhm) Alquran.13

Pada masa berikutnya muncul Muhammad Abduh dengan tafsirnya al-Manar dan kitab
teologinya Risalah Tauhid. I’jaz Abduh tidak terpaku dengan kajian Balaghah yang
menurutnya begitu rumit. Abduh mencoba memperkenalkan pandangan baru dalam
pemahaman I’jaz Alquran. Fokus yang diambil Abduh lebih kepada bagaimana Alquran
menjadi sumber inspirasi bagi masyarakat muslim, layaknya seperti pada zaman Nabi dan
para sahabat yang menjadikan Alquran sebagai sumber inspirasi. Hal ini terbukti dengan
tafsirnya yang bercorak al-adab al-ijtima’iy (civil society: orientasi kepada masyarakat).14

Namun pada periode berikutnya muncul nama Sayyid Quthub yang mengembalikan
kembali pemahaman I’jaz Alquran ke dalam dunia Balaghah. Menurutnya, Alquran
mengungkapkan dengan gambaran konkrit imajinatif terhadap makna-makna abstrak,
suasana jiwa, pemandangan yang terlihat, dalam setiap uslub-uslub-nya. Sehingga
berpengaruh terhadap jiwa pendengar. Hal yang hampir serupa muncul pada masa Aisyah
Abdurrahman bintu Syathi. Dalam kajian I’jaz-nya, Bintu Syathi (nama pena)
mengemukakan bahwa I’jaz Alquran bukan hanya sekedar keterkaitan antar kata, diksi,

11
Nasr hamid abu zayd, tekstualitas al-Qur’an, hlm.180-181
12
Issa j.baoullata al-qur’an yang menakjubkan,hlm.2
13
Ibid
14
ibid
ataupun uslub-uslubnya. I’jaz Alquran yang dikemukakan hingga mencapai tataran huruf-
hurufnya, semisal adalah huruf qasam (sumpah).

Berikutnya, karya dalam hal I’jaz Alquran pada masa sekarang adalah karya M. Quraish
Shihab. Di dalamnya terdapat tiga pembahasan I’jaz yang dikemukakan oleh Quraish Shihab
yakni dalam tataran bahasa, isyarat ilmiah, dan pemberitaan gaib. Hal baru yang diajukan
oleh Quraish Shihab adalah bahwa Alquran mengandung isyarat-isyarat ilmiah yang ternyata
banyak tersingkap dalam perkembangan zaman. Bahkan hingga sekarang banyak peneliti
yang mengkaitkan penemuan-penemuan mereka dengan Alquran. Dalam bukunya Quraish
Shihab memberikan contoh ihwal reproduksi manusia, ihawal kejadian alam semesta, ihwal
pemisah dua laut, dan masih banyak yang lain.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dari makalah diatas dapat disimpulkan :


1. Al-Qur’an memiliki banyak kemukjizatan diantaranya mukjizatdari segi bahasa ini, yaitu
susunan kata dan kalimat serta keseimbangan redaksi al-Qur’an itu sendiri, dari segi
kajian ilmiah, kajian hukum dan kajian-kajian yang lain.
2. Al-Qur’an sudah sangat jelas kemukjizatannya. Namun demikian, masih ada juga hal-hal
yang dipertetntangkan dikritik oleh sebagian ilmuwan, diantaranya berkaitan dengan
sistematika dan kritik terhadap bahasa al-Qur’an.

Pengertian mukjizat adalah merupakan petunjuk dari Allah SWT kepada manusia akan
kebenaran rasul dan nabi-Nya. Mereka benar-benar utusan Allah SWT dan mereka adalah
penyambung kabar yang diberikan oleh Allah guna menuntun umat manusia kembali ke jalan
yang penuh dengan cahaya dan kembali menjadi khalifah di bumi sebagai mana Allah sedari
awal memberikan kita tugas tersebut. Dan masih baanyak lagi hal-hal yang menakjubkan dari
kemukjizatan al-Qur’an seperti tata bahasa yang sangat sempurna, memuat redaksi yang
berkaitan dari masa ke masa dan dapat dipastikan bahwa itu terjadi baik dimasa yang sudah
lampau, sekarang maupun masa yang akan dating hal ini menunjukkan bahwasanya al-
Qur’an tidak akan lekang dimakan oleh waktu, kemudian al-Qur’an juga berisi berbagai ilmu
yang digunakan dalam kehiduan sehari-hari mulai dari hukum politik, hukum pidana,dan
muamalah.

Anda mungkin juga menyukai