I’jaz Al-Qur’an
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Terstruktur Pada Mata Kuliah Ilmu Tafsir
Oleh :
Kelompok 3 PBA 5A
DOSEN PENGAMPU :
Dr. M. Yemmardotillah
2022 M/ 1443 H
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehatNya,baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Tafsir dengan judul I’jaz Al-
Qur’an .
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
mendukung untuk menyelesaikan makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I......................................................................................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................................................. 1
BAB II ....................................................................................................................................... 2
A. Kesimpulan ..................................................................................................................... 9
B. Saran................................................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-quran adalah pedoman kaum muslimin yang menjadi sumber ajaran Islam
yang pertama dan utama yang harus kita imani serta aplikasikan dalam kehidupan
seharihari agar memperoleh kebaikan di dunia maupun di akhirat. Selain itu, al-Qur’an
merupakan mukjizat terbesar bagi nabi Muhammad SAW dan mukjizat al-qur’an ini
hukumnya sepanjang masa, karena tidak akan ada satu manusiapun yang mampu
membuat satu kitab tandingan atau sama dengan al-quran. Jadi, sebagai seorang muslim
wajib bagi kita untuk mengimaninya dengan sepenuh hati dan sudah sewajarnya pula
kita mengetahui segala sesuatu tentang mukjizat al-qur’an.
I’jazul Qur’an adalah bagian dari ilmu tafsir yang mempelajari tentang segala
sesuatu yang menyangkut kemukjizatan al-Qur’an. Sebagai seorang muslim maka
sudah semestinya kita mempelajari i’jaz al-qur’an ini, karena ada banyak sekali
hikmahnya yang dapat kita ambil untuk menambah keimanan kita.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Secara etimologis kata اعجازberasal dari akar kata عجزartinya tidak mampu/kuasa.
Kata عجزadalah jenis kata yang tidak memiliki muatan aktifitas (pasif). Kemudian kata
ini dapat berkembang menjadi kata kerja aktif supaya dengan wajan (af’ala) )يعجز اعجز
a`jaza-yu’jizu) berarti melemahkan, dengan demikian, Al-Qur`an sebagai mukjizat
bermakna bahwa AI-Qur`an merupakan sesuatu yang mampu melemahkan tentang
menciptakan karya yang serupa dengannya. 1 Dalam kamus besar bahasa Indonesia, “kata
mukjizat” diartikan sebagai kejadian yang luar biasa yang sukar dijangkau oleh akal
pikiran manusia. Pengertian ini punya muatan yang berbeda dengan pengertian i`jaz
dalam perspektif islam. 2
Sedangkan ditinjau dari segi etimologis, para ulama berbeda pendapat. Manna’
Khalil al-Qhatan mengatakan mu’jizat yaitu: “Menampakkan kebenaran Nabi dalam
pengakuannya sebagai Rasul, dengan menampakkan kelemahan orang-orang Arab untuk
menghadapi mu’jizat yang abadi, yaitu al-Quran dan kelemahan generasi-generasi
sesudah mereka. Dan mu’jizat adalah sesuatu hal yang luar biasa yang disertai tantangan
dan selamat dari perlawanan”. Sementara Ali Ashabuni, mengatakan mukjizat adalah
“Melihat kelemahan orang dalam menetapkan seumpamanya, suatu hal yang luar
kebiasaan, keluar dari sebab-sebab umum yang diketahui manusia”. Selanjutnya, Dawud
al-Aththar mengatakan mukjizat adalah “Sesuatu yang membuat manusia tidak mampu,
baik secara sendiri maupun bersama-sama, untuk mendatangkan yang seperti itu”. 3 I`jaz
sesungguhnya menetapkan kelemahan ketika mukjizat telah terbukti, maka yang nampak
kemudian adalah kemampuan atau “mu`jiz” [yang melemahkan], oleh sebab itu i`jaz AI-
1 Muh.quraish syihab dkk, Sejarah & Ulum Al-qur’an (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1999), hlm.106
2
Quraish syihab, mukjizat al-qur’an dan aspek kebahasaan, isyarat ilmiah dan pemberitaan yang ghaib
( bandung: mizan 1998),cet.IV, hlm.23.
3
Riza Nazlianto, I’jaz Qur’an: Pengertian, Macam-macam Dan Polemik Disekitarnya, Jurnal Al-
Mursalah, Vol.3, No.2, 2017, hlm. 131
2
Qur`an menampakan kebenaran Nabi Muhammad SAW dalam pengakuannya sebagai
rosul yang memperlihatkan kelemahan manusia dalam menandingi mukjizatnya.
Dari beberapa definisi di atas dapat di pahami antara i’jaz dan mukjizat itu dapat
di katakan melemakan. Hanya saja pengertian I’jaz di atas mengesankan Batasan yang
lebih spesifik, yaitu Al-Qur’an. Sedangkan pengertin mukjizat itu dapat menegaskan
Batasan yang lebih luas, yakni bukan hanya berupa Al-Qur’an, tetapi juga perkaraperkara
lain yang tidak mampu di jangkau manusia secara keseluruhan. Dengan demikian dalam
konteks ini antara pengertian I’jaz dan mukjizat itu saling melengkapi, sehingga nampak
jelas keistimewaan dari ketetapan-ketetapan Allah yang khusus di berikan kapada Rasul-
rasulnya pilihan-nya sebagai salah satu bukti kebenaran misi kerasulan yang di bawanya.
4 Abdul Djalal, Ulumul Qur’an, (Surabaya: Dunia Ilmu, 2012), hlm. 270
3
Aspek-aspek i’jaz al-Qur’an adalah hal-hal yang ada pada al-Qur’an yang
menunjukkan bahwa Al-qur’an itu adalah benar-benar wahyu Allah swt., serta
ketidakmampuan jin dan manusia membuat sesuatu yang sama seperti al-Qur’an.
1. Segi Bahasa dan Susunan Redaksinya
Al-Qur’an mempunyai gaya bahasa yang khas dan tidak dapat ditiru,
karena mempunyai susunan indah yang mana tidak dapat diserupakan dengan
bahasa manapun. Al-Qur’an memakai bahasa dan lafazh bahasa Arab, tetapi
al-Qur’an bukan puisi, prosa atau syair. Para sastrawan Arab sekalipun tidak
mampu membuat atau meniru yang sejenis dengan al-Qur’an. Hal ini
membuat para sastrawan tersebut putus asa dan merenungkan, kemudian
timbul rasa kagum lalu sebagian masuk Islam. 5 Al-Qur’an mencapai tingkat
tertinggi dari segi keindahan bahasa, sehingga membuat kagum tidak saja
orang-orang mukmin, tapi juga orang-oarang kafir.
2. Aspek isyarat ilmiah
Pemaknaan kemukjizatan al-Qur’an dari segi isyarat ilmiah adalah
dorongan serta stimulasi al-Qur’an kepada manusia, untuk selalu berpikir
keras atas dirinya sendiri dan alam semesta yang mengitarinya. Al-Qur’an
memberikan ruang sebebas-bebasnya pada pergumpulan pemikiran ilmu
pengetahuan, dimana hal ini tidak ditemukan pada kitab-kitab agama lain
yang cenderung restruktif. Pada akhirnya, teori ilmu pengetahuan yang telah
lulus uji kebenaran ilmiah akan selalu koheren dengan al-Qur’an. Al-Qur’an
dalam mengemukakan dalil-dalil, argumen serta penjelasan ayat-ayat ilmiah,
menyebutkan isyarat-isyarat ilmiah yang sebagian baru terungkap pada
jaman ini. Contoh firman Allah swt. mengenai segi isyarat ilmiah ini adalah
:
اء ُك لَّ َش ْي ٍء َح ٍي ۖ أَفَ ََل يُ ْؤ ِم نُو َن
ِ اُه ا ۖ وج ع لْ ن ا ِم ن ا لْم
َ َ َ َ َ َ َُ َض َك انَ تَ ا َرتْ ًق ا فَ َف تَ ْق ن
ِ
َ الس َم َاوات َو ْاْل َْر
َّ َن ِ
َ أ ََوََلْ يَ َر ا لَّذ
َّ ين َك َف ُروا أ
5
Said Agil Husin al-Munawar, Al-Qur’an Membangun Tradisi Kesalehan Hakiki, (Jakarta: Ciputat
Press, 2004), hlm. 33
4
pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang
hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?)
ف طَائِ َف ةً ِم نْ ُه ْم يُ َذ بِ ُح
ُ ِض ع
ْ ََه لَ َه ا ِش يَ ًع ا يَ ْس ت ِ إِ َّن فِ ْر َع ْو َن َع ََل ِِف ْاْل َْر
ْ ض َو َج َع َل أ
ين ِ ِ أَب نَ اء ه م وي س تَ ح يِ ي نِس اء ه م ۚ إِنَّه َك ا َن ِم ن ا ل
َ ْم ْف س د
ُ َ ُ َُْ َ ْ ْ ََ ْ ُ َ ْ
ص ِام ِ ِ
َ اَّللَ َع لَ ٰى َم ا ِِف قَ لْ بِ ه َو ُه َو أَلَ ُّد ا ْْل َ َُّاس َم ْن يُ ْع ِج ب
َّ ك قَ ْولُهُ ِِف ا ْْلَيَ اةِ الدُّنْ يَ ا َويُ ْش ِه ُد ِ َو ِم َن ال ن
5
وم ِ ُغ لِب
ُ الر
ُّ ت َ
ْم ْن َك ِر َوا لْ بَ ْغ ِي ۚ يَعِ ظُ ُك ْم لَ َع لَّ ُك ْم تَ َذ َّك ُرو َن ِ ِ ِ ِ ِ ِْ ْع ْد ِل َو َّ إِ َّن
ُ اْل ْح َس ان َوإ يتَ اء ذ ي ا لْ ُق ْرَ َٰب َويَ ْن َه ٰى َع ِن ا لْ َف ْح َش اء َوا ل َ اَّللَ ََي ُْم ُر ِِب ل
(Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan,
memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji,
kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar
kamu dapat mengambil pelajaran.)
Para pakar al-Qur’an sepakat menyatakan bahwa adanya I’jaz al-Qur’an yang
diartikan sebagai “Ilmu yang membahas tentang keistimewaan al-Qur’an yang
menjadikan manusia tidak mampu menandinginya.” Panjang uraian para pakar
menyangkut sebab dan aspek apa saja dari al-Qur’an sehingga tidak dapat tertandingi.
Salah satu di antaranya adalah aspek kebahasaannya yang juga mengandung sekian
banyak cabang bahasan. Dengan demikian, i’jaz (kemukjizatan) al-Qur’an dapat
didefinisikan “sebagai suatu gejala Qura’ni yang membuat manusia tidak mampu
6 Rosihan Anwar, Ulum Al-Qur’an, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2010), hlm. 195
6
meniru al-Qur’an atau bagian-bagiannya baik dari segi isi maupun dari segi
bentuknya”.
oleh karna itu mempelajri i’jaz al-qur’an sangat lah penting apalgi bagi kita
orang-orang muslim karna dengan mempelajarinya akan membuat kita semakin sadar
dengan kemulia an al-quran dan membuat kita sadar bahwa tidak ada dusta ataupun
keraguan yang ada dalam al-quran. Setelah mempelajari apa itu kemukjizatan Al-
Qur’an, banyak hikmah yang dapat kita ambil. Diantaranya:
Dengan adanya Al-Qur’an sebagai mukjizat Allah, kita dapat lebih meyakini
kekusaan Allah SWT Juga memantapkan keimanan akan kebenaran Al-Qur’an dan
kenabian Nabi Muhammad SAW.
7 Adi Hefyansyah, Makna I’jaz Ilmi Al Qur’an: Kajian Pendekatan Analisis Teks, Jurnal Wardah:
Dakwah dan Kemasyarakatan, Vol. 2, No. 2, Desember 2020, hlm. 3
7
Dengan meyakini kebenaran dan kemurnian Al-Qur’an sebagai firman Allah
SWT, maka semakin yakin menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman dalam menjalani
hidup dan menyelesaikan masalah.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
I'jaz al-Qur'an adalah ilmu Al-Qur'an yang membahas mengenai kekuatan dari susunan
lafal dan kandungan Al-Qur'an, hingga dapat mengalahkan ahli-ahli bahasa Arab dan ahli-ahli
lain. Tujuan dari i’jaz al-quran diantaranya adalah untuk membuktikan bahwa nabi muhammad
saw benar-benar utusan allah dan al-quran adalah wahyu allah yang diturunkn kepada nabi
muhammad saw.
Aspek-aspek yang terdapat dalam i’jaz al-quran di antaranya aspek kebahasaan, aspek
isyarat ilmiah, aspek peemberitaan yang ghaib dan aspek penetapan hukum.Diantara hikmah
dari mmpelajari i,jaz al-quran adalah:
1. Meningkatkan iman dan ketakwaan kepada Allah
2. Meningkatkan kecintaan kepada Al-Qur’an
3. Selalu menggunakan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup
B. Saran
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan,karena keterbatasan kemampuan kami atau kurangnya referensi. Maka dari
itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca sangat kami harapkan
untuk perbaikan makalah kami selanjutnya. Dengan penyusunan makalah ini kami
penulis berharap dapat menambah pengetahuan dan wawasan pembaca.
9
DAFTAR PUSTAKA
10