Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

I’jaz Al-Qur’an
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Terstruktur Pada Mata Kuliah Ilmu Tafsir

Oleh :

Kelompok 3 PBA 5A

1. Ryan Febri Ansyah 2220071

2. 2. Fatahillah Al -Hafidz Hizbulloh 2220074

DOSEN PENGAMPU :

Dr. M. Yemmardotillah

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB (PBA)

FAKULTAS TARBIYAH ILMU DAN KEGURUAN (FTIK)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYECH M. DJAMIL DJAMBEK BUKITTINGGI

2022 M/ 1443 H
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehatNya,baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Tafsir dengan judul I’jaz Al-
Qur’an .
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
mendukung untuk menyelesaikan makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Bukittinggi, 03 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................................ ii

BAB I......................................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1

C. Tujuan ............................................................................................................................. 1

BAB II ....................................................................................................................................... 2

A. Pengertian I’jaz Al-Qur’an ............................................................................................. 2

B. Tujuan I’jaz Al-Qur’an ................................................................................................... 3

C. Aspek-aspek I'jaz Al Qur'an............................................................................................ 3

D. Urgensi Dan Hikmah Mempelajari I'jaz Al-Qur'an ........................................................ 6

BAB III ................................................................................................................................ 9

A. Kesimpulan ..................................................................................................................... 9

B. Saran................................................................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-quran adalah pedoman kaum muslimin yang menjadi sumber ajaran Islam
yang pertama dan utama yang harus kita imani serta aplikasikan dalam kehidupan
seharihari agar memperoleh kebaikan di dunia maupun di akhirat. Selain itu, al-Qur’an
merupakan mukjizat terbesar bagi nabi Muhammad SAW dan mukjizat al-qur’an ini
hukumnya sepanjang masa, karena tidak akan ada satu manusiapun yang mampu
membuat satu kitab tandingan atau sama dengan al-quran. Jadi, sebagai seorang muslim
wajib bagi kita untuk mengimaninya dengan sepenuh hati dan sudah sewajarnya pula
kita mengetahui segala sesuatu tentang mukjizat al-qur’an.

I’jazul Qur’an adalah bagian dari ilmu tafsir yang mempelajari tentang segala
sesuatu yang menyangkut kemukjizatan al-Qur’an. Sebagai seorang muslim maka
sudah semestinya kita mempelajari i’jaz al-qur’an ini, karena ada banyak sekali
hikmahnya yang dapat kita ambil untuk menambah keimanan kita.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari i’jaz al-quran

2. Apa tujuan dari i’jaz al-quran

3. Apa aspek-aspek yang terdapat dalam i’jaz al-quran

4. Apa urgensi dan hikmah mempelajari i’jaz al-quran

C. Tujuan

1. Untuk Mengetahui Pengertian dari I’jaz Al-Qur’an

2. Untuk Mengetahui Tujuan dari I’jaz Al-Qur’an

3. Untuk Mengetahui Apek-Aspek yang terdapat didalam I’jaz Al-Qur’an

4. Untuk Mengetahui Urgensi dan hikmah mempelajari I’jaz Al-Qur’an

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian I’jaz Al-Qur’an

Secara etimologis kata ‫ اعجاز‬berasal dari akar kata ‫ عجز‬artinya tidak mampu/kuasa.
Kata ‫عجز‬adalah jenis kata yang tidak memiliki muatan aktifitas (pasif). Kemudian kata
ini dapat berkembang menjadi kata kerja aktif supaya dengan wajan (af’ala) ‫)يعجز اعجز‬
a`jaza-yu’jizu) berarti melemahkan, dengan demikian, Al-Qur`an sebagai mukjizat
bermakna bahwa AI-Qur`an merupakan sesuatu yang mampu melemahkan tentang
menciptakan karya yang serupa dengannya. 1 Dalam kamus besar bahasa Indonesia, “kata
mukjizat” diartikan sebagai kejadian yang luar biasa yang sukar dijangkau oleh akal
pikiran manusia. Pengertian ini punya muatan yang berbeda dengan pengertian i`jaz
dalam perspektif islam. 2

Sedangkan ditinjau dari segi etimologis, para ulama berbeda pendapat. Manna’
Khalil al-Qhatan mengatakan mu’jizat yaitu: “Menampakkan kebenaran Nabi dalam
pengakuannya sebagai Rasul, dengan menampakkan kelemahan orang-orang Arab untuk
menghadapi mu’jizat yang abadi, yaitu al-Quran dan kelemahan generasi-generasi
sesudah mereka. Dan mu’jizat adalah sesuatu hal yang luar biasa yang disertai tantangan
dan selamat dari perlawanan”. Sementara Ali Ashabuni, mengatakan mukjizat adalah
“Melihat kelemahan orang dalam menetapkan seumpamanya, suatu hal yang luar
kebiasaan, keluar dari sebab-sebab umum yang diketahui manusia”. Selanjutnya, Dawud
al-Aththar mengatakan mukjizat adalah “Sesuatu yang membuat manusia tidak mampu,
baik secara sendiri maupun bersama-sama, untuk mendatangkan yang seperti itu”. 3 I`jaz
sesungguhnya menetapkan kelemahan ketika mukjizat telah terbukti, maka yang nampak
kemudian adalah kemampuan atau “mu`jiz” [yang melemahkan], oleh sebab itu i`jaz AI-

1 Muh.quraish syihab dkk, Sejarah & Ulum Al-qur’an (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1999), hlm.106
2
Quraish syihab, mukjizat al-qur’an dan aspek kebahasaan, isyarat ilmiah dan pemberitaan yang ghaib
( bandung: mizan 1998),cet.IV, hlm.23.
3
Riza Nazlianto, I’jaz Qur’an: Pengertian, Macam-macam Dan Polemik Disekitarnya, Jurnal Al-
Mursalah, Vol.3, No.2, 2017, hlm. 131

2
Qur`an menampakan kebenaran Nabi Muhammad SAW dalam pengakuannya sebagai
rosul yang memperlihatkan kelemahan manusia dalam menandingi mukjizatnya.

Dari beberapa definisi di atas dapat di pahami antara i’jaz dan mukjizat itu dapat
di katakan melemakan. Hanya saja pengertian I’jaz di atas mengesankan Batasan yang
lebih spesifik, yaitu Al-Qur’an. Sedangkan pengertin mukjizat itu dapat menegaskan
Batasan yang lebih luas, yakni bukan hanya berupa Al-Qur’an, tetapi juga perkaraperkara
lain yang tidak mampu di jangkau manusia secara keseluruhan. Dengan demikian dalam
konteks ini antara pengertian I’jaz dan mukjizat itu saling melengkapi, sehingga nampak
jelas keistimewaan dari ketetapan-ketetapan Allah yang khusus di berikan kapada Rasul-
rasulnya pilihan-nya sebagai salah satu bukti kebenaran misi kerasulan yang di bawanya.

B. Tujuan I’jaz Al-Qur’an


I’jaz al-Qur’an mempunyai beberapa tujuan, yaitu :4
1. Membuktikan bahwa Nabi Muhammad saw. adalah benar-benar seorang nabi
atau rasul Allah swt. Nabi Muhammad saw. diutus untuk menyampaikan
ajaranajaran Islam kepada seluruh manusia, serta melayangkan tantangan
supaya dapat menandingi al-Qur’an kepada individu-individu yang ingkar.
2. Membuktikan bahwa kitab al-Qur’an adalah benar-benar merupakan wahyu
Allah swt., bukan buatan malaikat Jibril dan bukan pula tulisan Nabi
Muhammad saw. Seandainya al-Qur’an itu buatan Nabi Muhammad saw.
yang seorang ummi (tidak pandai menulis dan membaca), maka tentu
ilmuwan serta pujangga Arab yang ahli dalam sastra, gramatikal bahasa dan
balaghahnya, akan dapat membuat sesuatu seperti al-Qur’an. Hal ini
menegaskan bahwa al-Qur’an itu bukan buatan siapa pun juga.
3. Menunjukkan kelemahan mutu sastra dan balaghah bahasa manusia, karena
terbukti pakar sastra dan seni bahasa Arab tidak ada yang mampu membuat
kitab tandingan seperti dalam berbagai tingkat dan bagian al-Qur’an.
4. Menunjukkan kelemahan daya upaya dan rekayasa umat manusia yang tidak
sebanding dengan keangkuhan dan kesombongannya.
C. Aspek-aspek I’jaz Al-Qur’an

4 Abdul Djalal, Ulumul Qur’an, (Surabaya: Dunia Ilmu, 2012), hlm. 270
3
Aspek-aspek i’jaz al-Qur’an adalah hal-hal yang ada pada al-Qur’an yang
menunjukkan bahwa Al-qur’an itu adalah benar-benar wahyu Allah swt., serta
ketidakmampuan jin dan manusia membuat sesuatu yang sama seperti al-Qur’an.
1. Segi Bahasa dan Susunan Redaksinya
Al-Qur’an mempunyai gaya bahasa yang khas dan tidak dapat ditiru,
karena mempunyai susunan indah yang mana tidak dapat diserupakan dengan
bahasa manapun. Al-Qur’an memakai bahasa dan lafazh bahasa Arab, tetapi
al-Qur’an bukan puisi, prosa atau syair. Para sastrawan Arab sekalipun tidak
mampu membuat atau meniru yang sejenis dengan al-Qur’an. Hal ini
membuat para sastrawan tersebut putus asa dan merenungkan, kemudian
timbul rasa kagum lalu sebagian masuk Islam. 5 Al-Qur’an mencapai tingkat
tertinggi dari segi keindahan bahasa, sehingga membuat kagum tidak saja
orang-orang mukmin, tapi juga orang-oarang kafir.
2. Aspek isyarat ilmiah
Pemaknaan kemukjizatan al-Qur’an dari segi isyarat ilmiah adalah
dorongan serta stimulasi al-Qur’an kepada manusia, untuk selalu berpikir
keras atas dirinya sendiri dan alam semesta yang mengitarinya. Al-Qur’an
memberikan ruang sebebas-bebasnya pada pergumpulan pemikiran ilmu
pengetahuan, dimana hal ini tidak ditemukan pada kitab-kitab agama lain
yang cenderung restruktif. Pada akhirnya, teori ilmu pengetahuan yang telah
lulus uji kebenaran ilmiah akan selalu koheren dengan al-Qur’an. Al-Qur’an
dalam mengemukakan dalil-dalil, argumen serta penjelasan ayat-ayat ilmiah,
menyebutkan isyarat-isyarat ilmiah yang sebagian baru terungkap pada
jaman ini. Contoh firman Allah swt. mengenai segi isyarat ilmiah ini adalah
:
‫اء ُك لَّ َش ْي ٍء َح ٍي ۖ أَفَ ََل يُ ْؤ ِم نُو َن‬
ِ ‫اُه ا ۖ وج ع لْ ن ا ِم ن ا لْم‬
َ َ َ َ َ َ َُ َ‫ض َك انَ تَ ا َرتْ ًق ا فَ َف تَ ْق ن‬
ِ
َ ‫الس َم َاوات َو ْاْل َْر‬
َّ ‫َن‬ ِ
َ ‫أ ََوََلْ يَ َر ا لَّذ‬
َّ ‫ين َك َف ُروا أ‬

(Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit


dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami

5
Said Agil Husin al-Munawar, Al-Qur’an Membangun Tradisi Kesalehan Hakiki, (Jakarta: Ciputat
Press, 2004), hlm. 33

4
pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang
hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?)

3. Aspek pemberitaan yang ghaib

Surat-surat dalam al-Qur’an mencakup banyak berita tentang hal gaib.


Kapabilitas al-Qur’an dalam memberikan informasi-informasi tentang hal-
hal gaib akan menjadi persyaratan utama penopang eksistensinya sebagai
suatu kitab mu’jizat. Akan tetapi pemberian informasi mengenai hal yang
gaib tidak memonopoli seluruh aspek kemukjizatan al-Qur’an itu sendiri.

a) Kegaiban masa lampau, dimana al-Qur’an sangat jelas dan fasih


dalam menjelaskan cerita masa lalu, seakan-akan menjadi saksi mata
yang langsung mengikuti jalannya cerita. Tidak ada satupun dari
kisah masa lampau tersebut yang tidak terbukti kebenarannya.

‫ف طَائِ َف ةً ِم نْ ُه ْم يُ َذ بِ ُح‬
ُ ِ‫ض ع‬
ْ َ‫َه لَ َه ا ِش يَ ًع ا يَ ْس ت‬ ِ ‫إِ َّن فِ ْر َع ْو َن َع ََل ِِف ْاْل َْر‬
ْ ‫ض َو َج َع َل أ‬
‫ين‬ ِ ِ ‫أَب نَ اء ه م وي س تَ ح يِ ي نِس اء ه م ۚ إِنَّه َك ا َن ِم ن ا ل‬
َ ‫ْم ْف س د‬
ُ َ ُ َُْ َ ْ ْ ََ ْ ُ َ ْ

(Sesungguhnya Fir'aun telah berbuat sewenang -wenang di


muka bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah,
dengan menindas segolongan dari mereka, menyembelih
anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak-anak
perempuan mereka. Sesungguhnya Fir'aun termasuk orang -
orang yang berbuat kerusakan.)

b) Keagaiban masa sekarang

‫ص ِام‬ ِ ِ
َ ‫اَّللَ َع لَ ٰى َم ا ِِف قَ لْ بِ ه َو ُه َو أَلَ ُّد ا ْْل‬ َ ُ‫َّاس َم ْن يُ ْع ِج ب‬
َّ ‫ك قَ ْولُهُ ِِف ا ْْلَيَ اةِ الدُّنْ يَ ا َويُ ْش ِه ُد‬ ِ ‫َو ِم َن ال ن‬

(Dan di antara manusia ada orang yang ucapannya tentang


kehidupan dunia menarik hatimu, dan dipersaksikannya kepada Allah
(atas kebenaran) isi hatinya, padahal ia adalah penantang yang
paling keras.)

c) Kegaiban masa yang akan datang

5
‫وم‬ ِ ‫ُغ لِب‬
ُ ‫الر‬
ُّ ‫ت‬ َ

(Telah dikalahkan bangsa romawi)


‫ض َو ُه ْم ِم ْن بَ ْع ِد غَ لَبِ ِه ْم َس يَ غْ لِبُون‬
ِ ‫ِِف أ َْد ََن ْاْل َْر‬

(di negri yang terdekat dan mereka stelah dikalahkan itu


akan menang)
4. Aspek petunjuk penetapan hukum
Al-Qur’an menjelaskan pokok-pokok akidah, norma-norma
keutamaan, sopan santun, undang-undang ekonomi politik, sosial dan
kemasyarakatan serta hukum -hukum ibadah. Jika pokok-pokok ibadah wajib
diperhatikan, akan diperoleh kenyataan bahwa Islam telah memperluas dan
meramunya menjadi ibadah amaliah (zakat dan sedekah) serta ada juga yang
berupa ibadah amaliah sekaligus ibadah badaniyah (berjuang di jalan Allah
swt.)6 Adapun contoh segi penetapan hukum ini diantaranya:

‫ْم ْن َك ِر َوا لْ بَ ْغ ِي ۚ يَعِ ظُ ُك ْم لَ َع لَّ ُك ْم تَ َذ َّك ُرو َن‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِْ ‫ْع ْد ِل َو‬ َّ ‫إِ َّن‬
ُ ‫اْل ْح َس ان َوإ يتَ اء ذ ي ا لْ ُق ْرَ َٰب َويَ ْن َه ٰى َع ِن ا لْ َف ْح َش اء َوا ل‬ َ ‫اَّللَ ََي ُْم ُر ِِب ل‬
(Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan,
memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji,
kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar
kamu dapat mengambil pelajaran.)

D. Urgensi dan hikmah mempelajari i’jaz al-qur’an

Para pakar al-Qur’an sepakat menyatakan bahwa adanya I’jaz al-Qur’an yang
diartikan sebagai “Ilmu yang membahas tentang keistimewaan al-Qur’an yang
menjadikan manusia tidak mampu menandinginya.” Panjang uraian para pakar
menyangkut sebab dan aspek apa saja dari al-Qur’an sehingga tidak dapat tertandingi.
Salah satu di antaranya adalah aspek kebahasaannya yang juga mengandung sekian
banyak cabang bahasan. Dengan demikian, i’jaz (kemukjizatan) al-Qur’an dapat
didefinisikan “sebagai suatu gejala Qura’ni yang membuat manusia tidak mampu

6 Rosihan Anwar, Ulum Al-Qur’an, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2010), hlm. 195

6
meniru al-Qur’an atau bagian-bagiannya baik dari segi isi maupun dari segi
bentuknya”.

I'jaz al-Qur'an merupakan sebuah penelitian tentang mukjizat-mu'jizat yang ada


pada al-Qur'an, dan terutama i'jaz al-Qur'an pada ayat-ayat ilmiah menjelaskan tentang
kekuasaan Allah swt. Seiring dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan
umat manusia saat ini telah ditemukan beberapa fakta ilmiah yang belum ditemukan
oleh ilmuan terdahulu, dan pada kenyataannya bahwa semua penemuan-penemuan itu
sudah tercantum dalam al-Qur'an jauh sebelum para ilmuan menemukannya. Dan hal
ini tentu saja menjadi bukti kuat bahwa al-Qur'an ini adalah firman dari Allah Swt. 7

oleh karna itu mempelajri i’jaz al-qur’an sangat lah penting apalgi bagi kita
orang-orang muslim karna dengan mempelajarinya akan membuat kita semakin sadar
dengan kemulia an al-quran dan membuat kita sadar bahwa tidak ada dusta ataupun
keraguan yang ada dalam al-quran. Setelah mempelajari apa itu kemukjizatan Al-
Qur’an, banyak hikmah yang dapat kita ambil. Diantaranya:

1. Meningkatkan iman dan ketakwaan kepada Allah

Dengan adanya Al-Qur’an sebagai mukjizat Allah, kita dapat lebih meyakini
kekusaan Allah SWT Juga memantapkan keimanan akan kebenaran Al-Qur’an dan
kenabian Nabi Muhammad SAW.

2. Meningkatkan kecintaan kepada Al-Qur’an

Kecintaan Al-Qur’an dapat diwujudkan dengan meningkatkan intensitas


beribadah membaca Al-Qur’an.

3. Selalu menggunakan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup

7 Adi Hefyansyah, Makna I’jaz Ilmi Al Qur’an: Kajian Pendekatan Analisis Teks, Jurnal Wardah:
Dakwah dan Kemasyarakatan, Vol. 2, No. 2, Desember 2020, hlm. 3
7
Dengan meyakini kebenaran dan kemurnian Al-Qur’an sebagai firman Allah
SWT, maka semakin yakin menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman dalam menjalani
hidup dan menyelesaikan masalah.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
I'jaz al-Qur'an adalah ilmu Al-Qur'an yang membahas mengenai kekuatan dari susunan
lafal dan kandungan Al-Qur'an, hingga dapat mengalahkan ahli-ahli bahasa Arab dan ahli-ahli
lain. Tujuan dari i’jaz al-quran diantaranya adalah untuk membuktikan bahwa nabi muhammad
saw benar-benar utusan allah dan al-quran adalah wahyu allah yang diturunkn kepada nabi
muhammad saw.
Aspek-aspek yang terdapat dalam i’jaz al-quran di antaranya aspek kebahasaan, aspek
isyarat ilmiah, aspek peemberitaan yang ghaib dan aspek penetapan hukum.Diantara hikmah
dari mmpelajari i,jaz al-quran adalah:
1. Meningkatkan iman dan ketakwaan kepada Allah
2. Meningkatkan kecintaan kepada Al-Qur’an
3. Selalu menggunakan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup
B. Saran
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan,karena keterbatasan kemampuan kami atau kurangnya referensi. Maka dari
itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca sangat kami harapkan
untuk perbaikan makalah kami selanjutnya. Dengan penyusunan makalah ini kami
penulis berharap dapat menambah pengetahuan dan wawasan pembaca.

9
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Rosihan . 2010. Ulum Al-Qur’an. Bandung: CV. Pustaka Setia.


Al-Munawar, Said Agil Husin. 2004. Al-Qur’an Membangun Tradisi Kesalehan
Hakiki. Jakarta: Ciputat Press.
Djalal, Abdul. 2012. Ulumul Qur’an. Surabaya: Dunia Ilmu.
Syihab, Muh.quraish, dkk. 1999. Sejarah & Ulum Al-qur’an . Jakarta: Pustaka
Firdaus.
Syihab, Quraish. 1998. mukjizat al-qur’an dan aspek kebahasaan, isyarat ilmiah dan
pemberitaan yang ghaib. cet. IV; bandung: mizan.
Hefyansyah, Adi. 2020. Makna I’jaz Ilmi Al Qur’an: Kajian Pendekatan Analisis
Teks. Jurnal Wardah: Dakwah dan Kemasyarakatan. Vol. 2, No. 2.
Nazlianto, Riza. 2017. I’jaz Qur’an: Pengertian, Macam-macam Dan Polemik
Disekitarnya. Jurnal Al-Mursalah. Vol.3, No.2.

10

Anda mungkin juga menyukai