Anda di halaman 1dari 17

I`JAZUL QURAN

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


ULUMUL QURAN

Disusun Oleh:
Tarishah Ananda Parinduri (22411902)
Dinda Rizky (22411901)

Dosen Pengampu: Muhammad Aqsho, S.Pd.I., MA

KELAS PAGI
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM


UNIVERSITAS DHARMAWANGSA
MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah senantiasa kita panjatkan khadirat ALLAH SWT tuhan


semesta alam yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah serta
menganugerahkan tetesan ilmu, kesehatan, dan kekuatan sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini unutuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah
ULUMUL QURAN dengan judul “I’JAZUL QURAN”. Saya juga berterima
kasih kepada bapak Muhammad Aqsho, S.Pd.I., MA selaku dosen
pengampu mata kuliah Ulumul Quran yang telah memberikan tugas ini kepada
saya. Dan tak lupa pula penulis hanturkan solawat serta salam kepada jujungan nabi
besar kita Muhammad SAW. Semoga syafaatnya mengalir pada kita di hari akhir
kelak aamiin.
Bagian dari makalah ini akan membahas tentang pengertian tentang I’jaz
Quran, segi-segi kemukjizatan tentang Al-Quran, tahapan I’jaz Quran dan faedah
kemukjizatan Al-Quran . Materi yang ini merupakan pengantar untuk mempelajari
materi-materi selanjutnya. Kami sangat bersyukur karena mampu menyelesaikan
makalah ini tepat waktu sebagai tugas. Demikian yang bisa kami sampaikan,
semoga makalah ini bisa memberikan manfaat.

Medan, 05 juni 2023


Penulis,

Kelompok

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
C. Tujuan Penilitian ....................................................................................... 1
BAB II KAJIAN TEORITIS .............................................................................. 2
A. Pengertian I’jaz Al-Quran ......................................................................... 2
B.Tahapan I’jaz Al-Quran.............................................................................. 5
C.Standar Kemukjizatan Al-Quran ............................................................... 6
D.Segi-Segi Kemukjizatan Al-Quran ............................................................ 7
E. Faedah Kemukjizatan Al-Quran…………………………………………11
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 13
A. Kesimpulan ............................................................................................... 13
B. Saran .......................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Salah satu objek lainnya dalam kajian ulumul qur'an adalah perbincangan mengenai
mukzijat,terutama mukzijat alquran karena dengan perantara mukjizat ALLAH mengingatkan
manusia.bahwa para rassul itu merupakan utusan yang mendapatkan dukungan dan bantuan dari
langit.mukjizat yang telah diberikan, kepada para nabi mempunyai fungsi sama yaitu untuk
memainkan peraannya dan mengatasi kepandaiannya kaum disamping membuktikan bahwa
kekuasaan ALLAH itu berada diatas segala galanya.
Adapun tujuan mukjizat itu,untuk pengarahan yang ditunjukan pada suatu umat yang
berkaitan dengan pengetahuan mereka,karena ALLAH tidak mengarahkan suatu umat pada hal-hal
yang mereka tidak ketahui,dan disitulah letak nilai mukjizat yang telah diberikan. kepada nabi.

B. Rumusan Masalah
Untuk lebih memudahkan dalam memahami makalah ini maka penulis membuat rumusan
sebagai berikut:
1. Apa pengertian tentang Ijaz?
2. Apa-apa saja segi-segi kemukjizatan tentang Al-Qur'an?
3. Bagaimana tahapan Ijaz Al-Qur'an
4. Apa-apa saja faedah kemukjizatan Al-Qur'an?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Untuk Mengetahui Apa Itu Ijaz
2. Untuk Mengetahui Apa saja segi-segi kemukjizatan tentang Al-Qur'an
3. Untuk Mengetahui Bagaimana tahapan Ijaz Al-Qur'an
4. Untuk Mengetahui Apa saja faedah kemukjizatan Al-Qur'an

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian I’Jaz Al-Qur’an


Ijaz menurut bahasa artinya melemahkan. Dan mukjizat artinya sesuatu yang luar biasa,
yang ajaib atau yang meakjubkan. Sedangkan menurut istilah mukjizat ialah sesuatu yang bernilai
sangat tinggi dan bisa mengungguli seluruh masalah yang berkembang.

Mukjizat hanya diberikan oleh Allah kepada para Nabi atau Rasul Allah
untukmenumbangkan kepercayaan manusia yang telah mempertahankan selain Allah SWT.
Sebagai contoh tentang mukjizat Nabi Ibrahim AS. Ketika itu kaum Thrahim adalah orang- orang
yang menyucikan berhala dan menjadikan berhala itu sebagai sembahan. Mereka mohon restu
untuk melemparkan Ibrahim ke tengah-tengah kobaran api.1

Namun ketika itu mukjizat yang dibawa Nabi Ibrahim memperlihatkan keunggulannya.
Maka api pun tak mampu membakar kulit Nabi Ibrahim. Dengan mukjizat ini, api menjadi berubah
sifatnya, yakni api yang biasanya bersifat membakar berubah menjadi dingin seketika.

Maka hati mereka terguncang dan kepercayaan mereka memudar, karena berhala yang
semula disucikan dan menjadi sesembahan, nilainya merosot dan tehina. Melalui para Rasul,
tampak sangat jelas bahwa Allah adalah Maha Kuasa. Dengan mukjizatnya, parā Rasul telah
menunjukkan kemampuannya menembus ketentuan hukum alam.

Dalam hal ini, mukjizat yang ada pada Nabi Muhammad SAW, berupa Al-Qur'an jelas
berbeda dengan mukjizat para Rasul sebelumnya. I'jazul Qur'an (kemukjizatan Al- Qur'an)
melebihi segalanya dibanding dengan apa yang sedang mereka banggakan. Dengan keutamaaan
mukjizat Al-Qur'an ini bukan hanya ditunjukkan kepada bangsa Arab, namun Al-Qur'an dengan
keutamaan mukjizatnya itu diperuntukkan kepada seluruh alam.

Ditinjau dari segi bahasa dan sastra, maka mukjizat Al-Qur'an sudah terbukti jauh lebih
unggul dibanding dengan yang pernah dicapai bangsa Arab, Sejak turunnya Al-Qur'an sudah

1
Syadali, Ahmad dan Ahmad Rofi'i. 2005. Ulumul Qur'an. Bandung: CV. Pustaka Setia

2
disertai dengan mukjizat yang bersifat universal, berlaku bagi seluruh alam dan seluruh masa. Di
samping itu Allah juga menjamin terhadap kesuciannya.2

I'jazul Qur'an mempunyai beberapa tujuan, yaitu:

1. Untuk membuktikan kerasulan Nabi Muhammad SAW.

2. Untuk membuktikan bahwa kitab suci Al-Qur'an benar-benar merupakan wahyu dari Allah.

3. Untuk menunjukkan kelemahan mutu sastra dan balagah bahasa manusia

4. Untuk menunjukkan kelemahan daya upaya dan rekayasa manusia.

Sebagaimana telah dijelaskan, mukjizat-mukjizat yang dibawa oleh para Rasul sangat
berbeda dengan yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, yaitu Al-Qur'an. Karna Al-Qur'an
adalah kalam-Nya atau ucapan-Nya sehingga keutamaan, kekekalan atau keabadiannya selalu
dimiliki oleh Al-Qur'an, dan jaminan terhadap Al-Qur'an langsung mendapat penjagaan darri Allah
SWT. Allah berfirman:

ُ ‫إِ َّنا نَحْ ُن ن ََّز ْلنَا ٱ ِلذ ْك َر َوإِ َّنا لَهۥُ لَ َح ٰـ ِف‬
َ‫ظون‬
Artinya :

"Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-


benar memeliharanya."(QS:Al-Hijr :9)

Al-Qur'an merupakan mukjizat yang rasional, sesuai dengan akal sehat dan abadi. Al-
Qur'an telah membuktikan bahwa mukjizatnya bisa mengungguli segala bentuk kekuatan dari yang
memiliki inisiatif kuat atau keistimewaan mmenggunakan pikiran dan akal. Dengan mukjizat Al-
Qur'an, Nabi Muhammad telah berhasil merubah karakter bangsa Arab sehingga menjadi bangsa
yang beradab dalam waktu relatif singkat.

2
Ibid1

3
Contoh di antara aspek-aspek kemujizatan Al-Qur'an lainnya akan jelas terlihat apabila Al-
Qur'an dikaitkan dengan pribadi Nabi Muhammad dan kondisi masyarakat waktu itu yang antara
lain ilmu pengetahuan belum berkembang.3

Para ulama mengemukakan ada 3 unsur pokok mukjizat, yaitu:

1. Unsur utama dan pertama mukjizat ialah harus menyalahi tradisi atau adat-kebiasaan (khariqun
lil 'adah). Sesuatu (mukjizat) yang tidak menyalahi tradisi, atau kejadiannya sesuai dengan
kebiasaan yang umum atau bahkan lazim berlaku, tidak dapat dikatakan mukjizat. Itulah sebabnya
mengapa banyak hal aneh yang dikeluarkan oleh ahli-ahli sulap bahkan ahli-ahli sihir tidak
dinyatakan sebagai mukjizat', mengingat pada dasarnya tidak menyalahi kebiasaan karena tidak
sungguh-sungguh, dan banyak orang lain yang bisa melakukan hal serupa atau bahkan lebih dari
itu.

2. Unsur pokok kedua dari mukjizat ialah bahwa mukjizat harus dibarengi dengan perlawanan.
Maksudnya, mukjizat harus diuji dengan melalui pertandingan atau perlawanan sebagaimana
layaknya sebuah pertandingan. Untuk membuktikan bahwa itu mukjizat, harus ada upaya konkret
lebih dulu dari pihak lain (lawan) untuk menandingi mukjizat itu sendiri. Dan pihak yang
menandingi itu harus sebanding atau sepadan dengan yang ditandingi. Jika pihak yang menandingi
atau melawan tidak sebanding kelasnya, maka itu bukan lagi mukjizat namanya. Sebab, kekalahan
yang didcrita pihak lawan yang tidak selevel misalnya, tidak menunjukkan kehebatan si pemenang,
dan tidak pula berarti mengisyaratkan ketidakmampuan pihak yang kalah (lawan).

3. Mukjizat itu tidak terkalahkan. Unsur ketiga dari suatu mukjizat ialah bahwa mukjizat itu setelah
dilakukan perlawanan terhadapnya, ternayata tidak terkalahkan untuk selama-lamanya. Jika
sesuatu/seseorang memiliki kemampuan luar biasa, tetapi hanya terjadi seketika atau dalam waktu
tertentu, maka itu dapat dikatakan mukjizat.

Dari ketiga unsur utama mukjizat diatas, dapat dikemukakan bahwa mukjizat itu bersifat
suprarasional, teruji dengan sungguh-sungguh dan sama sekali tidak pernah terkalahkan atau
tertandingi sepanjang zaman. Al-Qur'an menylahi tradisi semua bacaan buku yang bereedar di

3
Ibid1

4
tengah-tengah masyarakat. Hal itu telah terbuktikan sepanjang zaman yang telah berabad-abad
lamanya. Sejak dimasa-masa awal penurunnnya. Al-Qur'an hingga sekarang nyata-nyata
menyalahi tradisi bacaan/buku-buku lain yang dikenal masarakat luas mulai dari buku roman, fiksi
hingga buku-buku ilmiah akademmik dalam bidang apapuun. Contohnya dari sisi pelestarian,
misalnya Al-Qur'an terpelihara secara otensitas atau keasliannya. Tidak ada satu pun buku yang
dilestarikan secara utuh dan menyeluruh melalui hafalan dan tulisan sekaligus.

Demikian pula dari sisi subjek yang melakukan pengkajian terhadapnya. Tidak ada satu
pun buku atau hafalan yang dipelajari oleh sekelompok orang yang mecerminkan semua orang dari
berbagai jenis kelamin, tigkatan usia, dan paham keagamaan atau keyakinannya.4

B. Tahapan I'jaz Al-Qur'an

Kebenaran sebuah mukjizat belum teruji jika belum melakukan tantangan kepada umat
manusia untuk mendatangkan hal yang serupa atau mirip dengan mukjizat tersebut. Karena itu Al-
Qur'an dengan jelas telah menantang kepada orang-orang Arab dan makhluk secara umum untuk
membuat kitab yang sama, atau paling tidak mirip dengan Al-Qur'an. Namun tantangan itu tidak
mendapatkan sambutan yang memuaskan, bahkan beberapa orang kafir yang pernah mencoba
menandingi kehebatan Al-Qur'an berbalik keyakinannya menjadi muslim yang tunduk dan
meyakini keagungan Al-Qur'an.

Dalam rekaman ulama, paling tidak ada 4 tahapan tantangan kepada manusia untuk
mendatangkan atau mrenandingi Al-Qur'an.

• Tantangan untuk membuat kitab seperti Al-Qur'an


Tantangan ini terdapat pada firman Allah dalam (QS. Ath-Thur [52]:33-34) yang
artinya: "Ataukah mereka mengatakan: "Dia (Muhammad) membuat-buatnya."
Sebenarnya mereka tidak beriman. Maka hendaklah mereka mendatangkan kalimat
yang semisal Al-Qur'an itu jika mereka orang-orang yang benar."

4
Amin Suma, Muhammad. 2013. Ulumul Qur'an. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

5
• Tantangan untuk membuat sepuluh surat seperti Al-Qur'an
Ketika tantangan untuk mendatangkan seperti Al-Qur'an tidak ada yang mampu
melakukannya, maka tantangan itu kembali datang dengan kapasitas yang lebih ringan
dari sebelumnya, yaitu dengan mendatangkan sepuluh surat seperti surat yang ada
dalam Al-Qur'an. Seperti dalam firman Allah yang dijelaskan dalam (QS Hud [11]:13)
yang artinya:"Bahkan mereka mengatakan: "Muhammad telah membuat-buat Al-
Qur'an itu". Katakanlah: "(Kalau demikian), maka datangkanlah sepuluh surat-surat
yang dibuat-buat yang menyamainya dan panggilah orang-orang yang kamu sanggup
(memanggilnya) selain Allah, jika kamu memang orang-orang yang benar,"

Dari penjelasan diatas dapat kita ketahui betapa besar kemukjizatan Al-Qur'an. Bahkan
orang hebat atau pintar sekalipun tidak ada yang dapat membuat satu surat yang menyerupai Al-
Qur'an. Sungguh besar kuasa Allah.5

C. Standar Kemukjizatan Al-Qur'an

Para ulama juga berbeda pendapat tentang ukuran kemukjizatan Al-Qur'an. Secara garis
besar perbedaan itu tercover dalam tiga aliran besar.

Pertama. mayoritas ulama berpendapat bahwa standar kemukjizatan Al-Qur'an adalah satu
surat pendek dalam Al-Qur'an tanpa melihat jumlah ayat atau hurufnya pendapat ini didasarka
kepada tahapan ayat-ayat tahaddi (tantangan) sebagaimana tersebut diatas. Berdasarkan pendapat
ini, maka standar minimum ketidakmampuan makhluk adalah mendatangkan atau membuat satu
surat irip dengan Al-Qur'an.

Kedua, golongan muktazilah mengatakan bahwa standar kemukjizatan adalah Al- Qur'an
secara utuh, tanpa ada pemilahan dan pembatasan. Menurut pendapat ini, maka standar
ketidakmampuan makhluk adalah menghadirkan sebuah kitab yang serupa denga Al- Qur'an.
Berarti secara tidak langung, muktazilah beranggapan bahwa makhluk mampu mengahadirkan
satu, dua sampai sepuluh surat yang serupa denga Al-Qur'an.

5
Umar. Nasaruddin. 2010. Ulumul Qur'an Mengungkap Makna-Makna Tersembunyi Al-Qur'an. Jakarta
Selatan: Al-Ghazali Center

6
Ketiga, Ibnu Hazm Al-Andalusi, tokoh Az-Zahiriyah, mengatakan bahwa standar
kemukjizatan Al-Qur'an adalah sesuatu yang bisa dikatakan sebagai sebagai Al-Qur'an tanpa
melihat jumlah atau ukuran ayat dan huruf-hurufnya. Satu huruf saja, jika bisa disebut sebagai Al-
Qur'an berarti ialah mukjizat. Dimana pendapat ini didasarkan kepada firman Allah SWT:

۟ ُ‫ث ِم ْث ِل ِ ٓۦه ِإن َكان‬


َ ٰ ‫وا‬
َ‫ص ِدقِين‬ ۟ ُ ‫فَ ْل َيأْت‬
ٍ ‫وا ِب َحدِي‬

Artinya; Maka hendaklah mereka mendatangkan kalimat yang semisal Al Quran itu jika
mereka orang-orang yang benar.(QS:At-thur:34).

D. Segi-Segi Kemukjizatan Al-Qur'an

Al-Qur'an ibarat sebuah intan yang cahayanya memancar ke segala penjuru arah. Jika
dilihat dari sisi bahasanya, maka ia akan berada diatas standar bahasa yang ada. Jika dilirik dari
segi cerita-ceritanya, ia akan berbeda dengan buku-buku cerita pada umumnya. Jika ditilik dari
segmen isi dan kandungannya, maka tanpa diragukan. Al-Qur'an mencakup semua disiplin ilmu
yang ada, dan begitu seterusnya.

Para ulama dengan berbagai macam background dan latar belakang keilmuwannya telah
berusaha dengan sekuat tenaga untuk menguak kemukjizatan Al-Qur'an. Namun, hal penting yang
perlu dicatat adalah background atau latar belakang keilmuan seseorang memiliki peran yang
sangat signifikan dalam menentukan hasil kajian mereka seorang ulama bahasa misalnya.dalam
kesimpulan akhirnya akan mengatakan bahwa segi kemukjizatan Al- Qur'an terletak pada sisi
bahasanya berbeda dengan seorang sejarawan yang berkesimpulan bahwa kemukjizatan Al-Qur'an
terletak pada sisi cerita-ceritanya dan begitu seterusnya.

Terlepas dari itu semua, yang jelas Al-Qur'an sebagai sebuah kitab hidayah taakan pernah
lapuk dan tak akan pernah usang untuk dikaji dan di gali. Semakin intens mengkaji Al-Qur'an maka
semakin banyak ditemukan sisi-sisi kemukjizatannya adapun beberapa segi kemukjizatan yang
sudah berhasil dikuak adalah sebagai berikut:

1. Gaya Bahasanya (I'jaz bayani)


Gaya bahasa Al-Qur'an berbeda dengan gaya bahasa yang biasa dipakai bangsa Arab pada
umumnya. Bahasa-bahasa Arab pada umumnya berubah sesuai dengan perkembangan

7
zaman,sementara bahasa al-Qur'an tidak mengalami hal serupa. Sudah 14 abad lamanya, tapi tak
ada satu kalimat bahkan huruf yang berubah.

Keunggulan bahasa Al-Qur'an membuat bangsa Arab kala itu tak berdaya menghadapinya, tak
ada satu pun yang mampu menandinginya,padahal mereka terkenal dengan sebutan ahli sastra dan
bahasa lebih dari itu, dengan jelas Al-Qur'an menantang mereka untuk menghadirkan kitab yang
sama seperti Al-Qur'an.ermasuk dalam kerangka bahasa adalah diksi (pilihan kata), Al-Qur'an
selalu memilih kata yang tepat sesuai degan kondisi dan keadaan. Berbeda dengan bahasa yang
dipakai orang Arab secara umum, dalam pembicaraan atau karya-karya mereka banyak ditemukan
ketidak sesuaian antara diksi dengan kondisi orang yang diajak bicara.

Dalam kajian yang pernah dilakukan par ulama ada beberapa ciri khas yang menjadi
karakteristik gaya bahasa Al-Qur'an antara lain adalah: pertama, keserasian Al-Qur'an dalam
harakatnya, sakinahnya, mad ya dan gunnahnya serta keterkaitan antar satu dengan yang lainnya
sehingga enak didengar da asik untuk dibaca.

Kedua, bahasa Al-Qur'an mampu dinikmati oleh semua kalangan; dari kalangan awam hingga
kaum inelektual, bagi kaum orang Arab dan orang ajam. Semua kalangan akan dapat menikmati
keindahan dan keluwesan bahasa Al-Qur'an. Ketiga, bahasa Al-Qur'an mmpu merengkuh dua
komponen; sekaligus hati dan akal. Al-Qur'an ketika dibaca mampu membuat hati tenang da
pikiran tentram.

Keempat. Al-Qur'an mampu berbicara denngan bahsa dan gaya yang bervariatif, dari
takallum ke mukhatab dan ghaib, dari mukhaab ke takallum dan ghaib, dari ghaib ke takallum dan
mukhatab. Kelima, Al-Qur'an juga mampu mengekspreksikan sebuah pembicraan dengan bahasa
yang sanagt singkat, padat daan sarat makna.6

2. Model Penyusunannya (Ta 'lif wa an-Nazhm)


Sebagaimana maklum bahwa Al-Qur'an tidak diturunkan dalam satu waktu, tapi ia diturunkan
secara berangsur-angsur selama sekitar dua puluh tiga tahun, sesuai dengan kebutuhan dan kondisi
masyarakat Arab ketika itu.

6
Ibid2

8
Al-Qur'an tersusun begitu rapi dan indah. Disana ada keterkaitan antara satu surat dengan surat
yang lainnya, ada ketersambungan antara ayat dengan ayat lainnya, ada keterpautan antara kalimat
dengan kalimat lainnya, ada kecocokan antara kata dengan kata. Dengan susunan seperti ini. Al-
Qur'an merupakan satu kesatuan yang utuh. Keindahan susunannya menegaskan bahwa ia adalah
bagian dari segi kemukjizatan Al-Qur'an yang tak terbantahkan, Letak kemukjizatan Al-Qur'an
dilihat dari sisi susunannyalat-ta'li wa an- nazhm) adalah terletak pada dua aspek. Pertama,
konstruksi Al-Qur'an secara keseluruhan. Dalam aspek ini Al-Qur'an tidak sama dengan bangunan
syair, puisi atau prosa yang banyak berkembang di Arab. Kedua, konstruksi internalnya yang
sangat rapi dan indah, sehingga tidak akan ditemukan perbedaan dalam tingkat penyusunannya.7

3. Ilmu Pengetahuan ('Ulumhu wa Ma'ârifuhu)


Diantara fungsi pokokdturukannya Al-Qur'an adalah untuk memberikan hidayah kepada umat
mnusia. Karena itu, tak heran jika Al-Qur'an berisi tentag berbagai macam aspek ilmu da
pengetahuan. Pengetahuan yang ada di dalamnya telah sampai pada puncak kesempuraan, sehingga
tak ada yang ia perintahkan kecuaili berdampak kepada kebaikan dan kemashlatan, dan tak ada
yang di larang kecuali ia membawa kesengsaraan dan bencana.

Al-Qur'an datang dengan berbagai macam ilmu dan pengetahuan antara lain: ilmu akidah,
ibadah, muamalah, perundang-undangan, akhlak, pendidikan, politik, ekonomi, social, qashas, dan
sebagainya. Dalam bidang akidah misalnya, Al-Qur'an denag tegas menyatakan tentang keEsaan
Allah SWT, Dia tersucikan dari sifat-sifat kelemahan, Al-Qur'an secara eksplisit juga menjelaskan
tentang kemustahilan Allah mempunyai anak. Dia adalah Dzat yang sempurna dari paripurna, tak
ada satu pun yang mampu menandinginya. Keterangan ini dapat dilihat misalnnya dalam surat Al-
Baqarah: 163, Al-An'am: 101, Yunus: 108, Al-Isra':111, dan sebagainya.

Al-Qur'an juga berbicara tentang kebatilan akidah ahli kitab. Al-Qur'an bahkan mencounter
keyakinan mereka dengan argumentasi dan dalil yang logis dan analitik. Sebut saja misalnya,ketika
Al-Qur'an berbicara tentanng keyakinan orang- orang yahudi dalam syrat An-Nisa:155-158 atau
ketka berbicara kepada orang-orang nasrani dalam surat yang sama ayat: 171-172.

7
Ibid2

9
Dari penjelasan diatas, dapat diambil sebuah kesimpulanbahwa hal ini merupakan salah satu
sisi kemukjizatan al-Qur'an. Karena sebagaimana maklum baha Muhammad SAW adalah seorang
nabi yag ummi, tidak bisa membaca dan menulis, ia juga tidak dibesarkan dalam lingkungan
intelektual tidak pula hidup dalam negara yang beradaban. Jika demikian, pertanyaan adalah
bagaimana mungkin Muhammad SAW dapat mendatangkan berbagai macam ilmu dan
pengetahuan sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur'an secara lengkap dan komprenshif?
Jawabannya,tidak lain itu adalah wahyu dari ALLAH SWT.8

4. Kandungannya Memenuh Semua Kebutuhan Manusia


Al-Qur'an adalah kitab tasyri'dan hidayah bagi umat manusia, maka menjadi sebuah
keniscayaan jika didalamnya terdapat dasar-dasar syiari,at dan hukum bagi kemaslahatan mereka.
Sebuah syariat yang bersumber dari Allah SWT. Sebuah syariat yang shalih likulli makan wa
zaman karena syariat tersebut bersumber langsing dari tuhan yang mahu mengetahui dan bijaksana
maka tak heran jika kekuatan dan nilai aktualitasnya berada diatas syari,at atau hukum buatan
manusia, Segala aspek kebutuhan manusia telah tercover dalam Al-Qur'an, tak ada satu
permasalahan pun yang tak terselesaikan dengan Al-Qur'an.

Dalam aspek ibadah.Al-Qur'an telah emberikan petunju kepada manusia untuk menjalankan
konsep keseimbagan melalui kuasa dan shalat,konsep kesetaraan melalui kat,konsep kebersamaaan
melalui haji.

Dalam aspek sosial Al-Qur'an mengajak untuk hidup bersatu,saling bahu membahu dan gotong
royong menghapus panatisme yang berlebihan dan menghilangkan perbedaan.

Dalam aspek politik, Al-Qur'a telah meletakan dasar keadilan dan persamaan derajat antar
sesama. Bukti bahwa Al-Qur'an adalah kitab suci yang mampu menjadi solusi bagi umat manusia
dari generasi ke generasi tanpa mengenal basi atau ketinggalan zaman.9

5. Kisah-Kisahnya (ikhbaruhu bilghaib)


Al-Qur'an bercerita tentang umat terdahulu. bercerita tentang kejadian yang akan datang dan
bercerita tentang peristiwa yang terjadi pada masa Rasullah SAW.nabi muhammad SAW tak

8
Ibid2
9
Ibid2

10
pernaah belajar dari ahli kitab,disamping itu beliau adalah scorang Ummi. Maka tak lain kisah-
kisah ni merupakan wahyu dari dzat yang maha mengetahui maha ghaib sebagaimana firmannya
dalam surah Al-an am:16:59. Kisah-kisah ini disajikan dengan bahsa yang lugas dan mudah
dimengerti.10

6. Teori ilmiah (Ijaz ilmi)


Teori-teori ilmiah yang baru-baru ini ditemukan banyak diklaim oleh kalangan muslim sebagai
salah satu sisi kemkjizatan Al-Qur'an namun demikian pembicaraan Al-Qur'an tentang teori ilmiah
tidak keluar 5 point penting.

Al-Qur'an tidak pernah menjadikan teori-teori ilmiah sebagai topik pembahasan inti.karena
teori-teori semacam itu bersifat temporal dan profan,artinya ia akan selalu berubah sesuai dengan
peerkembagan zaman.

bersifat sementara,ia akan hancur binasa.gaya bahasa yang dipakai Al-Qur'an ketika
menjelaskan ayat-ayat Fungsi Al-Qur'an adalah sebagai kitab hidayah yang memberikan petunjuk
hagi semua manusia. Al-Qur'n selalu mengajak untuk berfikir dan tadabbur tentang alam dan segala
isinya ketika Al-Qur'an menjelaskan tentang alam mikrokosmos rasa dalam jiwa kita bahwa alam
mikrokosmos tersebut adalah ciptaan tuhan yang selalu patuh terhadap iradahnya dan alam dengan
segala macam isinya hanyalaah kauniyah (alam) selalu menaik pendengar dan pembicara.

E. Faedah Kemukjizatan Al-Qur'an

I'jaz al-Quran dapat memberikan manfaat bagi orang yang mempelajari dan mengkaji Baik itu
orang awam ataupun para ilmuan, cendikiawan, dan semua kalangan manusia yang senantiasa
mempergunakan akal sehatnya. Adapun manfaat yang dapat dipetik dari Ijaz al-Quran akan
disebutkan dibawah ini.

1) Kelembutan, keindahan, keserasian kalimat dan redaksial-Quran dapat memberikan


kesegaran kepada akal dan hati, baik orang awam ataupun kaum cendikiawan.

2) Gaya bahasa yang indah dapat dijadikan sebagai media dakwah untuk menarik hati orang.

10
Ibid2

11
3) Dengan adanya berita-berita ghaib, itu dapat dijadikan ibrah guna memperkokoh iman
kepada Allah dan membimbing perbuatan ke arah yang benar.
4) Dapat dijadikan hujjah dalam menyampaikan kebenaran al-Qur'an bagi orang-orang yang
ragu.
5) Dapat mengokohkan keyakinan akan kebenaran Risalah Muhammad Saw.
6) Dapat mengetahui keagungan Allah dengan mengenal isyarat ilmiah yang ada di alam
dunia.
7) Dapat menjadi motivasi untuk selalu bereksperimen, berinovasi, dan berkarya dalam ilmu
pengetahuan.
8) Mengetahui kelemahan dan kekurangan manusia.
9) Aturan-aturan hukumnya dapat dijadikan sebagai landasan dalam beribadah, baik ibadah
secara vertikal ataupun horizontal.
10) Dapat menjaga kehormatan, harta, jiwa, akal, dan keturunan dengan menganut dan
mengindahkan tasyri-Nya.

12
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari segi bahasa kata Ijaz berasal dari kata a'jaz-yujizu-l'jaz yang berarti melemahkan atau
memperlemah, juga dapat berarti menetapkan kelemahan atau memperlemah. Secara umum I'jaz
adalah ketidakmampuan seseorang melakukan sesuatu yang merupakan lawan dari ketidak
berdayaan. Segi-segi kemukjizatan Al- Qur'an diantaranya: gaya bahasa, model penyusunannya.
ilmu pengetahuan. kandungannya memenuhisemua kebutuhan manusia, kisah-kisahnya, dan teori
ilmiah. Faedah Ijaz Al-Qur'an juga sangat banyak seperti yang kita ketahui.

Susunannya yang indah, Uslubnya berbeda dengan uslub baha arab, Kefasihan ungkapan-
ungkapanya yang tidak dapat diimbangi, Pengaturan bahasa yang utu-bulat. Adanya berita
mengenai pertama kali kejadian- kejadian dunia yang belum terdengar, Ditepatinya hal-hal yang
telah dijanjikan, itu semua merupakan hal-hal yang ada dalam al- qurfan dan membuktikan bahwa
benar-benar ciptaan Allah.

B. SARAN

Diharapkan setelah membaca makalah ini para pembaca mampu mengerti dan memahami
mengenai Ijaz Al-Qur'an. Para pembaca dapat mengetahui segi-segi kemukjizatan Al-Qur'an. Serta
mampu mengetahui standar-standar kemukjizatan Al- Qur'an. Penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun, guna menjadikan makalah ini lebih baik lagi dan juga lebih bermanfaat
bagi para pembaca.

13
DAFTAR PUSTAKA

Amin Suma. Muhammad. 2013. Ulumul Qur'an. Jakarta: PT. RajaGratindo Persada

Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Teungku. 2002. Amu-Ilmu Al-Qur'an. Semarang: PT. Pustaka
Rizki Putra

Syadali, Ahmad dan Ahmad Rofi'i. 2005. Ulumul Qur'an. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Umar, Nasaruddin. 2010. Ulumul Qur'an Mengungkap Makna-Makna Tersembunyi Al-Qur'an,


Jakarta Selatan: Al-Ghazali Center

14

Anda mungkin juga menyukai