Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KEMUKJIZATAN AL-QUR’AN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ulumul Qur’an


Dosen Pengampu:
R. Zainul Musthofa, M.HI

Disusun Oleh:
1.Maulida Surya Safitri
2.Nisa’ayu Madikhatun Natasya

FAKULTAS SYARIAH
HUKUM KELUARGA ISLAM
INSTITUT PESANTREN SUNAN DRAJAT
LAMONGAN
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang.
Puja dan puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah
memberi hidayah serta rahmatnya sehingga memudahkan kami dalam
penyelesaian dalam pembuatan makalah dengan judul “Ulumul Qur’an” yang
bermanfaat ini.
Tak lupa shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan nabi
besar kita Muhammad SAW, yang telah mengajarkan kita dari jalan yang
jahiliyah menuju jalan yang diridhoi oleh ALLAH SWT.
Makalah ini telah kami susun dengan sebaik-baiknya semoga apa yang kami
tuangkan dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Makalah yang telah kita tulis ini tentunya tak lepas dari kekurangan
maupun kelebihan dari segi bahasa maupun dari segi susunan kalimatnya. Maka,
dengan kelapangan hati,kami akan menerima kritik dan saran yang dari pembaca
semoga dapat memperbaiki apa-apa yang kurang baik dari makalah ini dan
menjadikan kami menjadi semakin berwawasan luas.
Akhir kata, kami berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk masyarakat
luas, serta dapat menjadikan wawasan dan media informasi bagi masyarakat.
Kami mohon maaf jika ada kesalahan dari pembuatan makalah yang disengaja
maupun tidak disengaja.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Lamongan, 9 Desember 2023


DAFTAR ISI

Halaman judul

Kata Pengantar.………………………………………….………….……………..

Daftar Isi……………………………….…………...……………………………...

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…………..…………………………………..…………….........

B. Rumusan Masalah ………………………………..……………………...……

C. Tujuan Masalah ………………………….…………...……………………….

BAB II PEMBAHASAN

A. Apa Pengertian Mukjizat Al-Qur’an? ………...………………………...……..

B. Apa bukti kemukjizatan Al-Qur’an? …………..………………………………

C. Bagaimana Bentuk Mukjizat Al-Qur’an? …………….………………………

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan………………………...…………………………..……………..

B. Saran………………………...…………………………..……………..…..…
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Al Quran al karim memilki kedudukan yang fundamental dalam
agama Islam. Al-Qur’an merupakan sumber hukum pertama dan yang
paling utama bagi umat islam. Semua hukum yang berlaku dalam islam
tidak boleh bertentangn dengan Al-Qu’an untuk menurunkan hukum yang
lainnya.
Di samping Al-Qu’ran sumber hukum islam, alquran juga
merupakan mukjizat nabi Muhammad saw yang terbesar dibandingkan
dengan kemukjizatan nabi Muhammad yang lainnya atau juga bila
dibandinkan dengan kemukjizatan nabi-nabi yang lain. Kemukjizatan Al-
Qur’an belaku sepanjan zaman tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Ini
tentu berbeda dengan mukjizat-mukjizat yang lainnya.
Ada banyak aspek yang menjadikan al-Qur’an sebagai suatu
mukjizat. Aspek tersebut antara lain dari segi bahasa, isyarat-isyarat ilmu
pengetahuan dan teknologi pemberitaan yang gaib. Disamping aspek
tersebut, banyak aspek lain yang menunjukan kemukjizatan al-Qur’an
antara lain tentang al-Qur’an sebagai petunjuk bagi umat manusia dan juga
pengaruh terhadap psikologis dan jiwa manusia baik yang mendengar,
membaca atau memahaminya.
Al-Qur’an adalah mukjizat abadi nabi Muhammad saw yang
dengannya seluruh umat manusia dan jin ditantang untuk membuat yang
serupa al-Qur’an, sebuah atau sepuluh surah yang sama dengan surah yang
yang ada didalamnya. Banyak orang-orang yang ragu terhadap kebenaran
dan kemukjizatan al-Qur’an dari zaman dahulu hingga sekarang. Banyak
diantara mereka yang mengira bahwa al-Qur’an hanyalah bikinan nabi
Muhammad saw bukan sebagai wahyu Allah swt. Oleh karenanya itulah
Allah swt memberikan tantangan terhadap orang yang yang meragukan al-
Qur’an.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dalam pembahasan makalah
kali akan dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa Pengertian Mukjizat Al-Qur’an?
2. Apa bukti kemukjizatan Al-Qur’an?
3. Bagaimana Bentuk Mukjizat Al-Qur’an?
C. Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui Pengertian Mukjizat Al-Qur’an
2. Untuk mengetahui bukti kemukjizatan Al-Qur’an
3. Untuk Mengetahui Bagaimana Bentuk Mukjizat Al-Qur’an.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Mukjizat Al-Qur’an


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa kata
mukjizat diartikan sebagai kejadian (peristiwa) yang sukar dijangkau oleh
kemampuan akal manusia. Kata mukjizat terambil dari bahasa Arab ‫)أعجز‬
a’jaza) yang berarti melemahkan atau menjadikan tidak mampu.
Sedangkan kata ‫ )أعجز‬a’jaza) itu sendiri berasal dari kata ‫ )’عجز‬ajaza) yang
berarti tidak mempunyai kekuatan (lemah). Pelakunya (yang melemahkan)
dinamai mukjiz, dan bila kemampuannya melemahkan pihak lain amat
menonjol sehingga mampu membungkam lawan, maka dinamai‫)معجزة‬
mu’jizat). Tambahan ta marbuthah pada akhir kata itu mengandung makna
mubalaghah (superlatif).
Dalam Kamus al-Mu’jam al-Washith, mukjizat diartikan:
‫أمر خارق للعادة یظھره هللا على ید نبي تابدا لنبوتھ‬
“Sesuatu (hal atau urusan) yang menyalahi adat kebiasaan yang
ditampakkan Allah diatas kekuasaan seorang nabi untuk memperkuat
kenabiannya.”
Imam Jalaluddin al-Sayuti menjelaskan bahwa mukjizat itu adalah:
‫ سالم من المعارضة‬,‫ مقرون بالتحدى‬,‫أمر خارق للعادة‬
“Suatu hal atau peristiwa luar biasa yang disertai tantangan dan selamat
(tidak ada yang sanggup) menjawab tantangan tersebut.”
Sedangkan menurut Manna al-Qattan, I’jaz (kemukjizatan) adalah
menetapkan kelemahan. Kelemahan menurut pengertian umum adalah
ketidak mampuan mengerjakan sesuatu, lawan dari qudrah (potensi, power,
kemampuan). Apabila kemukjizatan muncul, maka nampaklah kemampuan
mu’jiz (sesuatu yang melemahkan. Yang dimaksud dengan i’jaz dalam
pembahasan ini ialah menampakkan kebenaran nabi dalam pengakuannya
sebagai seorang rasul, dengan menampakkan kelemahan orang Arab dalam
melawan mukjizat yang kekal yakni al-Qur’an.
Maka mukjizat adalah sebuah peristiwa, urusan, perkara yang luar
biasa yang dibarengi dengan tantangan dan tidak bisa dikalahkan. Al-Qur’an
menantang orang-orang Arab, mereka tidak kuasa melawan meskipun
mereka merupakan orang-orang yang fasih, hal ini tiada lain karena al-
Qur’an adalah mukjizat.
Berdasarkan defenisi diatas maka dapat dikemukakan tiga unsur
pokok mukjizat, yaitu:
1. Mukjizat harus menyalahi tradisi atau adat kebiasaan.
2. Mukjizat harus dibarengi dengan perlawanan, dan
3. Mukjizat tidak terkalahkan.
Sedangkan menurut M. Qurais Shihab ada empat unsur yang harus
menyertai sesuatu sehingga ia dinamakan mukjizat. Keeempat unsur itu
adalah:
1. Hal atau peristiwa yang luar biasa.
Yang dimaksud luar biasa adalah sesuatu yang berada diluar jangkauan
sebab akibat yang diketahui secara umum hukum-hukumnya.
2. Terjadi atau dipaparkan oleh seorang yang mengaku nabi.
Apabila hal-hal yang luar biasa terjadi bukan dari seseorang yang
mengaku nabi, ia tidak dinamai mukjizat.
3. Mengandung tantangan terhadap yang meragukan kenabian.
Tantangan ini harus berbarengan dengan pengakuannya sebagai nabi,
bukan sebelumnya.
4. Tantangan tersebut tidak mampu atau gagal dilayani.
Bila yang ditantang berhasil melakukan hal yang serupa, maka ini
berarti bahwa pengakuan sang penantang tidak terbukti.
Al-Qur’an Sebagai Mukjizat Nabi Muhammad SAW yang Abadi.
Beberapa Nabi mendapatkan mu'jizat yang spesial. Tapi dari semua
mu'jizat yang turun ke bumi, hanya mu'jizat Nabi Muhammad SAW yang
paling spesial. Hikmah Allah yang azali telah berjalan untuk menguatkan
para Nabi dan Rasul-Nya yaitu dengan beberapa mu'zijat yang nampak,
dalil-dalil tanda-tanda yang nyata, serta hujjah dan alasan rasional, yang
menyatakan bahwa mereka adalah benar dan mereka adalah para Nabi dan
Rasul Allah SWT.
Allah SWT mengistimewakan Nabi kita Muhammad SAW dengan
bekal mu'jizat yang luar biasa yaitu Al-Qur'anul Karim, ia adalah nur ilahi
dan wahyu samawy yang diletakkan ke dalam lubuk hati Nabi-Nya sebagai
Qurânan 'Arabiyyan (bacaan berbahasa Arab) yang mulus dan lempang, ia
membacanya sepanjang malam dan siang. Dengannya ia dapat
menghidupkan semangat generasi dari bahaya kemusnahan, dari generasi
yang sudah punah menjadi generasi yang hidup kembali dengan pancaran
sinar Al-Qur'an dan menunjukinya dengan jalan yang teramat lurus serta
membangkitkannya kembali, dari lembah kenistaan menjadi ummat yang
terbaik yang ditampilkan untuk ikatan seluruh manusia. Allah menegaskan
dengan firmannya:
Dan apakah orang sudah mati kemudian dia kami hidupkan dan
kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya
itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia
serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap-gulita
yang sekali-kali tidak dapat keluar daripadanya? Demikianlah
kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah
mereka kerjakan. (QS. Al-An'âm: 122)
Al-Qur'an telah membangkitkan ummat memperbaharui
masyarakat, dan menyusun generasi yang belum pernah tampil dalam
sejarah, ia menampilkan orang Arab dari kehidupan sebagai penggembala
unta dan kambing menjadi pemimpin bangsa-bangsa, yang dapat menguasai
dunia bahkan sampai kepada negeri-negeri yang begitu jauh mengenalnya.
Kesemuanya itu berkat Al-Qur'an sebagai mu'jizat (Muhammad) penutup
para Nabi dan Rasul
Di satu sisi al-Qur’an adalah mukjizat terpenting bagi Nabi saw dan
dalil terbaik bagi kenabian beliau. Mukjizat agung ini memiliki
keistimewaan atas seluruh mukjizat karena memiliki:
1. Keabadian dan kesinambungan. Selalu hadir di tengah umat manusia
dan di sepanjang sejarah mereka (manusia) menjadi saksi kemukjizatan
al-Qur’an. Hal ini berbeda dengan seluruh mukjizat lain yang
diturunkan untuk zaman tertentu saja (terbatas oleh zaman).
2. Tidak terbatas oleh tempat. Dimana pun dan kapan pun al-Qu’ran ada
akan tampak kemukjizatannya bagi semua orang. Berbeda dengan
semua mukjizat lain yang terjadi di tempat tertentu dan disaksikan oleh
orang-orang tertentu.
3. Di samping sebagai mukjizat dan bukti kenabian, al-Quran juga
merupakan program hidup dan sumber petunjuk. Sedangkan semua
mukjizat selainnya tidak memiliki keistimewaan ini.
Al-Qur’an adalah kalam Tuhan dan mukjizat yang makhluk selain-
Nya tidak mampu mendatangkan kalam seperti ini. Al-Qur’an mengenalkan
dirinya sebagai sebuah mukjizat dan melemparkan tantangan kepada semua
makhluk,
Katakanlah: “Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk
membuat yang serupa al-Quran ini, niscaya mereka tidak akan
dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka
menjadi pembantu bagi sebagian yang lain.” (QS. al-Isra:88).
Bahkan mereka mengatakan, “Muhammad telah membuat-buat al-
Quran itu.” Katakanlah: “(Kalau demikian), maka datangkanlah sepuluh
surat-surat yang dibuat-buat yang menyamainya, dan panggillah orang-
orang yang kamu sanggup (memanggilnya) selain Allah, jika kamu memang
orang-orang yang benar.”
Jika mereka yang kamu seru itu tidak menerima seruanmu
(ajakanmu) itu maka (katakanlah olehmu): “Ketahuilah,
sesungguhnya al-Quran itu diturunkan dengan ilmu Allah dan
bahwasanya tidak ada Tuhan selain Dia, maka maukah kamu
berserah diri (kepada Allah)?” (QS. Hud:13-14).
Ayat-ayat di atas menerangkan bahwa al-Quran adalah mukjizat dan
dalil bagi kebenaran pengakuan kenabian Muhammad saw serta
menegaskan kepada orang-orang bahwa jika mereka meragukan
kemukjizatan al-Quran atau risalah Nabi Muhammad saw, maka datangkan
seperti al-Quran atau sepuluh surah atau satu surah sepertinya.
B. Pembuktian Kemukjizatan Al-Qur’an
Mukjizat Al-Qur’an sungguh tiada tandingannya. Kitab suci umat
Islam ini adalah kitab yang diturunkan dari langit dan menyempurnakan
kitab-kitab sebelumnya. Al-Qur’an sebagai pedoman hidup umat Islam
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW secara berangsur-angsur melalui
perantara malaikat Jibril.
Al-Qur’an merupakan mukjizat terbesar yang diberikan Allah
kepada nabi Muhammad SAW. Mukjizat ini menjadi tuntunan hidup umat
Islam dalam menjalankan kehidupan di dunia. Segala permasalahan dan
solusi hidup manusia tercantum dalam Al-Qur’an.
Sebagai suatu mukjizat, Al-qur’an tentu terdapat berbagai bukti
yang dapat kita lihat dan perhatikan. Syeikh Muhammad Ali al-Shabuniy
dalam tulisan Usman menyebutkan segi-segi kemukjizatan al-Quran, yaitu:
- Keindahan sastranya yang sama sekali berbeda dengan keindahan sastra
yang dimiliki oleh orang-orang Arab
- Gaya bahasanya yang unik yang sama sekali berbeda dengan semua gaya
bahasa yang dimiliki oleh bangsa Arab
- Kefasihan bahasanya yang tidak mungkin dapat ditandingi dan dilakukan
oleh semua makhluk termasuk jenis manusia
- Kesempurnaan syariat yang dibawanya yang mengungguli semua syariat
dan aturan-aturan lainnya
- Menampilkan berita-berita yang bersifat eskatologis yang tidak mungkin
dapat dijangkau oleh otak manusia kecuali melalui pemberitaan wahyu al-
Quran itu sendiri
- Tidak adanya pertentangan antara konsep-konsep yang dibawakannya
dengan kenyataan kebenaran hasil penemuan dan penyelidikan ilmu
pengetahuan
- Terpenuhinya setiap janji dan ancaman yang diberitakan al-Quran
- Ilmu pengetahuan yang dibawanya mencakup ilmu pengetahuan syariat
dan ilmu pengetahaun alam (tentang jagat raya).
- Dapat memenuhi kebutuhan manusia
- Dapat memberikan pengaruh yang mendalam dan besar pada hati para
pengikut dan musuh-musuhnya
- Susunan kalimat dan gaya bahasanya terpelihara dari paradoksi dan
kerancuan.
Al-Mawardi dalam tulisan Hasbi ash-Shiddiqie menerangkan dua
puluh hal yang menunjukan kemukjizatan al-Quran.
- Kefashahan al-Qur’an dan cara penjelasannya
- Keringkasan lapadz Al-Qur’an, tapi sempurna maknanya
- Nazham uslub-nya yang unik. Ia tidak termasuk ke dalam kalam yang
bernadzam, tidak termasuk ke dalam syi’ar atau rajaz, tidak bersajak dan
bukan pula bersifat khatbah.
- Banyak makna-maknanya yang tidak dapat dikumpulkan oleh oleh
pembicaraan manusia.
- Al-Qur’an mengumpulkan ilmu-ilmu yang tidak dapat diliputi oleh
manusia dan tidak dapat berkumpul pada seseorang.
- Al-Qur’an mengandung berbagai hujjah dan keterangan untuk menetapkan
ketauhidan dan menolak i’tiqad-i’tiqad yang salah
- Al-Qur’an mengandung khabar-khabar orang yang telah lalu dan umat-
umat purbakala.
- Al-Qur’an mengandung khabar-khabar yang belum terjadi, kemudian
terjadi persis sebagaimana yang dikhabarkan.
- Al-Qur’an menerangkan isi-isi hati yang tidak dapat diketahui melainkan
oleh Allah sendiri.
- Lafadz-lafadz al-Qur’an melengkapi jazal mustarghab dan sahl al-
mustaqrab. Dalam pada itu, tidak dipandang sukar jazal-nya dan tidak
dipandang mudah sahl-nya.
- Pembacaan al-Qur’an mempunyai khushusiyah dengan kelima penggerak
yang tidak didapatkan pada selainnya. Pertama, kelembutan tempat
keluarnya. Kedua, keindahan dan kecantikannya. Ketiga, mudah dibaca
nadzam-nya dan saling berkaitan satu sama lain. Keempat, enak didengar,
dan kelima, pembacanya tidak jemu membacanya dan pendengarnya pun
tidak bosan mendengarnya.
- Al-Qur’an dinukilkan dengan lafad-lafad yang diturunkan. Jibril
menyampaikannya dengan lafad dan nazham-nya. Rasul pun meneruskan
kepada umat persis sebagaimana yang diterima dari Jibril.
- Terdapat makna-makna yang berlainan di dalam sesuatu. Yakni di dalam
sesuatu surat itu kita mendapatkan berbagai rupa masalah. Kemudian
masalahmasalah itu kita temukan di dalam surat-surat lain
- Perbedaan ayat-ayatnya, ada yang panjang dan ada yang pendek, tidak
mengeluarkan al-Qur’an dari uslub-nya.
- Walaupun kita sering sekali membacanya, namun kita tidak dapat
mencapai kepashahannya, karena al-Qur’an itu di luar tabi’at manusia.
- Al-Qur’an mudah dihapal oleh segala lidah.
- Al-Qur’an itu lebih tinggi dari segala martabat pembicaraan. Martabat
pembicaraan terbagi tiga:
o Mantsur yang dapat dibuat oleh segenap manusia.
o Syi’ir yang hanya dapat disusun oleh sebagaian manusia
o Al-Qur’an melampaui kedua martabat itu. Martabatnya tidak
sanggup dicapai oleh golongan a dan b.
Syarat-Syarat Mukjizat Al-Qur’an
Syarat-syarat mukjizat menurut penjelasa ulama ada lima, dan bila
kelimalimanya tidak terpenuhi,maka tidak dinamakan mukjizat yaitu:
1. Mukjizat adalah sesuatu yang tidak sanggup dilakukan siapapun selain
Allah Tuhan sekalian alam.
2. Tidak sesuai dengan kebiasaan dan berlawanan dengan hukum alam.
3. Mukjizat harus berupa hal yang dijadikan saksi oleh seseorang yang
mengaku membawa risalah ilahi sebagai bukti atas kebenaran
pengakuannya.
4. Terjadi bertempatan dengan pengakuan Nabi yang mengajak bertanding
menggunakan mukjizat tersebut.
5. Tidak ada seorangpun yang dapat membuktikan dan membandingkan
dalam pertandingan tersebut.
Kelimanya syarat di atas bila terpenuhi, maka suatu yang timbul di
luar kebiasaan adalah merupakan mukjizat yang menyatakan atas kenabian
orang yang mengemukakannya dan mukjizat akan muncul dari tangannya.
Bila kelima peryaratan tersebut tidak tercapai, maka tidak disebut mukjizat
dan bukan pula sebagai dalil kebenaran seorang yang mengakunya.

C. Bentuk Mukjizat Al-Qur’an


Para penulis ilmu-ilmu Al-Qur’an, pada umumnya melihat bahwa
kemukjizatan Al-Qur’an terletak pada susunan kalimatnya yang sangat
indah dan aktratif, pemilihan bahasanya yang bagus-bagus,serta
penempatan kosakatanya yang terdapat berimbang. Abu Hasan an-Nadwi
melihat bahwa kemukjizatan alquran tidak hanya terletak pada segi
kebahasaannya,tetapi juga aspek cakupan informasi-informasi
keagamaannya yang utuh menyeluruh, dan mengungkapkan kisah-kisah
lama yang tidak hidup dalam cerita-cerita rakyat. Bahkan tidak semua dapat
terungkap dalam penelitian sejarah.sementara itu, Musthafa Mahmud
melihat bahwa kemukjizatan al-Qur’an terletak pada pengaruh bacaannya
dalam lubuk hati para pendengarnya.
Beberapa bentuk kemukjizatan Al-Qur’an adalah sebagai berikut:
a. Gaya Bahasa
Gaya bahasa Al-Qur’an banyak membuat orang arab saat itu kagum
dan terpesona. Kehalusan ungkapan bahasanya membuat banyak manusia
masuk islam. Bahkan, Umar bin Khatab pun yang mulanya dikenal sebagai
seorang yang paling memusuhi Nabi Muhammad SAW. dan bahkan
berusaha untuk membunuhnya, ternyata masuk islam dan beriman kepada
kerasulan Muhammad hanya karena mendengar petikan Al-Qur’an..
susunan Al-Qur’an tidakdapat disamai oleh karya sebaik apapun.
b. Susunan Kalimat
Kendatipun Al-Qur’an, Hadis qudsi,hadis nabawi sama-sama keluar
dari mulut nabi, uslub (style) atau susunan bahasanya sanat jauh berbeda.
Ushub bahasa Al-Qur'an jauh lebih tinggi kualitasnya bila dibandingkan
dengan dua yang lainnya. Al-Qur’an muncul dengan uslub yang begitu
indah.uslub tersebut terkandung nilai-nilai istimewa dan tidak akan pernah
ada pada ucapan manusia.
c. Hukum Ilahi yang Sempurna
Al-Qur’an menjelaskan pokok-pokok akidah, norma-norma
keutamaan, sopan santun, undang-undang ekonomi politik, sosial dan
kemasyarakatan, serta hukum-hukum ibadah. Kalau pokok-pokok ibadah
wajib diperhatikan,akan diperoleh bahwa islam telah memperluasnya dan
menganekaragamkannya serta meramunya menjadi ibadah maliyah, seperti
zakat dan sedekah.
d. Menceritakan yang ghaib
Segolongan ulama yang lain menyatakan bahwa kei’jazan Al-
Qur’an ialah dalam mengabarkan hal-hal yang gaib yang hanya diperoleh
dengan jalan wahyu urusan-urusan yang telah lalu yang tidak diterangkan
oleh seorang ummi yang tidak mempelajari kitab-kitab yanag telah
diturunkan kepada umat-umat yang telah lalu dan tidak pula bergaul dengan
ahli kitab.
e. Isyarat-isyarat ilmiah
Banyak sekali isyarat-isyarat ilmiah yang ditemukan dalam Al-
Qur’an, misalnya:
- Cahaya matahari bersumber daru dirinya senduri
Cahaya matahari bersumber dari dirinya dan cahaya bulan merupakan
pantulan. Sebagaimana yang dijelaskan irman Allah yang artinya:
“Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya
dan ditetapkannya manzilah-manzilah (tempat-tempat bagi
perjalanan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan
perhitungan (waktu) Allah tidak menciptakan yang demikian itu,
melainkan dengan hak. Dia menjelaskan (kebesaran-Nya) kepada
orang-orang yang mengetahuan”(Q.S.Yunus[10]:5)
- Kurangnya oksigen pada ketinggian dapat menyesakkan napas. Hal itu
diisyaratkan oleh Allah dalam surat Al-An’am:125:
125. Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan
kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk
(memeluk agama) Islam. dan Barangsiapa yang dikehendaki Allah
kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit,
seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan
siksa kepada orang-orang yang tidak beriman.
Disesatkan Allah berarti: bahwa orang itu sesat berhubung keingkarannya
dan tidak mau memahami petunjuk-petunjuk Allah. dalam ayat ini, karena
mereka itu ingkar dan tidak mau memahami apa sebabnya Allah menjadikan
nyamuk sebagai perumpamaan, Maka mereka itu menjadi sesat.
- Perbedaan sidik jari manusia, sebagaimana diisyaratkan oleh Allah:
Artinya : bukan demikian, sebenarnya Kami Kuasa menyusun
(kembali) jari jemarinya dengan sempurna. Q.S. Al-Qiyamah[75]:4.
- aroma/bau manusia berbeda-beda, sebagaimana diisyaratkan oleh Allah:
Artinya: tatkala kafilah itu telah ke luar (dari negeri Mesir) berkata
ayah mereka: "Sesungguhnya aku mencium bau Yusuf, Sekiranya
kamu tidak menuduhku lemah akal (tentu kamu membenarkan
aku)".(Q.S. yusuf:94)
- masa penyusutan ideal dan masa kehamilan minimal, sebagaimana
diisyaratkan oleh Allah:
233. Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua
tahun penuh, Yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan.
dan kewajiban ayah memberi Makan dan pakaian kepada Para ibu
dengan cara ma'ruf. seseorang tidak dibebani melainkan menurut
kadar kesanggupannya. janganlah seorang ibu menderita
kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya,
dan warispun berkewajiban demikian. apabila keduanya ingin
menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan
permusyawaratan, Maka tidak ada dosa atas keduanya. dan jika
kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, Maka tidak ada dosa
bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut patut.
bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha
melihat apa yang kamu kerjakan.(Q.S. Al-Baqarah[2]:233)
- Yang merasasakan nyeri adalah kulit
56. Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami,
kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali
kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang
lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana.(Q.S.An-Nissa:56
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mukjizat adalah sebuah peristiwa, urusan, perkara yang luar biasa
yang dibarengi dengan tantangan dan tidak bisa dikalahkan. Al-Quran
menantang orang-orang Arab, mereka tidak kuasa melawan meskipun
mereka merupakan orang-orang yang fasih, hal ini tiada lain karena al-
Quran adalah mukjizat.
Allah SWT mengistimewakan Nabi kita Muhammad SAW dengan
bekal mu'jizat yang luar biasa yaitu Al-Qur'anul Karim. Al-Quran adalah
mukjizat terpenting bagi Nabi saw dan dalil terbaik bagi kenabian beliau.
Mukjizat agung ini memiliki keistimewaan atas seluruh mukjizat karena
memiliki Keabadian dan kesinambungan, tidak terbatas oleh tempat,
merupakan program hidup dan sumber petunjuk. Mukjizat Al-Qur’an
sungguh tiada tandingannya. Kitab suci umat Islam ini adalah kitab yang
diturunkan dari langit dan menyempurnakan kitab-kitab sebelumnya.
Mukjizat ini menjadi tuntunan hidup umat Islam dalam menjalankan
kehidupan di dunia. Segala permasalahan dan solusi hidup manusia
tercantum dalam Al-Qur’an.
Abu Hasan an-Nadwi melihat bahwa kemukjizatan al-quran tidak
hanya terletak pada segi kebahasaannya,tetapi juga aspek cakupan
informasi-informasi keagamaannya yang utuh menyeluruh, dan
mengungkapkan kisah-kisah lama yang tidak hidup dalam cerita-cerita
rakyat. Musthafa Mahmud melihat bahwakemukjizatan al-quran terletak
pada pengaruh bacaannya dalam lubuk hati para pendengarnya.
B. Saran
Demikian tugas pembuatan makalah ini meskipun jauh dari
kesempurnaan, harapan kami dengan adanya makalah ini kita dapat
mengetahui tentang kemukjizatan al-quran yang sangat luar biasa tersebut.
Dan semoga dengan adanya pembuatan makalah ini kita dapat mengambil
manfaatnya khususnya bagi para pembaca sekalian.
DAFTAR PUSTAKA
Abu Zahra An- Najdi, Al quran dan Rahasia Angka-Angka, Bandung,
Pustaka Hidayah,1996. hlm 17
Ahmad Izzan,Ulumul Qur’an,(Bandung:Tatakut (kel
humaniora),2011,)hlm.147
Ibnu Mansur Jamaluddin Muhammad bin Mukarram al-Ansari, Lisan al-
Arab, (Beirut: al-Dar al-Misriyah, 1990), Juz IV, h. 236.
Jalaluddin al-Sayuti, al-Itqan fi Ulum al-Qur an, (Beirut: Dar al-Kutub al-
Ilmiyah, 2000), h. 228.
Manna’ al-Qattan, Mabahis fi Ulum al-Quran, cet. XIII, (Kairo: Maktabah
Wahbah, 2004), h. 258.
Muhammad Amin Suma, Studi Ilmu-Ilmu al-Quran 3, (Jakarta: Pustaka
Firdaus, 2004), h. 38-40.
M. Qurais Shihab, Mukjizat al-Qur an Ditinjau dari Aspek Kebahasaan,
Isyarat Ilmiah dan Pemberitaan Gaib, cet II, (Bandung: Mizan,
2007), h. 25.
Rosihan Anwar,Ulumul Al-Qur’an,(Bandung: Pustaka
Setia,2008),hlm.193
Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy,ilmu-ilmu Al-
Qur’an,(Semarang: Pustaka Rizki Putra,2010 ),hlm.296
WJS Poerwodarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 1976), h. 395.

Anda mungkin juga menyukai