Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“AL-QUR’AN MUKJIZAT YANG ABADI”


Dosen Pengampuh : Dra. Rts Zubaidah,M.Pd.I

Disusun Oleh :

Kelompok V

Dea Risma Lianda


Dwi Hilda Despita

YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM (YPI)


INSTITUT AGAMA ISLAM
NUSANTARA BATANG HARI
2022
KATA PENGANTAR

‫الرحِيم‬
َّ ‫ِالر ْح َم ِن‬
َّ ‫ــــــــــــــــم اﷲ‬
ِ ‫ِب ْس‬

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan


semesta alam yang senantiasa memberikan kemudahan kelancaran
beserta limpahan Rahmat dan Karunia-Nya yang tiada terhingga.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah SAW
yang telah memberikan suri tauladan bagi kita semua.

Alhamdulillah berkat Rahmat dan ridha-Nya penulis dapat


menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul “AL-QUR’AN
MUKJIZAT YANG ABADI”. makalah ini disusun untuk memenuhi salah
satu tugas kelompok tahun akademik 2022

Dalam penyusunan makalah ini Penulis mendapatkan bantuan


serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua terutama bagi penulis. Begitu pula makalah ini tidak luput dari
kekurangan dan kesalahan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan
sarannya yang bersifat membangun.

Muara Bulian, Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah........................................................................1


B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Tujuan....................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Mukjizat Al-Qur’an...............................................................3


B. Pengertian Mcam-Macam Mukjizat Al-Qur’an.......................................4
C. Aspek-aspek ke mukjizatan Al-Qur’an...................................................4

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..........................................................................................11
B. Saran...................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Al-Qur’an al karim memilki kedudukan yang fundamental dalam
agama Islam.Al-Qur’an merupakan sumber hukum pertama dan yang
paling utama bagi umat islam. Semua hukum yang berlaku dalam islam
tidak boleh bertentangn dengan Al-Qur’an untuk menurunkan hukum
yang lainnya.
Di samping Al-qur’an sumber hukum islam, alquran juga
merupakan mukjizat nabi Muhammad saw yang terbesar dibandingkan
dengan kemukjizatan nabi Muhammad yang lainnya atau juga bila
dibandinkan dengan kemukjizatan nabi-nabi yang lain. Kemukjizatan
alqur’an belaku sepanjan zaman tanpa dibatasi oleh ruang dan
waktu.Ini tentu berbeda dengan mukjizat-mukjizat yang lainnya.
Ada banyak aspek yang menjadikan al-Qur’an sebagai suatu
mukjizat Aspek tersebut antara lain dari segi bahasa isyarat-isyarat ilmu
pengetahuan dan teknologi pemberitaan yang gaib. Disamping aspek
tersebut, banyak aspek lain yang menunjukan kemukjizatan al-Qur’an
antara lain tentang al-qur’an sebagai petunjuk bagi umat manusia dan
juga pengaruh terhadap psikologis dan jiwa manusia baik yang
mendengar, membaca atau memahaminya.1
Al-qur’an adalah mukjizat abadi nabi Muhammad saw yang
dengannya seluruh umat manusia dan jin ditantang untuk membuat
yang serupa al-qur’an sebuah atau sepuluh surah yang sama dengan
surah yang yang ada didalamnya. Banyak orang-orang yang ragu
terhadap kebenaran dan kemukjizatan alquran dari zaman dahulu
hingga sekarang. Banyak diantara mereka yang mengira bahwa
alqur’an hanyalah bikinan nabi Muhammad saw bukan sebagai wahyu

1
Abu Zahra An- Najdi, Al quran dan Rahasia Angka-Angka, Bandung, Pustaka
Hidayah,1996. hlm 17

1
2

Allah swt. Oleh karenanya itulah Allah swt memberikan tantangan


terhadap orang yang yang meragukan al-Qur’an.
Nabi Muhammad Saw diutus ketika masyarakat Arab ahli dalam
bahasa dan sastra. Dimana-mana diadakan musabaqah (perlombaan)
dalam menyusun syair atau khutbah, petuah dan nasehat. Syair-syair
yang dinilai indah, digantung dika’bah sebagai penghormatan kepada
penggubahnya sekaligus untuk dapat dinikmati oleh yang melihat dan
membacanya. Penyair mendapat kedudukan yang sangat istimewa
dalam masyarakat Arab.
Pada saat turunnya al-Quran sebenarnya orang-orang Arab
adalah masyarakat yang paling mengetahui tentang keunikan dan
keistimewaan al-Quran serta ketidak mampuan mereka untuk
menyususun seumpamanya.
Namun diantara mereka tidak mengakuinya bahkan suatu kali
mereka menyatakan bahwa al-Quran adalah syair al-Quran adalah sihir
ulung atau pendukunan. Karenanya al-Quran datang menantang
mereka untuk menyusun semacam al-Quran, ternyata mereka tidak
mampu menyusun seperti susunan al-Quran yang indah dan bersastra
tinggi, maka jelaslah kemukjizatan al-Quran. Untuk mengkaji lebih lanjut
tentang mukjizat al-Qur an, maka dalam makalah ini akan dibahas
tentang pengertian mukjizat, macam-macam mukjizat, bentuk dan
tahapan tantangan al-Quran, aspek-aspek kemukjizatan al-Quran,
paham ash-sharfah, dan penutup.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dalam pembahasan
makalah kali akan dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah Pengertian Mukjizat ?
2. Apa saja macam-macam mukjizat ?
3. Apa saja aspek-aspek ke mukjizatan al-qur’an ?
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MUKJIZAT
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa kata
mukjizat diartikan sebagai kejadian (peristiwa) yang sukar dijangkau
oleh kemampuan akal manusia. Kata mukjizat terambil dari bahasa
Arab ‫( أعجز‬a’jaza) yang berarti melemahkan atau menjadikan tidak
mampu. Sedangkan kata ‫( أعجز‬a’jaza) itu sendiri berasal dari kata ‫عجز‬
(‘ajaza) yang berarti tidak mempunyai kekuatan (lemah). Pelakunya
(yang melemahkan) dinamai mukjiz dan bila kemampuannya
melemahkan pihak lain amat menonjol sehingga mampu membungkam
lawan maka dinamai‫زة‬CC‫( معج‬mu’jizat). Tambahan ta marbuthah pada
akhir kata itu mengandung makna mubalaghah (superlatif).
Dengan redaksi yang berbeda, mukjizat didefinisikan pula sebagai
sesuatu yang luar biasa yang diperlihatkan Allah melalui para nabi dan
rasul-Nya sebagai bukti atas kebenaran pengakuan kenabian dan
kerasulannya.2
Dalam al-Quran kata ‘ajaza dalam berbagai bentuk terulang
sebanyak 26 kali dalam 21 surat dan 25 ayat. Dalam Kamus al-Mu’jam
al-Washith, mukjizat diartikan:

‫أمر خارق للعادة يظهره هللا على يد نبي تابدا لنبوته‬


Artinya : “Sesuatu (hal atau urusan) yang menyalahi adat
kebiasaan yang ditampakkan Allah diatas kekuasaan seorang nabi
untuk memperkuat kenabiannya.”
Imam Jalaluddin al-Sayuti menjelaskan bahwa mukjizat itu adalah:

‫ سالم من المعارضة‬,‫ مقرون بالتحدى‬,‫أمر خارق للعادة‬

2
M. Qurais Shihab. Mukjizat Al-Qur’an di tinjau dari Aspek kebahasaan, Isyarat Ilmiah
dan Pemberitaan Gaib, Bandung, Mizan, 2014, hlm. 25

3
4

Artinya : “Suatu hal atau peristiwa luar biasa yang disertai


tantangan dan selamat (tidak ada yang sanggup) menjawab tantangan
tersebut.”
Sedangkan menurut Manna al-Qattan, I’jaz (kemukjizatan) adalah
menetapkan kelemahan. Kelemahan menurut pengertian umum adalah
ketidak mampuan mengerjakan sesuatu, lawan dari qudrah (potensi,
power, kemampuan). Apabila kemukjizatan muncul maka nampaklah
kemampuan mu’jiz (sesuatu yang melemahkan.Yang dimaksud dengan
i’jaz dalam pembahasan ini ialah menampakkan kebenaran nabi dalam
pengakuannya sebagai seorang rasul, dengan menampakkan
kelemahan orang Arab dalam melawan mukjizat yang kekal yakni al-
Quran.3
Maka mukjizat adalah sebuah peristiwa, urusan, perkara yang luar
biasa yang dibarengi dengan tantangan dan tidak bisa dikalahkan. Al-
Quran menantang orang-orang Arab mereka tidak kuasa melawan
meskipun mereka merupakan orang-orang yang fasih hal ini tiada lain
karena al-Quran adalah mukjizat.
Berdasarkan defenisi diatas maka dapat dikemukakan tiga unsur
pokok mukjizat, yaitu:
1) Mukjizat harus menyalahi tradisi atau adat kebiasaan.
2) Mukjizat harus dibarengi dengan perlawanan dan
3) Mukjizat tidak terkalahkan.
B. MACAM-MACAM MUKJIZAT
Secara garis besar mukjizat dapat dibagi dalam dua bagian pokok
yaitu mukjizat yang bersifat hissiyah (material indrawi) dan mukjizat
yang bersifat ‘aqliyah (rasional).4
Mukjizat nabi-nabi terdahulu semuanya merupakan jenis pertama.
Mukjizat mereka bersifat material dan indrawi dalam arti keluarbiasaan
tersebut dapat disaksikan atau dijangkau langsung lewat indra oleh
3
M. Qurais Shihab. Mukjizat Al-Qur’an di tinjau dari Aspek kebahasaan, Isyarat Ilmiah
dan Pemberitaan Gaib, hlm. 45
4
Qattan, Manna’ al-Mabahis fi Ulum al-Quran, Beirut: Maktabah Wahbah, 2004.hal. 87
5

masyarakat tempat nabi tersebut menyampaikan risalahnya seperti


perahu nabi Nuh yang dibuat atas petunjuk Allah sehingga mampu
bertahan dalam situasi ombak dan gelombang yang demikian dahsyat
tidak terbakarnya nabi Ibrahim dalam kobaran api tongkat nabi Musa
yang berobah menjadi ular penyembuhan yang dilakukan nabi Isa atas
izin Allah dan lain-lain.5
Semuanya bersifat material indrawi terbatas pada lokasi tempat
nabi tersebut berada dan berakhir dengan wafatnya masing-masing
nabi. Berbeda dengan mukjizat nabi Muhammad Saw sifatnya bukan
material indrawi tetapi ‘aqliyah (dapat dipahami oleh akal). Karena
sifatnya yang demikian maka ia tidak terbatas pada suatu tempat atau
masa tertentu. Mukjizat al-Quran dapat dijangkau oleh setiap orang
yang menggunakan akalnya kapan dan dimanapun berada.
Perbedaan ini disebabkan oleh dua hal pokok. Pertama, para nabi
sebelum nabi Muhammad Saw. ditugaskan untuk masyarakat dan
masa tertentu. Karena itu mukjizat mereka hanya berlaku untuk masa
dan masyarakat tersebut tidak untuk sesudah mereka. Ini berbeda
dengan nabi Muhammad Saw. yang diutus untuk seluruh umat manusia
hingga akhir zaman sehingga bukti kebenaran ajarannya harus selalu
siap dipaparkan kepada setiap orang yang ragu kapanpun dan
dimanapun mereka berada.
Kedua, manusia mengalami perkembangan dalam pemikirannya.
Umat para nabi sebelum nabi Muhammad Saw. amat membutuhkan
bukti kebenaran yang harus sesuai dengan tingkat pemikiran mereka
bukti tersebut harus jelas dan terjangkau indra mereka. Tetapi setelah
manusia mulai menanjak ke tahap kedewasaan berpikir maka bukti
yang bersifat indrawi tidak dibutuhkan lagi. Ini bukan berarti bahwa
tidak terjadi hal-hal luar biasa dari atau melalui nabi Muhammad Saw.
Keluarnya air dari celah jari-jari beliau makanan yang sedikit dapat

5
Abdul Majid. Mukjizat Ilmiah dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah dalam Mukjizat Ilmiah
dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah dalam IPTEK, Jakarta, Gema Insani press, 1997, hlm 19
6

mencukupi orang banyak genggaman pasir yang beliau lontarkan


kepada kaum musyrik dalam perang badar hingga menutupi
pandangan mereka dan lain-lain merupakan hal-hal luar biasa yang
telah terjadi.
Namun demikian dapat disimpulkan Pertama, Bahwa mukjizat itu
luar biasa dalam mengatasi segala persoalan manusia tiada yang
kuasa membuatnya selain Allah menentukan ketentuan tersebut.
Kedua bahwa antara mukjizat nabi yang satu dengan lainnya adalah
sama fungsinya yaitu untuk memainkan peranannya dan mengatasi
kepandaian kaumnya disamping membuktikan kekuasaan Allah diatas
segala-galanya.
C. ASPEK-ASPEK KEMUKJIZATAN AL-QUR’AN
Para ulama sepakat bahwasanya al-Qur’an tidaklah melemahkan
manusia untuk mendatangkan sepadan al-Qur’an hanya karena satu
aspek saja akan tetapi karena beberapa aspek baik aspek lafzhiyah
(morfologis) ma’nawiyah (semantik) dan ruhiyah (psikologis).
Semuanya bersandarkan dan bersatu sehingga melemahkan manusia
untuk melawannya.6
Namun demikian mereka berbeda pendapat dalam meninjau segi
kemukjizatan al-Qur’an. Perbedaan itu adalah sebagai berikut:
a. Sebagian ulama berpendapat bahwa segi kemukjizatan al-Qur’an
adalah sesuatu yang terkandung dalam al-Qur’an itu sendiri yaitu
susunan yang tersendiri dan berbeda dengan bentuk puisi orang
Arab maupun bentuk prosanya baik dalam permulaannya maupun
suku kalimatnya.
b. Sebagian yang lain berpendapat bahwa segi kemukjizatan al-Qur’an
itu terkandung dalam lafal-lafalnya yang jelas redaksinya yang
bernilai sastra dan susunannya yang indah karena nilai sastra yang
terkandung dalam al-Qur’an itu sangat tinggi dan tidak ada
bandingannya.

6
Abu Zahra An- Najdi, Al quran dan Rahasia Angka-Angka, hlm23
7

c. Ulama lain berpendapat bahwa kemukjizatan itu karena al-Qur’an


terhindar dari adanya pertentangan dan mengandung arti yang
lembut dan memuat hal-hal ghaib diluar kemampuan manusia dan
diluar kekuasaan mereka untuk mengetahuinya.
d. Ada lagi ulama yang berpendapat bahwa segi kemukjizatan al-
Qur’an adalah keistimewaan-keistimewaan yang nampak dan
keindahan-keindahan yang terkandung dalam al-Qur’an baik dalam
permulaan, tujuan maupun dalam menutup setiap surat. Imam al-
Qurtubi dalam tafsirnya al-Jami’i Ahkamil Quran menyebutkan
sepuluh segi kemukjizatan al-Qur’an sementara al-Zarkani dalam
kitabnya Manahilul Irfan mencatat empat belas segi kemukjizatan al-
Qur’an.
Perbedaan pendapat ulama diatas diketahui sesuai dengan
kemampuan mereka masing-masing. Jadi bukan berbeda dalam
menentukan batasan-batasan kemukjizatan al-Qur’an, karena aspek-
aspek kemukjizatan al-Quran tidak hanya terbatas pada aspek-aspek
tertentu yang mereka sebutkan.
Adapun aspek-aspek kemukjizatan al-Qur’an adalah: 7
1) Susunan bahasanya yang indah berbeda dengan susunan bahasa
Arab.
2) Uslubnya (susunannya) yang menakjubkan, jauh berbeda dengan
segala bentuk susunan bahasa Arab.
3) Keagungan yang tidak mungkin bagi makhluk untuk
mendatangkan sesamanya.
4) Syariat yang sangat rinci dan sempurna melebihi setiap undang-
undang buatan manusia
5) Mengabarkan hal-hal ghaib yang tidak bisa diketahui kecuali
dengan wahyu

7
Suma, Muhammad Amin, Studi Ilmu-Ilmu al-Quran 3, Jakarta: Pustaka Firdaus,
2004.hal. 45
8

6) Tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan.


7) Al-Qur’an memenuhi setiap janji dan ancaman yang di
kabarkannya
8) Luasnya ilmu-ilmu pengetahuan yang terkandung didalamnya
9) Kesanggupannya dalam memenuhi segala kebutuhan manusia.
10) Berpengaruh terhadap hati para pengikutnya dan orang-orang
yang memusuhinya

Uraian singkat tentang aspek-aspek kemukjizatan al-Qur’an


adalah sebagai berikut:8

Susunan bahasanya yang indah Susunan gaya bahasa dalam al-


Quran tidak bisa disamakan oleh apapun karena al-Qur’an bukan
susunan syair dan bukan pula susunan prosa namun ketika al-
Qur’an dibaca maka ketika itu terasa dan terdengar mempunyai
keunikan dalam irama dan ritmenya. Cendikiawaan Inggris
Marmaduke Pickthall dalam The Meaning of Glorious Qur’an
menulis: “Al-Qur’an mempunyai simfoni yang tidak ada taranya
dimana setiap nada-nadanya bisa menggerakkan manusia untuk
menangis dan bersuka-cita”
Uslubnya yang menakjubkan Al-Qur’an muncul dengan uslub
yang sangat baik dan indah, mengagumkan orang-orang Arab
karena keserasian dan keindahannya, keharmonisan susunannya.
Didalamnya terkandung nilai-nilai istimewa yang tidak akn
terdapat dalam ucapan manusia.
Keagungannya Al-Qur’an mempunyai kemegahan ucapan yang
luar biasa yang berada diluar kemampuan manusia untuk
menguasainya atau mendatangkan persamaannya. Kandungan

8
Ansari, Ibnu Mansur Jamaluddin Muhammad bin Mukarram al-, Lisan al-Arab, Beirut: al-
Dar al-Misriyah, 1990.hal. 90
9

al-Quran dapat mempengaruhi jiwa-jiwa pendengarnya dan dapat


melembutkan hati-hati yang keras.
Syariat yang sangat rinci dan sempurna Al-Qur’an menjelaskan
pokok-pokok akidah, hokum-hukum ibadah, norma-norma
keutamaan dan sopan santun, undang-undang hukum ekonomi,
politik, sosial dan kemasyarakatan. Al-Quran juga mengatur
kehidupan keluarga, menjunjung nilai-nilai kebebasan, keadilan
(demokrasi) dan musyawarah.
Berita tentang hal-hal yang gaib Al-Qur’an mengungkap sekian
banyak ragam hal gaib. Al-Quran mengungkap kejadian masa
lampau yang tidak diketahui lagi oleh manusia, karena masanya
telah demikian lama dan mengungkap juga peristiwa masa datang
atau masa kini yang belum diketahui manusia.
Sejalan dengan ilmu pengetahuan modern Al-Qur’an memuat
petunjuk yang detail mengenai sebagian ilmu pengetahuan umum
yang telah ditemukan terlebih dahulu dalam al-Qur’an sebelum
ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern. Tiori al-Qur’an itu
sama sekali tidak bertentangan dengan tiori-tiori ilmu pengetahuan
modern, baik itu ilmu alam, arsitek dan fisika, geografi dan
kedokteran.
Menepati janji Al-Qur’an senantiasa menepati janji dalam setiap
apa yang telah dikabarkannya serta dalam setiap janji Allah
kepada hamba-Nya baik janji mutlak seperti janji Allah untuk
menolong rasul-Nya maupun janji terbatas yaitu janji yang
bersyarat seperti harus memenuhi syarat takwa, sabar, menolong
agama Allah dan sebagainya.
Terkandung ilmu pengetahuan yang luas Al-Qur’an datang
dengan membawa berbagai ilmu pengetahuan tentang akidah,
hokum (undang-undang), etika, muamalat, dan berbagai lapangan
lain dalam pendidikan dan pengajaran, politik dan ekonomi, filsafat
dan sosial.
10

Memenuhi segala kebutuhan manusia Al-Qur’an datang dengan


membawa petunjuk-petunjuk yang sempurna, fleksibel lagi luwes,
dan dapat memenuhi segala kebutuhan manusia pada setiap
tempat dan masa.
Berkesan dalam hati Al-Qur’an dapat menggetarkan hati pengikut
dan penantangnya. Seseorang yang sangat memusuhi al-Qur’an
bisa berbalik dibawah lindungannya. Umar bin Khattab, Sa’ad bin
Mu’az, dan Usaid bin Hudhair misalnya, mereka adalah orang-
orang yang paling kejam terhadap kaum muslimin tetapi
disebabkan mendengarkan beberapa ayat al-Quran maka hatinya
luluh dan masuk islam.
Filosof Perancis mengatakan “Sesungguhnya Muhammad
Saw. membaca al-Quran dengan khusyuk sopan dan rendah hati
untuk menarik hati manusia agar beriman kepada Allah dan hal ini
melebihi pengaruh yang ditimbulkan semua mukjizat nabi-nabi
terdahulu.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Al-Qur’an adalah mukjizat nabi Muhammad Saw. terbesar yang
sifatnya ‘aqliyah sehingga berlaku sepanjang zaman karena dapat
dijangkau oleh perkembangan akal manusia. Kemukjizatan al-Qur’an
terletak pada aspek keindahan bahasanya, kabar berita yang
dibawanya, keluasan isi materi yang terkandung didalamnya maupun
dari segi-segi lainnya, dan tidak ada seorang manusiapun sampai
kapanpun dapat menandinginya. Mukjizat al-Qur’an merupakan hal-hal
yang luar biasa yang terdapat didalam al-Qur’an itu sendiri, bukan
datang dari luar al-Qur’an, karenanya paham as-sharfah tidak dapat
diterima. Demikianlah makalah ini disampaikan dalam seminar mata
kuliah al-Qur’an, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan
dan kekeliruan baik literature yang digunakan maupun susunan
bahasanya, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca
sangat diharapkan. Hanya kepada Allahlah kita menyerahkan diri.
B. Saran
Demikianlah makalah ini saya persembahkan.Tentunya masih
banyak kekurangan dan kesalahan dalam penyususnan makalah ini
mengingat keterbatasan penulis sebagai manusia biasa yang tidak
biasa terlepas dari skhilaf dan salah.Kritik dan saran dari pembaca
yang konstruktif sangat penulis harapkan sebagai bahan evaluasi agar
selanjutnya dapat menjadi lebih baik lagi.

11
12

DAFTAR PUSTAKA

Anis, Ibrahim, et.all., al-Mu’jam al-Washith, Surabaya:

Ansari, Ibnu Mansur Jamaluddin Muhammad bin Mukarram al-, Lisan al-
Arab, Beirut: al-Dar al-Misriyah, 1990.

Khallaf, Abdul Wahab, Ilmu Ushul Figh, cet. 8, terj. Noer Iskandar al-
Barsany dan Moh. Tolchah Mansoer, Kairo: Dar al-‘Ilm:1978.

Munawwar, Said Aqil Husain al-, I’jaz al-Quran dan Metodelogi Tafsir,
Semarang: Dimas, 1994.

Qattan, Manna’ al-, Mabahis fi Ulum al-Quran, Beirut: Maktabah Wahbah,


2004.

Rafi’i, Mustafa Shadiq al-, ‘Ijaz al-Quran wa al-Balaghah an-Nabawiyyah,


Beirut: Dar al-Kutub al-Arabi, 1990.

Sayuti, Jalaluddin al-, al-Itqan fi Ulum al-Qur an, Beirut: Dar al-Kutub al-
Ilmiyah, 2000.

Shabuniy, Muhammad Ali al-, Studi Ilmu al-Quran, terj. Aminuddin,


Bandung: Pustaka Setia, 1999.

Shiddiqiey, T.M. Hasbi al-, Mu’djizat al-Qur’an, Jakarta: Bulan Bintang,


1996.

Shihab, M. Qurais , Mukjizat al-Qur an Ditinjau dari Aspek Kebahasaan,


Isyarat Ilmiah dan Pemberitaan Gaib, cet II, Bandung: Mizan, 2007.

Suma, Muhammad Amin, Studi Ilmu-Ilmu al-Quran 3, Jakarta: Pustaka


Firdaus, 2004.

Sya’rawi, Muhammad al-Mutawalli al-, Mukjizat al-Quran, terj. Muhammad


Ali dan Abdullah, Surabaya: Bungkul Indah, 1995.

Poerwodarminto, WJS, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai


Pustaka, 1976.

Zarkani, Muhammad Abdul ‘Azim al-, Manahilul Irfan fi Ulum al-Quran,


Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyah, 1988.

Anda mungkin juga menyukai