Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

IJAZ AL-QUR’AN

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ulumul Qur’an

Dosen Pengampu : Deden Suparman, S. Ag., MA.

Disusun Oleh:

Filiana Maulidi (120701021)

Idham Wahyudi (1207010028)

Indri Try Puspita Rahayu (1207010030)

Annisa Rahma Pratiwi (1207010084)

Jurusan Matematika

Fakultas Sains dan Teknologi

UIN Sunan Gunung Djati Bandung

2020/2021
ABSTRAK
I‟jaz merupakan kemampuan untuk menundukkan dan menunjukkan dirinya melebihi
yang lainnya. Ketika istilah ini disematkan kepada Alquran, maka menuntut agar Kitab Suci
yang dibawa oleh Rasulullah ini dapat menundukkan seluruh tulisan-tulisan yang pernah ada,
sekaligus juga menobatkan Alquran menjadi Kitab paling mulia dan tidak terbantahkan.

Namun bagaimanakah memahami i‟jaz Alquran dengan keadaan Alquran yang


berada di tangan kita selama ini. Tulisan ini menelusuri pemaknaan i‟jaz Alquran, kemudian
mengajak untuk menelaah sisi i‟jaz dari segi kebahasaan (linguistic), dimana bahasa
merupakan kekuatan besar yang mengusung peradaban manusia. Selanjutnya mengajak untuk
melangkah membangun pemahaman i‟jaz Alquran yang tidak berhenti dan membeku.

Kata Kunci: I‟jaz, Mukjizat, Al-Qur‟an

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt. Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, atas berkat
rahmat dan karunia-Nya, tim dapat menyusun makalah mengenai I‟Jaz al-Quran hingga
selesai. Tidak hanya itu, tak lupa tim mengucapkan banyak terimakasih pada seluruh pihak
yang terlibat dalam penyusunan makalah ini. Berkat dorongan dan bantuan tenaga serta
waktu yang disisihkannya agar makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.

Terimakasih secara khusus kami sampaikan pada Bapak Deden Suparman, S. Ag., MA.
selaku dosen mata kuliah Ulumul Qur‟an untuk semester ini atas bimbingan dan arahannya
demi tersusunnya makalah ini. adapun makalah ini mengulas hal-hal berkaitan dengan I‟jaz
Al-Qur‟an yang di dalamnya terdapat serangkaian mengenai pembahasan al-Qur‟an dan
kaitan-kaitannya dengan mukjizat yang termuat padanya.

Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat menjadi sumbangsih pengetahuan serta
referensi bagi karya tulis lain dengan pembahasan serupa selanjutnya. Selain itu, tim berharap
bahwasanya makalah I‟jaz Al-Qur‟an ini dapat menjadi kumpulan ilmu yang berguna, secara
khusus bagi seluruh anggota kelompok 7 dan secara umum bagi seluruh pembaca.

Tim menyadari masih terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan guna menjadi masukan bagi seluruh
anggota tim.

Bandung, 19 Mei 2021

PENULIS

ii
DAFTAR ISI
ABSTRAK . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i
KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii
DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .1
B. Rumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Ijaz Al-Qur‟an . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
B. Macam-Macam Ijaz Al-Qur‟an . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
C. Syarat Mujizatnya Sesuatu . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
D. Aspek Mujizat dalam Al-Qur‟an . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .6
E. Jenis Mujizat dalam Al-Qur‟an . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .12
F. Ayat-Ayat yang Menjadi Contoh Keindahan Al-Qur‟an . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .22

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 23
B. Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 25

DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 26

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan ini, kita sering menilai sesatu itu mustahil karena akal manusia
yang terbatas dan terpaku dengan hukum-hukum alam atau hukum sebab akibat yang telah
kita ketahui. Sehingga kita sering menolak suatu yang tidak sejalan dengan logika atau
hukum yang berlaku.
Manusia dengan akal yang dimilikinya tidak mampu merenungkan ciptaan Allah di
muka bumi dan di alam semesta. Mereka tidak mencoba untuk menyempatkan diri
mentadabburi kebesaran Tuhan yang terlukis pada alam semesta. Sehingga Allah mengutus
setiap rasul pada kaumnya. Kemudian bersamaan dengan itu Allah bekali setiap rasul dengan
mukjizat sebagai tandingan terhadap kemampuan diluar kebiasaan yang berkembang
ditengah-tengah kaumnya.
Kemampuan luar biasa atau yang lebih sering dikenal sebagai mukjizat yang dimiliki
oleh setiap rasul untuk menandingi dan mengalahkan kemampuan luar biasa yang ada di
kaum mereka sehingga dengan adanya itu mereka tidak sanggup melawan dan muncullah
perasaan lemah dalam diri mereka yang pada akhirnya membawa mereka pada keimanan
dengan risalah yang dibawa oleh rasul.
Pembicaraan tentang kemukjizatan al-Quran merupakan suatu mukjizat tersendiri,
dimana para peneliti tidak bisa mencapai kesempurnaan dari setiap sisi-sisi kemukjizatannya.
Dan berbagai pertanyaan lainnya seputar kemukjizatan Alquran akan penulis coba paparkan
jawabannya dalam makalah sederhana ini. Semoga ke depan makalah ini dapat memberi
pencerahan bagi kita semua.

B. Rumusan masalah
a. Apa yang dimaksud dengan Ijaz Al-Qur‟an?
b. Apa Saja macam-macam Ijaz Al-Qur‟an?
c. Apa Syarat Mujizat sesuatu?
d. Apa Saja Aspek Mujizat dalam Al-Qur‟an?
e. Apa Jenis Mujizat dalam Al-Qur‟an?
f. Apa Saja Ayat-Ayat yang Menjadi Contoh Keindahan Al-Qur‟an?

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ijaz Al-Qur’an
Secara bahasa I‟jaz merupakan derivasi (bentuk masdar) dari a‟jaza bermakna al-faut
(meninggalkan) atau as-sabq (mendahului). Sedangkan al-mu‟jizah berarti salah satu dari
mukjizat para nabi a.s.
Kata „ajaza memiliki arti lemah. Dalam Taj al-Arus juga dijelaskan bahwa „ajaza
berarti mendahuluinya atau meninggalkannya.
Dijelaskan juga pengertian mu‟jizat yang memiliki makna sebagai sesuatu yang
melemahkan atau mengalahkan lawan ketika terjadi tantangan. Sebagaimana dituliskan
sebagai sesuatu yang melemahkan atau menundukkan manusia yang beragam untuk
menghasilkan sesuatu yang semisal dengannya, atau disebut juga sesuatu yang berada di luar
dari kebiasaan, di luar dari sebab-sebab yang dapat diketahui secara detail, dimana Allah
menciptakannya ketika seseorang menentang bukti kenabian ketika dakwah disampaikan
kepadanya.
Jadi, yang dimaksud I‟jaz ialah menampakkan kebenaran Nabi dalam pengakuannya
sebagai seorang Rasul, dengan menampakkan kelemahan orang Arab untuk menghadapi
mukjizatnya yang abadi, yaitu Al-Qur‟an, dan kelemahan generasi-generasi sesudah mereka
dan mukjizat adalah sesuatu hal luar biasa yang disertai tantangan dan selamat dari
perlawanan.

B. Macam-Macam Ijaz Al-Qur’an


Macam-macam I‟jaz :
a. I‟jaz Balaghi
Sebagian ulama mengatakan bahwa salah satu mukjizat al-quran ialah berita
ghaibnya. Salah satu contoh ghaib ialah kisah firaun yang mengejar Nabi Musa AS hal ini
diceritakan dalam Q.S Yunus:92 artinya : “maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu
supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu…”

b. I‟jaz lughawy
Menurut Quraish shihab (Rosihan Anwar, 2003:34) memandang segi kemukjizatan
Al-Quran pada tiga hal, diantaranya segi keindahan dan ketelitian redaksi Al-quran. Dalam
Al-quran sendiri banyak dijumpai contoh keseimbangan dan keserasian antara kata-kata yan
digunakan; keseimbangan jumlah bilangan kata dan antonym, keseimbangan jumlah kata
dengan sinonim atau makna yang dikandungnya, keseimbangan antara jumlah bilangan kata
dengan jumlah yang menunjukan akibatnya.

2
c. I‟jaz ilmi
Didalam Al-qur‟an Allah mengumpulkan beberapa macam ilmu. Jumlah ayat-ayat ilmi dalam
al-qur‟an mencapau 750 ayat yang mencakup berbagai cabang ilmu pengetahuan. Beberapa
mukjizat tersebut secara global ialah :
1. ilmu astronmi : Q.S Nuh:38-40 , Q.S Nuh:16, Q.S Al-An‟am:125
2. ilmu geologi : Q.S An-Naziat:30, Q.S Az-zumar:5, Q.S An-naba:7, Q.S Aq-ra‟du:41
3. Ilmu agronomi : Q.S Al-Baqarah:265, Q.S Al-Hijr:22
Dan masih banyak ayat-ayat lainnya yang mengisyaratkan bebagai fenomena ilmiah
yang jika dikaitkan dengan penemuan ilmiah modern dapat menguatkan iman orang mslim
bahwa al-qur‟an benar-benar firman Allah dan bukan karangan Nabi Muhammad SAW.

C. Syarat Mukjizatnya Sesuatu

Sebagaimana yang telah diketahui, bahwasanya dalam kajian I‟jaz a-Quran kita tidak
akan terlepas dari suatu hal yang dinamakan mukjizat. Istilah ini mesti sudah sering kita
dengar sejak duduk di bangku sekolah dasar dahulu. Secara singkat, mukjizat adalah suatu
keistimewaan yang dimiliki oleh nabi dan rasul untuk menunjukkan bukti kenabiannya.
Seperti yang diketahui bersama juga bahwasanya salah satu mukjizat terbesar di alam
semesta yang dimiliki oleh nabi kita, Rasulullah saw. adalah al-Quran itu sendiri.

Beberapa bukti yang mempertegas bahwa al-Quran merupakan mukjizat alam semesta
ialah bahwa al-Quran menjelaskan segala hal yang ada di dalamnya dengan benar. Juga, kita
tidak dapat mengenyampingkan fakta bahwasanya hingga saat ini al-Quran belum pernah
tercemarkan oleh tangan-tangan tak bertanggung jawab sehingga isi, konten, dan substansi
yang ada di dalamya pun masih sama seperti pertama kali firman-firman-Nya ini dimusafkan.

Berkaitan dengan bahasan ijaz kali ini, kita dapat memperoleh suatu benang merah
antara mukjizat dan sifat ijaz al-Quran itu sendiri, di mana kitabullah ini merupakan suatu
mukjizat terbesar alam semesta yang di dalamnya mengandung hal-hal sakral dan benar serta
tidak bisa ditandingi oleh siapa pun yang berkehendak di muka bumi ini.

Berdasarkan paparan tadi, kita mengetahui bahwasanya al-Quran merupakan salah


satu mukjizat yang diturukan Allah Swt. kepada rasul-Nya, yakni Muhammad saw. Lantas,
apa saja kah syarat-syarat dari sesuatu yang dapat dikatakan mukjizat? Berikut adalah
beberapa poin berkaitan hal tersebut:

3
 Berupa Peristiwa Luar Biasa
Dalam kehidupan sehari-hari, kadangkala kita menemukan hal luar biasa
terjadi tetapi keberadaanya tidak dapat kita sebut sebagai mukjizat. Mengapa?
Karena hal atau peristiwa tersebut adalah hal biasa bagi sebgaian orang yang
mekanisme terjadinya dapat dipelajari dan dijelaskan secara sistematis.
Misalnya, peristiwa angin putting beliung yang terjadi tiba-tiba di suatu
daerah. Bagi sebagian orang mungkin hal tersebut sangat mengejutkan dan
merupakan kategori hal luar biasa. Akan tetapi bagi sebagian orang bisa saja
kejadian itu merupakan hal lumrah yang dapat dijelaskan secara ilmiah dengan
dengan beberapa variabel yang dapat dijadikan acuan pengamatan. Lantas,
bagaimana dengan mukjizat? Sejatinya, mukjizat adalah suatu hal atau
peristiwa yang proses terjadinya berada di luar jangkauan manusia serta di luar
sebab-akibat yang diketahui jelas hukum-hukumya. Hal ini disebabkan yang
mengetahui itu semua hanyalah Allah Swt. Sang Maha Pengatur alam semesta.
Contohnya adalah mukjizat yang dimiliki nabi Isa as. untuk menghidupkan
kembali orang yang meninggal. Sekilas, kita menganggap ini aneh dan hampir
mustahil untuk terjadi. Namun, apa boleh buat jika Tuhan sudah berkehendak.
Peristiwa tersebut nyata terjadi seperti yang telah dijelaskan dalam al-Quran.
Begitu pun dengan kitab suci umat Islam, yakni al-Quran yang menjelaskan
hal-hal secara terperinci dan benar adanya hingga tiada satu pun makhluk
dapat menandinginya.
 Disampaikan oleh Seseorang yang Mengaku Dirinya Nabi
Suatu hal yang benar-benar terjadi dan disampaikan oleh seorang nabi
dinamakan mukjizat. Misalnya, keajaiban atau mukjizat yang dimiliki nabi
Musa as. dalam membelah lautan agar pasukannya dapat menyelamatkan diri
dari bala tentara Fir‟aun. Adapun jika terdapat hal besar terjadi tetapi tidak
disampaikan oleh seorang nabi, maka tidak berlaku penyebutan mukjizat
kepadanya. Terdapat beberapa penamaan berdasarkan seseorang yang
menerima suatu kejadian luar biasa. Di antaranya; Irhash, kejadian luar biasa
yang terjadi pada seseorang yang kelak menjadi nabi; Karamah, kejadian luar
biasa yang terjadi pada orang yang taat pada Allah Swt.; Ihanah (Penghinan),

4
kejadian luar biasa yang menimpa seseorang yang durhaka pada Allah Swt.
Satu hal penting yang perlu kita ingat bahwasanya nabi Muhammad saw.
merupakan Nabi terakhir, sehingga tidak akan ada lagi Irhash yang ditujukan
pada calon nabi. Sementara untuk Karamah dan Ihamah dapat terjadi kapan
dan di mana pun di dunia ini.
 Mengandung Tantangan bagi Pihak yang Meragukan Kenabian
Seperti yang kita tahu bahwasanya salah satu tujuan mukjizat adalah untuk
membuktikan suatu kenabian, terutama pada orang-orang yang belum terketuk
pintu hatinya untuk mengimani Allah dan Rasul-Nya. Berkaitan dengan poin
ini, mukjizat biasanya terdapat sebuah tantangan dari seorang nabi pada
golongan yang menentangnya untuk melakukan suatu hal. Dalam kaitannya
dengan mukjizat hanyalah tantangan yang dikemukakan saat seseorag menjadi
nabi. Maka, tantangan itu datangnya berbarengan dengan pengakuannya
sebagai seorang Nabi. Hal ini dilakukan sebagai pembuktian atas kenabian
pada kelompok-kelompok tersebut.
 Tantangan Tersebut Gagal Dilayani
Tentu saja tantangan dari seseorang yang menyataka dirinya sebagai nabi tidak
dapat dipenuhi oleh para penentangnya. Mengapa? Sebab jika tantangan itu
terpenuhi, maka kenabian itu palsu atau bohong belaka. Dalam konteks ini,
tantangan yang diberikan oleh seorang nabi pada penentangnya dapat
bersesuaian dengan kondisi dan apa yang tengah terjadi di masa itu. Misalnya,
pada kasus nabi Musa dan Fir‟aun, saat itu terdapat banyak tukang sihir dan di
antaranya adalah tukang sihir yang amat mahir dan mumpuni sehingga tidak
ada yag dapat menyainginya. Lalu Allah mengutus nabi Musa as untuk
menghentikan kesombongan Fir‟aun saat itu. Nabi Musa datang untuk
menggurkannya, merendahkannya, dan mengungkap keelemahannya. Hal ini
membuat orang-orang bodoh dari kaum itu serta orang bodoh dan hina lain
yang tumbuh di dalamnya terbungkam dengan mukjizat yang dimiliki nabi
Musa as. Sekarag tengok kasus al-Quran sebagai salah satu mukjizat terbesar.
Salah satu tantangan berkaitan dengan hal ini yakni menantang orang-orang
kafir untuk menandingi al-Quran dengan tulisan-tulisan lain yang mereka buat.

5
Nyatanya, hingga kini belum ada yang dapat memenuhi tantangan tersebut.
Maka, jelas bahwasanya mukjizat-mukjizat yag diturunkan oleh Tuhan Yang
Maha Esa pada nabi dan rasul-Nya merupakan hal-hal yang berada di luar
jangkauan manusia biasa pada umumnya. Hal ini lah yang menegaskan akan
kebesaran Tuhan itu sendiri dalam menunjukkannya pada umatnya yang
beriman.

D. Aspek Mukjizat dalam Al-Quran

Mukjizat al-Quran dapat dijangkau oleh setiap orang dengan akalnya masing-masing
di manapun dan kapanpun. Para ulama pun sepakat bahwa al-Quran tidak hanya
melemahkan manusia untuk membuat yang sepadan dengannya dari satu aspek saja,
tetapi aspek lain seperti lafzhiyah (morfologis), ma‟nawiyah (semantik), dan ruhyah
(psikologis) kesemuanya bersatu melemahkan manusia untuk membuat suatu hal yang
setara dengan al-Quran. Beberapa hal tersebutlah yang menjadikan al-Quran mutlak
sebagai salah satu mukjizat yang diberikan Allah Swt. pada nabi-Nya.
Meskipun telah disepakati sebagai mukjizat—bahkan mukjizat terbesar—sejatinya
masih terdapat beberapa perbedaan pendapat dari sejumlah ulama dalam menentukan
letak kemukjizatan al-Quran. Mengenai unsur apa saja yang menjadikan al-Quran
sebagai suatu mukjizat masih menjadi topik perbincangan hingga kini. Bahkan,
menurut salah satu pendapat, dikatakan bahwa tiap ulama yang mengkaji tetang hal
ini selalu menemui celah pada kajian berikutnya. Dan begitu seterusnya hingga
bahasan mengenai letak kemukjizatan al-Quran ini tak kunjung sampai final.
Walau demikian, terdapat di antaranya beberapa pendapat dalam meninjau segi
kemukjizatan al-Quran, antara lain:
 Pendapat sebagian ulama mengatakan bahwa kemukjizatan al-Quran terdapat
dan terkandung dalam isi al-Quran itu sendiri. Sebagaimana yang kita ketahui,
bahwa isi dan susunan bahasa dalam al-Quran berbeda dengan bahasa serta
prosa orang Arab pada umumnya. Perbedaan dan keunikan tersendiri itulah
yang menjadi anggapan bahwasanya al-Quran merupakan suatu hal istimewa
yang diturunkan Allah Swt. kepada nabi-Nya untuk kemudian disampaikan
pada umatnya.

6
 Pendapat lain megatakan bahwa kemukjizatan al-Quran terletak pada lafal-
lafalnya yang jelas, redaksinya yang mengandung nilai sastra, serta sususan
bahasa dan kata yang sangat indah. Satu hal yang perlu dicatat bahwasanya
sastra yang terkandung dalam al-Quran amatlah tinggi dan tiada
bandingannya. Sehingga jelas terutama bagi orang-orang yang paham akan
bahasa dan kesusasteraan Arab akan menganggap bahwa apa yang termuat dan
tertulis dalam kitab suci ini amat berharga nilainya karena mengandung
susunan kata nan amat indah.
 Lain halnya dengan pendapat sebelumnya. Sebagian ulama berpendapat
bahwa kemukjizatan al-Quran terletak pada adanya arti yang lembut
terkandung di dalamnya juga terhindar dari adanya pertentangan. Selain itu,
kemukjizatan berdasarkan pandangan ini juga didasarkan pada terdapatnya
hal-hal gaib di luar kemampuan manusia serta di luar kekuasaan mereka untuk
mengetahuinya. Seperti kapan terjadinya hari kiamat, yang merupakan suatu
rahasia ilahi dan berada di luar pengetahuan manusia sebagai umatnya. Atas
muatannya akan hal-hal yang berada di luar kemampuan manusia, al-Quran
dikatakan sebagai mukjizat terbesar alam semesta.
 Pendapat lainnya mengatakan bahwa kemukjizatan al-Quran berasal dari
keistimewaan-keistimewaan yang nampak di dalamnya. Selain itu, keindahan-
keindahan dalam al-Quran, baik dalam permulaan, tujuan, maupun penutup
surat, juga masuk ke dalam kategori kemukjizatan pendapat ini.

Jika tadi yang dibahas berfokus pada pendapat-pendapat para ulama secara garis
besar, berikut adalah beberapa rincian aspek kemukjizatan al-Quran yang dapat
diuraikan sekurang-kurangnya dalam 6 poin, di antaranya:

 Susunan bahasanya (balagah) sangat indah, berbeda dengan bahasa arab pada
umumnya.
Hal ini telah dibahasa pada bahasan sebelumnya, di mana al-Quran merupakan
kitab suci umat Islam yang pertama kali diturunkan pada bangsa Arab dengan
bahasa Arab pula. Akan tetapi, yang istimewa pada kasus ini ialah terdapat
perbedaan struktur dan susunan bahasa yang termuat dalam al-Quran dengan

7
bahasa Arab pada umumnya yang dipakai sehari-hari.
Di mana al-Quran memiliki susunan bahasa yang amat indah seperti prosa,
atau bahkan lebih indah lagi. Hal ini semakin menegaskan bahwa al-Quran
merupakan kitab suci yang diturunkan pada Nabi Muhammad saw.

 Syariat yang terperinci melebihi undang-undang manusia.


Sebagaimana yang kita ketahui, bahwa al-Quran merupakan kitab suci yang
mengatur segala hal dan urusan umat manusia, khususnya umat muslim. Al-
Quran mengajarkan bagaimana tindak-tanduk manusia serta perilaku-perilaku
apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh manusia agar memerpoleh
ridha Tuhannya. Kitab suci ini juga mengatur baik hubungan manusia dengan
manusia lain (habluminannas) maupun hubungan atara manusia dengan
Tuhannya (habluminallah). Segala perintah itu dijelaskan secara terperinci
agar dapat dipahami umat manusia, lengkap beserta konsekuensi apabila
dilanggar dan balasan yang diterima jika dilaksanakan sesuai syariat. Maka,
tak jarang kita mendengar istilah “Al-Quran merupakan pedoman umat
manusia”. Agaknya, ungkapan ini tak berlebihan. Mengingat al-Quran benar-
benar merupakan sumber hukum yang nyata bagi umat manusia, khusunya
umat Islam.

 Memenuhi janji dan ancaman yang ada di dalamnya.


Al-Quran, bagaimana pun, akan memenuhi janji-janji dan ancaman yang
diisyaratkan di dalamnya. Adapun janji-janji tersebut seperti balasan surge
bagi orang beriman dan beramal saleh serta ancaman berupa balasan neraka
bagi orang-orang fasik dan berbuat kejelekan. Pada hari penghakiman kelak,
manusia akan dihisab amal perbuatan serta dosa yang telah diperbuatnya.
Inilah sesungguhnya bukti kuat bahwasanya al-Quran diturunkan bagi umat
manusia sebagai kabar gembira bagi orang yang saleh dan sebaliknya menjadi
ancaman bagi orang-orang yang berbuat maksiat.

8
 Luasnya ilmu pengetahuan di dalamnya.
Berkaitan dengan poin-poin sebelumnya, bahwasanya al-Quran mengatur
urusan manusia dalam berbagai bidang, begitu pun dengan ilmu pengetahuan
yang termuat di dalamnya. Seringkali kita menemukan sebuah fakta mengenai
ayat-ayat al-Quran yang berelevansi dengan kebenaran ilmu sains di masa
kini. Selain itu, al-Quran juga mengandung banyak sekali ilmu pengetahuan,
di antaranya berkaitan dengan fenomena alam dan materi, aqidah dan aliran
pemikiran, sosial dan politik, sejarah dan filsafat sejarah, perilaku dan akhlak,
masalah harta, serta ibadah dan syiar agama. Bahkan, dicatut dari suatu
sumber, pembagian bahasan-bahasan tersebut dapat dinyatakan dalam tabel
berikut:

 Pemberitaan tentang hal-hal gaib yang akan datang melalui sebuah wahyu.
Hal-hal gaib yang dimaksud antara lain peristiwa atau kejadian yang
sebelumnya tidak diketahui tetapi muncul melalui suatu wahyu yang
diturunkan pada nabi. Hal ini menjadi salah satu aspek mukjizat al-Quran
dikarenakan datangnya wahyu itu sendiri kepada nabi untuk disampaikan
kepada umatnya mengenai suatu hal yang akan datang. Adapun hal-hal gaib
itu tidak bisa diketahui selain melalui wahyu yang disampaikan Allah Swt.
kepada nabi Muhammad saw.

9
 Terdapatnya ilmu dan hikmah yang amat dalam.
Di antara banyaknya ayat yang terdapat dalam al-Quran, terdapat banyak
sekali ilmu dan hikmah yang dapat kita peroleh. Untuk ilmu, terdapat banyak
sekali ilmu yang didapat dari al-Quran, mengingat al-Quran merupakan kitab
dengan ilmu pengetahuan amat luas terkandung di dalamnya. Selain itu,
banyak juga hikmah yang terkandung dalam al-Quran. Yang paling mudah
dijumpai antara lain tentang kaum-kaum terdahulu yang dibinasakan oleh
Allah Swt. akibat ingkarnya mereka pada hukum Allah. Tentu kita
memperoleh hikmah dari kisah ini, bahwasanya perilaku ingkar kaum yang
binasa itu amat tercela dan dilaknat Allah Swt. sehingga kita tidak boleh
melakukannya. Hikmah yang lain misalnya bagaimana agar terus berikhtiar di
jalan-Nya menuju kebaikan serta menjauhi kemungkaran.

Dalam mengkaji aspek kemukjizatan al-Quran, dikenal sebuah teori yang disebut
Teori Konstruksi Teks (an-nazm) yang diprakarsai oleh seorang ulama bernama al-
Jurzani. Dalam teorinya ini, al-Jurzani bertitik tolak dari kesimpulannya berkenaan
dengan hakikat bahasa. Ia memiliki pandangan bahwa bahasa bukanlah semata-mata
kumpulan dari kata, melainkan juga mengandung apa yang disebut sebagai relasi
(hubungan) antar unsur-unsur di dalamnya. Teori ini kemudian menjadi pintu masuk
bagi analisisnya mengenai bahasa al-Quran.

Dengan demikian, al-Jurzani menyatakan bahwa tidak seorang pun dapat menjelaskan
dan memahami tentang i‟jaz al-Quran, terutama secara bahasa dan kesusasteraan,
tanpa memperhatikan serta mempelajari konstruksinya (an-nazm). Maka dari itu,
dapat dikatakan bahwa an-nazm merupakan ciri pembeda genre teks al-Quran dengan
teks lain seperti prosa, puisi, dan lain-lain.

Berikut merupakan intisari dari teori an-nazm milik al-Jurzani yang dirumuskan oleh
Shihabuddin Qalyubi:

 An-nazm merupakan keterkaitan satu unsur dengan unsur lain dalam kalimat.
Seperti salah satu unsur dicantumkan atas unsur lainnya dan adanya unsur
yang sebagai sebab dari unsur lainnya.

10
 Kata an-nazm mengikuti makna. Suatu kaliamt dapat tersusun dalam ujaran
karena maknanya sudah lebih dulu ada dalam jiwa.
 Kata haruslah diletakkan sesuai dengan kaidah granatikalnya sehingga fungsi
semua unsur dalam kalimat diketahui sebagaimana mestinya.
 Dalam keadaan terpisah, huruf-huruf yang menyatu dengan makna memiliki
karakteristik tersendiri sehingga semuanya diletakkan sesuai dengan kekhasan
maknanya.
 Kata bisa berubah dalam bentuk ma‟rifah, nakirah, pengedepanan,
pengakhiran, elipsis, dan repetisi. Semua diletakkan dalam porsi masing-
masing dan dipergunakan sebagaimana seharusnya.
 Keistimewaan kata terdapat pada peletakkannya sesuai dengan makna dan
tujuan yang dikehendaki kalimat.

Dengan menjelaskan konsep an-nazm i‟jaz al-Quran, maka al-Jurzawi telah berhasil
memberikan penjelasan kokoh untuk menegaskan bahwa i‟jaz al-Quran terkandung
dalam semua ayat al-Quran dan tidak hanya terdapat pada ayat tertentu saja. Sebba,
semua ayat dalam al-Quran memiliki konsep an-nazm yang bersumber dari Allah Swt.

Berikut merupakan unsur-unsur penting dalam teori konstruksi (an-nazm) al-Jurzani:

 Unsur Gramatik
Unsur ini mencakup kesesuaian dan keselarasan kalimat pada hukum-hukum
gramatik (tawakhi ma‟ani nahw). Syarat-syarat gramatik juga memainkan
peran yang amat penting dalam melahirkan makna, khususnya dalam
kaitannya dengan gaya bahasa sastrawi dan ungkapan al-Quran yang amat
indah.
 Unsur Logis
Yakni berkaitan dengan relasi antara kosa kata dalam kalimat yang benar-
benar didasari atas hubungan subjek dan objek, kata benda dengan kata kerja,
serta keterangan dalam format didasarkan pada pertimbangan situasional dan
rasional.

11
 Gaya Bertutur (Stilistika)
Merupakan susunan yang meliputi sarana dan perangkat untuk menyusun
aspek-aspek susastra, seperti metonimie (kinayah), tasybih, tansil dan bentuk
gaya bahasa lainnya.

Adapun contoh ayat dengan kesempurnaan dan keindahan gaya tutur dalam al-Quran
terdapat pada Q.S. Maryam ayat 4.

Artinya: Ia berkata “Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku
telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau,
Ya Tuhanku.

Keindahan dalam ayat tersebut menurut al-Jurzani antara lain terdapat pada metafor
yang digunakan juga pada kekhususan formulasi kalimat dalam ayat itu sendiri.
Formulasi tersebut yakni pilihan gaya tutur yang dipakai dan relasi antar struktur
bagian kalimat yang satu dengan bagian lainnya. Dengan kata lai, susunan atau
konstruksi ungkapan tersebut memiliki keserasian serta relasi unik antar satu kalimat
dengan kalimat lainnya.

E. Jenis-Jenis Mukjizat

Berdasarkan yang telah dipaparkan sebelumnya, diketahui bahwasanya mukjizat


merupakan suatu kelebihan yang Allah Swt. berikan pada rasul-Nya. Mukjizat bersifat
istimewa dan berada di luar jangkauan umat manusia sehingga tidak ada yang dapat
menandingi mukjizat para rasul tersebut. Nabi dan rasul yang diutus oleh Allah Swt.

12
tak lain adalah untuk menunjukkan pada tiap-tiap umat mereka akan kebenaran serta
ilmu tauhid yang wajib diimani. Dalam menjalankan tugasnya yang tidaklah mudah
itu, beberapa nabi diberikan suatu kemampuan khusus yang disebut sebagai mukjizat
guna mempertegas akan bukti kenabiannya, terutama pada orang-orang yang ingkar
kepada agama Allah Swt.
Seperti yang kita ketahui, beberapa nabi yang diberi mukjizat oleh Allah Swt.
termasuk ke dalam golongan Ulul Azmi (ulu atau uli = memiliki, azmi = tekad yang
kuat), di antaranya:
 Nabi Nuh
Mukjizat yang diberikan Allah Swt. kepada Nabi Nuh ialah berupa
keselamatan akan banjir besar yang menimpa kaumnya saat itu yang
mengingkari ajaran Allah Swt. Ketika peristiwa besar itu terjadi, Nabi Nuh
bersama para pengikutnya yang saleh serta beberapa ternak berhasil selamat
karena berada di dalam bahtera yang sudah dibuat sebelumnya. Bahkan,
peristiwa ini pun turut menewaskan istri dan anak Nabi Nuh sendiri. Inilah
bukti kebesaran Allah Swt. Yang Maha Agung.
 Nabi Ibrahim
Nabi Ibrahim hidup pada masa kekuasaan Raja Namrud yang tidak beriman
pada ajaran yang dibawa Ibrahim saat itu. Selain Raja Namrud, banyak pula
masyarakat saat itu yang maish menyembah berhala sebagai Tuhan mereka.
Tentu hal ini amat bertentangan dengan ajaran tauhid yang dibawa Nabi
Ibrahim. Suatu ketika Nabi Ibrahim berinisiatif untuk melakukan perusakan
pada berhala-berhala tersebut guna menunjukkan ketidakberdayaan sesuatu
yang dianggap sebagai Tuhan saat itu. Alhasil, ia mendapat hukuman dengan
cara dibakar hidup-hidup. Namun, Allah Swt. berkehendak lain. Dengan
mukjizat-Nya, Nabi Ibrahim berhasil selaamt dari panas api yang
membakarnya tanpa sedikit pun luka. Seperti yang terkandung dalam Q.S. Al-
Anbiya ayat 68-70, yang artinya:
“Mereka Berkata: “Bakarlah dia dan bantulah ilah-ilah kamu, jika kamu
benar-benar hendak bertindak. Kami berfirman: “Hai api menjadi dinginlah,

13
dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim. Mereka hendak berbuat makar
terhadap Ibrahim, maka Kami menjadikan itu mereka orang-orang yang
paling merugi.””
 Nabi Musa
Mukjizat yang diterima oleh Nabi Musa yakni berupa tongkat yang dapat
menjadi seekor ular. Tak hanya itu, tongkat Musa itu pun dikatakan mampu
untuk membelah laut merah menjadi sebuah jalan bagi Nabi Musa dan
pasukannya untuk melarikan diri dari bala tentara Fir‟aun. Sungguh, peristiwa
ini jika kita menalarnya secara logis akan terasa hampir mustahil. Akan tetapi,
dengan kebesaran-Nya, segala hal yang tak mungkin selalu dapat menjadi
mungkin.
 Nabi Isa
Nabi Isa memiliki beberapa mukjizat yang diketahui, di antaranya ia dapat
menyembuhkan orang-orang buta, menghidupkan kembali orang yang
meninggal, dan bahkan ia telah dapat berbicara sejak masih di pangkuan
Maryam. Adapun mukjizat immaterial yang dimiliki Nabi Isa yakni Kitab
Injil.
 Nabi Muhammad
Salah satu mukjizat nabi Muhammad yakni ia dapat membelah bulan menjadi
dua saat penduduk Mekkah memintanya untuk menunjukkan bukti
kenabiannya. Selain itu, Nabi Muhammad juga memiliki salah satu mukjizat
terbesar di alam semesta yakni kitab suci al-Quran yang kini menjadi pedoman
hidup umat Islam di seluruh dunia. Ini bukan tanpa sebab, melainkan al-Quran
sendiri merupakan kitab suci yang mengandung kebenaran serta jaminannya
terhindar dari tangan-tangan yang merusak dan merubah al-Quran hingga akir
jaman cukup menjadi bukti akan kemukjizatan al-Quran.

Mukjizat juga dapat dibagi ke dalam beberapa jenis yang lebih spesifik, di antaranya:

 Mukjizat Kauniyah
Mukjizat jenis ini adalah mukjizat yang berkaitan erat dengan peristiwa-

14
peristiwa alam yang terjadi di sekitar kita. Pada kisah lampau para nabi,
mikjizat kauniyah didapat pada peristiwa terbelahnya bulan oleh Nabi
Muhammad saw. serta peristiwa Nabi Nuh yang dapat membelah lautan atas
seizin Allah Swt. untuk menyelamatkan ia dan para pengikutnya dari kejaran
bala tentara Fir‟aun.
 Mukjizat Syakhsiyyah
Mukjizat Syakhsiyyah ialah jenis mukjizat yang berasal atau keluar dari tubuh
nabi dan rasul itu sendiri. Contoh peristiwa berkaitan dengan mukjizat ini
yakni saat keluarnya air dari sela-sela jari Nabi Muhammad, cahaya bulan
yang keluar dari tangan Nabi Musa, serta peristiwa penyembuhan penyakit
buta dan kusta oleh Nabi Isa. Kesemua mukjizat tersebut tergolong peristiwa
tidak biasa dan bahkan tidak dapat dilakukan oleh semua orang. Selain itu,
jelas bahwa ketiga mujizat tersebut bersumber dari keajaiban pada tubuh nabi
dan rasul yang dikehendaki mukjizat oleh Allah Swt.
 Mukjizat Salbiyyah
Mukjizat Salbiyyah merupakan mukjizat yang berupa sesuatu yang dapat
membuat suatu hal menjadi tak berdaya atau lemah. Contoh mukjizat ini
terjadi pada Nabi Ibrahim as. di mana ia diperintahkan untuk dibakar hidup-
hidup sebagai hukuman atas perbuatannya menghancurkan berhala-berhala.
Namun, kemudian atas seizin Allah Swt. api tersebut menjadi lemah sehingga
tidak melukai Nabi Ibrahim sama sekali. Dengan mukjizat inilah salah satu
cara Tuhan menyelamatkan orang-orang terpilih-Nya dari kemungkaran yang
ada di sekitarnya.
 Mukjizat Aqiliyyah
Mukjizat ini ialah mukjizat yang termasuk dalam kategori rasional. Dalam
kata lain, mukjizat aqiliyyah tidak seperti mukjizat lain yang berada di luar
jangkauan manusia. Akan tetapi, mukjizat jenis ini sifatnya dapat diilhami
oleh akal manusia yang serba terbatas. Contoh mukjizat ini adalah al-Quran
sebagai kitab umat muslim sekaligus pedoman hidup umat manusia.

Selain itu, kita dapat mengklasifikasikan mukjizat ke dalam beberapa jenis lain
sebagai berikut:

15
 Mukjizat dari Segi Bahasa
Jika membicarakan segi bahasa atau linguistik yang digunakan dalam al-
Quran, mesti kita takkan terlepas dari bahasa dan kesusasteraan Arab itu
sendiri. Sedang pada praktiknya, beberapa peneliti menemukan keajaiban yang
dimiliki al-Quran yang amat mustahil ditandingi atau disamai oleh manusia
mana pun. Misalnya, Abdul Razak Naufal menemukan keseimbangan-
keseimbangan dalam bilangan kata yang digunakan dalam al-Quran. Lalu
penelitikan berbeda oleh Rasyad Khalifah yang menemukan konsistensi
pemakaian jumlah huruf pembuka surah dalam surah yang bersangkutan.
Sementara al-Rumani, al-Balqilani, dan Rasyid Ridha melihat sudut keindahan
al-Quran pada bahasa yang dipergunakan melebihi keindahan sasta Arab.
Al-Quran pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. melalui
perantara malaikat Jibril menggunakan bahasa Arab. Hal ini menyesuaikan
dengan bangsa asal Rasulullah saw. adalah bangsa Arab yang menggunakan
bahas Arab untuk berkomunikasi. Walaupun begitu, al-Quran sendiri
menyatakan secara tegas bahwa ia bukan hanya ditujukan kepada umat Islam,
tetapi seluruh alam.
Pada saat diturunkannya al-Quran, masyarakat Arab tengah berlomba dalam
sebuah kompetisi/ perlombaan menyusun syair atau khutbah. Di antara syair-
syair tersebut akan dipilih siapa yang paling indah, maka syairnya akan
digantung di ka‟bah sebagai penghormatan kepada sang penggugah yang
dinilai sebagai pembela kaum mereka. Syair yang dibuat seseorang juga dapat
menaikkan atau bahkan menjatuhkan reputasi dari kaum mereka sendiri. Dari
sini terlihat bahwa pada masa itu syair tengah digandrungi oleh banyak
masyarakat di tanah Arab. Oleh karena itu, diturunkanlah al-Quran dengan
penggunaan gaya bahasa teramat indah melebihi prosa atau puisi Arab mana
pun yang telah dibuat sebelumnya. Al-Quran datang sebagai wujud kebesaran
Tuhan dan kitab ini sama sekali tidak dapat ditiru oleh kalangan Arab mana
pun saat itu.
Gaya bahasa serta susunan yang ada pada al-Quran sangat berbeda dengan
bahsa Arab pada umumnya. Ia mengandung suatu keindahan yang mana

16
keindahan itu sendiri terasa unik dalam irama dan ritmenya. Menurut seorang
cendekiawan Inggris, Marmaduke Pickthall dalam The Meaning of Glorious
Quran, bahwasanya, “Al-Quran memiliki simfoni yang tidak ada taranya di
mana setiap nada-nadanya bisa menggerakkan manusia untuk menangis dan
bersuka-cita.”
Sedangkan menurut kajian Shihabuddin mengenai gaya bahasa al-Quran
dalam bukunya Stilistika Al-Quran, ia mengatakan bahwa pemilihan huruf
dalam al-Quran juga penggabungan antara konsonan dan vokal begitu serasi
dan hal ini memudahkan pengucapannya. Selain itu, dikutip dari Az-Zarqoni,
keserasian itu merupakan tata bunyi harakat, sukun, mad, dan ghunnah.
Berdasarkan perpaduan tersebut, al-Quran menyerupai suatu lantunan irama
yang mengangumkan di mana tiap perpindahan nada ke nada lain amat
bervariasi.
Al-Quran juga memiliki purwakanti beragam hingga tidak menjemukan, dan
hal ini membuat akhir ayat sangatlah serasi bahkan melebihi puisi. Kehalusan
bahasa dan uslub al-Quran nampak pada balaghah dan fasolahnya, baik
konkrit maupun abstrak dalam mengeksplorasi makna. Hal ini kemudian
menjadikan al-Quran komunikatif antara Sang Penulis/ Author (Allah) dengan
umatnya selaku penikmat karya agung yang satu ini.
Allah berfiman dalam Q.S. An-Nahl ayat 44

Artinya: “Keterangan-keterangan (mukjizat) dari kitab-kitab, dan kami


turunkan kwpadamu al-Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia
apa yang telah diturunkan kepada merka dan supaya mereka memikirkan.”

Al-Quran merupakan kitab suci umat Islam sekaligus mukjizat yang kekal
abadi. Ia merupakan warisan dari Rasulullah saw. yang patut untuk dipelajari
sebaik-baiknya dan diamalkan segala yang ada padanya. Kandungan al-Quran
sangat agung terutama dari segi bahasa yang digunakan. Al-Quran juga dapat
menggetarkan hati pengikut serta penentangnya. Ia datang untuk memberi

17
kabar baik bagi orang-orang yang beriman dan menjadi peringatan bagi orang-
orang yang menentang kebenarannya. Umar bin Khattab, Sa‟ad bin Mu‟az,
dan Usaid bin Hudhair merupakan segelintir penentang dan kelompok yang
paling kejam terhadap kaum muslimin. Akan tetapi, hati ketiganya tergerak
setelah mendengar lantunan dari beberapa ayat al-Quran. Sungguh bukti
kekuasaan Tuhaan Yang Maha Esa. Salah satu mukjizat yang nampak dalam
kitabullah ini yakni dari segi linguisitik yang dipakai yang melebihi keindahan
bahasa dan kesusasteraan itu sendiri. Hal ini menjadi salah satu bukti
keangungan Allah Swt. untuk mendatangkan sesuatu yang amat agung (al-
Quran) sebagai pedoman hidup umat manusia.

 Mukjizat dari Segi Pemberitaan Kisah


o Pemberitaan Kisah Masa Lalu
Salah satu keistimewaan al-Quran adalah kemampuannya dalam
memaparkan cerita-cerita terdahulu, khususnya yang berasal dari tanah
Arab. Bahkan, cerita-cerita tersebut sebagian sudah punah dan tidak
hidup lagi dalam cerita rakyat Arab. Al-Quran juga secara terkhusus
memuat suatu surah yakni al-Qashash (kisah-kisah). Walaupun, secara
teknis penggambaran kisah-kisah tersebut tidak hanya terdapat pada
surah al-Qashash saja, melainkan tersebar di beberapa surat yang lain.
Tinjauan lain mengenai mukjizat al-Quran dalam segi penarasiannya
akan kisah-kisah di masa lampau ialah bahwasanya al-Quran
menjelaskan cerita-cerita kaum terdahulu, mulai dari Adam dan kisah-
kisah para nabi dan pengikutnya yang berikutnya. Kisah-kisah tersbeut
amat sangat lengkap. Bahkan, tidak ada buku sejarah yang dapat meng-
cover kesemua sejarah itu. Sungguh besar keagungan Maha Suci Allah
dalam menunjukkan bukti kebesaran pada umatnya. Walaupun, jika
ditelaah lebih jauh, al-Quran tidak berprinsip pada kronologis-historis
dalam memaparkan kisah-kisah tersebut, melainkan starting pointnya
ialah dimensi agama itu sendiri.

18
Jadi, narasi-narasi yang ada pada al-Quran ini diambil berdasarkan
pemahaman agama dan sebagai metode Tuhan dalam rangka
menyampaikan ajaran yang terkandung di dalamnya.
Runtutan kisah yang dimuat dalam al-Quran tersebut juga memberikan
gambaran penting serta hikmah yang dapat diambil dari kondisi kaum-
kaum terdahulu serta apa yang telah diperbuat oleh mereka. Kisah-
kisah tersebut bukan sesuatu yang fiktif, melainkan sutu peristiwa yang
pernah terjadi di muka bumi dan wajib kita Imani dengan sepenuh hati.
o Pemberitaan Peristiwa yang Akan Datang
Al-Quran sebagai mukjizat terbesar alam semesta juga memuat
peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di masa yang akan datang, baik
di dunia maupun di akhirat. Peristiwa-peristiwa itu wajb kita imani
akan terjadi—misalnya pemberitaan tentang hari kiamat yang pasti
terjadinya di suatu masa kelak—dan bahkan sudah terjadi/ terbukti
dalam sejarah.
Kisah-kisah misterius dalam al-Quran menempatkannya sebagai ajaran
kehidupan yang mencakup total tata nilai mulai hulu peradaban umat
manusia hingga ke hilirnya. Adapun peristiwa-peristiwa tersebut
sengaja dihadirkan oleh Tuhan agar manusia menjadikannya sebagai
„ibrah (pelajaran) bagi kehidupan.
Allah berfirman dalam Q.S. An-Nisa ayat 82 yang mana menjelaskan
bahwa al-Quran memang benar datangnya dari Allah Swt.

Artinya: “Maka apakah mereka tidak memperhatikan al-Quran?


Kalau kiranya al-Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka
mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.”

 Mukjizat dari Segi Isyarat Keilmuan dan Ilmiah


Selaras dengan apa yang telah dipaparkan dalam subbab aspek mukjizat
sesuatu, al-Quran merupakan kitab suci yang memiliki cakupan ilmu
pengetahuan amat luas. Tak hanya ilmu tentang akhirat sebagai tujuan utama

19
hidup manusia, al-Quran juga banyak sekali mengandung ilmu-ilmu duniawi,
salah satunya yang berkaitan dengan keilmiuan dan ilmiah. Al-Quran cukup
banyak menyoroti akan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Misalnya proses terjadinya alam, mekanisme kehidupan makhluk-makhluk-
Nya, serta penjelasan-penjelasan lain berkenaan alam semesta ini dan segala
isinya. Adapun yang dimaksud kemukjizatan saintifik ialah bahwa al-Quran
telah memuat isyarat kebenaran ilmiah yang belum diketahui masyarakat
ketika turunnya al-Quran.
Al-Quran juga menjadi kitab suci yang membebaskan umatnya dari belenggu
berpikir. Al-Quran mendorong kaum muslimin untuk senantiasa berpikir dan
merenungkan akan segala ciptaan-Nya, karena sesungguhnya itulah tanda-
tanda orang yang berpikir. Umat Islam dipacu untuk mengamati segala
fenomena alam yang kita kenal dengan istilah ayat-ayat kauniyah. Ruang
lingkup mukjizat ayat-ayat kauniyah dalam al-Quran berkaitan erat dengan
gejala-gejala alam dan keterangan hadis nabi terhadap ilmu. Maka, hal ini
seringkali disebut sebagai tafsir ilmi.
Beberapa penelitian, observasi, serta pengamatan dilakukan dalam mengkaji
secara mendalam dan seerius tentang dimensi keilmuan al-Quran. Hal ini
kemudian mengisyaratkan pertumbuhan dalam berbagai bidang ilmu, baik
ilmu-ilmu keamanan maupun sosial kemasyarakatan. Penelitian ini terus
dilakukan guna menjadikan al-Quran sebagai sumber inspirasi
mengembangkan kajian-kajian sains, baik ilmu murni maupun terapan.
Berikut adalah segelintir contoh ayat-ayat al-Quran yang mengisyaratkan ilmu
sains/ keilmiahan di dalamnya:
o Kesatuan alam (Q.S. Al-Anbiya ayat 30)

Artinya: “Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui


bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah sesuatu yang

20
padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami
jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada
juga beriman?”
o Terjadinya perkawinan pada tiap-tiap benda (Q.S. Adz-Dzariyat ayat
49)

Artinya: “Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan


supaya kamu mengingat kebesaran Allah.”
o Khasiat madu (Q.S. An-Nahl ayat 69)

Artinya: “Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan


dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari
perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam
warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi
manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.”

Dan surah-surah lainnya:

o Cahaya matahari bersumber dari dirinya sendiri dan cahaya bulan


merupakan pantulan (Q.S. Yunus ayat 5)
o Kurangnya oksigen pada ketinggian dapat menyesakan napas (Q.S. Al-
An‟am ayat 25)
o Perbedaan sidik jari manusia (Q.S. Al-Qiyamah ayat 4)
o Aroma manusia berbeda-beda (Q.S. Yusuf ayat 94)
o Masa penyusuan yang tepat dan kehamilan minimal (Q.S. Al-Baqarah
ayat 233)
21
o Adanya nurani (super ego) dan bawah sadar manusia (Q.S. Al-
Qiyamah ayat 14)

F. Ayat-ayat yang Menjadi Contoh Keindahan Al-Qur’an

“Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada


Tuhannyalah mereka melihat. Dan wajah-wajah (orang kafir) pada hari itu muram. Mereka
yakin bahwa akan ditimpakan kepadanya malapetaka yang amat dahsyat.” (QS. Al-
Qiyamah/75: 22-25).

Lafadz elok berseri-seri (nadhirah) menerangkan keadaan orang-orang yang bahagia


dengan lukisan raut muka yang segar dan bahagia. Sedangkan lafadz suram (basirah)
melukiskan raut wajah orang-orang yang dilanda kesedihan dan ketakutan yang amat dahsat.

Pada saat anda mendengar bisikan huruf sin berulang ulang, maka anda merasakan
istilah di dalam keringanan bunyi suaranya. Cobalah renungkan Firman Allah:

“Sungguh, aku bersumpah dengan bintang-bintang.Yang beredar dan terbenam.


Demi malam apabila telah hampir meninggalkan gelapnya. Dan demi subuh apabila
fajarnya mulai menyingsing.” (QS. At-Takwir/81: 15-18).

22
BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan paparan sebelumnya, didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengertian Ijaz Al-Quran
Secara singkat, ijzaz al-Quran berkaitan erat dengan mukjizat. Adapun secara
bahasa, kata “Mukjizat” berasal dari kata kerja “a‟jaza‟ yang berarti
“melemahkan”. Sedangkan secara istilah, mukjizat adalah peristiwa luar biasa
yang dikabarkan oleh seorang yang mengaku sebagai Nabi. Dalam konteks ijaz al-
Quran, hal ini berarti suatu kemampuan yang dimiliki al-Quran sebagai kitab yang
memiliki banyak keajaiban sebagai bukti kenabian Muhammad serta bukti akan
adanya Tuhan Yang Maha Esa, Allah Swt.

2. Jenis-Jenis Ijaz Al-Quran


Beberapa jenis ijaz antara lain:
a. Ijaz Balaghi
b. Ijaz Lughawy
c. Ijaz Ilmi

3. Syarat Mukjizatnya Sesuatu


Terdapat beberapa hal yang mesti dipenuhi oleh suatu hal yang disebut sebagai
mukjizat. Di antaranya:
a. Hal tersebut hendaklah merupakan peristiwa luar biasa yang berada di luar
jangkauan manusia sehingga yang dapat mengetahuinya secara benar
hanyalah Allah Swt. Sang Pemberi Mukjizat tersebut.
b. Peristiwa atau sesuatu itu mesti dipaparkan oleh seorang nabi. Jika bukan,
maka tidak dapat disebut sebagai mukjizat. Adapun sebutan lain bagi
peristiwa besar yang diberikan pada orang selain nabi antara lain Irhash,
kejadian luar biasa yang terjadi pada seseorang yang kelak menjadi nabi.

23
Karamah, kejadian luar baisa yang terjadi pada orang yang taat pada Allah
Swt. Ihanah (Penghinan), kejadian luar biasa yang menimpa seseorang yang
durhaka pada Allah Swt.
c. Hal tersebut mengandung tantangan bagi para penentang kenabian sebagai
cara untuk membuktikan kenabiannya. Ini dilakukan sebagai upaya dalam
menegaskan kebenaran yang dibawa oleh para nabi dan rasul.
d. Tantangan yang diberikan pada penentang tersebut tidak dapat dipenuhi atau
gagal dilaksanakan. Ini menunjukkan keabsahan status kenabian itu. Adapun
jikat tantangan itu dapat dipenuhi, maka dapat dipastikan bahwa status
kenabian itu palsu belaka.

4. Aspek Mukjizat dalam Al-Quran


Al-Quran memiliki aspek tersenditi dari kemukjizatannya, yakni ditinjau dari:
a. Susunan bahasa (balagah) yang digunakan al-Quran sangat indah. Bahkan
melebhi keindahan bahasa Arab pada umumnya.
b. Syariat yang terkandung di dalamnya amatlah terperinci. Hal ini melebihi
undang-undang mana pun yang pernah dibuat manusia.
c. Memenuhi janji dan ancaman yang ada di dalamnya sebagai bukti kebesaran
Allah Swt.
d. Mencakup ilmu pengetahuan yang amat luas. Bukan hanya ilmu duniawi,
melainkan juga ukhrawi.
e. Mengabarkan tentang hal-hal gaib melalui wahyu yang turun pada Rasulullah
saw.
f. Terdapatnya ilmu dan hikmah yang sangat dalam untuk dipelajari oleh kita
sebagai umatnya yang beriman.

5. Jenis Mukjizat dalam Al-Quran


Al-Quran menjelaskan banyak sekali akan mukjizat yang diberikan Allah Swt.
kepada para nabi pilihannya dalam menjalankan tugasnya sebagai penyebar
ketauhidan terhadap Dzat Yang Maha Satu. Adapun mukjizat tersebut dapat
dibedakan berdasarkan isi atau substansinya, yakni:
a. Mukjizat ditinjau dari bahasa yang digunakan

24
b. Mukjizat berdasarkan pemberitaan kisah
- Pemberitaan kisah masa lalu
- Pemberitaan peristiwa yang akan datang
c. Mukjizat dari segi isyarat keilmuan dan ilmiah

B. Saran
Dengan adanya makalah mengenai I‟jaz Al-Quran ini penulis mengharapkan pembaca
dapat memahami dan mengambil himah dari substansi yang ada pada makalah ini.
Diharapkan para pembaca juga memperkaya literasi dar sumber-sumber lain guna
memperoleh ilmu yang lebih maksimal dari pemaparan sebelumnya. Penulis berharap
makalah ini dapat memberi kontribusi pengetahuan serta jembatan ilmu mengenai
karya tulis serupa kedepannya.
Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini.
Dengan begitu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan dari para
pembaca guna menjadi khasanah illmu yang lebih baik bagi kedepannya.

25
DAFTAR PUSTAKA

http://jurnal.staitapaktuan.ac.id/index.php/Al-Mursalah/article/download/98/81

https://makalahnih.blogspot.com/2014/07/ijaz-al-quran-kemukjizatan-al-
quran.html

https://m.merdeka.com/jateng/5-nabi-ulul-azmi-beserta-mukjizatnya-yang-
perlu-diketahui-kln.html?page=5

Anhar Ansyory. Pengantar Ulumul Qur’an. Lembaga Pengembangan Studi


Islam Universitas Ahmad dahlan Yogyakarta

Fathul Mu‟in dan Rudi Santoso. Knstruksi dan Arah Baru Pemahaman
Terhadap I’jaz Al-Qur’an.

Riza Nazlianto dan Syamsul bahri. I’jazul Qur’an: Pengertian, Macam-macam


dan Polimik Disekitarnya.

Siti Nuralisah. I’jazul Al-Qur’an

Sholahuddin Ashani. Kntruksi Pemahaman terhadap I’jaz Al-Qur’an

Jurnal : Adik Hermawan. I’jaz Al-Qur’an dalam Pemikiran Yusuf Al-Qardhawi

Jurnal : Muhammad Aqsho. I’jaz Al-Qur’an

26

Anda mungkin juga menyukai