Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

“Peradaban Islam”
Dosen Pengampu
Ilham Syukur, S.Sy., M.H.

Disusun oleh :
1. Siska Ade Amalia 12021
2. Widia Indriani 1202110312
3. Yasmin Afra Azizah 1202125593

Kelas I
Program Sudi Pendidikan Agama Islam
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Riau
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Alhamdulillah dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT
karena atas limpahan Rahmat dan Karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan
tugas yang diberikan oleh dosen yang kemudian dilanjutkan dengan penyusunan
makalah dengan judul “Peradaban Islam”.
Pada kesempatan ini kami ucapkan terima kasih kepada bapak Ilham
Syukur, S.Sy., M.H. sebagai dosen pengampu mata kuliah pendidikan agama
islam, dan kepada semua pihak yang membantu dalam penulisan makalah
dari awal hingga selesai.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih
jauh dari kata sempurna karena terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang
kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk daran serta
masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami
berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan
bagi perkembangan dunia pendidikan.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Pekanbaru, 1 September 2021

Penyyusun
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Peradaban dan Tamaddun
2.2 Hubungan Peradaban dan Kebudayaan
2.3 Keistimewaan Peradaban Islam
2.4 Peran Akidah dalam Peradaban Islam
2.5 Ilmu Pengetahuan dan Peradaban
2.6 Islam dan Masyarakat Melayu
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dengan adanya perkembangan zaman modern yang mempengaruhi kebudayaan
yang ada di Indonesia yang pada akhirnya secara perlahan budaya tersebut akan mulai di
lupakan oleh masyarakat, karena lebih memilih sistem modern. Dari kajian tersebut,
maka perlu mempelajari sejarah-sejarah masa lampau yang tersebar di nusantara.
Khusus peradaban Islam di Indonesia, sebagian masyarakat Indonesia yang beragama
islam tidak mengetahui tentang peradaban tesebut. Hal ini dikarenakan kurangnya
informasi yang diperoleh. Untuk mengkaji kembali peradaban tersebut, maka perlu di
susun suatu tulisan yang membahas tentang masalah peradaban islam di Indonesia. Salah
satu bentuk tulisan itu adalah penulisan makalah ini, yang diharapkan mampu
memberikan informasi secara singkat tentang peradaban islam.

1.2 Rumusan Masalah


1.3 Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Peradaban dan Tamaddun
A.pengertian peradaban

Sebagian penulis sejarah peradaban mendefinisikan peradaban sebagai


sistem sosial yang membantu manusia untuk meningkatkan produktifitasnya di bidang kebudayaan.

Kisah peradaban muncul ke permukaan sejak manusia dikenal. Peradaban adalah mata rantai yang
bersambungan yang diserahkan umat berperadaban kepada umat sesudahnya. Suatu umat hampir
tidak lepas dari dokumentasi lembaran-lembaran dalam sejarah peradaban. Hanya saja, yang membuat
istemewa suatu peradaban dari peradaban lainya terletak pada kekuatan asas-asas yang menjadi alas
pijaknya, dari pengaruh besarnya yang dimilikinya, dan dari kebaikan universal yang meliputi
kemanusiaan disebabkan karena keberadaannya. Bila peradaban lebih kekal dalam sejarah, lebih abadi
dalam mengarungi jaman dan lebih layak untuk dihormati.

Pedabadan adalah entitas paling luas dari budaya. Perkampungan – perkampungan, wilayah –
wilayah, kelompok kelompok etnis, nasionalitas nasionalitas, pelbagai kelompok keagamaan,
seluruhnya memiliki perbedaan kultur pada tingkatan yang berbeda dari heterogentitas kultural.

Peradaban adalah bentuk yang lebih luas dari kebudayaan :


“Civilization and culture both refer to the overall way of life of a people, and a civilization is a culture
writ large. They both involve the values, norms,”
Artinya : Peradaban dan kebudayaan sama –sama menunjukkan pada seluruh pandangan hidup
manusia, dan suatu peradaban adalah bentuk yang lebih luas dari kebudayaan. Keduanya mencakup
nilai – nilai norma – norma, institusi – institusi dan pola-pola yang menjadi bagian terpenting dari
suatu masyarakat dan warisan dari generasi ke generasi.

Sebuah peradaban adalah bentuk budaya yang paling tinggi dari suatu kelompok masyarakat dan
tatanan yang paling luas dari identitas budaya kelompok masyarakat manusia yang dibendakan secara
nyata dari makhluk- makhluk lainnya.5 Ia terdefinisikan baik dalam faktor-faktor objektif pada
umumnya, seperti bahasa sejarah, agama, kebiasaan-kebiasaan institusi institusi, maupun identifikasi
dari yang bersifat subjektif. Setiap masyarakat mempunyai pelbagai tingkatan identitas. Peradaban
memiliki tingkatan identifikasi yang sangat luas yang dengannya seorang mengidetifikasikan diri
secara kuat. Peradaban-peradaban besar dimana kita berada di dalamnya, secara kultural menjadikan
kita bagai di rumah sendiri dan dibedakan dari mereka yang berada di luar sana, peradaban –
peradaban bisa jadi melibatkan pelbagai kelompok masyarakat dalam jumlah yang besar, seperti
peradaban Cina atau dengan kelompok masyarakat yang sangat kecil.
Perabadan - peradaban tidak memiliki wilayah wilayah permulaan permulaan dan akhir yang jelas.
orang dapat dan melakukan redefinisi identitas-identitas mereka, dan sebagai hasilnya, komposisi
serta bentuk bentuk peradaban yang senatiasa berubah dari waktu ke waktu. Kebudayaan kebudayaan
masyarakat saling berinteraksi dan saling melingkupi. Pada tingkatan yang lebih luas, kebudayaan
kebudayaan dari berbagai peradaban
menggantikan atau membedakan masing-masing peradaban, juga aneka corak peradaban yang lain.
Perabadan - peradaban menjadi entitas-entitas yang penuh arti dan kadang terdapat batas-batas yang
tajam dan nyata antara masing-masing peradaban.Perabadan - peradaban bersifat fana namun juga
hidup sangat lama ia berkembang beradabtasi dan sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia,
realitas-realitas yang banar-benar dapat bertahan dalam waktu yang lama. Keunikan dan esensi
utamanya adalah komuniitas historinya yang panjang, peradaban - peradaban adalah fakta kesejarahan
yang membentang dalam kurun waktu yang sangat panjang. Kekuasaan kekuasaan berkembang dan
jatuh, pemerintah pemerintahan datang dan pergi, peradaban - peradaban tetap ada dan menopang
kehidupan politik, sosial, ekonomi, dan bahkan ideologi.

B.Pengertian Tamaddun

Dari sisi kebahasaan akar kata tamaddun dapat dilacak dari kata dîn yang berarti agama. Di sini
hubungan antara peradaban dalam bentuk gerakan keilmuan dan kekuasaan politik dengan agama
tampak jelas sekali dan bahkan terbukti oleh fakta-fakta sejarah. Dari sejak zaman Nabi SAW,
kekhalifahan Umayyah, Abbasiyah, hingga Turki Utsmani membuktikan bahwa hubungan itu jelas
ada. Dalam sejarahnya, ketika Islam memasuki suatu wilayah maka ilmu pengetahuan di situ akan
berkembang pesat, sehingga mampu membawa kemakmuran dan kesejahteraan masyarakatnya.
Ketika umat Islam meluaskan wilayah kekuasaannya, mereka melakukan tiga tahap penting. Tahap
pertama adalah perluasan kekuasaan politik yang didominasi oleh kekuatan militer. Kedua adalah
penyebaran agama ke tengah-tengah masyarakat. Pada tahap ini yang dominan adalah kegiatan
dakwah dan kegiatan keilmuan yang berpegang pada al-Qur’an. Umat berupaya mengintegrasikan
ajaran-ajaran dalam al-Qur’an dengan ilmu-ilmu yang berasal dari peradaban lain, terutama Yunani,
India, dan Persia. Ketiga adalah penyebaran bahasa Arab menjadi bahasa ilmu pengetahuan dan
bahasa komunikasi. Dari ketiga tahap ini dapat dikatakan bahwa meluasnya kekuasaan politik dalam
sejarah Islam selalu berdasarkan agama (dîn) dan pengembangan ilmu pengetahuan sehingga menjadi
peradaban ilmu dan agama sekaligus, itulah makna sesungguhnya dari tamaddun. Jadi Islam diterima
oleh bangsa-bangsa non-Arab dan non-Muslim berangkat dari dîn yang rasional yang berkembang
menjadi tamaddun.

2.2 Hubungan Peradaban dan Kebudayaan


Peradaban memiliki kaitan yang erat dengan kebudayan.Kebudayaan hakikatnya adalah hasil cipta,
rasa , dan karsa manusia. Peradaban merupakn tahaptertentu dari kebudayaan masyarakat yang telah
mencapai kemajuan tertentu yang dicirikan olehtingkat ilmu pengetahuan, tekhnologi dan
seni.Manusia sebagai mahluk beradab karena di anugrahi harkat, martabat, serta potensi
kemanusianyang tinggi. Terkadang dalam perkembangannya bisa jatuh dalam perilaku kebiadaban
karenatidak mampuy menyeimbangkan atau mengendalikan karya cipta budaya, rasa, dan karsa
yangdimilikinya dan tidak komprehensif
2.3 Keistimewaan Peradaban Islam
peradaban Islam mempunyai keistimewaan secara esensinya, yaitu peradaban yang bersifat universal.
Peradaban Islam berlandaskan pada ketauhidan mutlak kepada Allah, membawa sifat keseimbangan
dan pertengahan, serta perabadan Islam juga membawa sentuhan akhlak yang bernilai.

Berbicara soal peradaban, Islam pun tidak kalah dalam hal membawa sebuah peradaban yang
terjadi dan pernah ada di dunia ini. Dan satu hal yang sangat penting untuk diketahui, bahwa
karakteristik peradaban Islam begitu mulia dan istimewa. Bahkan saking istimewanya,
peradaban Islam yang pernah ada tak bisa ditandingi sama sekali dengan seluruh peradaban
lain di dunia yang pernah ada.

Beberapa keistimewaan dari karakteristik peradaban Islam yang terjadi di dunia memang
cukup terlihat dari beberapa ciri yang nampak. Contohnya saja pada saat kondisi dunia sudah
mulai banyak kerusakan yang terjadi yang disebabkan karena rusaknya pemikiran dari
banyak manusia, justru peradaban Islam lah yang datang dan membawakan solusi.

Masih ingat dengan zaman jahiliyah yang terjadi di Arab bukan? Bisa dibayangkan betapa
rusaknya kondisi peradaban manusia pada saat itu. Sudah tidak terhitung lagi mungkin
banyaknya kerusakan-kerusakan yang dibuat oleh manusia kala itu. Kita mungkin sudah tidak
kuat meski hanya membayangkan saja, apalagi jika sampai mengalami. Disanalah makin
nampak hebatnya peradaban Islam. Dimana kala itu Islam datang dan dibawa oleh Nabi
Muhammad. Darisana, sudah jelas terlihat bahwa peradaban Islam telah banyak
menghapuskan kerusakan-kerusakan yang ada, yang telah ditimbulkan pada zaman jahiliyah.

Kita pasti sering mendengar pada zaman jahiliyah wanita seakan tidak memiliki nilai dan
harga sama sekali. Wanita tak lebih difungsikan sebagai pemuas nafsu laki-laki. Bahkan tak
jarang bayi perempuan kala itu dibunuh hidup karena orang tuanya tak senang memiliki anak
perempuan yang dianggapnya hina. Dan apa yang terjadi setelah islam datang? Justru Islam
begitu memuliakan sekali seorang wanita. Itu baru contoh kecil saja ya. Masih banyak contoh
lain yang menjadi bukti betapa istimewa serta mulianya peradaban Islam.

Bahkan kemuliaan serta keistimewaan dari peradaban Islam tak hanya berhenti sampai zaman
Nabi Muhammad saja. Bahkan di zaman Khulafaur Rasyidin hingga dinasti-dinasti
kesultanan setelahnya, masih cukup banyak bukti yang dapat menunjukkan betapa luar
biasanya peradaban Islam.

Islam datang dengan mengusung kebaikan sejak awal. Karena agama Islam sendiri adalah
agama yang diturunkan oleh Allah SWT, dan tentuk saja Allah itu maha baik dan menyukai
kebaikan. Selain itu, Islam juga disampaikan oleh perantara terbaik Allah berupa seorang
malaikat. Dan juga diemban oleh manusia terbaik yang pernah ada, telah menunjukkan
keteladanan yang sempurna dalam setiap aktivitasnya, dan menjadi contoh yang sempurna
untuk umatnya. Sosok itu tak lain adalah Rasulullah Muhammad SAW. Darisanalah makin
membuat kita bisa menyadari jika Islam memang datang sebagai rahmatan lil alamin.

Pada saat zaman Rasulullah, telah berhasil diterapkan sebuah institusi penerap Alquran yang
pertama. Kemudian diteruskan oleh para khulafaur rasyidin dengan manhajnya, dan
kemudian sampai diemban oleh khalifah-khalifah setelahnya sampai keruntuhan Turki
Utsmani di tahun 1924. Namun dengan izin Allah, insyaaAllah Islam akan kembali berjaya
dan peradabannya pun dapat kembali menguasai dunia.
Berbicara soal bukti istimewa dan mulianya peradaban Islam, salah satunya bisa kita lihat dari
terciptanya ribuan lebih judul buku yang bermula dari pemikiran cedas para ulama. Ini makin
menggambarkan betapa Islam benar-benar pernah berjaya dalam kurun waktu belasan abad lamanya.
Dalam kurun waktu tersebut, sudah tak terhitung pula jumlah karya dari para cendekiawan sebagai
saintis Islam. Hal tersebut juga menjadi bukti sungguh Islam telah mendorong kemajuan, terlebih lagi
kemajuan berpikir

2.4 Peran Akidah dalam Peradaban Islam


Peran Akidah dalam Perkembangan Agama Islam
Akidah tidak hanya berperan dalam kehidupan seseorang, tetapi juga berpengaruh dalam
perkembangan agama Islam. Simaklah ulasannya berikut ini.
• Pondasi yang kokoh dalam membangun tiang Agama Islam.
• Awal dari pembentukan akhlak yang mulia. Seseorang yang berakidah tentu
melaksanakan ibadah dengan tertib, sehingga akan tertanam dalam dirinya akhlak yang baik.
• Dasar penciptaan manusia ialah untuk beribadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala,
sehingga ilmu akidah wajib untuk dipelajari setiap umat Islam.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

َ ‫ت ْال ِج َّن َواإْل ِ ْن‬


ِ ‫س إِاَّل لِيَ ْعبُد‬
‫ُون‬ ُ ‫َو َما خَ لَ ْق‬

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS.
adz-Dzariyat : 56)

• Akidah seorang hamba menentukan kualitas ibadahnya diterima atau tidak oleh Allah
subhanahu wa ta’ala.
• Menyampaikan akidah mulia merupakan misi awal para rasul-Nya. Sebagaimana
hadits di bawah ini.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
‫ض‬ِ ْ‫ضاَل لَةُ ۚ فَ ِسيرُوا فِي اأْل َر‬ ْ َّ‫َولَقَ ْد بَ َع ْثنَا فِي ُكلِّ أُ َّم ٍة َر ُسواًل أَ ِن ا ْعبُدُوا هَّللا َ َواجْ تَنِبُوا الطَّا ُغوتَ ۖ فَ ِم ْنهُ ْم َم ْن هَدَى هَّللا ُ َو ِم ْنهُ ْم َم ْن َحق‬
َّ ‫ت َعلَ ْي ِه ال‬
ِّ ْ ُ ُ
َ‫فَانظرُوا َك ْيفَ َكانَ عَاقِبَة ال ُم َكذبِين‬ْ

Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah
Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu”, maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk
oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka
berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang
mendustakan (rasul-rasul).” (QS. An-nahl : 36)
Itulah ulasan singkat mengenai akidah dalam Islam. Semoga dapat dipahami dengan mudah. Mari
terus tingkatkan kuantitas dan kualitas ilmu agama Islam dalam diri demi meraih keridhaan Allah
subhanahu wa ta’ala.
2.5 Ilmu Pengetahuan dan Peradaban

2.6 Islam dan Masyarakat Melayu


A. Islam dan Pengaruhnya terhadap Budaya Melayu
1. Pengertian islam dan melayu
Islam berasal dari kata “aslama”, “yuslimu”, “islaaman” yang berarti tunduk, patuh,
dan selamat. Islam berarti kepasrahan atau ketundukan secara total kepada Allah SWT.
Orang yang beragama Islam berarti ia pasrah dan tunduk patuh terhadap ajaran-ajaran
Islam. Seorang muslim berarti juga harus mampu menyelamatkan diri sendiri, juga
menyelamatkan orang lain. Tidak cukup selamat tetapi juga menyelamatkan.
Menurut Prof. Dr. Muchtar Lutfi, kata Melayu berasal dari kata “mala” yang berarti
mula atau permulaan dan “yu” yang berarti negeri. Jadi, Melayu artinya negeri yang
mula-mula ada.
Pendapat lain mengatakan bahwa Melayu berasal dari kata “layu” yang berarti
rendah. Maksudnya bangsa melayu itu rendah hati, sangat hormat terhadap
pemimpinnya.
Misalnya untuk panggilan pada diri sendiri :
 “patik” jika berhadapan dengan raja
 “aku” jika berbicara sesama besarnya/seumuran
 “hamba” bila berkata dengan yang lebih tua
Melayu adalah sebuah budaya yang sangat erat berkaitan dengan islam. Hal ini tentu
memberikan pengaruh besar dalam pembentukan dan perkembangan kebudayaan itu
sendiri. Dengan adanya islamisasi dalam kebudayaan melayu, maka hubungan antara
islam dan melayu tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

Alam Melayu merangkumi wilayah selatan Thailand , selatan Filipina, Malaysia,


Indonesia, Brunei, dan Singapura. Kedudukan alam Melayu sebagai satu

2. Teori-teori datangnya islam dikawasan Melayu


Mengenai tempat asal datangnya Islam ke kawasan Melayu ada berbagai teori antara
lain:
1. Teori Arab
Pendapat ini menyatakan bahwa Islam datang langsung dari Arab atau lebih tepatnya
dari Hadramaut. Jika dilihat secara nyata jauh ke belakang sebenarnya telah terjadi
hubungan antara penduduk nusantara dengan bangsa Arab sebelum kelahiran Islam.
Dalam satu catatan -shih” telah ditemui pada tahun 650 M/30 H. perkampungan tersebut
dihuni oleh orang-orang Arab yang datang ke Sumatera pada abad ke-7 M. Selain tu pula
bahwa pada abad 7 M yakni sekitar tahun 632 M berangkatlah satu ekspedisi yang terdiri
dari beberapa orang saudagar Arab dan beberapa orang mubaligh Islam berlayar ke
negeri Cina dan tinggal di pelabuhan Aceh yaitu di Lamuri. Kemudian dikatakan pula
bahwa pada tahun 82 H atau tahun 717 M berlayar pula 33 buah kapal Arab-Persia yang
diketuai oleh Zahid ke Tiangkok dan singgah pula di Aceh, Kedah, Suam, Brunei dan
lain-lain. Kepentingan mereka adalah untuk berdagang dan menyebarkan Islam.
selanjutnya T. W. Arnold dalam bukunya “The Preaching Of Islam” menyebutkan pada
674 M telah ada koloni Arab di Pantai Barat Sumatra dan ada dari pembesar Arab itu
yang menjadi kepala koloni disana, yaitu sekitar 676 M.
Teori Arab ini sangat banyak menampilkan bukti-bukti tentang keberadaan orang
Arab di Wilayah Melayu, baik sebelum Islam maupun sesudah Islam. selain itu dapat
juga dilihat bahwa system aksara Arab-Melayu yang ada di nusantara merupakan
saduran dari aksara Arab atau aksara Timur Tengah. Hal ini menandakan telah terjadinya
interaksi yang dalam antara kedua wilayah itu..
Dalam seminar sejarah masuknya Islam ke Indonesia tahun 1962, Hamka
menyebutkan bahwa Islam masuk ke Indonesia langsung dari Arab, bukan melalui india
bukan pada abad 11 akan tetapi Islam masuk pada abad pertama Hijrah atau abad ke-7
Masehi. Pendapat ini didukung oleh Naquib al-Attas dengan mengkaji literature Melayu
abad ke-10 dan 11 H (16-17 M). karena dalam berbagai tulisan Melayu selalu disebutkan
peran bangsa Arab dalam proses Islamisasi.
2. Teori India
Teori kedatangan Islam ke Nusantara dibawa oleh pedagang-pedang dari India
telah dipelopori oleh orientalis seperti Snouck Horgronje dan Brain Harrison. Teori ini
diperkuat lagi dengan bukti lain yakni penemuan batu-batu nisan seperti batu nisan di
Pasai yang bertanggal 17 Dzulhijjah 831 H (27 September 1428) mirip dengan batu nisan
yang ada dimakam Maulana Malik Ibrahim di Gresik Jawa Timur bahkan sama pula
bentuknya dengan batu nisan yang terdapat di Cambay, Gujarat. Sementara itu didapati
juga pendapat yang mengatakan bahwa Islam dibawa oleh pedagang-pedagang yang
berasal dari Malabar bukan Gujarat. Hal ini dekarenakan adanya kesamaan mazhab yang
di anut oleh masyarakat Nusantara dengan masyarakat di Malabar yakni manganut
Mazhab Syafi’i. Sedangkan di Gujarat, masyarakatnya mengamalkan mazhab Hanafi.
Selain itu Gujarat menerima Islam lebih belakang dari Pasai.
Ada pula pendapat lain yang mengatakan bahwa muslim yang banyak di Pasai
adalah orang-orang Benggali atau keturunan mereka. Islam muncul pertama kali di
semenanjung Malaya dari arah pantai Timur bukan dari pantai barat yaitu Malaka.
Pendapat ini banyak dinilai lemah oleh sejarawan karena alasannya tidak kuat terutama
dalam hal angka tahun.
3. Teori China
Terdapat juga teori yang mengatakan bahwa Islam di bawa ke Nusantara melalui
Negara China karena Islam telah sampai ke China pada zaman pemerintahan Dinasti
Tang sekitar tahun 659 M. pendapat ini didukung oleh Emanuel Godinho De Evedia
yang digunakan oleh Othman dalam tulisannya yang mengatakan bahwa Islam datang ke
Nusantara dari China melalui Kanton dan Hainan pada abad ke-9 M dengan bukti
ditemukannya batu bersurat di Kuala Berang Telengganu yang terletak di Pantai Timur
Tanah Melayu.
Penemuan Batu Bersurat di Terengganu yang bertarikh 1386 (sebenarnya
bertarikh 1303M) yang disamakannya dengan batu nisan di Champa Selatan. Menurut
Dr. Abdul Jalil Hj. Hassan, dalam catatan sejarah Chau-Ju-Kua (1225 M) terdapat negeri
islam yang disebut sebagai ‘Fo-lo-an’. Bagi Paul Wheatly besar kemungkinan Fo-Lo-an
ini ialah Kuala Brang di Terengganu yang menjalankan perniagaan dengan orang Arab di
samping Srivijaya. Dengan terjumpanya Batu Bersurat (1303 M) di Kuala Brang
tersebut, nyatalah betapa pentingnya peranan Terengganu sebagai kawasan pengaruh
Islam ketika itu. Dan ini juga menunjukkan yang Islam stang melalui Pantai Timur, yang
bererti ianya dating melalui China atau Indochina.
Mengenai teori China ini sebenarnya masih lemah karena secara area atau lokasi,
negeri China berada di sebelah utara dan untuk sampai ke China harus melalui Selat
Malaka terlebih dahulu. Jika orang-orang Arab berdagang ke China mestinya akan
singgah terlebih dahulu di Nusantara sebelum Sampai ke China karena Nusantara berada
di tengah-tengah pelayaran perdagangan yang terkenal dengan nama selat Malaka. Oleh
karena itu, tidak dapat dipungkiri bahwa Islam telah ada di Nusantara sebelum ke China.
4. Teori Eropa
Teori yang menyatakan bahwa Islam itu datang dari eropa secara mutlak
berpegang pada apa yang disebutkan oleh pengembara italia Marcopolo bahwa
masuknya islam ke Asia Tenggara adalah pada abad ke tiga belas Masehi di sebelah
utara pulau sumatera. Dalam hal ini mereka membatasi pendapat hanya pada perjalanan
Marcopolo ke daerah tersebut yang terjadi pada tahun 1292 M dengan pendapatnya
sebagaimana yang tertulis di dalam Ensiklopedia dunia islam sebagai berikut:
“sesungguhnya semua penduduk negeri ini adalah penyembah berhala kecuali di
kerajaan kecil perlak yang terletak di timur laut Sumatera dimana penduduk kotanya
adalah orang-orang islam. sedangkan penduduk yang tinggal di bukit-bukit mereka
semuanya adalah penyembah berhala atau orang-orang biadab yang memakan daging
manusia,”
Selanjutnya, dikatakan pula bahwa karena penamaan ini sebelum kedatangan
Marcopolo, maka hal ini menmbulkan tanda Tanya. Mungkin saja daerah samara bukan
samudra itu sendiri. Tetapi jika ya demikian, maka Marcopolo salah ketika mengatakan
kota itu bukan kota islam, karena sesungguhnya di sana terdapat beberapa batu tertulis
dan merupakan pemerintahan islam pertama di samudra. Sultan Malaka yaitu Malik al-
Shaleh berada di sana tahun 696 H (1297 M). Dengan demikian itulah masa pertama
yang jelas tentang adanya masyarakat islam yang pertama di Nusantara.
5. Teori Muslim
Ada beberapa pendapat sejarawan Arab dan Muslim tentang masuknya islam di
Asia Tenggara. Misalnya Muhammad Dhiya Syahab dan Abdullah bin Nuh mengatakan
bahwa banyak buku-buku sejarah dari Barat dan orang-orang yang mengikutinya yang
mengira bahwa islam masuk ke Indonesia pada abad ke 13 M tetapi saya berkeyakinan
bahwa masuknya islam ke Asia Tenggara jauh sebelum masa yang diduga oleh orang-
orang asing itu dan para pengikut mereka.
Kemudian pendapat Syarif Alwi bin Thohir Al-Haddad salah seorang Mufti
Kesultanan Johor Malaysia mengatakan bahwa pendapat-pendapat para sejarahwan
tentang masuknya islam ke Asia Tenggara adalah tidak tepat. Terutama pendapat
sejarawan Eropa yang menetapkan masuknya islam ke jawa pada tahun 800-1300 H, di
Sumatera dan Malaysia pada abad ke 7 Hijriah. Kenyataan yang benar bertentangan
dengan apa yang mereka katakan. Karena sesungguhnya islam telah mempunyai raja-raja
di Sumatera pada abad ke enam bahkan ke lima hijriah.
Selain itu, Dr. Muhammad Zaitun mengatakan bahwa walaupun para sejarahwan
menyebutkan masuknya islam ke Malaysia pada abad ke enam hijriah (abad ke 12 M),
pendapat yang lebih kuat adalah islam telah masuk kesana jauh sebelum itu. Mungkin
tahun yang disebutkan oleh mereka hanya menjelaskan catatan-catatan sejarah seperti
yang tertulis di prasasti yang sampai kepadanya sesudah pemerintah wilayah-wilayah
tersebut memeluk agama islam dan terbentuk kesultanan-kesultanan islam di daerah
tersebut. Di Malaysia, wilayah kedah adalah wilayah yang paling cepat memeluk islam.
6. Teori Benggali (Bangladesh)
Teori yang menyatakan bahwa Islam itu datang dari Benggali (kini Bangladesh)
yang diajukan oleh Fatimi. Fatimi beragumentasi bahwa kebanyakan orang terkemuka di
Pasai adalah orang benggali atau keturunan mereka. Selain itu Fatimi menjelaskan bahwa
Islam muncul pertama kali di Semenanjung Malaya adalah dari arah pantai timur, bukan
dari barat (Malaka), pada abad ke 11 M, melalui Kanton, Phanrang, sementara elemen-
elemen prasasti yang ditemukan di Terengganu juga lebih mirip dengan prasasti yang
ditemukan di Leran.
Teori Gujarat dan Bengali sebagai tempat asal Islam di Nusantara mempunyai
kelemahan-kelemahan tertentu. Ini dimunculkan oleh Morrison (1951). Ia menjelaskan
meski batu-batu nisan yang ditemukan di tempat-tempat tertentu di Nusantara boleh jadi
berasal dari Gujarat atau Bengali, itu tidak berarti Islam juga datang dari sana. Menurut
Morrison, pada masa Islamisasi Samudera Pasai yang raja pertamanng raja pertamanya
wafat tahun 698 H/1297 M, Gujarat masih merupakan kerajaan Hindu. Barulah setahun
kemudian (699 H/1298M) Cambay, Gujarat ditahlukkan kekuasaan Muslim. Selanjutnya
dinyaatakan, meski laskar Muslim beberapa kali menyerang Gujarat - masing-masing
415 H/1024 M, 574 H/1178 M, 595 H/1197 M – raja hindu disana mampu
mempertahankan kekuasaannya hingga tahun 698 H/1297 M. Berdasarkan hal tersebut,
Morrisson mengemukakan bahwa Islam di Nusantara bukan berasal dari Gujarat,
melainkan dibawa para Muslim dari Pasai Coromandel pada akhir abad ke-13.

3. Proses Perkembangan Islam


Proses perkembangan Islam di Indonesia tidak dilakukan dengan kekerasan atau
kekuatan militer, melainkan dilakukan secara damai dan melalui berbagai jalur,
seperti:
1. Faktor Perdagangan
Sejak abad ke-7 Masehi, kawasan Nusantara sangat ramai dikunjungi pedagang
dari Arab, Persia, India, maupun Cina. Kaum pedagang inilah yang membawa ajaran
Islam dan menyebarkannya di daerah-daerah yang dikunjungi

2. Faktor Perkawinan
Banyak pedagang asing muslim yang memutuskan untuk menetap. Mereka
mendirikan perkampungan orang Islam yang biasa disebut dengan istilah pekojan.
Dari sinilah terjadi interaksi dengan warga lokal. Tidak sedikit pedagang asing
muslim yang menikahi penduduk setempat. Orang lokal yang belum beragama Islam
kemudian menjadi mualaf dan beranak-pinak turun-temurun.

3. Faktor Pendidikan
Faktor pendidikan juga berpengaruh dalam penyebaran agama Islam di Indonesia
seiring munculnya para ulama, kyai, atau guru agama yang kemudian mendirikan
pondok pesantren dan memiliki banyak murid atau santri. Pada masa Kesultanan
Demak sebagai kerajaan Islam pertama di Jawa, misalnya, para Wali Songo biasanya
juga mengasuh pondok pesantren. Para santri pesantren inilah yang kemudian turut
menyebarkan ajaran Islam di Nusantara

4. Faktor Kesenian
Kebudayaan lokal ternyata dapat digunakan sebagai cara menyebarkan Islam di
Nusantara. Para pendakwah Islam awal di Jawa, terutama para Wali Songo,
melakukan syiar Islam dengan cara memadukan ajaran agama dan tradisi lokal,
seperti seni musik, tari, sastra, ukir, hingga bangunan. Beberapa strategi berkesenian
dalam penyebaran Islam di Jawa di antaranya adalah pertunjukan wayang yang
dilakukan oleh Sunan Kalijaga dan permainan musik oleh Sunan Bonang

5. Faktor Politik
Para pendakwah muslim di Jawa atau Nusantara juga memakai jalur politik untuk
menyebarkan ajaran Islam. Contohnya adalah kiprah para Wali Songo yang turut
memprakarsai berdirinya Kesultanan Demak. Pemimpin pertama sekaligus pendiri
Kesultanan Demak adalah Raden Patah yang merupakan pangeran dari Majapahit,
kerajaan bercorak Hindu-Buddha terbesar di Nusantara. Berkat peran Wali Songo,
Raden Patah kemudian memeluk Islam dan merintis didirikannya Kesultanan Demak
sebagai kerajaan Islam pertama di Jawa. Kesultanan Demak inilah yang pada akhirnya
memungkasi riwayat Kerajaan Majapahit. Jika seorang raja sudah masuk Islam, maka
rakyat kerajaan akan berbondong-bondong mengikutinya. Dengan begitu, dapat
dikatakan bahwa Islam juga disebarkan melalui jalur politik.

6. Faktor Dakwah
Dikarenakan Islam merupakan agama yang bersifat universal, maka dakwahnya
juga bersifat universal.U mat Islam sangat yakin bahwa agama yang dibawa oleh Nabi
Muhammad Saw sebagai rahmat untuk seluruh alam. Berdasarkan keyakinan tersebut
maka orang-orang Arab pada awal Islam meluaskan penyebaran Islam tidak hanyadi
sekitar Jazirah Arab saja melainkan ke seluruh pelosok dunia termasuk Nusantara.

4. Pengaruh islam terhadap kebudayaan melayu


1) Bidang Aqidah, Undang-Undang dan Pemerintahan
Sebelum masuknya ajaran Islam, masyarakat Melayu memiliki beragam
Agama dan kepercayaan seperti Hindu-Buddha dan kepercayaan warisan tradisi
Animisme. Kepercayaan Animisme dimaksud adalah satu kepercayaan bahwa
setiap benda mempunyai jiwa atau roh yang memiliki kepribadian sendiri. Agama
Hindu-Buddha masuk ke alam Melayu melalui para pedagang India.
Animisme Sebelum Islam datang ke dunia Melayu, kaum Melayu adalah
penganut animisme dan dinamisme yang menjelaskan tentang luasnya praktek-
praktek kepercayaan kuno berbasis Melayu. Diantara praktek-praktek tersebut
seperti; sihir, tahayul, tabu, perdukunan dalam hubungannya dengan makhluk
ghaib seperti; tuyul, setan, jin hantu, dan lain-lain. Sedangkan Hindu dan Budha
Masuknya sistem kepercayaan Hindu dan Budha mengganti kepercayaan
dinamisme dan animisme pada masyarakat Melayu. Kepercayaan Hindu
menawarkan sistem Dewa-dewa dan kasta dengan penjagaan kualitas budaya ada
pada penguasa dan tokoh agama. Kepercayaan Budha menawarkan tokoh
tunggal sang budha, menawarkan konsep pertapaan dengan penjagaan kualitas
budaya ada pada tokoh sentral penguasa.
Kedatangan Islam ke alam Melayu merupakan detik penting dalam mengubah
secara keseluruhan pemikiran dan peradaban orang melayu. Walaupun
kedatangan dilihat secara evolusi dari sudut penyebarannya tetapi dalam aspek
kerohanian atau spiritual agama ini telah merevolusi orang melayu. Artinya
ajaran Islam yang mengajarkan ketauhidan (konsep Tauhid) mengubah
pandangan dunia Melayu yang tadinya mempercayai dewa-dewa dan
mengagung-agungkan raja (menganggap raja sebagai jelmaan Tuhan “dewaraja”
atau wakil Tuhan) telah dimanusiakan menjadi seorang Sultan yang bertugas
sebagai Khalifah yang memimpin dan melindungi masyarakat Melayu dan
berperan menegakkan pemerintahan Islam di dunia.
Kedatangan Islam di alam Melayu melahirkan beberapa kerajaan Melayu
Islam yang kuat seperti Kerajaan Pasai, Acheh, Patani, Demak dan Melaka
hingga menjadi pusat pengembangan dan keilmuan.
Dalam peradaban melayu terdapat beberapa jenis undang-undang yang
digunakan sebagai panduan oleh masyarakat Melayu dalam menjalani kehidupan
bernegaranya. Sistem undang-undang Melayu yang pernah menjadi pusat
ketamaduan Melayu adalah Melaka dan Majapahit. Di Melaka dua teks undang-
undangnya yaitu Hukum Kanun Melaka, Undang-undang Laut Melaka dan
Undang-undang Pebian Melaka. Sedangkan Undang-undang Majapahit dikenal
sebagai Kunta Manawa Dharmasastera. Dengan masuknya Islam undang-undang
Melayu pun terpengaruh seperti Undang-undang Melaka dan Undang-undang
Laut Melaka dengan menerapkan hukuman Huddud (Hukuman Islam). Undang-
undang Islam yang berlandaskan al Qur’an dan Assunnah di prakatekan oleh
kerajaan kesultanan Melayu, artinya kedatangan Islam yang memberikan
pengaruh besar baik dari segi akidah, Undang-Undang dan Pemerintahan Melayu.

2) Bidang Ekonomi
Pencapaian tinggi dalam bidang ekonomi masyarakat Melayu dibuktikan dari
catatan yang diperoleh dari China, India, Arab, Parsi, Yunani dan Eropa adalah
tentang terwujudnya tradisi maritim yang sangat hebat di alam Melayu. Tradisi
maritim yang dimaksud adalah aktivitas utama kerajaan Melayu dalam bidang
perdagangan dan perniagaan yang bertumpu di kawasan bandar atau bandar
pelabuhan.
Perdagangan merupakan aktivitas utama masyarakat Melayu tradisional.
Majunya perdagangan di alam Melayu dapat dilihat dengan banyaknya
pelabuhan-pelabuhan. Sebagian besar pelabuhan yang berjaya berkembang
menjadi kerajaan pelabuhan dapat membentuk negara baru “negara kota”,
pelabuhan juga sampai dapat membentuk negara maritim bahkan sebuah kerajaan
maritim yang besar dan memperluas kekuasaan dengan menguasai pelabuhan
lain. Kemunculan pedagang Melayu sendiri yang aktif melakukan perdagangan
sampai ke India dan China. Dengan masuknya Islam di wilayah Melayu, cara
berdagangnya penduduk Melayu lebih menerapkan syariat Islam.

3) Bidang Bahasa dan Sastra


Budaya Melayu menjadi bahasa penghubung antara berbagai suku bangsa di
Nusantara dan dari pulau-pulau di Pasifik dan Madagaskar.
Datangnya Islam di kalangan orang Melayu, dengan bertukarnya agama
Hindu-Buddha-Animisme kerajaan-kerajaan Melayu kepada Islam, maka Abjad
Arab dan Tulisan Arab telah diterima dan dijadikan sebagai kepunyaan. Bahasa
Melayu yang tadinya merupakan bahasa pasaran terbatas itu telah mengalami
sutu perubahan besar, suatu revolusi. Selain diperkaya perbendaharaaan-katanya
dengan istilah-istilah dan perkataan Arab dan Parsi, Bahasa Melayu juga
dijadikan bahasa pengantar utama Islam di seluruh Kepulauan Melayu termasuk
kepulauan Melayu-Indonesia.
Bukti adanya pengaruh Islam pada Budaya Melayu seperti terlihat
dipergunakannya aksara Arab-Melayu, Arab Gundul, Huruf Jawi, pada karya tulis
Melayu. Karya tulis berupa naskah Melayu yang ribuan banyaknya sudah tersebar
ke seluruh penjuru dunia. Naskah Melayu itu menyangkut kerajaan-kerajaan
seperti kerajaan Samudera Pasai, Malaka, Banten, Demak, Mataram, Riau-Johor-
Pahang dan Lingga. Di antara beberapa naskah Melayu itu ada Hikayat Pasai,
Hikayat Petani, Hikayat Johor, Hikayat Siak, dan sebagainya.
Dengan banyaknya penyerapan ratusan kata-kata Arab dan Persia, yang tidak
sedikit di antaranya adalah istilah-istilah tehnis ilmu-ilmu agama dan falsafah
Islam, memudahkan orang-orang Islam melayu memahami ajaran Islam dan
sekaligus dari berbagai etnik bisa saling berkomunikasi dan berinteraksi.
Derasnya proses Islamisasi bahasa Melayu itu tampak secara menonjol dalam
risalah dan syair-syair tasawuf Hamzah Fansuri, seorang cendikiawan sufi abad
ke-16 M. Dalam karya-karyanya itu kita menjumpai lebih 2000 kata-kata Arab
diserap dalam bahasa Melayu. Pemakaian huruf Arab Melayu juga meluas. Tidak
hanya penulis kitab Melayu menggunakan huruf ini, tetapi juga penulis dari
daerah lain di kepulauan Nusantara seperti Jawa, Sunda, Madura, Bugis,
Makassar, Banjar, Sasak, Minangkabau, Mandailing, Palembang, Bima, Ternate
dan lain-lain.

4) Bidang Seni dan Arsitektur


Kesenian Melayu menurut Ku Zam-zam (1989), dapat dilihat melalui budaya
bendanya seperti alat-alat kerja, senjata, pakaian dan perhiasan, tempat
berlindung dan perumahan, alat pengangkutan, makanan dan minuman, musik
serta tarian. Dari segi sejarah dan ketamadunan, kesenian Melayu ini amat
berkaitan erat dengan sejarah perkembangan budaya Melayu keseluruhannya.
Artifak seni seperti seni arca, seni tembikar, anyaman dan lain-lain merupakan
simbol atau tanda yang jelas dan bukti yang nyata tentang wujudnya sebuah
peradaban manusia Melayu.

B. Internalisasi Nilai-Nilai Islam dan Tamaddun Melayu


Dalam ajarannya, Islam tidak hanya mengatur hubungan antara manusia dengan
penciptanya saja akan tetapi juga mengatur hubungan antara manusia dengan manusia
lainnya. Aturan itu diramu dengan sedemikian rupa dan sangat sempurna sekali sehingga
umat yang patuh dan taat pada aturan yang dibuat akan menemukan dan mendapatkan
kebahagiaan dan kedamaian lahir dan batin. Selanjutnya, agama Islam sebagai pandangan
hidup orang Melayu telah menjadi norma dan sistem nilai serta spirit bagi orang Melayu,
karena agama Islam dengan segala ajarannya menjadi pedoman bagi masyarakat Melayu
dalam bertindak, bersikap dan berprilaku ketika terjadi interaksi antar sesamanya, baik secara
kelompok kecil maupun kelompok besar. Pada waktunya kehidupan orang Melayu dijalani
dengan mengikuti ajaran Islam karena Islam menjadi pegangan orang Melayu secara
keseluruhan sehingga tidak heran jika muncul statemen yang mengatakan bahwa ‘Melayu
identik Islam, syara’ mengata, adat memakai.’ Statemen tersebut sudah tidak asing lagi bagi
masyarakat Melayu. Artinya penyatuan Islam dengan orang Melayu sudah menyeluruh tanpa
ada yang tertinggalkan. Demikian juga segala perilaku dan tingkah laku, baik yang nampak
wujudnya maupun yang tidak nampak wujudnya diamalkan sesuai dengan koridor Islam.
Masyarakat Melayu yang notabenenya masyarakat yang menganut ajaran Islam,secara jelas
dipengaruhi oleh sistem Islam dan selanjutnya akan mempengaruhi pula terhadap pandangan
hidupnya. Orang Melayu akan mengatakan bahwa agama Islam itu dapat dipakai untuk hidup
dan dapat ditumpangi untuk mati. Bermakna bahwa agama Islam dengan segala aspeknya
dapat dipakai untuk menyelesaikan persoalan hidup. Persoalan hidup orang Melayu akan
tercermin pada perilaku orang Melayu dalam kehidupan sehari-hari, baik kehidupan
individual maupun kehidupan berkelompok karena keberadaan Islam di wilayah Melayu telah
membawa perubahan yang cepat dalam alam pikiran masyarakat Melayu.Bahkan kedatangan
Islam adalah revolusi besar dalam tamadun Melayu. Kitab suci Al- Qur’an telah menjadi
pedoman dasar revolusi Islam yang telah memajukan ekonomi, politik, social dan budaya.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Thamrin bahwa perubahan mendasar yang terjadi di Alam
Melayu terlihat pada kebudayaan yakni
(1) Islam mengikis kebu byaan kuno;
(2) Islam memperbaiki dan menyempurnakan kebudayaan Melayu kuno;
(3) Islam menciptakan kebudayaan baru dalam kebudayaan Melayu.
Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa internalisasi Islam terjadi kepada semua aspek
kehidupan orang Melayu yang dengan mudah menerima Islam karena ajaran Islam yang lebih
memberikan pandangan baru kepada orang Melayu. Artinya dalam aspek sosial
kemasyarakatan, penyatuan Islam dan tamadun Melayu terlihat secara nyata karena sebelum
disentuh oleh Islam, struktur sosial masyarakat Melayu terbagi kepada dua kelompok dimana
antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya mempunyai jurang pemisah yang
dalam.

Berkaitan dengan pembahasan ini maka internalisasi Islam dan tamadun Melayu ditinjau dari
bidang :
a. Agama/kepercayaan
Kepercayaan tahyul dan khurafat yaitu kepercayaan animisme, dinamisme, dan
penyembahan nenek moyang atau hyang serta kepercayaan Hindu-Buddha digantikan
dengan akidah tauhid, islam telah hapuskan kepercayaan sinkritime Hindu-Buddha-
Hyang, golongan yang mainkan peranan ialah ahli sufi dan para mubaligh, agama Islam
menjadi agama resmi, kekuatan pegangan agama telah timbulkan semangat jihad
menentang penjajah.
Islam ialah poros utama kekuatannya yang kemudian menyebarkan perwatakan
dan jati diri Melayu Islam ini keseluruh masyarakat Melayu. Peralihan keyakinan
orang Melayu kepada Islam terjadi secara damai dan berangsur dengan tidak
mengganggu orang lain yang hidup berdekatan sehingga menjadikan orang Melayu
dengan mudah memeluk Islam. Dengan ajaran tauhidnya, maka orang Melayu yang
Islam membuahkan kehidupan beribadah, menghiasi akhlak yang bermuatan
tasawuf serta mencetuskan perubahan-perubahan lain dalam berbagai bidang di
antaranya politik, undang-undang, perekonomian dan sebagainya. Dengan demikian
tidaksalah jika sebutan ‘Melayu identik Islam’menjadi sebuah ‘icon’ di Alam Melayu
mengingat penyatuan hakikat ajaran Islam yang tiada dibagi-bagi akan tetapi diterima
secara keseluruhan.

b. Sosial dan budaya


Budaya, cara hidup dan pemikiran turut mempengaruhi Alam Melayu. Kepercayaan
kepada kakuasaan Allah telah beri setiap individu harga diri kerana tiada perbedaan
antara sesama manusia di sisi Allah kecuali taqwa, pengaruh akidah, syariah dan akhlak
memberi kesan dalam kehidupan, berlaku asimilasi antara ajaran Islam dan budaya
setempat, islamisasi berlaku secara beransur-ansur tanpa pertentangan terbuka.
Sistem sosial dalam Islam menolak adanya perbedaan derajat dan kedudukan
manusia kecuali atas dasar ilmu dantaqwa. Islam telah mengangkat derajat manusia
dan menyamakan kedudukan mereka disisi Allah .Islam membentuk suatu sistem
masyarakat yang saling mengasihi dan menghormati. Sejajar dengan realiti tersebut
kedatangan Islam ke Alam Melayu menjadikan golongan bawah mendapat perhatian.
Tidak ada lagi sistem kasta seperti yang ada dalam ajaran Hindu. Meskipun masih
terdapat perbedaaan status antara golongan bangsawan dengan rakyat namun tidaklah
begitu nampak. Komunikasi antara kelompok manusia berjalan dengan sempurna
karena merupakan implementasi dari sikap hormat menghormati, bergotong royong
dan bantu membantu. Masyarakat di Alam Melayu mementingkan segala sesuatu
yang menggunakan akal, pemahaman ilmu metafisik, serta pandangan hidup yang
munasabah pada akal yang sehat. Dalam melakukan sesuatu pekerjaan merekalakukan
secara ikhlas dan bersungguh-sungguh. Institusi-institusi baru juga turutmuncul seperti
mesjid, surau, madrasah, dan lainnya yang memainkan peran utamadalam hubungan
sosial masyarakat.Tempat-tempat ini bukan saja berguna sebagai tempat beribadat
tetapi juga sebagai tempat pertemuan masyarakat. Bahkan mesjid menjadi tempat
menimba ilmu, tempat bermusyawarah untuk membincangkan berbagai masalah, baik
urusan agama maupun urusan kemasyarakatan.

c. Ekonomi
Berlandaskan hukum syarak – seperti konsep halal haram, kegiatan perdagangan
diteruskan, segala tindak lanjut bukan sahaja dikawal oleh keikhlasan hati sahaja tetapi
juga undang-undang negara seperti Risalah Hukum Kanun dan Undang-undang Laut
Melaka.

d. Politik
Pengislaman raja-raja membawa arus perubahan dalam sosio-politik, tertubuhnya
kerajaan Melayu-Islam pertama di Alam Melayu Ta-Shih di Sumatera 674M. kemudian
Perlak, Samudera-Pasai, Sribuza Islam, Champa, Melaka, Acheh, dll. Sistem kesultanan
berbeza dengan sebelumnya sistem pemerintahan beraja – konsep dewaraja dihapuskan.
Islam telah berjaya memanusiakan raja-raja yang dianggap dewa sebelum ini, begitu juga
Islam telah membawa transformasi nilai dan etika pemerintahan kepada raja-raja
contohnya terdapat karya ketatanegaraan yang menunjukkan dengan jelas pemikiran
Islam dalam politik Islam di Alam Melayu seperti kitab Tajul Salatin karya Bukhari al-
Jauhari. Kitab ini memperincikan tatasusila serta kod etika yang harus dipakai raja-raja
seperti harus bersifat adil, amanah, dsb. Watak dan peribadi sultan pun berubah kepada
seorang yang cintakan ilmu serta mendampingi ulama seperti Sultan Malik Zahir di
Pasai, Sultan Mansur Shah di Melaka, Siltan Mahkota alam di Acheh, dll. Kerajaan-
kerajaan Melayu Islam ini memainkan peranan penting sebagai pusat tamadun

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
islam peradaban melayu: makalah islam dan peradaban melayu
(devijulianti97.blogspot.com)
Teori Sejarah Masuknya Islam Di Indonesia | IAI An Nur Lampung (an-
nur.ac.id)
Cara Penyebaran Islam di Indonesia & Proses Sejarah Perkembangannya
(tirto.id)
http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/tamaddun/article/download/132/117/
HUBUNGAN KEBUDAYAAN MELAYU dan ISLAM | muhammaddzulqarnain (wordpress.com)
Internalisasi Nilai Islam dan Tamadun Melayu terhadap Perilaku Sosial Orang
Melayu Riau - Neliti

Anda mungkin juga menyukai