Anda di halaman 1dari 12

KAIDAH HUKUM

A. Ratomi
PENGERTIAN KAIDAH
• Kaidah merupakan pedoman, patokan atau ukuran
untuk berperilaku yang pantas dalam kehidupan
bersama di masyarakat
• Secara umum kaidah itu ada 2, yaitu:
 Kaidah hukum
 Kaidah etik :
 Kaidah agama
 Kaidah kesusilaan
 Kaidah kesopanan
KAIDAH KAIDAH KAIDAH
AGAMA KESUSILAAN KESOPANAN

Berpangkal pada Berpangkal pd hati Timbul/diadakan dlm


kepercayaan adanya nurani manusia sendiri suatu masy yg mengatur
Tuhan Yang Maha yg membisikkan agar sopan santun dan
Kuasa dan menganggap melakukan perbuatan2 perilaku dlm pergaulan
kaidah agama ditentukan yg baik & meninggalkan hidup antar-sesama
oleh Tuhan. perbuatan2 yg tercela anggota masya.
Kaidan ini didasarkan pd
kebiasaan, kepantasan/
kepatutan yg berlaku dlm
masyarakat
KAIDAH
AGAMA

KAIDAH BELUM KAIDAH


KESUSILAAN CUKUP KESOPANAN

KAIDAH
HUKUM
KAIDAH HUKUM merupakan perumusan pendapat atau
pandangan tentang bagaimana seharusnya atau seyogyanya
seseorang bertingkah laku yg dimuat di dalam peraturan resmi yg
dibuat oleh lembaga yang berwenang dan memiliki sifat memaksa.

Berisi kenyataan normatif atau apa yang seyoganya dilakukan


(DAS SOLLEN) dan bukan berisi kenyataan alamiah atau
peristiwa konkrit (DAS SEIN)

KAIDAH HUKUM berasal dari luar diri manusia. Masyarakat secara


resmi diberi kuasa untuk memberi sanksi atau menjatuhkan
hukuman, dalam hal ini adalah lembaga pengadilan
KAIDAH AGAMA DAN KAIDAH KESOPANAN
KAIDAH KESUSILAAN DAN KAIDAH HUKUM

Merupakan kaidah yang menyangkut Merupakan kaidah yang menyangkut


aspek kehidupan pribadi. aspek kehidupan antar-pribadi.
 Kaidah agama bertujuan pada  Kaidah kesopanan bertujuan pada
kesucian hidup pribadi atau kenyamanan (kesedapan) hidup
kehidupan beriman antar-pribadi.
 Kaidah kesusilaan bertujuan pada  Kaidah hukum bertujuan pada
kebersihan hati-nurani atau kedamaian dan ketertiban hidup
terbentuknya akhlak pribadi. bersama
PERBEDAAN
AGAMA KESUSILAAN KESOPANAN HUKUM
SUMBER Kepercayaan Moral Pandangan Perumusan
adanya Tuhan masyarakat yang dibuat oleh
Yang Maha tentang sopan yang berwenang
Kuasa santun yang baik

TUJUAN  Umat manusia  Pembuatnya yang konkrit


 Penyempurnaan manusia  Ketertiban masyarakat
 Jangan sampai manusia jahat  Jangan sampai ada korban

ISI Ditujukan kepada sikap bathin Ditujukan kepada sikap lahir

SANKSI Dosa / Neraka Penyesalan Celaan Penderitaan


fisik/materi
DAYA Membebani Membebani Membebani Membebani
KERJA kewajiban kewajiban kewajiban kewajiban dan
hak
ALASAN DIPERLUKANNYA KAIDAH
HUKUM DALAM MASYARAKAT
• Masih ada aspek-aspek kehidupan/kepentingan anggota
masyarakat yg belum diatur di dlm ketiga kaidah itu. Misal:
o kewajiban menyalakan lampu utama utk sepeda motor pd
siang dan malam hari ( Psl. 107 ayat (2) Jo. Psl 293 UU
LLAJ)
o Keharusan pencatatan perkawinan (Psl. 2 ayat (2) UU
Perkawinan)
• Ketaatan thd ketiga kaidah tsb bergantung pd kepercayaan,
keyakinan, keinsyafan dan kesadaran setiap individu.
Sehingga utk membuat agar lebih taat, maka perlu adanya
kaidah hukum yang memiliki sifat memaksa.
ISI KAIDAH HUKUM

SURUHAN LARANGAN KEBOLEHAN

Perkawinan dilarang
antara 2 org yg memiliki
hub darah, semenda,
IMPERATIF susuan FAKULTATIF
(Psl 8 UU Perkawinan)

Tiap perkawinan dicatat Membuat perjanjian


(Psl. 2 ayat 2 UU SIFAT KAIDAH perkawinan
Perkawinan) HUKUM (Psl 29 UU Perkawinan)
LANDASAN KEBERLAKUANNYA
KAIDAH HUKUM

YURIDIS SOSIOLOGIS FILOSOFIS

Apabila kaidah hukum Apabila kaidah hukum diakui Apabila kaidah hukum tsb
tersebut penentuannya /diterima oleh masyarakat sesuai dengan cita-cita
berdasarkan kaidah yang kepada siapa peraturan hukum (rechts idee) sebagai
lebih tinggi tingkatannya hukum tsb ditujukan/ nilai positif yang tertinggi. Di
(Stufenbau theory: Hans diberlakukan. Indoensia cita-cita hukum
Kelsen) (Anerkennungstheorie dan tersebut adalah masyarakat
The Recognition Theory) yang adil dan makmur
berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945
KESIMPULAN
Di dalam masyarakat keberadaan kaidah agama, kaidah kesusilaan dan kaidah
kesopanan tidak cukup sehingga diperlukan juga kaidah hukum

Kaidah hukum adalah pedoman dalam berperilaku yang dibuat oleh lembaga yang
berwenang dan dituangkan di dalam suatu peraturan perundang-undangan

Kaidah hukum berisi larangan, perintah dan kebolehan.

Sifat kaidah hukum adalah ada yang imperatif (larangan dan perintah)
dan fakultatif (kebolehan)
Quid
leges
sine
moribus

Apalah artinya hukum tanpa moralitas

Anda mungkin juga menyukai