SOSIOLOGI
LEMBAGA KEMASYARAKATAN
Dosen Pengampu
Al-Muroji Panjaitan, MA
Disusun Oleh:
Habib Kamal Lubis (0104212162)
Amir Soleh Martua Hasibuan (0104212100)
Pebri Tamara (0104212143)
Adapun yang kami hormati dan banggakan Bapak Dosen kita yaitu Bapak Muroji, MA.
Disini kami akan menuliskan ujian akhir semester yaitu makalah mata kuliah Sosiologi yang
bertema kan Lembaga Kemasyarakatan.
Dan tentunya penulisan makalah kam ini tidak luput dari kesalahan serta juga jauh dari
kata sempurna. Maka dari itu kami perlu saran maupun kritikan yang membangun dari berbagai
pihak untuk dapat memperbaiki makalah ini. Semoga makalah ini dapat berguna bagi dunia
pendidikan. Aamiin.
Tim Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Masalah 1
BAB II PEMBAHASAN 2
A. Pengertian Lembaga Kemasyarakatan 2
B. Proses-Proses Pertumbuhan Lembaga Kemasyarakatan 2
C. Ciri-ciri Lembaga Kemasyarakatan 4
D. Tipe-tipe Lembaga Kemasyarakatan 4
E. Bentuk-bentuk Umum Lembaga Kemasyarakatan 5
F. Fungsi Lembaga Kemasyarakatan 6
G. Tujuan Lembaga Kemasyarakatan 7
DAFTAR PUSTAKA 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bapak Sosiologi Auguste Comte, beranggapan sosiologi terdiri dari dua bagian pokok,
yaitu social statistics dan social dynamics. Sebagai social statistics sosiologi merupakan
sebuah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara lembaga-lembaga
kemasyarakatan. Sedangkan Social dynamics meneropong bagaimana lembagalembaga
tersebut berkembang dan mengalami perkembangan sepanjang masa.
B. Rumusan Masalah
1.Apkah yang dimaksud dengan lembaga kemasyarakatan?
2.Bagaimanakah proses terbentuknya lembaga kemasyarakatan?
3.Apakah saja tipe-tipe lembaga kemasyrakatan?
4.Apakah fungsi dari lembaga kemasyrakatan?
5.Apakah tujuan dibentuknya lembaga kemasyarakatan?
6.Bagaimanakah seharusnya langkah yang diambil lembaga kemasyarakatan untuk
menjalankan fungsinya sebagai kontrool sosial di era global?
C. Tujuan Masalah
1.Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan lembaga kemasyarakatan.
2. Untuk mengetahui proses terbentuknya lembaga kemasyarakatan
3. Untuk mengetahui tipe-tipe lembaga kemasyarakatan
4. Untuk mengetahui fungsi dari lembaga kemasyarakatan
5. Untuk mengetahui tujuan dibentuknya lembaga kemasyarakatan
6.Memberikan alternatif langkah yang kongkrit yang harus diambil lembaga
kemasyarakatan dalam rangka menjalankan fungsinya di era global
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
a) Cara (usage) adalah menunjuk pada suatu perbuatan,dimana cara (usage) lebih
menonjol dalam hubungan antar individu dalam masyarakat, suatu penyimpangan
yang dilakukan terhadapnya tidak akan mengakibatkan hukuman yang berat,tetapi
hanya celaan dari individu-individu yang di hubunginya.misalnya ketika
seseorang makan dengan cara masing-masing ketika bertemu ada orang yang saat
makan mengeluarkan bunyi dan ada juga yang tidak berbunyi ketika seseorang
maka orang yang makan dengan mengeluarkan bunyi dianggap kurang sopan oleh
invidu lain.
b) Kebiasaan (folkways) adalah perbuatan yang dilakukan oleh individu secara
berulang-ulang dalam bentuk yang sama. Kebiasaan (folkways) juga mempunyai
kekuatan yang lebih besar daripada cara.
c) Tata kelakuan (mores) merupakan tata kelakuan yang dianggap sebagai cara
untuk berperilaku dan diterima norma-norma pengatur.
d) Adat istiadat (cutoms) tata kelakuan yang kekal serta kuat integritasnya dengan
pola-pola perilaku masyarakat,ada sanksi penderitaan bila melanggarnya tata
kelakuan juga mencerminkan sifat-sifat yang hidup dalam dari kelompok manusia
yang dilaksanakan sebagai alat pengawas,secara sadar atau tidak sadar oleh
masyarakat tehadap anggota-anggotanya.
2. Pelembagaan
Erat hubungannya dengan lembaga kemasyarakatan, yaitu proses pelembagaan
(institutionalization), oleh karena pada hakekatnya suatu lembaga sosial mencakup
himpunan norma-norma dari segala tingkatan yang berkisar pada kebutuhan pokok
manusia. Proses pelembagaan yaitu suatu proses yang dilewati oelh suatu norma
kemasyarakatan yang baru untuk menjadi bagian dari salah satu lembaga
kemasyarakatan, dalam arti bahwa norma kemasyarakatan itu dikenal, diakui,
dihargai, dan kemudian ditaati dalam kehidupan sehari-hari. Suatu norma yang
berlaku dalam suatu sistem sosial tertentu, belum tentu berlaku pada sistem sosial
lainnya; misalnya, poligami diperkenankan dalam suatu masyarakat Islam, akan tetapi
dilarang dalam masyarakat Katolik. H.M. Johnson (Sunarto, 2004) mengatakan
bahwa suatu norma akan terlembaga (institutionalized) dalam suatu sistem sosial
tertentu, apabila paling sedikit memenuhi tiga syarat, yaitu :
a) hagian terbesar dari warga suatu sistem sosial menerima norma-norma tersebut,
b) norma-norma tersebut telah menjiwai bagian terbesar warga-warga sistem sosial
tersebut,
c) norma tersebut bersanksi.
Proses pelembagaan sebenarnya tidak berhenti demikian saja tetapi dapat berlangsung
lebih jauh lagi hingga suatu norma kemasyarakatan tidak hanya menjadi
Institutionalized dalam masyarakat, tetapi menjadi internalized, maksudnya suatu
taraf perkembangandimanapara anggota masyarakat dengan sendirinya berperilaku
sesuai norma yang ada. Dengan kata lain norma tersebut telah mendarah daging.
Selain itu, maka perlu pula difahami aspek-aspek lain dari pelembagaan tersebut yang
mencakup hal-hal, sebagai berikut:
a) Norma-norma yang terlembaga berlaku bagi warga-warga sistem sosial sesuai
dengan posisi sosialnya di dalam sistem sosial tersebut
3
b) Ada berbagai derajat penjiwaan (internalization") pada warga-warga sistem sosial
tersebut,
c) Luasnya penyebaran norma-norma tadi juga menyangkut derajat-derajat tertentu.
2
Max Weber (1946, dalam soekanto, 2003:268) dikutip 17 sep 2022 pukul 19:00 wib
4
b) Subsidiary Institutions adalah lemaga kemasyarakatan yang kurang penting dan
kurang diperhatikan keberadaannya biasanya untuk kegiatan rekreasi. Contohnya,
Layar tancep yang sekarang kurang diminati masyarakat modern atau perkotaan. Klub-
klub Hoby, misal klub mobil yang hanya diminati sebagian orang yang memiliki latar
belakang yang sama, misal satu kampus.
5.Berdasarkan fungsinya
a) Operative Institution adalah lembaga yang berfungsi menghimpun tata cara yang
diperlukan untuk mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan.Contohnya, lembaga
pertahanan, menghimpun TNI, AKABRI dengan tujuan melindungi negara, lembaga
Perfilman Indonesia yang berfungsi menghimpun dan tata cara pembuatan film di
Indonesia.
b) Regulative Institution adalah lembaga yang bertujuan untuk mengawasi adat
istiadat atau kehidupan masyarakat yang tidak menjadi bagian mutlak lembaga itu
sendiri. Contohnya, pengadilan dan kejaksaan mengawasi jalannya hukum di suatu
negara. Lembaga keuangan memeriksa laporan keuangan suatu negara. Badan
penyelidikan Federal (FBI) di Amerika, lembaga khusus menangani kasus kasus berat
atau penyimpangan yang terjadi di Amerika.
5
perkembangan suatu masyarakat, makin banyak pula jumlah lembaga kemasyarakatan yang
ada. Namun untuk menentukan lembaga-lembaga kemasyarakatan yang pokok, sekurangnya
setiap masyarakat memiliki delapan buah lembaga kemasyakatan berdasarkan fungsi untuk
memenuhi keperluan hidupnya, yaitu yang menyangkut lembaga :
1. kekerabatan yang disebut juga sebagai kinship institutions, antara lain mencakup lembaga
perkawinan, tolong menolong antar kerabat, pengasuhan anak, sopan santun pergaulan
antar kerabat, dan lain-lain.
2. ekonomi (produksi, mengumpulkan dan mendistribusikan hasil produksi, dan lain-lain),
antara lain mencakup pertanian, peternakan, berburu, industri, perbankan, koperasi, dan
sebagainya,
3. Ilmu pengetahuan, meliputi pendidikan, penelitian, metodologi ilmiah, dan sebagainya,
4. Keindahan dan rekreasi, menyangkut berbagai cabang kesenian, olah raga. kesusateraan,
dan sebagainya,
5. Agama, menyangkut peribadatan, upacara, semedi, penyiaran agama, doa, kenduri, ilmu
gaib, ilmu dukun, dan sebagainya,
6. Kekuasaan, menyangkut pemerintahan, kepartaian, demokrasi, ketentaraan dan
sebagainya,
7. Kesehatan atau kenyamanan, menyangkut kecantikan dan kesehatan. kedokteran,
pengobatan tradisional, dan sebagainya.
8. Pendidikan yaitu yang menyangkut pengasuhan anak dan peningkatan pengetahuan
masyarakat.
Penggolongan tersebut di atas tentu belum lengkap, karena di dalamnya belum tercakup semua
jenis lembaga kemasyarakatan yang mungkin terdapat dalam semua j suatu masyarakat. Hal-hal
seperti kejahatan, prostitusi, banditisme, dan lain-lain, juga merupakan lembaga kemasyarakatan.
Disamping itu juga ada lembaga kemasyarakatan yang memiliki sangat banyak aspek, sehingga
mereka juga dapat ditempatkan di dalam lebih dari satu golongan. Feodalisme, yang
menciptakan suatu sistem hubungan antara pemilik tanah dan penggarap, yang sebenarnya
menyebabkan terjadinya produksi dari hasil bumi,, dapat dianggap sebagai lembaga ekonomi;
tetapi sebagai suatu sistem hubungan antara pihak yang berkuasa dengan fihak yang dikuasai,
feodalisme dapat diangga sebagai lembaga politik.
Selain itu dalam suatu masyarakat terdapat banyak lembaga yang tidak secara khusus tumbuh
dari dalam adat-istiadat masyarakat yang bersangkutan, melainkan yang secara tidak disadari
ataupun secara terencana diambil dari masyarakat lain, seperti misalnya demokrasi parlementer,
sistem kepartaian, koperasi, perguruan tinggi, dan lainnya. Lembaga asing itu pada umumnya
anya dapat bertahan apabila lembaga-lembaga itu dapat diselaraskan dengan lembaga-lembaga
yang ada, kecuali yang bersangkutan. apabila kegunaannya dapat disadari dan difahami
sepenuhnya oleh warga masyarakat yang bersangkutan.3
6
merupakan suatu sarana untuk mengorganisasikan perilaku sosial dan budaya. Sejak lahir
sampai mati, manusia dikenakan pengendalian sosial tertentu. yang kadang-kadang tidak
disadarinya, Pengendalian sosial diartikan sebagai suatu proses, baik direncanakan
maupun tidak, yang bersifat emndidik, mengajak, atau bahkan memaksa warga-warga
masyarakat agar mematuhi kaidah-kaidah dan nilai nilai sosial yang berlaku.
Fungsi lain dari lembaga kemasyarakatan:
1. Memberikan pedoman anggotanya, bagaimana mereka harus bertingkah laku di
dalam masyarakat menghadapi masalah-masalah dalam masyarakat yang terutama
menyangkut kebutuhan-kebutuhan yang bersangkutan.
2. Menjaga keutuhan dari masyarakat yang bersangkutan.
3. Memberi pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem pengadilan sosial.
Artinya, sistem pengawasan masyarakat terhadap tingkah laku anggota anggotanya.
7
1. Lembaga Agama, merupakan sumber nilai moral dan sosial dalam masyarakat
dalam masyarakat. Umumnya nilai-nilai agama sangat disakralkan dan dijadikan
orientasi utama dalam pembentukan sistem hukum dan kaidah sosial dalam
masyarakat. Oleh karena itu lembaga kemasyarakatan ini seharusnya mengambil
langkah proteksi dengan memberikan pembekalan nilai moral sejak usia dini
dalam masyarakat karena secara otomatis nilai tersebut akan lebih dipatuhi dalam
masyarakat, pembekalan tersebut seharusnya tidak hanya dalam sebuah forum
saja, pembekalan seharusnya dilakukan setiap saat selama ada kesempatan untuk
memberikan pembekalan nilai moral. Hal ini disebabkan karena remaja pada saat
ini cenderung tidak suka terhadap forum yang membahas agama dalam topic
utama pembahasannya (Mattulada, 1977:50), Selain itu lembaga kemasyarakatan
seharusnya sudah dapat memakai tekhnologi dalam menyebarkan nilai-nilai moral
dalam masyarakat karena kecenderungan masyarakat saat ini yeng lebih gemar
berkomunikasi dan mencari informasi lewat perangkat-perangkat tekhnologi
seperti internet dan televisi.
2. Lembaga Keluarga, Dalam masalah kontrol sosial lembaga keluargamemiliki
fungsi utama sebagai pelindung, pendidik dan pengatur keturunan. Dalam
menjalankan fungsinya sebagai pelindung untuk control sosial keluarga harus
meningkatkan perlindungan pada anggotanya dengan cara memberi perhatian
secara intensif pada setiap anggotanya. Sebagai pendidik lembaga ini harus lebih
meningkatkan pendidikan moral dan sosial dari pada menekankan pada
pendidikan yang bersifat umum karena pengaruh negative globalisasi saat ini
lebih menjerumuskan moralnya. Sebagai pengatur keturunan lembaga ini harus
memberi batasan untuk usia pernikahan karena saat ini jumlah penduduk yang
terlalu banyak dapat menimbulkan permasalahan sosial yang lebih banyak lagi
3. Lembaga Ekonomi, Permasalahan social yang diakibatkan karena masalah
ekonomi merupakan penyumbang permasalahan social yang besar dalam
masyarakat. sehingga lembaga kemasyarakatan yang focus pada bidang ini seperti
KOPERASI, KADIN dan lembaga-lembaga perekonomian lainnya harus
mengambil upaya-upaya yang strategis untuk menangani permasalahan
permasalahan social yang disebabkan oleh factor ekonomi seperti pemberian
kredit mikro bagi UKM, memberikan sarana untuk pemasaran dan pemberian
regulasi yang ketat terhadap barang impor, karena diera perdagangan bebas
seperti ini dengan banyaknya barang-barang impor yang menyerbu biasanya
banyak pedagang skala kecil mempunyai banyak permasalahan hal seperti itu
rawan menimbulkan kecurangan.
4. Lembaga Pendidikan, merupakan lembaga yang memiliki peranan terpenting
dalam perkembangan moral masyarakat utamanya diusia remaja. Lembaga sosial
ini seharusnya menekankan pendidikan moral yang berorientasikan pancasila
dalam rangka menangkal pengaruh negative akibat adanya globalisasi hal ini
dikarenakan karena pancasila merupakan dasar falsafah bangsa yang sesuai
dengan moral dan perilaku bangsa Indonesia.
5. Lembaga Hukum, memiliki tingkat kontrol sosial yang sangat tinggi karena
memiliki kewenangan dalam melakukan kontrol sosial secara represif terhadap
semua pelanggar peraturan, tetapi dalam menjalankan tugasnya dalam
8
menegakkan hukum seharusnya lembaga ini melakukannya secara lebih tegas
agar pelanggarnya tidak kembali melakukan pelanggarannya karena saat ini
masyarakat cenderung dengan mudah mengulangi melanggar hukum karena
kurang tegasnya para penegak hukum dalam menjalankan aturannya.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Lembaga masyarakat adalah lembaga yang dibentuk oleh anggota masyarakat
Warga Negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan visi, misi, profesi, fungsi
dan kegiatan untuk berperanserta dalam pembangunan dalam rangka mencapai tujuan
nasional dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila,
yang terdiri dari organisasi keagamaan, lembaga swadaya masyarakat, organisasi profesi,
organisasi swasta, organisasi sosial, organisasi politik, media massa, dan bentuk
organisasi lainnya.
10
DAFTAR PUSTAKA
Kencung pers Kartasapoctra, G & Kreimers, L.J.B. 1987, Sosiologi Umum, Jakarta: Bina Aksara
Prasetyo, Teguh. 2008. Tipe-tipe Lembaga Kemsarakatan. (online)
(http://teguhprasetyo.blogspot.com) diakses 25 Februari 2013.
11