Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

SOSIOLOGI
LEMBAGA KEMASYARAKATAN

Dosen Pengampu
Al-Muroji Panjaitan, MA

Disusun Oleh:
 Habib Kamal Lubis (0104212162)
 Amir Soleh Martua Hasibuan (0104212100)
 Pebri Tamara (0104212143)

PRODI MANAJEMEN DAKWAH


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
2022
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmaanirrohiim, Alhamdulillahirobbil ‘aalamiin. Segala puja dan puji bagi


Allah Subhanahu wa ta’alaa yang mana telah memberikan kepada kita semua nikmat, rahmat,
dan karunia-Nya. Sholawat beserta salam tidak lupa kita sampaikan dan hadiahkan kepada Nabi
dan Rasulullah tuntunan kita yaitu Muhammad ‫ﷺ‬. Dan semoga Allah Subahanahu wa ta’alaa
memberikan syafaat Nabi sekaligus Rasul-Nya yaitu Muhammad ‫ﷺ‬. Aamiin

Adapun yang kami hormati dan banggakan Bapak Dosen kita yaitu Bapak Muroji, MA.
Disini kami akan menuliskan ujian akhir semester yaitu makalah mata kuliah Sosiologi yang
bertema kan Lembaga Kemasyarakatan.

Dan tentunya penulisan makalah kam ini tidak luput dari kesalahan serta juga jauh dari
kata sempurna. Maka dari itu kami perlu saran maupun kritikan yang membangun dari berbagai
pihak untuk dapat memperbaiki makalah ini. Semoga makalah ini dapat berguna bagi dunia
pendidikan. Aamiin.

Sabtu, 17 September 2022

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Masalah 1

BAB II PEMBAHASAN 2
A. Pengertian Lembaga Kemasyarakatan 2
B. Proses-Proses Pertumbuhan Lembaga Kemasyarakatan 2
C. Ciri-ciri Lembaga Kemasyarakatan 4
D. Tipe-tipe Lembaga Kemasyarakatan 4
E. Bentuk-bentuk Umum Lembaga Kemasyarakatan 5
F. Fungsi Lembaga Kemasyarakatan 6
G. Tujuan Lembaga Kemasyarakatan 7

BAB III PENUTUP 10


A. Kesimpulan 10

DAFTAR PUSTAKA 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bapak Sosiologi Auguste Comte, beranggapan sosiologi terdiri dari dua bagian pokok,
yaitu social statistics dan social dynamics. Sebagai social statistics sosiologi merupakan
sebuah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara lembaga-lembaga
kemasyarakatan. Sedangkan Social dynamics meneropong bagaimana lembagalembaga
tersebut berkembang dan mengalami perkembangan sepanjang masa.

Dari penjelasan tersebut menunjukkan bahwa lembaga kemasyarakatan sangat penting


dibahas dalam sosiologi. Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang hubungan
timbale balik antara seorang individu dengan masyarakat (Charles: 1929). Dalam
perkembangannya sebuah masyarakat akan membentuk sebuah lembaga.. Terbentuknya
lembaga ini diawali oleh proses institunialization (proses pelembagaan) yakni suatu
proses yang dilewati oleh suatu norma kemasyarakatan yang baru untuk menjadi bagian
dari salah satu lembaga kemasyarakatan. Kemudian norma-norma yang ada
terinternalisasi artinya proses norma-norma kemasyarakatan tidak hanya berhenti sampai
pelembagaan saja, tetapi mendarah daging dalam jiwa anggota-anggota masyarakat.

Lembaga kemasyarakatan sangat penting peranannya dalam upaya pengendalian


masyarakat ( social control). Seperti yang banyak kita ketahui saat ini bahwa kehidupan
sosial dalam masyarakat saat ini penuh dengan permasalahan permasalahan yang sangat
kompleks yang sangat mempengaruhi keutuhan dalam masyrakat. Apalagi dizaman yang
sudah maju seperti saat ini, dengan semua kecanggihan tekhnologi yang ada membuat
permasalahan sosial tidak hanya dihadapi oleh satu kelompok kecil disatu desa, satu kota,
atau satu Negara saja permasalahan dalam masyarakat saat ini sudah melibatkan Negara
lain sehingga perlu adanya sebuah lembaga yang mengatur kehidupan masyarakat.

B. Rumusan Masalah
1.Apkah yang dimaksud dengan lembaga kemasyarakatan?
2.Bagaimanakah proses terbentuknya lembaga kemasyarakatan?
3.Apakah saja tipe-tipe lembaga kemasyrakatan?
4.Apakah fungsi dari lembaga kemasyrakatan?
5.Apakah tujuan dibentuknya lembaga kemasyarakatan?
6.Bagaimanakah seharusnya langkah yang diambil lembaga kemasyarakatan untuk
menjalankan fungsinya sebagai kontrool sosial di era global?

C. Tujuan Masalah
1.Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan lembaga kemasyarakatan.
2. Untuk mengetahui proses terbentuknya lembaga kemasyarakatan
3. Untuk mengetahui tipe-tipe lembaga kemasyarakatan
4. Untuk mengetahui fungsi dari lembaga kemasyarakatan
5. Untuk mengetahui tujuan dibentuknya lembaga kemasyarakatan
6.Memberikan alternatif langkah yang kongkrit yang harus diambil lembaga
kemasyarakatan dalam rangka menjalankan fungsinya di era global

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Lembaga Kemasyarakatan


Lembaga kemasyarakatan (social institution) mempunyai pengertian yang sangat luas
para ahlipun mempunyai pandangan yang berbeda-beda tentang pengertian dari
lembaga kemasyarakatan berikut penjelasan tentang lembaga kemasyarakatan
menurut para ahli:
1. Menurut sosiolog Robert Maclver dan Charles H. Page mengartikanlembaga sosial
adalah sebagai tatacara atau prosedur yang telah buat untuk mengatur hubungan
antar manusia yang berkelompok dalam kelompok kemasyarakatan yang
dinamakan asosiasi..
2. Leopold Von Wiese dan Howard Becker mendefenisikan lembaga
kemasyarakatan melihat dari segi fungsinya mereka mengatakan bahwa proses
hubungan antarmanusia dan antarkelompok, yang berfungsi untuk memelihara
hubungan tersebut serta pola-polanya sesuai dengan kepentingan manusia dan
kelompok
3. Kemudian sosiolog lainnya seperti Summer yang melihat dari segi kebudayaan
Summer mengatakan lembaga kemasyaratan dari segi kebudayaan adalah
lembaga kemasyarakatan sebagai perbuatan.cita cita sikap dan pelengkap
kebudayaan bersifat kekal dan serta bertujuan untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan masyarakat.
4. Koentjaraningrat: (1996) mengartikan social institutions ini sebagai pranata
sosial, yaitu sebagai suatu sistem norma khusus yang menata serangkaian
tindakan berpola mantap guna memenuhi suatu keperluan yang khusus dalam
kehidupan masyarakat. Dalam bahasa sehari-hari istilah institution sering
dikacaukan dengan institute, dalam pengertian Koentjaraningrat di atasinstitution
diartikannya sebagai pranata, sedangkan institute diartikan sebagai lembaga,
namun dalam sosiologi, pengertian konsep itu tidak demikian walaupun
substansinya sebenarnya sama.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Lembaga kemasyarakatan merupakan


sistem norma yang memiliki tujuan untuk mengatur tindakan-tindakan maupun
kegiatan anggota masyarakat dalam kehidupan dan untuk memenuhi kebutuhan
pokok manusia.

B. Proses-proses Pertumbuhan Lembaga Kemasyarakatan


1.. Norma-Norma Masyarakat
Manusia selalu mengiginkan agar hubungan antar manusia di dalam masyarakat
terlaksana sebagaimana yang di harapkan, oleh karena itu di rumuskan sesuatu yang
disebut dengan norma atau aturan yang mengatur tingkahlaku masyarakat tersebut 1.
Norma-norma yang ada didalam masyarakat, mempunyai kekuatan mengikat yang
berbeda-beda, ada norma yang lemah sampai pada yang terakhir tidak ada anggota
yang berani melanggarnya. Untuk dapat membedakan kekuatan mengikat norma-
norma tersebut, secara sosiolog dikenal adanya empat pengertian yaitu:
1
(Mosca, 1946.dalam soekanto, 2003, 269) (1946, dalam soekanto, 2003:268)

2
a) Cara (usage) adalah menunjuk pada suatu perbuatan,dimana cara (usage) lebih
menonjol dalam hubungan antar individu dalam masyarakat, suatu penyimpangan
yang dilakukan terhadapnya tidak akan mengakibatkan hukuman yang berat,tetapi
hanya celaan dari individu-individu yang di hubunginya.misalnya ketika
seseorang makan dengan cara masing-masing ketika bertemu ada orang yang saat
makan mengeluarkan bunyi dan ada juga yang tidak berbunyi ketika seseorang
maka orang yang makan dengan mengeluarkan bunyi dianggap kurang sopan oleh
invidu lain.
b) Kebiasaan (folkways) adalah perbuatan yang dilakukan oleh individu secara
berulang-ulang dalam bentuk yang sama. Kebiasaan (folkways) juga mempunyai
kekuatan yang lebih besar daripada cara.
c) Tata kelakuan (mores) merupakan tata kelakuan yang dianggap sebagai cara
untuk berperilaku dan diterima norma-norma pengatur.
d) Adat istiadat (cutoms) tata kelakuan yang kekal serta kuat integritasnya dengan
pola-pola perilaku masyarakat,ada sanksi penderitaan bila melanggarnya tata
kelakuan juga mencerminkan sifat-sifat yang hidup dalam dari kelompok manusia
yang dilaksanakan sebagai alat pengawas,secara sadar atau tidak sadar oleh
masyarakat tehadap anggota-anggotanya.

2. Pelembagaan
Erat hubungannya dengan lembaga kemasyarakatan, yaitu proses pelembagaan
(institutionalization), oleh karena pada hakekatnya suatu lembaga sosial mencakup
himpunan norma-norma dari segala tingkatan yang berkisar pada kebutuhan pokok
manusia. Proses pelembagaan yaitu suatu proses yang dilewati oelh suatu norma
kemasyarakatan yang baru untuk menjadi bagian dari salah satu lembaga
kemasyarakatan, dalam arti bahwa norma kemasyarakatan itu dikenal, diakui,
dihargai, dan kemudian ditaati dalam kehidupan sehari-hari. Suatu norma yang
berlaku dalam suatu sistem sosial tertentu, belum tentu berlaku pada sistem sosial
lainnya; misalnya, poligami diperkenankan dalam suatu masyarakat Islam, akan tetapi
dilarang dalam masyarakat Katolik. H.M. Johnson (Sunarto, 2004) mengatakan
bahwa suatu norma akan terlembaga (institutionalized) dalam suatu sistem sosial
tertentu, apabila paling sedikit memenuhi tiga syarat, yaitu :
a) hagian terbesar dari warga suatu sistem sosial menerima norma-norma tersebut,
b) norma-norma tersebut telah menjiwai bagian terbesar warga-warga sistem sosial
tersebut,
c) norma tersebut bersanksi.

Proses pelembagaan sebenarnya tidak berhenti demikian saja tetapi dapat berlangsung
lebih jauh lagi hingga suatu norma kemasyarakatan tidak hanya menjadi
Institutionalized dalam masyarakat, tetapi menjadi internalized, maksudnya suatu
taraf perkembangandimanapara anggota masyarakat dengan sendirinya berperilaku
sesuai norma yang ada. Dengan kata lain norma tersebut telah mendarah daging.
Selain itu, maka perlu pula difahami aspek-aspek lain dari pelembagaan tersebut yang
mencakup hal-hal, sebagai berikut:
a) Norma-norma yang terlembaga berlaku bagi warga-warga sistem sosial sesuai
dengan posisi sosialnya di dalam sistem sosial tersebut

3
b) Ada berbagai derajat penjiwaan (internalization") pada warga-warga sistem sosial
tersebut,
c) Luasnya penyebaran norma-norma tadi juga menyangkut derajat-derajat tertentu.

C. Ciri-ciri Lembaga Kemasyarakatan


Menurut Gillin dan Gillin,dalam karyanya yang berjudul General Features of Social
Institutions,mengatakan bahwa lembaga kemasyarakatan mempunyai ciri-ciri umum
yaitu sebagai berikut:
1.Suatu lembaga kemasyarakatan adalah suatu organisasi pola-pola pemikiran dan pola-
pola yang terwujud melalui aktivitas-aktivitas kemasyarakatan dan haasil-hasilnya
2.Suatu kekekalan tertentu adalah ciri semua lembaga kemasyarakatan
3.Lembaga kemasyarakatan satu atau beberapa tujuan tertentu
4.Lembaga kemasyarakatan mempunyai alat-alat pelengkapan yang dipergunakan
untuk mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan
5.Lambang biasanya juga merupakan ciri khas lembaga tersebut
6.Suatu lembaga kemasyarakatan mempunyai suatu tradisi tertulis atau tidak tertulis

D. Tipe-tipe Lembaga Kemasyarakatan


1.Dari sudut perkembangannya
a) Crescive Institutionsdisebut juga lembaga-lembaga paling primer dan merupakan
lembaga-lembaga yang secara tidak disengaja tumbuh dari adat istiadat masyarakat.
Contoh kelembagaan yang tergolong crescive institutions adalah kelembagaan tanah
yang tumbuh seolah tanpa sengaja karena terjadi lambat laun dalam waktu yang
panjang (hak milik tanah). Contoh lain erbentuknya perkawinan karena perkawinan
adalah tradisi yang paling umum dan pasti terjadi di masyarakat. Agama merupakan
kelembagaan yang paling mendasar juga sejak turun temurun sehingga menjadi hal
yang primer bagi masyarakat.2

b) Enacted institutions Lembaga ini sengaja dibentuk untuk memenuhi tujuan


tertentu atau mewujudkan keinginan yang ada di masyarakat. Contonya adalah lembaga
utang piutang atau yang sekarang bias disebut Leasing, yang bertujuan memberi
pinjaman kepada orang yang membutuhkan dana untuk modal usaha dengan syarat
jaminan tertentu. Contoh lain Enacted institutions merupakan terjalinnya tata niaga
sebuah komoditas pada satu daerah yang membentuk namanya sendiri dan suatu
kebutuhan yang menyangkut pekerjaan atau disebut juga lembaga perdagangan.

2.Dari sudut sistem nilai-nilai yang diterima masyarakat


a) Basic Institutions adalah lembaga kemasyarakatan yang sangat penting untuk
menjaga, memelihara dan mempertahankan tata tertib atau peraturan dalam masyarakat.
Contohnya, lembaga yang paling kecil dan mendasar adalah keluarga yang berfungsi
menanamkan nilai-nilai dan norma-norma dasar sebelum mengenal dunia luar. Sekolah
adalah lembaga yang penting untuk memberikan pendidikan dan pengetahuan bagi
rakyat.

2
Max Weber (1946, dalam soekanto, 2003:268) dikutip 17 sep 2022 pukul 19:00 wib

4
b) Subsidiary Institutions adalah lemaga kemasyarakatan yang kurang penting dan
kurang diperhatikan keberadaannya biasanya untuk kegiatan rekreasi. Contohnya,
Layar tancep yang sekarang kurang diminati masyarakat modern atau perkotaan. Klub-
klub Hoby, misal klub mobil yang hanya diminati sebagian orang yang memiliki latar
belakang yang sama, misal satu kampus.

3.Dari sudut penerimaan masyarakat


a) Social Sanctioned adalah lembaga kemasyarakatan yang keberadaannya diterima
masyarakat. Contohnya, Sekolah karena untuk kepentingan masyarakat. Panti asuhan
sebagai lembaga sosial, PMI sebagai lembaga kemanusiaan.
b) Unsanctioned institution adalah lembaga kemasyarakatan yang keberadaanya
tidak diterima bahkan ditolak oleh masyarakat. Contohnya, Kelompok Kapak Merah
yang sering menodong di lampu merah, Sindikat perdagangan narkoba yang baru-baru
ini disegel polisi di Batam, Kelompok aliran sesat seperti Lia Eden dan Alqiadah.

4.Dari sudut penyebarannya


a) General Institution dan Restricted Institution Lembaga Kemasyarakatan ini
diklasifikasikan berdasarkan fator penyebarannya.General Institution adalah lembaga
yang umum dikenal oleh semua orang. Contohnya, PBB yaitu perserikatan bangsa-
bangsa, dimana dunia sudah pasti tahu keberadaan lembaga ini yang berfungsi menjaga
keseimbangan perdamaian dunia. Contoh lain adalah agama, semua orang pasti
mengenal makna agama, walaupun tidak semua orang memiliki agama.
b) Restricted Institution adalah lembaga yang dipegang atau dinaungi oleh orang-
orang tertentu. Contohnya, Islam, Kristen, Katholik, Budha, Hindu dan agama lainnya
dianut oleh masyarakat tertentu. Contoh lain, Lembaga Kewanitaan, hanya yang
berjenis kelamin wanita saja yang bisa menjadi anggota, ASEAN adalah hubungan
kerja sama yang hanya diperuntukan bagi negara-negara di Asia Tenggara

5.Berdasarkan fungsinya
a) Operative Institution adalah lembaga yang berfungsi menghimpun tata cara yang
diperlukan untuk mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan.Contohnya, lembaga
pertahanan, menghimpun TNI, AKABRI dengan tujuan melindungi negara, lembaga
Perfilman Indonesia yang berfungsi menghimpun dan tata cara pembuatan film di
Indonesia.
b) Regulative Institution adalah lembaga yang bertujuan untuk mengawasi adat
istiadat atau kehidupan masyarakat yang tidak menjadi bagian mutlak lembaga itu
sendiri. Contohnya, pengadilan dan kejaksaan mengawasi jalannya hukum di suatu
negara. Lembaga keuangan memeriksa laporan keuangan suatu negara. Badan
penyelidikan Federal (FBI) di Amerika, lembaga khusus menangani kasus kasus berat
atau penyimpangan yang terjadi di Amerika.

E. Bentuk-bentuk Umum Lembaga Kemasyarakatan


Dari sudut pandang kompleks atau sederhananya suatu lembaga kemasyarakat atau
menentukan berapa banyak atau besar lembaga-lembaga kemasyarakatan yang ada dalam
satu masyarakat, sebenarnya sukar untuk diukur, karena hal ini tergantung dari sifat
kompleks atau sederhananya kebudayaan suatu masyarakat. Makin besar dan kompleks

5
perkembangan suatu masyarakat, makin banyak pula jumlah lembaga kemasyarakatan yang
ada. Namun untuk menentukan lembaga-lembaga kemasyarakatan yang pokok, sekurangnya
setiap masyarakat memiliki delapan buah lembaga kemasyakatan berdasarkan fungsi untuk
memenuhi keperluan hidupnya, yaitu yang menyangkut lembaga :
1. kekerabatan yang disebut juga sebagai kinship institutions, antara lain mencakup lembaga
perkawinan, tolong menolong antar kerabat, pengasuhan anak, sopan santun pergaulan
antar kerabat, dan lain-lain.
2. ekonomi (produksi, mengumpulkan dan mendistribusikan hasil produksi, dan lain-lain),
antara lain mencakup pertanian, peternakan, berburu, industri, perbankan, koperasi, dan
sebagainya,
3. Ilmu pengetahuan, meliputi pendidikan, penelitian, metodologi ilmiah, dan sebagainya,
4. Keindahan dan rekreasi, menyangkut berbagai cabang kesenian, olah raga. kesusateraan,
dan sebagainya,
5. Agama, menyangkut peribadatan, upacara, semedi, penyiaran agama, doa, kenduri, ilmu
gaib, ilmu dukun, dan sebagainya,
6. Kekuasaan, menyangkut pemerintahan, kepartaian, demokrasi, ketentaraan dan
sebagainya,
7. Kesehatan atau kenyamanan, menyangkut kecantikan dan kesehatan. kedokteran,
pengobatan tradisional, dan sebagainya.
8. Pendidikan yaitu yang menyangkut pengasuhan anak dan peningkatan pengetahuan
masyarakat.

Penggolongan tersebut di atas tentu belum lengkap, karena di dalamnya belum tercakup semua
jenis lembaga kemasyarakatan yang mungkin terdapat dalam semua j suatu masyarakat. Hal-hal
seperti kejahatan, prostitusi, banditisme, dan lain-lain, juga merupakan lembaga kemasyarakatan.
Disamping itu juga ada lembaga kemasyarakatan yang memiliki sangat banyak aspek, sehingga
mereka juga dapat ditempatkan di dalam lebih dari satu golongan. Feodalisme, yang
menciptakan suatu sistem hubungan antara pemilik tanah dan penggarap, yang sebenarnya
menyebabkan terjadinya produksi dari hasil bumi,, dapat dianggap sebagai lembaga ekonomi;
tetapi sebagai suatu sistem hubungan antara pihak yang berkuasa dengan fihak yang dikuasai,
feodalisme dapat diangga sebagai lembaga politik.

Selain itu dalam suatu masyarakat terdapat banyak lembaga yang tidak secara khusus tumbuh
dari dalam adat-istiadat masyarakat yang bersangkutan, melainkan yang secara tidak disadari
ataupun secara terencana diambil dari masyarakat lain, seperti misalnya demokrasi parlementer,
sistem kepartaian, koperasi, perguruan tinggi, dan lainnya. Lembaga asing itu pada umumnya
anya dapat bertahan apabila lembaga-lembaga itu dapat diselaraskan dengan lembaga-lembaga
yang ada, kecuali yang bersangkutan. apabila kegunaannya dapat disadari dan difahami
sepenuhnya oleh warga masyarakat yang bersangkutan.3

F. Fungsi Lembaga Kemasyarakatan


Pengendalian sosial (Social Control) merupakan fungsi utama dari lembaga
kemasyarakatan. Pengendalian sosial sebenarnya sudah ada, semenjak awal kehidupan
manusia. Pada bentuk pergaulan hidup yang paling sederhana. pengendalian sosila
3
* (Di Sentra Industri Wedoro, Sidoarjo, Indonesia). Jurnal Bisnis dan Manajemen (BISMA), Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya, Edisi: Volume 3 No. 1, August 2010 pp.

6
merupakan suatu sarana untuk mengorganisasikan perilaku sosial dan budaya. Sejak lahir
sampai mati, manusia dikenakan pengendalian sosial tertentu. yang kadang-kadang tidak
disadarinya, Pengendalian sosial diartikan sebagai suatu proses, baik direncanakan
maupun tidak, yang bersifat emndidik, mengajak, atau bahkan memaksa warga-warga
masyarakat agar mematuhi kaidah-kaidah dan nilai nilai sosial yang berlaku.
Fungsi lain dari lembaga kemasyarakatan:
1. Memberikan pedoman anggotanya, bagaimana mereka harus bertingkah laku di
dalam masyarakat menghadapi masalah-masalah dalam masyarakat yang terutama
menyangkut kebutuhan-kebutuhan yang bersangkutan.
2. Menjaga keutuhan dari masyarakat yang bersangkutan.
3. Memberi pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem pengadilan sosial.
Artinya, sistem pengawasan masyarakat terhadap tingkah laku anggota anggotanya.

Fungsi-fungsi diatas menyatakan bahwa apabila seseorang hendak mempelajari


kebudayaan dan masyarakat tertentu, maka harus pula diperhatikan secara teliti lembaga-
lembaga kemasyarakatan di masyarakat yang bersangkutan.

G. Tujuan Lembaga Kemasyarakatan


Suatu lembaga kemasyarakatan yang memenuhi kebutuhan pokok manusia, pada
dasarnya mempunyai beberapa tujuan, yaitu:
1. Lembaga kemasyarakatan mempunyai satu atau beberapa tujuan tertentu.
Mungkin tujuan-tujuan tersebut tidak sesuai atau sejalan dengan fungsi lembaga
yang bersangkutan, apabila dipandang dari susut kebudayaan secara keseluruhan.
Pembedaan antara tujuan dengan fungsi sangat penting oleh karena tujuan suatu
lembaga adalah tujuan pula bagi golongan masyarakat bersangkutan pasti akan
berpegang teguh kepadanya. Sebaliknya fungsi social lembaga tersebut, yaitu
peranan lembaga tadi dalam sistem sisial dan kebudayaan masyarakat, mungkin
tak diketahui atau disadari golongan masyarakat tersebut. Mungkin fungsi
tersebut baru disadari setelah diwujudkan dan kemudian ternyata berbeda dengan
tujuannya. Umpama lembaga perbudakan, ternyata bertujuan untuk mendapatkan
tenaga buruh yang semurah-murahnya, tetapi didalam pelaksanaan ternyata sangat
mahal.
2. Lembaga kemasyarakatan juga bertujuan memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok
manusia.

H. Langkah Yang Diambil Lembaga Kemasyarakatan Untuk Menjalankan


Fungsinya Sebagai Kontrol Sosial Di Era Global.
Permaslahan sosial dimasyarakat saat ini memang sangat apa lagi pada era
globalisasi, dunia seakan tidak memiliki batasan yang dapat mencegah masuknya hal
hal yang bersifat negative yang berasal dari banyak sumber. Sehingga perlu adanya
filter yang dapat menyaring dampak negative dari globalisasi agar dapat mengurangi
terjadinya permasalahan social yang baru. Lembaga kemasyarakatan memiliki bentuk
yang bermacam-macam setiap bentuk tersebut memiliki cara sendiri dalam
menangani permasalahan social yang ada dalam masyarakat berikut langkah yang
harus diambil lembaga masyarakat untuk menanggulangi dampak negative dari
globalisasi.

7
1. Lembaga Agama, merupakan sumber nilai moral dan sosial dalam masyarakat
dalam masyarakat. Umumnya nilai-nilai agama sangat disakralkan dan dijadikan
orientasi utama dalam pembentukan sistem hukum dan kaidah sosial dalam
masyarakat. Oleh karena itu lembaga kemasyarakatan ini seharusnya mengambil
langkah proteksi dengan memberikan pembekalan nilai moral sejak usia dini
dalam masyarakat karena secara otomatis nilai tersebut akan lebih dipatuhi dalam
masyarakat, pembekalan tersebut seharusnya tidak hanya dalam sebuah forum
saja, pembekalan seharusnya dilakukan setiap saat selama ada kesempatan untuk
memberikan pembekalan nilai moral. Hal ini disebabkan karena remaja pada saat
ini cenderung tidak suka terhadap forum yang membahas agama dalam topic
utama pembahasannya (Mattulada, 1977:50), Selain itu lembaga kemasyarakatan
seharusnya sudah dapat memakai tekhnologi dalam menyebarkan nilai-nilai moral
dalam masyarakat karena kecenderungan masyarakat saat ini yeng lebih gemar
berkomunikasi dan mencari informasi lewat perangkat-perangkat tekhnologi
seperti internet dan televisi.
2. Lembaga Keluarga, Dalam masalah kontrol sosial lembaga keluargamemiliki
fungsi utama sebagai pelindung, pendidik dan pengatur keturunan. Dalam
menjalankan fungsinya sebagai pelindung untuk control sosial keluarga harus
meningkatkan perlindungan pada anggotanya dengan cara memberi perhatian
secara intensif pada setiap anggotanya. Sebagai pendidik lembaga ini harus lebih
meningkatkan pendidikan moral dan sosial dari pada menekankan pada
pendidikan yang bersifat umum karena pengaruh negative globalisasi saat ini
lebih menjerumuskan moralnya. Sebagai pengatur keturunan lembaga ini harus
memberi batasan untuk usia pernikahan karena saat ini jumlah penduduk yang
terlalu banyak dapat menimbulkan permasalahan sosial yang lebih banyak lagi
3. Lembaga Ekonomi, Permasalahan social yang diakibatkan karena masalah
ekonomi merupakan penyumbang permasalahan social yang besar dalam
masyarakat. sehingga lembaga kemasyarakatan yang focus pada bidang ini seperti
KOPERASI, KADIN dan lembaga-lembaga perekonomian lainnya harus
mengambil upaya-upaya yang strategis untuk menangani permasalahan
permasalahan social yang disebabkan oleh factor ekonomi seperti pemberian
kredit mikro bagi UKM, memberikan sarana untuk pemasaran dan pemberian
regulasi yang ketat terhadap barang impor, karena diera perdagangan bebas
seperti ini dengan banyaknya barang-barang impor yang menyerbu biasanya
banyak pedagang skala kecil mempunyai banyak permasalahan hal seperti itu
rawan menimbulkan kecurangan.
4. Lembaga Pendidikan, merupakan lembaga yang memiliki peranan terpenting
dalam perkembangan moral masyarakat utamanya diusia remaja. Lembaga sosial
ini seharusnya menekankan pendidikan moral yang berorientasikan pancasila
dalam rangka menangkal pengaruh negative akibat adanya globalisasi hal ini
dikarenakan karena pancasila merupakan dasar falsafah bangsa yang sesuai
dengan moral dan perilaku bangsa Indonesia.
5. Lembaga Hukum, memiliki tingkat kontrol sosial yang sangat tinggi karena
memiliki kewenangan dalam melakukan kontrol sosial secara represif terhadap
semua pelanggar peraturan, tetapi dalam menjalankan tugasnya dalam

8
menegakkan hukum seharusnya lembaga ini melakukannya secara lebih tegas
agar pelanggarnya tidak kembali melakukan pelanggarannya karena saat ini
masyarakat cenderung dengan mudah mengulangi melanggar hukum karena
kurang tegasnya para penegak hukum dalam menjalankan aturannya.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Lembaga masyarakat adalah lembaga yang dibentuk oleh anggota masyarakat
Warga Negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan visi, misi, profesi, fungsi
dan kegiatan untuk berperanserta dalam pembangunan dalam rangka mencapai tujuan
nasional dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila,
yang terdiri dari organisasi keagamaan, lembaga swadaya masyarakat, organisasi profesi,
organisasi swasta, organisasi sosial, organisasi politik, media massa, dan bentuk
organisasi lainnya.

Lembaga kemasyarakatan berasal dari istilah asing "social-institution" atau


pranata-sosial yaitu suatu sistem tata kelakuan dan hubungan yang berpusat kepada
aktivitas-aktivitas untuk memenuhi kebutuhan khusus dalam suatu masyarakat.

10
DAFTAR PUSTAKA

Moeis, Syarif. 2008, Lembaga Kemasyarakatan. Universitas Pendidikan Indonesia, (online),


(http://www.upi.ac.id) diakses 25 Februari 2013 Raf, Nuvida. 2008. Sosiologi Pedesaan.
Universitas Hasanudin Makasar, (online),

(http://www.unhas.ac.id) diakses 25 Februari 2013

Soekanto, Soerjono, 2000. Sosiologi: Suatu Pengantar. Jakarta

Narwoko, J Dwi. 2004, Sosiologi: Teks Pengantar dan Terapan, Jakarta:

Kencung pers Kartasapoctra, G & Kreimers, L.J.B. 1987, Sosiologi Umum, Jakarta: Bina Aksara
Prasetyo, Teguh. 2008. Tipe-tipe Lembaga Kemsarakatan. (online)
(http://teguhprasetyo.blogspot.com) diakses 25 Februari 2013.

11

Anda mungkin juga menyukai