Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

Tentang
KEWIRAUSAHAAN DALAM PANDANGAN ISLAM
Dipresentasikan untuk Memenuhi Persyaratan Perkuliahan Program Studi
Manajemen Dakwah Semester III Mata Kuliah Kewirausahaan

OLEH:
NURHAINI
NIM. 0104212098
SHILVIANA HAFIZAH
NIM. 0104212118

DOSEN PENGAMPU
DEWI SARTIKA, M.Hum
NIDN.0103209005

PROGRAM STUDI
MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUMATERA UTARA
MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Kami ucapkan segala Puja dan Puji Syukur Kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat-Nya kepada kami. Tak lupa sholawat berangkaikan salam
kami haturkan keharibaan junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini tentang “Kewirausahaan Dalam
Pandangan Islam”.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Medan, 12 Oktober 2022

Kelompok II

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

BAB II : PEMBAHASAN

A. Definisi Kewirausahaan ............................................................................ 2


B. Ciri dan Watak Dalam Kewirausahaan .................................................... 2
C. Kewirausahaan Menurut Pandangan Islam .............................................. 3
D. Sifat-Sifat Wirausaha dalam Pandangan Islam ......................................... 6

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................... 8
B. Saran .......................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Wirausaha salah satu jalan bagi umat Islam untuk melakukan aktivitas
bisnis dan bertransaksi konsep dan tata caranya sudah diatur dalam al- Qur’an dan
Hadits. Al-Quran sebagai panduan hidup manusia, memberikan pedoman syariah
bagi para entrepreneur untuk bekerja.

Islam senantiasa menganjurkan kepada pengikutnya untuk senantiasa


berusaha dalam hidupnya, demi untuk mencapai kesejahteraan hidupnya baik di
dunia maupun di akhirat kelak, oleh sebab itulah ajaran Islam menempatkan posisi
usaha yang dilakukan manusia dalam mencukupi kebutuhan hidupnya dapat
bernilai ibadah bila dikerjakan dengan niat karena Allah. Proses kreatif dan
inovatif hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang memiliki sikap
kewirausahaan. Yakni orang-orang yang percaya diri, berinisiatif, memiliki motif
berprestasi, berwawasan kedepan, memiliki jiwa kepemimpinan dan berani
1
mengambil resiko.

Dalam menyikapi realitas hidup, ada tiga golongan yang memiliki cara-cara
yang berbeda. Pertama, orang yang tidak berpikir dan tidak bangkit untuk
mengambil keputusan hidup, karena takut tertimpa akibat buruk yang tak
terperikan. Kedua, orang yang berpikir, melakukan klarifikasi, dan mengetahui
bahayanya, lalu berpaling dari petualangan. Dan yang ketiga, orang yang terjun ke
dalam petualangan, mungkin sesudah berpikir secara logis atau sesudah berpikir
secara tidak logis.

1
Abu Bakar Jabir Al-Jazairi, Pedoman Hidup Seorang Muslim, (Minhaajul Muslim),
(Megatama Presindo, 1964 M).

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Kewirausahaan
Suatu karier kewirausahaan dapat mendukung kesejahteraan masyarakat
dan dapat menghasilkan imbalan financial yang nyata bagi wirausahanya. Para
wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai
kesempatan-kesempatan bisnis: mengumpulkan sumber-sumber daya yang
dibutuhkan guna mengambil keuntungan daripadanya dan mengambil tindakan
yang tepat guna memastikan sukses.2

Wirausaha adalah seorang pembuat keputusan yang membantu


terbentuknya system ekonomi perusahaan yang bebas. Sebagian besar pendorong
perubahan, inovasi dan kemajuan di perekonomian kita akan datang dari para
wirausaha; orang yang memiliki kemampuan untuk mengambil resiko dan
mempercepat pertumbuhan ekonomi. Sedangkan menurut Suryana,
Kewirausahaan (Entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang
dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses.3

Kewirausahaan adalah untuk semua orang. Secara umum tahap-tahap


melakukan wirausaha: Semua orang berpotensi untuk menjadi wirausaha. Namun
apakah ia wirausaha yang berhasil, setengah berhasil atau gagal itu soal lain.

B. Ciri dan Watak Dalam Kewirausahaan


Ciri-ciri Kewirausahaan sebagai berikut:
 Percaya diri.
 Berorientasi pada tugas dan hasil.

2
Geoffrey G Meredith et al, Kewirausahaan Teori dan Praktek, (Penerbit PPM, 2003)
3
Dr. Suryana, M. Si, Kewirausahaan, Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses,
(Penerbit Salemba Empat: Bandung, 2006)

2
 Pengambilan resiko.
 Kepemimpinan.
 Keorisinilan.
 Berorientasi ke masa depan.
Watak Kewirausahaan melakukan evaluasi:
 Keyakinan, ketidaktergantungan, individualistis, dan optimisme.
 Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, ketekunan dan ketabahan,
tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energetik dan inisiatif.

 Kemampuan untuk mengambil resiko yang wajar dan suka tantangan.

 Perilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain, menanggapi saran-


saran dan kritik.

 Inovatif dan kreatif serta fleksibel. Proses Kewirausahaan.

 Pandanga ke depan, perspektif

C. Kewirausahaan Menurut Pandangan Islam

Dalam sebuah ayat Allah mengatakan:

ُ ‫اَّلل َْع َ ل َ ُُك ْ َو َر ُس‬


ِ‫وُلُ َو ا ل ْ ُم ْؤ ِم ن ُ و َن ۖ َو َس ُ َُت دُّو َن ِا َ َٰل ع َا ل ِ م‬ ُ ‫َو ق ُ ِل ْاْع َ ل ُوا ف َ َس َ ََي ى ه‬
‫ا ل ْغ َ يْ ةِ َو الشه ه َا دَ ِة ف َيُ ن َ ب ِّ ئ ُُُك ْ تِ َم ا كُ نْ ُتُ ْ ث َ ْع َم ل ُو َن‬

“Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-
orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan
kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu
diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan”.4

Bekerja keras merupakan esensi dari kewirausahaan. Prinsip kerja keras,


menurut Wafiduddin, adalah suatu langkah nyata yang dapat menghasilkan

4
Qs,At-Taubah (9:105)

3
kesuksesan (rezeki), tetapi harus melalui proses yang penuh dengan tantangan
(reziko). Dengan kata lain, orang yang berani melewati resiko akan memperoleh
peluang rizki yang besar. Kata rizki memiliki makna bersayap, rezeki sekaligus
reziko (baca; resiko).5

Dalam sejarahnya Nabi Muhammad, istrinya dan sebagian besar


sahabatnya adalah para pedagang dan entrepre mancanegara yang pawai. Beliau
adalah praktisi ekonomi dan sosok tauladan bagi umat. Oleh karena itu,
sebenarnya tidaklah asing jika dikatakan bahwa mental entrepreneurship inheren
dengan jiwa umat Islam itu sendiri. Bukanlah Islam adalah agama kaum
pedagang, disebarkan ke seluruh dunia setidaknya sampai abad ke -13 M, oleh
para pedagang muslim. Dari aktivitas perdagangan yang dilakukan, Nabi dan
sebagian besar sahabat telah meubah pandangan dunia bahwa kemuliaan
seseorang bukan terletak pada kebangsawanan darah, tidak pula pada jabatan yang
tinggi, atau uang yang banyak, melainkan pada pekerjaan.

Keberadaan Islam di Indonesia juga disebarkan oleh para pedagang. Di


samping menyebarkan ilmu agama, para pedagang ini juga mewariskan keahlian
berdagang khususnya kepada masyarakat pesisir. Di wilayah Pantura, misalnya,
sebagian besar masyarakatnya memiliki basis keagamaan yang kuat, kegiatan
mengaji dan berbisnis sudah menjadi satu istilah yang sangat akrab dan menyatu
sehingga muncul istilah yang sangat terkenal jigang (ngaji dan dagang).

Sejarah juga mencatat sejumlah tokoh Islam terkenal yang juga sebagai
pengusaha tangguh, Abdul Ghani Aziz, Agus Dasaad, Djohan Soetan, Perpatih,
Jhohan Soelaiman, Haji Samanhudi, Haji Syamsuddin, Niti Semito, dan Rahman
Tamin.

Adapun Motif Berwirausaha Dalam Bidang Perdagangan menurut ajaran


agama Islam, yaitu:6

5
Geogffrey G Meredith et al., The Practice of Entrepreneurship, terj, Andre Asparayogi,
(Jakarta: Pustaka Binaman Presssindo, 1984).
6
Hisrich, Robert D, Peters Michael P, Sheperd, Dean A, Kewirausahaan, (New York:
McGraw-Hill, Penerbit Salemba Empat, 2008).

4
1. Berdagang buat Cari Untung?
Pekerjaan berdagang adalah sebagian dari pekerjaan bisnis yang sebagian
besar bertujuan untuk mencari laba sehingga seringkali untuk mencapainya
dilakukan hal-hal yang tidak baik. Padahal ini sangat dilarang dalam agama
Islam.

2. Berdagang adalah Hobi


Konsep berdagang adalah hobi banyak dianut oleh para pedagang dari Cina.
Mereka menekuni kegiatan berdagang ini dengan sebaik-baiknya dengan
melakukan berbagai macam terobosan.Yaitu dengan open display (melakukan
pajangan di halaman terbuka untuk menarik minat orang), window display
(melakukan pajangan di depan toko), interior display (pajangan yang disusun
didalam toko), dan close display (pajangan khusus barang-barang berharga
agar tidak dicuri oleh orang yang jahat).

3. Berdagang Adalah Ibadah


Bagi umat Islam berdagang lebih kepada bentuk Ibadah kepada Allah swt.
Karena apapun yang kita lakukan harus memiliki niat untuk beribadah agar
mendapat berkah. Berdagang dengan niat ini akan mempermudah jalan kita
mendapatkan rezeki. Para pedagang dapat mengambil barang dari tempat
grosir dan menjual ditempatnya. Dengan demikian masyarakat yang ada
disekitarnya tidak perlu jauh untuk membeli barang yang sama. Sehingga
nantinya akan terbentuk patronage buying motive yaitu suatu motif berbelanja
ketoko tertentu saja.7

4. Perintah Kerja Keras


Kemauan yang keras dapat menggerakkan motivasi untuk bekerja dengan
sungguh-sungguh. Orang akan berhasil apabila mau bekerja keras, tahan
menderita, dan mampu berjuang untuk memperbaiki nasibnya. Menurut
Murphy dan Peck, untuk mencapai sukses dalam karir seseorang, maka harus
dimulai dengan kerja keras. Kemudian diikuti dengan mencapai tujuan

7
H. Endang Sifuddin Anshari, MA, Kuliah Al-Islam, Pendidikan Agama Islam di
Perguruan Tinggi, (Perpustakaan Salman ITB: Bandung, 1980 M)

5
dengan orang lain, penampilan yang baik, keyakinan diri, membuat
keputusan, pendidikan, dorongan ambisi, dan pintar berkomunikasi. Allah
memerintahkan kita untuk tawakkal dan bekerja keras untuk dapat mengubah
nasib. Jadi intinya adalah inisiatif, motivasi, kreatif yang akan menumbuhkan
kreativitas untuk perbaikan hidup. Selain itu kita juga dianjurkan untuk tetap
berdoa dan memohon perlindungan kepada Allah swt sesibuk apapun kita
berusaha karena Dialah yang menentukan akhir dari setiap usaha.

5. Perdagangan/Berwirausaha Pekerjaan Mulia Dalam Islam


Pekerjaan berdagang ini mendapat tempat terhormat dalam ajaran Islam,
seperti disabdakan Rasul:
“Mata pencarian apakah yang paling baik, Ya Rasulullah?”Jawab beliau:
Ialah seseorang yang bekerja dengan tangannya sendiri dan setiap jual beli
yang bersih.” (HR. Al-Bazzar).

D. Sifat-Sifat Wirausaha dalam Pandangan Islam


1. Takwa, Tawakkal, Zikir, dan Syukur
Sifat ini harus dimiliki oleh wirausahawan karena dengan sifat-sifat itu kita
akan diberi kemudahan dalam menjalankan setiap usaha yang kita lakukan.

2. Jujur
Dalam suatu hadits diriwayatkan bahwa:

َ ‫ُون ي َ ْو َم الْ ِق َيا َم ِة فُ هج ًارا االه َم ِن اثهقَى ه‬


‫اَّلل َوبَ هر َو َصدَ َق‬ َ ‫ا هن التُّ هج َار يُ ْب َعث‬
ِ ِ
“Sesungguhnya para pedagang akan dibangkitkan pada hari kiamat nanti
sebagai orang-orang fajir (jahat) kecuali pedagang yang bertakwa pada
Allah, berbuat baik, dan berlaku jujur.”8
Jujur dalam segala kegiatan yang berhubungan dengan orang lain maka akan
membuat tenang lahir dan batin.

8
HR. Tirmidzi no. 1210 dan Ibnu Majah no. 2146

6
3. Niat Suci dan Ibadah
Bagi seorang muslim kegiatan bisnis senantiasa diniatkan untuk beribadah
kepada Allah sehingga hasil yang didapat nanti juga akan digunakan untuk
kepentingan dijalan Allah.

4. Toleransi
Sikap toleransi diperlukan dalam bisnis sehingga kita dapat menjadi pribadi
bisnis yang mudah bergaul, supel, fleksibel, toleransi terhadap langganan dan
tidak kaku.9

5. Silaturahmi
Dalam usaha, adanya seorang partner sangat dibutuhkan demi lancarnya
usaha yang kita lakukan dapat mempererat ikatan kekeluargaan dan
memberikan peluangpeluang bisnis baru. Pentingnya silaturahmi ini juga
dapat dilihat dari hadits berikut:
،‫حة أن يُ ْب َسطَ عليو يف رزقو‬
ّ ‫ من أ‬:‫عن أنس بن ماكل ريض هللا عنو قال مسعت رسول هللا ملسو هيلع هللا ىلص يقول‬
‫وأن يُن ْ َسبَ ُل يف َأثَ ِر ِه؛ فَلْ َي ِص ْل رمحو‬
“Dari Anas bin Malik -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Aku mendengar
Rasulullah -ṣallallāhu 'alahi wa sallam- bersabda, “Siapa yang ingin
dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaknya ia
menyambung silaturahmi.” HR.Muslim

9
Aprijon. Kewirausahaan dan Pandangan Islam. (Menara,2013 ) 12(1), 1–11.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kewirausahaan adalah untuk semua orang. Secara umum tahap-tahap
melakukan wirausaha: Semua orang berpotensi untuk menjadi wirausaha. Namun
apakah ia wirausaha yang berhasil, setengah berhasil atau gagal itu soal lain.

Dalam Islam, baik dari segi konsep maupun praktik, aktivitas


kewirausahaan bukanlah hal yang asing, justru inilah yang sering dipraktikkan
oleh Nabi, istrinya, para sahabat, dan juga para ulama di tanah air. Islam bukan
hanya bicara tentang entrepreneurship (meskipun dengan istilah kerja mandiri dan
kerja keras), tetapi istilah kerja mandiri dan kerja keras), tetapi

B. Saran
Demikian makalah kami buat sedemikian rupa. Mungkin masih ada
kesalahan yang ada mulai dari penyusunan kata maupun penyuntingan kalimat,
karena keterbatasan kami. Saran dan kritik yang membangun sangat dibutuhkan
perbaikan makalah selanjutnya dan semoga makalah ini bermanfaat bagi
semuanya. Aamiin.

8
DAFTAR PUSTAKA

Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi, Pedoman Hidup Seorang Muslim, (Minhaajul
Muslim), (Megatama Presindo, 1964 M)

Meredith, Geoffrey G et al, Kewirausahaan Teori dan Praktek, (Penerbit PPM,


2003)

Dr. Suryana, M. Si, Kewirausahaan, Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju
Sukses, (Penerbit Salemba Empat: Bandung, 2006)

Al-Qur’an Surah At-Taubah (9:105)

Meredith, Geogffrey G et al., The Practice of Entrepreneurship, terj, Andre Asparayogi,


(Jakarta: Pustaka Binaman Presssindo, 1984).

Robert D, Hisrich, Peters Michael P, Sheperd, Dean A, Kewirausahaan, (New


York: McGraw-Hill, Penerbit Salemba Empat, 2008).

H. Endang Sifuddin Anshari, MA, Kuliah Al-Islam, Pendidikan Agama Islam di


Perguruan Tinggi, (Perpustakaan Salman ITB, Bandung, 1980 M)

HR. Tirmidzi no. 1210 dan Ibnu Majah no. 2146

Aprijon. Kewirausahaan dan Pandangan Islam. (Menara,2013 ) 12(1), 1–11.

Anda mungkin juga menyukai