Tentang
KEWIRAUSAHAAN DALAM PANDANGAN ISLAM
Dipresentasikan untuk Memenuhi Persyaratan Perkuliahan Program Studi
Manajemen Dakwah Semester III Mata Kuliah Kewirausahaan
OLEH:
NURHAINI
NIM. 0104212098
SHILVIANA HAFIZAH
NIM. 0104212118
DOSEN PENGAMPU
DEWI SARTIKA, M.Hum
NIDN.0103209005
PROGRAM STUDI
MANAJEMEN DAKWAH
Bismillahirrahmanirrahim,
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Kami ucapkan segala Puja dan Puji Syukur Kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat-Nya kepada kami. Tak lupa sholawat berangkaikan salam
kami haturkan keharibaan junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini tentang “Kewirausahaan Dalam
Pandangan Islam”.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Kelompok II
i
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ............................................................................................... 8
B. Saran .......................................................................................................... 8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Wirausaha salah satu jalan bagi umat Islam untuk melakukan aktivitas
bisnis dan bertransaksi konsep dan tata caranya sudah diatur dalam al- Qur’an dan
Hadits. Al-Quran sebagai panduan hidup manusia, memberikan pedoman syariah
bagi para entrepreneur untuk bekerja.
Dalam menyikapi realitas hidup, ada tiga golongan yang memiliki cara-cara
yang berbeda. Pertama, orang yang tidak berpikir dan tidak bangkit untuk
mengambil keputusan hidup, karena takut tertimpa akibat buruk yang tak
terperikan. Kedua, orang yang berpikir, melakukan klarifikasi, dan mengetahui
bahayanya, lalu berpaling dari petualangan. Dan yang ketiga, orang yang terjun ke
dalam petualangan, mungkin sesudah berpikir secara logis atau sesudah berpikir
secara tidak logis.
1
Abu Bakar Jabir Al-Jazairi, Pedoman Hidup Seorang Muslim, (Minhaajul Muslim),
(Megatama Presindo, 1964 M).
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Kewirausahaan
Suatu karier kewirausahaan dapat mendukung kesejahteraan masyarakat
dan dapat menghasilkan imbalan financial yang nyata bagi wirausahanya. Para
wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai
kesempatan-kesempatan bisnis: mengumpulkan sumber-sumber daya yang
dibutuhkan guna mengambil keuntungan daripadanya dan mengambil tindakan
yang tepat guna memastikan sukses.2
2
Geoffrey G Meredith et al, Kewirausahaan Teori dan Praktek, (Penerbit PPM, 2003)
3
Dr. Suryana, M. Si, Kewirausahaan, Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses,
(Penerbit Salemba Empat: Bandung, 2006)
2
Pengambilan resiko.
Kepemimpinan.
Keorisinilan.
Berorientasi ke masa depan.
Watak Kewirausahaan melakukan evaluasi:
Keyakinan, ketidaktergantungan, individualistis, dan optimisme.
Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, ketekunan dan ketabahan,
tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energetik dan inisiatif.
“Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-
orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan
kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu
diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan”.4
4
Qs,At-Taubah (9:105)
3
kesuksesan (rezeki), tetapi harus melalui proses yang penuh dengan tantangan
(reziko). Dengan kata lain, orang yang berani melewati resiko akan memperoleh
peluang rizki yang besar. Kata rizki memiliki makna bersayap, rezeki sekaligus
reziko (baca; resiko).5
Sejarah juga mencatat sejumlah tokoh Islam terkenal yang juga sebagai
pengusaha tangguh, Abdul Ghani Aziz, Agus Dasaad, Djohan Soetan, Perpatih,
Jhohan Soelaiman, Haji Samanhudi, Haji Syamsuddin, Niti Semito, dan Rahman
Tamin.
5
Geogffrey G Meredith et al., The Practice of Entrepreneurship, terj, Andre Asparayogi,
(Jakarta: Pustaka Binaman Presssindo, 1984).
6
Hisrich, Robert D, Peters Michael P, Sheperd, Dean A, Kewirausahaan, (New York:
McGraw-Hill, Penerbit Salemba Empat, 2008).
4
1. Berdagang buat Cari Untung?
Pekerjaan berdagang adalah sebagian dari pekerjaan bisnis yang sebagian
besar bertujuan untuk mencari laba sehingga seringkali untuk mencapainya
dilakukan hal-hal yang tidak baik. Padahal ini sangat dilarang dalam agama
Islam.
7
H. Endang Sifuddin Anshari, MA, Kuliah Al-Islam, Pendidikan Agama Islam di
Perguruan Tinggi, (Perpustakaan Salman ITB: Bandung, 1980 M)
5
dengan orang lain, penampilan yang baik, keyakinan diri, membuat
keputusan, pendidikan, dorongan ambisi, dan pintar berkomunikasi. Allah
memerintahkan kita untuk tawakkal dan bekerja keras untuk dapat mengubah
nasib. Jadi intinya adalah inisiatif, motivasi, kreatif yang akan menumbuhkan
kreativitas untuk perbaikan hidup. Selain itu kita juga dianjurkan untuk tetap
berdoa dan memohon perlindungan kepada Allah swt sesibuk apapun kita
berusaha karena Dialah yang menentukan akhir dari setiap usaha.
2. Jujur
Dalam suatu hadits diriwayatkan bahwa:
8
HR. Tirmidzi no. 1210 dan Ibnu Majah no. 2146
6
3. Niat Suci dan Ibadah
Bagi seorang muslim kegiatan bisnis senantiasa diniatkan untuk beribadah
kepada Allah sehingga hasil yang didapat nanti juga akan digunakan untuk
kepentingan dijalan Allah.
4. Toleransi
Sikap toleransi diperlukan dalam bisnis sehingga kita dapat menjadi pribadi
bisnis yang mudah bergaul, supel, fleksibel, toleransi terhadap langganan dan
tidak kaku.9
5. Silaturahmi
Dalam usaha, adanya seorang partner sangat dibutuhkan demi lancarnya
usaha yang kita lakukan dapat mempererat ikatan kekeluargaan dan
memberikan peluangpeluang bisnis baru. Pentingnya silaturahmi ini juga
dapat dilihat dari hadits berikut:
،حة أن يُ ْب َسطَ عليو يف رزقو
ّ من أ:عن أنس بن ماكل ريض هللا عنو قال مسعت رسول هللا ملسو هيلع هللا ىلص يقول
وأن يُن ْ َسبَ ُل يف َأثَ ِر ِه؛ فَلْ َي ِص ْل رمحو
“Dari Anas bin Malik -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Aku mendengar
Rasulullah -ṣallallāhu 'alahi wa sallam- bersabda, “Siapa yang ingin
dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaknya ia
menyambung silaturahmi.” HR.Muslim
9
Aprijon. Kewirausahaan dan Pandangan Islam. (Menara,2013 ) 12(1), 1–11.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kewirausahaan adalah untuk semua orang. Secara umum tahap-tahap
melakukan wirausaha: Semua orang berpotensi untuk menjadi wirausaha. Namun
apakah ia wirausaha yang berhasil, setengah berhasil atau gagal itu soal lain.
B. Saran
Demikian makalah kami buat sedemikian rupa. Mungkin masih ada
kesalahan yang ada mulai dari penyusunan kata maupun penyuntingan kalimat,
karena keterbatasan kami. Saran dan kritik yang membangun sangat dibutuhkan
perbaikan makalah selanjutnya dan semoga makalah ini bermanfaat bagi
semuanya. Aamiin.
8
DAFTAR PUSTAKA
Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi, Pedoman Hidup Seorang Muslim, (Minhaajul
Muslim), (Megatama Presindo, 1964 M)
Dr. Suryana, M. Si, Kewirausahaan, Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju
Sukses, (Penerbit Salemba Empat: Bandung, 2006)