Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

KONSEP KEWIRAUSAHAAN

Dosen Pengampu:
Almizan, MA

Disusun Oleh:
FAJRIA SILVIANA 2116010054
FANI LOVENIA 2116010142
MAYA SYAFIRAH 2116010153
HAFIT RAMADHAN 2116010031

PRODI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UIN IMAM BONJOL PADANG
2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Kami
panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-
Nya kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentangThaharah, Wudhu,
Tayamum. Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Fiqh. Selain itu, makalah
ini bertujuan menambah wawasan dan pengetahuan tentang memahami Thaharah, Wudhu,
Tayamum.

Kami mengucapkan terimakasih kepada  Bapak Almizan, ma selaku dosen pengampu


mata kuliah Fiqh. Ucapan terima kasih juga di sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu diselesaikannya makalah ini. Terlepas dari segala hal tersebut, Kami sadar
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karenanya kami dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Padang, 9 Maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................3
A. Latar Belakang..........................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................3
C. Tujuan.......................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................2
A. Pengertian Kewirausahaan.........................................................................................................2
B. Maksud dan Tujuan Kewirausahaan..........................................................................................3
C. Cara Membangun Mental Dan Jiwa Wirausaha Muslim...........................................................5
D. Pendidikan dan Pelatihan Menjadi Wirausahawan....................................................................6
E. Langkah – Langkah Menjadi Wirausahawan...........................................................................10
F. CARA MENANGKAP PELUANG BISNIS...........................................................................14
G. Cara Berpikir dan Bertindak yang Kreatif dan Inovatif...........................................................15
BAB III...............................................................................................................................................19
PENUTUP...........................................................................................................................................19
A. KESIMPULAN.......................................................................................................................19
B. SARAN...................................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................20

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif dan inovatif
yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju
sukses. Sesuatu yang baru dan berbeda adalah nilai tambah barang dan jasa yang
menjadi sumber keuanggulan untuk dijadikan peluang. Jadi, kewirausahaan
merupakan suatu kemampuan dalam menciptakan nilai tambah di pasar melalui
proses pengelolaan sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda.
Di Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau
perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya
krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun
pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang.

Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan. Muncul


pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai cara berpikir yang
berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi
dan emosi yang sangat terkait dengan nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul.
Pada makalah ini dijelaskan tentang pengertian, hakekat, ciri-ciri dan karakteristik dan peran
kewirausahaan dalam perekonomian nasional.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat ditarik beberapa rumusan masalah
yang akan di bahas dalam makalah ini, yaitu sebagai berikut:
1. Apa itu kewirausahaan?
2. Bagaimana maksud dan tujuan dari kewirausahaan?
3. Bagaimana cara membangun mental dan jiwa wirausaha muslim?
4. Seperti apa pendidikan dan pelatihan menjadi wirausahawan?
5. Apa saja langkah-langkah menjadi wirausahawan?
6. Bagaimana cara menangkap peluang bisnis?
7. Bagaimana cara berpikir dan bertindak kreatif dan inovatif?

C. Tujuan
Bedasarkan rumusan masalah tujuan makalah ini yaitu:

1. Menjelaskan tentang kewirausahaan.


2. Menjelaskan maksud dan tujuan dari kewirausahaan.
3. Menjelaskan cara membangun mental dan jiwa wirausaha muslim.

iv
4. Menjelaskan pendidikan dan pelatihan menjadi wirausahawan.
5. Menjelaskan langkah-langkah menjadi wirausahawan.
6. Menjelaskan cara menangkap peluang bisnis.
7. Menjelaskan cara berpikir dan bertindak yang kreatif dan inovatif.

v
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kewirausahaan
Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira berarti :pejuang, pahlawan,
manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah beranidan berwatak agung. Usaha, berarti
perbuatan amal, bekerja, berbuatsesuatu. Jadi wirausaha adalah pejuang atau pahlawan
yang berbuatsesuatu. Ini baru dari segi etimologi (asal usul kata). Menurut KamusBesar
Bahasa Indonesia, wirausaha adalah orang yang pandai atauberbakat mengenali produk
baru, menentukan cara produksi baru,menyusun operasi untuk mengadakan produk baru,
mengatur permodalanoperasinya serta memasarkannya.Dalam lampiran Keputusan
Menteri Koperasi dan PembinaanPengusahan Kecil Nomor 961/KEP/M/XI/1995,
dicantumkan bahwa:

1. Wirausaha adalah orang yang mempunyai semangat, sikap, perilakudan


kemampuan kewirausahaan.

2. Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuanseseorang dalam


menangani usaha atau kegiatan yang mengarahpada upaya mencari, menciptakan
serta menerapkan cara kerja,teknologi dan produk baru dengan meningkatkan
efisiensi dalamrangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau
memperolehkeuntungan yang lebih besar.

Jadi wirausaha itu mengarah kepada orang yang melakukanusaha/kegiatan sendiri dengan
segala kemampuan yang dimilikinya.Sedangkan kewirausahaan menunjuk kepada sikap
mental yang dimilikiseorang wirausaha dalam melaksanakan
usaha/kegiatan.Kewirausahaan dilihat dari sumber daya yang ada di dalamnyaadalah
seseorang yang membawa sumber daya berupa tenaga kerja,material, dan asset lainnya
pada suatu kombinasi yang menambahkannilai yang lebih besar daripada sebelumnya dan
juga dilekatkan padaorang yang membawa perubahan, inovasi, dan aturan
baru.Kewirausahaan dalam arti proses yang dinamis adalahkewirausahaan merupakan
sebuah proses mengkreasikan denganmenambahkan nilai sesuatu yang dicapai melalui
usaha keras dan waktuyang tepat dengan memperkirakan dana pendukung, fisik, dan
resikosocial, dan akan menerima reward yang berupa keuangan dan kepuasanserta
kemandirian personal.

vi
Kewirausahaan menurut para ahli:

1. Thomas W Zimmerer
Menurut Zimmerer, kewirausahaan adalah proses penerapan kreativitas dan
inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang demi
memperbaiki keberlangsungan bisnis
2. Eddy Soeryanto Soegoto
Menurut Soegoto, kewirausahaan adalah usaha kreatif berdasarkan inovasi untuk
menghasilkan sesuatu yang baru dan memiliki nilai tambah serta memberikan
manfaat, menciptakan lapangan kerja, dan hasilnya berguna bagi banyak orang.
3. Richard Cantillon
Cantillon menjelaskan, kewirausahaan adalah pekerjaan seorang wirausaha yang
bersedia mengambil risiko di tengah ketidakpastian.
4. Suparman sumahamijaya
Menurut Suparman, kewirausahaan adalah kemampuan dalam berpikir secara
kreatif dan menciptakan inovasi sebagai dasar dan sumber penggerak dalam
menghadapi tantangan di masa depan.

B. Maksud dan Tujuan Kewirausahaan.


Menurut Kamil (2012), tujuan kewirausahaan adalah:

1. Advertisement Mewujudkan gagasan inovatif dari seseorang dalam bidang


usaha.
2. Menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dalam bidang usaha.
3. Mengganti tatanan ekonomi dengan mengenalkan produk, layanan,
penciptaan pengelolaan, menggali bahan-bahan mentah baru dalam usaha.
4. Suatu proses untuk mengerjakan sesuatu yang baru. Menciptakan
kreativitas dan inovasi untuk memecahkan masalah-masalah dalam bidang
usaha.
5. Mengembangkan ide-ide baru dan menemukan cara-cara baru dalam
memecahkan masalah dan memanfaatkan peluang dalam bidang usaha.
6. Menemukan cara-cara berpikir yangbaru dan melakukannya dalam bidang
usaha.

Tujuan lain dari kewirausahaan adalah sebagai berikut:

1. Menambah jumlah pengusaha yang berkualitas


vii
Entah itu pengusaha kecil, menengah, atau besar, kewirausahaan bertujuan
untuk membentuk seseorang menjadi pengusaha atau wirausahawan yang
berkualitas. Bagi sebuah perusahaan atau instansi, pembekalan
kewirausahaan dapat mendorong pegawai mereka agar berkembang
sehingga bisa membuka usaha sendiri dan mandiri.
2. Membudayakan semangat berwirausaha masyarakat.
Perekonomian masyarakat dinilai sehat salah satunya apabila masyarakat
memiliki semangat berwirausaha yang tinggi. Tidak terbatas dalam
membuka usaha sendiri saja, tetapi bagaimana masyarakat memiliki jiwa
yang tangguh, kompetitif, kreatif, dan inovatif bahkan meski masih
menjadi pegawai di suatu perusahaan.
3. Mempopulerkan semangat inovasi.
Manusia harus selalu berinovasi jika ingin berkembang menjadi lebih baik.
Rasa puas akan kondisi saat ini kerap menjadi jebakan yang membuat
manusia sulit berkembang dan berinovasi. Kewirausahaan bertujuan agar
masyarakat memiliki semangat untuk berinovasi serta menjawab berbagai
tantangan dan perubahan.
4. Memajukan dan mensejahteran masyarakat.
Jika sudah memiliki jiwa kreatif dan inovatif, masyarakat akan lebih
mudah memajukan dan mensejahterakan diri. Inilah salah satu tujuan
kewirausahaan, yakni untuk memajukan dan membuat kehidupan
masyarakat lebih sejahtera secara mandiri.
5. Menumbuhkan kesadaran berwirausaha pada masyarakat.
Semangat wirausaha dapat membawa dampak positif dengan menjadikan
masyarakat memiliki jiwa kompetitif, kreatif, dan inovatif sehingga selalu
berkembang. Kegiatan kewirausahaan bertujuan agar masyarakat memiliki
kesadaran lebih tentang pentingnya semangat wirausaha tersebut.
6. Meningkatkan jiwa sosial
Setelah maju dan sejahtera, masyarakat juga diajak untuk dapat
meningkatkan taraf hidup lingkungan sekitarnya juga. Dengan kata lain,
kewirausahaan bertujuan meningkatkan jiwa sosial wirausahawan dan
memperbaiki kehidupan sosial dalam lingkup yang lebih luas.

viii
C. Cara Membangun Mental Dan Jiwa Wirausaha Muslim
Membangun bisnis memerlukan dua proses utama, yaitu proses membangun
mental berwirausaha dan proses manajerial bisnis (dimulai dari proses identifikasi
gagasan bisnis, menyusun proposal bisnis, menyusun visi, misi, strategi bisnis hingga
proses mengelola bisnis). Proses yang paling penting (critical) adalah proses
membangun mental. Dibutuhkan waktu dan pengalaman praktek bisnis yang lama
untuk bisa memiliki mental baja dan naluri di dalam berbisnis. Itulah sebabnya mental
bisnis ini perlu dibangun sejak muda. Orang muda masih banyak energi dan
kreativitas untuk mengembangkan bakat dan bereksperimen di dalam bisnis karena,
sangat mungkin, untuk bisa mencapai keberhasilan dalam bisnis harus melalui
serangkaian kegagalan dan waktu yang lama.
Hal mendasar yang perlu dipersiapkan oleh wirausahawan muda adalah ilmu
tentang prinsip-prinsip ekonomi di dalam Islam. Salah satu prinsipnya adalah
sebagaimana pesan Khalifah Umar bin Khattab radhialllahu’anhu kepada kaum
Muslimin: “Hendaklah tidak berdagang di pasar kita selain orang yang telah faham
(berilmu), jika tidak, ia akan memakan riba (ucapan beliau ini dengan teks demikian
ini dinukil oleh Ibnu Abdil Bar Al Maliky). Prinsip terpenting lainnya adalah hukum
asal setiap transaksi adalah halal. Sebagaimana kaidah fikih, “ Hukum asal dalam
segala hal adalah boleh hingga ada dalil yang menunjukkan keharamannya.” Kaidah
ini sesuai dengan firman Allah dalam surat al-Baqarah ayat 29 yang artinya:
“Dialah yang menciptakan untuk kamu segala hal yang ada di bumi seluruhnya.”
Sedangkan, sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mendukung kaidah
tersebut adalah:
“Kalian lebih mengetahui urusan dunia kalian.” (HR. Musim).
Prinsip yang ada di dalam konsep ekonomi Islam akan menjadi dasar pemilihan jenis
dan aktivitas bisnis. Sebagai seorang muslim, tentu harus memiliki perbedaan dengan
orang kafir di dalam berbisnis. Bisa jadi bisnis kita menjadi sarana dakwah kepada
orang kafir.

Dalam pandangan Islam, bekerja dan berusaha, termasuk berwirausaha boleh


dikatakan merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia karena
keberadaannya sebagai khalifah fil-ardh dimaksudkan untuk memakmurkan bumi dan
membawanya ke arah yang lebih baik. Dalam Islam, anjuran untuk berusaha dan giat

ix
bekerja sebagai bentuk realisasi dari kekhalifahan manusia tercermin dalam surat Ar-
Ra’d: 11.

“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di


muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya
Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang
ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap
sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada
pelindung bagi mereka selain Dia.” (QS. Ar-Ra’d:11)

D. Pendidikan dan Pelatihan Menjadi Wirausahawan


Pendidikan kewirausahaan pada dasarnya menitikberatkan pada penciptaan
budaya kewirausahaan. Hal tersebut dimaksudkan untuk membantu wirausahawan
potensial untuk mengidentifikasi dan mengejar peluang, tidak terbatas pada
peningkatan start-up, usaha yang inovatif dan menciptakan pekerjaan baru. Melalui
pendidikan kewirausahaan yang diberikan dalam pendidikan tinggi, akan membantu
generasi muda untuk mempersiapkan diri dengan menjadi lebih kreatif dan percaya
diri dalam melakukan berbagai macam kegiatan. Capaian dalam proses pendidikan
kewirausahaan sebagai suatu disiplin ilmu, dapat diidentifikasi sebagai berikut
(Kuratko, 1997):

1. Membangun kemampuan yang inovatif


2. Membina jiwa kepemimpinan
3. Melatih kemampuan berorganisasi
4. Membangun kemampuan membuat target pencapaian
5. Terlibat dalam penciptaan dan pengelolaan perusahaan
6. Mampu menciptakan proses nilai bagi pelanggan dengan memanfaatkan
peluang yang belum dimanfaatkan
7. Memiliki orientasi yang kuat dan positif terhadap pertumbuhan
kekayaan,pengetahuan dan pekerjaan
8. Mudah beradaptasi dengan perubahan, memiliki kemampuan mengambil
risiko dan mengubah ide menjadi tindakan.Sebagai suatu disiplin ilmu,
pendidikan kewirausahaan harus mampu menanamkan kemampuan
ketrampilan kepada peserta didik, sehingga mereka dapat membangun diri

x
dan berperan sebagai katalisator dalam perubahan sosial ekonomi di tengah
masyarakat. Hal tersebut akan memberi kekuatan untuk membentuk
masyarakat masa depan dan kehidupan yang sejahtera, tidak hanya kepada
diri peserta diri, tetapi juga kepada masyarakat di sekitarnya.

Pendidikan Kewirausahaan dan Peran Pendidik

Pendidikan kewirausahaan mencakup semua kegiatan yang bertujuan untuk


menumbuhkan pola pikir, sikap dan keterampilan pada berbagai aspek seperti
mengembangkan ide dan inovasi serta berani memulai (Fayolle,2009).
Kewirausahaan menjadi bagian dari pendidikan formal, dimulai dari sebuah kurus
manajemen bisnis yang dilaksanakan oleh Kobe University di Jepang. Konsep kursus
kewirausahaan ini diikuti Harvard Business School pada tahun 1947, saat Myles
Mace memperkenalkan kursus kewirausahaan pertama di Amerika Serikat.
Selanjutnya pendidikan kewirausahaan menjadi program pendidikan wajib di
berbagai perguruan tinggi di dunia.Di negara-negara Asia, pendidikan kewirausahaan
ditawarkan melalui sekolah top bisnis. Di India, banyak sekolah bisnis top seperti
Indian Institute of Management (IIM) dan Indian Institute of Teknologi (IIT),
misalnya,menawarkan program khusus dalam Kewirausahaan
(Balasubramanian,2012). Di IIM malah telah memiliki pusat Inovasi, Inkubasi dan
Kewirausahaan dan menawarkan kepada siswa untuk program jangka pendek.

Di Indonesia, pusat-pusat pendidikan yang memfokuskan kepada


pengembangan kewirausahaan bertumbuhkembang dalam lima dekade terakhir,
antara lain melalui akademi perkoperasian, sekolah-sekolah bisnis dan fakultas-
fakultas ekonomi di perguruan tinggi umum. Selain itu,pemerintah Indonesia baru
memasukkan mata kuliah kewirausahaan di setiap program studi dalam 2 dekade
terakhir. Di tengah dorongan perguruan tinggi yang menawarkan mata kuliah
kewirausahaan di setiap program studinya, kemudian muncul berbagai macam
mempertanyakan:

a) apakah tujuan kewirausahaan dapat dicapai dan ditingkatkan melalui


pendidikan dan pelatihan?
b) apakah orang-orang tertentu dapat dilahirkan untuk menjadi wirausaha?

Bagi banyak kalangan, kewirausahaan tidak dapat diajarkan secara formal, karena
kewirausahaan adalah bagian dari kepribadian dan karakteristik psikologis individu.

xi
Salah satu argumen yang dikemukakan mengenai hal tersebut adalah bahwa bakat dan
temperamental tidak dapat diajarkan secara formal di kelas (Fayolle, 2007).
Bagaimanapun, bakat dan mental adalah bagian penting dalam proses kewirausahaan,
yang sering disebut-sebut sebagai bawaan lahir dari setiap individu. Mereka harus
memiliki kreativitas untuk menciptakan sesuatu yang memiliki nilai tinggi. Proses
kreativitas tersebut dapat dilakukan oleh individu melalui kegiatan usaha yang
diciptakan sendiri.

Meski demikian, beberapa bidang ilmu yang diberikan di perguruan tinggi, dapat
dikembangkan menjadi proyek wirausaha bidang kedokteran, hukum, teknik dan
guru, yaitu dengan membuka praktik dokter, pengacara, konsultan teknik dan
lembaga kursus. Namun kenyataan bahwa tidak semua mahasiswa dari bidang ilmu
tersebut, dapat memiliki wirausaha sendiri. Tidak memiliki bakat atau tidak berani
memulai untuk membuka praktik sendiri, sehingga mereka memiliki menjadi
karyawan pada berbagai perusahaan yang sudah ada.

Ada perbedaan nyata antara elemen kewirausahaan yang dapat diajarkan dan
yang tidak dapat diajarkan (Rae & Carswell, 2001). Jiwa wirausaha adalah jiwa yang
mandiri untuk mencari sebuah sumber penghasilan melalui kegiatan usaha
memanfaatkan kreativitas yang dimiliki. Jiwa kewirausahaan biasanya dapat muncul
ketika seseorang terdesak oleh keadaan, atau seseorang memiliki keterampilan yang
disukai dan dikembangkan secara komersial. Cukup banyak elemen kewirausahaan
yang dapat diajarkan dalam pendidikan formal, seperti keterampilan, pengetahuan,
dan sikap dasar kewirausahaan dapat ditanamkan pada mahasiswa (Mwasalwiba,
2010). Sesorang akan belajar untuk lebih mandiri, berpikir kritis, dan kreatif apabila
jiwa kewirausahaan ditanamkan sejak dini. Karena itu, meski disebutkan bahwa
kewirausahaan membutuhkan unsur bakat, namun tetap dapat diajarkan melalui
penanaman moral dan manfaat kepada individu. Bagaimanapun, kunci keberhasilan
pendidikan kewirausahaan adalah menemukan cara paling efektif untuk mengelola
keterampilan yang dimiliki dan mengidentifikasi kebutuhan mahasiswa (Lee et al,
2007). Jamieson (1984) menyebutkan bahwa pendidikan kewirausahaan sebagai suatu
disiplin ilmu, harus memberikan pengajaran keterampilan,pengetahuan dan tata etika,
sehingga dapat menciptakan keuntungan bagi diri mereka sendiri dan menyelesaikan
masalah yang dihadapi.Untuk mencapai tingkat keterampilan, pengetahuan dan etika

xii
yang dapat diimplementasikan dalam kegiatan kewirausahaan, maka pendidikan
kewirausahaan tersebut dibagi ke dalam tiga kategori (Matlay & Mitra,2002), yaitu:

1) Pendidikan 'tentang' perusahaan, yang bertujuan untuk membangun kesadaran


2) Pendidikan 'untuk' perusahaan, yaitu tahapan persiapan calon wirausahawan
untuk mengembangkan inovasi)
3) Pendidikan 'dalam' usaha, berupa pelatihan yang bertujuan untuk
menumbuhkembangkan individu agar siap menjadi wirausaha

Pendidikan kewirausahaan merupakan bidang pendidikan yang memiliki tujuan


khusus bagi perkembangan individu dan sosial secara global. Pembelajaran bidang
kewirausahaan telah menjadi isu yang relevan dalam bidang pembangunan
perekonomian yang melibatkan masyarakat secara langsung pada semua tingkatan.
Sebagai bidang ilmu yang mempersiapkan peserta didik untuk menjadi professional di
bidang bisnis, pendidikan kewirausahaan metode pembelajaran aktif yang
menempatkan peserta didik sebagai pusat proses pendidikan, sehingga
memungkinkan mereka untuk bertanggungjawab atas pembelajaran mereka sendiri,
baik dalam bereksperimen maupun mengembangkan diri mereka sendiri. Persoalan
dalam proses belajar pada pendidikan kewirausahaan adalah ketersediaan tenaga
pendidik yang memiliki kualifikasi dan pengalaman kewirausahaan yang cukup.

Penelitian yang dilakukan oleh Komisi Eropa (2011) menunjukkan bahwa


keterampilan dan nilai inti yang terkait dengan pendidikan kewirausahaan, jarang
menjadi prioritas dalam program pendidikan bagi pendidik bidang kewirausahaan.
Sebagai contoh, membangun kreativitas tidak menjadi prioritas dalam peningkatan
kompetensi pengajar. Sementara para pengajar sendiri menginginkan adanya
pelatihan lebih lanjut tentang kreativitas, sehingga mereka dapat meneruskan ilmu
mereka kepada mahasiswa.Banyak pengajar bidang pendidikan kewirausahaan
merasakan bahwa budaya pendidikan belum sepenuhnya mendukung mereka dalam
mengembangkan pendekatan pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Hal tersebut
menyulitkan para pengajar untuk memahami pendidikan kewirausahaan itu sendiri.
Selain itu, para pengajar sulit mengembangkan kompetensi profesional pada diri
mereka sendiri.Efektivitas pengajaran bidang kewirausahaan, menurut Pittaway &
Cope (2007), harus menekankan pada pada tindakan untuk membangun pengalaman.
Bagaimanapun, seorang wirausahawan pemula, harus belajar dengan praktik,

xiii
bagaimana memproduksi, mengelola organisasi dan keuangan, membuka pasar dan
memecahkan permasalahan seringkali dihadapi oleh pengusaha (Gibb, 1996). Bahkan
disarankan agar wirausahawan yang sedang belajar, harus bertindak menggunakan
pendekatan prediksi yang disebut penalaran "efek" daripada strategi konvensional
yang sering digunakan oleh manajer dan pelaku bisnis (Sarasvathy, 2008).hal tersebut
diyakini dapat menumbuhkan pembelajaran kewirausahaan, meningkatkan
keterampilan dan melatih pemikiran pada mahasiswa untuk lebih inovatif (Fayolle,
2007). Suatu hasil penelitian bahkan telah mengidentifikasi metode pengajaran
kewirausahaan antara lain:

a) metode 'simulasi permainan


b) video dan metode film
c) studi kasus
d) lokakarya dan metode proyek
e) diskusi kelompok & pembelajaran berbasis tim (Michaelsen dan Sweet,2008).

Metode-metode tersebut dinilai tepat untuk diimplementasikan dalam pendidikan


kewirausahaan, karena menggunakan pendekatan praktis yang dapat langsung
dipraktikkan oleh mahasiswa untuk mengembangkan nalusi berwirausaha dalam diri
mereka.

E. Langkah – Langkah Menjadi Wirausahawan


Menurut modul pembelajaran wirausaha yang dikeluarkan oleh Dirjen Dikti,
ada beberapa langkah-langkah yang dapat dilakukan apabila seseorang ingin menjadi
wirausahawan:

a. Pilih bidang usaha yang Anda minati dan memiliki hasrat dan pengetahuan di
dalamnya.
Kewirausahaan (entrepreneurship) muncul apabila seseorang individu
berani mengembangkan usaha-usaha dan ide-ide barunya. Proses
kewirausahaan meliputi semua fungsi, aktivitas dan tindakan yang
berhubungan dengan perolehan peluang dan penciptaan organisasi usaha
(Suryana, 2001). Wirausahawan adalah mereka yang melakukan upaya-upaya
kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide, dan meramu sumber
daya untuk menemukan peluang (opportunity) dan perbaikan preparation)
hidup(Prawirokusumo,1997).

xiv
b. Perluas dan perbanyak jaringan bisnis dan pertemanan
Sebagai seorang wirausaha dalam kegiatan usaha memerlukan
kerjasama usaha dengan pihak lain, dan dalam memilih mitra kerjasama tentu
memilih mitra yang memiliki kelebihan atas kekurangan yang dimiliki diri
sendiri, serta memberi manfaat baik bagi diri sendiri maupun mitra kerja
sama. Dengan demikian, kerja sama tidak didorong oleh kepentingan sepihak
saja, melainkan harus dilandasi oleh kesepakatan yang membawa
kemaslahatan kedua pihak. Sebuah langkah penting dimana seseorang
mendapatkan informasi dari interaksi dengan orang lain. Beberapa ahli
menyarankan ketika seorang takut berwirausaha secara sendirian, maka
mengawali usaha secara kelompok adalah alternatif. Oleh karenanya, kualitas
dan kuantitas dalam interaksi sosial akan lebih memungkinkan individu akan
membuat kelompok dalam berwirausaha. Informasi yang penting ketika akan
memulai usaha adalah informasi mengenai lokasi, potensi pasar, sumber
modal, pekerja, dan cara pengorganisasiannya. Kombinasi antara jaringan
yang luas dan kenekaragaman latar belakang akan mempermudah
mendapatkan informasi tersebut.

Jaringan dan pertemanan memberikan jalan dalam membangun usaha


seseorang, karena Seringkali tawaran-tawaran peluang bisnis dan dukungan
pengembangan bisnis datang dari rekan-rekan di dalam jaringan tersebut.
Namun anda tetap harus hati-hati, karena tidak pernah ada yang namanya
makan siang gratis, siapapun itu,anda harus tetap berhati-hati dan
mempersiapkan akan datangnya hal-hal yang tidak terduga.

c. Pilihlah keunikan dan nilai unggul dalam produk/jasa anda.


Suatu usaha dapat dilakukan yang sesuai dengan keahliannya maupun
kemampuan pelayanannya. Seperti counter HP di Semarang merupakan bisnis
yang menjamur dalam 3-4 tahun ini. Jika mereka tidak mempunyai
keunggulan kompetitif misalnya layanan purna jual, harga yang bersaing,
ataukah layanan secara umum baik, maka sulit akan berkembang. Seseorang
datang ke sebuah toko untuk membeli HP, sebagian besar karena informasi
yang telah didapatkan sebelumnya apakah dari mulut ke mulut ataukah dari
koran. Hal ini sangat berbeda dengan ahli terapis untuk anak autis. Kenyataan
menunjukkan penderita autis meningkat di masyarakat, sementara layanan

xv
atau terapis autis belum terlalu banyak. Keahlian khusus yang ‘langka’ akan
dicari orang tanpa mempertimbangkan aspek lokasi usaha.
Kebanyakan orang tidak sadar, ketika memulai berbisnis, terjebak di
dalam fenomena banting harga. Padahal, ada kalanya, harga bukan segalanya.
Anda harus bisa mencari celah dan ceruk pasar yang unik. Anda harus
menentukan posisi anda di dalam peta persaingan usaha. Jika anda menilai
terlalu tinggi jasa/produk anda, sementara hal yang anda tawarkan itu tidak
punya keunggulan yang sangat spesifik dan memiliki nilai tambah, maka
orang akan berpaling kepada usaha sejenis dengan harga dan kualitas yang
jauh lebih baik.
d. Jaga kredibilitas dan brand image
Menjaga kredibilitas dan brand image merupakan suatu yang penting dalam
memulai usaha. Seringkali kita ketika memulai berusaha, melupakan faktor
nama baik, kredibilitas dan pandangan orang terhadap produk/jasa kita.
Menurut Kotler, terdapat lima kualitas layanan yang perlu diperhatikan oleh
suatu usaha, agar pelayanan yang diberikan berkualitas, yaitu:
1) Reliability (Keandalan), yaitu kemampuan untuk memberikan layanan
sesuai dengan yang dijanjikan dengan terpercaya , akurat, dan
konsisten.
2) Responsiveness ( Daya Tanggap ), yaitu kemauan untuk membantu
pelanggan dan memberikan layanan dengan cepat serta mendengar dan
mengatasi keluhan/komplain yang diajukan konsumen.
3) Assurance (Kepastian), yaitu berupa kemampuan untuk menimbulkan
keyakinan dan kepercayaan terhadap janji yang telah dikemukakan
kepada konsumen.
4) Emphaty (Empati), yaitu kesediaan untuk lebih peduli memberikan
perhatian, kesopanan, hubungan personal secara pribadi kepada
pelanggan.
5) Tangible (Berwujud), yaitu berupa penampilan fasilitas fisik,
peralatan, dan berbagai media komunikasi.

Menurut Aaker & David (1996:23) menyatakan bahwa untuk


meningkatkan kesetiaan pelanggan perusahaan dapat melakukan tiga
tindakan.

xvi
1. melalui frequent buyer program, yaitu usaha untuk memberikan
penghargaan dan memperkuat perilaku pembelian ulang, dianggap
efektif untuk meningkatkan kesetiaan pelanggan.
2. pembentukan customer club, sehingga perusahaan dapat
melakukan komunikasi langsung dengan pelanggan dan lebih
mengenal dekat siapa pelaggannya, latar belakang, kebutuhan,
serta keinginannya, termasuk memperoleh data base pelanggannya.
3. data base marketing, melalui data base marketing yang baik para
pelanggan, akan memudahkan bagi perusahaan untuk
berkomunikasi tentang produk dan mendapatkan informasi tentang
kebutuhan dan keinginan yang “tersembunyi” para pelanggan.

e. Berhemat dalam operasional secara terencana serta sisihkan uang untuk modal
kerja dan penambahan investasi alat-alat produksi/jasa.
Menurut Zimmerer (dalam Suryana, 2003 : 44-45) ada beberapa faktor
yang menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usaha barunya,
diantaranya:
a) Tidak kompeten dalam manajerial. Tidak kompeten atau tidak
memiliki kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha
merupakan faktor penyebab utama yang membuat perusahaan
kurang berhasil.
b) Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan
mengkoordinasikan, keterampilan mengelola sumber daya
manusia, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi
perusahaan.
c) Kurang dapat mengendalikan keuangan.

Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik, faktor yang paling utama
dalam keuangan adalah memelihara aliran kas. Mengatur pengeluaran dan
penerimaan secara cermat. Kekeliruan dalam memelihara aliran kas akan
menghambat operasional perusahan dan mengakibatkan perusahaan tidak
lancar. Banyak orang yang jika sudah untung besar dan berada di atas,
melupakan faktor persiapan akan hal tak terduga maupun merencanakan
pengembangan usaha. Padahal bisnis adalah sama dengan hidup, harus selalu

xvii
bertahan dan berjuang. Banyak pengusaha seperti pengrajin kita, ketika sudah
kebanjiran order dan menerima banyak uang, malah mendahulukan membeli
mobil mewah ataupun mobil sport. Hal ini tidak salah, namun akan lebih baik
jika keuntungan itu disisihkan untuk laba ditahan dan penambahan modal
kerja. Dengan demikian usaha bisa lebih berkembang, dan mendapatkan
kepercayaan dan pinjaman modal dari bank menjadi lebih mudah.

Sebaiknya untuk keperluan sehari-hari, pemilik perusahaan mencadangkan


alokasi dana secukupnya saja untuk biaya hidup dan keperluan pribadi dalam
bentuk gaji tetap komisaris/pemilik. Atau disisihkan sebagian saja dari laba
tahunan, namun jangan menganggu arus kas perusahaan untuk kepentingan
pribadi yang tidak ada urusannya dengan produktivitas usaha.

F. CARA MENANGKAP PELUANG BISNIS

1. Menggali informasi dilingkungan sekitar


Ada orang yang pergi merantau untuk berbisnis. Namun, tak perlu
mengejar peluang usaha ke kota lain, karena di sekitar Anda juga ada
kesempatan bisnis yang bisa dimanfaatkan.
Belajarlah peka dengan kebutuhan masyarakat di sekitar kita dari
segi barang atau jasa. Galilah informasi dari keluarga, tetangga, teman-
teman dan orang-orang yang kita temui di lingkungan
Misalnya, jika belum ada tempat laundry di lingkungan sekitar,
maka coba saja membuka usaha laundry di rumah.
2. Memanfaatkan momen tertentu
Biasanya, selalu ada peluang bisnis pada momen-momen tertentu.
Seperti pada saat bulan Ramadhan, Anda bisa membuka usaha kuliner
dengan berjualan kue untuk berbuka puasa.
Membuka bisnis musiman  memang hanya cocok dilakukan waktu
tertentu saja. Tapi peluangnya sangat menjanjikan jika Anda bisa
memanfaatkannya dengan baik.
3. Memanfaatkan keahlian pribadi
Apabila kita mempunyai keterampilan atau skill maka potensi ini
bisa dimanfaatkan untuk bisnis. Misalnya, kreatif dalam membuat video

xviii
dan percaya diri di depan kamera. Coba saja menjadi youtuber profesional.
Mencari uang lewat youtube sangat menjanjikan di zaman digital ini.
4. Bisnis yang sesuai dengan hobi
Pilih jenis usaha yang di sukai agar lebih bersemangat dalam
menjalaninya. Ide usaha tersebut bisa bermula dari sebuah hobi atau
kegemaran.
Misalnya, hobi berdandan. Daripada hanya menghabiskan uang
untuk membeli alat makeup, lebih baik mencoba berjualan produk makeup.
Sehingga bisa lebih serius menekuni hobi yang kita punya, sekaligus
mendapatkan uang dari hobi tersebut.
5. Jalankan toko online
Potensi bisnis online sangat besar di era internet dan media sosial
sekarang ini. Masyarakat mulai beralih ke belanja online dan meninggalkan
cara belanja konvensional di toko-toko ritel.Maka dari itu, cobalah
menangkap peluang usaha online. Ada banyak produk yang bisa dijual
online, mulai dari makanan, alat elektronik, barang rumah tangga, dan
sebagainya.
6. Mencoba bisnis waralaba
Bagi orang yang memiliki modal, maka bisa memilih
bisnis franchise atau waralaba yang sudah terbukti sukses. Tanpa perlu
repot memikirkan konsep bisnis, karena semuanya sudah siap. Sementara
sistem manajemen dan kemudahan promosi akan dibantu oleh pemberi
waralaba. Kita hanya perlu menjalankan usaha ini sebaik-baiknya agar
dapat terus berjalan dengan lancar.

G. Cara Berpikir dan Bertindak yang Kreatif dan Inovatif.


Kreatif merupakan kata dasar dari kreativitas yang berarti kemampuan dalam
menghasilkan karya atau sesuatu yang unik, berbeda, dan asli. Kreatif berarti
kemampuan atau potensi yang ada di dalam diri setiap orang, baik hasilnya dapat
berwujud atau tidak berwujud.Kreativitas ada di dalam benak setiap orang dan dapat
dikeluarkan pada waktu yang tepat. Misalnya saja pada saat bertukar pikiran dengan
orang lain, kamu bisa berpikir kreatif untuk menerima dan berbagi gagasan.

xix
Sedangkan inovatif atau inovasi merupakan penerapan untuk menciptakan
sesuatu yang bernilai bagi banyak orang. Inovasi dapat diukur berdasarkan suatu
terobosan baru yang dihasilkan oleh seseorang.Bagi setiap perusahaan, inovasi sangat
dibutuhkan dalam proses pengembangan bisnis dan menghadapi kebuntuan atas
produk yang biasa-biasa saja. Oleh karena itu, dengan berinovasi perusahaan dapat
menghasilkan produk yang lebih menarik dan diterima oleh pasar.

Cara Berpikir dan Bertindak yang Kreatif dan Inovatif.

1) Menggunakan proses design thinking dengan cara mengukur sejauh mana


inovasi yang sudah dilakukan oleh perusahaan. Ada tiga tahapan dalam
proses design thinking meliputi inspirasi, mengembangkan ide, serta
penerapan.
2) Mempelajari akar permasalahan ketika proses design thinking tidak
berpengaruh.
3) Melakukan brainstorming atau bertukar pikiran antar sesama tim, di mana
akan ada ide atau gagasan terbaik yang muncul karena saling bertukar pikiran.

Cara untuk menjadi kreatif dan inovatif

 Bergaul dengan orang yang kreatif


Jika kamu merasa diri kurang begitu kreatif dan tertarik untuk
menjadi seperti itu kamu bisa melakukannya dengan berkumpul dan
bergaul bersama orang kreatif. Dengan berkumpul bersama mereka,
biasanya pembicaraan akan mengarah ke kegiatan kreatif yang
mungkin sebelumnya belum pernah kamu bicarakan. Jangan malu
untuk bertanya dan saling bertukar pikiran, dengan begitu kamu bisa
menjadi kreatif.
 Belajar dari orang-orang yang kreatif
Setelah kamu berkumpul dan saling bertukar pikiran dengan
orang kreatif, maka hal berikutnya yang harus dilakukan adalah belajar
dari pembicaraan tersebut. Pelajari bagaimana mereka menemukan ide
dan gagasan yang digunakan untuk memecahkan suatu permasalahan.
Bagaimana cara mereka menghasilkan sesuatu yang sifatnya kreatif.
 Tetap aktif

xx
Untuk menjadi orang yang kreatif, kamu dituntut untuk terus
bergerak aktif alias tidak malas. Kamu bisa mencoba untuk
menghasilkan suatu ide baru dan realisasikan ide tersebut perlahan.
Jika dirasa kurang menarik, kamu bisa mencoba menghasilkan ide
lainnya. Seiring berjalannya waktu, tanpa disadari kamu bisa menjadi
orang yang kreatif.
 Merasa percaya diri
Seseorang yang kreatif dan inovatif tidak akan merasa minder
atau kurang percaya diri dengan kemampuannya. Orang kreatif tidak
akan takut untuk mengeluarkan dan menerapkan ide mereka. Jika
gagal, hal tersebut akan dijadikan pelajaran.
 Mencoba hal baru
Untuk menjadi orang yang kreatif dan inovatif, kamu harus
belajar dan meningkatkan keingintahuan kamu tentang hal baru.
Dengan begitu, kreativitas dan inovasi yang ada di kepala kamu dapat
berkembang untuk kembali menghasilkan sesuatu yang baru.
 Mencoba untuk memulai
Langkah berikutnya untuk menjadi orang yang kreatif dan
inovatif adalah dengan memulainya. Ide dan gagasan yang ada di
kepala kamu tidak akan disebut kreatif dan inovatif jika kamu hanya
menyimpannya rapat-rapat di dalam kepala. Sebisa mungkin untuk
menuangkannya baik ke dalam tulisan atau catatan, lalu persiapkan
rencana yang tepat untuk memulainya. Dengan begitu, ide di dalam
kepala kamu akan keluar dan terus berkembang hingga menghasilkan
kreativitas dan inovasi yang baru.
 Ubah mindset
Masih banyak orang yang yang berpikir kreativitas adalah
sebuah bakat yang tidak semua orang bisa memilikinya. Faktanya,
kreativitas merupakan sesuatu yang bisa Anda pelajari dan latih. Meski
pernyataan tersebut ada benarnya, namun persentasenya tidak lebih
besar dari upaya melalui belajar dan berlatih. Bakat tanpa ada kemauan
untuk mengembangkan hanya tetap menjadi bakat. Ibarat pisau dari
baja berkualitas tapi tidak pernah diasah. Otak pun tidak akan
berfungsi maksimal jika jarang diasah. Oleh karena itu, cara untuk

xxi
kreatif yang perlu dilakukan adalah dengan mengubah sudut pandang
atau mindset kamu tentang kreativitas sama dengan bakat.
 Keluar dari zona nyaman
ketika seseorang telah merasa nyaman, maka otaknya jarang
digunakan untuk berpikir mencari sesuatu yang baru. Karena jarang
dilatih dan bekerja inilah otak pun menjadi tumpul. Karena itu, segera
keluar dari zona nyaman dan carilah sesuatu hal baru. Karena kamu
tidak akan pernah menemukan hal yang baru ketika berada di kondisi
yang sama. Jangan pernah takut untuk berbeda. Karena hal yang
berbeda itu lah yang akan memunculkan berbagai ide kreatif.
 belajar dan perbaiki kesalahan
Tidak ada satu orang pun yang tidak pernah berbuat kesalahan.
Sebuah hal yang manusiawi ketika kamu melakukan kesalahan. Hal
yang lebih penting adalah bagaimana kamu menyikapi kesalahan
tersebut untuk memperbaikinya.
Karena untuk menjadi orang kreatif justru bisa terjadi saat
kamu melakukan kesalahan. Dari kesalahan tersebut, kamu akan
berpikir untuk mencari solusi lain yang lebih tepat. Saat mencari solusi
itulah ada keterlibatan otak untuk bekerja dan berpikir secara kreatif.
Jangan malu dan takut dengan kesalahan yang dilakukan. Jadikan
kesalahan sebagai sebuah pelajaran untuk melakukan hal yang lebih
baik di masa depan.

xxii
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif dan inovatif
yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju
sukses. Sesuatu yang baru dan berbeda adalah nilai tambah barang dan jasa yang
menjadi sumber keuanggulan untuk dijadikan peluang. Jadi, kewirausahaan
merupakan suatu kemampuan dalam menciptakan nilai tambah di pasar melalui
proses pengelolaan sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda. kewirausahaan
dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja.
Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi,
pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan-
pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang.
Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan. Muncul
pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai cara berpikir
yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka mempunyai motivasi, panggilan
jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan nilai nilai, sikap dan perilaku
sebagai manusia unggul. Pada makalah ini dijelaskan tentang pengertian, hakekat,
ciri-ciri dan karakteristik dan peran kewirausahaan dalam perekonomian nasional.

B. SARAN
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu makalah ini masih perlu perbaikan dan penyempurnaan melalui kritikan
dan masukan bermanfaat dari para pembaca sekalian. Semoga makalah yang
sederhana ini dapat member manfaat bagi kita semua aamiinn yaa rabbal ‘alaminn.

xxiii
DAFTAR PUSTAKA

http://blog.ub.ac.id/andryts3/2016/10/11/membangun-mental-wirausahawan-muslim/

https://www.detik.com/jabar/bisnis/d-6258852/salah-satu-tujuan-kewirausahaan-yaitu-ini-
penjelasannya - :~:text=Kegiataan%20ini%20berangkat%20dari%20istilah,kreatif%2C%20dan
%20inovatif%20dalam%20masyarakat

https://journal.unismuh.ac.id/index.php/pilar/article/download/4909/3241

https://entrepreneurcamp.id/menangkap-peluang-usaha/

https://ajaib.co.id/ini-cara-menjadi-orang-yang-kreatif-dan-inovatif/

xxiv

Anda mungkin juga menyukai