Anda di halaman 1dari 16

DASAR-DASAR KEWIRAUSAHAAN DAN CARA MENJALANKAN BISNIS

KEWIRAUSAHAAN

Makalah :

Disusun Guna Melengkapi Tugas Mata Kuliah Etika Bisnis Islam

Dosen Pembimbing : Bapak Riza Rizki Faozan Syakur, S.H., M.E.

Disusun oleh:

● Nurul Mu’arifah ( NIM : 2205036017/ PBAS A 2 )


● Ichda Safira Khairunnisa ( NIM : 2205036023 / PBAS A 2 )
● Eka Noviana ( NIM : 2205036040/ PBAS A 2 )

S1 PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

2023
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb

Segala puji syukur kehadiran Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya kepada kita semua sehingga penulis dapat membuat Makalah ini mengenai “Dasar-Dasar
Kewirausahaan dan Cara Menjalankan Bisnis Kewirausahaan ”. Pada kesempatan ini penulis
telah menyelesaikan tugas makalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Etika Bisnis Islam

Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Apabila ada kesalahan
dalam pembuatan maupun isi dari makalah ini penulis memohon maaf. Kritik dan saran dari
Bapak/Ibu Dosen dan teman-teman sangat diperlukan untuk perbaikan makalah selanjutnya.

Wassalamualaikum wr.wb

Semarang, 14 Maret 2023

Kelompok 7
DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................

Daftar Isi.................................................................................................................

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.........................................................................................

B. Rumusan Masalah....................................................................................

C. Tujuan Penelitian ....................................................................................

BAB II : PEMBAHASAN

A. Pengertian Kewirausahaan......................................................................

B. Konsep-Konsep Kewirausahaan.............................................................

C. Proses Berwirausaha...............................................................................

D. Nilai dan Prilaku Wirausaha ..................................................................

E. Langkah-Langkah Wirausaha.................................................................

F. Berpikir secara Kreatif dan Inovatif dalam Berwirausaha......................

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan.............................................................................................

B. Saran.......................................................................................................

DAFTAR ISI.........................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kewirausahaan adalah padanan kata dari entrepreneurship dalam bahasa Inggris,


unternehmer dalam bahasa Jerman, ondernemen dalam bahasa Belanda. Sedangkan di
Indonesia diberi nama kewirausahaan . Kata entrepreneur berasal dari bahasa Perancis yaitu
entreprende yang berarti petualang, pengambil risiko, kontraktor, pengusaha (orang yang
mengusahakan suatu pekerjaan tertentu), dan pencipta yang menjual hasil ciptaannya.

Entrepreneurship adalah suatu kemampuan untuk mengelola sesuatu yang ada dalam diri
Anda untuk dimanfaatkan dan ditingkatkan agar lebih optimal (baik) sehingga bisa
meningkatkan taraf hidup Anda dimasa mendatang.

Indonesia entrepreneurial skill untuk bisa menekan sekecil mungkin tingkat kemiskinan
yang tinggi. Menngandalkan investor asing untuk membuka lapangan kerja tidaklah cukup,
menghimbau kepada perusahaan untuk tidak mem-PHK karyawan atau buruhnya juga sulit
diwujudkan. Salah satu cara atau jalan terbaiknya adalah mengandalkan sector pendidikan
utnuk mengubah pola piker lulsannya dari berorientasi mencari kerja menjadi mencetak
lapangan kerja sendiri alias menjadi wirausahawan mandiri.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Kewirausahaan?

2. Bagaimana Konsep-Konsep Kewirausahaan?

3. Bagaimana Proses Kewirausahaan?

4. Bagaimana Nilai dan Prilaku seorang Wirausaha?

5. Bagaimana Langkah-Langkah Berwirausaha?

6. Bagaimana Berpikir Secara Kreatif dan Inovatif dalam Berwirausaha?

C. Tujuan

Untuk mengetahui tentang pengertian kewirausaan, konsep-konsep kewirausahaan,


proses kewirausahaan, Nilai dan Prilaku Seorang Wirausaha, Langkah-Langkah Berwirausaha
dan cara berpikir secara kreatif dan inovatif dalam berwirausaha.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Kewirausahaan merupakan sikap mental dan sifat jwa yang selalu aktif dalam usaha
untuk memajukan karya baktinya dalam rangka upaya meningkatkan pendapatan di
dalam kegiatan usahanya. Selain itu kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan
inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju
sukses. Sedangkan menurut Menurut Peggy A. Lambing & Charles R. Kuehl dalam buku
Entrepreneurship (1999), kewirausahaan adalah suatu usaha yang kreatif yang
membangun suatu value dari yang belum ada menjadi ada dan bisa dinikmati oleh orang
banyak.

• Pengertian Kewirausahaan Menurut Para Ahli adalah sebagai berikut:


1. Pengertian kewirausahaan menurut Penrose

Kewirausahaan adalah kegiatan yang indentfikasi peluang dalam sistem ekonomi.

2.Menurut Harvey Leibenstein

Kewirausahaan adalah kegiatan yang diperlukan untuk membuat atau melaksanakan


perusahaan ketika semua pasar belum teridentifikasi jelas, juga komponen fungsi produksi
tidak diketahui.

3.Menurut Robbing dan Coulter

Kewirausahaan adalah proses seseorang individu mapun kelompok individu yang


menggunakan cara teroganisir dan peluang yang menciptakan nilai untuk tumbuh, memenuhi
kebutuhan, dan keinginan dengan inovasi dan keunikan, dan tidak peduli dengan sumber daya
yang digunakan.

4. Pengertian kewirausahaan menurut Raymond

Kewirausahaan adalah Seseorang yang inovatif, kreatif dan bisa berkreativitas sehingga
mewujudkan peningkatan kesejahteraan diri dalam lingkungan masyarakat.

5. Pengertian kewirausahaan menurut Kasmir

Kewirausahaan adalah Jiwa pemberani dalam mengambil resilo untuk memulai bisnis di
semua kesempatan.

6.Menurut Peter F Drucker


Kewirausahaan adalah kemampuan yang bisa membuat atau menciptakan hal baru dan
berbeda.

7.Menurut Achmad Sanusi

Suatu nilai dalam bentuk perilaku dasar tujuan, trik, taktik, proses, hasil bisnis, dan propulsi.

8. Menurut Soeharto Prawiro

Kewirausahaan adalah Nilai yang dibutuhkan untuk memulai pengembangan bisinis dan
bisnis.

9. Menurut Joseph Schumeter

Kewirausahaan adalah Cara untuk mendapat kesempatan dan menciptakan organisasi untuk
mengejar kesempatan.

10.Menurut Stein dan Jhon F.Burgess

Kewirausahaan adalah yang Mengatur, mengengola dan harus berani mengambil resiko agar
menciptakan peluang bisnis dan tentunya bisnis baru.

11.Menurut J.B Say

Kewirausahaan adalah Pengusaha bisa mengelola bermacam – macam sumber daya yang
dimiliki ekonomi dan meningkatkan produktivitas agar lebih tinggi.

12.Menurut Thomas W immere

Kewirausahaan adalah Inovasi aplikasi dan kreativitas yang bisa memcahkan masalah dan
memanfaatkan peluang setiaphari.

B. Konsep-Konsep Kewirausahaan

Konsep dalam Kewirausahaan itu ada 6:

1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan
dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis
(Acad Sanusi,1994)
2. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan
berbeda ( Drucker,1959)
3. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam
memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan
(Zimmerer,1996)
4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha dan
perkembangan usaha ( Soeharto Prawiro,1997)
5. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru dan
sesuatu yang berbeda yang bermanfaat member nilai lebih
6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan
mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk
memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara
mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara
baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki
produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan
kepuasan baru kepada konsumen.

C. Proses Berwirausaha
1. Pengertian Proses Kewirausahaan.

Proses Kewirausahaan adalah upaya menciptakan sesuatu yang berbeda, yang memiliki
nilai tambah melalui pengorbanan waktu dan tenaga dengan berbagai resiko finansial, psikis,
dan sosial serta mendapat penghargaan berupa keuntungan dan kepuasan pribadi atas hasil
yang diperoleh. Menurut Carol Noore yang dikutip oleh Bygrave, proses kewirausahaan
diawali dengan adanya inovasi. Inovasi tersebut dipengeruhi oleh berbagai faktor baik yang
berasal dari pribadi maupun di luar pribadi, seperti pendidikan, sosiologi, organisasi,
kebudayaan dan lingkungan. Faktor-faktor tersebut membentuk locus of control, kreativitas,
keinovasian, implementasi, dan pertumbuhan yang kemudian berkembangan menjadi
wirausaha yang besar. Secara internal, keinovasian dipengaruhi oleh faktor yang bersal dari
individu, seperti locus of control, toleransi, nilai-nilai, pendidikan, pengalaman. Sedangkan
faktor yang berasal dari lingkungan yang mempengaruhi diantaranya model peran, aktivitas,
dan peluang. Oleh karena itu, inovasi berkembangan menajdi kewirausahaan melalui proses
yang dipengrauhi lingkungan, organisasi dan keluarga.

2. Proses-Proses dalam kewirausahaan :

Pertama, fase inovasi. Kewirausahaan berkembang dan diawali dengan adanya inovasi.
Inovasi dipicu oleh faktor pribadi dan lingkungan. Faktor individu yang memengaruhi inovasi
adalah pencapaian locus of control, toleransi, pengambilan resiko, nilai – nilai pribadi,
pendidikan dan pengalaman. Sementara itu, faktor eksternal yang berasal dari lingkungan yang
memengaruhi inovasi adalah peluang, model peran dan aktivitas.

Kedua, fase kejadian pemicu. Setelah inovasi semakin merangsang untuk terus
berproses dan timbullah kejadian pemicu. Kejadian pemicu dipengaruhi oleh faktor pribadi,
sosiologi dan lingkungan. Faktor pribadi yang memengaruhi kejadian pemicu meliputi locus
of control, toleransi, pengambilan resiko, nilai – nilai pribadi, pendidikan, pengalaman,
keberanian menghadapi resiko, ketidakpuasan dan usia. Sementara itu, faktor lingkungan yang
memicu terdiri atas peluang, model peran, aktivitas, persaingan, sumber daya, inkubator dan
kebijakan pemerintah. Selanjutnya, faktor sosiologi yang memicu terdiri atas jaringan,
kelompok, orang tua, keluarga dan model peran.

Ketiga, fase implementasi (pelaksanaan). Setelah ada pemicu, maka dalam


implementasinya dipengaruhi oleh faktor pribadi, lingkungan dan sosiologi. Faktor pribadi
yang memengaruhi implementasi terdiri atas visi, komitmen, manajer, pemimpin dan
wirausahawan. Faktor lingkungan yang memengaruhi implementasi terdiri atas pesaing,
pelanggan, pemasok, investor, banker, inkubator, sumber daya dan kebijakan pemerintah.
Faktor sosiologi yang memengaruhi implementasi meliputi jaringan, kelompok, orang tua,
keluarga dan model peran.

Keempat, fase pertumbuhan. Implementasi mendorong pertumbuhan. Pada fase


pertumbuhan dipengaruhi oleh pribadi, organisasi dan lingkungan. Faktor pribadi yang
memengaruhi pertumbuhan terdiri atas visi, komitmen, manajer, pemimpin, dan
kewiusahawanan. Faktor organisasi yang memengaruhi pertumbuhan kewirausahaan meliputi
kelompok, strategi, struktur, budaya dan produk. Sementara itu, faktor lingkungan yang
memengaruhi pertumbuhan terdiri atas pesaing, pelanggan, pemasok, investor dan banker.

3. Proses Pertumbuhan Kewirausahaan.

Pada umumnya proses pertumbuhan kewirausahaan pada usaha kecil tersebut memiliki tiga
ciri penting, yaitu:

Pada tahap pertama, yaitu proses imitasi dan duplikasi, para wirausaha mulai meniru ide-
ide orang lain, misalnya untuk memulai atau merintis usaha baru diawali dengan meniru usaha
orang lain, dalam menciptakan jenis barang/jasa yang akan dihasilkan meniru yang sudah ada.
Demikian pula dengan teknik produksi, desain, pemprosesan, organisasi usaha, dan pola
pemasaran meniru yang sudah ada. Beberapa keterampilan tertentu diperoleh melalui magang
atau pengalaman baik dari lingkungan keluarga maupun orang lain. Akan tetapi tidak sedikit
pula wirausaha yang berhasil karena proses pengamatan.

Selanjutnya, pada tahap duplikasi dan pengembangan, para wirausaha mulai


mengembangkan ide-ide barunya. Dalam tahap duplikasi produk misalnya, wirausaha mulai
mengembangkan produknya melalui diversifikasi dan diferensiasi dengan didesain sendiri.
Demikian pula dalam organisasi usaha dan pemasaran mulai dikembangkan dengan model-
model pemasaran sendiri. Meskipun pada tahap ini mengalami perkembangan yang lambat dan
cenderung kurang dinamis, tetapi sudah ada sedikit perubahan. Misalnya desain dan teknik
yang cenderung monoton, mungkin berubah tiga sampai lima tahun sekali, pemasaran
cenderung dikuasai oleh bentu Tahap menciptakan sendiri barang dan jasa baru yang berbeda

TPada tahap ini, wirausaha biasanya mulai bosan dengan proses produksi yang ada,
keingintahuan dan ketidakpuasan terhadap hasil yang sudah ada mulai timbul sehingga tercipta
semangat dan keinginan untuk mencapai hasil yang lebih unggul.k-bentuk monopsoni oleh
para pedagang pengumpul seperti usaha kecil pada umumnya.

D. Nilai dan Prilaku Wirausaha

Nilai-nilai kewirausahaan merupakan prasyarat yang berhubungan dengan perilaku


kewirausahaan. Nilai-nilai tersebut terdiri atas kreativitas, pengambilan risiko, inovasi,
berorientasi prestasi, ambisi, dan kemerdekaan. Nilai dalam menjalankan bisnis mengandung
unsur pertimbangan yang mengembangkan gagasan-gagasan seorang pribadi atau sosial, maka
lebih dipilih dibanding dengan bentuk perilaku atau bentuk akhir keberadaan perlawanan atau
kebaikan. Nilai menjadi dasar dalam memahami sikap dan motivasi serta nilai mampu
mempengaruhi persepsi perilaku dalam menjalankan bisnis, oleh karena itu nilai sangat penting
untuk dipelajari dalam mengelola perilaku organisasi. Salah satu sumber yang dimiliki
perusahaan skala kecil dan menengah adalah nilai kepribadian seseorang wirausaha, yaitu nilai-
nilai kepribadian yang melekat pada diri seseorang pemilik yang sekaligus pimpinan
perusahaan.

Nilai yang dianut dalam menjalankan suatu bisnis pada umumnya merupakan nilai-nilai
kewirausahaan. Kewirausahaan merupakan kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan
dasar, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Proses kreatif hanya dilakukan
oleh orang-orang yang memiliki kepribadian kreatif dan inovatif, yaitu orang yang memiliki
jiwa, sikap, dan perilaku kewirausahaan, dengan ciri-ciri: penuh percaya diri, indikatornya
adalah penuh keyakinan, optimis, berkomitmen, disiplin, bertanggung jawab; memiliki
inisiatif, indikatornya adalah penuh energi, cekatan dalam bertindak, dan aktif; memiliki motif
berprestasi, indikatornya terdiri atas orientasi pada hasil dan wawasan ke depan; memiliki jiwa
kepemimpinan, indikatornya adalah berani tampil beda, dapat dipercaya,dan tangguh.

Wirausaha sangat berkaitan erat dengan ilmu pengetahuan, kreativitas, sikap pantang
menyerah, berani mencoba, dan keterampilan atau keahlian seseorang atau sekelompok orang.
Maksud dari perilaku wirausaha dalam hal kepemimpinan adalah jujur serta memiliki visi yang
jelas dan berjiwa besar. Selain itu ada empat perilaku yang mencerminkan wirausaha, yaitu:

1. Berani dalam berkreasi

Artinya wirausahawan (orang yang berwirausaha) harus memiliki keberanian dan tidak
takut untuk berkreasi serta mencoba suatu hal yang baru.

2. Berani mengambil risiko

Artinya wirausahawan memiliki keberanian untuk mengambil risiko. Misalnya rugi


atau kegiatan usahanya tidak berjalan sesuai dengan yang direncanakan.

3. Disiplin
Artinya wirausaha disiplin untuk merencanakan dan mengelola unit kegiatan
usahanya hingga tujuannya tercapai.

4. Kreatif dan inovatif


Artinya wirausaha memiliki inovasi untuk selalu mengembangkan suatu hal yang baru
dan terus kreatif dalam mengelolanya. Misalnya dengan mencari ide usaha yang
belum bayak diketahui orang atau lainnya.

E. Langkah-Langkah Berwirausaha

1. Melakukan riset

Riset akan membantu kamu menemukan peluang usaha yang potensial dan bagaimana kamu
mengeksekusinya. Riset dimulai dengan mengidentifikasi beberapa pertanyaan sederhana,
seperti apakah produk atau jasa tersebut dibutuhkan? Bagaimana cara mendapatkannya? Siapa
yang membutuhkannya? Bagaimana persaingan dan kompetisinya? Apakah ada kompetitor
sejenis yang menawarkan produk atau layanan serupa? Bagaimana sistem pemasarannya?
Setelah mendapatkan jawabannya, lakukan riset kecil-kecilan terlebih dahulu. Validasi
kembali hasil riset tersebut dengan pertanyaan-pertanyaan sebelumnya. Jika hasilnya positif,
maka ide bisnis tersebut bisa kamu realisasikan. Riset ini tidak hanya berlaku bagi jenis usaha
berskala besar saja, ide bisnis sederhana seperti UMKM juga harus melakukannya. Jangan
sampai asal memilih bidang usaha tanpa menggunakan data yang jelas.

2. Buat perencanaan

Buat perencanaan secara matang, jelas, dan terukur. Perencanaan ini berfungsi
sebagai guide agar usaha tersebut bisa berjalan sesuaikan roadmap yang telah kamu tentukan.
Perencanaan tersebut bisa kamu buat sefleksibel mungkin, namun dengan target dan waktu
yang jelas, sehingga hasilnya bisa terealisasi dengan baik. Perencanaan ini tidak hanya
mencakup tahap perencanaan awal saja, tapi juga pengembangan dan evaluasi ke depannya.
Kamu bisa meminta bantuan kepada orang-orang yang lebih kompeten sesuai bidang usaha
yang kamu pilih. Mintalah pendapat dan masukan dari orang tersebut terhadap perencanaan
yang kamu buat. Jadikan masukan tersebut sebagai bahan evaluasi.

3. Rencanakan keuangan secara matang

Buatlah perencanaan keuangan dengan memperkirakan modal awal dan berbagai pengeluaran-
pengeluaran lainnya. Misalnya seperti bahan baku, biaya produksi, pemasaran, gaji karyawan,
stok barang, biaya sewa, dan kebutuhan-kebutuhan lainnya. Setelah memiliki gambaran
tersebut, kamu dapat membandingkannya dengan modal yang kamu miliki saat ini. Jika dirasa
belum cukup, kamu bisa mendapatkan tambahan dana dengan mencari investor, partner, atau
mengajukan pinjaman usaha. Pastikan kamu sudah melakukan perhitungan secara matang.
Buatlah perjanjian resmi secara tertulis ketika ingin bekerja sama ataupun mengajukan
pinjaman.

4. Tentukan badan usaha tersebut

Entah bisnis besar maupun kecil, kamu perlu menentukan terlebih dahulu bagaimana
kepemilikannya. Apakah akan dalam bentuk perseorangan, kemitraan, perseroan terbatas, atau
korporasi. Jenis dan badan usaha tersebut akan mempengaruhi banyak faktor ke depannya.
Salah satunya dalam hal pembayaran kewajiban pajak.

5. Tentukan nama brand


Setelah itu, tentukan nama usaha atau brand yang ingin kamu gunakan. Gunakan nama yang
sesuai dan bisa menggambarkan bidang usaha yang kamu jalani. Untuk menjaga brand atau
merek dagang yang kamu gunakan, segera daftarkan secara resmi di HKI. Jika bidang usaha
yang kamu pilih bersinggungan dengan ranah online, daftarkan juga nama domain sesuai
dengan nama usaha atau brand yang kamu pilih.

6. Lakukan pengurusan dokumen dan izin usaha terkait.

Legalitas dokumen dan izin usaha merupakan salah satu hal yang tergolong cukup penting.
Jenis dokumen dan izin cukup beragam, tentunya sesuai dengan bidang usaha yang kamu
jalani. Sebagai contoh, untuk jenis usaha makan kemasan, biasanya harus memiliki sertifikat
halal dari MUI dan terdaftar di badan POM.

7. Tentukan sistem akuntansi dan keuangannya

Untuk jenis usaha kecil, mungkin sistem pencatatan keuangannya tidak serumit dengan bisnis
besar. Semakin bertumbuhnya usaha tersebut, maka pencatatan keuangannya juga akan
semakin kompleks. Proses ini juga berkaitan dengan berbagai hal-hal lainnya, seperti
pembuatan dan pengelola anggaran, pemasukan, utang dan piutang, banyaknya barang masuk
dan keluar, pembayaran pajak, dan hal-hal lain terkait keuangan. Kamu bisa meng-hire tenaga
ahli di bidang ini atau menyewa jasa konsultan akuntan dan keuangan.

8. Menyiapkan lokasi yang tepat

Tempat yang strategis akan berpengaruh pada kelangsungan bisnis kamu ke depan. Untuk
lokasi operasional, seperti gerai atau cabang usaha, pastikan lokasi tersebut cukup strategis dan
mudah dijangkau konsumen. Pertimbangkan juga apakah usaha yang kamu bangun memiliki
kantor pusat dan cabang yang berbeda. Jika iya, tentukan di mana lokasi kantor pusat berdiri,
di mana lokasi toko atau kantor cabangnya berada, serta bagaimana sistem ruangan kantornya.
Pilih lokasi sesuai dengan kebutuhan, termasuk apakah harus membeli atau menyewanya.

9. Siapkan dan bangun tim sesuai kebutuhan

Jika bidang bisnis yang kamu bangun membutuhkan banyak resource, tentu kamu tidak bisa
sembarangan melakukan proses recruitment. Kamu harus bisa menemukan karyawan yang
memiliki keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan saat itu. Saat usaha yang kamu bangun
masih tergolong kecil, kamu bisa merekrut karyawan yang bisa berperan banyak hal. Namun,
jika sudah berkembang semakin besar, maka divisi yang dibutuhkan juga akan semakin
banyak, seperti bagian produksi, keuangan, pemasaran, dan yang llainnya

10. Lakukan promosi dan pemasaran secara efektif

Promosi dan pemasaran berfungsi untuk menarik pelanggan agar mau membeli produk atau
jasa yang kamu tawarkan. Untuk bisnis yang tergolong baru, mungkin kamu harus mencoba
banyak channel dan saluran pemasaran terlebih dahulu. Tujuannya, untuk memastikan channel
dan saluran mana yang efektif dan bisa kamu gunakan sebagai media pemasaran. Setelah itu,
kamu bisa membuat perencanaan pemasaran yang lebih kompleks. Cari ide-ide baru dan segar
yang bisa membuat produk atau layanan kamu lebih dikenal publik. Pastikan budget pemasaran
yang kamu gunakan tidak terbuang percuma. Lakukan analisa dan evaluasi kembali,
bandingkan biaya pemasaran yang kamu keluarkan dengan return atau omzet yang didapat
selama pemasaran berlangsung.

F. Berfikir secara kreatif dan inovatif dalam berwirausaha:

Arti dari kata ‘kreatif’ sendiri adalah menciptakan sesuatu yang berbeda dari yang lain,
atau menghubungkan hal-hal yang tadinya tidak berhubungan. Sedangkan arti dari kata
‘inovatif’ adalah menciptakan sesuatu yang belum pernah ada menjadi ada atau menciptakan
sesuatu yang sama sekali berbeda. Hal-hal itulah yang sejatinya diperlukan para wirausahawan.
Yang dimaksud dengan wirausahawan adalah pengusaha, tetapi tidak semua pengusaha adalah
wirausahawan. Wirausahawan adalah pionir dalam bisnis, inovator, penanggung resiko yang
mempunyai penglihatan visi ke depan dan memiliki keunggulan dalam berprestasi di bidang
usaha. Fungsi kreativitas dalam proses inovasi merupakan pembangkitan ide yang
menghasilkan penyempurnaan efektivitas dan efisiensi pada suatu sistem.

Ada dua aspek penting pada kreatifitas yaitu proses dan manusia. Proses yang
berorentasi tujuan, yang di desain untuk mencapai solusi suatu permasalahan. Sedangkan
manusia merupakan sumber daya yang menentukan solusi. Proses tetap sama, namun
pendekatan yang digunakan dapat bervariasi. Antara wirausahawan yang satu dan yang lainnya
pastilah melakukan cara atau strategi yang berbeda-beda dalam membangun bisnisnya. Cara
atau strategi inilah yang menentukan hasil akhir yang dihasilkan. Semakin kreatif orang
tersebut menggunakan peluang yang ada, maka semakin baik pula hasil dari bisnis yang mereka
jalankan. Namun memang dalam berpikir kreatif tidaklah semudah yang dibayangkan. Bagi
anak-anak mungkin kreatifitas masih sangat luas karena pemikiran mereka masih dibebaskan.
Tetapi semakin bertambah dewasanya seseorang, kreatifitas seakan-akan telah dikotak-
kotakkan dan hal ini menjadi hambatan untuk seseorang berpikir kreatif. Hambatan tersebut
bisa berasal dari banyak hal dan faktor, seperti tidak berusaha menentang kenyataan atau
menerima apa adanya, misalnya orang tersebut terpaku dengan apa yang telah mereka alami
selama ini, tidak mau keluar dari batasan-batasan yang ada sebelumnya, dan terpaku pada
peraturan-peraturan yang telah membelenggu. Atau hambatan lainnya yakni takut dianggap
aneh atau bodoh. Orang tersebut menjadi tidak berani mengeluarkan ide atau pendapat yang
sebenarnya sudah dipikirkan dan ada dalam benak pikirannya, dan orang tersebut juga tidak
percaya diri bahwa ide yang ada dalam pikirannya adalah ide yang sesungguhnya memang
benar. Hambatan-hambatan tersebut hendaknya diminimalisir atau justru dihilangkan karena
dalam berwirausaha, kreatifitas sangatlah dibutuhkan dan jangan sampai hambatan menjadi
permasalahan yang membuat ide kreatif kita tidak berkembang. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa kreatifitas wirausaha merupakan kemampuan seseorang untuk menuangkan ide dan
gagasan melalui berfikir kreatif menciptakan sesuatu yang menuntut pemusatan, perhatian,
kemauan, kerja keras dan ketekunan. Selain kreatif, hal lain yang diperlukan dalam
berwirausaha adalah inovatif. Dengan inovasi, wirausahawan menciptakan baik sumber daya
produksi baru maupun pengelolahan sumber daya yang ada dengan peningkatan nilai potensi
untuk menciptakan sesuatu yang tidak ada menjadi ada.

Cara mengembangkan inovasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, yang pertama
adalah wirausahawan tersebut harus mengenali hubungan. Banyak penemuan dan inovasi lahir
sebagai cara pandang terhadap suatu hubungan baru dan berbeda antara objek, proses, bahan,
teknologi dan orang. Untuk membantu kreatifitas, kita dapat melakukan cara pandang kita
terhadap hubungan kita dengan lingkungan alam sekitar. Orang yang kreatif akan memiliki
hubungan intuisi tertentu untuk dapat mengembangkan dan mengenali hubungan yang baru.
Selain itu untuk dapat melakukan kreativitas agar dapat berimajinasi yang inovatif gunakanlah
otak bagian kanan, sedangkan otak bagian kiri digunakan untuk bekerja. Proses kreativitas
yang inovatif meliputi pemikiran logis dan analitis terhadap pengetahuan, evaluasi dan tahap
implementasi. Jadi bila kita ingin lebih kreatif, kita harus melatih dan mengembangkan
kemampuan kedua otak kita tersebut. Dan yang terakhir, untuk menjadi seorang yang kreatif
dan inovatif dalam berwirausaha, maka kita harus selalu berfikir positif agar dapat menjadi
orang yang sukses.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kewirausahaan adalah suatu kemampuan kreatif dan inovatif dalam menciptakan


sesuatu yang baru dan berbeda yang dijadikan dasar, kiat dalam usaha atau perbaikan hidup.
Hakikat dasar dari kewirausahaan adalah kreativitas dan keinovasian. Kreativitas adalah
berfikir sesuatu yang baru dan keinovasian adalah berbuat sesuatu yang baru. Ada beberapa
alas an mengapa seseorang berminat berwirausaha yaitu alas an keuangan,alas an social, alasan
pelayanan dan alasan memenuhi diri.

Cara mengembangkan inovasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, yang pertama
adalah wirausahawan tersebut harus mengenali hubungan. Banyak penemuan dan inovasi lahir
sebagai cara pandang terhadap suatu hubungan baru dan berbeda antara objek, proses, bahan,
teknologi dan orang. Untuk membantu kreatifitas, kita dapat melakukan cara pandang kita
terhadap hubungan kita dengan lingkungan alam sekitar. Orang yang kreatif akan memiliki
hubungan intuisi tertentu untuk dapat mengembangkan dan mengenali hubungan yang baru.
Selain itu untuk dapat melakukan kreativitas agar dapat berimajinasi yang inovatif gunakanlah
otak bagian kanan, sedangkan otak bagian kiri digunakan untuk bekerja.

B. Saran

Sebagai seorang mahasiswa kita harus mengembangkan sifat kreatif dan inovatif dalam
berwirausaha karena kita adalah generasi penerus bangsa. Dalam Penulisan makalah ini kami
menyadari bahwa penulisan masih dari kata sempurna, kedepanya kami akan lebih berhati-hati
dalam menjelaskan tentang makalah dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan dapat lebih
dipertanggung jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA

Hendro.2011. Dasar-dasar Kewirausahaa, Jakarta : Penerbit Erlangga

Kasali Rhenald. 2010. Modul Kewirausahaan. Jakarta Selatan : PT Mizan Publika.

https://mitra.bukalapak.com/artikel/langkah-langkah-untuk-menjadi-wirausahawan-yang-
sukses-116622

https://ejournal.uksw.edu/jeb/article/download/318/pdf#:~:text=Jiwa%20Kewirausahaan%20
(Nasution%202007%3B%20Suryana,jawab%2C%2010.%20Human%20relationship.

https://ejournal.uksw.edu/jeb/article/download/318/pdf#:~:text=Jiwa%20Kewirausahaan%20
(Nasution%202007%3B%20Suryana,jawab%2C%2010.%20Human%20relationship.

https://binus.ac.id/entrepreneur/2019/07/04/proses-kewirausahaan/

https://bbs.binus.ac.id/business-creation/2018/04/kreatif-dan-inovatif-dalam-berwirausaha/

Anda mungkin juga menyukai