Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KONSEP-KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN YANG


BERLANDASAN NILAI-NILAI KEISLAMAN

Ditujukan memenuhi salah satu tugas mata kuliah yang diampu

Oleh:

Fitriani, S.Pd., M.Pd

Oleh :

1. Andini Rahman (226910109)


2. Raudhatul Jannah (226910066)
3. Ria Yunita (226910039)
4. Ruri Darmayani Putri (226910024)
5. Siti Laida Hasna Nabilah (226910054)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

2023
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Puji syukur atas kehadiran Allah
SWT yang mana telah memberikan kita kesehatan, nikmat serta berkahnya dan saya dapat
menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “Konsep-konsep dasar kewirausahaan yang
berlandasan nilai-nilai keislaman” terselesaikan tepat pada waktunya.

Tujuan dari penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah dasar-dasar
kewirausahaan serta menambah wawasan yang dibimbing oleh ibuk Fitriani, S.Pd., M.Pd
selaku dosen Dasar-dasar kewirausahaan yang telah memberikan tugas ini. Saya
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan telah memberikan
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu
sangat diharapkan bagi pembaca untuk menyampaikan saran atau kritik yang bersifat
membangun demi tercapainya makalah yang lebih baik untuk selanjutnya.

Pekanbaru, 05 Maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................... 1

1.3 Tujuan Masalah ....................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 3

2.1 Pengertian Dasar Kewirausahaan............................................................................................ 3

2.2 Maksud Dan Tujuan Kewirausahaan ...................................................................................... 4

2.3 Membangun Mental Dan Jiwa Wirausahawan Muslim .......................................................... 5

2.4 Pendidikan Dan Pelatihan Menjadi Wirausaha ....................................................................... 8

2.4.1 Langkah-langkah Menjadi Wirausaha ................................................................................ 8

2.5 Bagaimana Cara Menangkap Peluang Bisnis ......................................................................... 9

2.6 Bagaiman Cara Berfikir Dan Bertindak Kreatif Serta Inovatif ............................................. 10

BAB III KESIMPULAN....................................................................................................................... 11

3.1 Kesimpulan ........................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tidak ada bangsa yang sejahtera dan dihargai bangsa lain tanpa kemajuan
ekonomi. Kemajuan ekonomi akan dapat dicapai jika ada spirit kewirausahaan, yang
kuat dari warga bangsanya. China baik dijadikan contoh konkret dan paling dekat.
Setelah menggelar pesta akbar olimpiade 2008 yang mencengangkan banyak orang
beberapa waktu lalu, mereka kembali membuat dunia berdecak dengan kesuksesan
astronotnya berjalan-jalan di angkasa luar. Dan kini, dunia menantikan china turun
tangan membantu mengatasi krisi keuangan global. Tanpa kemajuan ekonomi, tentu
semua itu tak mungkin dilakukan.

China, korea selatan, dan india semakin berjaya mengibarkan produk-


produknya sebagai bendera nasionalnya di pentas global. Bisnis korporasi
multinasional terus menggurita di tanah air, sementara pengusaha dan korporasi
nasional belum juga memiliki satu pun produk bermerek global, kecuali terkenal
sebatas pemasok komoditas primer bernilai tambah rendah.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apakah Pengertian Dasar Kewirausahaan?
b. Bagaimana Maksud Dan Tujuan Kewirausahaan?
c. Bagaimana Membangun Mental Dan Jiwa Wirausaha Muslim?
d. Bagaimana Pendidikan Dan Pelatihan Menjai Wirausaha?
e. Bagaimana Langkah-langkah Menjadi Wirausaha?
f. Bagaimana Cara Menangkap Peluang Bisnis?
g. Bagaimana Berfikir Dan Bertindak Kreatif Dan Inovatif?

1.3 Tujuan Masalah


a. Untuk Mengetahui Pengertian Dasar Tentang Kewirausahaan
b. Untuk Mengetahui Maksud Dan Tujuan Kewirausahaan

1
c. Untuk Mengetahu Membangun Mental Dan Jiwa Wirausaha Muslim
d. Untuk Mengetahui Pendidikan Dan Pelatihan Menjadi Wirausaha
e. Untuk Mengetahui Langkah-langkah Menjadi Wirausaha
f. Untuk Mengetahui cara menangkap peluang bisnis
g. Untuk Mengetahui Berfikir Dan Bertindak Kreatif Dan Inovatif

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Dasar Kewirausahaan


Istilah wirausaha merupakan terjemahan dari kata entrepreneur (bahasa Perancis),
yang diterjemahkan dalam bahasa Inggris dengan arti between taker atau go-between,
yaitu orang yang berani bertindak mengambil peluang.
Kasmir dalam bukunya mendefinisikan wirausahawan (entrepreneur) adalah
orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai
kesempatan. Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani
memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak
pasti.
Kewirausahaan adalah disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan,
dari perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh
peluang dengan berbagai resiko yang mungkin dihadapinya.

Dalam konteks bisnis, menururt Thomas W. Zimmerer (1996), kewirausahaan


adalah hasil dari suatu disiplin serta proses sistematis penerapan kreativitas dan
inovasi dalam memenuhi kebutuhan dan peluang di pasar.

Menurut Robert D. Hisrich et al. kewirausahaan adalah suatu proses dinamis atas
penciptaan tambahan kekayaan. Kekayaan diciptakan oleh individu yang berani
mengambil resiko utama dengan syarat-syarat yang wajar, waktu dan atau komitmen
karier atau penyediaan nilai untuk berbagai barang dan jasa. Produk dan jasa tersebut
tidak atau mungkin baru atau unik, tetapi nilai tersebut bagaimanapun juga harus
dipompa oleh usahawan dengan penerimaan dan penempatan kebutuhan keterampilan
dan sumber-sumber daya.
Menurut Instruksi Presiden RI No. 4 Tahun 1 995: “Kewirausahaan adalah
semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan

3
memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih
besar.”
Hakikat kewirausahaan adalah ilmu, seni maupun perilaku, sifat, ciri dan watak
seseorang yang memiliki kemampuan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam
dunia nyata secara kreatif (create new & different). Berpikir sesuatu yang baru
(kreativitas) dan bertindak melakukan sesuatu yang baru (keinovasian) guna
menciptakan nilai tambah (value added) agar mampu bersaing dengan tujuan
menciptakan kemakmuran individu dan masyarakat. Karya dari wirausaha dibangun
berkelanjutan, dilembagakan agar kelak dapat tetap berjalan dengan efektif di tangan
orang lain.

2.2 Maksud Dan Tujuan Kewirausahaan


Dalam wacana teoritis, jiwa kewirausahaan tersebut akan mempengaruhi perilaku
orang lain, sebab kepemimpinan guru merupakan fenomenanya dalam mempengaruhi
murid. Perilaku kepemimpinan yang berkualitas bagi guru ditunjukkan dengan
deskripsi karakteristik pribadi guru yang memiliki:

a. Kematangan social

b. Kecerdasan

c. Kebutuhan untuk berprestasi

d. Sikap dalam hubungan kemanusiaan

Wujud dari perilakuperilaku tersebut pada kenyataannya cenderung membentuk


karakteristik kepribadian yang khas atau perilaku dominan yang diperlihatkan dalam
konteks interaksi dengan para muridnya. Kecenderungan perilaku tersebut menjadi
prototype perilaku yang sering disebut gaya kepemimpinan guru.

Secara formal, guru adalah seorang “pemimpin” bagi segala kegiatan yang harus
dilakukan oleh murid-muridnya. Dengan demikian, upaya pencapaian tujuan
pembelajaran banyak dipengaruhi oleh keterampilanketerampilan (skills), wawasan
(vision), dan jiwa (spirit) yang dimiliki oleh para guru dalam melaksanakan tugas-
tugas pembelajaran. Apabila para guru memiliki ketiga kemampuan tadi dalam bidang

4
kewirausahaan, sangat dimungkinkan proses pembelajaran memiliki efektivitas
yang tinggi

Fungsi guru sebagai pemimpin pendidikan yang paling pokok adalah sebagai
manajer pembaharu pembelajaran melalui proses-proses transformasi budaya belajar
dan bekerja. Proses transformasi budaya tersebut hanya dapat berlangsung oleh orang-
orang yang berjiwa entrepreneur. Sebagai suatu lembaga pendidikan, sekolah
merupakan unit organisasi formal yang memiliki struktur organisasi tersendiri, dengan
tata kerja dan personil khusus yang terlibat di dalamnya. Guru merupakan pemimpin
yang bertanggung jawab dalam pengaturan dan pengelolaan segala aktivitas
pembelajaran, sehingga tujuan-tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif.

Salah satu manfaat bagi anda dalam meningkatkan jiwa entrepreneur ialah dapat
membentuk citra anda sebagai guru yang kharismatis. Jiwa entrepreneur dapat
ditularkan melalui proses kepemimpinan transformasional, karena proses ini
memfokuskan secara khusus pada penciptaan dan pemeliharaan dari sebuah
perubahan. Perubahan seperti itu dibutuhkan ketika organisasi mengantisipasi
ancaman baru atau sedang menghadapi ancaman. Oleh karena itu, penanaman jiwa
kewirausahaan sangat relevan dengan kondisi bangsa yang sedang mengalami
keterpurukkan di berbagai sektor.

Guru yang berjiwa entrepreneur juga mencoba untuk menciptakan hubungan


istimewa dengan masing-masing muridnya. Kepemimpinan entrepreneur mencoba
untuk menyediakan stimulasi intelektual dengan menantang orang-orang yang
dipimpinnya untuk berpikir dalam suatu cara yang benar-benar baru. Meskipun
perilaku jelas merupakan hal yang penting, kepemimpinan entrepreneur juga dapat
dipandang sebagai sebuah proses, baik dalam transaksional maupun tranformasional.

2.3 Membangun Mental Dan Jiwa Wirausahawan Muslim


Seorang wirausaha yaitu orang yang melaksanakan proses penciptaan sesuatu
yang baru (kreatif), kesejahteraan/kekayaan dan nilai tambah melalui gagasan,
memadukan sumber daya (visi) dan aspek peluang. Wirausaha merupakan pelaku dari
kewirausahaan, yaitu orangorang yang memiliki kreativitas dan inovatif sehingga

5
mampu menggali dan menemukan peluang dan mewujudkan menjadi usaha yang
menghasilkan nilai/laba. Kegiatan menemukan sampai mewujudkan peluang menjadi
usaha yang menghasilkan disebut proses kewirausahaan. Kegiatan wirausaha adalah
menciptakan barang jasa baru, proses produksi baru, organisasi (manajemen) baru,
bahan baku baru, pasar baru. Hasilhasil dari kegiatan-kegiatan wirausaha tersebut
menciptakan nilai atau laba bagi perusahaan. Kemampuan menciptakan nilai tersebut
karena seseorang memiliki sifat-sifat kreatif dan inovatif.

Ciri dan watak kewirausahaan menurut Gooffrey G. Meredith adalah sebagai


berikut:

a. Percaya diri, Percaya diri merupakan sikap dan keyakinan untuk memulai,
melakukan dan menyelesaikan tugas atau pekerjaan yang dihadapi. Tidak
ketergantungan, individualistis dan selalu optimis.
b. Berorientasi pada tugas. Seorang wirasusahawan harus fokus pada tugas dan
hasil. Apa yang dilakukan wirausahawan merupakan usaha untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan. Keberhasilan pencapaian tugas tersebut, sangat
ditentukan pula oleh motivasi berprestasi, berorientasi pada keuntungan, kerja
keras, serta berinisiatif.
c. Berani mengambil resiko. Resiko usaha pasti ada, tidak ada jaminan suatu usaha
akan untung atau sukses terus-menerus. Oleh sebab itu, untuk memperkecil
kegagalan usaha maka seorang wirausahawan harus mengetahui peluang
kegagalan (dimana sumber kegagalan dan seberapa besar peluang terjadinya
kegagalan). Dengan mengetahui sumber kegagalan, maka kita dapat
meminimalisir terjadinya resiko.
d. Wirausahawan yang berhasil ditentukan oleh kemampuan dalam memimpin.
Memberikan suri tauladan, berfikir positif, dan memiliki kecakapan untuk bergaul
merupakan hal-hal yang sangat diperlukan dalam berwirausaha.
e. Sifat orisinil ini tentu tidak selalu ada pada diri seseorang. Keorisinilan atau
keunikan dari suatu barang atau jasa merupakan hasil inovasi dan kreativitas yang
ditetapkan, mereka harus bertindak dengan cara yang baru. Intinya kewirausahaan
harus mampu menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.

6
Kewirausahaan dan Perdagang dalam pandangan islam merupakan aspek
kehidupan yang dikelompokkan kedalam masalah mu’amalah, yaitu masalah yang
berkenaan dengan hubungan yang bersifat horizontal antar manusia dan tetap akan di
pertanggungjawabkan kelak di akhirat. Manusia diperintahkan untuk memakmurkan
bumi dan membawanya ke arah yang lebih baik serta diperintahkan untuk berusaha
mencari rizki. Semangat kewirausahaan diantaranya terdapat dalam QS. Hud:61,
QS.Al-Mulk:15 dan QS.Al-Jumuh:10, dimana manusia diperintahkan untuk
memakmurkan bumi dan membawanya ke arah yang lebih baik serta diperintahkan
untuk berusaha mencari rizki.
Semangat kewirausahaan terdapat dalam Al-Qur’an yang akan diuraikan sebagai
berikut, QS.Hud:61, yang artinya :

“Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu Dan kepada
Tsamud (Kami utus) saudara mereka shaleh. shaleh berkata: “Hai kaumku,
sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah
menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu
mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku
amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya).”

Perjalanan bisnis Rosulullah selama bertahun-tahun memberikan hikmah tentang


bagaimana unsur-unsur manajemen usaha Rosulullah SAW. Bahkan dalam aktifitas
penggembalaan kambing yang dilakukan oleh Rosulullah terdapat nilai-nilai luhur
yang terkandung yaitu: pendidikan rohani, latihan merasakan kasih sayang kepada
kaum lemah, serta kemampuan mengendalikan pekerjaan berat dan besar. Antonio
(2007) mengungkapkan hikmah dari kegiatan menggembala kambing terhadap unsur-
unsur manajemen adalah sebagai berikut:

a. Pathfinding (mencari) Mencari padang gembalaan yang subur,


b. Directing (mengarahkan) Mencari padang gembalaan yang subur,
c. Controlling (mengawasi) kambing Agar tidak tersesat atau terpisah dari
kelompok,
d. Protecting (melindungi) kambing gembalaan Dari hewan pemangsa dan pencuri,
e. Reflecting (perenungan) Alam, manusia dan Tuhan

7
2.4 Pendidikan Dan Pelatihan Menjadi Wirausaha
Malcolm Tight, dalam bukunya Key Concept in Adult Education and Training
2nd Edition, menyatakan bahwa pelatihan lebih diasosiasikan pada mempersiapkan
seseorang dalam melaksanakan suatu peran atau tugas, biasanya dalam dunia kerja.
Namun demikian, pelatihan bisa juga dilihat sebagai elemen khusus atau keluaran dari
suatu proses pendidikan yang lebih umum. Peter mengemukakan: ”konsep pelatihan
bisa diterapkan ketika;

a. ada sejumlah jenis keterampilan yang harus dikuasai,


b. latihan diperlukan untuk menguasai keterampilan tersebut
c. hanya diperlukan sedikit penekanan pada teori

Definisi di atas memberikan penekanan pada ”penguasaan’ tugas atau peran, dan
pada kebutuhan untuk melakukan pengulangan latihan hingga bisa melakukannya
sendiri, dan juga menunjukkan bahwa tindakan yang dilakukan relatif spontan dan
tanpa dimotivasi pengetahuan dan pemahaman.

Definisi lainnya menekankan pada tempat dilaksanakannya, seperti yang


diungkapkan oleh Goldstein and Gressner (1988), dimana pelatihan sebagai usaha
sistematis untuk menguasai keterampilan, peraturan, konsep, atau pun cara berperilaku
yang berdampak pada peningkatan kinerja. Misalnya, untuk pelatihan suatu jabatan
kerja, setting pelatihan diusahakan semirip mungkin dengan lingkungan kerja yang
sebenarnya. Contoh lainnya, pelatihan juga bisa dilakukan di tempat yang sangat
berbeda dengan lingkungan kerja yang sebenarnya, misalnya di ruang kelas.

2.4.1 Langkah-langkah Menjadi Wirausaha


Seorang wirausahawan harus mempunyai rencana yang matang mengenai
perencanaan nya. Rencana tersebut mencakup;Business apa yang dimiliki, Memulai
sendiri tau membeli suatu perusahaan yang ada;mengetahui apa dan dimana pasar
untuk produk atau servisnya. Memulai suatu tidaklah mudah karena banyak tantangan-
tantangan yang harus dihadapi. Untuk suksesnya suatu permulaan kita memerlukan :

a. Adanya peluang usaha yang sangat solid


b. Memiliki keahlian dan kemampuan dalam bidang yang akan ditekuninya.

8
c. Pendekatan yang benar dalam menjalankan usaha, dan
d. Memiliki dana yang cukup untuk memulai dan mengoperasikan usaha tersebut
hingga dapat berdiri sendiri

Dalam memulai usaha baru kita harus mempelajari situasi pasar maupun keadaan
industri yang akan dimasuki. Keadaan pasar tersebut mungkin telah dipenuhi oleh
para pesaing lainnya sehingga tidak mudah untuk dimasuki, mungkin juga pasar yang
dituju tersebut telah jenuh. Era orientasi produksi dan orientasi pemasaran tampaknya
akan segera berlalu memasuki era baru yaitu era persaingan (competition era). Untuk
itu perlu sekali menganalisis situasi kekuatan-kekuatan pesaing yang adadi pasar
dengan cermat.

2.5 Bagaimana Cara Menangkap Peluang Bisnis


Entrepreneur dalam dunia bisnis telah banyak dijadikan pilihan bagi sebagian
besar pelaku bisnis. Entrepreneur telah dianggap memiliki kemampuan untuk mandiri
dan berhasil, dan bahkan memberikan peluang kerja bagi orang lain. Dengan
berentrepreneur, tidak saja memungkinkan orang dapat melakukan sesuatu yang
sesuai dengan apa yang mereka inginkan, namun di samping itu juga, berentrepreneur
akan mendapatkan kebebasan keuangan dan waktu yang cukup untuk melakukan
berbagai kegiatan yang mereka sukai bersama teman-teman dan keluarganya.

Memang, memulai bisnis tidak semudah yang dibayangkan. Tidak sedikit orang
yang tidak kunjung melangkah karena begitu banyak pertanyaan yang belum terjawab,
bahkan keraguan sehingga membuat banyak orang menghabiskan waktu untuk
merenung tanpa melakukan apa-apa. Banyak pula orang yang tidak segera memulai
bisnis, meski sudah mekualitasskan untuk menjadi pengusaha, karena selalu dibayang-
bayangi oleh ketakutan: takut gagal dan hanya membayangkan kemudahan saja.
Sebenarnya, di dalam dunia bisnis, kesuksesan dan kegagalan adalah hal yang sudah
lumrah. Masalahnya apakah mereka sanggup mengatasi kegagalan untuk bangkit
kembali mengejar keberhasilan. Itulah sebetulnya tantangan para entrepreneur dalam
bisnis.

9
Ada karakter-karakter yang paling dibutuhkan untuk mendukung munculnya
seorang wirausaha yang berpeluang sukses dan mampu menangkap peluang bisnis
dengan tepat, yaitu:

a. Daya gerak (drive), seperti inisitaif, semangat, tanggung-jawab, ketekunan dan


kesehatan.
b. Kemampuan berpikir (thinking ability), seperti gagasan asli, kreatif, kritis dan
analitis.
c. Kemampuan membina relasi (competency in human relation), seperti mudah
bergaul (sociability), mempunyai tingkat emosi yang stabil (EQ tinggi), ramah,
suka membantu (cheer fullness), kerja sama, penuh pertimbangan (consideration),
dan bijaksana (tactfulness).
d. Mampu menyampaikan gagasannya (communication skills), seperti terbuka dan
dapat menyampaikan pesan secara lisan (bicara) atau tulisan (memo).
e. Keahlian khusus (technical knowledge), seperti menguasai proses produksi atau
pelayanan yang dibidanginya, dan tahu dari mana mendapatkan informasi yang
diperlukan.

2.6 Bagaiman Cara Berfikir Dan Bertindak Kreatif Serta Inovatif


Apakah kunci sukses dari para wirausahawan itu? Inilah tabir rahasianya yang
terdiri dari tiga unsur utama, yaitu:

a. Motivasi, yaitu keinginan menjadi sosok yang berguna bagi masyarakat melalui
prestasi kerja sebagai wirausaha.
b. Pengetahuan, yaitu keinginan belajar terus agar tidak menjadi usang dalam
perubahan situasi persaingan usaha.
c. Menjalani, yaitu keinginan berhasil yang didukung dengan perencanaan matang
yang dipersiapkan secara realistis sesuai dengan kebutuhan menghadapi
persaingan dan kemampuan melaksanakannya.
d. Rahasia itulah rupanya yang mengaktifkan kemampuan diri seorang yang
berminat menjadi wirausaha tangguh yang mampu berfikir dan bertindak kreatif
dani novatif

10
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Seorang entrepreneur akan mengarahkan usahanya untuk mencapai potensi
keuntungan dan dengan demikian mereka mengetahui apa yang mungkin atau tidak
mungkin mereka lakukan. Jadi artinya seorang entrepreneur itu harus selalu
mengetahui pengetahuan (atau informasi) baru (dimana orang banyak belum
mengetahuinya). Dan pengetahuan atau informasi baru tersebut dimanfaatkan untuk
memperoleh keuntungan. Bukankah dengan inovasi juga kita bisa mendapatkan
pengetahuan, informasi, bahkan teknologi baru?

Ketika dunia dipenuhi ketidakpastian, proses tersebut kadang mengalami sukses


dan gagal. Namun seorang entrepreneur selalu berusaha memperbaiki kesalahannya.
Jadi, jangan heran kalau orang tua kita atau guru-guru kita selalu mengatakan bahwa
”kegagalan itu adalah sukses yang tertunda”, “Belajarlah dari kesalahan”, atau “Hanya
keledai lah yang terperosok dua kali”.

11
DAFTAR PUSTAKA

Mutis, T. (1995), Kewirausahaan yang Berproses. Jakarta: Grasindo

Yusuf, Nasrullah. (2006), Wirausaha dan Usaha Kecil, Jakarta; Modul PTKPNF Depdiknas.

Anoraga, P., dan Soegiastuti, J. (1996), Pengantar Bisnis Modern; Kajian Dasar Manajemen
Perusahaan, Jakarta: Pustaka Jaya

Drucker, Peter.F. 1986. Innovation and Etrepreneurship. London: Heinemann. Edisi


Indonesia. Jakarta : Gramedia.

12

Anda mungkin juga menyukai